Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERANCANGAN SISTEM ELEKTRONIKA


PEMOTONG KAYU OTOMATIS

Oleh:

1. Pavelza Syafiul K. ( 201310130311060 )


2. Dino Eka Pradana ( 201310130311067 )
3. Annas Alif Putra ( 201310130311072 )
4. M. Kahfi Adi Wusana ( 201310130311077 )
5. Mahatma Putra B. ( 201310130311099 )

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
1. Judul : PEMOTONG KAYU OTOMATIS

2. Latar Belakang
Salah satu teknologi pengontrol yang saat ini berkembang salah satunya adalah
pemotong kayu otomatis. Namun sayangnya kita sebagai pengguna dalam teknologi
pengontrol tersebut, belum mengetahui bagaimana proses pengontrolan tersebut. Oleh
karena itu, kami mengangkat judul tersebut.

3. Rumusan Masalah
Bagaimana proses pemotongan kayu otomatis?

4. Tujuan
Mengetahui proses pemotongan kayu otomatis

5. Analisa
a. Memiliki 2 input, yaitu A, B.
b. Memiliki 2 output, yaitu Yc dan Yg.
c. Input A dan B, dianalogikan sebagai sensor proximity.
d. Output dari input A dan B, dianalogikan sebagai keluaran dari sensor proximity
pada conveyor (Yc).
e. Output dari Yc, digunakan sebagai penentu aktif atau tidaknya gergaji (Yg).
f. Panjang kayu yang akan dipotong, berdasarkan jarak antara sensor proximity A dan
sensor proximity B.
g. Ketika kayu melewati sensor proximity A dan sensor proximity B mendeteksi
keberadaan kayu tersebut (input A berlogika 1) dan (input B berlogika 1), conveyor
akan berhenti bergerak (Yc berlogika 0), sedangkan untuk (Yg) aktif tidaknya
gergaji merupakan invers dari (Yc) gerakan conveyor.
h. Sedangkan ketika sensor proximity A dan sensor proximity B tidak mendeteksi
keberadaan kayu tersebut (input A berlogika 0) dan (input B berlogika 0), conveyor
akan tetap berjalan (Yc berlogika 1), sehingga Yg tidak aktif atau berlogika 0.
i. Sedangkan ketika sensor proximity A mendeteksi keberadaan kayu (input A
berlogika 1) dan sensor proximity B tidak mendeteksi keberadaan kayu (input B
berlogika 0), conveyor akan tetap berjalan (Yc berlogika 1), sehingga Yg tidak aktif
atau berlogika 0.
j. Sedangkan ketika sensor proximity A tidak mendeteksi keberadaan kayu (input A
berlogika 0) dan sensor proximity B mendeteksi keberadaan kayu (input B berlogika
1). Maka konveyor akan tetap berjalan (Yc berlogika 1),sehingga Yg tidak aktif atau
berlogika 0.

Gambar Ilustrasi Pemotong Kayu Otomatis

Yg

A B

Yc

KETERANGAN :

A  Sensor Proximity

B  Sensor Proximity

Yc  Conveyor

Yg  Mesin Potong
6. Listing Program

7. Tabel Kebenaran

A B Yc Yg

0 0 1 0

0 1 1 0

1 0 1 0

1 1 0 1

8. K-maps
K-maps Yc (Conveyor)
A 0 1
P = A.B + A.B Yc = P + Q
B
1 1 P = B (A + A) Yc = B + A
0
P=B Yc = A.B
1 1 0

Q = A.B + A.B

Q = A (B + B)

Q=A
K-maps Yg (Gergaji)
C 0 1
D
0 0 0

1 0 1

Yg = A.B

9. Gerbang Logika
10. Data Hasil Simulasi Program Xilinx

11. Langkah – Langkah Menggunakan Program Xilinx


a. Membuka program Xilinx pada desktop hingga muncul program Xilinx seperti
gambar

b. Setelah itu klik File pilih new project wizard kemudian akan tampil seperti gambar di
bawah,akan tampil Create new projectd kemudian isi Nama dengan
PSE_PEMOTONG_KAYU ,saat pengisian nama tidak boleh ada spasi.
c. Setelah itu muncul Project Setings ubah Family pilih Spartan3E, Device pilih
XC3S500E, Package pilih FG320 dan Speed pilih -4 seperti pada gambar di bawah
ini,kemudian klik Next.

d. Kemudian akan muncul Project Summary seperti gambar di bawah lalu klik Finish.
e. Kemudian di Hirarchy klik kanan pada nama yang di buat tadi klik New Source
wizard pilih VHDL Module seperti gambar di bawah ini, setelah itu isi file name
dengan Yc_dan_Yg setelah itu klik Next.

f. Setelah di Next akan muncul gambar seperti di bawah ini,Lalu pada Define Module
Architecture name Behavioral. Pada port Name kita beri nama A, B sebagai inputan
pada Derectional, serta Yc sebagai inout dan Yg sebagai outputan pada Derection di
pilih Out kemudian klik Next.

g. Akan muncul gambar seperti di bawah ini,di mana pada Summary memberikan
informasi bahwa A,B sebagai input sedangkan Yc sebagai inout dan Yg sebagai
output. Setelah itu klik Finish

h. Kemudian setelah muncul gambar seperti di bawah ini kita hanya perlu memasukkan
fungsi logikanya di bawah tulisan begin , Setelah itu kita cek apakah data ini sudah
benar di double klik Synthesize-XST setelah dalam proses pengecekan dan ada tanda
centang berarti data ini sudah benar.

i. Lalu klik Simulation akan muncul seperti gambar di bawah ini. Kemudian double klik
/ RUN Simulate Behavioral Model.
j. Setelah itu akan muncul ke Isimulator . Kemudian di Value A kita klik kanan pilih
Force Clock seperti gambar di bawah ini.
k. Seteleh pilih Force Clock akan muncul Define Clock seperti gambar di bawah ini lalu
isi Leading Edge Value dengan angka 0, Trailing Edge Value dengan angka 1 dan
Period dengan angka 20.. Untuk Value B kita isi Leading Edge Value dengan angka
0, Trailing Edge Value dengan angka 1 dan Period dengan angka 10.

A B

l. Setelah inputan semuanya di isi, Kemudian klik Simulation lalu klik Run All.

m. Cara membuat skematik rangkaian dari hasil skrip yang ada adalah :
1. Expand menu pada Synthesize – XST kemudian pilih Run View RTL Schematic.
2. Muncul window Set RTL/Tech ... Mode pilih OK .

3. Muncul window ISE Project Navigator. Klik Add kemudian Create Schematic.

2
4. Gambar rangkaian akan muncul. Untuk memperjelas rangkain Klik dua kali pada
kotak rangkaian maka muncullah :
12. Kesimpulan

Setelah memakai program Xilinx ini ternyata lebih mudah dan praktis karena kita
langsung memasukkan inputan dan outputan. Kemudian kita memasukkan listing
program hanya gerbang logikanya saja di bawah begin . Setelah itu ada Synthesize-XST,
untuk mengecek apakah data listing program kita salah serta memberikan informasi di
mana letak errornya (kesalahan).

Pada Simulationnya lebih bagus tampilannya serta kita hanya mengubah Force Clock
pada inputannya saja dan tidak usah mengubah outputannya karena sudah otomati. Jadi
program Xilinx ini lebih bagus dan lebih mudah dalam memakainnya. Namun, Xilinx
tidak mendukung OS Windows versi terbaru, seperti Windows 10.

Anda mungkin juga menyukai