Anda di halaman 1dari 27

BAB 4

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL

PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA

Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional


Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana
hubungan internasional bagi suatu negara
I. INDIKATOR :
1. Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional
2. Menguraikan pentingnya hubungan internasional
3. Menyebutkan tujuan diadakan kerjasama internasional
4. Menyebutkan dasar hukum kerjasama internasional
5. Menyebutkan azas-azas kerjasama internasional
6. Mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional

II. TUJUAN PEMBELAJARAN :


1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian hubungan internasional
2. Siswa dapat menguraikan pentingnya hubungan internasional
3. Siswa dapat menyebutkan tujuan diadakannya kerjasama internasional
4. Siswa dapat menyebutkan dasar hukum kerjasama internasional
5. Siswa dapat menyebutkan azas-azas kerjasama internasional
6. Siswa dapat mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional

III. MATERI PEMBELAJARAN :

HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Makna Hubungan Internasional

1. Pengertian Hubungan Internasional


Renstra (Rrencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia), hubungan internasional
adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk
mencapai kepentingan nasional negara tersebut.
UU. No. 37 /1999 tentang hubungan luar negeri menegaskan bahwa Hubungan Luar Negeri adalah
setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh Pemerintah
di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi
politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negaraIndonesia.
Charles A. MC. Clelland, hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan
yang mengelilingi interaksi.
Warsito Sunaryo, hubungan internasional, merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-
kesatuan sosial tertentu (negara, bangsa maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat
internasional), termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.

2. Pentingnya Hubungan Internasional


Menurut Mochtar Kusumaatmaja hubungan dan kerjasama antar bangsa itu timbul karena adanya
kebutuhan yang disebabkan oleh pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak
merata di dunia.
Hubungan antar negara, merupakan salah satu hubungan kerjasama yang mutlak diperlukan, karena
tidak ada satu negarapun di dunia yang tidak bergantung kepada negara lain. Hal ini disebabkan oleh
2 faktor, yaitu :
 Faktor internal, kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya.
 Faktor eksternal,
 Suatu negara tidak dapat berdiri sendiri.
 Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara.
 Mewujudkan tatanan dunia baru yang damai dan sejahtera.

1
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
Disamping itu hubungan antar bangsa penting disebabkan :
1. Menciptakan hidup berdampingan secara damai.
2. Mengembangka penyelesaian masalah secara damai dan diplomasi.
3. Membangun solidaritas dan saling menghormati antar bangsa.
4. Berpartisipasi dalam melaksanakan ketertiban dunia
5. Menjamin kelangsungan hidup bangsa dan nrgara di tengah bangsa-bangsa lain.

3. Tujuan Kerjasama Internasional


Tujuan Nasional Bangsa Indonesia dalam kerjasama internasional adalah sebagaimana yang
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :
1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2) untuk memajukan kesejahteraan social
3) mencerdaskan kehidupan bangsa
4) dan untuk melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.

4. Dasar Hukum Kerjasama Internasional


a. Pembukaan UUD 1945 alenia IV
b. Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
c. Perjanjian internasional (traktat = treaty)
d. Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang diakui PBB pada tanggal 10 Desember 1982 dan
disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang
Hukum Laut.

5. Asas-asas hubungan internasional


Dalam hubungan internasional atau hubungan antar bangsa, dikenal adanya tiga asas yang
disesuaikan dengan cara pandang dan pikiran tiap-tiap negara. Ketiga asas itu sebagai berikut :
1) Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerah atau wilayahnya. Artinya, bahwa negara
melaksanakan berlakunya hukum dan peraturan-peraurannya bagi semua orang dan barang yang
ada di wilayahnya. Sebaliknya, di luar daerah atau wilayah negara tersebut berlaku hukum asing.
2) Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara pada warga negaranya. Artinya, setiap warga negara,
dimana pun ia berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini dikenal
dengan asas extrateritorial, yakni hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga
negaranya, walaupun berada di negara asing.
3) Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada kewenangan negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam
kehidupan bermasyrakat. Dalam hal ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan
dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada
batas-batas wilayah nasional suatu negara.

6. Sarana-sarana Hubungan Internasional


1) Diplomasi : seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu Negara dalam
hubungannya dengan Negara dan bangsa lain.
Fungsi dasar Diplomat ada 3 yaitu :
a. Sebagai lambang, prestise Negara pengirim
b. Sebagai wakil yuridis yang sah dari Negara pengirim
c. Sebagai perwakilan diplomatic suatu Negara di Negara lain dengan tugas antara lain:
- Melakukan perunding (negotiation)
- Melaporkan (reporting)
- Perwakilan (refresentation)
- Melindungi kepentingan negara dan warga negaranya di luar negeri.

2
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
2) Propaganda : usaha sistimatis untuk mempengaruhi pikiran, emosi demi kepentinagn
masyarakat umum. Propaganda : lebih ditujukan kepada warga Negara lain dari pada
pemerintahannya, dan untuk kepentingan Negara yang membuat propaganda.

3) Ekonomi : Sarana ekonomi umumnya digunakan secara luas dalam hubungan internasional baik
dalam masa damai maupun masa perang. Pada masa tertentu semua negara harus terlibat
dalam perdagangan internasional agar dapat memperoleh barang yang tak dapat diproduksi
dalam negeri., sehingga terjadi ekspor dan impor.

4) Kekuatan militer dan perang (show of Force): Peralatan militer yang memadai dapat
menambah keyakinan dan stabilitas untuk berdiplomasi. Diplomasi tanpa dukunagan militer
yang kuat dapat membuat suatu negara tidak memiliki rasa percaya diri sehingga tak mampu
menghindari tekanan dan ancaman negara lain yang dapat menggangu kepentingan
nasuonalnya. Maka dengan demikian demontrasi senjata, latihan perang bersama kerasp
dilaksanakan untuk menampilkan kekuatannya. Namun yang lebih diutamakan bukanlah
perang tetapi tindakan prevetif dalam hubungan internasional.

3
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
LEBARAN KERJA SISWA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :1
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1 Jelaskan pengertian Betul
internasional menurut 100
Warsito Sunaryo !

2 Apakah pentingnya Betul :


pelaksanaan hubungan 100
internasional? Jelaskan
menurut pendapat
anda!

3 Sebutkan 3 tujuan Betul :


kerjasama internasional 1 = 35
2 = 70
3 =100

4 Sebutkan 4 dasar Betul :


hukum kerjasama 1 = 25
internasional 2 =50
3 =75
4 =100

5 Jelaskan 3 asas Betul :


hubungan 1 = 35
internasional! 2 = 70
3 =100

6 Sebutkan sarana-sarana Betul :


hubungan internasional 1 = 25
menurut J Frankel 2 = 50
3 = 75
4 =100

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Orang tua : …………………………………………………………………………………………………………………..


…………………………………………………………………………………………………………………..
4
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
PERTEMUAN KETIGA DAN KEEMPAT

Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional


Kompetensi Dasar :4.2 Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional

I. INDIKATOR :
1. Mendeskripsikan makna perjanjian internasional
2. Menyebutkan azas-azas dalam perjanjian internasioanal
3. Mengidentifikasi istilah-istilah dalam perjanjian internasional
4. Mengklasifikasi macam-macam perjanjian internasional
5. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional
6. Menjelaskan jenis-jenis perjanjian internasional
7. Menganalisis pelaksanaan perjanjian internasional
II. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa mampu mendeskripsikan perjanjian internasional
2. Siswa mampu menyebutkan azas-azas dala perjanjian internasioanal
3. Siswa mampu mengidentifikasi istilah-istilah dalam perjanjian internasional
4. Siswa mampu mengklasifikasi acam-macam perjanjian internasional
5. Siswa mampu menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional
6. Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis perjanjian internasional
7. Siswa mampu menganalisis pelaksanaan perjanjian internasional

III. MATERI PEMBELAJARAN :

HUBUNGAN INTERNASIONAL (lanjutan)


B. Perjanjian Internasional
1. Pengertian perjanjian internasional
1) Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M., perjanjian internasional adalah perjanjian yang
diadakan antar bangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.
2) Oppenheimer-Lauterpacht, perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antar negara
yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya.
3) G. Schwarzenberger, perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek
hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum
internasional. Perjanjian internasional dapat berbentuk bilateral maupun multirateral. Subjek-
subjek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga internasional, juga negara-negara.
2. Azas-azas / prinsip dalam perjanjian internasional
1) Pacta sun servanda, yaitu para pihak yang terikat pada suatu perjanjian, harus entaati perjanjian
yang telah dibuatnya. ( perjanjian internasional mengikat dan berlaku sebaai undang-undang
bagi para pihak)
2) Good fith (itikad baik) yaitu semua pihak yang terikat dalam suatu perjanjian internasional harus
beritikad baik untuk melaksanakan isi perjanjian
3) Rebus sic stantibus, yaitu suatu perjanjian internasional boleh dilanggar dengan syarat adanya
perubahan yang fundamental, artinya jika perjanjian internasional tersebut dilaksanakan maka
akan bertentangan dengan kepentingan umum pada negara bersangkutan
3. Istilah-istilah dalam perjanjian internasional
Beberpa istilah perjanjian internasional, yaitu:
 Kovenant, dipergunakan untuk memberi nama perjanjian internasional yang membentuk dan
mengatur liga bangsa-bangsa.
 Piagam (charter) dipergunakan untuk menyebut perjanjian internasional yang membentuk dan
mengatur organisasi internasional.
 Konvensi (convention) dipergunakan untuk memberi nama suatu catatan persetujuan mengenai
hal-hal yang dipandang penting yang tidak berkaitan dengan politik tingkat tinggi.
 Protocol dipergunakan untuk menyebut suatu dokumen pelengkap instrumen perjanjian
internasional yang mencatat pemenuhan para pihak terhadap syarat-syarat perjanjian
internasional atau yang memperluas ruang lingkup dan interpretasi perjanjian internasional.

5
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
 Declaration dipergunakan untuk menyebut perjanjian internasional yang sebenarnya atau suatu
resolusi yang dibuat oleh konferensi diplomatic yang berisi prinsip-prinsipdan harus ditati oleh
semua negara.
4. Macam-macam perjanjian internasional
Perjanjian internasional dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu :
1) Berdasarkan Para Pihak
Berdasarkan para pihak perjanjian terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian antar dua negara atau dua organisasi. Perundingan
dalam perjanjian ini disebut dengan istilah pembicaraan (talk).
b. Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh beberapa negara atau
organisasi. Perundingan dalam perjanjian ini disebut konferensi diplomatic (diplomatic
conference).
2) Berdasarkan sifat perjanjian.
Berdasarkan sifatnya perjanjian terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Treaty Contrac, yaitu perjanjian yang hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian, misalnya perjanjian RI dengan RRC mengenai kewarganegaraan.
b. Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang akibat-akibatnya menjadi dasar dan kaidah
hukum internasional, misalnya Konvensi Hukum Laut tahun 1958, Konvensi Wina tahun
1961 tentang Hubungan Diplomatic dan Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan
Korban Perang.
5. Tahap-Tahap Perjanjian Internasional
Tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional adalah sebagai berikut :
1) Tahap Perundingan (negotiation)
Pada tahap ini pihak-pihak akan mempertimbangnkan terlebih dahulu materi yang hendak
dicantumkan dalam naskah perjanjian. Materi tersebut ditinjua dari sudut pandang politik,
ekonomi maupun keamanan dan juga mempertimbangkan akibat-akibat yang akan muncul
setelah perjanjian disahka.
Penunjukkan wakil suatu negara dalam perundingan diserahkan sepenuhnya kepada negara
bersangkutan. Untuk mencegah agar tidak terjadi pengatasnamaan negara secara tidak sah maka
hukum internasional mengadakan ketentuan tentang kuasa penuh (full Power) yang harus dimiliki
oleh perwakilan suatu negara dalam perundingan tersebut dengan menunjukkan Surat Kuasa
Penuh, kecuali jika semua peserta konferensi menentukan bahwa Surat Kuasa Penuh tersebut
tidak diperlukan. Penunjukkan surat kuasa penuh tidak berlaku bagi kepala negara, kepala
pemerintahan, menteri luar negeri, kepala perwakilan diplomatic dan wakil suatu negara.
2) Tahap Penandatangan (signature)
Tahap penandatanganan diakhiri dengan penerimaan naskah (adoption of the text) dan
pengesahan (authentication of the text). Apabila koferensi tidak menentukan cara pengesahan
maka pengesahan dapat dilakukan dengan penendatanganan, penandatanganan sementara atau
pembubuhan paraf.
Dengan menandatangani suatu naskah perjanjian, berarti suatu negara telah menyetujui untuk
mengikatkan diri pada suatu perjanjian. Selain melalui penandatanganan persetujuan untuk
mengikat diri pada perjanjian dapat pula dilakukan melalui ratifikasi, pernyataan turut serta
(acesion) atau menerima (acepance) suatu perjanjian.
3) Tahap Ratifikasi (ratification)
Meskipun delegasi suatu negara telah menandatangani suatu perjanjian internasional, tidak
berarti bahwa negara tersebut secara otomatis terikat pada perjanjian itu. Negara tersebut baru
terikat pada materi/ isi perjanjian setelah naskah tersebut diratifikasi. Ratifikasi adalah
pengesahan naskah perjanjian internasional yang diberikan ole badan yang berwenang di suatu
negara.
Di Indonesia, badan yang berwenang untuk meratifikasi suatu perjanjian adalah presiden dengan
persetujuan DPR sesuai dengan pasal 11 ayat 1 UUD 1945, yang meyatakan, “Prsiden dengan
persetujuan DPR menyatakan pernag, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain”.
Dalam prakteknya, pengesahan perjanjian internasional dapat dilakukan oleh :
 Pengesahan oleh badan eksekutif
 pengesahan oleh badan legislatif
 pengesahanoleh badan eksekutif dan legislatif.

6
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
6. Jenis dan sifat Perjanjian Internasional
Perjanjian Bilateral, bersifat khusus (treaty contract) dan tertutup. Treaty contract berarti perjanjian
yang dilakukan hanya mengikat dua negara yang berjanji, contoh :
1. Perjanjian antara Republik Indonesia dengan RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955
tentang penyelesaian “dwikewarganegaraan”.
2. Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai tentang “Garis Batas Laut Andaman” di sebalah
utara Selat Malaka pada tahun 1971.
3. Perjanjian “ekstradisi” antara Republik Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974.
4. Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai pertahanan dan keamanan
wilayah kedua negara pada tanggal 16 Desember 1995.
Perjanjian Multilateral, sering disebut sebagai law making treaties karena biasanya mengatur
hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat “terbuka.”
Law making treaties berarti perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara (multilateral akan
menjai hukum yang mengikat bagi masyarakat internasional secara menyeluruh.
Ada beberapa contoh :
• Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang “Perlindungan Korban Perang”.
• Konvensi Wina, tahun 1961, tentang “Hubungan Diplomatik”.
• Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 tentang “Laut Teritorial, Zona Bersebelahan,
Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Benua”.

7. Pelaksanaan Perjanjian Internasional


Pelaksanaan Perjanjian Internasional :
1) Ketaatan Terhadap Perjanjian
a. Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servada). Perjanjian menjadi hukum yang mengikat
bagi pihak yang berjanji sehingga para pihak harus mentaatinya.
b. Kesadaran hukum nasional. Perjanjian akan dipatuhi jika tidak bertentangan dengan hukum
nasional negara bersangkutan.
2) Kedudukan Negara Bukan Peserta
Negara bukan peserta pada hakikatnya tidak memiliki hak dan kewajiban untuk mematuhinya.
Akan tetapi, bila perjanjian itu bersifat multilateral (PBB) atau objeknya besar (Terusan Suez,
Panama, Selat Malaka dan lain-lain), mereka dapat juga terikat, apabila:
• Negara tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu, dan
• Negara tersebut dikehendaki oleh para peserta.
3) Pembatalan Perjanjian Internasional, Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagai
alasan, suatu perjanjian internasional dapat batal, antara lain :
1. Negara peserta atau wakil kuasa penih melanggar ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya.
2. Adanya unsur kesalahn (error) pada saat perjanjian dibuat.
3. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain waktu
pembentukan perjanjian.
4. Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan (corruption), baik melalui kelicikan atau
penyuapan.
5. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan
ancaman maupun penggunaan kekuatan.
6. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum.
4) Berakhirnya Perjanjian Intenasional
Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir karena:
1. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
2. Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis.
3. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian itu.
4. Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.
5. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang
terdahulu.
6. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah
dipenuhi.
7. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh
pihak lain.

7
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
LEBARAN KERJA SISWA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :2
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Jelaskan pengertian Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M., perjanjian Betul :
perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antar bangsa yang 100
internasional bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu
menurut Prof. Dr.
Muchtar
Kusumaatmadja!

2. Jelaskan secara 1) Pacta sun servanda, yaitu para pihak yang terikat pada Betul :
singkat 3 azas dalam suatu perjanjian, harus entaati perjanjian yang telah 1 = 35
perjanjian dibuatnya. ( perjanjian internasional mengikat dan berlaku 2 = 70
internasional! sebaai undang-undang bagi para pihak) 3= 100
2) Good fith (itikad baik) yaitu semua pihak yang terikat dalam
suatu perjanjian internasional harus beritikad baik untuk
melaksanakan isi perjanjian
3) Rebus sic stantibus, yaitu suatu perjanjian internasional
boleh dilanggar dengan syarat adanya perubahan yang
fundamental, artinya jika perjanjian internasional tersebut
dilaksanakan maka akan bertentangan dengan kepentingan
umum pada negara bersangkutan

3 Jelaskan makna dari  Declaration dipergunakan untuk menyebut perjanjian Betul :


istilah berikut! internasional yang sebenarnya atau suatu resolusi yang 1 = 35
1. Piagam dibuat oleh konferensi diplomatic yang berisi prinsip- 2 = 70
2. Convention prinsipdan harus ditati oleh semua negara. 3= 100
3. Declaration  Piagam (charter) dipergunakan untuk menyebut perjanjian
1. internasional yang membentuk dan mengatur organisasi
internasional.
 Konvensi (convention) dipergunakan untuk memberi nama
suatu catatan persetujuan mengenai hal-hal yang dipandang
penting yang tidak berkaitan dengan politik tingkat tinggi.

4 Apa yang dimaksud a. Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian antar dua negara atau Betul :
dengan perjanjian dua organisasi. Perundingan dalam perjanjian ini disebut 1 = 50
bilateral dan dengan istilah pembicaraan (talk). 2= 100
multilateral? b. Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh
beberapa negara atau organisasi. Perundingan dalam
perjanjian ini disebut konferensi diplomatic (diplomatic
conference).

8
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
5 Jelaskan makna dari a. Treaty Contrac, yaitu perjanjian yang hanya mengikat pihak- Betul :
treaty contract dan pihak yang mengadakan perjanjian, misalnya perjanjian RI 1 = 50
lowmaking treaty! dengan RRC mengenai kewarganegaraan. 2= 100
b. Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang akibat-akibatnya
menjadi dasar dan kaidah hukum internasional, misalnya
Konvensi Hukum Laut tahun 1958, Konvensi Wina tahun
1961 tentang Hubungan Diplomatic dan Konvensi Jenewa
tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang.

6 Sebutkan tahap- 1. Tahap Perundingan (negotiation) Betul :


tahap pembuatan 2. Tahap Penandatangan (signature) 1 = 35
perjanjian 3. Tahap Ratifikasi (ratification) 2 = 70
internasional! 3= 100

7 Sebutkan hal-hal 1. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu. Betul :
penyebab 2. Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis. 1 = 15
berakhirnya 3. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau 2 = 30
perjanjian punahnya objek perjanjian itu. 3 = 45
internasional! 4. Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri 4 = 60
perjanjian itu. 5 = 75
5. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian 6 = 90
meniadakan perjanjian yang terdahulu. 7= 100
6. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan
ketentuan perjanjian itu sudah dipenuhi.
7. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan
pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Guru : ……………………………………………………………………………………………………………………………..


……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..

Catatan orang tua : ……………………………………………………………………………………………………………………………..


……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..

9
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
PERTEMUAN KELIMA DAN KEENAM

Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional


Kompetensi Dasar : 4.3 Menganalisis Fungsi perwakilan diplomatik
I. INDIKATOR :
1. Mendeskripsikan pengertian politik luar negeri
2. Menyebutkan landasan hukum pelaksanaan politik luar negeri
3. Mendeskripsikan pedoman plotik luar negeri
4. Mendeskripsikan prinsip politik luar negeri indonesia
5. Menguraikan pelaksanaan politik luar negeri
6. Menyebutkan tujuan perlunya perwakilan luar negeri di negara lain
7. Menganalisis sebab-sebab berakhirnya perwakilan diplomatik
8. Menganalisis sahnya perwakilan konsuler
9. Membandingkan perwakilan diplomatic dengan konsuler

II. TUJUAN PEMBELAJARAN : siswa dapat :


1. mendeskripsikan pengertian politik luar negeri
2. menyebutkan landasan hukum pelaksanaan politik luar negeri
3. mendeskripsikan pedoman plotik luar negeri
4. mendeskripsikan prinsip politik luar negeri Indonesia
5. menguraikan pelaksanaan politik luar negeri
6. menyebutkan tujuan perlunya perwakilan luar negeri di negara lain
7. menganalisis sebab-sebab berakhirnya perwakilan diplomatik
8. menganalisis sahnya perwakilan konsuler
9. Membandingkan perwakilan diplomatic dengan konsuler

III. MATERI PEMBELAJARAN :


PERTEMUAN KELIMA:

HUBUNGAN INTERNASIONAL (lanjutan)


C. POLITIK LUAR NEGERI RI
1. Pengertian Politik Luar negeri
Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-1988),
politik luar negeri diartikan sebagai “suatu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka
hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional”.
Dalam dokumen Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-
1989) yang telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri RI tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat
Politik Luar Negeri adalah: (1) Bebas Aktif ; (2) Anti kolonialisme ; (3) Mengabdi kepada Kepentingan
Nasional ; dan, (4) Demokratis.
Bebas Artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalah-masalah
internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia secara ideologis bertentangan
(Timur dengan komunisnya dan Barat dengan liberalnya). Sedangkan Aktif Artinya kita dalam politik luar
negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan
kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan
keadilan sosial dunia.
2. Landasan hukum pelaksanaan politik luar negeri Indonesia
1) Pancasila
2) Pembukaan UUD 1945 alinea I dan IV .
3) Pasal 11 ayat 1 UUD 1945 : “ Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
4) Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:
a. Presiden mengangkat duta dan konsul.
b. Dalam hal mengangkat duta; Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
c. Presiden menerima penempatan duta negara lain dngn memperhatikan pertimbangan DPR.
5) Undang-undang No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
6) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
7) Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di
Luar Negeri;

10
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
3. Tujuan politik luar negeri
Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada tujuan nasional negara itu
sendiri. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang
menyatakan ”… melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial …”
Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut:
a. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara;
b. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar
kemakmuran rakyat;
c. meningkatkan perdamaian internasional;
d. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.
Politik luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam kebijakan luar negeri yang
diarahkan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional. Kebijakan luar negeri oleh pemerintah
dilaksanakan dengan kegiatan diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat. Dalam menjalankan
tugasnya para diplomat dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri yang dipimpin oleh Menteri Luar
Negeri. Tugas diplomat adalah menjembatani kepentingan nasional negaranya dengan dunia
internasional.
4. Pedoman perjuangan politik luar negeri
Dalam No. XII/MPRS/1966 tentang PENEGASAN KEMBALI LANDASAN KEBIJAKSANAAN POLITIK
LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA disebutkan bahwa : Pedoman perjuangan Politik Luar Negeri
didasarkan atas :
1. Dasa-sila Bandung yang mencerminkan solidaritas Negara-negara Afrika dan Asia, perjuangan
melawan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya serta
mengandung sifat non intervensi;
2. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri secara Asia, dan
kerjasama regional;
3. Pemulihan kembali kepercayaan Negara-negara/Bangsa-bangsa lain terhadap maksud dan
tujuan Revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan daripada lawan, menjauhkan
kontradiksi dengan mencari keserasian sesuai dengan falsafah Pancasila;
4. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penanggapan, sehingga
pengarahannya harus untuk kepentingan Nasional terutama peng-ambeg-parama-artaan
kepentingan ekonomi Rakyat.
5. Prinsip-prinsip pokok politik luar negeri indonesia
Prinsip-prinsip pokok yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia :
1) Negara kita menjalani politik damai.
2) Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak
mencampuri soal susunan dan coroak pemerintahan negeri masing-masing.
3) Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internsional untuk
menjamin perdamaian yg kekal.
4) Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional.
5) Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada
Piagam PBB.
6) Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan bangsa-
bangsa yang masih dijajah, sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan dan perdamaian
internasional itu tidak akan tercapai.
6. Pelaksanaan politik luar negeri
Politik Luar Negeri di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004 – 2009, dalam
visi dan misi beliau diantaranya dengan melakukan usaha memantapkan politik luar negeri. Yaitu
dengan cara meningkatkan kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia
dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. Prestasi Indonesia sejak 1 Januari 2007 menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, dimana Republik Indonesia dipilih oleh 158 negara anggota
PBB. Tugas Republik Indonesia di Dewan Keamanan PBB adalah :
1) Ketua Komite Sanksi Rwanda
2) Ketua komite kerja untuk pasukan penjaga perdamaian
3) Ketua Komite penjatuhan sanksi untuk Sierra Leone
4) Wakil Ketua Komite penyelesaian konfik Sudan
5) Wakil Ketua Komite penyelesaian konflik Kongo
6) Wakil Kertua Komite penyelesaian konflik Guinea Bissau
11
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
Baru-baru ini Indonesia berani mengambil sikap sebagai satu-satunya negara anggota tidak tetap
DK PBB yang bersikap abstain ketika semua Negara lainnya memberikan dukungan untuk memberi
sanksi pada Iran.

Contoh pelaksanaan politik luar negeri Indonesia :

No Jenis Keterangan/Uraian Manfaat Yang Diperoleh


1.  Persetujuan RI dan RRC mengenai  Ada kejelasan dalam penga-turan
Bilateral

Dwi Kewarganegaraan, telah kewarganegaraan keturunan Cina yang


disahkan dengan keluarnya Undang- sudah berumur 18 tahun, apakah mau
Undang No. 2 Tahun 1958. menjadi WNI atau kembali menjadi
warga negara Cina dengan sukarela.

 Perjanjian RI – Malaysia tentang  Ada kejelasan (terhindar dari konflik)


Penetapan Garis Landas Kontinen dalam pemanfaatan laut baik sebagai
kedua nega-ra (di selat Malaka dan sarana transportasi air maupun untuk
Laut Cina Selatan) ditandatangani kepentingan penangkapan ikan,
pada tanggal 27 Oktober 1969 dan eksplorasi kekayaan laut, mineral dan
mulai berlaku tanggal 7 November tambang.
1969.
2.  Pembentukan ASEAN yang  Mempercepat proses pertum-buhan
Regional

diprakarsai oleh pemimpin ekonomi, kemajuan sosial dan


Indonesia, Malaysia, Filipina, pengembangan budaya. Demikian juga,
Singapura dan Thailand melalui jika terjadi konflik hal ini dapat dengan
Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 mudah dilesaikan melalui jalan damai.
Agustus 1967.
 Persetujuan dibentuknya kawasan  Dapat meningkatkan investasi langsung
perdagangan bebas ASEAN yaitu ke negara-negara ASEAN, dan
AFTA (ASEAN Free Trade Area), khususnya nega-ra Indonesia.
yang ditandatangani pada tahun  Meningkatkan daya saing dan
1995 oleh negara-negara Indonesia, penghapusan bea ekspor – impor bagi
Malaysia, Filipina, Singapura dan negara-negara yang berada di kawasan
Thailand. ASEAN (termasuk negara Indonesia).

3.  Masuknya negara RI menjadi  Mempercepat proses penyele-saian


Multilateral

anggota PBB (pertama kali pada konflik Indonesia – Belanda (penjajah),


tanggal 28 Sep 1950), kemudian sehingga mau mengakui kedaulatan
keluar pada tanggal 7 Januari 1965 Indonesia pada tanggal 27 Desember
dan masuk kembali pada tanggal 28 1949.
September 1966.

 Pembentukan Gerakan Negara-  Sebagai wadah dalam upaya


negara Non Blok me-lalui KTT yang menumbuhkan sikap solideri-tas
pertama pada tahun 1961 di negara-negara di kawasan Asia – Afrika
Beograd (Yugoslavia) dan dipelopori dalam memper-juangkan
oleh negara Indonesia, Yugos-lavia, kemerdekaannya sekaligus melawan
Mesir, India dan Ghana. kolonia-lisme, rasialisme dan zionisme.

 Pengesahan Konvensi Inter-nasional  Masyarakat Indonesia akan lebih


tentang Penghapusan segala bentuk memahami bahwa seba-gai bagian
diskriminasi rasial 1965, dengan masyarakat internasional harus
dikeluar-kannya Undang-Undang menghor-mati, menghargai, dan
No. 29 Tahun 1999. menjunjung tinggi prinsip dan tujuan
Piagam PBB serta HAM.

12
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
LEBARAN KERJA SISWA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :3
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR

1. Jelaskan arti politik luar suatu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam Betul :
negeri indonesia rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha 100
menurut Rensra 1984 - untuk mencapai tujuan nasional
1989!

2. Jelaskan makna politik - Bebas Artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan Betul :
bebas dan aktif yang di kita terhadap masalah-masalah internasio-nal dan terlepas 1 = 50
anut oleh indonesia! dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia secara 2= 100
ideologis bertentangan (Timur dengan komunisnya dan
Barat dengan liberalnya).
- Aktif Artinya dalam politik luar negeri kita senantiasa aktif
memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. Aktif
memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif
memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta
menciptakan keadilan sosial dunia.

3. Sebutkan 2 pasal dalam 2. Pasal 11 ayat 1 UUD 1945 : “ Presiden dengan persetujuan Betul :
UUD 1945 yang menjadi DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan 1 = 50
landasan pelaksanaan perjanjian dengan negara lain 2= 100
politik luar negeri 3. Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:
indonesia! a. Presiden mengangkat duta dan konsul.
b. Dalam hal mengangkat duta; Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR.
c. Presiden menerima penempatan duta negara lain
dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

4. Sebutkan 3 dari 6 1) Negara kita menjalani politik damai. Betul :


prinsip pelaksanaan 2) Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar 1 = 35
politik luar negeri saling menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan 2 = 70
indonesia! dan coroak pemerintahan negeri masing-masing. 3= 100
3) Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional
dan organisasi internsional untuk menjamin perdamaian yg
kekal.
4) Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran
pembayaran internasional.
5) Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial
internasional dengan berpedoman pada Piagam PBB.
6) Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong
perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih diah,
sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan dan perdamaian
7)
8)
9) internasional tdk akan tercapai.
13
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
5 Sebutkan 2 contoh 1) Pembentukan ASEAN yang diprakarsai oleh pemimpin Betul :
pelaksanaan politik luar Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand melalui 1 = 50
negeri yang pernah Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. 2=100
dilakukan indonesia! 2) Pengesahan Konvensi Inter-nasional tentang Penghapusan
segala bentuk diskriminasi rasial 1965, dengan dikeluar-kann
3)
4)
5)
6)
7) ya Undang-Undang No. 29 Tahun 1999.

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Guru : ……………………………………………………………………………………………………………………………..


……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..

Catatan orang tua : ……………………………………………………………………………………………………………………………..


……………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………..

14
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
PERTEMUAN KEENAM :

HUBUNGAN INTERNASIONAL (Lanjutan….)


D. PERWAKILAN NEGERA RI DI LUAR NEGERI
1. Kementerian luar negeri
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan 32 Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 9 Tahun
2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia, dan Pasal 7 Undang-Undang (UU) RI Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara, Kementerian Luar Negeri mengelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang politik dan
hubungan luar negeri;
2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada
Presiden.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, Kementerian Luar Negeri mempunyai kewenangan:
1. Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
2. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
3. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga profesional/ahli serta
persyaratan jabatan di bidangnya;
4. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama negara;
5. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya;
6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: (a)
pengaturan dan pelaksanaan hubungan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan penerangan luar
negeri serta (b) pengaturan dan pelaksanaan protokol dan konsuler.
Presiden selaku kepala pemerintahan maupun sebagai kepala negara membentuk Departemen
Luar Negeri melalui Keppres No. 44 Tahun 1974 untuk melaksanakan hubungan internasional.
Departemen Luar Negeri sebagai bagian dari pemerintahan negara dipimpin oleh seorang menteri dan
bertanggung jawab kepada presiden. Tugas pokok Departemen Luar Negeri adalah menyelenggarakan
sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan di bidang politik dan hubungan dengan luar
negeri.
Susunan organisasi departemen luar negeri adalah sebagai berikut.
a. Pimpinan : Menteri Luar Negeri
b. Pembantu : Sekretaris Jenderal
c. Pengawasan : Inspektoral Jenderal
d. Pelaksana :
1. Direktorat Jenderal Politik
2. Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri
3. Direktorat Jenderal Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar Negeri
4. Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Usaha Luar Negeri
6. Sekeretariat Nasional ASEAN
7. Pusat-pusat, seperti pusat pendidikan dan latihan pegawai.
Peranan Departemen Luar Negeri sebagai sarana dalam hubungan internasional, berkaitan
dengan upaya dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, yaitu alinea IV yang berbunyi: “… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial…”.
2. Perwakilan Diplomatic
Perwakilan Diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina
hubungan politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan oleh perangkat diplomatik yang meliputi duta
besar, duta, kuasa usaha dan atase-atase.
Istilah diplomatik (diplomacy), dalam hubungan internasional ”berarti sarana yang sah (legal),
terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar
negerinya”. Untuk menjalin hubungan diantara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling
menempatkan perwakilannya (Keduataan atau Konsuler).

15
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
No Diplomatik Uraian

1. Tugas Pokok  Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala
Perwakilan negara dengan pemerintah asing.
Diplomatik  Mengadakan perundingan ttg masalah yang dihadapi kedua negara dan
berusaha untuk menyelesaikannya.
 Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
 Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil,
pemberian paspor, dsb.
2. Fungsi  Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.
Perwakilan  Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara
Diplomatik penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional.
Berdasarka  Mengadakan persetujuan dgn pem. negara penerima.
n Kongres  Memberikan keterangan tentang kondisi & perkembangan negara penerima,
Wina 1961 sesuai UU & melaporkan kepada pemerintah negara pengirim.
 Memelihara hub persahabatan antara kedua negara.
3 Peranan  Dlm membina hubungan internasional, diperlukan taktik
Perwakilan  dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan nasional
Diplomatik  suatu negara, sehingga kepentingannya dapat diperke-
 nalkan kepada negara lain dengan jalan diplomatik.
 Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan
 politik luar negeri sebagai berikut:
 Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam
mencapai tujuan tersebut.
 Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dgn kepentingan nasional sesuai
dengan tenaga dan daya yang ada.
 Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan
negara lain.
 Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada
umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara
menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan
kekuatan militer dan ekonomi.
4 Tujuan  Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi
Diadakan sesuatu urusan, perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk
Perwakilan menyelesaikannya.
Diplomatik  Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima.
 Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara
penerima.
Dalam praktek internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik :
1. Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling memberikan
hubungan rutin antar negara tersebut.
2. Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional (PBB).
Tingkatan dan Kepangkatan Perwakilan Diplomatik :
Tingkatan dan kepangkatan perwakilan diplomatik menurut Kongres di Aachen tahun 1918 sbb :
1) Duta Besar ( Ambassador) adalah tingkatan tertinggi dalam perwakilan diplomatik. Duta Besar
memiliki kekuasaan penuh dan luar biasa dan ditempatkan pada negara yang punya hubungan erat
dan banyak hubungan timbal balik. Dlm beberapa hal duta besar dapat memutuskan sesuatu yang
menyangkut negaranya tanpa berkonsultasi dengan kepala negaranya terlebih dahulu.
2) Duta (Gerzant) adalah setingkat lebih rendah dari duta besar, biasanya ditempatkan pada negara yang
tidak banyak hubungan timbal balik dan derajat kereratan hubungan lebih rendah dari pada negara
yang mengirim duta besar. Segala persoalan. Segala persoalan yang menyangkut ke dua negara,
seorang duta harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pemerintah negaranya.
3) Menteri Presiden (Minister President) adalah mereka yang tidak dianggab sebagai wakil kepala negara,
tetapi hanya ditempatkan untuk mengurus urusan-urusan negaranya.
4) Kuasa Usaha (Charge D’affair), kuasa usaha tidak diperbantukan kepada kepala negara, tetapi kepada
menteri luar negeri negara penerima. Berhubungan dengan kepala negara negara penerima melalui
menteri luar negeri negara penerima.
16
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
5) Atase-atase, adalah tenaga ahli kedutaan, ada atase militer. atase perekonomian, atase
pendidikan dan kebudayaan, dll.
Berakhirnya Fungsi Misi Perwakilan Diplomatik :
1. Sudah habis masa jabatan
2. Ia ditarik oleh pemerintah negaranya
3. Karena tidak disenangi (di persona non grata )
4. Negara penerima perang dengan negara pengirim.
Hak Kekebalan (immunitet) Korps Diplomatik :
a. Hak Ekstra teritorialitas, hak kekebalan dalam daerah perwakilan seperti daerah kedutaan besar,
daerah kedutaan termasuk halaman dan bangunannya dimana terpancang bendera dan lambang
negara itu. Gedung perwakilan diplomatic tidak boleh digeledah atau dimasuki oleh petugas
kehakiman, polisi, tanpa seizin kepala perwakilan diplomatik bersangkutan. Arsip-arsip, surat-surat
ataupun telegram tidak boleh dibuka oleh polisi, hakim tersebut. Warga negara yang mencari
perlindungan di gedung perwakilan diplomatik tidak dapat ditanmgkap begitu saja melainkan harus
melalui perundingan dengan kepala perwakilan setempat. Kecuali pelaku kejahatan, yang memang
harus diserahkan pada polisi setempat.
b. Hak Kekebalan atau Kebebasan Korps Diplomatik, setiap anggota diplomatik tunduk kepada
hukum dan peraturan kepolisian setempat namun tidak dapat dituntut di muka pengadilan.
Mereka dibebaskan dari pajak dan bea cukai, bebas mendirikan tempat ibadah di lingkungan
kedutaan.
3. Perwakilan Konsuler
Perwakilan Konsuler adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina
hubungan non politik dengan negara lain. Ada konsuler yang bersifat tetap dan ada konsuler
kehormatan. Tugas pokok konsul kehormatan adalah menghubungkan perdagangan ke dua negara.
Pejabat ini tidak mendapat gaji, melainkan mendapat honoraruium atas jasa-jasanya itu.
Fungsi perwakilan konsuler :
1) Melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan negara penerima di bidang perekonomian,
perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
2) Melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang berada dalam wilayah kerjanya.
3) Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan.
4) Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara di wilayah kerjanya.
5) Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi dan
persandian.
6) Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan rumah tangga
perwakilan Konsuler.
PERBEDAAN

No Korps Diplomatik Korps Konsuler

1. Memelihara kepentingan negara-nya Memelihara kepentingan nega-ranya dengan


dengan melakukan hubungan dengan melaksanakan hubungan dgn pejabat-pejabat
pejabat-pejabat Tingkat Pusat. tingkat daerah (setempat)

2. Berhak mengadakan hubungan yang Berhak mengadakan hubungan yg bersifat non


bersifat politik. politik.
3. 1 negara hanya mempunyai 1 perwakilan Satu negara dapat mempunyai lebih dari satu
diplomatik dlm satu negara penerima. perwakilan konsuler.

4. Mempunyai hak ekstrateritorial (tidak Tidak mempunyai hak ekstrate-ritorial (tunduk


tunduk pada pelaksanaan kekuasan pada pelaksa-naan kekuasaan peradilan).
Peradilan).

4. Perwakilan organisasi internasional


Pejabat perwakilan organisasi internasional adalah pejabat yang diangkat atau ditunjuk langsung
oleh induk organisasi internasional yang bersangkutan untuk menjalankan tugas atau jabatan pada
kantor perwakilan organisasi internasional tersebut di Indonesia.

17
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
LEBARAN KERJA SISWA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :4
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Sebutkan 2 fungsi 1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan Betul :
departemen luar kebijakan teknis di bidang politik dan hubungan luar negeri; 1 = 50
negeri indonesia 2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang 2 = 100
berdasarkan UU tugasnya;
no 39 tahun 2008 3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tentang tanggung jawabnya;
kementerian
Negara!
2. Sebutkan 2 tugas  Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau Betul :
dari perwakilan hubungan kepala negara dengan pemerintah asing. 1 = 50
diplomatik!  Mengadakan perundingan ttg masalah yang dihadapi kedua 2 = 100
negara dan berusaha untuk menyelesaikannya.
 Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di
negara lain.
 Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat
pencatatan sipil, pemberian paspor, dsb.
3. Sebutkan tingkatan 1) Duta Besar ( Ambassador) Betul :
kepangkatan 2) Duta (Gerzant) Berurutan
perwakilan 1 = 20
3) Menteri Presiden (Minister President)
diplomatik 2 = 40
berdasarkan 4) Kuasa Usaha (Charge D’affair),
5) Atase-atase, 3 = 60
kongres Aachen
tahun 1918!
4 = 80
5 = 100
4. Jelaskan 2 hak a. Hak Ekstra teritorialitas, hak kekebalan dalam daerah Betul :
kekebalan yang perwakilan seperti daerah kedutaan besar, daerah kedutaan 1 = 50
dimiliki oleh termasuk halaman dan bangunannya dimana terpancang 2 = 100
korps perwakilan bendera dan lambang negara itu.
diplomatik! b. Hak Kekebalan atau Kebebasan Korps Diplomatik, setiap
anggota korps diplomatik harus tunduk kepada hukum dan
peraturan kepolisian setempat namun tidak dapat dituntut
dimuka pengadilan.

5 Jelaskan makna Perwakilan Konsuler adalah lembaga kenegaraan di luar negeri Betul :
perwakilan yang bertugas dalam membina hubungan non politik dengan 100
konsuler! negara lain.

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Guru/orang tua :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

18
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
PERTEMUAN KETUJUH

Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan internasional & organisasi internasional


Kompetensi Dasar :4.4 Mengkaji peranan oraganisasi internasional dlm meningkatkan
perdamaian dan hubungan internasional
I. INDIKATOR :
1. Menceritakan sejarah singkat terbentuknya PBB
2. Menyebutkan 4 dari 7 asas organisasi PBB
3. Menyebutkan tujuan didirikannya organisasi PBB
4. Menganalisis lembaga PBB yang bertugas menangani persengketaan antar bangsa
5. Menceritakan sejarah singkat berdirinya ASEAN
6. Mendeskripsikan prinsip-prinsip ASEAN
7. Menyebutkan tujuan ASEAN
8. Mendeskripsikanstruktur ASEAN
II. TUJUAN PEMBELAJARAN : siswa mampu :
1. Menceritakan sejarah singkat terbentuknya PBB
2. Menyebutkan 4 dari 7 asas organisasi PBB
3. Menyebutkan tujuan didirikannya organisasi PBB
4. Menganalisis lembaga PBB yang bertugas menangani persengketaan antar bangsa
5. Menceritakan sejarah singkat berdirinya ASEAN
6. Mendeskripsikan prinsip-prinsip ASEAN
7. Menyebutkan tujuan ASEAN
8. Mendeskripsikanstruktur ASEAN

III. MATERI PEMBELAJARAN :

ORGANISASI INTERNASIONAL
E. ORGANISASI INTERNASIONAL
a) Perserikatan bangsa-bangsa (PBB)
1. Sejarah singkat PBB
Berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 diprakarsai oleh 5 negara antara lain Amerika serikat,
Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. Kelima Negara tersebut sekarang sebagai anggota tetap Dewan
Keamanan PBB yang memegang hak Veto yaitu hak untuk membatalkan atau memveto keputusan
dewan keamanan PBB. Bahasa persidangan PBB adalah bahasa Arab, Inggris, Prancis, mandarin. Rusia
dan Spanyol. Dan Sekjen PBB sekarang adalah Ban Kimon dari Korea Selatan.

Indonesi masuk menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950. Selanjutnya pada
tangga 7 January 1965 indonesia keluar dari keanggotaan PBB, dan pada tanggal 28 september 1966
indonesia masuk kembali menjadi anggota PBB.
2. Azas organisasi PBB
1) Sovereign eqity, yaitu prinsp persamaan kedaulatan dari semua anggotanya.
2) Good faith ( itikad baik), yaitu semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-
kewajiban mereka sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB. Hal ini berkaitan dengan prinsip
pacta sun servanda yaitu suatu peranjian harus ditaati oleh pihak yang berjanji.
3) Peaceful M eans, yaitu semua anggota harus menyelesaikan persengketaan-persengketaan
internasional dengan jalan damai tanpa membahayakan perdamaian, kemanan dan keadilan.
4) Non-use of force, yaitu Dalam hubungan-hubungan internasional semua anggota harus
menjauhi penggunaan ancaman atau kekerasan terhadap orang lain.
3. Tujuan PBB
1) Menjaga perdamaian dunia
2) Mengembangkan persahabatan antar bangsa
3) Memvantu masyarakat dunia lebih sejahtera, memberantas kemiskinan, buta aksara, penyakit
menular, menghentikan pengrusakan lingkungan dan penghormatan HAM.
4) Menjadi pusat bangsa –bangsa dalam pencapaian tujuan PBB di atas.

19
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
4. Organ-organ utama PBB
1) Majelis Umum (General Asembly) :
Angotanya semua Negara anggota PBB. Fungsinya sebgai forum untuk membahas
masalaha yang menjadi keprihatinan dunia. Bersidang setiap tahun. Keputusannya tidak mengikat
anggota PBB karena hanya bersifat rekomendasi namun berbobot karena merupakan hasil
pandangan mayoritas Negara di dunia.
2) Dewan Keamanan PBB (Security Council) :
Adalah badan PBB yang fungsinya memelihara atau mempertahankan perdamaian dan
keamanan internasional. Anggaotanya 15 negara yang terbagi menjadi 5 anggota tetap (Inggris,
Prancis, Rusia, Cina, Amerika serikat) dan 10 negara anggota tidak tetap yang dipilih oleh Majelis
Umum untuk masa jabatan 2 tahun. Dewan ini memiliki hak Veto yaitu hak untuk memblokir atau
menolak keputusan Dewan walaupun ke 14 anggota dewan yang lain menyetujui keputusan yang
bersangkutan, namun bias dibatalkan oleh 1 negara dari anggota Dewan tersebut.
3) Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) :
Anggotanya terdiri dari 54 negara dan setiap tahun dipilih 18 anggota baru oleh Majelis
Umum PBB untuk masa jabatan 3 tahun. Fungsi dewan ini adalah bertanggug jawab atas kegiatan
social PBB. Bersidang setiap tahun selama satu bulan. Dewan ini merekomendasi kepada majelis
umum yang berkaitan dengan pembanguna ekonomi, masalah lingkungan dan Hak Asasi Manusia.
Badan ini mengkoordinir badan-badan seperti WHO (World Health Organization) oeganisasi
kesehatan Dunia, ILO (International Labour Organization) organisasi Perburuhan Internasional, FAO
(Food and Agriculture Organization) organiasai Pangan dan Pertanian, UNESCO (United Nations
educational Scintific and Cultural Organization) Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan. UNICEF (United Nations Shildren’s Fund) Dana Kanak-Kanak Perserikatan Bangsa-
Bangsa yang memberikan bantuan untuk rencana-rencana kesejahteraan ibu dan anak di seluruh
Negara di dunia.
4) Dewan Perwalian (Trusteeship Council) :
Dewan ini bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan melakukan pengawasan
terhadap wilayah-wilayah yang masuk kategori trust territories (wilayah peerwalian). Wilayah
perewalian adalah wilayah bekas jajahan yang ditempatkan dalam satu system perwalian sebagai
satu cara agar Negara-negara anggota bertanggung jawab atas wilayah tersebut (biasanya Negara
bekas penjajahnya) dan menngkatkan kemajuan wiulayah itu menuju kemerdekaannya.
Contoh Negara Togo dan Kamerun, kepulauan Solomon adalah bekas jajahan Jerman. Kemudian
Negara bekas jajahan Turki seperti Jordania dan Palestina. Negara yang terakhir yang mencapai
kemerdekaannya pada Bulan November 1994 adalah Palau. Pada bulan Desember menjadi anggota
PBB.
Sistem perwalian itu di selenggarakan dalam rangka :
1. Memelihara keamanan dan perdamaian internasional
2. Memajukan politik, ekonomi, sosbud penduduk setempat.
3. Mendorong peenghormatan HAM dan saling ketergantungan sesame bangsa,
4. Menjamin penanganan masalah-masalh soaial dan ekonomi.
5. Mahkamah Internasional (International Court of Justice) :
Adalah badan pengadilan internasional resmi dan tetap yang bertugas untuk memeriksa
dan memutus perkara yang diajukan kepadanya. Terdiri 15 hakim yang dipilih Majelis Umum
berdasarkan kemampuan mereka dan bermarkas di Den Haag Belanda.
` Pihak yang dapat mengajukan perkara ke Mahkamah internasional :
1. Semua Negara yang berada di bawah Statuta (wilayah Kerja) Mahkamah Internasional, Perkara
apa saja.
2. Negara lain yang bukan statute Mahkamah Internasioanl dengan syarat yang telah ditetapkan.
5) Mahkamah Internasional.
Mahkamah Internasional selain mengadili perkara dapat juga memberikan nasihat hukum
kepadamajelis Umum, Dewan keamanan atas permohonan badan tersebut dan badan PBB lainnya.
6) Sekretariat (Secretariat) :
Badan ini terdiri atas satu orang sekretaris Jenderal dan staf yang diperlukan. Sekretaris
Jenderal diangkat oleh Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan PBB. Sekjen sekarang Ban
Kimon dari Korea selatan.

20
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
5. Organisasi-organisasi dibawah PBB
o Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO)
o Kesejahteraan anak-anak (UNICEF)
o Makanan (FAO)
o Kesehatan (WHO)
o Perburuhan (ILO)
o Telekomunikasi (ITU)
o Pengungsi (UNHCR)
o Kesatuan Pos (UPU)
o Perubahan Iklim (IPCC)
o Lingkungan (UNEP)

b) ASEAN (Association of South East Asian Nations) Atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara:
1. Sejarah Berdirinya ASEAN
Association of Southeast Asia Nations atau yang lebih sering dipanggil ASEAN merupakan
sebuah organisasi yang diawali oleh organisasi yang bernama Association of Southeast Asia (ASA),
sebuah aliansi yang dibentuk pada tahun 1961 yang beranggotakan Fillipina, Malaysia, dan Thailand.
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967, saat menteri luar negeri dari lima negara yaitu
Indonesia, Malaysia, Fillipina, Singapura, dan Thailand bertemu di gedung Departemen Luar Negeri di
Bangkok dan menandatangani deklarasi ASEAN yang lebih dikenal dengan sebutan Deklarasi Bangkok.
Kelima menteri luar negeri dari lima negara tersebut yaitu Adam Malik (Indonesia), Narciso Ramos
(Fillipina), Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand)
dinobatkan sebagai “The Organization’s Founding Fathers” yang berarti “Bapak Pendiri
Organisasi”Disamping itu ada Forum Regional ASEAN (FRA) sejak rahun 1994, yaitu forum dialog
tentang isu-isu keamanan di wilayah Asia Pasifik. Terdiri 23 negara yaitu 10 negara ASEAN, Papua
Nugini sebagai Peninjau dan 12 negara patner yaitu Kanada, Asustralia, India, Jepang, Selandia Baru
Korea Selatan, Korea Utara, Federasi Rusia, RRC, Amerika Serikat, Mngolia dan Uni Eropa.

2. Prinsip-Prinsip ASEAN
ASEAN yang juga memilik beberapa prinsip-prinsip utama yaitu sebagai berikut:
1) Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas
nasional setiap negara.
2) Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan,
subversif atau koersi pihak luar.
3) Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota.
4) Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai.
5) Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan.
6) Kerjasama efektif antara anggota.

3. Tujuan ASEAN
1) Memepercepat peetumbuhan ekonomi, soaial dan budaya dfi kawasan asia tenggara.
2) Meningkatkan perdamaian dan stabiloitas regional dan saling mengjhormati.
3) Meningkatkan kerjasama dalam masalah yang menyangkut kepentingan beresama bidang
ekonomi, soaial budaya, tekhnik, pengetahuan dan administrasi.
4) Saling memberi bantuan dalam bentuk saran latihan dan penelitian.
5) Bekerjasama dalam dalam penggunaan pertanian dan industry, perbaikan tarap hidup rakyat.
6) Membina kerjasama dengan organisasi dunia lainnya.

4. Struktur ASEAN :
Menurut KTT ASEAN di BALI 1976 strukturnya sbb :
1) ASEAN Summit, yaitu pertemuan para kepala pemerintahan se ASEAN. Konferensi Tingkat
Tinggi ini merupakan lembaga pembuat keputusan tertinggi dalam ASEAN. Didahului dengan
pertemuan para menteri ekonomi dan menteri luar negeri ASEAN.
2) ASEAN Miniterial Meeting (AMM), yaitu siding para menteri luar negeri ASEAN yang
merumuskan garis kebijakan dan koordinasi kegiatan ASEAN.
3) ASEAN Economic Ministers (AEM) adalah siding para menteri ekonomi untuk meneruskan
kebijakan yang telah dirumuskan. Sidang ini 2 kali setahun.
4) ASEAN Finance Meeting (AFMM) adalah siding para menteri keuangan ASEAN merumuska
kebijakan ASEAN di bidang keuangan.
21
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
5) Other ASEAN Ministerial Meeting (OAMM) yaitu siding para menteri non ekonomi
merumuskan kebojakan selain ekonomi seperti pendidikan, keshatan penerangan, sosbud,
teknologi, ilmu pengetahuan, perburuhan.
6) ASEAN Standing Committee (ASC) komisi tetap ASEAN dipimpin oleh menteri luar negeri dari
Negara yang mendapat giliran manjadi Ketua yaitu tuan rumah dari siding tahunan para
menteri luar negeri ASEAN.
7) ASEAN Secretariat yaitu sekretaris ASEAN yang berfungsi untuk memprakarsai, member
nasehat dan pertimbangan dan mengkoordinasikan dan melaksanakan jkegiatan-kegiatan
ASEAN.

5. Negara-Negara Anggota ASEAN


Hingga saat ini ASEAN memiliki 10 anggota yang semua anggotanya merupakan negara-negara Asia
Tenggara. Berikut ini adalah negara-negara anggota ASEAN:
1) Indonesia (negara pendiri)
2) Fillipina (negara pendiri)
3) Malaysia (negara pendiri)
4) Singapura (negara pendiri)
5) Thailand (negara pendiri)
6) Brunei Darussalam (7 Januari 1984)
7) Vietnam (28 Juli 1995)
8) Laos (23 Juli 1997)
9) Myanmar (23 Juli 1997)
10) Kamboja (30 April 1999)

Selain negara-negara anggota tersebut, terdapat dua negara lainnya yang berstatus sebagai
pemantau (observer) yaitu:
1. Papua Nugini (1976)
2. Timor Leste
Negara baru Timor Leste, yang dulunya merupakan sebuah provinsi Indonesia, terpaksa
harus puas dengan hanya mendapatkan status pemantau (observer) dalam ASEAN. Itupun setelah
menuai protes dari berbagai negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor-Leste ke
ASEAN, atas dasar rasa hormat kepada Indonesia. Myanmar, terutama, menentang pemberian
status observer kepada Timor Leste karena dukungan Timor Leste terhadap pejuang pro-demokrasi
Myanmar Aung San Suu Kyi.

Sejak kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu Timor-
Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa pertemuan ASEAN. Meskipun
begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus observer. Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang
menjadi Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota ASEAN,
karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan negara Pasifik atau Australia.
Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa akan lebih menguntungkan
bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan
Pacific Islands Forum.

Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk


menjadi anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya
telah menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN sebelum tahun 2012, hal ini
sangat di dukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti
Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat bahwa Pemerintah Timor-
Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan Februari 2009,
dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi
keanggotaan ASEAN.

22
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
6. Sekretariat ASEAN (ASEAN Secretariate)
1) Latar belakang dibentuknya sekretariat ASEAN adalah kebutuhan akan suatu sekretariat tetap
ASEAN yang akan mengkoordinasi segala kegiatan ASEAN. Hal ini mulai dirasakan setelah
ASEAN berusia genap enam tahun, yakni ketika para Menteri Luar Negeri ASEAN bertemu di
Pattaya, Thailand pada bulan April 1973. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, dibentuklah
suatu Panitia Khusus yang terdiri dari para Sekjen ASEAN dari kelima negara ASEAN guna
membicarakan dan merumuskannnya.
2) Pada sidang ke VII para Menlu ASEAN di Kuala Lumpur tahun 1975, rumusan struktur
Sekretariat ASEAN yang telah diubah dan disederhanakan disetujui oleh sidang dengan
membubuhkan paraf di atas rumusan konsep tersebut.
3) Rumusan konsep tersebut kemudian dibawa ke Bali untuk secara resmi ditandatangani para
Menlu negara-negara ASEAN dengan disaksikan para kepala pemerintahan ASEAN yang
sedang mengadakan KTT Pertama ASEAN di Bali 1976.
4) Dokumen persetujuan ini kemudian dikenal dengan sebutan Agreement on the Establishment
of the ASEAN Secretariate yang antara lain menyatakan bahwa tempat kedudukan Sekretariat
ASEAN berada di Jakarta, ibukota negara Indonesia.

23
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
LEBARAN KERJA SISWA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :6
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Sebutkan 5 negara yang PBB diprakarsai oleh 5 negara yaitu Amerika serikat, Betul :
memprakarsai Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. 1 = 20
berdirinya PBB! 2 = 40
3 = 60
4 = 80
5 =100

2. Jelaskan secara singkat 1) Sovereign eqity, yaitu prinsip persamaan Betul :


4 asas PBB! kedaulatan dari semua anggotanya. 1 = 25
2) Good faith ( itikad baik), yaitu semua anggota 2 = 50
harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban- 3 = 75
kewajiban mereka sebagaimana tercantum dalam 4 =100
Piagam PBB.
3) Peaceful M eans, yaitu semua anggota harus
menyelesaikan persengketaan-persengketaan
internasional dengan jalan damai tanpa
membahayakan perdamaian, kemanan dan
keadilan.
4) Non-use of force, yaitu Dalam hubungan-
hubungan internasional semua anggota harus
menjauhi penggunaan ancaman atau kekerasan
terhadap orang lain.

3. Sebutkan 2 dari 4 1) Menjaga perdamaian dunia Betul :


tujuan PBB! 2) Mengembangkan persahabatan antar bangsa 1 = 50
3) Membantu masyarakat dunia lebih sejahtera, 2 =100
memberantas kemiskinan, buta aksara, penyakit
menular, menghentikan pengrusakan lingkungan
dan penghormatan HAM.
4) Menjadi pusat bangsa –bangsa dalam pencapaian
tujuan PBB di atas.

4. Sebutkan organ-organ 1) Majelis Umum (General Asembly) Betul :


utama PBB! 2) Dewan Keamanan PBB (Security Council) 1 = 15
3) Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social 2 = 30
Council) 3 = 45
4) Dewan Perwalian (Trusteeship Council) 4 = 60
5) Mahkamah Internasional (International Court of 5 = 80
Justice) 6 = 100
6) Sekretariat (Secretariat)

24
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
5 Sebutkan 3 dari 6 Betul :
prinsip ASEAN! 1 = 35
2 = 70
3 = 100

6 Sebutkan 3 dari 6 1. Memepercepat peetumbuhan ekonomi, soaial dan Betul :


tujuan ASEAN! budaya dfi kawasan asia tenggara. 1 = 35
2. Meningkatkan perdamaian dan stabiloitas regional 2 = 70
dan saling mengjhormati. 3 = 100
3. Meningkatkan kerjasama dalam masalah yang
menyangkut kepentingan beresama bidang
ekonomi, soaial budaya, tekhnik, pengetahuan dan
administrasi.
4. Saling memberi bantuan dalam bentuk saran
latihan dan penelitian.
5. Bekerjasama dalam dalam penggunaan pertanian
dan industry, perbaikan tarap hidup rakyat.
6. Membina kerjasama dengan organisasi dunia
lainnya.
7 Sebtkan struktur Betul :
ASEAN menurut KTT 1 = 15
ASEAN di Bali tahun 2 = 30
1976! 3 = 45
4 = 60
5 = 75
6 = 90
7 = 100

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Guru :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Catatan Orang tua/Wali :


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

25
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
PERTEMUAN KE DELAPAN

Standar Kompetensi :4. Menganalisis hub. internasional dan organisasi internasional


Kompetensi Dasar :4.4 Menghargai kerjasama dan perjanjian internasional yang
bermanfaat bagi indonesia

I. INDIKATOR :
1. Menganalisis peranan PBB terhadap perdamaian Indonesia pada masa revolusi fisik
2. Menganalisis peranan Indonesia terhadap PBB dalam ikut menegakkan perdamaian dunia
3. Menjelaskan manfaat bagi Indonesia dari kerjasama dan perjanjian internasional
4. Menjelaskan manfaat bagi dunia dari kerjasama dan perjanjian internasional

II. TUJUAN PEMBELAJARAN : siswa mampu :


1. Menganalisis peranan PBB terhadap perdamaian Indonesia pada masa revolusi fisik
2. Menganalisis peranan Indonesia terhadap PBB dalam ikut menegakkan perdamaian dunia
3. Menjelaskan manfaat bagi Indonesia dari kerjasama dan perjanjian internasional
4. Menjelaskan manfaat bagi dunia dari kerjasama dan perjanjian internasional

III. MATERI PEMBELAJARAN :

HUBNGAN NTERNASIONAL (Lanjutan....)

F. MANFAAT KERJASAMA DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

Manfaat Kerja sama Internasional bagi Indonesia :


1. Dewan Keamanan PBB menghentikan Agresi Militer Belanda I atas usul India dan Australia.
2. Perundingan Indonesia Belanda melalui Jasa baik KTN (komisi Tiga Negara) untuk menghentikan
pendudukan belanda di Indonesia.
3. PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan Agresi Militer belanda IIyang berisi :
- Hentikan saling menyerang
- Membebaskan segala tawanan
- Berunding atas dasar Perjanjian Lingarjati dan renville
- Pemerintaha RI dikembalikan ke Yogyakarta.
4. Pengembalian Irian barat oleh PBB dari tangan belanda ke RI tahun 1962
5. Pengakuan kedaulatan RI oleh belanda melalui KMB tanggal 27 Desember 1949.

Manfaat Perjanjian Internasional bagi bangsa Indonesia :


1. Diterimanya konsep Negara kepulauan (archipelagic state) Wawasan Nusantara.
2. Penentuan Batas Wilayah laut RI melalui Konvensi Hukum Laut Inmternasional tahun 1982, yaitu :
a. Batas wilayah 12 mil laut territorial Negara pantai dan Negara kepulauan.
b. batas 200 mil laut ZEE (Zona Ekonimi Eksklusif).
c. pengakuan hak Negara tak berpantai utk ikut memamfaatkan sumber daya alam dan kekayaan
lautan.

Mendukung terhadap kerjasama dan perjanjian internasional


Sikap positif bangsa Indonesia dalam pergaulan dunia harus terus dikembangkan, antara lain dengan
usaha berikut :
a. Memperkenalkan kebudayaan nasional
b. Berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan dunia yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan keadilan
c. Kemampuan antisipasi dan penyesuaian terhadap perkembangan, perubahan, dan gejolak
dunia melalui jalur diplomasi disertai dengan pendekatan yang tepat sesuai denan kepentingan
nasional
d. Penggalangan dan pemupukan solidaritas, kesatuan, dan sikap kerjasaa di antara Negara-
negara berkembang maupun Negara maju melalui organisasi internasional seperti ASEAN, OKI,
GNB dan PBB.
e. Meningkatkan kegiatan ekonomi melalui pedagangan ekspor dan impor, tukar menukar ilmu
pengetahuan dan teknologi

26
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011
LEBARAN KERJA SISWA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ……………………………….
KELAS : ……………………………….
HARI/TANGGAL : ……………………………….
TUGAS INDIVIDU :7
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Sebutkan dua 1. Pengembalian Irian barat oleh PBB dari tangan Betul :
contoh manfaat belanda ke RI tahun 1962 1 = 50
kerjasama 2. Pengakuan kedaulatan RI oleh belanda melalui KMB 2 =100
internasional yang tanggal 27 Desember 1949.
dirasakan oleh 3. Dewan Keamanan PBB menghentikan Agresi Militer
indonesia! Belanda I atas usul India dan Australia.
4. Perundingan Indonesia Belanda melalui Jasa baik
KTN (komisi Tiga Negara) untuk menghentikan
pendudukan belanda di Indonesia.

2. Sebutkan 3 peran 1. Memperkenalkan kebudayaan nasional Betul :


aktif yang 2. Berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan 1 = 35
menunjukan sikap dunia yang bertentangan dengan nilai-nilai 2 = 70
positif bangsa kemanusiaan dan keadilan 3 = 100
indonesia terhadap 3. Kemampuan antisipasi dan penyesuaian terhadap
kerja sama perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia
internasional! melalui jalur diplomasi disertai dengan pendekatan
yang tepat sesuai denan kepentingan nasional
4. Penggalangan dan pemupukan solidaritas, kesatuan,
dan sikap kerjasaa di antara Negara-negara
berkembang maupun Negara maju melalui
organisasi internasional seperti ASEAN, OKI, GNB
dan PBB.
5. Meningkatkan kegiatan ekonomi melalui pedagan
ekspor dan impor, tukar menukar ilmu pengetahuan
dan teknologi

Guru Bidang Studi, Orang tua/wali,

Hadi Abd. Aziz Kammis, SH ………………………………


NIP.197703112005011004

Catatan Guru :

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Catatan Orang tua/Wali :


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

27
Hadi Abdul Aziz Kammis, SH
LKS Kewarganegaraan XI semester II
MAN KALABAHI – 2010/2011

Anda mungkin juga menyukai