0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2K tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan sistem manajemen mutu Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) dalam produksi minuman isotonik Pocari Sweat di pabriknya di Indonesia. Dibahas mengenai proses pengadaan bahan baku, desain dan fasilitas pabrik, higiene karyawan, pengendalian proses, pemeliharaan sarana, pengendalian hama, penyimpanan produk, dan laboratoriumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan sistem manajemen mutu Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) dalam produksi minuman isotonik Pocari Sweat di pabriknya di Indonesia. Dibahas mengenai proses pengadaan bahan baku, desain dan fasilitas pabrik, higiene karyawan, pengendalian proses, pemeliharaan sarana, pengendalian hama, penyimpanan produk, dan laboratoriumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan sistem manajemen mutu Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) dalam produksi minuman isotonik Pocari Sweat di pabriknya di Indonesia. Dibahas mengenai proses pengadaan bahan baku, desain dan fasilitas pabrik, higiene karyawan, pengendalian proses, pemeliharaan sarana, pengendalian hama, penyimpanan produk, dan laboratoriumnya.
Munculnya minuman isotonik sebagai pengganti ion tubuh yang hilang semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Pocari Sweat, merupakan minuman isotonik yang diproses dengan menggunakan teknologi aseptik yang lebih baru dan lebih bersih. Komposisi minuman ini mirip dengan cairan tubuh dengan kandungan elektrolit yang seimbang, sehingga dapat diserap lebih cepat dan lebih baik dibandingkan air minum biasa, sehingga dapat mencegah terjadinya dehidrasi berat. Selain itu, dengan kelebihan tersebut, minuman ini dapat mengembalikan cairan tubuh secara menyeluruh sehingga membuat tubuh terasa lebih segar dan sehat. Banyaknya minat terhadap produk Pocari Sweat, membuat perusahaan asal Jepang Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd melebarkan sayapnya dengan investasi di Indonesia. Pocari Sweat diterima oleh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut membuat Pocari sweat semakin dikenal sehingga berdirilah pabrik anak cabang dari Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd., yang tersebar di penjuru Indonesia. Semua pabrik yang berdiri di Indonesia memakai sistem yang lebih baik untuk terus meningkat kualitasnya demi kepuasan konsumen Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 GMP a. Pengadaan Bahan Bahan baku: 1) Air Artesis, yaitu air yang berada 120 m di bawah permukaan tanah atau air yang berada di bawah air permukaan tanah. Pengadaan bahan baku air arthesis ini diambil dari daerah disekitar Surabaya dengan memilih daerah yang memang bagus sumber airnya. 2) Garam/natrium, garam yang digunakan adalah garam-garam yang sesuai dengan kebutuhan tubuh sehingga mampu menggantikan ion tubuh yang hilang. Pengadaan bahan baku garam ini didapatkan dari lokal daerah sekitar dan ekspor dari negara Jepang. 3) Gula, gula yang digunakan adalah gula glukosa yang diambil diperusahaan gula lokal. Bahan tambahan: 1) Resin, yaitu biji plastik khusus yang digunakan untuk bahan pembuat botol Pocari Sweat. Resin sendiri didapatkan dari negara Jepang karena di Indonesia masih belum ada pihak yangmensuplai resin dalam kapasitas besar. 2) Tutup botol, yaitu tutup botol dengan bahan khusus sebagai tutup dari Pocari Sweat. Tutup botol ini disuplai dari negara Jepang dan menggunakan system 3 putaran unik. 3) Label, yaitu label yang berasal dari bahan plastik yang digunakan sebagai label dalam kemasan Pocari Sweat. Pengadaan label ini didapatkan dari produsen plastik di daerah Indonesia. b. Desain Pabrik Pembuatan botol 1) Injection moulding, digunakan untuk pembuatan atau pembentukan resin (biji plastik) menjadi preform (bakal botol Pocari Sweat) yang kemudian akan dibuat untuk botol Pocari Sweat. 2) Blow molding, digunakan untuk pembentukan peform (bakal botol Pocari Sweat) menjadi botol Pocari Sweat. Sistem alat ini yaitu dengan menghembuskan udara ke dalam peform yang kemudian akan membentuk botol sesuai kemasan botol yang diinginkan. Pembuatan Larutan 1) Timbangan, digunakan untuk menimbang bahan baku yang berupa garam-garam yang dicampurkan ke dalam air sesuai dengan komposisi yang ditetapkan. 2) Tangki penampung, digunakan untuk menampung air artesis yang digunakan sebagai bahan baku. 3) Mixer, digunakan untuk mencampur dan melarutkan garam, guladan air sebagai komposisi cairan Pocari Sweat. Proses pengemasan Pocari Sweat 1) Mesin sterilisasi, digunakan untuk mensterilkan botol dan tutupbotol agar terhindar dari kontaminan. 2) Mesin filling capping, digunakan untuk memasukkan produk Pocari Sweat ke dalam botol yang sudah steril. 3) Mesin pelabelan yang terdiri dari cap sterilisation, cap sorter, capchecker, digunakan untuk memberi label secara otomatis pada produk Pocari Sweat yang sudah dikemas. 4) Mesin detektor yang terdiri dari mesin bottle preassure detector, labeller, link jet printer bottle, camera inspector, digunakan untuk menseleksi/mendeteksi produk-produk yang rusak atau tidak sesuai dengan standar pocari sweat sehingga produk yang tidak sesuai tersebut dapat disingkirkan. 5) Mesin auto caser, mesin pengemas yang digunakan untuk mengemas dan menata produk pocari sweat jadi ke dalam kardus kemasan Pocari Sweat. c. Fasilitas Pabrik Ruang perkantoran Amphitheater Ruang pertemuan Kantin Tempat ibadah Kamar mandi Ruang kesehatan Transportasi karyawan d. Higiene Karyawan 1) Karyawan harus selalu menjaga kebersihan badannya. 2) Karyawan harus menggunakan pakaian kerja lengkap dengan penutup kepala, sarung tangan, dan sepatu kerja. Pakaian dan perlengkapannya hanya dipakai untuk bekerja. 3) Karyawan harus menutup luka dengan perban. 4) Karyawan harus selalu mencuci tangan sebelum memulai kegiatan mengolah pangan, sesudah menangani bahan mentah, atau bahan yang kotor, dan sesudah keluar dari toilet. e. Pengendalian Proses Sudah dilengkapi oleh alat-alat pengendali proses. Alat yang digunakan sudah sesuai standar operasi. f. Pemeliharaan Sarana Pengolahan Dilakukan pengecekan alat secara berkala oleh Departemen Manufacture g. Pengendalian Hama Pabrik didesain tertutup sedemikian rupa, sehingga hama seperti kecoa, tikus, serangga tidak dapat masuk ke area pabrik. h. Penyimpanan dan Pengangkutan Produk 1) Produk disimpan di dalam ruangan pada kondisi optimal. 2) Pengangkutan (distribusi) dilakukan dengan mengirimkan produk menggunakan truk barang. i. Keterangan Produk Setiap produk dilengkapi dengan keterangan sejelas mungkin seperti, komposisi, kandungan gizi, netto, expired date, didesain semenarik mungkin agar dapat menarik konsumen, dll. j. Laboratorium Dilengkapi dengan uji : 1) Uji Normalitas 2) Uji Heteroskedastisitas 3) Uji Multikolinearitas 2.2 HACCP a. Penerimaan Bahan Baku