Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TERMODINAMIKA II

TUGAS 2

Disusun Oleh:

NAMA : SATRIO TRI JAYANTO

NIM : I0414045

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
Efisiensi Termal Mesin Diesel dibanding dengan Mesin Otto(bensin)?
Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin
Otto(bensin) pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio
kompresi yang sangat tinggi.
Rasio kompresi mengacu pada volume atau jumlah campuran udara dan bahan bakar
yang dapat ditampung silinder mesin pada saat kosong (pada ukuran ruang terbesar)
dibandingkan dengan volume saat silinder ditekan oleh piston dan memiliki ukuran ruang
terkecil. Rasio ini berlaku untuk mesin pembakaran internal, seperti yang ditemukan dalam
kendaraan modern, dan pada mesin pembakaran eksternal. Mesin diesel dan mesin bensin
juga memiliki rasio kompresi tertentu dengan mesin diesel cenderung memiliki rasio
kompresi lebih tinggi. Mesin dengan rasio kompresi lebih tinggi umumnya dianggap lebih
baik karena mampu menghasilkan lebih banyak tenaga dengan tetap mempertahankan
efisiensi. Untuk menghitung rasio kompresi mesin, volume silinder mesin saat piston berada
di bagian bawah silinder harus dihitung terlebih dahulu. Setelah itu, volume silinder saat
piston berada di bagian atas silinder juga dihitung. Saat ini adalah saat campuran udara
bahan bakar terkompresi. Rasio 13:1, misalnya, berarti bahwa mesin memiliki volume
silinder 13 kali lebih banyak ketika piston turun dibanding ketika terkompresi. Pada silinder,
jumlah campuran udara-bahan bakar tidak berubah, melainkan hanya ditekan ke ruang yang
lebih kecil untuk menciptakan ledakan besar. Mesin diesel menggunakan kompresi untuk
menciptakan pembakaran, sedangkan mesin bensin menggunakan percikan api dari busi
untuk membakar campuran udara dan bensin. Rasio kompresi yang tinggi dalam mesin
bensin sering menimbulkan masalah yang dikenal sebagai ketukan mesin. Mesin diesel, di
sisi lain, dirancang untuk kompresi tinggi agar dapat berfungsi dengan baik. Rasio 13:1
dianggap tinggi dalam mesin bensin sementara rasio kompresi mesin diesel berkisar dari
14:1 sampai 23:1, tergantung pada jenis mesinnya. Rasio kompresi tinggi akan
menghasilkan lebih banyak tenaga dengan mengompresi udara dan bahan bakar lebih kuat
sehingga menciptakan ledakan pembakaran yang lebih kuat.
Spesifikasi mesin terhadap penggunaan bahan bakar distandardisasi melalui rasio
kompresi.Mesin yang memakai kompresi rendah, lebih cocok menggunakan bahan bakar
beroktan lebih rendah pula seperti premium. Sementara kalau mesinnya memiliki rasio
kompresi tinggi disarankan lebih memilih jenis Pertamax yang nilai oktannya tinggi pula.
Oktan menunjukkan besarnya tekanan maksimal yang akan diberikan untuk mesin sebelum
bahan bakar terbakar dengan spontan. Proses dalam mesin terjadi pembakaran antara bensin
dengan udara sebelum terkena api yang berasal dari busi. Untuk jenis premium yang
oktannya kecil, pembakarannya kurang spontan sehingga kadang muncul gejala “ngelitik”
atau knocking di mesin. Untuk jenis oktan tinggi, titik didihnya tinggi sehingga pembakaran
lebih sempurna. Makin tinggi rasio kompresi mesin maka membutuhkan bahan bakar
dengan nilai oktan makin tinggi (makin tahan tekanan tinggi sebelum terbakar).

Apa Pembakaran sempurna itu?


Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon
dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida
dan uap air. Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana: C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH
= -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana: C8H18 (l) + 8 ½ O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g)
ΔH = -2924,4 kJ
Dampak Pembakaran tak Sempurna Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran
tak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi
efisiensi bahan bakar. kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas
karbon monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna
akan mencemari udara.

Perbandingan Mesin Otto(Bensin) Dan Diesel


Item Mesin Bensin Mesin Diesel
Sistem Pembakaran Otto Sabathe
Perbandingan Kompresi 8 – 12 : 1 14 – 23 : 1
Bentuk Ruang Bakar Sederhana Rumit
Pencampuran Bahan Bakar Dalam Karburator Dalam Silinder
Metode Penyalaan Percikan Api Busi Terbakar Sendiri
Metode Bahan Bakar Karburator Pompa Injeksi
Bahan Bakar Bensin Solar
Getaran Dan Suara Kecil Besar
Efisiensi Panas 22 – 30% 30 – 40%
Pemakaiaan Bahan Bakar Spesifik 200 – 225 gr/PK.h 160 – 225 gr/PK.h
Tekanan Kompresi 12 Kg/Cm2 30 – 45 Kg/Cm2
Putaran Mesin Maksimal 9000 Rpm 5000 Rpm
Pengontrolan Output Engine Banyaknya Campuran Banyaknya Penginjeksian
Langkah Hisap Udara dan Bensin Udara

Apa Angka Cetane Diesel itu?


Angka Setana atau CN (Cetane Number) adalah ukuran yang menunjukkan kualitas
dari bahan bakar untuk diesel, Dalam mesin diesel angka bahan bakar setana yang lebih
tinggi akan memiliki periode pengapian lebih pendek daripada bahan bakar setana bernilai
rendah.
Singkatnya, semakin tinggi angka setana akan lebih mudah bagi bahan bakar untuk terbakar
dalam kompresi. Dengan bahan bakar yang mudah terbakar maka akan mengurangi ketukan
dari mesin diesel, sehingga mesin akan lebih halus. Oleh karena itu bahan bakar yang lebih
tinggi setana biasanya menyebabkan mesin untuk berjalan lebih lancar dan tenang.
Lazimnya, mesin diesel akan mencapai pembakaran efisien saat menggunakan bahan bakar
dengan angka cetane sekitar 55. Di seluruh dunia, banyak negara telah menetapkan standar
angka cetane minimum untuk bahan bakar diesel yang berkisar antara 40-51. Untuk
menentukan angka cetane, bahan bakar diuji menggunakan mesin diesel kompresi variabel
yang dirancang khusus.
Stirling Cycle

Mesin diesel menggunakan prinsip pembakaran dalam (internal combustion engine).


Namun sebenarnya ada model teknologi lain untuk membangkitkan energi, yaitu mesin
stirling. Mesin stirling bukan teknologi baru. Seiring masuknya era minyak, mesin itu
ditinggalkan karena dianggap tak efisien. Namun saat ini, ketika terjadi krisis energi, mesin
itu mendapat perhatian kembali. Mesin stirling ditemukan tahun 1816 oleh Robert Stirling
(1790-1878). Saat itu disebut mesin udara dengan model mesin pembakaran luar siklus
tertutup.
Prinsip Kerja
Mesin stirling adalah mesin kalor yang unik karena efisiensi teoretisnya mendekati
efisiensi teoretis maksimum, yang lebih dikenal dengan efisiensi mesin carnot. Mesin
stirling digerakkan ekspansi gas ketika dipanaskan dan diikuti kompresi gas ketika
didinginkan. Mesin itu berisi sejumlah gas yang dipindahkan antara sisi dingin dan panas
terus-menerus. Piston displacer memindahkan gas antara dua sisi dan piston power
mengubah volume internal karena ekspansi dan kontraksi gas.
Robert Stirling menyebut piston yang berpindah sebagai regenerator. Renegerator
itu dapat membangkitkan kembali udara. Jika piston bergerak ke atas, regenerator dialirkan
melalui udara hangat dan mengambil sebagian energi dari udara dan menyimpannya. Jika
piston bergerak ke bawah, dialirkan melalui udara dingin dan mengeluarkan energi yang
disimpan. Dengan regenerator, mesin stirling mencapai efisiensi sangat baik.
Perkembangan produksi mesin stirling dibawa J Ericsson, penemu dan insinyur
berkewarganegaraan Swedia. Dia berhasil dalam fabrikasi mesin stirling dan menjual hingga
2.000 unit mesin ukuran 0.5-5 hp sekitar tahun 1850 di Inggris dan Amerika. Setelah itu,
banyak mesin stirling dibuat dengan output dan efisiensi lebih tinggi. Mesin stirling
mendapat perhatian kembali tahun 1940-an setelah Philips Co mulai mengembangkan mesin
stirling sebagai pembangkit listrik portabel. Mesin itu juga diteliti sebagai refrigerator dan
sukses mendinginkan sampai suhu 74 K. Setelah itu mesin stirling diteliti secara luas di
seluruh dunia. Kebijakan penghematan energi pun meningkatkan pengembangannya.
Beberapa mesin dengan efisiensi tinggi dikembangkan. Saat ini, mesin stirling dengan
berbagai sumber energi dikembangkan para peneliti di dunia. Pada masa datang, kita bisa
melihat mesin stirling yang berkebisingan rendah, tahan lama, andal, operasi multibahan
bakar, gas buang bersih, dan lain-lain. Beberapa perusahaan juga mendesain mesin stirling
dengan helium sebagai gas kerja (konduktivitas lebih baik daripada udara).
Tipe-tipe Mesin Stirling
Ada dua tipe utama mesin stirling yang dibedakan berdasar perpindahan udara antara sisi
panas dan dingin dari silinder.
Tipe alpha mempunyai dua piston terpisah yang akan menggerakkan udara antara
sisi panas dan dingin. Silinder piston panas diletakkan dalam penukar kalor suhu tinggi.
Sebaliknya, silinder piston dingin diletakkan dalam penukar kalor suhu rendah.

Tipe displacement (regeneratif), yaitu tipe beta dan gamma, menggunakan


regenerator yang akan mendorong udara antara sisi panas dan dingin. Displacer itu cukup
panjang untuk mengisolasi sisi panas dan dingin. Tipe beta berpiston power tunggal yang
disusun dalam silinder yang sama pada poros yang sama sebagai piston displacer. Tipe itu
mempunyai dua piston dalam silinder yang sama dan dihubungkan ke poros engkol yang
sama. Satu sebagai piston power, satu lagi sebagai piston displacement. Tipe gamma lebih
simpel. Kedua piston berada pada silinder terpisah, tetapi dihubungkan ke roda gila yang
sama.
Penerapan mesin stirling untuk pembangkitan energi sangat luas. Berbagai sumber
panas telah digunakan untuk menggerakkan mesin stirling. Misalnya, energi surya,
biomassa, panas buangan dari insinerator, dan mesin industri. Output yang dihasilkan dari
mesin itu pun bervariasi, dari skala mikro hingga menengah.

Erricson Cycle
Siklus ini ditemukan oleh Ericsson, yang terdiri dari dua proses isotermal dan dua
proses tekanan konstan. Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang
terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik
dapat balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik
berlangsung di dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi termalnya
adalah :
hth = 1 – T1/Th, dimana T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas.
Saat ini siklus Ericsson banyak digunakan dalam pembuatan turbin gas jenis siklus tertutup.
Sumber:
http://kukuhpambudi0.blogspot.co.id/2015/10/perbandingan-mesin-bensin-dengan-
mesin.html
http://www.amazine.co/25892/apa-itu-rasio-kompresi-perbandingan-mesin-diesel-bensin/
http://sidomi.com/318270/pilih-pakai-premium-pertamax-atau-pertamax-plus-cek-dulu-
rasio-kompresi-mesin/
http://yamatoikwan.blogspot.co.id/2013/11/angka-setana-pada-solar-cetane-number.html
http://www.amazine.co/25897/ketahui-kualitas-bahan-bakar-diesel-dengan-angka-cetane/
http://dillaadilahutami.blogspot.co.id/
http://yesisweni.blogspot.co.id/2015/03/siklus-ericsson.html
http://ratioon.blogspot.co.id/p/mesin-stirling.html

Anda mungkin juga menyukai