Anda di halaman 1dari 21

LEMBAR PENGESAHAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WAVA HUSADA


NOMOR : 395/PER/DIR/XI/2017
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SKILL LAB CENTER
RUMAH SAKIT WAVA HUSADA

Tindakan
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Koordinator
Disiapkan Ns. Nasrullah, S.Kep
Skil Lab Center

Diperiksa Ria Rahmadin, SAB Authorized Person

Komite
Diperiksa Yudha Budiarto, Amd, Kep
Keperawatan
Manajer
Diperiksa Yulia Nur Afni, S.Kep.,Ns
Keperawatan

Direktur
Disetujui dr. Hendri Tuhu Prasetyo

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 1


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT WAVA HUSADA
NOMOR : 395/PER/DIR/XI/2017
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN UNIT BPJS
RUMAH SAKIT WAVA HUSADA

Menimbang : 1 Bahwa Rumah Sakit Wava Husada mendukung penyelenggaraan pendidikan tenaga
kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan.

2 Bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sebagai ujung


tombak pelayanan rumah sakit, maka perlu dilaksanakan suatu praktik
pengembangan ketrampilan pada laboratorium, sehingga tercapai peningkatan
kapasitas sebagai dasar penyediaan pelayanan yang berkualitas.
3 Bahwa agar penyelenggaraan Skill Lab Center dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Center sebagai landasan.
4 Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan berdasarkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit.
Mengingat : 1 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
4 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
5 Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
6 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Penetahuan
7 Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.03.05 Tahun
2010 tentang Standar Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan.
8 Keputusan Direktur Rumah Sakit Wava Husada Nomor : 395/PER/DIR/XI/2017
tentang Kebijakan Penyelenggaraan Skill Lab Center

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Memberlakukan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Center Rumah Sakit Wava
Husada
Pertama : Pedoman Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Center sebagaimana dimaksud dalam
diktum kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Pedoman Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Center sebagaimana dimaksud dalam
diktum kedua wajib dijadikan acuan dalam Pedoman Penyelenggaraan Laboratorium
Skill Rumah Sakit Wava Husada.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan

Ditetapkan di : Kepanjen
Tanggal : 23 November 2017
Direktur
Rumah Sakit Wava Husada

dr. Hendri Tuhu Prasetyo


NIK. 10107053

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 2


Lampiran Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Wava Husada
Nomor : 395/PER/DIR/XI/2017
Tentang : Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Center
Tanggal : 23 November 2017

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Wava Husada Merupakan rumah sakit yang mengalami perkembangan yang sangat
cepat. Setiap tahunnya jumlah kunjungan pasien mengalami peningkatan, tidak hanya itu
kepercayaan pasien terhadap wava husada tidak hanya bersumber dari dalam kota, namun sudah
merambah ke luar kota Kepanjen. Pengingkatan kepercayaan tersebut diimbangi dengan
peningkatan tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Peningkatan tuntutan tersebut juga di dorong oleh faktor tingkat peningkatan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat akibat dari terbukanya sistim informasi di era globalisasi sekarang ini.
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka Rumah
Sakit Wava Husada harus mulai menyesuaikan diri dengan tuntutan yang kian berkembang baik dari
segi fisik maupun kualitas sumber daya manusia. Tiga faktor utama yang perlu dikembangkan dari
sumber daya manusia adalah Knowledge, Skill, Atitude. Ketiga komponen itulah yang mempu
membentuk seseorang sebagai insan profesional.
Demi tercapainya tuntutan profesionalitas maka perlu adanya pendidikan berjenjang bagi
profesional pemberi pelayanan. Namun sebagian besar penyedia pelayanan kesehatan belum
memiliki rancangan pendidikan berkelanjutan yang memadai sebagai dasar pembentuk kader-kader
profesioanal. Kurangnya kemampuan penyedia pelayanan kesehatan dalam penerapan protokol
standar dengan baik, disertai kurangnya pengetahuan mengenai berbagai protokol standar yang
seharusnya mampu diterapkan menjadikan penyedia pelayanan kesehtan kurang percaya diri dalam
menerapkan keterampilan yang dimiliki. Hal ini juga berdampak pada turunnya performa individual
penyedia pelayanan kesehatan padahal di lapangan penyedia layanan tersebut terus memberikan
layanan di setiap harinya.
Semangat pembentukan skill lab center adalah sebagai jembatan bagi para petugas pelayanan
kesehatan untuk mencapai standar kemampuan yang ditentukan oleh Rumah Sakit Wava Husada.
Skill Lab Center akan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan peningkatan performa pemeri
pelayanan kesehatan. Sebagai tempat inkubasi ilmu pengetahuan, penyebaran ilmu pengetahuan,
pengembangan ilmu pengetahuan, penilaian berbasis kompetensi dll. Kedepan di harapkan Skill Lab
Center juga memiliki perawat-perawat pendidik yang mampu memberikan bimbingan dan arahan
terhadap penyedia pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Wava Huada, sehingga tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan berkualitas akan tetap terpenuhi seiring berjalannya waktu.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Sebagai dasar pengambilan kebijakan penyelenggaraan Skill Lab Center
2. Memberi acuan manajemen penyelenggaraan Skill Lab Center
3. Memberi acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi masing-masing tenaga yang terlibat
dalam penyelenggaraan Skill Lab Center
4. Memberi acuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Skill Lab Center

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Skill Lab Center dapat melayani kegiatan peningkatan kemampuan tenaga profesional kesehatan di
Rumah Sakit Wava Husada baik karyawan ataupun mahasiswa.

D. BATASAN OPERASIONAL
Skill Lab Center merupakan unsur penunjang dalam peningkatan kemampuan tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan di bidang kesehatan di Rumah Sakit Wava Husada. Kegiatan yang
dapat dilakukan di Skill Lab Center adalah :
1. Peningkatan Skill tenaga kesehatan melalui praktikum
2. Peningkatan Pengetahuan tenaga kesehatan melalui kegiatan Ceramah/Seminar
3. Peningkatan Pengetahuan tenaga kesehatan melalui studi literatur
4. Pengembangan keilmuan dalam pertemuan ilmiah
5. Diskusi kelompok
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 3
6. Asesmen Kompetensi
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
5. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan Ilmu Penetahuan
7. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.03.05 Tahun 2010 tentang Standar
Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan

BAB II STANDAR KETENAGAAN


A. KUALIFIKASI SDM DAN DISTRIBUSI TENAGA

Jumlah yang
No Nama Jabatan Kualifikasi
diperlukan
A. Primer
1. Berpendidikan Magister di bidang
Keperawatan
2. Memiliki STR/SIP yang masih berlaku
3. Pengalaman kerja minimal 5 tahun
4. Telah mengikuti pelatihan :
a. Manajemen Laboratorium
b. Mutu Pelayanan Rumah Sakit
c. Akreditasi Rumah Sakit
d. Memenuhi persyaratan lain
sebagaimana yang ditentukan dalam
peraturan perundang undangan yang
berlaku

B. Sekunder
1. Penanggung Jawab 1. Mampu untuk menangkap dan 1
memahami instruksi
2. Mampu membuat keputusan
3. Mampu menggunakan komunikasi verbal
dan non verbal secara efektif
4. Teliti (mampu memahami segala sesuatu
secara rinci)
5. Sehat jasmani dan rohani
6. Kepemimpinan (mampu
mendayagunakan SDM untuk memiliki
intergritas, loyalitas dan dedikasi
bertindak dalam rangka mencapai tujuan
organisasi)
7. Manajemen (mampu merencanakan,
mengorganisasi, mengendalikan,
mengawasi dan mengevaluasi)
A. Primer
1. Berpendidikan minimal S1 Keperawatan
2. Memiliki STR/SIK yang masih berlaku
3. Pengalaman kerja minimal 5 tahun
2. Koordinator 4. Telah mengikuti pelatihan : 1
a. Manajemen Laboratorium
B. Sekunder
1. Mampu untuk menangkap dan memahami
instruksi
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 4
2. Mampu membuat keputusan
3. Mampu menggunakan komunikasi verbal
dan non verbal secara efektif
4. Teliti (mampu memahami segala sesuatu
secara rinci)
5. Sehat jasmani dan rohani
6. Kepemimpinan (mampu mendayagunakan
SDM untuk memiliki intergritas, loyalitas dan
dedikasi bertindak dalam rangka mencapai
tujuan organisasi)
7. Manajemen (mampu merencanakan,
mengorganisasi, mengendalikan, mengawasi
dan mengevaluasi)
A. Primer
1. Berpendidikan minimal D3 Keperawatan
2. Memiliki STR/SIK yang masih berlaku
3. Pengalaman kerja minimal 3 tahun
B. Sekunder
Teknisi dan 1. Mampu untuk menangkap dan memahami
3. Administrasi instruksi 1
Laboratorium 2. Mampu membuat keputusan
3. Mampu menggunakan komunikasi verbal
dan non verbal secara efektif
4. Teliti (mampu memahami segala sesuatu
secara rinci)
5. Sehat jasmani dan rohani

B. TUGAS DAN FUNGSI


1. Penanggung Jawab
a. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan di laboratorium, dengan dibantu oleh semua
anggota laboratorium (Koordinator dan Teknisi/Administrasi), agar kelancaran aktifitas
laboratorium dapat terjamin
b. Memimpin, membina dan mengkoordinir semua aktifitas sistem internal dan mengadakan
kerjasama dengan pihak eksternal, seperti institusi lain, atau pusat-pusat studi yang berkaitan
dengan pengembangan laboratorium.
2. Koordinator
a. Mempertanggung jawabkan semua kegiatan praktikum pada laboratorium secara
terorganisisr, terjadwal dan terencana dengan baik daengan bantuan dan kerjasama
teknisi/Administrasi laboratorium
b. Memimpin, membina dan mengkoordinir semua aktifitas/kegiatan yang terjadi di dalam
laboratorium baik dengan tenaga teknisi/adminitrasi laboratorium maupun dengan Perawat
Pendidik (Nurse Educator)
c. Melakukan analisa kebutuhan pengembangan internal termasuk pengadaan sarana dan
prasarana
2. Teknisi dan Administrasi
a. Mengatur segala kegiatan administrasi laboratorium termasuk pelaporan
b. Membantu aktifitas pengguna laboratorium.
c. Bertanggung jawab dalam menyediakan peralatan yang diperlukan dan penyimpanan
kembali.
d. Bertanggung jawab terhadap inventaris, pemeriksaan, pemeliharaan dan kalibrasi alat
e. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan laboratorium

C. KEGIATAN PENGELOLAAN
1. Memberikan pelayanan laboratorium bagi pengguna
2. Mengadakan pertemuan periodik untuk komunikasi antara pengurus dan Perawat Pendidik
(Nurse Educator)
3. Menjadwalkan penggunaan laboaratorium
4. Membuat jadwal pemeliharaan alat laboratorium
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 5
5. Melakukan pemeliharaan keadaan laboratorium secara keseluruhan
6. Melakukan pemeliharaan preventif alat dan bahan
7. Melakukan kalibrasi terhadap peralatan laboratorium sesuai dengan spesifikasi
8. Melakukan perbaikan alat rusak yang masih dapat diperbaiki di laboratorium
9. Melakukan inventarisasi alat dan bahan untuk mengetahui jumlah alat yang ada, yang masih
baik, dan yang rusak
10. Membuat dan mengusulkan rencana anggaran biaya laboratorium
11. Menerima dan memeriksa alat dan bahan yang diterima
12. Melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar kegiatan di dalam laboratorium berlangsung
aman, terhindar dari kecelakaan
13. Mencatat (dalam buku harian) kejadian-kejadian nyang dianggap penting untuk dicatat,
diantaranya :
a. Terjadinya kecelakaan
b. Kejadian : insturmen rusak, kehilangan alat, dll
c. Penerimaan bahan dan alat baru

BAB III STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Keterangan :
1. Perpustakaan
2. Meja Diskusi
3. Ruang Seminar
4. Audio Visual
5. Bangsal Mini
6. Tempat Penyimpanan Alat Kesehatan
7. Gudang dan Kamar Mandi
8. Wastafel

B. BENTUK RUANG
Bentuk ideal ruang laboratorium adalah bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar atau bisa juga
berbentuk persegi panjang.

C. LUAS RUANG
1. Luas ruang laboratorium harus memenuhi persyaratan, yaitu
a. 1 orang pengguna laboratorium memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m 2
b. Disediakan tembok kosong antara tembok dan meja kerja sekitar 1,7 m untuk memudahkan
dan mengamankan sirkulasi alat dan pengguna laboratorium
c. Jarak antara ujung meja yang berdampingan idealnya tidak kurang dari 1,5 m, sehingga
pengguna laboratorium dapat bergerak leluasa pada waktu bekerja dan pada waktu pindah
atau memindahakan alat/bahan dari satu tempat ke tempat lain
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 6
d. Luas ruang harus sebanding dengan banyaknya pengguna laboratorium
2. Luas ruang penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengna jenis alat/bahan yang ada.

D. STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang diperukan untuk penyelenggaraan skill lab center adalah :
1. Kursi bermeja 20 buah untuk ruang seminar/ceramah
2. Kursi 14 buah untuk diskusi
3. Meja rapat 1 buah untuk diskusi
4. Rak Buku 1 buah untuk perpustakaan
5. LCD Proyektor 1 Buah untuk audio visual
6. PC/Laptop 1 Paket untuk audio visual
7. Lemari alat kesehatan 1 buah untuk tempat penyimpanan
8. Bed pasien 4 paket untuk bangsal mini
9. Wastafel 1 buah
10.Pendingain udara

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN


A. KEGIATAN PENGELOLAAN
1. Memberikan pelayanan laboratorium bagi pengguna
2. Mengadakan pertemuan periodik untuk komunikasi antara pengurus dan Perawat Pendidik
(Nurse Educator)
3. Menjadwalkan penggunaan laboaratorium
4. Membuat jadwal pemeliharaan alat laboratorium
5. Melakukan pemeliharaan keadaan laboratorium secara keseluruhan
6. Melakukan pemeliharaan preventif alat dan bahan
7. Melakukan kalibrasi terhadap peralatan laboratorium sesuai dengan spesifikasi
8. Melakukan perbaikan alat rusak yang masih dapat diperbaiki di laboratorium
9. Melakukan inventarisasi alat dan bahan untuk mengetahui jumlah alat yang ada, yang masih
baik, dan yang rusak
10. Membuat dan mengusulkan rencana anggaran biaya laboratorium
11. Menerima dan memeriksa alat dan bahan yang diterima
12. Melakukan langkah-langkah yang diperlukan agar kegiatan di dalam laboratorium berlangsung
aman, terhindar dari kecelakaan
13. Mencatat (dalam buku harian) kejadian-kejadian nyang dianggap penting untuk dicatat,
diantaranya :
a. Terjadinya kecelakaan
b. Kejadian : insturmen rusak, kehilangan alat, dll
c. Penerimaan bahan dan alat baru

B. KETRAMPILAN AJAR
1. Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
a. Ketrampilan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
1) Oksigenasi
2) Cairan dan Elektrolit
3) Nutrisi
4) Eliminasi
5) Personal Hygiene
6) Istirahat-Tidur
7) Mobilisasi
8) Kenyamanan dan Keamanan
9) Sterilisasi dan Desinfeksi
10) Kebutuhan spiritua dan psikososial
11) Perawatan Menjelang Ajal
b. Ketrampilan Pemeriksaan/Pengkajian Fisik
1) Penglihatan
2) Pendengaran
3) Penciuman
4) Pencernaan
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 7
5) Kardiovaskuer
6) Pernafasan
7) Integumen
8) Muskuloskeletal
9) Endokrin
10) Tanda-tanda vital
2. Keperawatan Maternitas
a. Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Ibu hamil
b. Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Ibu melahirkan / Masa Nifas & Menyusui
b. Ketrampilan Pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan dalam akseptor KB
c. Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Ibu dengan masalah Gyneckologi
d. Perawatan Bayi Baru Lahir
e. Pertolongan Persalinan
f. Manajemen Nyeri Persalinan
g. Perawatan Payudara / Manajemen Laktasi
h. Perawatan dan Pemasangan Kontrasepsi
i. Senam Nifas
j. Perawatan Luka Episiotomi ( Vulva Hygiene )
k. Perawatan Luka Sectio Saecaria
3. Keperawatan Anak dan Tumbuh Kembang
a. Keperawatan Anak
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Pada Anak
2) Ketrampilan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Anak
3) Perawatan Bayi Sehat
4) Perawatan Bayi Sakit ( di Inkubator )
5) Pemberian Immunisasi
6) Perawatan Tali Pusat
7) Ketrampilan Fisioterapi Dada ( Nebulizer, Suctioning, Clapping, Postural drainage )
8) Ketrampilan Pemasangan Darmbuise dan Irigasi Kolon
9) Ketrampilan Perawatan Colostomy pada Anak
10) Ketrampilan Perawatan Anak dengan Fototerapi
11) Ketrampilan Perawatan Anak dengan Kemoterapi
12) Ketrampilan Pemberian Terapi Cairan & Nutrisi pada Anak
b. Tumbuh Kembang
1) Ketrampilan Terapi Bermain
2) Ketrampilan Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak ( Denver Development Screening Test )
3) Ketrampilan Konseling Tumbuh-Kembang Anak
4) Ketrampilan Pemenuhan Kebutuhan Tumbuh Kembang pada Anak dengan Kebutuhan
Khusus ( ADHD, Autisme, Retardasi Mental )
4. Keperawatan Medikal Surgikal
a. Sistem Kardiovaskuler
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem kardiovaskuler
3) Ketrampilan melakukan & interpretasi pemeriksaan Elektrokardiografi
4) Ketrampilan pemeriksaan Central Venous Pressure
5) Mengenal Gambaran Radiologi klien dengan gangguan kardiovaskuler
6) Ketrampilan pemenuhan Kebutuhan Aktifitas pada klien dengan gangguan kardiovaskuler
7) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem kardiovaskuler
8) Ketrampilan Perawatan klien terpasang Kateter jantung
b. Sistem Persyarafan
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Persyarafan
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem persyarafan
3) Ketrampilan membantu persiapan pemeriksaan Lumbal Punctie
4) Mengenal pemeriksaan terkait dengan sistem Persyarafan ( CT-Scan, MRI, EEG)
5) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem persyarafan
6) Ketrampilan perawatan Rehabilitasi pada klien dengan CVA
c. Sistem Pencernaan
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Pencernaan

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 8


2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem pencernaan
3) Ketrampilan pemasangan NGT
4) Ketrampilan pemberian terapi nutrisi enteral dan parenteral
5) Ketrampilan perawatan Colostomy
6) Ketrampilan Kumbah lambung ( Gastric Cooling )
7) Ketrampilan pemasangan darmbuise & Irigasi Colon
8) Ketrampilan Mempersiapkan klien untuk pemeriksaan khusus :
a) Endoscopi
b) USG
c) Colon in loop
d) BNO, dll
9) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem pencernaan
10) Ketrampilan mengambil & menyiapkan sediaan feses untuk pemeriksaan laboratorium
d. Sistem Indra (Penglihatan)
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Penglihatan
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem penglihatan
3) Ketrampilan pengambilan corpus alienum pd mata
4) Ketrampilan pemberian obat pada mata
5) Ketrampilan Irigasi Mata
6) Ketrampilan perawatan luka pada mata
7) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem penglihatan
e. Sistem Indra (Telinga-Hidung-Tenggorok)
1) Ketrampilan Pemeriksaan THT
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem THT
3) Ketrampilan pengambilan corpus alienum pada Telinga & Hidung
4) Ketrampilan Irigasi telinga
5) Ketrampilan Pemberian Obat pada Hidung & Telinga
6) Ketrampilan perawatan luka pada THT
7) Ketrampilan mempersiapkan klien sinusitis dengan tindakan Kass Spooling
8) Ketrampilan Pemeriksaan Transiluminasi
9) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem THT
10) Mengenal pemeriksaan Audiometri
f. Sistem Muskuloskeletal
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem Muskuloskeletal
3) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem Muskuloskeletal
4) Ketrampilan Perawatan klien dengan traksi
5) Ketrampilan Pemenuhan kebutuhan Mobilisasi pada klien dengan gangguan
muskuloskeletal
6) Ketrampilan pemasangan dan perawatan klien dengan gips
g. Sistem Endokrin
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Endokrin
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem endokrin
3) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem Endokrin
4) Penghitungan BMR
5) Ketrampilan pemeriksaan kadar gula darah pada penderita DM ( Glucotest digital, Fehling
)
h. Sistem Perkemihan
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Perkemihan
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem perkemihan
3) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem Perkemihan
4) Ketrampilan perawatan klien dengan Hemodialisa
5) Ketrampilan pemasangan dan perawatan kateter
6) Ketrampilan perawatan Kateter Suprapubic
7) Ketrampilan Spooling Kateter
8) Ketrampilan mengambil & menyiapkan sediaan urine untuk pemeriksaan laboratorium
9) Ketrampilan Keegel Exercise dan Bladder Training
i. Sistem Integumen

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 9


1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik Integumen
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem integumen
3) Ketrampilan Perhitungan Luas Luka Bakar
4) Ketrampilan Pemberian Resusitasi Cairan pada Luka Bakar
5) Ketrampilan perawatan Luka Bakar
6) Ketrampilan Rehabilitasi pada klien dengan Luka Bakar
7) Perawatan klien dengan Dermatitis
8) Perawatan Luka pada klien dengan Cellulitis
9) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem Integumen
10) Ketrampilan perawatan Ulcus Decubitus
11) Ketrampilan melakukan tes alergi
j. Sistem Cairan dan Darah
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik terkait Cairan & Darah
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem integumen
3) Ketrampilan Memenuhi Kebutuhan Cairan untuk pasien dengan berbagai gangguan
keseimbangan cairan ( Dehidrasi, Overhidrasi dll)
4) Ketrampilan perawatan klien dengan gangguan kelainan darah (Anemia, thalassemia,
leukimia, hemofilia )
5) Ketrampilan pemberian tranfusi darah
6) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem Cairan & Darah
7) Ketrampilan mengambil & menyiapkan sediaan darah untuk pemeriksaan laboratorium
8) Ketrampilan pemasangan dan perawatan klien dengan Infus & Syringe Pump
k. Sistem Pernafasan
1) Ketrampilan Pemeriksaan Fisik sistem pernafasan
2) Ketrampilan Mengenal Abnormalitas sistem pernafasan
3) Ketrampilan Perawatan Klien Perioperatif terkait sistem pernafasan
4) Ketrampilan pemberian Fisioterapi dada ( nebulizer, suctioning, clapping, postural
drainage, nafas dalam, batuk efektif )
5) Ketrampilan perawatan klien yang terpasang WSD
6) Ketrampilan pemasangan alat bantu pernafasan
7) Ketrampilan mengambil darah arteri untuk pemeriksaan Blood Gas Artery
8) Ketrampilan mengambil & menyiapkan sediaan dahak/sputum untuk
9) pemeriksaan laboratorium
5. Keperawatan Kegawatdaruratan/Kritis
a. Ketrampilan melakukan pengkajian kegawatdaruratan
b. Ketrampilan dalam Resusitasi Jantung-Paru (Basic Cardiac life Support)
c. Ketrampilan melakukan Advance Threatening Life Support
d. Ketrampilan penanganan Bencana Massal ( Mass Disaster )
e. Ketrampilan Balut & Bidai
f. Ketrampilan Menghentikan perdarahan
g. Pre-Hospital Trauma Management
h. Trauma Nursing Process Skill

C. PENDANAAN
Kegiatan operasional laboratorium bergantung pada ketersediaan bahan dan alat. Semua bahan
yang diperlukan harus disediakan, dan untuk itu diperlukan dana. Diperlukan juga dana untuk biaya
operasional laboratorium lainnya, seperti pemeliharaan rutin, perbaikan terhadap alat yang rusak,
pembelian perangkat laboratorium yang tak terduga serta pengembangan laboratorium.
Dana yang digunakan untuk kegiatan di laboratorium dapat bersumber dari Rumah Sakit Wava
Husada, peserta didik, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Beberapa kegiatan yang dapat
menghasilkan dana bagi laboratorium meliputi penyediaan layanan (jasa) laboratorium bagi publik,
kerjasama dengan institusi lain, serta kegiatan-kegiatan produktif dan kreatif

D. PEMELIHARAAN DAN PENYIMPANAN


1. Pemeliharaan
a. Pemeliharaan umum alat dan bahan

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 10


Alat dan bahan memerlukan pemeliharaan secara rutin dan berkala. Pemeliharaan alat
dimaksudkan agar alat praktik dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam waktu yang
lama. Pemeliharaan bahan bertujuan agar bahan untuk praktik tetap terjaga dengan baik.
b. Prinsip-prinsip pemeliharaan alat dan bahan sebagai berikut:
1) Menjaga kebersihan alat dan kebersihan tempat menyimpan bahan, dilakukan secara
periodik;
2) Mempertahankan fungsi dari peralatan dan bahan dengan memperhatikan jenis, bentuk
serta bahan dasarnya;
3) Mengemas, menempatkan, menjaga, mengamankan peralatan dan bahan praktik, serta
membersihkan peralatan pada waktu tidak digunakan atau sehabis dipergunakan untuk
praktik;
4) Mengganti secara berkala untuk bagian-bagian peralatan yang sudah habis masa pakainya

5) Alat-alat yang menggunakan skala ukur perlu dikalibrasi secara berkala sesuai dengan jenis
alat;
6) Penyimpanan alat dan bahan harus diperhatikan sesuai dengan jenisnya.
c. Cara pemeliharaan alat dan bahan laboratorium
Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah mengalami korosi :
pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen. Alat yang terbuat dari Kaca
yang berlemak atau terkena noda yang sulit hilang dengan deterjen dapat dibersihkan dengan
merendamnya di dalam larutan kalium bikromat 10% dalam asam sulfat pekat. Larutan ini
dibuat dibuat dari 100 gr kalium bikromat dilarutkan ke dalam 100 ml asam sulfat pekat, lalu
dimasukkan ke dalam 1 liter air.
1) Alat-alat yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam mudah mengalami korosi diberi
perlindungan dan perlu diperiksa secara periodik. Alat-alat logam akan lebih aman jika
diletakkan (disimpan) di tempat yang kering, tidak lembab, dan bebas dari uap yang
korosif.
2) Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja tahan karat (stainless
steel) cukup dijaga dengan menempatkannya di tempat yang tidak terlalu lembab.
3) Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon, ditempatkan pada suhu kamar
terlindung dari debu dan panas.
4) Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat yang kering.
5) Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC.
6) Tersedia lemari asam untuk laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia
7) Tersedia lemari tempat Alat Pelindung Diri

2. Penyimpanan
Penyimpanan dan penempatan alat-alat atau bahan kimia menganut prinsip sedemikian
sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan
mengembalikan alat ke tempatnya. Alat yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di
tempat penyimpanan yang mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah. Peralatan disimpan
di tempat tersendiri yang tidak lembab, tidak panas dan dihindarkan berdekatan dengan bahan
kimia yang bersifat korosi. Penyimpanan alat dan bahan dapat dikelompokkan berdasarkan
jenis, sifat, ukuran/volume dan bahaya dari masing-masing alat/bahan kimia. Kekerapan
pemakaian juga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menempatkan alat. Alat yang kerap
dipakai diletakkan di dalam ruang laboratorium/ bengkel kerja.
Penyimpanan di laboratorium terdiri dari :
a. Bahan Habis Pakai
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan bahan habis pakai adalah sebagai
sebagai berikut :
1) Penentuan tempat penyimpanan harus memperhatikan sifat dan bahan penyusunnya
seperti kayu, besi/ logam, kertas, plastik, kain, karet, tanah liat dan sebagainya.
2) Tempat penyimpanan harus aman, dan bebas dari penyebab kerusakan.
3) Cara penyimpanan harus memperhatikan ciri khas atau jenisnya, misalnya : peralatan
disimpan ditempat yang sesuai, dengan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan.
4) Penyimpanan bahan habis pakai, disesuaikan dengan sifat kimia zat tersebut.
5) Bahan-bahan kimia yang berbahaya, (mudah terbakar, mudah meledak, dan beracun)
harus diberi label peringatan yang tidak mudah lepas.

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 11


b. Peralatan Bahan Kimia
1) Peralatan Laboratorium Kimia
Peralatan yang sering digunakan sebaiknya disimpan sedemikian hingga mudah diambil
dan dikembalikan. Alat-alat laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Alat-alat
seperti ini disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat, seperti tabung reaksi, gelas
kimia, labu (seperti Erlenmeyer dan labu didih), corong, buret dan pipet, termometer,
cawan porselein, dan gelas ukur. Klem, pinset yang terbuat dari logam, dan instrumen
yang memiliki komponen-komponen dari logam yang sangat halus, seperti alat-alat ukur
yang bekerja menggunakan arus listrik disimpan di tempat terpisah, jauh dari zat-zat kimia,
terutama zat-zat kimia yang korosif. Alat-alat seperti ini harus disimpan di tempat yang
kering dan bebas dari zat atau uap korosif serta bebas goncangan. Masing-masing tempat
penyimpanan alat diberi nama agar mudah mencari alat yang diperlukan. Pipet dan buret
sebaiknya disimpan dalam keadan berdiri. Oleh karena itu, pipet dan buret perlu
diletakkan pada tempat yang khusus.
2) Bahan Kimia
Penyimpanan bahan kimia harus mendapat perhatian khusus, sebab setiap bahan kimia
dapat menimbulkan bahaya seperti terjadinya kebakaran, keracunan, gangguan
pernapasan, kerusakan kulit atau gangguan kesehatan lainnya. Penyimpanan zat kimia
perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a) Penyimpanan bahan kimia diatur berdasarkan tingkat bahayanya dan ditata secara
alfabetis.
b) Zat/bahan kimia disimpan jauh dari sumber panas dan ditempat yang tidak langsung
terkena sinar matahari
c) Pada label botol diberi catatan tentang tanggal zat di dalam botol tersebut diterima dan
tanggal botol tersebut pertama kali dibuka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggal
bahan kimia tersebut kadaluarsa.
d) Gunakan lembar data keamanan bahan (MSDS ; Material Safety Data Sheet) untuk
informasi lebih lengkapmengenai bahan kimia tersebut.
e) Jangan menyimpan/meletakkan wadah bahan kimia yang terbuat dari gelas di lantai
f) Botol berisi bahan kimia harus diambil dan diangkat dengan cara memegang badan
botol dan bukan pada bagian lehernya.
g) Jangan menyimpan bahan kimia pada tempat yang terlalu tinggi.
h) Jangan menyimpan bahan kimia secara berlebihan di laboratorium.
i) Botol yang berisi asam atau basa kuat, terutama asam perklorat, jangan ditempatkan
berdekatan

Penyimpanan bahan kimia dapat dilakukan dengan mengelompokkan bahan-bahan


tersebut, seperti berikut ini:
a) Bahan kimia yang mudah terbakar
Bahan kimia yang mudah terbakar seperti aceton, ethanol, ether, dan chloroform
ditempatkan pada rak paling bawah dan terpisah dari bahan kimia yang mudah
teroksidasi.
b) Pelarut yang tidak mudah terbakar
Pelarut yang tidak mudah terbakar seperti karbon tetraklorida dan glikol dapat
ditempatkan dekat dengan bahan kimia lain kecuali bahan kimia yang mudah
teroksidasi
c) Bahan Kimia asam
Bahan kimia asam seperti asam nitrat, asam klorat, asam sulfat ditempatkan dengan
kondisi seperti berikut:
(1) Ditempatkan pada lemari atau rak khusus yang tidak mudah terbakar
(2) Wadah bahan kimia asam yang sudah dibuka disimpan di lemari khusus seperti
lemari asam, bila perlu diberi alas seperti nampan plastik.
(3) Botol zat tidak langsung ditempatkan pada rak, tetapi ditempatkan terlebih dahulu
pada nampan plastik
(4) Asam pengoksidasi dipisahkan dari asam organik dan dari bahan kimia yang
mudah teroksidasi.

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 12


(5) Dipisahkan dari zat-zat yang mudah teroksidasi

d) Bahan kimia kaustik


Bahan-bahan kimia kaustik seperti amonium hidroksida, natrium hidroksida, dan
kalium hidroksida :
(1) Ditempatkan pada daerah yang kering;
(2) Dipisahkan dari asam; dan
(3) Botol zat tidak langsung di tempatkan pada rak, tetapi di tempatkan terlebih
dahulu pada nampan (baki)plastik.

e) Bahan Kimia yang reaktif dengan air


Bahan-bahan kimia yang reaktif terhadap air seperti natrium, kalium, dan litium di
tempatkan di tempat yang dingin dan kering

f) Pelarut yang tidak reaktif dan tidak mudah terbakar


Pelarut yang tidak reaktif dan tidak mudah terbakar seperti natrium klorida, natrium
bikarbonat, dan minyak ditempatkan di dalam lemari atau rak terbuka yang dilengkapi
sisi pengaman

3. Penyimpanan Alat
Azas keselamatan/keamanan pemakai dan alat menempatkan alat sedemikian sehingga tidak
menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan mengembalikan alat ke
tempatnya. Alat yang berat atau yang mengandung zat berbahaya diletakkan di tempat
penyimpanan yang mudah dijangkau, misalnya di rak bawah lemari, tidak di rak teratas. Alat yang
tidak boleh ditempatkan di tempat yang dapat menyebabkan alat itu rusak, misalnya karena
lembab, panas, berisi zat-zat korosif, letaknya terlalu tinggi bagi alat yang berat. Alat yang mahal
atau yang berbahaya disimpan di tempat yang terkunci. Untuk memudahkan menemukan atau
mengambil adalah alat ditempatkan di tempat tertentu, tidak berpindah-pindah, dikelompokkan
menurut pengelompokan yang logis, alat yang tidak mudah dikenali dari penampilannya diberi
label yang jelas dan diletakkan menurut urutan abjad label yang digunakan. Alat-alat yang sejenis
diletakkkan di tempat yang sama atau berdekatan. Kekerapan pemakaian juga dapat dipakai
sebagai pertimbangan dalam menempatkan alat. Alat yang kerap dipakai diletakkan di dalam
ruang laboratorium. Cara menempatkan atau menyimpan alat dapat didasari pemikiran nalar
(logis) tentang hal-hal berikut :
a. Keselamatan/keamanan pemakai dan alat pada waktu alat diambil dari atau dikembalikan ke
tempatnya;
B. Kemudahan menemukan dan mengambil alat;
C. Kekerapan (frekuensi) pemakaian alat dan tempat alat-alat yang digunakan .

D. PENGADMINISTRASIAN ALAT DAN BAHAN


Pengadministrasian alat dan bahan maksudnya mencatat jumlah/ banyaknya alat dan bahan yang
ada. Pengadministrasian dapat dilakukan oleh Teknisi/Administrasi laboratorium, dan staf
administrasi sebaiknya mengadministrasikan hanya perabot (meja, kursi, lemari) yang ada di dalam
laboratorium. Hal yang paling penting dicatat adalah nama alat, jumlahnya/ banyaknya, spesifikasi,
dan tanggal pengadaan atau tanggal alat dikeluarkan. Pencatatan dapat dilakukan dengan cara
tradisionil menggunakan buku atau kartu, sebaiknya kartu disusun menurut urutan abjad
berdasarkan nama alat. Lebih baik pencatatan alat dan bahan dilakukan dengan komputer,
menggunakan program yang disebut ”basis data” (data base). Dengan menggunakan program
komputer pencatatan dan pencarian data dengan nama spesifikasi tertentu menjadi lebih mudah
dan cepat. Contoh kartu / buku pencatatan alat/bahan.

BAB V LOGISTIK
MATERIAL RUANG KERJA
No NAMA PERLENGKAPAN KEGUNAAN ∑
1 Tensimeter Pemeriksaan tekanan darah 2
2 Stetoskop Pemeriksaan Auskultasi 2
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 13
3 Termometer digital Mengukur suhu tubuh 2
4 Reflek hammer Mengetahui refek saraf 2
5 Tongue spatel anak-anak dan dewasa Membuka mulut 2
6 Pen light (senter kecil) Memberikan penerangan 2
7 Hed Lamp (lampu Kepala) Memberikan penerangan 2
8 Pengukur tinggi badan Mengukur tinggi badan 1
9 Timbangan berat badan Mengukur berat badan 1
10 Snelen chart Mengukur jarak pandang 1
11 Garpu tala Pemeriksaan pendengaran 1
12 Bak instrumen sedang Menyimpan alat pemeriksaan fisik 2
13 Spekulum hidung Membuka lubang hidung 1
14 Spekulum telinga Membuka lubang telinga 1
15 Trolly Tempat meletakkan alat-alat pemeriksaan 2
16 Baki Tempat meletakkan alat-alat pemeriksaan 2
17 Metiline Mengukur lingkar badan 2
18 Opthalmoscope Memeriksa mata 1
19 Otoscope Memeriksa Telinga 1
20 Stopwatch Mengukur kecepatan watku 1
21 Bengkok Tempat meletekkan bahan kotor 4
22 Kom kecil bertutup Tempat bahan bersih 4
23 Kom sedang Tempat meletekkan kasa 4
24 Tempat tidur Meletakkan matras 4
25 Matras Meletakkan model/phantom 4
26 Bantal Pengalas kepala model/phantom 4
27 Guling Pelengkap tempat tidur 4
28 Linen (sprei) Menutup tempat tidur 8
29 Linen (sarung bantal) Menutup banta 8
30 Linen (Sarung guling) Menutup guling 8
31 Linen (perlak) Alas tempat tidur 8
32 Linen (Stick laken) Alas tempat tidur 8
33 Linen (selimut) Menutup pasien 8
34 Ember kecil Tempat air 4
35 Lap kerja Membersihakan lingkungan 8
36 Keranjang tertutup Tempat alat tenun kotor 2
37 Baskom besar Tempat air untuk memandikan 4
38 Handuk besar Mengeringkan badan basah 8
39 Linen (pakaian/piama) Pakaian untuk model 8
40 Selimut mandi Menutupi badan 8
41 Sketsel Pembatas/privasi 4
42 Waslap Mengusap busa sabun 8
43 Standar baskom (double) Menyangga/tempat baskom air 4
44 Phantom badan penuh Model manusia multiguna 4
45 Gelas kumur Tempat air kumur 4
46 Sisir Menyisir rambut 4
47 Talang karet atau fiber Mengalirkan air dari kepala ke ember 4
48 Gayung Menuang air 4
49 Perlak Alas kepala 4
50 Linen (scort) Mengalasi pakaian/seragam 8
51 Pemotong kuku Memotong kuku 4
52 Pispot Tempat menampung urin 4
53 Bed pan Tempat menampung air kotor (BAB) 4
54 Kaca mata google Menutupi mata 4
55 Kirbat es Tempat batu es 4
56 Buli-buli air panas Tempat air panas 4
57 Sarung kirbat es/buli-buli Menutup kirbat 4
58 Handuk kecil pengalas Pengalas area yang dikompres 4
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 14
59 Selimut hangat elektrik Menyelimuti model 4
60 Gunting verban Menggunting kain verban/plester 4
61 Botol cebok Tempat air bersih untuk cebok 4
62 Standar infus Tempat menggantung infus 4
63 Arteri klem Menjepit selang 8
Tabung oksigen lengkap Model latihan pemberian oksigen 4
64
(humidifier, flowmeter)
65 Restrain Model latihan 4
66 Kursi roda Model untuk latihan transfer 1
67 Brankard lengkap dengan pengaman sisi Alat model latihan transfer 1
68 Pinset anatomi Penjepit kasa 8
69 Model paru-paru Alat peraga anatomi paru-paru 1
70 Mesin Suction @ set Suction lendir atau mukus 1
71 Pinset irurgis Mengambil alat steril 8
72 Cucing Tempat cairan desinfektan 4
73 Nebulizer @ set Melegakan nafas pasien 1
74 WSD @ set Model peraga WSD 1
75 Model jantung Memperjelas pengkajian 1
76 Model Pembuuh darah Memperjelas pengkajian 1
77 Chart jantung dan pembuluh darah Memperjelas pengkajian 1
78 Model elektrik pompa jantung Memperjelas pengkajian 1
79 Mesin ekg @ set Merekam aktivitas jantung 1
80 Cvp @ set Mengukur CVP 1
81 Water pass Mengukur CVP 1
82 Tourniquet Membendung vena 4
83 Model lengan Simulasi pemasangan infus 4
84 Model Genetalia laki-laki Simulasi pemasangan kateter 4
85 Model genetalia perempuan Simulasi pemasangan kateter 4
86 Gelas ukur Mengukur cairan 4
87 Gunting jaringan Menggunting jaringan mati 4
88 Perlak pengalas Menjaga kotoran terkena sprei 4
89 Tempat sampah injak Membuang sampah 4
90 Model luka Latihan perawatan luka 2
91 Phantom tangan Latihan infus 2
92 Nald poeder Untuk menjepit jarum 4
93 Jarum otot Menjahit otot 1
94 Jarum kulit Menjahit kulit 1
95 Duk bolong steril Menutupi area yang akan dijahit 8
96 Model untuk menjahit luka Latihan menjahit luka 2
97 Gunting heactng Menggunting benang 4
98 Model Untuk memasang NGT Latihan memasang NGT 2
99 Model untuk rjp Latihan RJP 4
100 Baki Menyimpan alat 4
101 Timbangan Mengukur berat badan 1
102 Model alat saluran pencernaan Memperjelas latihan 1
103 Model stoma Perawatan luka 1
104 Model alat perkemihan Memperjelas latihan 1
105 Buku ishihara Mengetes Buta Warna 1
106 Model mata Memperjelas Latihan 1
107 Model kulit Memperjelas latihan 1
108 Model rangka Memperjelas Latihan 1
109 Mode otot Memperjelas latihan 1
110 Model otak Memperjelas Latihan, alat peraga anatomi 1
111 Phantom Ibu hamil/persalinan Aat peraga pemeriksaan ibu hamil 1
112 ½ Kocher Memecahkan ketuban 2
113 Klem tali pusat/pengikat tali pusat Menjepit/mengikat tali pusat 2
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 15
114 Klem kocher Menjepti tali pusat 2
115 Gunting tali pusat Memotong tali pusat 2
116 Suction bayi Mengeluarkan lendir dari hidung dan mulut 2
117 Gunting episiotomi Menggunting perineum 2
118 Lampu sorot/tindakan Penerangan daerah tindakan 1
119 Inkubator sederhana Pencegahan Hipotermi 1
120 Phantom bayi Latihan tindakan pada bayi 2
121 Model Perawatan payudara Alat peraga perawatan payudara 1
122 Baju bayi Pakaian untuk bayi 4
123 Radiant warmer/lampu sorot Mempertahankan temperatur ruangan 1
124 Bvm anak Memberikan ventilasi 1
125 Bvm dewasa Memberikan Ventilasi 1
126 Oropharingeal tube Membebaskan Jalan napasa 1
127 Glukometer test Cek gula darah 1
128 Berbagai macam video penyuluhan Media penyuluhan

BAB VII KESELAMATAN KERJA


A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
1. Untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium/ bengkel kerja diperlukan
pengetahuan tentang jenis-jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di dalam laboratorium, serta
pengetahuan tentang penyebabnya. Jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di
laboratorium/bengkel kerja yaitu:
a. Terluka, disebabkan terkena pecahan kaca dan/atau tertusuk oleh benda-benda tajam.
b. Terbakar, disebabkan tersentuh api atau benda panas, dan oleh bahan kimia.
c. Terkena racun (keracunan). Keracunan ini terjadi karena bekerja menggunakan zat beracun
yang secara tidak sengaja dan/atau kecerobohan masuk ke dalam tubuh. Perlu diketahui
bahwa beberapa jenis zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit.
d. Terkena zat korosif seperti berbagai jenis asam, misalnya asam sulfat pekat, asam format,
atau berbagai jenis basa.
e. Terkena radiasi sinar berbahaya, seperti sinar dari zat radioaktif (sinar X).
f. Terkena kejutan listrik pada waktu menggunakan listrik bertegangan tinggi.

2. Alat keselamatan kerja di laboratorium


a. APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung tangan, masker, alas kaki
b. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) berikut petunjuk penggunaan
c. Perlengkapan P3K
d. Sarana instalasi pengolahan limbah

3. Langkah-langkah menghindari Kecelakaan


Kecelakaan di laboratorium dapat dihindari dengan bekerja secara berdisiplin, memperhatikan
dan mewaspadai hal-hal yang yang dapat menimbulkan bahaya atau kecelakaan, dan
mempelajari serta mentaati aturan-aturan yang dibuat untuk menghindari atau mengurangi
terjadinya kecelakaan. Aturan-aturan yang perlu diperhatikan dan ditaati untuk meningkatkan
keselamatan dan keamanan di dalam laboratorium perlu dibuat aturan/peraturan untuk
diketahui dan dipelajari, dan ditaati oleh semua yang terlibat di laboratorium. Bila perlu dicetak
dengan huruf-huruf dan ditempel di tempat-tempat yang strategis di dalam dan di luar
laboratorium. Aturan yang perlu diketahui dan ditaati adalah :
a. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak keran utama gas,
keran air, dan saklar utama listrik
b. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung pemadam kebakaran,
selimut tahan api, dan pasir untuk memadamkan api
c. Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis kegiatan di laboratorium.
d. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah terbakar dan berbahaya
lainnya .
e. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung terkena cahaya matahari.
f. Jika mengenakan jas/baju praktik, janganlah mengenakan jas yang terlalu longgar.
g. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
h. Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di laboratorium/bengkel kerja.
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 16
i. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi selama di
laboratorium.
j. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segera dibersihkan karena dapat
menimbulkan kecelakaan.
k. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air banyak-banyak sampai bersih. Jangan
digaruk agar zat tersebut tidak menyebar atau masuk kedalam badan melalui kulit.

B. TINDAKAN YANG BERESIKO TERPAJAN


1. Cuci tangan yang kurang benar.
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

C. PRINSIP KESELAMATAN KERJA


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga higiene
sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan
menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan
darah serta cairan infeksi yang lain.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para karyawan
rumah sakit dilakukan dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

D. PENGENDALIAN BAHAYA DI TEMPAT KERJA


1. Pengendalian Barang Berbahaya dan Beracun (B-3)
a. Tata Laksana Inventarisasi B-3
1) Melakukan pencatatan penggunaan, penyimpanan bahan dan limbah berbahaya yang
ada di lingkungan Rumah Sakit
2) Pencatatan/inventarisasi berdasarkan unit kerja terkait yang menggunakan, menyimpan
dan mengelola berdasarkan jenis, spesifikasi dan kategori bahan.
3) Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempat kerja yang dianggap berisiko dan
berbahaya)
4) Melakukan pemantauan secara berkala oleh unit berwenang, akan pengunaannya
5) Menyusun prosedur pencatatan, pelaporan, penanggulangan dan tindak lanjutnya
b. Tata Laksana Penanganan B-3
Dalam penanganan B-3 (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan, menggunakan,
dsb.) setiap staf wajib mengetahui betul jenis bahan dan cara penanganannya dengan
melihat standar prosedur dan MSDS (material safety data sheet) yang telah ditetapkan.
1) Penanganan untuk personil
a) Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan digunakan atau disimpan
b) Baca petunjuk yang tertera pada kemasan
c) Letakkan bahan sesuai ketentuan
d) Tempatkan bahan pada ruang penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk
e) Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan
f) Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi di lokasi yang sama
g) Jangan menyimpan bahan melebihi pandangan mata
h) Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam pengambilan dan penempatan bahan,
hindari terjadinya tumpahan/kebocoran
i) Laporkan segera bila terjadi kebocoran bahan kimia atau gas.
j) Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan kejadian yang menimbulkan
bahaya/kecelakaan atau nyaris celaka (accident atau near miss) melalui formulir
yang telah disediakan dan alur yang telah ditetapkan.
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 17
2. Pengendalian dan Penanggulangan Kebakaran
a. Tata laksana identifikasi area berisiko kebakaran
1) Melakukan identifikasi area/lokasi yang berisiko
2) Melakukan inventarisasi bahan dan sumber yang berisiko terjadinya kebakaran
dimasing-masing unit Rumah Sakit.
3) Melakukan mapping (denah) area berdasarkan kategori dan jenis/tingkat risiko bahaya
kebakaran.
4) Memberikan tanda dan symbol tempat serta bahan yang mengandung risiko kebakaran
5) Melakukan sosialisasi ke staf dan pengunjung tentang sumber risiko bila terjadi
kebakaran
b. Tata laksana pencegahan kebakaran
1) Memberikan informasi dan edukasi kepada staf, pasien, pengunjung tentang bahaya
kebakaran.
2) Memberikan pendidikan, pelatihan dan aplikasi/uji coba yang nyata kepada staf tentang
kebakaran secara berkala
3) Mengidentifikasi pemakaian, penggunaan dan penempatan bahan-bahan/sumber-
sumber/peralatan yang mengakibatkan kebakaran.
4) Menetapkan lokasi-lokasi yang dapat menyebabkan risiko kebakaran, baik risiko
kebakaran kecil maupun besar
5) Melakukan kontrol/inspeksi, perbaikan dan penggantian secara berkala
peralatan/fasilitas yang rusak atau sudah waktunya dilakukan pembaharuan.
6) Menjauhkan peralatan dan fasilitas yang berisiko terbakar dengan sumber/bahan yang
mudah terbakar.
7) Menempatkan alat pemadam kebakaran di area-area/titik-titik tertentu yang dapat
mudah dijangkau oleh semua orang.
8) Memasang label, symbol dan tanda peringatan pada lokasi-lokasi yang berisiko
terjadinya kebakaran.
9) Mengatur/mendesain bangunan, peralatan dan sumber-sumber risiko kebakaran sesuai
dengan jarak aman yang diperkenankan.
10) Melakukan pengawasan setiap pembangunan didalam atau berdekatan dengan
bangunan yang dihuni pasien
c. Tata laksana deteksi dini kebakaran
1) Deteksi asap (smoke detector) dan alarm kebakaran
a) Penempatan peralatan disesuaikan dengan fungsi dan area berisiko (public area)
b) Pastikan terlebih dahulu lokasi/area alarm kebakaran atau deteksi asap yang
bunyi/mendeteksi kebakaran.
c) Lakukan penanganan secepatnya bila sistem deteksi mengetahui adanya tanda-
tanda kebakaran dengan menuju lokasi terjadinya kebakaran.
d) Ambil peralatan kebakaran yang tersedia/terjangkau sekitar area/lokasi kebakaran
dan melakukan tindakan penyelamatan.
e) Pemeliharaan sistem/komponen deteksi kebakaran yang dilakukan secara berkala
f) Dilakukan uji coba/simulasi terhadap peralatan dalam periode tertentu untuk
memastikan fungsi dan kegunaan alat.
2) Patroli kebakaran
a) Penetapan/penunjukkan staf sebagai petugas patroli kebakaran
b) Adanya prosedur pengawasan yang menjadi prosedur baku yang ditetapkan sebagai
langkah control yang ada.
c) Adanya rute/jadwal ronda secara berkala untuk melakukan pemantauan area/lokasi
dan tempat/fasilitas yang berisiko terjadinya kebakaran
d) Adanya sistem/kategori tingkat pengawasan lokasi/fasilitas dan area public yang
menimbulkan bahaya kebakaran besar, sedang dan kecil.
d. Tata laksana penghentian/supresi atau pengendalian kebakaran
1) Memastikan sistem penghentian/supresi pemadam kebakaran dapat berjalan dengan
baik dengan melakukan inspeksi dan uji coba secara berkala atas fungsi alat.
2) Penggunaan dan penempatan peralatan disesuaikan dengan jenis bahan pada lokasi
yang mudah terjadinya kebakaran dan besarnya risiko yang terjadi (supresan kimia dan
springkler)

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 18


3) Gunakan sistem pemadaman sesuai dengan jenis/bahan yang terbakar, sistem isolasi,
sistem pendinginan dan sistem urai untuk mengurangi serta membatasi api.
4) Memastikan petugas patroli kebakaran, staf dan pengunjung dapat menggunakan
peralatan pemadam kebakaran dengan baik dan tepat sasaran sebagai fungsi
pengendalian tingkat pertama sebelum terjadinya kebakaran yang lebih besar lagi.
5) Memastikan ketersediaan APAR dan hydrant pada area/lokasi terdekat atau pada titik
rawan risiko terjadinya kebakaran
e. Tata laksana evakuasi
1) Pasien
a) Informasikan terjadinya kebakaran dengan membunyikan alarm/sirene tanda bahaya
kebakaran
b) Kepala ruangan/kepala unit yang terkait dengan pelayanan pasien melakukan
instruksi untuk melakukan pengosongan ruangan dengan cara memindahkan pasien
ke ruangan yang lebih aman/titik kumpul.
c) Kepala ruangan/kepala unit bekerjasama dengan kepala unit perawatan dan perawat
yang ada untuk mengevakuasi pasien dengan terlebih dahulu menginformasikan
alasan dilakukannya evakuasi.
d) Kepala ruangan/kepala unit dapat bekerjasama dengan keluarga dan pengunjung
yang berada dilokasi/ruangan untuk mempercepat jalannya evakuasi pasien.
e) Lakukan evakuasi pada pasien yang mempunyai kondisi/keadaan yang lebih stabil
(dapat berjalan/menggunakan kursi roda), selanjutnya evakuasi pasien yang
berikutnya.
2) Karyawan & pengunjung/keluarga
a) Informasikan terjadinya kebakaran dengan membunyikan alarm/sirene tanda bahaya
kebakaran
b) melakukan evakuasi terhadap staf/tamu/pengunjung yang berada dilokasi atau
dekat dengan lokasi kebakaran (pengosongan area atau gedung).
c) Mengarahkan dan memandu staf/tamu/pengunjung ke area yang aman (titik
kumpul) dari jangkauan kebakaran.
d) Mengamankan lokasi sekitar dari staf/tamu/pengunjung dan bantu kelancaran jalur
evakuasi petugas pemadam menuju area kebakaran
e) Lakukan pemadaman listrik instalasi yang terdekat dengan area/lokasi kebakaran
atau bahan-bahan/sumber yang dapat menimbulkan terjadinya kebakaran yang
lebih hebat.
f. Tata laksana penanganan korban kebakaran
1) Proses penanganan korban dilakukan secepatnya untuk mencegah risiko kecacatan dan
atau kematian
2) Menentukan prioritas penanganan terhadap korban dan penempatan korban sesuai
hasil triage
3) Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman dan layak untuk dapat dilakukan
pertolongan
4) Melakukan stabilisasi atau tindakan dasar (basic live support) pada korban
5) Tindakan definitive sesuai kondisi kegawatan dan bila diperlukan Memberikan tindakan
perawatan lanjutan

E. PROMOSI KESEHATAN
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi SDM Rumah Sakit:
a. Pemeriksaan fisik lengkap
b. Kesegaran jasmani;
c. Rontgen paru-paru (bilamana mungkin);
d. Laboratorium rutin;
e. Pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
f. Pemeriksaan yang sesuai kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul,
khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
g. Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter
(pemeriksaan berkala), tidak ada keragu-raguan maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja.
2. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit
SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 19
a. Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-
paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaanpemeriksaan lain yang
dianggap perlu;
b. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah Sakit sekurang-kurangnya 1 tahun.
c. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada :
1) SDM Rumah Sakit yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu;
2) SDM Rumah Sakit yang berusia di atas 40 (empat puluh) tahun atau SDM Rumah Sakit
yang wanita dan SDM Rumah Sakit yang cacat serta SDM Rumah Sakit yang berusia
muda yang mana melakukan pekerjaan tertentu;
3) SDM Rumah Sakit yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan
kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan;
4) Pemeriksaan kesehatan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-
keluhan diantara SDM Rumah Sakit, atau atas pengamatan dari Organisasi Pelaksana
K3RS.
d. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun
mental.
Yang diperlukan antara lain:
1) Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan K3;
2) Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya;
3) SPO kerja, SPO peralatan, SPO penggunaan alat pelindung diri dan kewajibannya;
4) Orientasi K3 di tempat kerja;
5) Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan kesehatan kerja
secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan
budaya K3.
e. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik SDM Rumah
Sakit :
1) Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk SDM Rumah Sakit
yang dinas malam, petugas radiologi, petugas lab, petugas kesling dll;
2) Pemberian imunisasi bagi SDM Rumah Sakit;
3) Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi;
4) Pembinaan mental/rohani.

F. PENGOBATAN DAN REHABILITASI


1. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit yang
menderita sakit :
a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM Rumah Sakit;
b. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk SDM Rumah Sakit yang
terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK);
c. Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus;
d. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait.
2. Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit penyakit yang ditimbulkan akibat karyawan melakukan
aktivitas pekerjaannya atau sebagai akibat/risiko yang diitimbulkan karena aktivitas yang
dilakukan karyawan selama melakukan pekerjaan tersebut. Penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh factor-faktor biologi (virus, bakteri, jamur, parasit), faktor kimia (antiseptik,
reagen, gas anestesi), faktor ergonomis (lingkungan kerja, cara kerja dan posisi kerja yang salah),
faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi), faktor psikososial (kerja bergilir,
beban kerja, hubungan sesame pekerja/atasan) sehingga dapat mengakibatkan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi dari Penyakit Akibat Kerja
berupa :
a. Jenis pekerjaan (saat ini dan sebelumnya)
b. Gerakan dalam bekerja
c. Tugas yang berat / berlebihan
d. Perubahan / pergeseran kerja
e. Iklim di tempat kerja

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 20


BAB VII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) adalah proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau
perubahan segera setelah terjadi dalam rangka mempertahankan mutu.Indikator mutu adalah variabel
mutu yang dapat digunakan sebagai pengukuran terhadap pencapaian standar, dapat dievaluasi dari
waktu ke waktu dan dapat dipakai sebagai tolok ukur prestasi kuantitatif/kualitatif terhadap perubahan
dari standar atau target yang telah ditetapkan sebelumnya dengan selalu memperhatikan hubungan
kerjasama para pelaksanan pelayanan dari dokter, tenaga kesehatan dan tenaga lain yang bekerja di
rumah sakit.
Indikator mutu di Skill Lab Center sebagai berikut:
1. Angka ketersediaan tenaga pendidik keperawatan (Nurse Educator) 80% sesuai spesialisasi
2. Angka pendokumentasian kegiatan laboratorium 100%

BAB VII PENUTUP


Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas,
maka tenaga kesehatan juga harus menjawab tantangan tersebut dengan pengembangan kemampuan
individu. Skill Lab Center diharapkan dapat digunakan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan
tenaga kesehatan profesional, sehingga kedepan Rumah Sakit Wava Husada selalu mampu menjawab
setiap perubahan akan tuntutan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Ditetapkan di : Kepanjen
Tanggal : 23 November 2017
Direktur
Rumah Sakit Wava Husada

dr. Hendri Tuhu Prasetyo


NIK. 10107053

SK Pemberlakuan Pedoman Penyelenggaraan Skill Lab Centre – Halaman 21

Anda mungkin juga menyukai