Laporan Praktikum Indera Pembau Dan Pengecap
Laporan Praktikum Indera Pembau Dan Pengecap
MAMALIA
Nama Kelompok :
1. Agustina Mirawati 14030244006
2. Capriati Annisa Bening 14030244019
3. Radhin Fatharani 14030244035
4. Eko Septiono 14030244036
JURUSAN BIOLOGI
2016
A. Judul
B. Tujuan
INDERA PENGECAP
Gambar 1. Lidah
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran
yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada parit-
parit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di
permukaan papila berbentuk benang.
Gambar 2. Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya
Kelainan yang terjadi pada indera pengecap atau lidah antara lain adalah glotes.
Glotes merupakan peradangan pada lidah yang terjadi akibat adanya infeksi pada
gigi dengan gejala adanya lender yang menutupi lidah.
Zat kimia dalam bentuk larutan yang sampai ke puting pengecap di lidah,
menyebabkan terjadinya depolarisasi yaitu masuknya Na+ dan keluarnya K+ dari
sel reseptor. Depolarisasi berlanjut menyebabkan terbentuknya potensial aksi
yang dihantarkan oleh saraf sensoris dalam bentuk impuls listrik ke otak untuk
diolah sehingga timbul sensasi rasa.
kombinasi dari rasa-rasa ini berhubungan dengan tekstur, temperatur, bau busuk
dan sensasi dari “sense” kimia umum yang memproduksi sebuah rasa. Ini adalah
rasa yang membuat kita tahu apakah benda yang kita makan adalah kacang atau
kaviar. Banyak rasa dikenal melalui indera penciuman. Apabila anda
memegang/menekan hidung anda selagi memakan cokelat, contohnya, anda akan
mendapatkan masalah dalam mengidentifikasi rasa cokelat itu, walaupun anda
dapat membedakan kemanisan dan kepahitan makanan. Ini karena rasa yang tidak
asing lagi dari cokelat diinderai secara luas oleh odor. Jadi sebagai rasa yang
dikenal dari kopi, inilah sebabnya mengapa seseorang yang berharap dapat
menikmati sepenuhnya sebuah rasa yang lezat ( contoh : seorang koki ahli
mencicipi kreasinya sendiri) akan menghirup melalui hidungnya setelah beberapa
kali menelan.
Sel-sel penciuman dan pengecapan adalah satu-satunya sel yang ada di sistem
syaraf yang dapat digantikan pada saat mereka mulai menua atau rusak. Ilmuwan
meneliti fenomena ini sembari mempelajari cara untuk menggantikan sel syaraf
lain yang juga rusak.
INDERA PEMBAU
Antara indra pengecap dan pembau terdapat hubungan yang erat. Indera pencium
menerima rangsang berupa gas, sedangkan indera pengecap berupa cairan. Hanya
ada dua sel reseptor yang dapat dibedakan dalam epitel olfaktori. Masakan atau
bahan yang lain dapat dirasakan kenikmatanya karena adanya kerjasama antara
alat pengecap dan pembau. Apabila salah satu alat itu terganggu, maka
kenikmatanya berkurang. Sebagai contoh, orang yang terkena flu (pilek) kurang
dapat merasakan kenikmatan masakan karena ujung-ujung saraf pembau
terganggu.
Gas yang masuk ke dalam hidung larut dalam lendir hidung di bagian atas rongga
hidung. Gas ini akan merangsang ujung saraf pembau dan menyebabkan
terjadinya depolarisasi yaitu Na+ masuk dan K+ keluar dari reseptor (ujung saraf).
Depolarisasi dapat menyebabkan terjadinya potensial aksi dan dihantarkan dalam
bentuk impuls ke otak untuk diolah.
1. Bahan
E. Cara Kerja
1. Indera Pembau
f. Setelah itu posisi syringe diarahkan ke atas dan disuruh menghirup lagi.
g. Tanyakan bau apa yang dibaunya dan mana yang lebih bau pada posisi
pertama atau posisi kedua. Bandingkan dan catat hasilnya.
i. Tutup lubang hidung yang satu dengan kapas dan satu tetap terbuka.
l. Ulangi hal ini berkali-kali sampai tidak lagi membau bahan tersebut.
2. Indera Pengecap
a. Sebelum percobaan dimulai, bersihkan dulu gusi dan lidah dari sisa-sisa
makanan dengan berkumur. Kemudian bersihkan lidah dengan
tissue/kapas agar tidak basah oleh air ludah.
b. Tuangkan cairan pada cawan petri dan rendam cotton bud pada tiap tiap
larutan.
f. Ulangi percobaan ini dengan cotton bud yang lain sesuai urutannya.
Tanyakan : Apakah pada daerah yang disentuh dirasakan rasa larutan
tertentu (sesuai/tidak dengan macam larutan yang dicobakan).
g. Bila jawaban praktikan sesuai dengan larutan yang dicobakan, maka pada
gambar lidah diberi tanda (+) dan bila tidak sesuai diberi tanda (-).
h. Ulang percobaan ini pada orang lain dengan cotton bud yang berbeda.
Kemudian bandingkan hasilnya.
e. Catat hasilnya, tanda + untuk kotak yang merasakan dan tanda – untuk
kotak yang tidak merasakan.
f. Ulangi percobaan untuk tangan bagian ventral pada praktikan yang sama.
b. Analisis Data
c. Pembahasan
Berdasarkan analisa data diatas dapat di ketahui bahwa reseptor pembau
sangat peka/ sensitive terhadap berbagai stimulus berupa minyak tawon, minyak
kayu putih, minyak mentol dan parfum. Reseptor pembau ini terletak pada langit-
langit rongga hidung, yaitu epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-
sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel reseptor olfaktori merupakan sel saraf yang
badan selnya terletak di dalam membran olfaktori. Dendrit sel saraf ini menjulur ke
permukaan membran, dengan ujung dendrit besilia disebut rambut olfaktori.
Stimulus reseptor olfaktori berupa gas atau uap suatu zat (pada kegiatan praktikum
ini berupa minyak tawon, minyak kayu putih, minyak menthol dan parfum) jika
mengenai reseptor olfaktori, maka pada reseptor tersebut akan timbul impuls yang
diteruskan ke pusat pembau di otak melalui saraf pembau (saraf olfaktori).
Bau yang paling tajam tercium oleh reseptor olfaktori ialah dengan 2 lubang
hidung dan pada posisi syringe tegak. Hal ini dikarenakan pada saat rangsangan
berupa minyak tawon, minyak kayu putih, minyak menthol dan parfum mengenai
reseptor olfaktori tidak mengalami hambatan dengan 1 lubang hidung di tutup,
maka impuls akan mudah diteruskan ke pusat pembau di otak melalui saraf pembau
yaitu saraf olfaktori. Akibatnya, saraf olfaktori di otak akan memberikan jawaban
terhadap bau tersebut sehingga praktikan dapat mengetahui bahwa bau tersebut
adalah bau parfum, minyak tawon, minyak menthol atau minyak kayu putih. Dari ke
empat bahan, bau yang paling tajam tercium oleh praktikan ialah minyak angin. Hal
ini dikarenakan minyak angin berbau menyengat dan sangat tajam dibandingkan
ketiga bau lainnya, bau menyengat tersebut lebih sukar hilang dan membutuhkan
waktu yang lebih lama sampai indera pembau praktikan tidak dapat membau
minyak angin. Parfum memiliki waktu OFT yang singkat karena alkohol yang
terkandung di dalamnya memudahkanya untuk menguap.
Adapun waktu yang diperlukan praktikan sampai tidak dapat membau lagi
(OFT) lebih besar dibanding waktu yang diperlukan praktikan sampai dapat
membau kembali (ORT). Hal ini disebabkan karena stimulus yang diberikan berupa
minyak tawon, minyak kayu putih, minyak menthol dan parfum sudah diterima oleh
saraf olfaktori yang ada di otak dan telah memberi respon bahwa bau tersebut
adalah minyak tawon, minyak kayu putih, minyak menthol dan parfum, sehingga
untuk menghilangkan bau tersebut akan butuh waktu yang lebih lama dibandingkan
pada saat mengembalikan bau tersebut untuk dapat mengenalinya lagi.
2.Indera Pengecap
Tabel 2. Indera Pengecap
Bagian Manis Asin Asam Pahit Pedas
Depan + (1 dtk) + (2 dtk) + (4 dtk) + (5 dtk) -
Tepi Depan + (3 dtk) + (1 dtk) + (1 dtk) + (3 dtk) + (1 dtk)
Tepi belakang + (3 dtk) + (2 dtk) + (2 dtk) + (2 dtk) + (1 dtk)
Pangka + (6 dtk) + (4 dtk) + (3 dtk) + (1 dtk) + (3 dtk)
a. Analisis Data
Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan stimulus berupa lima rasa
yang berbeda, yakni asin, asam, pahit, pedas, dan manis pada praktikan diperoleh
daerah penyebaran reseptor rasa yang berbeda. Masing-masing stimulus rasa
diujikan pada keempat titik reseptor papilla lidah dan menghasilkan kecepatan
respon pengecap yang berbeda.
Rasa manis terdeteksi paling cepat yaitu dalam waktu 1 detik pada daerah
lidah bagian depan atau ujung. Rasa asin dirasakan pada sisi tepi depan dalam
waktu 1 detik. Rasa asam terdeteksi dalam waktu 1 detik pada lidah bagian sisi tepi
depan dan sisi tepi belakang. Rasa pahit terdeteksi dalam waktu 1 detik pada bagian
pangkal lidah. Rasa pedas terdeteksi oleh indera pengecap dalam waktu 1 detik di
bagian tepi depan dan tepi belakang lidah, sedangkan pada bagian pangkal
mendeteksi rasa pedas pada detik ketiga.
b. Pembahasan
Berdasarkan analisa di atas didapatkan kesesuaian daerah penyebaran
reseptor rasa manis di ujung lidah, rasa asin di tepi depan dan rasa pahit di pangkal
lidah, sedangkan untuk rasa asam dan rasa pedas kurang sesuai. Alat indera yang
digunakan sebagai pendeteksi reseptor rasa adalah lidah. Pengecap rasa pada lidah
disebut dengan taste buds. Taste buds mengandung pori-pori atau dikenal sebagai
taste pore yang mengandung mikrovili dan membawa sel gustatoris yang akan
distimuli oleh berbagai cairan kimiawi. Mikrovili merupakan reseptor permukaan
bagi rasa. Serabut nervus sensorik dari taste buds pada bagian anterior lidah
menghantarkan impuls ke batang otak melalui chorda tympani (cabang dari nervus
facialis) (Don W, 2002).
Rasa manis yang dirasakan oleh lidah praktikan di bagian ujung dikarenakan
bagian ini merupakan bagian lidah yang sangat peka terhadap rasa manis. Rasa
manis suatu senyawa kimia akan direspon oleh papilla-papilla di ujung lidah. Rasa
manis ditimbulkan dari gugus cincin karbon yang dimiliki oleh kelompok glukosa.
Rangsangan dari senyawa kimia ini kemudian diteruskan dengan cepat ke saraf
pengecapan yang akan diinterpretasikan pada bagian pusat sensasi di otak, sehingga
rasa manis yang diberikan pada ujung lidah membutuhkan waktu 1 detik, paling
cepat bila dibandingkan dengan ketiga bagian reseptor lidah lainnya.
Rasa asin paling peka dirasakan pada bagian lidah tepi depan, sehingga pada
hasil eksperimen didapatkan waktu respon paling cepat terhadap rasa asin pada
bagian lidah tersebut. Rasa asin dibentuk oleh garam terionisasi yang kualitas
rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga
membentuk sensasi rasa lain selain rasa asin. Garam akan menimbulkan rasa ketika
ion natrium (Na+) masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas),
selain itu juga akan masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa.
Pusat sensori rasa asam pada lidah terletak pada bagian tepi belakang lidah,
namun pada praktikum kali ini bagian lidah yang paling cepat menangkap rasa asam
adalah bagian tepi depan dan tepi belakang lidah. Keduanya dapat mendeteksi rasa
asam dalam waktu 1 detik. Ketidakakuratan indera pengecap ini dapat disebabkan
karena rasa asam yang digunakan untuk pengujian memiliki konsentrasi yang tinggi
sehingga ada dua daerah penyebaran reseptor yang peka terhadap rasa asam ini.
Kemungkinan lainnya adalah ketika praktikum, bagian tepi lidah yang diolesi
dengan larutan jeruk nipis berjarak terlalu dekat sehingga larutan jeruk nipis dapat
dirasakan oleh kedua daerah reseptor lidah.
Bagian lidah yang paling peka terhadap rasa pahit adalah daerah pangkal
lidah, hal ini dikarenakan reseptor rasa pada bagian ini berbentuk cekungan
sehingga zat kimia terlarut yang mengandung rasa pahit akan masuk dan sukar
keluar.
Sensasi pedas dapat dirasakan pada semua bagian lidah. Pedas bukanlah
suatu rasa, pedas merupakan suatu sensasi panas dan terbakar yang diterima oleh
ujung saraf lidah yang disebut papilla. Cabai atau makanan yang menyebabkan
sensasi pedas adalah makanan yang mengandung suatu senyawa bernama
capsaicin. Semakin banyak capsaicin yang dimakan, maka sensasi pedas yang
dirasakan juga akan semakin terasa di seluruh bagian lidah.
Capsaicin yang merupakan suatu partikel ini akan berikatan dengan reseptor
yang ada di papilla lidah bagian mana saja. Semakin banyak papilla yang berikatan
dengan capsaicin, maka akan semakin terasa pula sensasi pedas yang dirasakan.
Sensasi pedas yang bukan merupakan rasa tersebut (capsaicin), apabila sudah
berikatan dengan papilla lidah maka akan mengirimkan sinyal pada otak, dimana
sinyal tersebut sama persis dengan sinyal ketika indera peraba merasakan kepanasan
dan nyeri.
1 + + - - + +
2 + + + + + +
a. Analisis Data
Berdasarkan hasil percobaan dari 2 praktikan yang ditutup mata dan
hidungnya kemudian diminta merasakan bemgkoang, pear, dan apel didapatkan
hasil bahwa bahan I (bengkoang) dan III (apel) dapat terdeteksi oleh kedua
praktikan dalam kondisi mata dan hidung terbuka ataupun tertutup, sedangkan
bahan ke-II yaitu buah pear tidak dapat dideteksi oleh praktikan pertama dalam
kondisi mata dan hidung terbuka atau tertutup.
b. Pembahasan
Secara fungsional antara indera pembau dan indera pengecap memiliki
keterkaitan yang erat dimana keduanya merupakan sistem penginderaan kimia
(chemoreseptor). Proses yang kompleks dari “membau dan mengecap” dimulai
ketika molekul-molekul dilepaskan oleh substansi disekitar kita yang menstimulus
sel syaraf khusus dihidung, mulut, dan tenggorokan. Sel-sel ini menyalurkan pesan
ke otak dimana bau dan rasa khusus diidentifikasi. Bekerjanya indera pembau dan
indera pengecap tergantung pada reseptor yang biasanya distimulasi oleh zat kimia
(chemoreseptor) selain sistem yang sama-sama diaktifkan oleh rangsang kimia.
Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari
makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh
reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika kita sakit pilek, di mana
hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu, sehingga uap makann
dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-
akan kehilangan rasanya.
Gambar 3. Hubungan antara Indera Pembau dengan Indera Pengecap
G. Diskusi
1. Diantara bahan-bahan yang ada, bau apa yang lebih merangsang praktikan?
Jelaskan, mengapa?
Jawab : ada, minyak angin. Karena bau minyak angin sangat menyengat dan tajam,
selain itu pada saat praktikan mencium bau minyak angin hasil OFT yang terlama
dibanding ketiga bau lainnya.
2. Sebutkan bagian lidah yang paling peka terhadap perasa primer dengan peta
rasa.
Jawab : Tepi depan
3. Apakah ada hubungan antara indera pembau dengan indera pengecap?
Jawab : Ada yaitu jika indera pembau mengalami masalah maka kemampuan indera
pengecap akan terganggu.
H. Kesimpulan
2. Daerah penyebaran reseptor dari empat sensasi kecap primer, yaitu rasa manis
pada ujung lidah, rasa asam pada tepi depan lidah, rasa asin pada tepi lidah
belakang dan rasa pahit pada pangkal lidah, serta rasa pedas sebagai sensasi
selain primer dirasakan hampir pada seluruh sisi lidah.
4. Waktu yang digunakan oleh praktikan untuk menghilangkan bau tersebut (OFT)
lebih lama jika dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk memulihkan
bau tersebut (OFR).
5. Terdapat korelasi yang baik antara indera pembau dengan indera pengecap yakni
dengan mata dan hidung terbuka, indera pembau lebih peka daripada dengan
hidung tertutup.
1. Daftar Pustaka
Boron WF, Boulpeap EL. 2005. Medical Physiology. Update Ed. Sounders Comp.
America. p. 327.