Anda di halaman 1dari 6

RUMAH ADAT MBARU NIANG

THEOPHILUS WAHYUDI – 20172320006

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia, dibalik kondisinya yang


merupakan kepulauan, hal ini membuat banyaknya suku-suku yang berbeda disetiap
daerahnya, tidak terkecuali di sebuah kepulauan yang bernama kepulauan sunda kecil,
dimana terdapat suku yang berbeda di setiap daerahnya walaupun termasuk pulau-
pulau yang saling berdekatan, salah satunya adalah rumah mbaru niang yang
merupakan rumah adat disalah satu pulau di kepulauan sunda, yaitu di sebbuah pulau
flores nusa tenggara timur.

I. PENDAHULUAN

Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki beberapa keistimewaan


baik pada lingkungan dan kebudayaan, selain pengaruh kebudayaan yang
mempengaruhi bangunan adat disuatu daerah, kondisi lingkungan pun dapat
mempengaruhi bentuk bangunannya juga, salah satunya rumah Mbaru Niang,
Kampung Wae Rebo yang terletak di ketinggian 1200 mdpl, di desa satar lenda,
kecamatan satarmese, kabupaten manggarai barat, flores.

Dimana rumah ini memilik arti serta fungsi bentuk tersendiri dalam hukum adat
istiadatnya maupun pengaruh lingkungan sekitar.yang membuat rumah ini memiliki
keunikannya tersendiri dalam pengaruh budaya dan kondisi sekitarnya bagi
masyarakat yang tinggal didalamnya.

II. PEMBAHASAN

a) Masyarakat

Menurut masyarakat Waerebo Leluhur Warga


Waerebo merupakan seorang yang bernama maro
yang berasal dari minangkabau, yang menetap di
Waerebo setelah hidupnya berpindah-pindah.
Masyarakat Waerebo sendiri mempunyai
kepercayaan Katolik dan Animisme, masyarakat
Wae Rebo mempunyai Karakter yang rendah hati,
kekeluargaan, hidup harmonis dan bersatu dan hal
ini dapat dilihat dari model arsitektur rumah adatnya
yang dominan berbentuk lingkaran dan melingkar floresexotictours.id

1
Mata pencaharian masyarakat Waerebo
umumnya berkebun dan bertenun, masayarakat
Wae Rebo dapat berkebun dikarenakan kondisi
lingkungannya yang berupa penggunungan yang
mempunyai nilai tambah tersendiri dalam
berkebun, dan hasil perkebunanya umunya adalah
kopi yang menjadi komoditas utama masyarakat
Wae Rebo, selain berkebun suku Waerebo juga
bertenun yang biasanya dilakukan oleh para wanita https://caridokumen.com/queue/refleksi-aplikasi-
dan bertenun dibawah rumah Waerebo yang arsitektur-biologis-pada-rumah-tradisional-di-
indonesia-studi-kasus-rumah-tradisional-flores-
berbentuk panggung mbaru-niang-
_5a46d0b7b7d7bc7b7a20ce10_pdf?queue_id=-1
Masyarakat Waerebo pun memiliki
beberapa acara-acara adat yang dilakukan
diindoor maupun outdoor, yaitu: upacara Caci atau
sering disebut tarian atau permainan
kekeluargaan, persahabatan dan seni yang
merupakan bagian penting dalam perayaan tahun
baru. Merupakan permainan cambuk dimana para
lelaki bertarung dengan cambuk sering sampai
mengeluarkan darah. Hal ini dianggap sebagai
filanfloreskomodotour.blogspot.com
perlambang sifat sportif, keperkasaan, keberanian
dan sebagai daya tarik bagi perempuan.yang kedua, Upacara adat Kasawiang, yang
digelar saat perubahan cuaca akibat pergerakan angin dari Timur ke Barat dan yang
terakhir Upacara Penti atau tahun baru, yang jamak digelar pada bulan November.
Batu compang di tengah Wae Rebo merupakan salah satu tempat yang menyerupai
altar yang digunakan dalam upcara adat, hal ini membuat rumah Mbaru Niang harus
menghadap kearah batu Compang.

b) Struktur Kampung

Kampung Waerebo terletak di ketinggian 1200


mdpl yang dikelilingi perkebunan kopi lalu hutan
hujan tropis yang lebat dan penggunungan,
membuat Kampung Waerebo memiliki kondisi
suhu yang dingin dan lembab.

Di dalam kampung Waerebo terdapat 7


Niang Mbaru yang membentuk setengah lingkaran, https://caridokumen.com/queue/refleksi-
yang pada bagian tengahnya terdapat altar dari aplikasi-arsitektur-biologis-pada-rumah-
tradisional-di-indonesia-studi-kasus-rumah-
susunan batu setinggi 1 meter yang dinamakan tradisional-flores-mbaru-niang-
“Compang”. Hal ini mempunyai arti keharmonisan _5a46d0b7b7d7bc7b7a20ce10_pdf?queue_i
dan kebersamaan antar masyarakat Waerebo d=-1

2
7 mbaru niang ini mempunyai arti untuk
menghormati 7 arah mata angin dari puncak-
puncak yang mengelilingi kampung Waerebo. 7
Niang ini mempunyai nama yang berbeda, yaitu:
Niang Gena Mandok, Niang Gena Jekong, Niang
Gena Ndorom, Niang Gendang Maro, Niang Gena
Pirong, Niang Gena Jintam, serta Niang Gena
Maro. Jenis Niang gena dan Niang Gendang pun
berbeda, Niang Gendang mempunyai ukuran yang
lebih besar ketimbang Niang Gena, hal ini
https://dailyvoyagers.com/blog/2016/09/
dikatakan bahwa awalnya Niang Gendang
14/mengenal-sejarah-rumah-adat-
merupakan tempat tinggal pertama leluhur mereka waerebo/
Maro.

https://caridokumen.com/queue/refleksi-aplikasi-arsitektur-biologis-pada-rumah-tradisional-di-indonesia-studi-kasus-rumah-
tradisional-flores-mbaru-niang _5a46d0b7b7d7bc7b7a20ce10_pdf?queue_id=-1

Dan jikalau ada keluarga baru, berniat membangun Niang, pembangunan harus
dilakukan diluar kampung Waerebo, hal ini membuat masyarakat Wae Rebo membuat
Kampung lagi tersendiri yang bernama kampung Kombo yang sebagian besar
penduduknya dipenuhi kaum muda. Aktifitas sekolah dan Aktifitas sekolah dan
sebagian besar kegiatan kaum muda berada di kampung Kombo dan sekitarnya.

c) Struktur Mbaru Niang

Mbaru Niang merupakan sebuah rumah adat yang mempunyai arti, “Mbaru”
artinya adalah Rumah. “Niang” artinya adalah tinggi dan bulat. Mbaru Niang adalah
sebuah rumah yang berbentuk kerucut, meruncing ke arah atas.

Rumah Mbaru Niang yang mengerucut selain merupakan solusi bentuk untuk
mampu bertahan pada angin yang kencang menjadi lebih aerodinamis, selain itu juga
bentuk meruncing keatas merupakan sebuah simbol dari perlindungan dan persatuan
di antara masyarakat Waerebo dan Lantai yang berbentuk melingkar melambangkan
sebuah harmonisasi dan keadilan diantara warga dan keluarga di dalam Mbaru Niang.

3
Pada umumnya Mbaru Niang Jenis Gena
mempunyai ukuran berdiameter 11 meter dan tinggi
11 meter, sedangkan jenis gendang berdiameter 14 5
m dan mempunyai tinggi 14 meter. Mbaru Niang 4
3
mempunyai kapasitas 6-8 Kepala keluarga dalam 1
Rumah. 2
1
Pada umumnya Niang Gena dan Gendang
mempunyai struktur rumah yang sama mempunyai
5 tingkat didalamnya yaitu:

1. Lantai satu disebut Tenda merupakan tempat


tinggal dimana pada lantai ini dapat dibagi atas
dua zoning, yaitu: Lutur merupakan zoning
public yang digunakan sebagai tempat untuk
bertamu, mengadakan pertemuan adat dan
Molang yang merupakan zoning privat berfungsi
sebagai ruang tidur dan mempunyai area tungku
di tengahnya. Lantai ini memiliki diameter ± 11
m.

2. Lantai dua berupa Loteng atau disebut Lobo


sebagai tempat menyimpan bahan makanan https://caridokumen.com/queue/refleksi-aplikasi-arsitektur-biologis-
dan barang-barang sehari-hari. Lantai ini pada-rumah-tradisional-di-indonesia-studi-kasus-rumah-tradisional-
flores-mbaru-niang _5a46d0b7b7d7bc7b7a20ce10_pdf?queue_id=-1
memiliki diameter ± 9 m.

3. Lantai tiga disebut Lentar untuk menyimpan benih-benih tanaman pangan. Lantai
ini memiliki diameter ± 6 m.

4. Lantai empat disebut Lempa Rae untuk tempat menyimpan stok pangan apabila
terjadi kekeringan. Lantai ini memiliki diameter ± 3 m.

5. Lantai lima disebut Hekang Kode khusus untuk tempat sesajian persembahan
kepada leluhur. Lantai ini memiliki diameter ± 1,8 m.

Semua Kamar Menghadap


Tiang Bokong yang menjadi bagian
terpenting dalam rumah Mabru Niang,
hal ini memilik makna keharmonisan
dan kerendahan hati, Tiang Bokong
juga merupakan bagian tiang yang
menopang seluruh struktur atap
diatasnya, struktur rumah Mbaru Niang
merupakan rumah panggung yang
pondasinya menggunakan kayu yang di
tancapkan sejauh 200 cm di bawah https://caridokumen.com/queue/refleksi-aplikasi-arsitektur-biologis-pada-rumah-tradisional-di-

permukaan tanah, dan pada rumah indonesia-studi-kasus-rumah-tradisional-flores-mbaru-niang


_5a46d0b7b7d7bc7b7a20ce10_pdf?queue_id=-1

Mbaru Niang ini struktur atap juga


berfungsi sebagai dinding

4
d) Bahan Bangunan

Struktur Ponadi Mbaru Niang


menggunakan kayu worok yang
dilindungi oleh anyaman ijuk agar
lebih awet terhadap kondisi tanah
yang lembab, pondasinya pun
ditanam 200 cm dibawah permukaan
https://caridokumen.com/queue/refleksi-aplikasi-arsitektur-biologis-pada-rumah-tradisional-di-
tanah. Dan struktur balok pada rumah indonesia-studi-kasus-rumah-tradisional-flores-mbaru-niang
_5a46d0b7b7d7bc7b7a20ce10_pdf?queue_id=-1
menggunakan kayu kenti.

Untuk struktur atap pada rumah Mbaru Niang


menggunakan rangkaian kayu bambu yang mengerucut ke
atas dan dilapisi oleh anyaman ijuk dan daun lontar, hal ini
memungkinkan penggunaan daun lontar dan ijuk, rumah
dapat bertahan pada suhu 18C - 24C.

Untuk penyambungan, balok dan pondasi memakai


teknik jepit dan sambungan menggunakan tali, untuk
sambungan rangka atap menggunakan ijuk dan rotan untuk
mengikat antar struktur. Seluruh bahan bangunan pada
rumah ini menggunakan bahan lokal, karena perkampungan
ini sendiri dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang lebat yang kaya akan kayu dan
bambu.

III. ANALISIS

Rumah Mbaru Niang memiliki desain mengerucut keatas selain mempunyai arti
kebudayaan tersendiri, ternyata mempunyai bentuk yang menyesuaikan kondisi
lingkungan juga yang bersifat Aerodinamis, hal ini juga dapat dilihat dari penggunaan
bahan bangunan yang menyesuaikan keadaan alam sekitar.

Organisasi perkampungannya pun memiliki arti tersendiri dan hanya memiliki 7


Niang didalam yang memberikan keunikan tersendiri dibanding perkampungan adat
lainnya.

Dan penggunaan area tungku pada tengah dalam Niang Mbaru memungkinkan
menghangatkan seisi rumah yang juga termasuk menyesuaikan kondisi lingkunga
sekitar

IV. KESIMPULAN

Menurut saya rumah adat Mbaru niang dibangun dengan rasa kerharmonisan
dan persaudaran yang kuat antar keluarga, hal ini tercermin pada struktur kampung
yang berbentuk setengah lingkaran yang berpusat kearah compang, maupun pada
denah kamar tidur yang menghadap ke arah tiang bokong. Bentuk melingkar sendiri
menggambarkan rasa kebersamaan dan bentuk bersosialisasi yang tinggi.

5
REFERENSI
https://dailyvoyagers.com/blog/2016/09/14/mengenal-sejarah-rumah-adat-waerebo/

http://www.republika.co.id/berita/koran/jelajah-koran/14/08/10/na2ufh-semalam-di-
kampung-adat-wae-rebo

https://www.scribd.com/doc/314686731/Identifikasi-Aplikasi-Arsitektur-Biologis-Pada-
Rumah-Tradisional-Flores-Mbaru-Niang

http://www.arsitekturindonesia.org/arsip/media/gambar?page=6

http://www.genpi.co/read/36/yuk-kupas-keunikan-wae-rebo

https://caridokumen.com/download/refleksi-aplikasi-arsitektur-biologis-pada-rumah-
tradisional-di-indonesia-studi-kasus-rumah-tradisional-flores-mbaru-niang-
_5a46d0b7b7d7bc7b7a20ce10_pdf

Anda mungkin juga menyukai