0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan8 halaman
Laporan praktikum programmable logic controller (PLC) menjelaskan dua percobaan. Percobaan pertama mensimulasikan rangkaian pengaman (safe holding) dengan persamaan Y=(A+Y).B̅ menggunakan CX Programmer. Percobaan kedua mensimulasikan rangkaian pengaman yang sama menggunakan penerapan set dan reset. Kedua percobaan mendemonstrasikan cara kerja rangkaian pengaman PLC.
Laporan praktikum programmable logic controller (PLC) menjelaskan dua percobaan. Percobaan pertama mensimulasikan rangkaian pengaman (safe holding) dengan persamaan Y=(A+Y).B̅ menggunakan CX Programmer. Percobaan kedua mensimulasikan rangkaian pengaman yang sama menggunakan penerapan set dan reset. Kedua percobaan mendemonstrasikan cara kerja rangkaian pengaman PLC.
Laporan praktikum programmable logic controller (PLC) menjelaskan dua percobaan. Percobaan pertama mensimulasikan rangkaian pengaman (safe holding) dengan persamaan Y=(A+Y).B̅ menggunakan CX Programmer. Percobaan kedua mensimulasikan rangkaian pengaman yang sama menggunakan penerapan set dan reset. Kedua percobaan mendemonstrasikan cara kerja rangkaian pengaman PLC.
Disusun oleh : Dandi Hafidh Azhari P27838118030 3B2
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK TAHUN AJARAN 2020/2021 PERCOBAAN 2 PEMROGRAMAN PLC CX PROGRAMMER
1. Urutan 1 Program Safe Holding dengan bahasa ladder dengan
persamaan Y=(A + Y) . B̅ Pada praktikum ini, kami menggunakan aplikasi CX PROGRAMMER untuk mensimulasikan percobaan ini. Pada percobaan ini merupakan penerapan dari safe holding(rangkaian pengaman/pengunci dengan tombol reset) yang mendasar dari persamaan Y=(A + Y) . B̅. Berikut adalah ladder diagram dari persamaan Y=(A + Y) . B̅.
Gambar 1 Diagram ladder sebelum dijalanlan
Gambar 1 diatas adalah rangkaian dari persamaan Y=(A + Y) . B̅ sebelum di jalankan, Kemudian rangkain disimulasikan dengan cara tekan “simulation” kemudian tekan “work online simulation”
Gambar 2 Cara mensimulasikan
Gambar 2 diatas adalah cara unt uk mensimulasikan program dengan menekan “simulation” kemudian tekan “work online simulation” atau CTRL+SHIFT+W.
Diagram Ladder Setelah Disimulasikan
Gambar 3 Rangkaian Safe Holding
Gambar 3 diatas adalah program yang telah disimulasikan namun keadaan masih OFF. Setelah itu hal pertama yang dilakukan untuk menghidupkan Output Y adalah dengan memberi logika 1(ON) pada contact A.
Gambar 4 Contact A di ON kan
Maka didapatkan contact A yang diORkan dengan output Y yang kemudian diANDkan dengan contact B kemudian diteruskan ke Output. Jika contact A dalam kondisi Normally Open diberi logika 1(ON) arus akan melewati contact yang kemudian akan diteruskan ke contact B yang dalam kondisi Normally Close yang diberi logika 0(OFF), maka arus akan diteruskan ke Output Y, dan Output Y akan hidup,
Gambar 5 Output Y Hidup (1)
Terdapat pada gambar 5 jika contact A diberi logika 1(ON) dan contact B diberi logika 0(OFF) maka output Y akan berlogika 1(ON), dan output Y yang diORkan dengan contact A akan berlogika 1(ON). Maka jika contact A diberi logika 0(OFF) output Y akan tetap berlogika 1(ON), karena terdapat rangkaian OR maka arus akan melewati output Y yang telah dijadikan input untuk mengunci dan tetap menghidupkan output Y itu sendiri, apabila contact A diberi logika 0(OFF). Setelah contact A diberi logika 0(OFF)
Gambar 6 Contact A diberi logika 0(OFF)
Maka didapatkan logika OR akan tetap pada 1(ON), karena output Y masih mendapat logika 1(ON), yang diteruskan ke contact B yang diberi Normally Close, masih dalam kondisi 0(OFF) dimana jika Normally Close diberi logika 0(OFF) maka output akan menjadi 1(ON), yang akan diteruskan ke Output Y, maka Output Y akan menerima logika 1(ON).
Gambar 7 Setelah contact A diberi logika 0(OFF) Output Y tetap 1
Output Y akan tetap menyala, untuk memutus arus/tegangan contact B kemudian diberi logika 1(ON) yang dimana jika diberi logika 1(ON) maka output dari contact B akan 0(OFF), maka kondisi output Y akan mati, karena arus telah terputus saat contact B diberi logika 1(ON).
Gambar 8 Ketika contact B diberi logika 1(ON)
Output Y akan 0(OFF) karena arus telah terputus saat contact B diberi logika 1(ON). Jika contact B diberi logika 0(OFF) lagi, output Y akan tetap dalam kondisi 0(OFF) karena contact A masih dalam kondisi 0(OFF).
Gambar 9 Ketika contact B diberi logika 0(OFF) output akan tetap 0
Output Y akan tetap dalam kondisi 0 karena tidak ada arus/tegangan yang masuk ke output Y. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penerapan persamaan Y=(A + Y) . B̅ adalah untuk rangkaian pengunci, yang dimana contact A akan di OR kan dengan output Y dan setelah itu akan di AND kan dengan contact B̅. Dimana jika contact A diberi logika 1 dan contact B̅ diberi logika 0 maka output Y akan dalam kondisi 1(ON). Begitu pula jika contact A diberi logika 0(OFF) maka output Y akan tetap dalam kondisi 1(ON), karena output Y yang telah diORkan dengan contact A masih dalam kondisi 1(ON), jika contact B diberi logika 1(ON), maka output Y akan dalam kondisi 0(OFF). Dalam persamaan Y=(A + Y) . B̅ ini dapat digambarkan dengan ladder diagram seperti gambar diatas.
2. Urutan 3 Program safe holding dengan bahasa ladder dengan
menggunakan penerapan SET dan RESET. Pada praktikum kali ini, masih menggunakan aplikasi CX Programmer untuk mensimulasikan percobaan ini. Praktikum ini merupakan penerapan dari program Safe Holding yang dimana didapatkan dengan menggunakan penerapan SET dan RESET dalam kode output SET dan RESET yang sama, sebagai rangkaian pengaman (rangkaian pengunci dengan adanya tombol reset). Berikut adalah ladder diagram program safe holding dengan menggunakan penerapan SET dan RESET.
Gambar 10 Program sebelum disimulasikan
Program akan disimulasikan dengan cara menekan CTRL + SHIFT + W. Dimana program sudah bekerja namun Output Y masih dalam keadan 0(OFF). Kemudian hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan diberinya logika 1(ON) pada sw1. Jika sw1 diberi logika 1(ON) maka output X akan mendapat logika 1(ON) dan kemudian diteruskan ke output Y, yang akan mendapatkan arus sehingga output Y akan dalam kondisi 1(ON). Gambar 11 Ketika contact sw1 diberi logika 1(ON) Pada gambar 11 diatas jika sw1 ditekan maka output X akan mendapat logika 1(ON) yang dimana arus akan diteruskan ke output Y, sehingga output Y akan mendapat logika 1(ON). Dimana Set adalah perintah untuk merubah kondisi off/on menjadi kondisi on/off, kemudian kondisi ini dipertahankan selama PLC masih dalam keadaan run. Jika sw1 diberi logika 0(OFF) maka output X akan tetap mendapat logika 1(ON).
Gambar 12 Ketika contact sw1 diberi logika 0(OFF)
Kondisi output Y akan masih dengan keadaan 1(ON). Karena output X masih dalam kondisi 1(ON), dimana SET telah tersulut saat sw1 diberi logika 1(ON) tadi. Kemudian jika sw2 diberi logika 1(ON) maka RESET akan tersulut dan output X akan merubah dari logika 1(ON) menjadi 0(OFF). Maka output Y akan mati atau dalam keadaan 0(OFF). Gambar 13 Ketika sw2 diberi logika 1(ON) Ketka sw2 diberi logika 1(ON) maka RESET akan tersulut, sehingga output X akan dalam kondisi 0(OFF) sehingga output Y akan dalam keadaan 0(OFF) atau mati. Karena arus telah terputus saat sw2 diberi logika 1(ON) output X akan berubah dari logika 1(ON) menjadi 0(OFF). Kemudian jika sw2 diberi logika 0(OFF) maka output Y akan tetap dalam kondisi mati 0(OFF).
Gambar 14 Ketika sw2 diberi logika 0(OFF).
Ketika sw2 diberi logika 0(OFF) maka kondisi output Y akan tetap dalam keadaan mati 0(OFF). Maka dapat disimpulkan program safe holding dengan menggunakan SET dan RESET adalah bisa digunakan sebagai rangkaian pengunci, dimana jika SET tersulut maka output Y akan mendapatkan arus dari output X yang telah disulut, sehingga output Y akan mendapat logika 1(ON) atau hidup. Jika ingin mematikan output Y, RESET perlu disulut sehingga output X berubah dari yang sebelumnya 1(ON) menjadi 0(OFF). Sehingga output Y akan mati. Disini terdapat sw1 untuk menghidupkan SET dan sw 2 untuk menghidupkan RESET. Jadi pada praktikum kali ini melakukan program safe holding dengan penerapan yang berbeda, yaitu dengan menggunakan penerapan output Y yang diORkan dengan A kemudian diANDkan dengan B̅, dimana jika ingin mematikan output Y harus memberi logika 1 pada contact B̅. Kemduian dengan penerapan SET dan RESET, dimana SET dan RESET adalah untuk merubah kondisi output dari OFF atau ON menjadi ON atau OFF.