Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER


LABORATORIUM DEVAIS TERPROGRAM

Dosen Pembimbing:
Tri Bowo Indrato, ST, MT
Farid Amrinsani, SST,. M.Tr.T

Disusun oleh :
Dandi Hafidh Azhari
P27838118030
3B2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2020/2021
PERCOBAAN 2
PEMROGRAMAN PLC CX PROGRAMMER

1. Urutan 1 Program Safe Holding dengan bahasa ladder dengan


persamaan Y=(A + Y) . B̅
Pada praktikum ini, kami menggunakan aplikasi CX PROGRAMMER
untuk mensimulasikan percobaan ini. Pada percobaan ini merupakan
penerapan dari safe holding(rangkaian pengaman/pengunci dengan tombol
reset) yang mendasar dari persamaan Y=(A + Y) . B̅. Berikut adalah ladder
diagram dari persamaan Y=(A + Y) . B̅.

Gambar 1 Diagram ladder sebelum dijalanlan


Gambar 1 diatas adalah rangkaian dari persamaan Y=(A + Y) . B̅
sebelum di jalankan, Kemudian rangkain disimulasikan dengan cara tekan
“simulation” kemudian tekan “work online simulation”

Gambar 2 Cara mensimulasikan


Gambar 2 diatas adalah cara unt
uk mensimulasikan program dengan menekan “simulation” kemudian
tekan “work online simulation” atau CTRL+SHIFT+W.

Diagram Ladder Setelah Disimulasikan

Gambar 3 Rangkaian Safe Holding


Gambar 3 diatas adalah program yang telah disimulasikan namun
keadaan masih OFF. Setelah itu hal pertama yang dilakukan untuk
menghidupkan Output Y adalah dengan memberi logika 1(ON) pada contact
A.

Gambar 4 Contact A di ON kan


Maka didapatkan contact A yang diORkan dengan output Y yang
kemudian diANDkan dengan contact B kemudian diteruskan ke Output.
Jika contact A dalam kondisi Normally Open diberi logika 1(ON) arus akan
melewati contact yang kemudian akan diteruskan ke contact B yang dalam
kondisi Normally Close yang diberi logika 0(OFF), maka arus akan
diteruskan ke Output Y, dan Output Y akan hidup,

Gambar 5 Output Y Hidup (1)


Terdapat pada gambar 5 jika contact A diberi logika 1(ON) dan
contact B diberi logika 0(OFF) maka output Y akan berlogika 1(ON), dan
output Y yang diORkan dengan contact A akan berlogika 1(ON). Maka jika
contact A diberi logika 0(OFF) output Y akan tetap berlogika 1(ON), karena
terdapat rangkaian OR maka arus akan melewati output Y yang telah
dijadikan input untuk mengunci dan tetap menghidupkan output Y itu
sendiri, apabila contact A diberi logika 0(OFF). Setelah contact A diberi
logika 0(OFF)

Gambar 6 Contact A diberi logika 0(OFF)


Maka didapatkan logika OR akan tetap pada 1(ON), karena output Y
masih mendapat logika 1(ON), yang diteruskan ke contact B yang diberi
Normally Close, masih dalam kondisi 0(OFF) dimana jika Normally Close
diberi logika 0(OFF) maka output akan menjadi 1(ON), yang akan
diteruskan ke Output Y, maka Output Y akan menerima logika 1(ON).

Gambar 7 Setelah contact A diberi logika 0(OFF) Output Y tetap 1


Output Y akan tetap menyala, untuk memutus arus/tegangan contact B
kemudian diberi logika 1(ON) yang dimana jika diberi logika 1(ON) maka
output dari contact B akan 0(OFF), maka kondisi output Y akan mati,
karena arus telah terputus saat contact B diberi logika 1(ON).

Gambar 8 Ketika contact B diberi logika 1(ON)


Output Y akan 0(OFF) karena arus telah terputus saat contact B diberi
logika 1(ON). Jika contact B diberi logika 0(OFF) lagi, output Y akan tetap
dalam kondisi 0(OFF) karena contact A masih dalam kondisi 0(OFF).

Gambar 9 Ketika contact B diberi logika 0(OFF) output akan tetap 0


Output Y akan tetap dalam kondisi 0 karena tidak ada arus/tegangan
yang masuk ke output Y. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penerapan
persamaan Y=(A + Y) . B̅ adalah untuk rangkaian pengunci, yang dimana
contact A akan di OR kan dengan output Y dan setelah itu akan di AND kan
dengan contact B̅. Dimana jika contact A diberi logika 1 dan contact B̅
diberi logika 0 maka output Y akan dalam kondisi 1(ON). Begitu pula jika
contact A diberi logika 0(OFF) maka output Y akan tetap dalam kondisi
1(ON), karena output Y yang telah diORkan dengan contact A masih dalam
kondisi 1(ON), jika contact B diberi logika 1(ON), maka output Y akan
dalam kondisi 0(OFF). Dalam persamaan Y=(A + Y) . B̅ ini dapat
digambarkan dengan ladder diagram seperti gambar diatas.

2. Urutan 3 Program safe holding dengan bahasa ladder dengan


menggunakan penerapan SET dan RESET.
Pada praktikum kali ini, masih menggunakan aplikasi CX
Programmer untuk mensimulasikan percobaan ini. Praktikum ini merupakan
penerapan dari program Safe Holding yang dimana didapatkan dengan
menggunakan penerapan SET dan RESET dalam kode output SET dan
RESET yang sama, sebagai rangkaian pengaman (rangkaian pengunci
dengan adanya tombol reset). Berikut adalah ladder diagram program safe
holding dengan menggunakan penerapan SET dan RESET.

Gambar 10 Program sebelum disimulasikan


Program akan disimulasikan dengan cara menekan CTRL + SHIFT +
W. Dimana program sudah bekerja namun Output Y masih dalam keadan
0(OFF). Kemudian hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan
diberinya logika 1(ON) pada sw1. Jika sw1 diberi logika 1(ON) maka
output X akan mendapat logika 1(ON) dan kemudian diteruskan ke output
Y, yang akan mendapatkan arus sehingga output Y akan dalam kondisi
1(ON).
Gambar 11 Ketika contact sw1 diberi logika 1(ON)
Pada gambar 11 diatas jika sw1 ditekan maka output X akan mendapat
logika 1(ON) yang dimana arus akan diteruskan ke output Y, sehingga
output Y akan mendapat logika 1(ON). Dimana Set adalah perintah untuk
merubah kondisi off/on menjadi kondisi on/off, kemudian kondisi ini
dipertahankan selama PLC masih dalam keadaan run. Jika sw1 diberi logika
0(OFF) maka output X akan tetap mendapat logika 1(ON).

Gambar 12 Ketika contact sw1 diberi logika 0(OFF)


Kondisi output Y akan masih dengan keadaan 1(ON). Karena output
X masih dalam kondisi 1(ON), dimana SET telah tersulut saat sw1 diberi
logika 1(ON) tadi. Kemudian jika sw2 diberi logika 1(ON) maka RESET
akan tersulut dan output X akan merubah dari logika 1(ON) menjadi
0(OFF). Maka output Y akan mati atau dalam keadaan 0(OFF).
Gambar 13 Ketika sw2 diberi logika 1(ON)
Ketka sw2 diberi logika 1(ON) maka RESET akan tersulut, sehingga
output X akan dalam kondisi 0(OFF) sehingga output Y akan dalam
keadaan 0(OFF) atau mati. Karena arus telah terputus saat sw2 diberi logika
1(ON) output X akan berubah dari logika 1(ON) menjadi 0(OFF).
Kemudian jika sw2 diberi logika 0(OFF) maka output Y akan tetap dalam
kondisi mati 0(OFF).

Gambar 14 Ketika sw2 diberi logika 0(OFF).


Ketika sw2 diberi logika 0(OFF) maka kondisi output Y akan tetap
dalam keadaan mati 0(OFF). Maka dapat disimpulkan program safe holding
dengan menggunakan SET dan RESET adalah bisa digunakan sebagai
rangkaian pengunci, dimana jika SET tersulut maka output Y akan
mendapatkan arus dari output X yang telah disulut, sehingga output Y akan
mendapat logika 1(ON) atau hidup. Jika ingin mematikan output Y, RESET
perlu disulut sehingga output X berubah dari yang sebelumnya 1(ON)
menjadi 0(OFF). Sehingga output Y akan mati. Disini terdapat sw1 untuk
menghidupkan SET dan sw 2 untuk menghidupkan RESET.
Jadi pada praktikum kali ini melakukan program safe holding dengan
penerapan yang berbeda, yaitu dengan menggunakan penerapan output Y
yang diORkan dengan A kemudian diANDkan dengan B̅, dimana jika ingin
mematikan output Y harus memberi logika 1 pada contact B̅. Kemduian
dengan penerapan SET dan RESET, dimana SET dan RESET adalah untuk
merubah kondisi output dari OFF atau ON menjadi ON atau OFF.

Anda mungkin juga menyukai