Anda di halaman 1dari 10

Sel Punca

Sel punca merupakan sel induk dengan karakteristik dapat membelah diri
(memperbarui dan memperbanyak diri sendiri) dan dapat berkembang menjadi berbagai
macam sel. Sel punca atau stem cell adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi dan
mempunyai kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang
spesifik yang membentuk berbagai jaringan tubuh.
Sel punca darah dapat ditemukan di darah tali pusat, sumsum tulang, dan pada
sirkulasi darah tepi. Sel punca berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel –
sel tubuh yang rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel punca terbelah, sel
yang baru mempunya potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis
lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak. Sel
punca darah dapat ditemukan di darah tali pusat, sumsum tulang, dan pada sirkulasi darah
tepi.
Sel punca memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain:
1. Sel punca belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat
memperbaharui diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu
yang panjang.
2. Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi
tertentu seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri.
Pada sumsum tulang dan darah tali pusar (bahasa Inggris: umbilical cord blood), sel
punca secara teratur membelah dan memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian
pada organ lain seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi
tertentu.

Gambar beberapa sumber dari sel induk


Tubuh manusia memiliki dua jenis utama sel induk yang saat ini menjanjikan bagi
manusia, yaitu Sel Induk Hematopoetik dan Sel Induk Mesenkima.
a. Sel Induk Hematopoetik (HSC, Hematopoietic Stem Cells)
HSC yang ditemukan dalam darah tali pusar adalah sel induk multipoten yang
ditemukan dalam darah tali pusar dan darah perifer yang memiliki potensi untuk
berdiferensiasi, terutama menjadi komponen darah seperti sel darah merah, sel darah
putih, trombosit, dll.
b. Sel Induk Mesenkima (MSC, Mesenchymal Stem Cells)
MSC yang ditemukan dalam Jeli Wharton, sumsum tulang, jaringan lemak dan
pulpa gigi adalah sel induk multipoten yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi berbagai sel dan jaringan seperti tulang, jantung, saraf, kornea, lemak dan tulang

Sel Punca Tali Pusat


Sel punca adalah bahan pembangun dalam darah dan sistem kekebalan tubuh kita.
Sel-sel ini dapat berkembang menjadi sel-sel lain dalam tubuh kita. Sel punca darah tali
pusat merupakan pasangan yang cocok untuk bayi tersebut dan membawa peluang
kecocokan yang signifikan untuk anggota keluarga yang lain.
Setelah kelahiran bayi, tali pusat dan plasenta biasanya akan dibuang. Akan tetapi,
saat ini diketahui bahwa darah yang terdapat dalam tali pusat dan plasenta ini adalah
sumber yang sangat kaya akan sel punca.
Seperti sumsum tulang, sel punca dari darah tali pusat dapat digunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan darah dan sistem
kekebalan tubuh, leukemia dan tumor padat tertentu serta beberapa kelainan bawaan.
Penelitian secara konsisten menunjukan bahwa darah tali pusat adalah sumber
alternatif yang efektif dari sel punca darah (hematopoietic stem cells atau HSC) untuk
transplantasi pada orang dewasa yang setidaknya menunjukkan hasil yang sebanding
dengan sumber HSC lain pada pasien dewasa.
Ada dua cara dalam pengambilan sel punca tali pusat:
a. In Utero. Pengambilan darah tali pusat dengan ari-ari (plasenta) masih berada dalam
kandungan. Artinya, setelah bayi lahir, tali pusatnya dipotong. Lalu, tali pusat yang
masih menempel di plasenta dijulurkan keluar rahim dan darahnya dialirkan melalui
jarum steril. Setelah proses selesai, plasenta dikeluarkan.
b. Ex. Utero. Dilakukan pada plasenta yang sudah dikeluarkan dari rahim. Maksudnya,
setelah bayi lahir, tali pusat dijepit dan dipotong. Sesaat kemudian, plasenta
dikeluarkan dari kandungan dan ditaruh di meja khusus. Lalu, darah tali pusat
dialirkan ke kantong steril melalui jarum steril yang mengalirkan darah ke dalam
kantong darah.
Beberapa uji klinis untuk terapi-terapi sel punca telah dilakukan dan mulai
menunjukkan hasil. Salah satu uji klinis yang telah menunjukkan hasil adalah penggunaan sel
punca dari darah tali pusat untuk terapi penyakit ganas yang meliputi acute lymphocytic
leukemia, acute myelocytic leukemia, chronic myelogenous leukemia, juvenile
myelomonycytic leukemia, non-hodgkin lymphoma dan hodgkin lymphoma serta penyakit
tidak ganas yang meliputi severe aplastic anemia, fanconi anemia, diamond-blackfan
syndrome, osteoporosis, myelodysplastic syndrome, immune deficiency dan metabolic
disorders.
Dalam uji klinis ini, dilakukan pengamatan engraftment (pembentukan darah baru
setelah transplantasi) dari neutrofil (sel darah putih yang berperan penting dalam sistem
kekebalan tubuh) dan trombosit (keping darah). Berdasarkan hasil uji klinis tersebut,
diketahui bahwa engraftment dari neutrophil terjadi setelah hari ke 42 dan engraftment dari
trombosit setelah enam bulan, dan terjadinya komplikasi graft versus host disease (GVDH)
rendah sehingga kemungkinan peningkatan kelangsungan hidup pasien meningkat. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan saat transplantasi pada donor darah tali pusat, diantaranya dalam
setiap sel yang dimasukkan ke dalam tubuh (graft) harus memiliki penanda HLA yang
berbeda tidak lebih dari dua dan mengandung sel CD34 dengan dosis 1,7 x 10 5 sel per
kilogram dari berat badan pasien.
Saat ini, penggunaan sel punca darah tali pusat juga diterapkan untuk terapi pada pasien
penderita cerebral palsy. Hasil uji klinis menunjukkan hasil yang baik, di mana pasien
mengalami rehabilitasi secara aktif disertai dengan perubahan secara struktural dan metabolik
pada otaknya. Dengan demikian pasien cerebral palsy mengalami perbaikan dalam fungsi
kognitif dan motorik tanpa disertai dengan resiko yang berbahaya selama terapi.
Uji klinis lain terhadap penggunaan darah tali pusat untuk penderita diabetes tipe I.
Hasil uji klinis menunjukkan bahwa terapi darah tali pusat aman digunakan tetapi gagal
dalam preservasi C-peptida yang berperan sebagai penanda pembentukan insulin. Terjadinya
kegagalan tersebut belum diketahui penyebabnya, Karena kurangnya subjek kontrol selama
uji klinis. Meskipun gagal dalam preservasi C-peptide, pengamatan lain menunjukkan bahwa
jumlah frekuensi sel T regulator (T Reg) meningkat hingga enam bulan setelah transfusi sel
punca darah tali pusat dan diharapkan dapat menguntungkan perubahan dari T-cell repertoire
pada pasien diabetes tipe 1. Namun, sayangnya T reg tersebut tidak dapat bekerja secara
efektif mengatasi autoimun yang terjadi pada tubuh pasien, karena wilayah kerjanya sangat
terbatas sehingga tidak dapat memperbaiki kerusakan autoimun endogenous.
Diharapkan uji klinis selanjutnya dengan pemberian kombinasi agen imunoregulator dari
luar dan T reg pada tubuh pasien, mampu secara efektif menyeimbangkan T reg dan sel T
efektor pada pasien diabetes tipe 1.
Bahkan dalam masa mendatang – sekarang masih dalam tahap penelitian - sel punca ini
dapat diaplikasikan dalam mengatasi gangguan-gangguan lainnya seperti Alzheimer,
Cerebral Palsi, parkinson.
Darah sel punca, paling sering ditemukan di dalam sumsum tulang dan dalam sirkulasi darah
tepi, yang adalah pabrik dari sistem peredaran darah kita. Sel-sel ini sangat penting bagi
transplantasi sel punca (SCT = StemCell Transplant). SCT adalah pilihan pengobatan yang
sangat penting bagi berbagai macam kelainan darah dan kanker. Tanpa darah sel punca,
pasien tidak memiliki pilihan untuk melakukan transplantasi, dan kemungkinan tidak
memiliki kesempatan untuk sembuh. Oleh karena itu, berbagai bank darah sel punca
bermunculan di seluruh dunia untuk menyediakan donor sel punca bagi yang memerlukan.
Berbagai bank sel punca ini hadir dalam bentuk sumsum tulang belakang dan bank darah tali
pusat.
Kecocokan bagi transplantasi secara Autologus (donor dan resipien adalah orang yang sama).
Transplantasi secara autologus berarti donor dan penerima sel punca adalah orang yang sama.
Darah Tali pusat yang Anda simpan sekarang bagi bayi Anda , adalah sumber medis yang
sangat potensial di masa mendatang. Anda tidak lagi membutuhkan pencocokan yang ketat
dibandingkan metode transplantasi sumsum tulang yang konvensional dimana 70% pasien
transplant sulit menemukan kecocokan didalam keluarganya.
Terapi-terapi terbaru yang masih dalam tahap pengujian klinis dengan
menggunakan sel punca dilakukan untuk jenis penyakit/kelainan/kondisi sebagai berikut:
 Graft failure (Komplikasi akibat transplantasi allogeneic)
 Ulcerative colitis (radang usus kronis)
 Cirrhosis (luka pada organ hati)
 Diabetes melitus tipe 1 (Kencing manis tipe 1)
 Diabetes melitus tipe 2 (Kencing manis tipe 2)
 Refractory hematological malignancies (kanker darah, sumsum tulang dan nodus
limfa)
 Amyothropic lateral sclerosis (Penyakit saraf otak dan tulang belakang)
 Multiple sclerosis (Kelainan autoimun yang menyerang sel saraf dalam tubuh)
 Ischemic retinopathy (Penyebab utama kebutaan)
 Osteoarthritis (Radang sendi)
 Osteopetrosis (Penyakit tulang padat sehingga rawan untuk patah)

sel punca tali pusat dapat dimanfaatkan oleh


a. Bayi pemilik sel punca tali pusat
b. Orang tua bayi yang mendonorkan sel punca
c. Saudara kandung sang bayi
d. Orang lain yang memiliki kecocokan jenis sel induk untuk menerima donor sel punca.

Sel punca darah tali pusat bayi, memiliki sumber sel induk yang cocok
(transplantasi autologus) dengan bayi itu sendiri, 50% kemungkinan kecocokan untuk
orang tua dan 25% kemungkinan kecocokan untuk saudara kandungnya(transplantasi
haploidentical) dan juga untuk orang lain yang setelah melalui uji laboratorium memiliki
kecocokan.

Sel punca tali pusat dapat disimpan selama lebih dari 10 tahun, dan dapat digunakan
lintas generasi.

Cara menyimpan sel punca tali pusat :


a. Stem Cord Collection Box akan diberkikan pada orang tua pendonor
b. Ikuti/ taati tata ara umtu memeadtikan penyimpanannya benar. Stem Cord
Collection didimpan oleh rumah sakit pada temperatur yang sesuai dan dimonitor
setiap harinya untuk menjaga keutuhan dan fungsionalitasnya.
c. Tali pusat akan dipotong dan darahnya akan dikumpulkan kedalam kantong darah
dengan metode gravitasi. Prosedur ini ,membutuhkan waktu kurang dari 5 menit.
Dan darah juga ditampung dalam tabung sebanyak 16 ml serta diberi label untuk
uji dilakukan beberapa tes terhadap darah tali pusat dan darah ibu, yakni HIV1/2,
VDRL, HBsAg, HCV, CMV. HTLV pada darah ibu dan test pre & post
Nucleated cell count, cel viability, ABO &RH, CD34, bacterial culture, fungal
culture
d. Kemudian tali pusat yang telah di bawa kelaboratorium akan dibekukan secara
sistematis, proses pembekuan berlanmgsung bertahap -10C hingga suhu mencapai
suhu optimal -1800C, darah tali pusat disimpan dalam tank yang berisi nitrogen
cair. Proses ini dilakukan untuk memastikan integritas dan viabilitas sel. Sebagai
tambahan, setiap unit darah tali pusat akan diatangani secara terpisah dan diproses
secara otomatis untuk menghindari tertukarnya unit darah tali pusat
e. Penyimpanan ganda, karena sekali sel darah punca dicairkan maka tidak dapat
dibekukan kembali

Sel punca amatlah penting, sebab Sel induk memiliki potensi yang luar biasa untuk
berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda dalam tubuh selama awal
kehidupan dan pertumbuhan. Selain itu, di banyak jaringan mereka menjadi sebagai
semacam sistem perbaikan internal membagi dasarnya tanpa batas untuk mengisi sel-
sel lain selama orang atau hewan masih hidup. Ketika sel membelah batang, setiap sel
baru memiliki potensi baik untuk tetap menjadi stem cell atau menjadi jenis lain dari
sel dengan fungsi yang lebih khusus, seperti sel otot, sel darah merah, atau sel otak.
Sel Punca memiliki berbagai alasan mengapa disebut penting bagi organisme hidup.
Mereka memiliki kemampuan regeneratif dan memiliki potensi untuk mengobati
penyakit seperti diabetes, dan penyakit jantung. Pada embrio tahap Blastocyst, sel-sel
membentuk seluruh organ tubuh, termasuk sel khusus dan organ seperti jantung, paru-
paru, kulit, sperma, telur, dan jaringan lain. Dalam beberapa jaringan dewasa seperti
sumsum tulang, otot, dan otak, populasi diskrit sel induk dewasa menghasilkan
pengganti sel-sel yang hilang melalui normal dan keausan, cedera, atau penyakit.
Sel punca kerap disebut bersifat unik karena 3 sifat umum yang dimiliki
mereka mampu membagi dan memperbaharui diri untuk waktu yang lama; mereka
tidak terspesialisasi; dan mereka dapat menimbulkan jenis sel khusus.
Sel punca mampu membagi dan memperbaharui diri untuk waktu yang lama.
sel seperti sel otot, sel darah, atau saraf sel-yang tidak biasanya mereplikasi diri
mereka sendiri-sel induk dapat menjadi berlipat ganda, atau berploriferasi. Sebuah
populasi dari sel induk yang berproliferasi selama berbulan-bulan di laboratorium
dapat menghasilkan jutaan sel. Jika sel-sel yang dihasilkan terus menjadi
terspesialisasi, seperti sel-sel induk induk, sel dikatakan mampu jangka panjang
pembaruan diri. menghasilkan jutaan sel. Jika sel-sel yang dihasilkan terus menjadi
terspesialisasi, seperti sel-sel induk induk, sel dikatakan mampu jangka panjang
pembaruan diri.

Sel Punca Embrionik

Sel punca embrio, sebagai nama mereka menyarankan, yang berasal dari embrio.
Kebanyakan sel induk embrionik berasal dari embrio yang berkembang dari telur
yang telah dibuahi secara in vitro dalam fertilisasi klinik in vitro dan kemudian
disumbangkan untuk tujuan penelitian dengan persetujuan dari donor. Mereka tidak
berasal dari telur dibuahi di dalam tubuh wanita.
Sel ini mempunyai sifat dapat berkembang biak secara terus menerus dalam media
kultur optimal dan dalam keadaan tertentu dapat diarahkan untuk berdifferensiasi
menjadi berbagai sel yang terdifferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron,
hepatosit dan sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk transplantasi jaringan yang
rusak.

Sel Punca Dewasa

Sel punca dewasa adalah sel yang berasal dari jaringan dewasa dengan kemampuan
memperbaharui diri dan berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya.
Walaupun pada umumnya sel punca dewasa hanya menghasilkan satu atau beberapa jenis sel
yang berhubungan dengan jaringan asalnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sel
punca dewasa juga dapat dimanipulasi untuk menjadi berbagai macam sel lainnya. Definisi
lain dari sel punca dewasa adalah sel yang terletak pada jaringan dewasa dan membelah
secara otomatis atau karena respon terhadap sinyal regulasi, untuk memproduksi sel-sel yang
berperan dalam homeostasis mahluk hidup.
Sel punca dewasa dapat diambil dari berbagai sumber seperti:
1. Otak mempunyai sel punca yang dapat diubah menjadi berbagai jenis sel darah seperti
sel mieloid, sel limfoid, dan juga sel hematopoietik.
2. Sumsum tulang belakang merupakan sumber sel punca dewasa paling umum yang
menghasilkan sel punca hematopoietik. Sel punca jenis ini telah digunakan secara
ekstensif untuk transplantasi sumsum tulang belakang dalam pengobatan kanker darah
seperti leukemia. Selain itu juga dapat digunakan untuk memperbaiki otot jantung
yang rusak dengan cara menginjeksi mereka ke daerah yang rusak untuk membentuk
pembuluh baru dan meningkatkan kapasitas fungsional jantung.
3. Darah tepi atau darah yang mengalir pada pembuluh darah diketahui memiliki sel
punca yang berperan dalam pembentukan sel darah(hematopoiesis). Selain itu, sel
punca dari darah manusia dapat berdiferensiasi menjadi sel hati, saluran pencernaan,
dan kulit.
4. Pembuluh darah.
5. Saluran pencernaan memiliki sel punca tepatnya pada bagian epitel usus untuk
mendukung pergantian terus-menerus dari sel-sel epitel usus. Salah satu tantangan
yang dihadapi adalah mengidentifikasi niche atau relung dari sel punca tersebut
karena jawabannya akan memberi petunjuk mengapa beberapa pasien yang terinfeksi
Helicbacter pylori dapat terkena tukak lambung sementara sebagian besar orang yang
memiliki H. pylori pada lambungnya tidak terkena tukak lambung, kemungkinan sel
punca berperan dalam hal
6. Kornea
7. Hati
8. Pankreas

Secara umum persamaan potensi stem cell embrionik dan dewasa adalah sebagai berikut. :
 Berada dalam kondisi yang belum berdiferensiasi.
 Dapat melakukan proliferasi yang menghasilkan sel-sel dengan sifat dan
karakteristik yang sama dengan sel induknya.
 Dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu jenis sel spesifik
Sedangkan perbedaan antara stem cell embrionik dan dewasa adalah sebagai berikut.
 Stem cell embrionik berasal dari ICM, sedangkan stem cell dewasa berasal dari
populasi sel somatis.
 Potensi diferensiasi untuk stem cell embrionik adalah pluripoten, sedangkan stem cell
dewasa multipoten.
 Potensi proliferasi stem cell embrionik lebih besar dari pada stem cell dewasa.
 Isolasi stem cell embrionik lebih mudah dilakukan karena seluruh sel yang tergolong
ICM adalah stem cell embrionik, sedangkan isolasi stem cell dewasa lebih sulit
karena konsentrasi atau perbandingannya dengan sel-sel dewasa dalam jaringan
sangat kecil.
 Kulturisasi in vitro pada stem cell embrionik lebih mudah karena ditunjang dengan
kemampuan proliferasi yang lebih tinggi dan prosedur yang lebih baku, sedangkan
pada stem cell dewasa lebih sulit karena kemampuan proliferasinya yang lebih rendah
dan prosedur yang masih terus dioptimalkan ionik.

1. Apa yang menginduksi sel punca pluripotensi ?


Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel dewasa yang telah di program
ulang secara genetik ke sebuah sistem stemcell embrionik pemaksaan ekspresi gen yang
dihasilkan bisa diubah menjadi sel jantung, saraf dan jenis sel yang terspesialisasi lainnya.

Adapun potensi sel punca :


 Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel
seksual.[butuh rujukan] Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila
diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk bertotipotensi diperoleh dari sel
induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.[butuh rujukan]
 Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme
baru.[butuh rujukan]
 Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa.[butuh rujukan]
 Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat menghasilkan
satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki
oleh sel yang bukan sel induk.
Hambatan penggunaan sel punca :
 Terapi sel hanya dapat dilakukan untuk penyakit yang belum memiliki terapi dan bersifat
paliatif setelah terbukti keamanan dan manfaatnya untuk penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
 adanya keterbatasan dalam hal fasilitas dan sumber daya manusia yang mampu laksana
untuk melakukan penelitian sel punca berdasarkan Best Clinical Practice
 karena terapi sel punca masih dalam koridor pelayanan berbasis penelitian dan belum
menjadi pelayanan klinis rutin maka diperlukan dukungan pendanaan penelitian yang
cukup besar.
 hanya sel punca non embrionik dan berasal dari manusia yang dapat dipergunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai