Anda di halaman 1dari 4

TERAPI SEL PUNCA (Stem Cell) PADA PENYAKIT JANTUNG

Riris Ayu Tri Yulianti


1906103010061
PENDAHULUAN

Dengan keberhasilan awal transplantasi sumsum tulang pada kelainan darah tertentu
yang sekarang menjadi terapi standar, sampai perkembangan terakhir dalam bioteknologi sel
punca, kedokteran regeneratif diharapkan sebagai komponen utama yang sangat
menjanjikan dalam praktek kedokteran modern. Walaupun belum termasuk terapi standar, di
masa mendatang terapi sel punca dianggap sebagai batas akhir (final frontier) pengobatan
berbagai penyakit. Perkembangan teknologi dalam dunia pengobatan modern telah
memunculkan pendekatan regeneratif untuk mengatasi penyakit.
Penyakit jantung mrupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian,
khususnya infark jantung. Penyakit jantung adalah penyebab kematian paling banyak pada
orang dewasa dan penyakit non infeksi paling banyak pada anak-anak. Bahkan jumlah orang
yang menderita gangguan jantung mencapai 80 juta orang di Amerika Serikat. Diperkirakan
bahwa penyakit jantung merupakan akan menjadi penyakit yang menyebabkan kematian
terbanyak di dunia pada tahun 2020. Penyakit kardiovaskuler yang dapat diobati dengan
teknik sel punca sampai saat ini yaitu penyakit jantung koroner misalnya Infark Miokard
akut yang luas, penyakit jantung koroner kronik dengan Iskhemik yang luas dan katub
jantung.
Salah satu cara pengobatan yang tengah berkembang saat ini adalah terapi sel punca.
Terapi sel punca merupakan metode terapi yang sangat menjanjikan dan merupakan dasar
dari terapi berbasiskan sel atau sebagai terapi regeneratif dan reparatif. Sel punca adalah sel
yang dapat memperbaharui diri (self-renewal), belum mempunyai bentuk dan fungsi tertentu
(tidak berdiferensiasi) tetapi dapat berdiferensiasi menjadi sel lainnya. Sel punca merupakan
sel yang menyerupai sel embrio dalam tubuh manusia dewasa. Sel ini dapat digunakan dalam
pengobatan, termasuk dalam melakukan terapi gen. Sel punca dapat mengganti atau
meregenerasi sel tubuh yang sudah rusak (NAS, 2009). Dalam pengobatan penyakit infark
jantung, sel punca digunakan untuk meregenerasi sel jantung yang rusak. Berdasarkan
sumbernya, sel punca dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sel punca embrionik, sel
punca dewasa, dan sel punca yang diinduksi menjadi pluripoten.
.
ISI

Sel punca mempunyai karakteristik antara lain: masing-masing sel dapat membentuk
koloni, kemampuan untuk membelah tak terbatas (self renewing) dan mampu berubah
(differensiasi) menjadi berbagai jenis sel (plasticity). Sel punca yang berbeda dapat
dikelompokkan secara anatomi, fungsinya, petanda pada permukaan sel (cell surface
markers) yang berbeda, faktor transkripsi serta protein yang diekspresikan.

Mekanisme Terapi Sel Punca Pada Jantung

Gambar. Mekanisme Terapi sel Punca Pada Jantung

Sel punca termasuk embryonic stem cells (ESC), cardiac stem cells (CSCs) dan
induced pluripotent stem cells (iPSs) dapat mengalami diferensiasi menjadi kardiomiosit dan
dapat mengembalikan fungsi kontraksi jantung. Sel tersebut juga dapat berdiferensiasi
menjadi sel endotel, memicu pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis),
mengembalikan sebagian sel otot jantung yang rusak menjadi tetap hidup, dan menghambat
perluasan jaringan parut. Sel punca termasuk bone marrow-derived cells (BMCs) dan
adipose-derived stem cells (ADSC) dapat berdiferensiasi menjadi kardiomiosit yang
berfungsi in vivo, namun tak satupun yang melaporkan mesenchymal stem cells (MSCc)
dapat tumbuh mengalami diferensiasi sepenuhnya dan menjadi kardiomiosit yang berfungsi
in vivo.
Mekanisme lain terapi sel punca pada jantung adalah melalui efek parakrin. Banyak
penelitian yang membuktikan manfaat terapi sel punca pada gagal jantung dengan berbagai
mekanisme, terutama melalui promosi angiogenesis, menghambat apoptosis otot jantung,
regulasi imun dan lain-lain. Sel punca dewasa akan melepas substansi aktif biologis sebagai
respons terhadap rangsangan lingkungan yang spesifik seperti iskemia. Faktor tersebut
mempengaruhi lingkungan mikro melalui efek parakrin terhadap jenis sel yang berbeda,
yang menyebabkan perlindungan, perbaikan dan pembentukan jaringan. Efek lain yaitu
autokrin mengatur biologi sel punca termasuk proliferasi dan self renewal.
Faktor pertumbuhan parakrin atau autokrin seperti vascular endothelial growth
factor (VEGF) dapat memicu 28 rekonstruksi network vaskular otot jantung. Vascular endo
thelial growth factor dapat meningkatkan permeabelitas dinding kapiler, mengaktifkan
matrix metalloproteinase, memicu proliferasi dan migrasi sel endotel. Hal ini merupakan
satu di antara faktor angiogenesis paling penting. Ekspresi VEGF yang kuat dan terus
menerus, bekerjasama dengan faktor angiogenesis yang lain seperti bFGF, dapat memicu
pembentukan sel otot polos, berperan dalam proses pembentukan arteri baru (arteriogenesis)
dan memperbaiki iskemia otot jantung. Proliferasi kapiler pada daerah infark miokard akut
dan sekitarnya setelah transplantasi sel punca. Tranplantasi sel punca mesenkimal dapat
menghambat aktivasi nuclear factor-κB (NF-κB), menghambat produksi sitokin
proinflamasi TNF-α dan IL-6, dan meningkatkan ekspresi sitokin antiinflamasi IL-10.
Sebagai sitokin proinflamasi TNF-α dan IL-6 mempunyai efek toksik terhadap sel otot
jantung, dapat menghambat fungsi kontraksi jantung dan memicu apoptosis kardiomiosit.
Hipertrofi miosit dan deposisi matriks ekstraselular mempunyai peran utama dalam
remodeling otot jantung yang tidak mengalami infark. Peningkatan kolagen ekstraselular
yang patologis mengakibatkan fibrosis interstisial. Hal tersebut bermanfaat dalam
menghambat pembesaran ventrikel, namun dapat menurunkan compliance dinding ventrikel
dan mempengaruhi fungsi jantung. Sel punca mesenkimal memperbaiki fungsi jantung
sebagian melalui pengaturan proliferasi fibroblas jantung dan transkripsi sintesis kolagen
tipe dan III. Hal itu mungkin merupakan satu dari mekanisme penghambatan remodeling
ventrikel.

PENUTUP

Sel punca atau stem cell merupakan suatu sel yang mampu memperbarui diri (self renewal)
dan mampu berdiferensiasi menjadi sel lain. Sel punca adalah sel yang belum terdiferensiasi
(undifferentiated), tetapi sel punca dapat berdiferensiasi menjadi sel otot, sel otot jantung, sel lemak,
sel darah, dan sel saraf (neuron). Oleh sebab itu, sel punca berpotensi dalam pengobatan penyakit-
penyakit degeneratif, contohnya pada penyakit jantung, diabetes melitus, dan penyakit lainnya.
Penggunaan sel punca untuk regenerasi sel cardomyocite merupakan cara baru untuk
mengatasi penyakit infark jantung. Penggunaan sel punca bermaksud untuk mengganti sel
jantung yang mati atau rusak. Penggunaan sel punca untuk mengatasi infark jantung
mempunyai nilai potensi tinggi. Walaupun demikian masih perlu penelitian lebih banyak dan
ada kendala antara lain: etika, jumlah sel jantung yang dihasilkan, reaksi antigen-antibodi,
hipertrofi, dan hilangnya sel punca di dalam tubuh.

REFERENSI

Alwi, I. 2012. Perkembangan Terapi Sel Punca (Stem Cell) Pada Penyakit Jantung: Masa
Kini dan Masa Depan. Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine, 1:2, 71-79
Lasut, P., & Lefrandt, R. L. 2011. Pemanfaatan Sel Punca Pada Gagal Jantung Kronik. Jurnal
Biomedik: JBM, 3:2.
Noviantari, A., & Khariri, K. 2020. Harapan baru pengobatan penyakit tidak menular dengan
memanfaatkan sel punca. In Prosiding Seminar Nasional Biologi, 6:1, 386-391.

Nama : Riris Ayu Tri Yulianti


NPM : 1906103010061
Kelas : Genetika 02

Anda mungkin juga menyukai