Anda di halaman 1dari 182

CEO Notes # 53 Tantangan 2018 : Persiapan Menuju GO GLOBAL

Assalamualaikum wr.wb,

Ritual yang harus dijalani setiap awal tahun bagi suatu korporasi adalah RUPS RKAP. Di forum
ini semua rencana yang akan dijalankan setahun ke depan dipaparkan di depan pemegang
saham, baik rencana kerja, rencana anggaran maupun investasi (OPEX dan CAPEX) serta
strategi pencapaiannya. Bagi saya, di tahun 2018 ini adalah the most excited RKAP yang harus
saya jalankan. Banyak rencana dan target yang ingin kami capai, bukan hanya di angka-angka
tetapi juga di rencana-rencana aksi korporasi yang akan membawa RNI mengalami
metamorfosa dengan harapan menjadi jauh lebih baik dari yang sekarang. Saya merasa seperti
Zizou menghadapi La Liga atau Piala Champion. Excited, challenging tapi masih achieveable.
Melalui CEO Notes ini sekaligus saya beri kesempatan kepada anda para pembaca yang pasti
merupakan stakeholder saya untuk mengintip serba sedikit isi perut kami untuk tahun 2018 ini.
Mudah-mudah disini bisa berlaku falsafah rok mini, semakin minim, justru semakin banyak yang
penasaran.
Betapa tidak. Di tahun 2018 ini target omzet RNI mencapai Rp 6,7 T naik Rp 1,6 T dari tahun
2017, asset juga meningkat menjadi Rp 20,4 T naik sangat signifikan dibandingkan tahun 2017
dan investasi melonjak menjadi Rp 4,5 T. Yang paling menarik lagi ditahun 2018 ini nanti
adalah rencana listing di Bursa untuk PT Phapros Tbk. Selama ini status Tbk. nya PT Phapros
masih malu-malu karena non-listed. Oleh karena itu tahun ini pula saya minta Direksi PT
Phapros menyiapkan diri untuk memasuki dunia pasar modal dalam arti sesungguhnya. Mudah-
mudahan tahun ini merupakan tahun yang tepat bagi Phapros untuk masuk bursa.
Setelah kunjungan perkenalan yang difasilitasi Pak Ito Sumardi Dubes Myanmar sebagaimana
pernah saya tulis dalam CEO Notes # 50, tahap berikutnya Bu Emmy Barokah (Dirut PT
Phapros Tbk), mesti menyiapkan diri menjadi atlit lari yang handal dan kuat karena harus lari
marathon, start di Simongan – Semarang dan finish di Yangoon – Myanmar. Bersama dengan
pak Lukman – Direktur Health Care PT Rajawali Nusindo, Bu Dirut ini balik lagi ke Myanmar
ketemu Mr.Khin Maung Cho -Minister of Industry difasilitasi Pak Dubes RI lagi yang disambung
dengan pertemuan-pertemuan berikutnya dengan para pejabat maupun kalangan industri.
Myanmar sudah terbuka dengan investor luar melalui mekanisme PBP (Public Business
Partnership) dan saat ini sudah ada perusahaan farmasi asing yang berinvestasi disana, Inggris
dan India. Kalau Phapros bisa segera masuk, Indonesia bisa menjadi nomer tiga.
Pengadaan essential drug masih dengan tender terbuka internasional, bisa masuk dari negara
mana saja sehingga dengan mekanisme ini kita bisa kalah bersaing dengan India dan Pakistan
yang jaraknya dekat dan bahan bakunya mudah. Jadi, saya minta kepada PT Phapros untuk
melihat secara jeli rencana pembangunan pabrik obat di sana serta menjajagi kemungkinan join
venture dengan partner lokal yang sudah pengalaman dengan bisnis farmasi. Jeli karena untuk
farmasi pasti lebih rumit persyaratannya. Masalah air, masalah limbah, masalah perijinan,
sertifikasi, and so on, and so o
Berarti tantangan Phapros tahun ini, go public, go listed sekaligus go global.
PT Rajawali Nusindo, anak perusahaan RNI yang bergerak dibidang distribusi dan trading
tahun 2017 lalu kehilangan mitranya yang cukup penting yakni Philips dan Mustika Ratu
sehingga potensi omzetnya berkurang hampir mencapai setengah trilyun lebih. Namun dengan
usaha yang all out dari semua lini, kehilangan itu bisa digantikan oleh principal-principal lainnya
sehingga pada tahun yang sama omzetnya justru meningkat dari Rp 2,8 T menjadi Rp 3,5 T.
Potensi untuk mendapatkan prinsipal baru dari luar negeri juga harus terus digali, termasuk
bekerjasama mendistribusikan produk di luar negeri. Artinya, go global juga….Oleh karena itu
saya senang-senang saja ketika Pak Yono – Dirut PT Rajawali Nusindo meminta persetujuan
untuk mengadakan employee gathering dengan mengundang seluruh karyawan di seluruh
cabang se Indonesia dari Aceh sampai Papua. Sepertinya ini never happened in the history of
RNI Group mengumpulkan karyawan sampai 2000 orang sekaligus, sampai-sampai susah cari

1
venue sehingga harus menggunakan lokasi JI Expo PRJ Kemayoran. Dengan jumlah peserta
yang begitu menghebohkan tentu saja harus diimbangi dengan acara yang sepadan, apalagi
para prinsipal besarnya juga diundang, mulai dress code sampai entertainment berkelas
extravaganza….dengan mengundang artis ibu kota Once, Sazkia Gothik dan Kotak
Band…..yang pasti heboh.
Ngga mau kalah dengan saudaranya, PT Phapros yang mencatat banyak achievement tahun
2017 lalu, diantaranya omzet sudah berhasil menembus batas psikologis di atas Rp. 1 T
dengan laba sejak berdirinya tahun 1954 juga menampilkan extravaganza yang sama. Pada
event tahunan National Meeting yang bertajuk : Tough & Strong Through The New Horizon
dimana semua jajaran operasionalnya dari seluruh tanah air berkumpul, disamping dipompa
dengan semangat tinggi oleh Komut Pak Yana Aditya agar mencapai outstanding performance
dengan laba (Insya Allah – Amiin) Rp.200 Milyar di 2019, juga akan dihibur oleh artis beken
yang lagunya lagi nge-hit sekarang dan menjadi trending topic “Bojo Galak” : Via Vallen….
PT Mitra Rajawali Banjaran baru saja menjajal mesin barunya untuk produksi Autodestruct
syringe berkapasitas 46 juta pieces per tahun sinergi dengan saudaranya yakni PT Rajawali
Nusindo dan sebentar lagi disusul pabrik implant tulang bersama saudaranya yang lain PT
Phapros. Investasi mesin autodestruct syringe tersebut untuk memenuhi Kebutuhan program
imunisasi yang sangat besar dan saat ini baru diperuntukkan bagi keperluan Dinas Kesehatan
Kabupaten, Kota dan Kemenkes Pusat dan program KB di BKKBN. Ketika saya ikut delegasi
Kementerian BUMN lanjut dengan keperluan PT RNI ke Korea Selatan, saya diperkenalkan
dengan produk autodestruct syringe yang bermutu tinggi dan berminat untuk bekerjasama
dengan RNI Group memperbesar kapasitas MRB untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri dan ekspor. Suatu tawaran yang perlu disambut baik karena mereka juga sudah
punya pengalaman, sehingga kita bisa memanfaatkannya baik dari segi produksi maupun
pemasaran terutama di luar negeri. Saya berharap partnership ini sudah dapat terealisir di
tahun 2018.
Sementara untuk industri gula yang menjadi core competence di RNI, sedang saya persiapkan
untuk hijrah ke luar Jawa secara bertahap. Di mata saya, Jawa sudah sulit dikembangkan untuk
gula kecuali yang berbasis tebu rakyat dengan budaya menanam tebu yang kuat seperti
Malang Selatan, Kediri atau Pati. Itupun PG harus melengkapi dengan industri hilir dengan
mencari produk selain gula yang mempunyai nilai tambah yang tinggi. Kalau memang kita
belum punya ilmunya, maka ibarat menuntut ilmu ke negeri Cina-pun, perlu kita lakukan.
Tetangga kita Thailand sudah memasuki generasi ketiga dalam industri ini, mereka sudah fokus
pada produksi hilirnya seperti bioplastik dan gula hanya side product saja, sementara kita masih
saja beradu urat dan bersitegang bagaimana meningkatkan rendemen gula, produktivitas gula
maupun menurunkan HPP dari Gula dan Tetes saja. Kalau semua PG di Indonesia
memfokuskan diri pada industri hilir tebu bukan hanya memproduksi gula semata sebagai
produk utamanya, Inshaa Allah persoalan gula nasional akan terselesaikan sendiri tanpa perlu
campur tangan Pemerintah. Karena gula hanya hasil ikutan saja, produk utamanya adalah
bioethanol, bioplastik, listrik, kolagit, alkohol dan lain-lain yang masih banyak turunan-
turunannya.Industri gula andalan RNI yaitu PT Rajawali I saya dorong juga untuk mencari
sumber pendanaan non-bank yang lebih murah, baik obligasi, MTN bahkan menjajagi melalui
IPO. Dengan bekal rating single A saya rasa akan mudah bagi mereka untuk mencarinya.
Dengan dana murah tersebut, apalagi dalam jumlah besar, maka akan lebih leluasa dan harus
lebih berani bagi PT PG Rajawali I untuk mengembangkan prusahaannya baik secara organik
maupun anorganik.Tapi ingat, untuk bisa meraih piala Champion, Real Madrid juga harus
bongkar pasang pemain manakala dianggap ada yang sudah tidak seirama dengan
permainan tim.So……Bersiaplah.
Wassalamualaikum wr.wb.
Surabaya, 31 Januari 2018.
Didik Prasetyo

2
CEO Notes # 52 Masih di awal 2018 : Layar Terkembang di Sungai Han Seoul
Korea Selatan.
Assalamualaikum wr.wb,

Masih ingat tarian Gangnam style?


Gerakan dinamis yang diiringi musik yang bernada riang dengan judul Oppa Gangnam Style
dan dinyanyikan oleh PSY atau Park Jae Sang itu sempat sangat populer di tahun-tahun 2012 –
2013. Hampir di setiap acara bersama perusahaan, kampung atau bahkan tingkat Kementerian
selalu disuguhi tarian itu, seperti dulu pernah terjadi dengan tarian poco-poco yang sering
dipolitisir sebagai langkah maju-mundur atau sekarang diganti dengan goyang Maumere.
Ternyata setelah saya kemarin harus mondar-mandir dua kali Jakarta – Seoul dalam satu
bulan, di tengah suhu terendah dalam musim dingin 30 tahun terakhir yang mencapai -20°C,
baru saya tahu bahwa Gangnam mempunyai makna tersendiri. Kota Seoul di belah dua oleh
sebuah Sungai besar yaitu sungai Han namanya. Di Selatan Sungai menjadi lambang daerah
elite dan gedongan diberi nama Gangnam, sedangkan di utara sungai adalah lambang daerah
yang lebih miskin yang bernama Gangbo, meskipun secara kasat mata susah juga untuk
membedakannya saat ini. Mungkin seperti Menteng dan Depok. Sekarang sudah sama-sama
padat dan ramai dengan pusat perbelanjaan dan pemukiman.

Kunjungan saya ke Korea kali kedua ini adalah dalam rangka mengikuti misi resmi dari
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian BUMN yang sedang bersemangat tinggi untuk
menerapkan sistem Integrated Logistic System yang sangat sarat dengan penerapan teknologi
digital. Sebagaimana sering kita lihat di tayangan TV bahwa Pemerintah sedang sangat getol
untuk memperjuangkan agar harga barang-barang, khususnya kebutuhan pokok dan strategis
seperti sembako, pupuk, semen dan BBM harus merata di seluruh tanah air mulai Sabang
sampai Merauke. Tidak boleh ada lagi disparitas yang terlalu tinggi seperti harga semen yang di
Jawa hanya Rp. 60 ribu per zak tapi di Papua bisa menjadi Rp. 2 juta per zak, atau minyak dari
Rp. 8.000 menjadi Rp. 50.000 per liter. Saya bangga bahwa RNI sudah ikut terlibat dan
berperan dalam program tersebut yaitu melalui PT Rajawali Nusindo dengan kegiatan Tol
Lautnya di Natuna dan Sangihe Talaud sebagaimana pernah saya ceritakan dalam CEO Note
yang lalu.
Integrated Logistic System baru dapat tercapai secara efektif dan efisien jika dilakukan secara
terpadu melibatkan 3 komponen yaitu pengelolaan armada (fleet) angkutan, pergudangan
(warehouse) dan teknologi informasi itu sendiri. Ukuran efektif adalah tidak terjadi disparitas
harga dan kelangkaan barang, sedangkan efisien artinya biaya logistik atau distribusi bisa
ditekan serendah mungkin dan barang dapat sampai ketangan konsumen secepat mungkin.
Mengapa BUMN sangat bersemangat dan berkepentingan untuk ikut berperan dalam program
ini sampai harus jauh-jauh ke Korea untuk belajar mengenai hal ini? Kita bisa memaklumi
karena produk-produk strategis seperti BBM, pupuk dan semen sebagian besar adalah produk
BUMN. Demikian juga seperti armada angkutan, terutama kapal laut adalah milik BUMN.
Pergudangan juga dimiliki oleh perusahaan BUMN, seperti BGR, Bulog dan gudang
berpendingin pasti dimiliki juga oleh PT Perikanan Indonesia. Apalagi perangkat teknologi digital
berjaringan luas yang bisa menjangkau seluruh Nusantara juga dikuasai pangsa pasarnya oleh
grup BUMN. Telkom dan anak perusahaannya Telkomsel, baik dengan jaringan kabel maupun
pulsa. PLN dan anak perusahaannya Icon Plus yang ternyata juga memiliki jaringan fibre optic
yang ditumpangkan di jaringan listrik tegangan tinggi yang tentu saja menggurita sampai
pelosok-pelosok termasuk yang susah dapat sinyal.

3
Dengan kekuatan sumberdaya BUMN seperti itu tentu sangat disayangkan apabila satu sama
lain tidak disinergikan dalam satu sistem yang terintegrasi. Disini yang diperlukan bukan hanya
kekuatan untuk berkoordinasi atau kecanggihan teknologi tetapi juga kecepatan berpacu
dengan waktu karena pihak lain juga sudah melihat peluang bisnis ini. Pihak lain itu tidak punya
barang, tidak punya armada, tidak punya warehouse, tidak punya jaringan komunikasi tapi
punya inovasi dalam pemanfaatan teknologi digital. Siapa dia?…… GOJEK!
Melalui GOSEND, GOBOX, GOFOOD dan GO GO nya yang lain, perusahaan ini semakin
melaju bukan hanya sebagai tukang ojek on line seperti yang kita kenal tapi sudah meraksasa
menjadi perusahaan logistik dan distribusi online dan sebentar lagi akan menjadi raksasa
keuangan karena melalui GOPAY akan mampu menghimpun dana masyarakat yang akan
menggunakan jasanya tersebut. Dan pelayanannya itu dibandrol dengan harga yang jauuuuuh
lebih murah sebagaimana pengalaman kita naik Gojek atau Gocar dibanding ojek atau taksi !
Tentunya pemegang saham melihat bahwa perusahaan BUMN kita memiliki semua potensi
untuk menjadi raksasa di bidang logistik tersebut. Berapa banyak BUMN yang sekarang
memiliki armada angkutan tapi dikelola sendiri-sendiri? Kalau semua armada yang dimiliki bisa
dikelola bersama sehingga tidak ada armada yang berjalan dalam kondisi kosong tanpa
muatan, berapa biaya yang bisa dihemat? Berapa banyak BUMN yang mempunyai gudang
dalam keadaan separuh terisi atau bahkan kosong melompong, sementara BUMN yang lain
harus menyewa di luar. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, semuanya bisa
diintegrasikan. Dan masih banyak hal lagi yang bisa disinergikan sehingga semuanya bisa
termanfaatkan dengan tingkat utilisasi yang tinggi.
Sebenarnya dari diskusi dan berbincang-bincang dengan teman-teman dari BUMN yang ikut
dalam rombongan ke Korea saya mendapat kesan bahwa rata-rata BUMN yang besar seperti
Pertamina, PGN, PLN, Telkom , PT Pos dll . sudah mengarah ke penggunaan digitalisasi. Divisi
IT mereka bahkan sudah berdiri menjadi anak perusahaan sendiri seperti Icon Plus di PLN atau
PosLog di PT Pos.
Dalam skala yang lebih kecil saya juga melihat bahwa PT Rajawali Nusindo juga berpeluang
menjadi perusahaan distribusi dan logistik yang besar. Saya yakin dengan memanfaatkan
teknologi komunikasi dan informasi digital saat ini, utilitas dari armada dan sarana yang ada
pasti akan dapat dioptimalkan sehingga pelayanan pelanggan akan meningkat karena biaya
lebih murah dan lebih cepat. Oleh sebab itulah saya ajak Direksi Nusindo untuk ikut dalam
delegasi studi banding ke Korea (selatan) ini agar wawasan kelogistikannya bertambah
sehingga kelak akan dapat mengembangkan perusahaan lebih optimal.
Dari perusahaan logistik Samsung yang bernama Cello, kita dapat mengenal bagaimana
kegiatan tingkat dunia end to end service yang dikemas dalam Integrated Global Logistic
Service ini dijalankan dengan memanfaatkan teknologi digital. Logistic Service mereka saat ini
terpakai 70% adalah untuk melayani produk Samsung sedangkan sisanya untuk non-Samsung.
Dari operation room mereka di head office dapat dipantau semua pergerakan armada di seluruh
dunia yang mereka layani, baik melalui vessel (kapal laut), truk maupun pesawat. Manakala ada
indikasi penyimpangan (irregularities) karena salah route ataupun hijacking atau keterlambatan,
sistem akan segara bekerja untuk meminta cabang terdekat mengambil tindakan yang
diperlukan. Demikian pula early warning bila ada gangguan, misalnya volcano, gempa bumi
ataupun kerusuhan, maka sistem juga akan bekerja mencari alternatif route atau cara lain,
sehingga pelayanan kepada pelanggan tidak terganggu.
Sesuai peran sebagai Holding, maka menurut saya RNI harus banyak bergerak di bidang
pengembangan usaha untuk lebih membesarkan perusahaan baik di tingkat nasional maupun
global. Kegiatan operasional sudah saya percayakan kepada Direktur anak-anak perusahaan
yang semua saya yakini sangat mumpuni di bidang masing-masing. Saya mengikuti jalannya
operasional di anak perusahaan melalui Direktorat Pengendalian Usaha yang sekaligus juga
melakukan analisa manjemen resiko atas kegiatan yang akan berdampak secara corporate

4
(group). Pengawasan rutin juga saya percayakan lewat teman-teman Direksi dan Group Head
yang saya sebar dan tempatkan sebagai Komisaris di anak-anak perusahaan. Saya harus lebih
banyak melihat dan menengok kiri kanan untuk melihat peluang bisnis untuk membesarkan
perusahaan, baik di dalam maupun di luar negeri, baik untuk bisnis eksisting maupun bisnis
baru.
Properti, sebagaimana pernah saya sampaikan juga termasuk bisnis masa depan bagi RNI
Group. Disamping asetnya yang tersebar di segala penjuru yang kebanyakan idle, saya juga
melihat bahwa beberapa bisnis RNI sudah tidak akan mungkin dikembangkan dalam jangka
panjang di pulau Jawa yang semakin padat. Disamping tekanan demografi, saya lihat alih
fungsi lahan juga tidak terhindarkan. Dalam waktu yang bersamaan saya lakukan dua hal.
Mencari alternatif lahan di luar Jawa untuk merelokasi bisnis di Jawa dan mencari investor
untuk melakukan perubahan pemanfaatan lahan. Suatu langkah yang sangat awal, ibarat anak
kecil baru turun ke tanah untuk belajar jalan. Kalau tidak dimulai, maka kita akan
terninabobokkan terus dalam gendongan.
Oleh karena itu saya juga mengajak Pak Djoko Retnadi sebagai Direktur yang membawahi
Manajemen Aset untuk memulai membuka hubungan dengan perusahaan-perusahaan besar
yang berkemampuan dalam bidang asset development seperti Lotte, MDM, Hyundai, dll.
Dari perusahaan yang terkait dengan bisnis eksisting RNI seperti farmasi, alkes, trading dan
alat suntik, saya berkesimpulan bahwa pada umumnya mereka sangat tertarik untuk bekerja
sama dengan perusahaan BUMN. Kesimpulan saya yang lain adalah bahwa rata-rata mereka
sudah mejadi pemain di tingkat global meskipun perusahaannya baru berdiri di akhir tahun
1990-an. Produk yang dihasilkan kebanyakan diekspor, bahkan mereka sudah bekerja sama
dengan partnernya membangun industrinya di negara lain. Saya sangat berharap apabila kita
bisa bekerjasama dengan mereka, maka kita juga akan terbawa menjadi perusahaan global
atau paling tidak penjadi pemain di tingkat regional Asia.
Kalau direnungkan, sebenarnya Kemerdekaan Korea ini hanya berselisih dua hari dengan
kemerdekaan kita, yaitu 15 Agustus 1945, tetapi dia bisa menjadi lebih maju padahal dia juga
tidak memiliki sumberdaya alam. Ternyata kuncinya adalah di pembentukan karakter SDM nya.
Meskipun Pemerintahnya berganti-ganti dalam waktu singkat namun pembangunannya terus
berjalan. Karena itu pendidikan yang diterapkan di Korea memegang peran penting dalam
membentuk karakter bangsanya. Mereka begitu bangganya menggunakan produk-produk
nasionalnya. Sehingga jarang sekali kita melihat mobil buatan negara lain bersliweran di jalan-
jalan raya Seoul hampir sebagian besar mobil produksi Korea yang memadati jalan-jalan di
Seoul.
Di sisi lain, mereka juga tetap harus bersiaga perang dengan saudara dan tetangganya yaitu
Korea Utara. Sedemikian siaganya sehingga bagi generasi muda Korea (Selatan), pada umur
20 tahun mereka harus mengikuti program wajib militer. Tanpa bisa ditawar. Tidak bisa diganti
dengan uang atau diganti orang lain. Kalau ada yang mencoba menghindar, maka mereka akan
menjadi warga yang tidak terhormat yang akan di “bully” di lingkungannya.
Sayangnya, meskipun saat ini sudah saya kembangkan layar di sungai Han yang membelah
Seoul menjadi Gangnam region dan Gangbo Region, airnya masih beku karena suhu -20°C
sehingga kapal belum bisa berlayar. Tunggu waktunya..Selamat bekerja.

Wassalamualaikum wr.wb.
Seoul, 16 Januari 2018.
Didik Prasetyo

5
CEO Notes # 51 Wiwitan Petik 2018: From Leaf, with Love, for Life
Kemeriahan pesta yang mengawali panen bukan hanya monopoli pabrik gula (PG) saja. Acara
yang dinamai dan dimaknai berbeda di setiap daerah atau PG ini mempunyai sejarah yamg
amat panjang, mungkin setua umur industri gula di Indonesia. Tetapi di industri teh yang hampir
sama tuanya dengan gula, sama-sama sudah ada sejak Gubernur Jenderal Van den Bosch
yang terkenal dengan “cultuurstelsel” alias tanam paksa, meskipun ada juga selamatan ala
kadarnya di kebun yang akan mulai dipanen, kadar hebohnya tidak seperti selamatan giling di
PG. Itulah mungkin sebabnya, ketika di Kebun Teh Liki dirintis oleh Pak Agung Murdanoto –
Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi PT RNI semasa masih menjabat sebagai Direktur
PT Mitra Kerinci – suatu tradisi sederhana perayaan yang diberi nama Wiwitan Petik,
dilanjutkan oleh penggantinya, sampai sekarang sudah keempat kalinya. Semakin lama,
semakin tahun, semakin semarak sebagaimana saudara tuanya di pabrik gula. Apalagi,
penggantinya adalah Pak Yosdian yang berasal dari keluarga pabrik gula dan dibesarkan di
lingkungan pabrik gula sehingga tahu benar bahwa acara semacam itu sangat efektif untuk
media komunikasi dan konsolidasi banyak hal. Karyawan dan keluarga akan terlibat secara
aktif. Masyarakat sekitar juga akan memperoleh hiburan gratis. Suatu hal yang sangat
didambakan bagi masyarakat daerah terpencil yang mungkin haus hiburan. Ketika
kehadirannya semakin sangat dirasakan oleh lingkungan sekitar, maka Pemerintah Daerah juga
mulai menaruh perhatian. Pejabat yang datang semakin tinggi tingkatnya. Dari semula Wali
Nagari atau tingkat kelurahan ke Muspika dan sekarang meningkat Muspida. Lebih lebih ketika
dicanangkan oleh pak Bupati bahwa Wiwitan Petik akan diagendakan sebagai acara wisata
budaya maka keberadaannya sudah semakin penting. Sebuah tradisi baru telah dibangun.
Isi acaranya sendiri memang sarat dengan budaya. Mulai petugas penerima tamu di meja
registrasi, pemain musik yang berada di atas panggung dan tentu saja para penarinya
berpakaian adat Minangkabau yang sangat meriah dengan mahkota di kepala dan baju
bersulam berkerlap-kerlip indah. Yang laki-laki bercelana panjang di lilit sarung dan bertutup
kepala model atap rumah gadang. Tentu saja penampilan yang atraktif menjadi obyek selfie
teman-teman yang saya bawa dari Jakarta. Acara diawali dengan persembahan tari-tarian
Sumatera Barat yang dibawakan dengan apik oleh karyawati kebun dilanjutkan dengan
persembahan sekapur sirih yang harus dikunyah oleh para tamu VIP. Bersama dengan Pak
Bupati, Ketua DPRD, Kajari, Kapolres, sayapun menerima kehormatan tersebut. Dari raut
mukanya waktu mengunyah, saya dapat melihat bahwa Pak Kajari dan Pak Kapolres ini bukan
orang Sumatera Barat !

6
Dalam sambutannya pak Bupati – menyiratkan bahwa keberadaan PT Mitra Kerinci di
Kabupaten Solok Selatan ini sangat diperhitungkan, bahkan menjadi icon bagi daerah tersebut.
Dengan fasih pak Bupati bisa menyebut bahwa teh di Kebun Liki ini adalah kategori “single
origin” yang sangat spesifik dan tidak terdapat di daerah lain. English Breakfast Tea yang
terkenalpun isinya adalah teh Mitra Kerinci. Apalagi ditambah oleh pak Ketua DPRD Kabupaten
Solok Selatan bahwa PT Mitra Kerinci juga menjadi bagian tak terpisahkan dari Kabupaten
yang baru ini karena MK ikut mendorong proses kelahirannya pada waktu itu. Untuk
menguatkan keeratan Pemda dengan teh, kalau di tempat lain acara ngopi pagi di sebut Coffee
Morning, di Solok Selatan diganti menjadi Tea Morning.
Lokasi Kebun Liki yang terletak di desa Sungai Lambai, Kecamatan Lubuk Gadang-Sangir ini
memang mempunyai eksotisme tersendiri. Letaknya persis di kaki Gunung Kerinci
berdampingan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan area
konservasi hutan hujan tropis (tropical rain forest) menjamin bahwa produk tehnya masih murni
alami. Air yang digunakan adalah murni dari mata air gunung yang terkonservasi, bebas polusi.
Itulah salah satu sebab kenapa tehnya dikategorikan “single origin”….
Produk yang dihasilkan adalah Teh Hijau maupun Teh Hitam dengan berbagai kualitas dan
berbagai varian, ekspor maupun lokal. Ekspor dilakukan sampai Taiwan, Pakistan dan Timur
Tengah. Varian produk dijual dalam bentuk bulk, teh seduh, teh celup maupun teh kemasan.
Kualitas mulai dari Broken Mix (low grade) sampai Orange Pekoe 1 yang high quality.
Penjualan dilakukan melalui trader, packer maupun retailer. Semua pipe line distribusi yang ada
di pasar dimanfaatkan semuanya. Saya memaklumi kenapa kita harus main keroyokan dalam
pemasaran dan distribusi ini karena pasar bagi produk teh dengan berbagai varian ini adalah “a
very huge market”. Di seluruh pelosok dunia dimanapun tidak ada orang yang tidak minum teh.
Di setiap acara, entah hajatan, dinas atau wisata atau perjalanan, pertanyaannya pasti : “tea or
coffee”? Coca cola atau Pepsi yang begitu raksasa saja biasanya cuma sebagai minuman
alternatif tambahan dalam berbagai peristiwa. Jadi saya yakin bahwa : “Tea will be lasting
forever along with your life !”
Dengan keyakinan itulah maka ketika awal saya mendalami kondisi PT Mitra Kerinci ternyata
begitu terseok-seok karena menanggung beban hutang, sebagai pemegang saham, saya
lakukan berbagai langkah restrukturisasi keuangan. Dengan mempertimbangkan prospek bisnis
ke depan yang cerah, sebagian hutang kepada Pemegang Saham, saya DEC (Debt to Equity
Conversion) sehingga perusahaan menjadi lebih sehat, bunga lebih ringan dan perusahaan
menjadi lebih lincah dalam berbisnis. Langkah-langkah operasional bisnis selebihnya saya

7
serahkan kepada Pak Yosdian, tenaga muda yang masih enerjik ex MT (Management Trainee)
yang pertama saya percaya menjadi Direktur Anak Perusahaan. Saya lihat bahwa semua lini
operasi sudah digarap serentak. Di sektor produksi, sisi on farm dan off farm dibenahi.
Penetrasi pasar juga dilakukan dengan agresif, baik melalui sinergi antar BUMN maupun
sampai ke pasar luar negeri. Networking dan partnership dengan mitra yang sudah
berpengalaman juga dilakukan. Produk-produk yang berpotensi mempunyai value spesifik
seperti white tea semakin diintensifkan. Saat ini, teh yang disajikan diseluruh gerai Hotel
Indonesia Group berasal dari Liki. Mungkin dengan bantuan pak Yana Aditya – DK PT RNI, PT
Mitra Kerinci bisa menambah pasarnya ke jaringan Hotel Sahid….
Pada kesempatan acara kemarin saya juga minta Dir PU Pak Elka untuk mengintrodusir
pemanfaatan Tools berbasis Teknologi Informasi yaitu Sistem Analisa Usahan Per Blok
(SAUB). Dengan sistem ini maka progres pekerjaan di kebun akan selalu di-superimpose
dengan pengajuan pembiayaan sehingga lebih memastikan bahwa semua biaya yang diajukan
adalah benar-benar sudah selesai dikerjakan di kebun. Ujung-ujungnya saya berharap HPP
akan turun sehingga produk teh Kebun Liki akan lebih kompetitif di pasar. Dijaman NOW seperti
sekarang, hanya dengan berbekal GPS dan sistem Android yang ada di Smart Phone maka
teknologi yang canggih sudah bisa kita genggam.
Lokasi alam pegunungan di kaki gunung Kerinci juga menyimpan potensi bisnis lain. Di tengah
kebun mengalir sungai Lambai dan sungai Belangir. Di beberapa tempat sungai tersebut
menciptakan air terjun yang potensial untuk berbagai penggunaan. Air terjun Tansi Ampek
(yang artinya bertingkat empat) berpotensi menjadi obyek wisata yang sangat indah dan
eksotis. Pertemuan kedua sungai (Lambai dan Belangir), berdasarkan kajian konsultan ternyata
berpotensi menghasilkan PLTA 15,6 MW !
Sayapun meminta Dir PUI pak Agung untuk menjajaki lebih jauh peluang bisnis tersebut.
Alhamdulilah proses berjalan terus dan terbukti banyak investor yang tertarik untuk berpartner
menggarap proyek tersebut. Saya minta MK menggandeng BUMN atau anak perusahaan
BUMN yang paham mengenai energi dalam kerangka sinergi sebagai partner. Jadilah anak
perusahaan (bagi RNI adalah cucu) PT Liki Energi yang merupakan join venture antara PT
Mitra Kerinci (55%) dan PT Brantas Energi yang merupakan anak perusahaan BUMN PT
Brantas Abipraya (45%). Kelahiran proyek baru ini tinggal menunggu waktu karena ibarat
kandungan sekarang sudah hamil tua. Penyusunan Amdal sudah hampir rampung yang akan
segera diikuti dengan PPA (Power Purchase Agreement) dengan PLN dan setelah itu
konstruksi akan mulai jalan, diawali dengan ground breaking.

8
Menurut Pak Bupati, area Kab. Solok Selatan juga menghasilkan emas yang saat ini ditambang
oleh rakyat dengan teknologi sederhana. Saat ini semua penambangan rakyat sedang
ditertibkan karena sedang menunggu investor yang akan mengusahakan penambangan
tersebut dengan teknologi industri yang lebih maju. Kalau di sekitar kebun Liki juga ada potensi
itu, benar-benar kejadian : “we are sitting in the gold mine” dlm arti sebenarnya!. Semoga
holding BUMN Tambang bisa melirik potensi tersebut agar potensi Kabupaten Solok Selatan
bisa tergali semua…
Jika kelak Kab. Solok Selatan semakin berkembang, tentunya kebun Liki juga akan terdampak.
Sebuah Masjid Agung yang megah akan di bangun di area kebun yang terletak di pinggir jalan
utama Padang – Jambi yang melintasi Kayu Aro. Perjalanan jauh menuju kebun pasti akan
lebih menyenangkan. Walaupun perjalanan Padang – Liki sekarang juga sudah lancar
dibandingkan 2 – 3 tahun yang lalu. Perbaikan jalan sudah selesai, termasuk membereskan
sisa longsoran dan banjir. Udara sangat sejuk seperti di daerah sub tropis. Minum kopi di area
danau Kembar ditemani pisang goreng terasa sangat nikmat. Danau kembar ini yang terdiri dari
Danau Atas dan Danau Bawah sangat berpeluang menjadi lokasi wisata yang tidak kalah
dengan Danau Batur di Bali. Pak Agung yang ahli kuliner sudah memandu dengan menyiapkan
“wish list” yang “worthed” untuk dikunjungi : Bakso Tiara, Bakso Agung, Indomie Anak Rantau,
Sate Soto Palo Pantai Cermin, Dendeng Batokok Mintuo, Baluik Sungai Kalo…. dan masih
beberapa lagi yang saya nggak hafal. Sayang perut ini terbatas jadi tidak semua bisa dicoba…
Teh sebagaimana juga kopi menempati ruang sendiri-sendiri di peradaban manusia.

From Leaf, with Love, for Life…May God Always Bless Us..
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 9 Januari 2018.
Didik Prasetyo

CEO Notes # 50 Desember 2017: Waktunya menyalip di tikungan terakhir…


Assalamualaikum wr.wb,
Banyak sekali cara atau agenda bagi perorangan atau lembaga untuk menandai tutup bukunya
di akhir tahun. Ada yang mengisinya dengan kaleidoskop seperti yang kita lihat di tv-tv.
Sementara ada pula yang mengisinya dengan perenungan atau kontemplasi, meskipun tidak
harus bertapa di gunung-gunung. Ada pula yang membuat resolusi, seperti yang banyak kita
lihat di FB, IG maupun tweeter. Kelakuannya selama setahun kebelakang direnungkan dan

9
dievaluasi kemudian sebuah tekad yang baru untuk memperbaiki diri ke depan dicanangkan
yang niatnya nanti akan dimulai persis ketika lonceng berdentang dua belas kali di tanggal 31
Desember. Dilihat dari pertunjukan yang ditampilkan juga bermacam-macam. Ada yang tidak
peduli kiri-kanan, yang penting tetap kerja, kerja dan kerja. Tujuannya : kejar target. Mencapai
target akhir tahun selagi bisa jualan, selagi para pembeli masih belum beramai-ramai ambil cuti
untuk liburan. Ada pula yang sibuk menghabiskan anggaran supaya anggaran tahun depan
tidak dipotong. Alhasil, munculah berbagai kegiatan Raker, Rakor, sosialisasi, Forum Group
Discussion, diseminasi, seminar, workshop, lokakarya atau apa saja namanya. Ada juga yang
tetap “cool” dengan santai mengalokasikan waktu yang sangat berharga bersama keluarga ini
untuk piknik akhir tahun. Mumpung anak-anak yang kos di luar kota bisa kumpul, mumpung
banyak promo dan mumpung banyak tanggal merah beruntun. Seperti yang saya lakukan saat
ini mumpung ada kesempatan, saya ambil cuti setelah lebih dari 3 tahun ngga pernah
mengambil cuti untuk liburan bersama keluarga. Namun sebelum saya meninggalkan pekerjaan
beberapa hal yang mesti dilakukan oleh masing-masing Direksi untuk PT RNI telah saya
diskusikan bersama khususnya terkait dengan evaluasi kinerja tahun 2017 dan penetapan
target tahun 2018 maupun pengembangan PT RNI kedepan.
Sudah sering saya katakan bahwa di PT RNI ada 3 anak perusahaan yang saat ini menjadi
andalan karena kinerjanya yang secara konsisten bagus, yaitu PT Phapros Tbk, PT Rajawali
Nusindo dan PT Rajawali I. Kepada ketiganya saya sangat berharap agar segera
bermetamorfosa dari rajawali kecil menjadi mega rajawali yang terbang tinggi menjadi petarung
yang tidak hanya bermain di kandang sendiri saja tetapi juga menjadi pendekar yang malang
melintang disegani kawan dan lawan di luar kandang. Dari pesilat lokal yang tadinya hanya
mengandalkan jurus Cimande dan Cikalong berbekal golok pemecah batok kelapa menjadi
seorang “lihiap” atau “musashi” yang mahir memainkan pedang, tombak dan samurai.
Rupanya obsesi yang sama dirasakan oleh kolega saya para Direksi yang lain. Dalam
beberapa perbincangan dengan Direksi maupun jajaran pejabat di PT RNI, saya sering
mengutip ucapan yang sering saya dengar waktu saya masih staf di KBUMN dari mantan
atasan saya waktu itu pak Sahat Sinaga bahwa mengelola BUMN itu ibarat “We Are Sitting in
The Gold Mine”. Begitu besar potensi PT RNI Group untuk menjadi perusahan dunia yang
sampai saat ini belum tergali dengan optimal. Para Direksi sudah sama frekwensinya dengan
saya sehingga mereka gerah dan galau layaknya pelatih bola yang nonton dari pinggir
lapangan menyaksikan pemainnya ngga nge”gol” in. Perusahaan bagus-bagus ini dengan
potensi sumberdaya yang sangat besar kok hanya seperti pemain yang jago sekali men
“juggling” bola di tempat tetapi tidak segera lari mendribble bola untuk menambah gol dan

10
menaikkan peringkat di klasemen. Walhasil, nilai jualnya dan penopang bisnisnya juga nggak
naik-naik.
Pak Agung yang menjadi pemain gelandang penyerang, selama setahun ini sudah sibuk lari
kesana kemari mencari obyek untuk pengembangan baik di induk maupun di anak perusahaan
seperti sedang bermain Champion Manager di Play Station IV. Pergaulannya dalam mencari
peluang bisnis sudah tidak mengenal suku bangsa, ras, dan agama. Tamunya beragam warga
mulai dari Australia, Jepang, Korea, Taiwan, India atau beragam profesi mulai pekebun,
peternak, pedagang dan tentu saja para penanam modal. Bahkan akhir Januari atau Februari
2018 nanti beliau saya minta untuk pergi ke Jepang untuk mengakselerasi kerjasama RNI
dengan Toyota. Kegiatan lain yang dikaji untuk dikembangkan juga bermacam-macam, mulai
dari pengelolaan (tentu saja) tebu, kelapa sawit, stevia, bawang putih, ayam, sapi sampai bisnis
kekinian : e-commerce…dan masih banyak lagi. Oleh karena itu saya meminta agar Direktorat
Pengembangan dan Investasi segera punya struktur organisasi R & D yang menaungi semua
riset-riset yang sudah ada di anak perusahaan seperti di PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II,
PT Mitra Kerinci dan PT Phapros Tbk agar ide-ide tersebut ada yang ngawal.Jaringan yang
dimanfaatkan juga saya lihat sangat banyak, alumni IPB, alumni Jepang, alumni SMA,
tetangga, teman FB, Instagram, tweeter, teman sekampung disamping pejabat resmi di bidang
masing-masing. Inilah sebuah contoh betapa pentingnya yang namanya networking itu. Tanpa
diduga tanpa dinyana, kadang-kadang dari networking yang kelihatannya sepele itu kita
berjodoh untuk dipertemukan dengan rejeki.! Apalagi sekarang ditambah kreasi beliau yang
ikutan nge-vlog seperti Presiden kita, tak ayal lagi ini akan menjadi media promo gratisan tanpa
harus roadshow keliling mencari investor yang menghabiskan banyak waktu dbiaya.
Pak Yana Aditya pun meskipun Direktur Keuangan (DK) yang biasanya duduk manis sambil
mengatur keluar masuk dana dan memelototi angka-angka kinerja keuangan perusahaan serta
berkomunikasi dengan para bankir maupun investor, dalam kapasitasnya sebagai Komut PT
Phapros Tbk akhir tahun ini terpaksa keluar dari sarangnya dan turun gunung membawa Direksi
PT Phapros Tbk dan pasukannya mencari padang perburuan baru sampai ke…….. Myanmar !
Tidak perlu saya ceritakan lengkap kegiatan bisnis yang dikembangkan PT Phapros Tbk
disana, tetapi kisah yang menarik adalah laporan pak DK tentang Myanmar itu sendiri dan tentu
saja dengan para tokoh bisnisnya. Negara berpenduduk 60 juta itu rupanya saat ini sedang
berada dalam situasi transisi dari junta militer menuju demokrasi. Kurang lebih seperti Indonesia
di awal Era Reformasi. Peran penggerak perekonomian secara perlahan tapi pasti sudah mulai
dilimpahkan dari negara (militer) ke swasta. Dan sebagaimana terjadi dalam berbagai musim

11
bisnis, ketika hujan turun tidak merata, maka swasta itupun direpresentasikan oleh para elit
yang memang sudah membina hubungan baik sejak lama dengan kekuasaan.
Alhamdulillah atas bantuan Dubes Myanmar – Pak Ito Sumardi rombongan PT RNI dapat
bertemu dengan para tokoh-tokoh berpengaruh, diantaranya adalah Dr. Zaw Wi Min yang
merupakan President UMFCCI, semacam Kadin di Indonesia, Dr. Mya Han yang berbisnis
segala bidang mulai dari logistik, farmasi, properti sampai komunikasi, Dr. Win Si Thu sang
calon partner pemilik raksasa farmasi Myanmar sekaligus juga Ketua GP Farmasi disana, yang
istrinya bersekolah SD di Jalan Agus Salim Jakarta. Madame Win ini tinggal selama tiga tahun
di Jakarta ketika ayahnya, seorang Jenderal ditugaskan menjadi Duta Besar di Indonesia.
Katanya, dengan lancar beliau masih bisa berhitung mulai satu sampai sepuluh. Sama seperti
Barrack Obama yang masih hafal dengan sate-bakso-enaak.
Penghormatan para tokoh terhadap kedatangan rombongan PT RNI ini juga dilaporkan sangat
luar biasa. Mereka menggunakan pakaian adat Myanmar, yaitu..pakai sarung! Kemeja atasnya
pakai baju ber-rompi atau batik tulis tetapi bawahnya bersarung yang umumnya bermotif kotak-
kotak lembut. Tidak heran katanya perusahaan sarung Indonesia cap Gajah Duduk pernah
sukses berjualan sarung di Myanmar. Bisnis tidak berlanjut karena ketika volume ditingkatkan
ternyata penjualan tidak lancar lagi. Tetapi ada potensi untuk berjualan “sarung” yang lain.
Menurut statistik ternyata Myanmar adalah negara dengan pengidap HIV AIDS nomer dua
terbesar didunia. Disinilah peluang bagi “sarung”nya PT Mitra Banjaran anak perusahaan PT
RNI yang memproduksi kondom.
Sementara itu, Pak DPU- Pak Elka Wahyudi yang mewakili saya karena tiba-tiba saya
dijadwalkan ikut dalam delegasi bisnis ke Korea bersama rombongan KBUMN dan BUMN
lainnya meskipun tertunda juga membawa banyak oleh-oleh dari Thailand.
Thailand yang sudah menjadi Harimau Gula di Asia dengan produksi mencapai 12 juta ton gula
setahun tampaknya memang tidak akan terkejar oleh Indonesia yang masih tertatih-tatih di
angka dua koma sekian juta ton setahun. Namun saat ini mereka sedang galau dengan
penyakit “white leaf disease” yang berjangkit di daratan Asia (Alhamdulilah tidak termasuk
Indonesia) sehingga dengan bersemangat membuka diri untuk bekerjasama dengan para
peneliti lembaga riset se-Asia untuk mencari jalan memberantas penyakit tersebut. Disamping
menawarkan kerjasama riset, Thailand juga unjuk gigi industri hilir gulanya yang memang juga
sudah sangat advance dibanding dengan kita. Bio-ethanol yang dihasilkan sudah tidak lagi dari
molasses (tetes tebu) tetapi dari bagasse (ampas tebu). Kalau negara kita masih kerepotan
dengan limbah plastik sehingga pernah ada kebijakan tas plastik “berbayar” untuk membatasi
penggunaannya maka Thailand sudah bisa menghasilkan bio-plastik dengan bahan baku dari

12
ampas tebu yang ramah lingkungan. Saya bayangkan kalau teknologi ini sudah bisa kita
adopsi, maka ampas kita mungkin akan tidak lagi dibakar untuk menghasilkan uap. Dan masih
banyak lagi cerita peluang bisnis industri hilir yang sebaiknya saya diskusikan dulu dengan
teman-teman di cafe sambil ngopi di awal Tahun Baru nanti.
Pak DSDM dan Aset Manajemen – Pak Djoko Retnadi yang punya tugas berat untuk
menyiapkan SDM para generasi mileneal sekarang ini yang akan menjadi pelaku utama
perubahan di masa depan. Sistem dan iklim baru untuk menghadirkan situasi kondusif bagi
tumbuh kembangnya inovasi terus diciptakan. Mulai dari mengidentifikasi bidang kompetensi
SDM-nya, sarana kerjanya, merubah kurikulum pelatihan jabatannya sampai sistem imbalan
kerjanya. Beruntung BUMN mempunyai Forum Human Capital yang bisa dipakai sebagai
sumber tukar kawruh antar pengelola SDM untuk lebih mempercepat lahirnya para genetik
super kita.Tidak hanya itu beliau juga sibuk memetakan aset-aset PT RNI group yang sangat
potensial untuk dioptimalkan baik disinergikan antar anak perusahaan maupun dengan BUMN
lainnya termasuk investor. Saya sudah wanti-wanti kepada beliau bahwa optimalisasi asset idle
ini nanti akan menjadi salah satu pilar pendongkrak kinerja RNI yang sangat penting.
Jadi ibarat GP Formula One, menjelang akhir tahun ini menjadi momentum penting untuk
tancap gas dan menyalip di tikungan terakhir agar di racing berikutnya kita masih pada posisi
yang menguntungkan untuk akhirnya meraih piala dan naik panggung pada akhir pertunjukan.
Amiin.
Selamat Tahun Baru 2018. Semoga tahun 2018 jauh lebih baik dari tahun 2017. Selamat
berlibur. Salam dari negeri ginseng.
Wassalamualaikum wr.wb.
Seoul, 31 Desember 2017.
Didik Prasetyo

CEO Notes # 49 Metamorfosa di 3 Nopember 2017 : Dirgahayu PT Rajawali I


Assalamualaikum wr.wb,
Kalau saya membolak-balik history in the past dari RNI Group, selalu ada hikmah dan pelajaran
dari perjalanan panjang perusahaan ini. Baik itu dari sisi bisnis, budaya dan juga politik. Dari sisi
bisnis tentu saja sudah banyak perubahannya karena hanya berawal dari perusahaan yang
berdagang hasil bumi sekarang menggurita sampai memiliki bisnis kondom dan alat suntik yang
pasti sulit untuk dihubung-hubungkan, hehehe….
Dari sisi budaya juga pasti sangat kontras perubahannya karena dulu adalah perusahaaan non-
pribumi, sekarang menjadi perusahaan plat merah. Belum lagi dari sisi politik. Sejak Oei Tiong

13
Ham mendirikan Oei Tiong Ham Concern (OTHC) bahkan jauh sebelum itu ketika kakeknya
yang bernama Oei Tjie Sien bermigrasi dari Fujian – Cina ke Indonesia, perusahaan ini sudah
mengalami pasang surut melalui berbagai jaman : penjajahan Belanda, Jepang, Orde Lama,
Orde Baru, Orde Reformasi yang pimpinannya berganti-ganti puluhan kali.
Salah satu tempat terpenting yang menjadi pusat kendali bisnis waktu itu adalah Surabaya,
tepatnya di Jalan Undaan Kulon 57-59, disamping markas besarnya di Semarang yang
kemudian dipindahkan ke Singapura. Gedung kantor yang sekarang dinyatakan oleh Pemkot
Surabaya sebagai cagar budaya menjadi saksi sejarah metamorfosa dan transformasi dari
berbagai kegiatan bisnis OTHC atau RNI. Metamorfosa terakhir menjadi PT PG Rajawali I
sekarang ini yang tetap di UK 57-59 Surabaya ini.
Barangkali tidak ada anak perusahaan RNI Group yang pernah mengalami metamorfosa
sebanyak PT PG Rajawali I. Seperti kupu-kupu yang mengalami fase menjadi ulat dan
kepompong sebelum bisa terbang menjadi kupu-kupu yang indah.
Pada tanggal 3 Nopember 2017 kemarin, mereka merayakan HUT-nya yang ke 63. Lebih tepat
dikatakan merayakan tonggak sejarah fase metamorfosanya karena agak aneh kalau itu
dihitung sejak lahir. Usianya menjadi lebih tua dari induknya, PT PPEN Rajawali Nusantara
Indonesia yang pada tanggal 12 Oktober 2017 yang lalu baru merayakan hari jadinya yang ke
53. Bisa jadi yang terjadi adalah anaknya sudah dewasa, kenapa bisa begitu? Seperti yang
saya baca dalam kisah berikut ini.
Cikal Bakal PT PG Rajawali I berawal dari tahun 1894 dengan didirikannya Pabrik Gula Rejo
Agung yang dikenal dengan N.V. (Naamloze Vennootschap) Pakkies Pabrik Gula Rejo Agung
yang berlokasi di Madiun. N.V Pakkies Pabrik Gula Rejo Agung merupakan salah satu anak
perusahaan N.V. Handel MT. Kian Gwan. Kalau mau dihitung sejak saat itu maka PT Rajawali I
ini ukurannya mungkin sudah termasuk perusahaan “purbakala” …he he he N.V. Handel MT.
Kian Gwan kemudian berubah menjadi Oei Tiong Ham Concern (OTHC), dan melakukan
ekspansi dengan membeli N.V. Pabrik Gula Krebet Baru yang didirikan pada tahun 1906.
Kemudian pada tahun 1961, seluruh perusahaan OTHC dinasionalisasi oleh Pemerintah
Republik Indonesia. Operasional perusahaan selanjutnya dilaksanakan oleh Menteri Keuangan
yang pada waktu itu mempunyai nama agak panjang yaitu Menteri Urusan Pendapatan,
Pembiayaan dan Pengawasan (P3). Meneer Oei ini sangat dikenal berpikiran maju pada
jamannya. Pabrik gulanya sudah mengadopsi teknologi dari Jerman. PG Rejo Agung Baru
mengadopsi teknologi mengolah gula premium dengan teknologi double karbonatasi.
Tanggal 3 Nopember dianggap sebagai tonggak yang bersejarah karena pada tanggal itulah,
PT PG Krebet Baru terdaftar di Kementerian Hukum RI pada tahun 1954. Inilah sebabnya

14
mengapa unit usahanya menjadi lebih tua dari induknya. Pada tahun 1975 didirikanlah PT
Imaco (Industrial Management Company) yang menjadi pengelola manajemen bagi unit-unit
usaha Eks OTHC yang lain, seperti PG Krebet Baru, PG Rejo Agung Baru, bahkan juga PT
Phapros.
Di masa itu juga dilakukan ekspansi bisnis dengan membangun PG Krebet Baru II pada tahun
1976 dengan kontraktor dari Inggris (United Kingdom).
Pada tanggal 15 Oktober 1996, PT PG Rejo Agung Baru merger dengan PT PG Krebet Baru
dan menghasilkan satu New-Co dengan nama PT PG Rajawali I.
Itulah pertama kali muncul nama PT PG Rajawali I yang memang rumahnya tetap di UK. Bukan
United Kingdom, tapi Undaan Kulon !
Kiprah PT PG Rajawali I juga kemudian tidak kalah lincahnya. Dalam rangka melebarkan sayap
bisnisnya, perseroan mengakuisisi PT Kebun Grati Agung pada tahun 1997. Tujuannya adalah
bersinergi dengan PG Candi Baru yang sudah diambil alih oleh PT RNI agar bahan bakunya
dapat dipenuhi. Juga pernah mengakuisisi PT Mitra Nusantara untuk memanfaatkan kelebihan
ampas di PG Rejo Agung untuk dibuat menjadi particle board, dan satu pabrik pakan ternak dari
pucuk tebu di Malang bernama PT Pucuk Rosan Jaya.
Memang bisa diperdebatkan, kapan kelahiran sebenarnya dari perusahaan ini. Sama seperti
kupu-kupu yang mengalami metamorfosa, apakah mau dihitung sejak keluar telur atau ketika
berubah menjadi larva atau sejak kepompong berubah terakhir menjadi kupu-kupu? Sepertinya
ini akan menjadi pekerjaan rumah saya bersama teman-teman dari legal untuk membenahinya.
Mengapa demikian?
Ternyata, hari jadi ini menjadi penting ketika teman-teman Direksi anak perusahaan ini bisa
memaknai dan mengisi perayaannya ini sebagai momen introspeksi, momen kontemplasi,
momen untuk evaluasi diri untuk kemudian memperbaharui langkah maju ke depan. Ketika
momen penting tersebut dilakukan pada saat perayaan hari jadi, mau tidak mau gaungnya akan
dirasakan oleh seluruh jajaran manajemen. Bahkan juga sampai pemegang saham.
Ketika saya diundang ke Rajawali I untuk merayakan hari jadi tersebut, Pak Gede Meivera –
Direktur Utama bersama Pak Sagita Haryadin – Direktur Keuangan mengumpulkan seluruh
jajarannya 1 level di bawah Direksi dan memaparkan kinerja yang telah dicapainya dalam giling
tahun ini dan rencana-rencana pengembangan ke depan.
Saya bersyukur dan mengapresiasi kinerja yang telah dicapai karena berdasarkan data yang
diambil dari Kementerian BUMN, sampai saat ini rendemen PG Rajawali I masih memegang
rekor tertinggi dibandingkan saudara-saudaranya sesama perusahaan gula pelat merah.
Bahkan rata-rata seluruh RNI juga terangkat dan tetap menduduki posisi teratas. Walaupun

15
masih ada satu dua PG yang masih menyelesaikan gilingnya namun sampai saat ini rendemen
PG Krebet Baru masih bertahan di atas rata-rata sehingga diharapkan posisi ini akan bertahan
sampai akhir giling. Memang sudah diprediksi bahwa target jumlah tebu tidak akan tercapai
karena bobot tebu menurun 15% hingga 30% sedangkan rendemen juga sedikit dibawah target
anggaran sehingga total produksi gula juga akan turun. Namun diharapkan pencapaian laba
akan dapat dicapai sesuai anggaran karena penurunan produksi tersebut diimbangi dengan
penurunan biaya. Menurut data AGI, prognosa nasional gula juga akan turun dari estimasi 2,6
juta ton menjadi 2,1 juta dengan penyebab yang sama.
Satu hal yang membesarkan hati ketika Direksi RW I secara bergantian memaparkan rencana
pengembangan ke depan, ternyata mereka dapat menangkap dan menterjemahkan visi saya ke
depan yang selalu saya komunikasikan melalui CEO Notes. Ancaman tapi sekaligus juga
peluang yang besar bagi industry berbasis tebu telah coba diexplore dengan memanfaatkan
tenaga-tenaga muda yang cerdas dan bersemangat tinggi. Perpaduan dari MT dua generasi
sangat diperlukan. MT yang satu adalah para Management Trainee yang masih fresh graduate
atau generasi millenial dengan penguasaan teknologi informasi yang canggih dan MT yang lain
adalah “Manajemen Tuwek”yang berbekal pengalaman dan semangat tinggi.
Saya berharap agar di anak perusahaan yang lain juga dilakukan seperti itu. Memadukan
tenaga muda dan tenaga senior yang berpengalaman untuk menyongsong hari depan yang
penuh tantangan. Dengan demikian warisan bisnis yang sudah mencapai hitungan abad ini
akan tetap bisa kita pertahankan untuk menghidupi anak cucu dan memberikan kontribusi ikut
mensejahterakan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dirgahayu PT PG Rajawali I.
Selamat bekerja untuk semuanya.
Semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Amiin YRA.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 6 Nopember 2017.
Didik Prasetyo

# 48 Di Hari Sumpah Pemuda : BUMN Hadir di Kampus…


Assalamualaikum wr.wb,
Persis di saat bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda di tanggal 28 Oktober ,
RNI kembali terlibat dalam acara yang digelar atas prakarsa Kementerian BUMN dengan tajuk :
BUMN Hadir di Kampus. Acara ini serentak dilakukan di 28 kampus di se antero negeri dengan
melibatkan tidak kurang dari 52 BUMN. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan BUMN

16
Hadir Untuk Negeri, dimana RNI selama ini juga sudah terlibat sebelumnya seperti HUT
Kemerdekaan di daerah (Propinsi Kaltara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat), Pertukaran
Pelajar (Siswa Mengenal Nusantara), BUMN Mengajar, tentu saja dengan segala macam
aktivitas seperti bedah rumah veteran, elektrifikasi pedesaan, jalan sehat, dan masih banyak
lagi.
Memang sangat tepat momen ini dipakai sebagai ajang untuk untuk menyalakan kembali
semangat api Sumpah Pemuda di kalangan pemuda dan mahasiswa. Mengutip sambutan Prof.
Firmanzah – Rektor Universitas Paramadina – pada saat pembukaan acara ini di kampus
beliau, inilah saatnya seluruh anak bangsa menyatukan diri dalam satu tujuan untuk melawan
musuh yang aktual saat ini yaitu memenangkan persaingan global. Negara kita saat ini sudah
over politisasi menurut beliau. Setiap isu yang muncul di tengah masyarakat bisa ditarik-tarik ke
ranah politik. Sebentar lagi tahun 2018 dan 2019 juga akan menjadi tahun politik, mulai dari
Pilkada serentak sampai Pilpres. Walaupun kepentingannya berbeda namun semua harus
menuju satu tujuan menjadi bangsa yang unggul dan sejahtera di masa depan.
Pada gelaran acara kali ini RNI bersama Perhutani dan Inalum mendapat jatah untuk
manggung di Universitas Paramadina Jakarta. Para pembicaranya menurut istilah moderator
Dr. Prima Naomi adalah para “pemuda idaman” saat ini kecuali saya tentunya yg sudah tidak
muda lagi. Di usia muda sudah menjadi CEO BUMN dan rektor Universitas terkenal sehingga
mencerminkan phenomena cross border di era disruptive technology ini. Mas Denaldy – Dirut
Perhutani – adalah ahli finance dengan 3 gelar master, lulusan dari University of Maryland USA
yang lama berkarir di swasta sebelum berkiprah di BUMN yang core business-nya justru di
sektor kehutanan. Dan yang paling idola tentunya Pak Rektor sendiri. Pernah menjadi
Komisaris Utama RNI, Pak Fiz – demikian beliau dipanggil – adalah tokoh muda yang sarat
dengan prestasi akademik. Pada usia 28 tahun sudah menyandang gelar Ph.D dari Universitas
Pau and Pays De l’Adour Perancis dan sekaligus menyabet 3 gelar Master dari perguruan tinggi
lain. Beliau juga menjadi tokoh yang phenomenal ketika pada usia 32 tahun sudah menjabat
Dekan FEUI, sekaligus rekor sebagai Dekan termuda di Indonesia.
Kami bertiga secara bergantian memberikan paparan di depan para mahasiswa yang
jumlahnya kurang lebih mencapai 1000 orang. Dan ternyata juga tidak hanya dari Paramadina
saja. Ada yang dari Universitas Pendidikan Indonesia di Purwakarta, Universitas Nusa Bangsa
Bogor, Binus University dan beberapa lagi. Mereka antusias mengikuti paparan dan menyimak
materinya karena di akhir paparan kami semua membagi quiz berhadiah untuk para peserta
yang bisa menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diajukan. Hadiahnyapun sangat
sesuai dengan kebutuhan mereka – para generasi mileneal saat ini – Handphone dan Tab

17
termasuk rekreasi di obyek wisata Kawah Putih milik Perhutani! Belum lagi hadiah hiburan dan
door prize berupa powerbank, flashdisk dan sejenisnya.
Tema dari kegiatan BUMN Hadir di Kampus ini adalah BUMN Membangun Ekonomi
Berkeadilan. Civitas akademika merupakan bagian penting dari generasi bangsa yang
diharapkan mampu mengubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik, adil, makmur
dan sejahtera. Oleh karena itu BUMN bekerja sama dengan BEM di setiap perguruan tinggi
menyelenggarakan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman tentang peran strategis BUMN
dalam pembangunan ekonomi nasional dan menjembatani sinergi BUMN dengan perguruan
tinggi yang memiliki resource sumberdaya manusia profesional. Untuk keperluan tersebut tidak
tanggung-tanggung yang diterjunkan ke kampus adalah langsung para Dirut masing-masing
BUMN dan para pejabat eselon I Kementerian BUMN, baik para Deputy maupun Staf Khusus.
Saya berbagi materi dengan Pak Dirut Perhutani mengenai pencapaian kinerja dan kiprah yang
telah dilakukan BUMN di era pemerintahan Jokowi-JK tiga tahun terakhir ini termasuk berbagai
tantangan yang dihadapi dan visi beliau tentang Indonesia tahun 2045.
Masyarakat pasti mengakui yang secara kasat mata terlihat dan dirasakan adalah
pembangunan infrastruktur yang begitu gencar dan masif dilakukan di seluruh tanah air.
Sampai dengan 2019 akan beroperasi 1.580 km jalan tol, di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi. Untuk mendukung transportasi laut disiapkan 5 Proyek Pelabuhan utama.
Pembangunan dan perluasan bandara juga dilakukan tidak kurang dari 10 titik mulai Siborong-
borong sampai Banjarmasin. Belum lagi sarana jalan darat biasa yang menghubungkan dan
mempersatukan seluruh Nusantara ini sehingga akan terbangun konektivitas untuk kelancaran
kegiatan perekonomian yang notabene bisa menurunkan biaya logistik nasional. Harga BBM
sudah bisa disamakan di seluruh pelosok termasuk Papua. Harga semen di Papua juga sudah
berhasil diturunkan dari Rp.2 juta menjadi Rp.500 ribu per zak. BUMN sangat berperan dalam
ikut menurunkan dan menyamakan harga tersebut. RNI sendiri ikut terlibat dalam upaya untuk
menurunkan harga kebutuhan bahan pokok. RNI melalui anak perusahaannya – Rajawali
Nusindo – bekerjasama dengan BUMN lain yaitu Pelindo II, PELNI dan BULOG kebagian tugas
untuk mendistribusikan bahan kebutuhan pokok di Tahuna (Sangihe Talaud) dan Natuna
melalui program tol laut Nusantara. Menurut survey yang dilakukan, setelah adanya program
distribusi lewat tol laut ini disparitas harga dengan di Jawa yang semula 60% sudah turun hanya
tinggal 10%. Kemajuan yang luar biasa !
Peran BUMN yang hampir meliputi segala bidang sering memunculkan isu-isu miring seputar
keberadaan BUMN ini. Misalnya tentang pengambil alihan pekerjaan pembangunan jalan tol
dari swasta oleh BUMN. Dalam kasus jalan tol Trans Java, BUMN terpaksa mengambil alih

18
karena pekerjaan tidak kunjung selesai, sementara Presiden yang sangat concern dengan
pentingnya konektivitas dalam rangka menurunkan logistic cost meminta agar proyek ini cepat
selesai. Akhirnya pekerjaan yang sudah dimulai tahun 1996 ini harus dilanjutkan oleh BUMN.
Demikian juga dengan beberapa ruas tol lainnya. Seluruh ijin pembangunan Trans Java telah
diberikan pihak swasta tetapi proses pembangunannya tidak diselesaikan, kecuali jalur Merak-
Jakarta. Akhirnya BUMN membeli hak ijin tersebut dengan harapan agar target Merak-
Probolinggo sudah terhubung di tahun 2018 dan nyambung ke Banyuwangi hingga 2019.
Juga ada isu bahwa BUMN dan anak atau cucu perusahaannya mengambil porsi bisnis
UMKM. Yang kelihatannya menjadi sumber kecemburuan adalah bisnis catering untuk
maskapai penerbangan. Padahal penyiapan catering itu memang harus dilakukan sendiri oleh
Garuda agar food safety and security sesuai dengan yang dipersyaratkan. Apalagi volumenya
sudah sangat besar sehingga sudah bukan kelas UMKM lagi tetapi harus korporasi. Untuk
pembinaan UMKM sendiri BUMN telah membina 435 ribu UMKM Binaan dari dana PKBL dan
CSR yang selalu dialokasikan lewat RKAP setiap tahun.Isu yang sangat peka adalah yang
bersinggungan dengan politik. Seperti diketahui oleh khalayak bahwa Menteri BUMN selama
lebih dari setahun ini ditolak untuk menghadiri acara dengan Komisi VI DPR yang membidangi
BUMN. Apakah ada pengaruhnya terhadap kinerja BUMN ? Tidak..
Masalah ketatanegaraan memang menjadi hak DPR dan harus tetap dipatuhi, untuk itu
Presiden telah menunjuk Menteri lain untuk menggantikan Menteri BUMN manakala DPR
membutuhkan. Dan hal itu telah dijalankan dengan baik oleh pejabat yang ditunjuk yaitu Menteri
Keuangan dan Menteri Perindustrian, sementara Menteri BUMN dan jajarannya serta kami para
pengelola BUMN ini tetap kerja, kerja, kerja…..!!
Prof.Firmanzah menekankan betapa besar tantangan yang dihadapi CEO BUMN karena
dibelenggu oleh lebih banyak aturan dari pada CEO Swasta yang hanya tunduk kepada
Undang-undang Perseroan Terbatas, Undang-undang Pasar Modal (bagi yang sudah go public)
dan Undang-undang Sekroral. Sementara BUMN masih diatur dengan Undang-undang BUMN,
Undang-undang Pengelolaan Keuangan Negara, Undang-undang Tipikor dan beberapa lagi
yang total jumlahnya ada 8 perundangan yang harus diikuti. Jadi, menurut Pak Fiz, CEO BUMN
harus lebih lihai dari pada CEO Swasta dan kalau sukses berarti kualitasnya berarti juga lebih
baik dari swasta. Silahkan anda yang menilai, hehehe….
Memang Kementerian BUMN tidak tanggung-tanggung mencurahkan perhatian untuk
kesuksesan acara ini. Semua BUMN telah diinstruksikan untuk mensupport
penyelenggaraannya secara total, mulai dari sarana publikasi seperti backdrop, umbul-umbul,
banner, perbanyakan materi yang harus dibagikan kepada seluruh mahasiswa yang jumlahnya

19
minimal 1000 orang dan juga pembuatan kaos, topi sampai penyediaan catering, snack, door
prize dan hadiah-hadiah lainnya.
RNI secara tidak sengaja menjadi tuan rumah di dua tempat. Semula di Universitas Brawijaya
Malang tetapi in the last minute kami harus pindah ke Universtas Paramadina. Syukur
alhamdulilah bahwa Jawa Timur termasuk Malang adalah “rumah kedua” bagi RNI karena
disana ada PT Rajawali I dan PG Krebet Baru. Juga banyak sekali alumni Unibraw yang
berkarir di RNI seperti Dirut PT Rajawali I Pak Gede Meivera dan Direktur PT Mitra Kerinci Pak
Yosdian sehingga tatkala kami harus mengerahkan task force kesana, Insya Allah tidak menjadi
hambatan yang berarti. Tentu saja teman-teman di PG Krebet Baru di Malang juga sudah
mengenal sudut-sudut kota ketika harus ditugaskan mencari bahan atau jasa untuk mendukung
acara. Sebaliknya juga dengan Paramadina, karena letaknya juga “bertetangga” dengan RNI
maka kami masih bisa mengerahkan sumberdaya yang ada untuk menyukseskan acara
dadakan tersebut.
Secara keseluruhan saya menyimpulkan bahwa acara ini telah berjalan dengan sukses. Para
pengisi acara, baik para pembicara, moderator sangat bersemangat. Terimakasih untuk Pak
Rektor Prof.Firmanzah dan segenap jajarannya. Untuk Ibu Dr. Prima Naomi selaku mederator
yang sudah sangat berhasil menghidupkan suasana diskusi. Rekan saya Mas Denaldy yang
telah berbagi tugas dengan saya. Juga kepada para mahasiswa yang ternyata setia mengikuti
acara ini sampai selesai meskipun tidak semua kebagian HP atau Tab.
Tidak ada kata lain bahwa kegiatan ini adalah untuk kejayaan negeri kita khususnya dalam
menyiapkan dan menyemangati para generasi muda dalam menyongsong persaingan yang
lebih berat dimasa depan termasuk mengenal peran BUMN dan bersedia untuk berkarir di
BUMN.
Akhir kata : Bagimu Negeri – Jiwa Raga Kami…..
Salam Sumpah Pemuda
Semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Amiin YRA.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 29 Oktober 2017.
Didik Prasetyo

CEO Notes # 47 Renungan Ulang Tahun RNI ke 53 : “Berubah atau Mati”.


Assalamualaikum wr.wb,
Tanpa terasa, pada tanggal 12 Oktober 2017 yang lalu, PT RNI yang terlahir dengan nama PT
Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia telah

20
genap berusia 53 tahun. Jadi kembalinya Ceo Notes setelah lama absen dan menjadi
pertanyaan teman-teman yang menyatakan sebagai pelanggan tulisan ini, ceritanya adalah
sebagai edisi Ulang Tahun.
Seperti layaknya orang melakukan perjalanan, kita akan berhadapan dengan riak dan
gelombang jika melalui laut, melewati jalan yang berliku di darat atau menghadapi turbulensi
jika terbang di udara. Demikian juga yang saya rasakan di RNI. Perubahan terjadi begitu cepat.
Perubahan yang membawa tantangan dan peluang baru, dimanapun kita berbisnis. Kita
memasuki era disruption, era yang memporak porandakan seluruh teori-teori manajemen yang
selama ini kita pelajari dan kita jalani. Siapa yang pernah membayangkan bahwa perusahaan
taxi terbesar di dunia tidak mempunyai armada satupun yakni “Grab”. Siapa yang menyangka
bahwa perusahaan hotel terbesar dunia saat ini tidak memiliki satupun hotel yakni “AirBnB”.
Oleh karena itu, kita sebagai insan-insan RNI Group mesti cepat merespon perubahan yang
terjadi di lingkungan kita, baik eksternal maupun internal kita.
PT Rajawali Nusindo pada tahun ini kehilangan 2 prinsipal besarnya yaitu Philips dan Mustika
Ratu. Kehilangan ini merupakan pertimbangan yang rasional dan professional, terutama apabila
kerjasama bisnis sudah tidak lagi saling menguntungkan. Hal yang serupa juga terjadi pada PT
GIEB. Direkturnya, Ibu Christiyarsih tahun ini terpaksa lebih sibuk melakukan pembenahan dan
konsolidasi termasuk menutup beberapa cabang.Penerapan e-catalog juga berdampak pada
turunnya harga jual produk sehingga pabrikan harus makin efisien agar produknya bisa
bersaing di pasar. Hal ini tentunya harus menggugah PT Phapros untuk berinovasi atau
mengembangkan produk baru yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi pertumbuhan industri
farmasi sekarang ini tidak lagi “double digit” seperti ditahun-tahun sebelumnya.
Industri karung plastik juga dituntut untuk mampu menurunkan tingkat “reject”-nya dan mencari
alternatif bahan baku yang lebih murah agar HPP bisa ditekan. Upaya transformasi yang
dilakukan oleh pabrik kulit PT Tanjungsari menjadi pabrik karung plastik memerlukan CHANGE
yang radikal di bidang SDM.
Belum lagi tantangan yang dihadapi industri gula kita. Penerapan SNI GKP secara konsisten
ternyata membuat PG kalang kabut. Ketika harus dilakukan perbaikan yang memerlukan cukup
banyak pengorbanannya. Reproses harus dilakukan atau teknik “memasak” gula juga harus
disesuaikan dengan konsekuensi ada sedikit penurunan rendemen. Sementara itu, kebijakan
tata niaga gula saat ini telah membuka dunia baru bagi PG yang selama ini hanya bermain di
level “bulky” saja. Secara bertahap memang sudah waktunya kita hijrah ke produk gula yg lebih
“branded” atau fancy. Sama seperti yang sudah dilakukan oleh tetangga di seberang pulau

21
yang sudah memproduksi gula aneka warna disatukan dengan pengaduknya atau “sugar stick”
dalam kemasan yang lebih elegan.
Saya sangat bangga dan berbesar hati bahwa rekan-rekan seluruh karyawan, baik di jajaran
top management maupun di lapisan pelaksana yang mampu bangkit dan mencari solusi dan
peluang bisnis baru sehingga roda perjalanan perusahaan masih tetap berjalan dengan baik. Ini
bentuk respon terhadap perubahan, kita mesti berubah, berubah untuk menjadi lebih baik, atau
mati. Oleh karena itu tag line “Berubah atau Mati” atau bahasa kerennya “ Change or Die “
menjadi relevan untuk diangkat dalam Tema Ulang Tahun RNI yang ke 53 ini.PT Rajawali
Nusindo telah mengembangkan usaha distribusinya dengan menangkap peluang dan
kesempatan yang diciptakan oleh Pemerintah yang sedang giat membangun perekonomian dari
pinggiran. Penciptaan unit-unit ekonomi di pedesaan akan sangat sejalan dengan bisnis
perdagangan kita. Komitmen Pemerintah untuk lebih memberdayakan BUMN akan sangat
mendorong aktivitas bisnis kita di cabang cabang seluruh Indonesia. Bisnis beras, gula dan
minyak goreng diharapkan menjadi sales generator menggantikan Philips dan Mustika Ratu.
Sementara pengembangan alkes, vaksin dan alat laboratorium diharapkan menjadi profit
generator. Kerja sama dengan Rumah Sakit untuk Total Laboratory Solution yang terbukti
menguntungkan juga sangat berpeluang untuk dikembangkan di masa mendatang.PT Phapros
yang secara finansial relative terkuat di RNI grup harus menangkap peluang di bidang farmasi
yang ke depan sangat menjanjikan, seperti: biosimilar, stem cell dan vaksin. Saya menghargai
kerjasama yang dijalin dengan berbagai Universitas untuk pengembangan produk-produknya.
Transformasi PT Rajawali Tanjungsari sudah mampu menghasilkan 1,5 juta lembar karung per
bulan dengan HPP yang lebih murah 10% dibandingkan dengan standardnya. Turunnya HPP
ini disebabkan karena inovasi dalam penggunaan bahan baku yang lebih kompetitif.
Kondisi lingkungan eksternal bagi pabrik gula disamping mendatangkan tantangan sekaligus
juga menciptakan peluang yang luar biasa.Perbaikan infrastruktur dan perkembangan industri di
Jawa Barat yang sangat cepat, menuntut PT PG Rajawali II untuk bisa menentukan sikap. Peta
persaingan akan semakin ketat tidak hanya sebatas pada komoditi pertanian namun juga di
sektor lain seperti perumahan dan kawasan industri. Cerita mengenai bandara Kertajati yang
berhimpitan dengan PG Jatitujuh pernah saya sampaikan dalam CN sebelumnya. Demikian
pula dengan PG Subang yang terbelah jalan tol dan sebentar lagi juga akan disambungkan
dengan jalan utama ke pelabuhan besar yang akan segera dibangun yaitu Patimban.Rencana
pembangunan PG baru yang masih akan bertambah lagi di Jawa Timur tidak boleh
menyurutkan langkah PT Rajawali I yang selama ini menjadi penyumbang utama dividen PT
RNI Holding selaku induk perusahaannya. Predikat juara dalam hal rendemen yang sudah

22
diraih oleh unit PG Krebet Baru II hendaknya semakin dimantapkan bersamaan dengan
tuntutan mutu gula yang lebih baik. Pemanfaatan teknologi informasi atau digitalisasi saya
harapkan semakin diperluas dengan berbagai aplikasi di macam-macam bidang.
Penggunaan RFID dalam mengendalikan transportasi tebu bisa ditiru di PG-PG lain dengan
harapan akan dapat memonitor perjalanan angkutan agar tidak “mampir” ke tempat yang bukan
seharusnya atau hanya sekedar “keluar masuk” pabrik. Juga dapat digunakan sebagai alat
untuk mendeteksi “cut to crush time” sehingga tebu yang tergiling selalu segar.
PG Candi Baru akan menghadapi tantangan perkembangan perkotaan yang semakin tak
terbendung. Walaupun berbekal efisiensi yang tinggi dalam hal penggunaan energy, PG Candi
Baru tetap harus bersiap untuk berpindah kuadran menuju bisnis baru dalam waktu dekat.
Apresiasi juga saya berikan kepada PT Mitra Kerinci yang telah dengan lincah memasarkan
produknya dengan pengembangan berbagai varian produk teh-nya. Produk teh kemasannya
mulai dijual di group hotel Indonesia. Pembangunan PLTMH-nya yang dilaksanakan oleh anak
perusahaan yaitu PT Liki Energi akan memasuki tahap “ground breaking” bulan ini dan bulan
depan sudah akan dilaksanakan PPA (Power Purchase Agreement) dengan PLN.
Anak perusahaan yang lain, melalui prinsip sinergi sesama saudara juga secara perlahan
bangkit menuju masa depan yang lebih baik. PT Mitra Rajawali Banjaran telah bergandengan
dengan PT Phapros membangun bisnis baru memanfaatkan asset yang idle. Mereka sedang
menyiapkan pabrik yang memproduksi “bone filler hydroxyapetite” sesuai dengan core bisnis
PT MRB yang bergerak di produksi alat kesehatan. Sederhananya, itu adalah semacam alat
penambal tulang yang dibuat dari tulang sapi. Tentu saja tidak begitu saja ditempelkan. Masih
ada proses yang harus dilewati mulai dari pemotongan, pencucian berulang-ulang, sterilisai
dengan gamma radiasi sebelum dipakai sebagai penambal. Kelak si penambal ini lama-lama
akan menyatu menjadi tulang yang sama dengan tulang manusia karena mengandung
senyawa “hydroxyapetite” yang dibutuhkan tubuh dalam pembentukan massa tulang.
PT Mitra Ogan dan PT Laskar juga masih terus melakukan perbaikan di seluruh lini, baik
produksi, keuangan maupun SDM. Saya meminta kepada seluruh jajaran manajemen untuk
benar-benar mengembangkan budaya planters, sudah terlalu lama kita kehilangan roh kita
sebagai seorang planters.Khusus kepada PT Mitra Ogan, agar lebih fokus dan bekerja
berdasarkan skala prioritas terutama pada areal-areal yang produktif. Pabrik yang sudah lebih
dari setahun berhenti beroperasi sudah saya kunjungi dan saya minta agar segera dioperasikan
alahmdulillah teman-teman Mitra Ogan atau para Oganers menyatakan siap untuk
mengoperasikan pabriknya kembali. Meskipun beban yang dipikul sudah terlalu berat untuk
dapat diselesaikan secara cepat, semangat dan kekompakan harus tetap dijaga dan kerja keras

23
dalam suasana keprihatinan tetap harus dikedepankan agar sustainability perusahaan bisa
dipertahankan.
Inilah saatnya bagi kita semua untuk merapatkan barisan dan meningkatkan soliditas agar
dicapai hasil yang lebih baik.
Sebagai perwujudannya, pada ulang tahun kali ini, saya minta agar dirayakan dengan
sederhana dan ditekankan pada acara doa bersama untuk mohon keselamatan ke hadirat Allah
SWT agar kita bisa melewati tahun 2017 ini dengan selamat dan hasil yang lebih baik dari
tahun-tahun sebelumnya. Kepada para karyawan yang mendapatkan penghargaan di acara
HUT di tempat masing-masing, entah berupa Yubileum, karyawan Teladan, dll saya ucapkan
selamat semoga penghargaan tersebut menambah semangat dalam bekerja.Kepada rekan-
rekan Direksi yang sudah bekerja bersama dengan saya dalam “meniti buih” sejak dilantik di
bulan Juni 2015 sampai di hari ulang tahun ke 53 ini, saya ucapkan terimakasih atas kerja sama
dan kerja kerasnya disertai permohonan maaf apabila ada hal-hal yang membuat kurang
berkenan yang disebabkan karena tuntutan peran dan fungsi yang berbeda diantara kita.
Terimakasih juga saya sampaikan kepada seluruh karyawan dan Komisaris di lingkungan RNI
Group serta isteri-isteri dan keluarga yang telah memberikan dukungan penuh selama ini.
Kerja keras dan dukungan seluruh jajaran RNI Group telah dilihat oleh orang lain bahkan
dihargai begitu tinggi sehingga majalah BUMN Track dan majalah Infobank memberikan award
kepada kita. Hal ini tentu tidak boleh membuat kita besar kepala namun harus menjadi cambuk
supaya kita bekerja lebih keras lagi dan lebih cerdas lagi serta lebih ikhlas lagi secara bersama-
sama.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi dan membimbing kita yang
sedang bekerja, dan melindungi keluarga kita dimanapun mereka berada.
Amiin.Amiin. Ya Robbal Alamin.
Dirgahayu PT RNI !!
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 18 Oktober 2017.
Didik Prasetyo

# 46 BUMN Hadir untuk Negeri (BUHN) 2017 : Rame-rame up country ke Tarakan


Assalamualaikum wr.wb,
Untuk yang ketiga kalinya, RNI kembali menjadi host – kali ini bersama BULOG – dalam acara
BUMN Hadir Untuk Negeri (BUHN) yang diselenggarakan di seluruh pelosok negeri oleh jajaran

24
perusahaan BUMN yang dirangkaikan dengan kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan 17
Agustus. Alhamdulilah, RNI selalu kebagian yang muda-muda.
Maksudnya wilayah yang menjadi binaannya. Kalau 2 tahun yang lalu kami kebagian Propinsi
Sulawesi Barat – Propinsi baru ke 33 dari 34 propinsi kita sekarang, kemudian tahun lalu di
Manado Sulawesi Utara, maka tahun ini kami kebagian di propinsi yang ke 34 yaitu Kalimantan
Utara atau yang populer dengan sebutan Kaltara. Patut disyukuri karena banyak hal baru yang
bisa dipelajari, baik petualangan perjalanannya maupun – tentu saja – peluang bisnisnya.
Kegiatan BUHN di Kaltara dipusatkan di Tarakan, kota yang paling mudah dijangkau
transportasinya walaupun bukan ibukotanya. Dari Jakarta bisa terbang langsung atau bisa dari
Balikpapan dan bahkan Samarinda meskipun dengan pesawat baling-baling. Dengan pilihan
route yang beragam itu, saya manfaatkan sekalian untuk berkeliling menengok cabang-cabang
PT Rajawali Nusindo di Samarinda dan Balikpapan, bahkan secara kebetulan saya juga bisa
sekalian melakukan peresmian kantor baru cabang Pontianak di Kalimantan Barat. Jadi sekali
jalan saya bisa mengelilingi wilayah kerja Nusindo di Kalimantan Utara, Timur dan Barat.
Kalau tidak harus kembali untuk upacara di Jakarta, saya mungkin bisa menjangkau cabang
Banjarmasin di Kalimantan Selatan maupun Palangkaraya di Kalimantan Tengah. Mungkin lain
waktu sambil – siapa tahu – juga bisa menjajal berwisata ke Pulau Derawan yang sangat
terkenal itu.
Tarakan sendiri adalah wilayah kerja dari Cabang Balikpapan meskipun harus dilakukan
dengan cara up country yaitu mengirim salesman kesana selama beberapa hari untuk
melakukan penjualan sampai penagihan sekaligus. Cabang Balikpapan dan Samarinda berbagi
wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur. Semula dua propinsi itu adalah wilayah kerja
Cabang Balikpapan, sedangkan Samarinda mulai lahir di tahun 2005 sebagai sub-cabang atau
deponya Balikpapan.
Tahun 2008 barulah menjadi Cabang penuh yang “berdaulat” secara mandiri. Seiring dengan
perkembangan ekonomi daerah, terutama ketika batubara booming di Kaltim, wilayah tersebut
menjadi sangat makmur. Saya kira semua orang juga pernah mendengar bahwa salah satu
Kabupatennya yaitu Kutai Kartanegara (Kukar) dikenal sebagai daerah terkaya. Pendidikan dan
kesehatan gratis untuk semua warganya. Saya sempat melihat sisa-sisa kejayaan Kukar yang
saat ini dipimpin oleh Bupati perempuan, putri Kepala Daerah sebelumnya. Sebuah pulau yang
indah – bernama Pulau Kumala- terbentang di tengah sungai Mahakam dan masih terlihat
bekas sarana wisata seperti tower, cable car, taman burung dan icon pulau itu yang disebut
Lembuswana yaitu mahluk imajiner seperti lembu bersayap yang bisa terbang, bertaring dan
berbelalai seperti gajah. Sayang sekali ketika perekonomian semakin merosot, bahkan sampai

25
mengalami negatif growth maka semua sarana tersebut menjadi agak kurang terawat. Tapi
makanannya masih tetap top-markotop, terutama di restoran terapung di Sungai Mahakam,
sambalnya bukan main lezat…Super lekker bro!!
Lesunya perekonomian disana tidak menyurutkan kinerja cabang. Nusindo Samarinda
dengan segala keterbatasannya bahkan menghasilkan profit yang lebih tinggi dari induk
asalnya, Balikpapan. Tahun 2015 menjadi Cabang terbaik no.2 se Nusindo dan tahun
berikutnya meraih penghargaan no.3 se RNI. Saya katakan terbatas karena kantornya
masih umpel-umpelan. Pak Syamsul Arif, kepala cabangnya, harus banyak muter otak
untuk menata ruangan-ruangan agar memenuhi syarat menuju CDOB (Cara Distribusi
Obat yang Baik) maupun CDAKTB (Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik).
Meskipun serba terbatas sarananya tetapi moral dan semangat para karyawan patut
diacungi jempol.
Sebagian besar masih muda-muda, aura kekompakan dan keharmonisan juga nampak
dari keakraban diantara mereka. Saya yakin, Insya Allah dengan modal semangat itu,
masa depan Cabang Samarinda akan lebih baik. Harapan untuk menjadi satu atap
(karena kantor yang sekarang terdiri dari dua gedung yang terpisah) juga akan bisa
dipenuhi.
Memang masalah kantor ini masih menjadi PR bagi Nusindo karena belum semua milik
sendiri. Cabang Balikpapan walaupun kantornya megah, bertingkat, gudang luas, tapi
masih indekos di rumah orang. Di sisi lain, lahan kosong yang dibeli sejak pertengahan
tahun 90an dan cukup luas – 3.000 m2 – sampai saat ini belum dibangun. Beruntung
dalam Kalimantan Roadshow kali ini saya didampingi Direktur SDM dan Manajemen
Aset pak Djoko Retnadi sehingga ada teman yang bisa diajak diskusi mencari solusi
terbaik untuk menyediakan kantor Bagi Nusindo. Apalagi tanah itu adalah milik RNI
yang berada di ranah kewenangan pak Djoko.
Dengan sarana yang lebih lengkap, cabang Balikpapan saya lihat perlu terus didorong agar
lebih meningkat labanya 2 – 3 lipat dari yang sekarang. Ketika saya tawari untuk berbisnis gula,
beras dan pupuk, kepala cabangnya pak Ridha sangat antusias. Sambil berhitung di luar
kepala, sementara dia bisa menyimpulkan bahwa masih ada margin yang bisa diperoleh
cabang. Namun dalam hal gula juga timbul tantangan baru buat teman-teman dari PG. Masalah
mutu gula atau Icumsa harus menjadi perhatian utama sebab bagi masyarakat Kalimantan
sudah terbiasa mengkonsumsi gula putih Rose Brand yang merupakan GKP yang cukup laku

26
disana. Jadi disana gula kuning tidak laku, apalagi kalau kadang kuning, kadang coklat akan
lebih parah lagi. Bukan hanya aspek produksi dan kualitas yang harus diperbaiki, mungkin
dalam cara berdagang gulapun harus banyak perubahan yang kita lakukan. Tantangan makin
tahun makin berat. Bukan hanya di sektor pembuatan gulanya tapi seperti sekarang ini, di
penjualanpun juga masalah. Kalau kerjanya masih dengan cara yang sama tapi minta hasil
yang berbeda, maka kata pepatah : “If we do the same thing over and over again, but we expect
different result, it’s insane”
Kesempatan bertatap muka dengan para karyawan Nusindo di Kalimantan, apalagi didampingi
Direksinya sangat saya manfaatkan betul untuk membangkitkan semangat mereka dari jajaran
bawah sampai atas. Kehilangan 2 prinsipal besar tahun 2017 ini tidak perlu disesali apalagi
diratapi meskipun omsetnya sangat besar. Keputusan sudah diambil dengan sadar dan
perhitungan yang matang. Kalau dalam kerjasama disribusi prinsip saling menguntungkan
sudah tidak terjadi lagi buat apa diteruskan? Yang penting patah tumbuh hilang berganti. Mati
satu tumbuh seribu. Tidak boleh ada kata patah hati atau patah semangat atau patah yang lain.
Kita harus move on lagi. Jangan berlarut-larut ibaratnya sampai jadi “jones” (jomblo ngenes).
Alhamdulilah, prinsipal baru berdatangan. Segera kenali kekuatan dan kelemahan produknya,
siapkan SDM dan jaringannya agar bisa cepat tancap gas. Tugas beratnya bukan cuma
menggantikan omset yang hilang dari prinsipal lama tetapi juga harus meningkatkan
pertumbuhan omset secara keseluruhan, dari Rp 2,8 T ditahun 2016 menjadi Rp 3,5 T di tahun
2017. Insya Allah….Memotivasi karyawan juga bisa dengan cara berbagi pengalaman pribadi.
Pertama tentu saja dengan selalu meningkatkan kompetensi di bidang tugas kita. Karyawan lain
mengetik 2 jari, kita bisa ngetik 10 jari. Kedua, kita harus tunjukkan bahwa kita lebih rajin.
Karyawan lain datang jam 7, kita datang lebih awal.Yang pertama adalah kelompok hard
competence, sedangkan yang kedua adalah soft-competence. Ketiga, jangan lupa membangun
silaturahmi, berteman, networking, sebab pada suatu saat nanti, pertemanan itu akan
dibutuhkan. Pak Djoko selaku Direktur SDM memberikan contoh yang lebih banyak lagi dari 3
prinsip tersebut.Dan yang paling saya tekankan dimana-mana adalah bahwa kita harus jadikan
pekerjaan kita ini sebagai “ladang ibadah”. Jauhkan dari cara yang tidak jujur, korup dan penuh
tipu muslihat. Kedepankan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan tuntas. Pokok na “do your
best” lah kata urang Sunda mah.Sayang saya tidak bisa berdiskusi dengan teman-teman dari
Cabang Pontianak. Maklum hari ketika saya datang ke Cabang Pontianak, tanggal 15 Agustus
adalah untuk menghadiri perhelatan besar peresmian kantor cabang baru. Acaranya sungguh
luar biasa meriah. Semua berpakaian adat, termasuk tamu VVIP juga dikalungi selempang dan
kopiah khas Kalimantan. Acara itu sepadan dengan kemegahan kantornya. Walaupun agak

27
jauh dari kota tapi seiring dengan dibangunnya jalan baru, niscaya sebentar lagi pasti ramai.
Dengan luas bangunan kantor 200 m2, dan luas gudang 700 m2 yang berdiri diatas tanah
3.000 m2 maka ke depan Insya Allah cabang Pontianak akan menjadi cabang yang besar
dengan sarana yang handal. Saya juga yakin dengan sarana yang sedemikian lengkap sertifikat
CDOB dab CDAKB akan segera di dapat. Dengan demikian akan mempercepat cita-cita
Nusindo agar tahun 2018 nanti seluruh cabangnya sudah bersertifikat. Amiin.
Demikianlah, bagi saya menghadiri rangkaian acara BUHN juga sekaligus kesempatan untuk
berkeliling mengunjungi seluruh unit-unit usaha yang ada di daerah. Untuk Rajawali Nusindo
saja yang memiliki 42 cabang belum tentu semuanya bisa saya kunjungi. Dengan adanya
BUHN ini saya juga bisa menyambungkan silaturahmi teman-teman kepala cabang dengan
pejabat-pejabat pengambil keputusan di daerah. Seperti di Tarakan kali ini, meskipun tuan
rumah adalah walikota Tarakan pak Sofyan Ragai, saya berharap gaung acara ini juga
menggema sampai ke seluruh Kaltara seperti Kabupaten2 Nunukan, Bulungan, Malinau dan
Tanah tidung. Apalagi acaranya begitu meriah. Lima ribu warga turun ke jalan mengikuti jalan
sehat 5 km dengan antusias meskipun agak gerimis sebentar. Warga juga setia menunggu
sampai acara pembagian door prize tuntas habis, dengan grand prize sebuah sepeda motor.
Seperti juga tahun lalu, acara BUHN ini juga diisi dengan SMN (Siswa Mengenal Nusantara)
yang kali ini diisi dengan mengirim 20 siswa ke propinsi Sumatera Selatan. Juga selalu ada
acara Bedah Rumah Veteran yang kali ini dilakukan oleh Bulog.
Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 72
Merdeka!!
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 16 Agustus 2017.
Didik Prasetyo

# 45 Industri Gula RNI : “Mau Dibawa Kemana?”


Assalamualaikum wr.wb,
Setelah sekitan lama vakum menulis CEO Notes, kali ini saya ingin menulis lagi-lagi tentang
industri gula PT RNI. Berawal dari pengalaman saat mudik lebaran yang lalu yang mana
Pemerintah telah berhasil mengelola manajemen mudik tahun 2017 dengan baik. Mudik telah
menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia dan hiruk pikuk persiapan mudik sebenarnya
sudah mulai berpuluh-puluh tahun yang lalu meskipun masih dominan di persiapan angkutan
umum lebaran dan manajemen penumpang. Setelah sekian tahun ternyata infrastruktur jalan
juga memegang peran penting dalam manajemen angkutan lebaran. Alhamdulilah tahun ini

28
mudik lancar jaya. Kalau toh macet ya masih dalam batas wajar. Tidak ada lagi cerita macet
yang berhari-hari, tidak ada lagi keluarga yang terpaksa Shalat Ied di perjalanan dan tidak ada
lagi orang sampai harus beli bensin 50.000 rupiah per liter di jalan tol. Saya sangat
mengapresiasi Pemerintah terkait dengan pengaturan mudik tahun ini.
Selain itu apresiasi kepada Pemerintah juga perlu saya sampaikan khususnya dalam
pengendalian harga-harga kebutuhan pokok selama menjelang dan saat Lebaran,yang relative
stabil sehinga tidak terlalu memicu inflasi yang tingi terutama komoditi gula. Harga gula di
tingkat konsumen di-wajibkan maksimum Rp 12.500 per kg dan bila tidak dipatuhi oleh para
pelaku usaha, Pemerintah melalu Satgas Pangan tidak segan-segan untuk bertindak tegas.
Kalau kita berbicara tentang industry gula di Pulau Jawa, beberapa fakta-fakta harus kita akui
bahwa luas lahan tebu semakin berkurang, semakin langka dan semakin mahalnya tenaga
kerja on farm masih ditambah dengan semakin pesatnya perkembangan industry manufaktur,
properti dan infrastruktur membuat kita harus berpikir keras untuk mengubah wajah gula kita ke
depan kalau tidak ingin tergilas oleh perkembangan zaman.
Dengan terselesaikannya pembangunan infrastruktur jalan tol di Jawa misalnya maka pulau
Jawa akan terhubung dari ujung barat hingga ujung timur. Meskipun belum semua rampung
100%, baik kuantitas maupun kualitas, tetapi urat nadi transportasi yang melancarkan darah
lalu lintas angkutan orang dan barang ini sudah bisa mengalir dengan lancar. Dampak dari
semakin lancarnya konektivitas dari ujung barat sampai ujung timur P Jawa telah kita rasakan
saat mudik kemarin.
Luas lahan pasti akan berkurang, baik kualitas maupun kuantitas. Lahan di PG Subang jelas
akan berkurang karena tergusur jalan tol dan perkembangan industri atau property yang pasti
akan mengikuti nantinya. Belum lagi saluran irigasi yang terputus karena dibelah tengah oleh
jalan tol. Pengangkutan tebu juga harus memutar lebih jauh. Saya yakin di PG lain meskipun
bukan karena jalan tol juga banyak yang lahannya sudah beralih fungsi. Rencana
pembangunan bandara di Kertajati-Majalengka dan Kulon Progo-Yogyakarta dengan konsep
Aerocity-nya pasti akan menggerus lahan-lahan tebu kita. Tenaga kerja juga akan semakin
langka dan mahal. Angkatan kerja muda pasti akan memilih bekerja di industri dari pada di
sawah atau di kebun. Bagi PG yang bertumpu pada lahan sewa, pasti opportunity cost untuk
mendapatkan lahan juga semakin tinggi. Implikasinya juga, lahan akan semakin menyebar jauh
dari PG yang berarti akan menaikkan ongkos angkut.
Jadi bagaimana kita akan membawa industry gula PT RNI ke depan?

29
Di era “Disruption” saat ini, industri gula RNI dituntut untuk bisa memproduksi gula yang
berkualitas tinggi, berharga murah dan mudah diperoleh di pasar oleh konsumen. Hal ini sangat
kontradiktif dengan fakta-fakta yang kita hadapi sekarang seperti lahan tebu yang makin
berkurang dan makin menjauh dari lokasi pabrik, biaya upah yang meningkat terus menerus
dan makin langka, sementara harga jual dipatok tidak boleh lebih dari Rp 12.500/kg. Dengan
telah diserahkannya SOP yang baru (Standard Operating Procedure) dan BPPI (Business
Process Performance Index) untuk industri gula PT RNI, produktivitas yang tinggi, HPP rendah
dan rendemen tinggi sudah merupakan keharusan yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Oleh
karena itu jangan kita berkutat didalam lagi sementara lingkungan kita telah berubah dengan
cepat, mari kita sudahi internal battle diantara kita. Mari kita bersama-sama menghadapi
musuh-musuh yang tidak kelihatan. Meminjam istilah Prof. Rheinald Khasali fenomena
disruption sudah melanda semua sektor bisnis dan kalau kita tidak berubah maka kita akan mati
seperti yang terjadi pada Nokia, Blackberry, Kodak dll. Era disruption ditandai dengan pesatnya
penggunaan tekonologi informasi singkat kata pokoknya semua serba internet lah atau istilah
kerennya IoT (Internet of Thing). Jadi semua proses bisnis mesti memanfaatkan semaksimal
mungkin teknologi informasi dan semua proses mesti bisa dikontrol melalui gadget masing-
masing baik itu itu proses di pabrik maupun di tanaman. Apa yang sudah dilakukan di PG
Krebet Baru Malang yang sudah bisa melihat proses produksi gula dipabrik dari HP mesti
diterapkan disemua PG milik RNI segera setelah itu hal ini mesti bisa diterapkan di tanaman
baik dari penanaman, pemupukan, pemeliharaan sampai panen mesti bisa dilihat melalui HP
masing-masing pegawai sesuai bidang tugasnya atau kita istilahkan digital precision farming.
Selain itu era disruption ini juga ditandai dengan sharing economy, petani sebagai mitra utama
kita secara bertahap semua gula yang diproduksi PG bila perlu dibagikan ke petani sampai
mereka mencapai tingkat pendapatan yang kompetitif terhadap komoditi maupun industri
lainnya. Coba kita hitung kasar ; Jika bagi hasil gula petani saat ini naik 1 kg saja, berarti harga
tebu naik Rp.10.000 atau setara dengan Rp.10 juta per ha (produktivitasnya 100 ton). Dengan
cara ini PG bisa menumbuhkan minat petani untuk menanam tebu agar dicapai jumlah bahan
baku yang cukup. Tetapi yang 1 kg itu harus kita cari dulu gantinya dari industri turunan tebu
lainnya. Atau cara lain kita buat gula yang berkualitas dan bernilai tinggi, seperti gula organik
atau gula kesehatan misalnya, yang diberi kemasan yang eksklusif sehingga pasarnyapun
eksklusif. Siapa yang mengira bahwa beras premium yang harganya berlipat-lipat ternyata
aslinya juga beras IR 64? Hehehe…
Kita tahu bahwa harga gula di luar negeri masih lebih murah dari pada harga dalam negeri
sehingga untuk menekan harga di konsumen cukup dengan menggerojok pasar dengan gula

30
impor maka harga akan turun atau dengan regulasi seperti yang diterapkan Pemerintah
sekarang. Persaingan dengan gula luar negeri juga memang suatu keniscayaan karena
Indonesia juga terikat dengan perjanjian perdagangan bebas antar negara Asean (AFTA).
Nah, semakin berat tantangan kita ke depan baik di hulu maupun di hilir bukan?
Di negara tetangga produsen gula terdekat, Thailand contohnya, meskipun industri utamanya
masih gula yang diekspor ke seluruh dunia, mereka sudah berpikir ke depan sampai stage 3
untuk menambah added-value bagi industri gulanya yang sekarang. Kita paling maju masih di
stage 2 (co-gen, bio-ethanol, pupuk, pakan ternak), itupun beberapa masih “akan” karena baru
sebatas “Niat” . Sementara Thailand sudah mengarah ke stage 3, seperti pengembangan bio-
plastik, yeast, food & feed additive, farmasi dan kosmetik. Ternyata kurva “business life cycle”
yang selama ini kita dengar dan pelajari di kuliah atau kursus atau di pelatihan manajemen
tahu-tahu sudah nongol di depan hidung kita. Sekaranglah saat-saat kita untuk membuat kurva
S yang baru, tanpa melupakan bahwa kurva lama kita juga masih ada yang sedang naik
dengan kencang.
Tujuan saya menulis ini adalah untuk membuka pikiran kita semua terutama bagi para generasi
muda calon penerus perusahaan ini. Tentunya kita tidak ingin seperti PG-PG lain ysng sudah
lebih dulu almarhum mendahului kita (maksud saya PG, lho) karena ditelan zaman. RNI
termasuk sudah cukup “kenyang”dengan pengalaman menutup pabrik gula : PG Kadhipaten,
PG Jatiwangi, PG Gempol dan baru-baru ini PG Karangsuwung. Akhir-akhir ini bahkan sedang
dipertanyakan oleh pemegang saham nasib dari PG Sindanglaut, PG Tersana Baru dan juga
PG Candi Baru yang letaknya semakin di tengah kota. Kalau tidak waspada, PG Subang juga
bisa terdesak oleh pengembangan ibukota yang sudah semakin “sumpek”.
Tinggallah PG Krebet Baru yang benar-benar didukung oleh budaya tebu yang kuat dan PG
Jati-tujuh yang didukung lahan HGU.
Teman-teman yang berkesempatan mengunjungi industri gula negara lain, atau rajin browsing,
rajin baca journal atau publikasi tentang gula, atau rajin ngobrol dengan teman seprofesi,
tentunya sudah banyak yang tahu perkembangan di negara tetangga kita seperti Thailand tadi.
Di India misalnya walaupun rendemennya 10 tetapi dari produk gula mereka masih rugi.
Keuntungan didapat dari energi (produksi listrik yang dibeli oleh Pemerintah) dan dari bio
ethanol.
Di Okinawa, sentra industri gula di Jepang, risetnya bahkan sudah diarahkan menghasilkan
varietas dengan kadar sabutnya yang tinggi (sampai 24%) meskipun rendemennya hanya 4%.
Semata-mata karena mereka sudah masuk ke industri turunan dari bagasse yang bisa
menghasilkan berbagai varian produk yang bernilai lebih tinggi dari gula.

31
Mulai sekarang harus mulai berpikir out of the box dan berimajinasi mencari jalan keluar agar
kita tidak terjebak pada solusi yang berputar-putar disitu-situ saja. Sebagaimana artikel yang
ditulis oleh Prof. Rheinald Khasali dengan judul Disruption Win-Win-Win beliau mengutip kata
Albert Einstein, “Imagination is more valuable than knowledge. Knowledge is limited to all we
now know and we understand. While imagination embraces the entire universe and all there
ever will be to know and understand.” Iya, imajinasi lebih berharga ketimbang pengetahuan.
Pengetahuan serbaterbatas, sementara imajinasi tanpa batas.
Kita beruntung sudah punya cikal bakal industri turunan tebu seperti alkohol, particle board dan
kanvas rem. Sekarang waktunya bagi kita untuk menyisihkan waktu lebih banyak untuk lebih
mempelajari dan lebih men-serius-i industri turunan tersebut. Kita juga punya pusat riset
meskipun kecil-kecilan seperti Puslitagro yang saya yakin bisa lebih didaya gunakan untuk
mencari terobosan-terobosan non-konvensional agar kita lebih cepat berlari menyambut masa
depan.
Bermodalkan lokasi dekat calon bandara (Kertajati) mungkin Jatitujuh bisa mengalokasikan
lahan untuk membuat Jatitujuh Business Park (seperti Soewarna di Bandara Soekarno Hatta).
Di dalam sejarah Oei Tiong Ham Concern yang saya baca sudah mengalir darah bisnis persil,
pergudangan dan ekspedisi yang dulu konon bernama Bandareksa Rajawali dan Mutiara
Rajawali. Jadi diam-diam dalam darah RNI sudah ada bakat untuk menjadi pengusaha
warehouse dan logistic manage-ment. Lebih maju pastinya dari pada selama ini kita hanya
sibuk mengurusi barak penebang, hehehe..
Siapa tahu juga para tester minuman teh di Liki bisa ditransformasi menjadi cikal bakal pembuat
kopi barista yang nanti akan dibutuhkan di Rumah-rumah Kopi yang pasti menjamur di bandara.
Selamat berimaginasi sambil berburu ilmu, berburu bacaan untuk mulai berpikir dan berkarya
demi masa depan yang lebih baik.
Semoga Allah SWT meridhoi dan selalu membimbing kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 29 Juli 2017.
Didik Prasetyo

# 44 “Saatnya Membuka Diri”


Assalamualaikum wr.wb,
Setelah sekian lama vakum karena berbagai kesibukan yang hampir tak mengenal waktu,
malam ini sambil mendengarkan musik lembut dalam perjalanan pulang ke rumah saya ingin
berbagi cerita tentang pentingnya insan RNI atau RNIers group mulai membuka diri memasuki

32
dunia bisnis yang baru yakni financial market atau pasar uang. Tentunya ini berkat kegigihan
pak M Yana Aditya – Direktur Keuangan PT RNI yang sangat concern akan kinerja keuangan
PT RNI Group.
Sebagaimana saya sampaikan dalam CEO Notes saya sebelumnya, kinerja PT RNI Group
tahun 2015 dan 2016 telah menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya terutama anak-anak perusahaan RNI yang bergerak dibidang Farmasi,
distribusi dan agroindustri..tahun ini tahun 2017 saya ingin menggenjot kinerja PT RNI group
mencapai hasil yang lebih baik lagi meskipun kondisi beberapa anak perusahaan masih cukup
berat.. yakni harus mampu meraih laba Rp 263 milyar.
Berbekal hasil rating PT RNI dan PT Phapros yang memperoleh predikat single A-, saya minta
pak DK (panggilan akrab pak Yana) untuk segera menerbitkan medium term notes dalam
rangka perbaikan struktur keuangan PT RNI group dan pengembangan PT Phapros. Ibarat
sedang melakukan pertandingan bola, babak pertama penerbitan MTN dilakukan oleh PT
Phapros terlebih dahulu dengan penerbitan kupon yang mempunyai jangka waktu 2 tahun dan
interest rate 9,5% sebesar Rp 200 Milyar. Kupon ini laris bak kacang goreng dan saya dilapori
oleh pak Heru M – Direktur Keuangan PT Phapros yang selalu klimis penampilannya bahwa
tanggal 31 Maret 2017 seluruh kupon MTN Phapros ludes terjual. Dana Rp 200 Milyar sudah
masuk kantong PT Phapros sehingga rencana pengembangan PT Phapros Tbk baik organik
maupun anorganik akan bisa diakselerasi sehingga target masuk dalam 10 besar perusahaan
farmasi nasional bisa dipercepat tidak lagi tahun 2019 tapi tahun 2018.
Berbagai rencana strategis kita bahas bersama antara Direksi PT Phapros Tbk dengan Direksi
PT RNI seusai RUPS Tahunan yang dalam 10 tahun terakhir paling mulus. Hanya butuh 45
menit untuk menyelesaikan RUPS tersebut karena kinerja PT Phapros Tbk tahun 2016 sangat
kinclong bahkan tumbuh jauh diatas rata-rata industrinya baik omzet maupun labanya.
Kesepakatan sudah tercapai dan saya segera minta pak DK selaku Komut PT Phapros Tbk
merevisi RKAP tahun 2017 supaya “speed” yang sudah dijalankan bisa tertuang secara legal
dalam dokumen perusahaan termasuk kebutuhan pendanaannya.Pertemuan dengan pebisnis
farmasi nasional juga dilakukan sambil makan siang dalam suasana yang sangat enjoy dan
kekeluargaan.
Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar dan saat PT RNI holding menerbitkan MTN
dengan tenor 3 tahun dengan rate interest 9,75% telah terkumpul dana Rp 77 milyar yang nanti
akan digunakan untuk merestrukturisasi anak-anak perusahaan yang masih berat kondisi
keuangannya.
PT Phapros sudah, PT RNI holding sudah, PT PG Rajawali I meskipun sudah dirating namun

33
masih takut-takut untuk membuka diri mencari sumber pendanaan dari non bank semoga
teman-teman PT PG Rajawali I tidak lagi takut karena terbuka bukan berarti telanjang. Dengan
adanya sumber pendanaan dari pasar uang kita bisa belajar untuk lebih governance didalam
menjalankan perusahaan. Saatnya anak-anak perusahaan PT RNI yang lain membuka diri
untuk tidak takut masuk dalam pasar uang. PT Rajawali Nusindo bahkan lebih
advance….mereka justru ingin langsung IPO, satu keinginan yang amat saya dukung karena ini
akan memaksa teman-teman Nusindo untuk selalu menjaga performance perusahaan dalam
kondisi fit dan selalu siap tempur.
Ayoo kembangkan pikiran positip untuk berani terbuka karena kedepan arus informasi sudah
sangat cepat dan tanpa batas. Kalau kita ngga siap akan terlindas oleh jaman, jatuhnya Nokia
bisa menjadi pelajaran kita semua.
Selamat berkarya, kembangkan kreativitas dan jangan takut berinovasi.
Semoga Allah SWT meridhoi dan selalu membimbing kita semua.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 18 April 2017.
Didik Prasetyo

# 43 RNI Day 2017 = RNI Got Talent : Lebih Heboh Dari America Got Talent.
Assalamualaikum wr.wb,
CEO Note 38 yang lalu saya ulas refleksi kinerja RNI Group 2016. Saya sampaikan apresiasi
yang setinggi-tingginya kepada seluruh karyawan RNI Group, ungkapan syukur kepada Allah
SWT selayaknya selalu kita panjatkan karena telah memberikan kelancaran dan kemudahan
kepada kita semua dalam menjalankan amanah masing-masing, sehingga tahun 2016 ditutup
dengan kinerja yang lebih baik dari tahun lalu.
Walaupun ada yang jatuh bangun, ada yang terseok-seok, ada yang lari kencang dan hasilnya
ada yang kinclong serta ada yang redup, overall hasil yang dicapai sangat membanggakan.
Waktu itu saya belum berani menyebut angka, tetapi karena sekarang sudah ada hasil audited
yang final, maka angka itu sudah ada di domain publik. Apalagi sudah di-upload di website di
Kementerian BUMN. Bahkan angka itu sudah dikutip berbagai media berbarengan dengan
selesainya Public Expose RNI dalam Media Gathering tanggal 14 Februari 2017 baru-baru ini.
Kalau di tahun 2015 laba perusahaan mulai positip Rp 69 milyar meskipun masih sambil
berbenah sana sini karena rugi tahun2014 cukup besar yakni Rp.331 milyar; pada tahun 2016
kemarin sudah cukup lumayan bisa membukukan laba Rp.247 milyar. Tetapi menurut saya
masih jauh dibawah potensi yang seharusnya.

34
Seperti dapat dilihat pada grafik, sektor perkebunan masih minus karena belum tuntasnya
pembenahan yang dilakukan di PT Mitra Ogan dan PT Laskar.
Namun sayang sungguh sayang, ditengah pembenahan menyeluruh di PT Mitra Ogan dimana
seluruh karyawan sangat bersemangat untuk membangkitkan kinerja perusahaan masih ada
provokator yang mencoba untuk mengganggu kerja kita, sungguh sangat tidak punya hati
nurani orang yang memprovokasi karyawan yang lagi giat-giatnya membangkitkan kinerja
perusahaan.
Memang masih ada kendala disana sini, tetapi secara keseluruhan sudah meningkat
dibandingkan tahun lalu. Angka dalam kurung yang tadinya ada di sektor perkebunan, pada
tahun ini sudah bisa dibuka walaupun masih tipis dan kondisinya masih sangat berat. Oleh
karena itu saya sudah berpesan kepada Direksi PT MO, saya akan dukung penuh semua
kebijakan Direksi untuk memperbaiki perusahaan even itu harus memecat atau memenjarakan
orang, bahkan bila membutuhkan “Pasukan Tempur” untuk menjaga momentum perbaikan
akan saya kirim segera dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Melihat kondisi tahun 2016 tersebut, maka tahun ini 2017, laba perusahaan saya minta
dinaikkan lagi targetnya menjadi Rp 263 milyar. Ada beberapa faktor yang mendorong saya
untuk menaikkan target tersebut diantaranya diperolehnya rating single A minus untuk PT RNI
Holding dan PT Phapros dan single A untuk PT PG Rajawali 1 Jawa Timur dari Pefindo artinya
perusahaan ini dalam status stable outlook. Pak DK – Yana Aditya segera bergerak cepat untuk
mencari dana murah di pasar uang untuk menutup hutang dan tentu saja untuk pengembangan
bisnis yang lebih prospektif. Sudah dikalkulasi bahwa penghematan bunga hutang berpotensi
mencapai puluhan milyar.
Bagaimanapun juga, saya ingin membagi rasa syukur dan optimisme ini dengan dengan semua
orang melalui media ini, terutama dengan seluruh karyawan dan keluarga RNI Group. Salah
satu bentuknya adalah dalam temu keakraban antara manajemen dan seluruh karyawan dalam
suatu social gathering. Tentu tidak bisa saya lakukan sendiri, juga tidak bisa dengan semuanya
karena biayanya pasti besar.
Sebagaimana pernah saya ungkapkan juga di CEO Note yang lalu, kalau anak perusahaan
merasa mampu, mempunyai anggaran, dan disepakati oleh semua karyawan, saya persilakan
masing-masing mengadakan social gathering yang bentuk dan besarnya disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing. Tidak harus waah diadakan di hotel atau lokasi wisata yang
mahal, tetapi bisa di segala tempat asal dikemas dalam acara yang meningkatkan semangat
kekeluargaan dan memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.

35
Family gathering yang diadakan oleh PT RNI tahun ini mengambil thema : Togetherness For
The Best. Suatu tema yang cocok dengan apa yang saya dambakan dalam mengelola PT RNI,
yaitu kebersamaan sebagai Team work, bukan hanya di lingkungan kantor, tetapi keluarga juga
harus ikut mendukung, terutama untuk ikhlas mengijinkan suami/isteri/ayah/ibu/ bekerja di PT
RNI bahkan kadang-kadang harus nginap dikantor kalau sudah dateline. Tentunya lebih afdol
kalau disertai dengan doa dan ridho agar semua yang dikerjakan diberikan kemudahan dan
kelancaran serta hasil yang barokah.
Acara ini diikuti oleh seluruh karyawan dan keluarganya total yang hadir sebanyak 600 orang
lebih.
Saya datang bersama anak isteri, bahkan anak saya yang sedang belajar di luar kota juga saya
impor ke Jakarta agar bisa bersama-sama menikmati kegembiraan ini. Demikian juga dengan
Direksi yang lain yang hadir lengkap bersama pasangannya dan putera-puterinya yang masih
mau diajak menikmati hiburan anak dan remaja.
Malam penuh hiburan dan gelak tawa ini memang dikemas dari kita untuk kita. Tidak perlu ada
artis dari luar karena semua yang hadir jadi artis pengisi acara. Direksi semua tampil jadi artis.
Entah secara kolektif yang meminjam istilah Pak DSDM – Pak Djoko Retnadi, menjadi Boys
Band maupun tampil dengan pasangan masing-masing menunjukkan kemesraannya yang
mudah-mudahan keluar dari lubuk hati yang paling dalam, hehehe…. Tapi semua bergaya
sama, tangan kanan pegang mike, tangan kiri pegang HP karena baca teks. Benar-benar
penyanyi abad milenium…
Saya sungguh terpukau melihat penampilan kolega Direksi ini. Pak Elka bisa langsung
“meledak” menyanyikan lagu Terajana berduet dengan ibu. Kelihatan Pak Elka sangat
menghayati meskipun Bu Elka masih malu-malu. Kalah deh Rhoma Orama…..
Pak Djoko dan Bu Djoko adalah pasangan yang romantis, termasuk dipanggung.
Lagunya adalah Somethingnya The Beatles dan banyak berkata “I don’t know”, tapi
adegannya paten: Wedding kiss model Ngayogyokarto, hehehe…
Pak DPUI – Pak Agung sangat heboh tampil dengan pertunjukkan ala Kabaret. Sayangnya
senengnya main keroyokan, semua anak buah dimobilisasi beramai-ramai naik ke panggung
dengan wig dan selendang warna-warni sampai seperti mau merayakan karnaval 17-an,
hahahaa…

36
Pasangan paling hot, paling enerjik, paling kempling suaranya tentu saja pak DK – Pak Yana
Aditya dan Ibu. Tidak disangkal lagi, dua-duanya sudah punya “chemistry” yang sama sebagai
penyanyi dan pejoget. Sepanjang lagu, beliau berdua goyang terus meneruuuuuusss…..
Saya jadi heran, latihannya kapan dan dimana yaaa….? Jangan-jangan rumahnya pada acak-
acakan dipakai ajang gladi bersih menjelang show dadakan ini.
Saya jelas susah untuk menilai penampilan saya sama isteri, dong. Tapi yang jelas saya joget
terus sampai kemringet karena siapapun yang nyanyi dan ngajak joget pasti saya layani.
Silakan yang ikut nonton waktu itu, kasih comment di FB saya, jangan cuma like. Welcome….
Talent yang benar-benar ditemukan adalah pada saat semua Group Head dan jajarannya
berlomba mengadu kreasinya mengisi acara di panggung. Semuanya tanpa kecuali harus
manggung, kalau perlu keluarga juga ikut, silakan. Bahkan saya tahu ada yang mengajak anak
SMA yang sedang PKL juga. Busyeeeeeet.
Tidak menyangka bahwa Pak Sagita – Kepala SPI yang keliatan pendiam bisa meledak seperti
Bom C4, bukan “Bom Panci” lho ketika memimpin anak buahnya para auditor membawakan
Parodi “7 keajaiban SPI”. Semua hadirin terpingkal-pingkal melihat penampilan Tim SPI yang
sangat orisinil dan sangat menghibur. Kelihatannya semua Direksi sepakat bahwa ini adalah
penampil terbaik, maka jadilah Tim SPI Juara I. Bravo SPI…
Saingan beratnya adalah Grup Sekretaris Korporasi yang menampilkan Goyang Caesar,
dipimpin oleh Mas Dimas, pendatang baru di RNI yang diimpor dari PG Candi. Penampilannya
sangat luar biasa bak koreografer yang profesional. Ya bergoyang, ya memandu dan
memimpin, ya berinteraksi dengan penonton. Silakan anak-anak perusahaan yang mau
nanggap artis dan komedian dari RNI, monggo. Saya akan kasih ijin khusus, demi untuk
membuktikan perkataan saya ini. Tapi jangan nanggap Pak Sagita dengan semua auditornya,
bisa berabe nanti kalau kantor kosong. Tapi kalau nanggap Dimas dan crewnya pak Edwin
Sekkor, silakan, asal jangan semua Sekretaris Direksi diangkut, hehehe…
Melihat pengalaman ini, kalau tahun ini, 2017 sasaran laba bisa tembus Rp.263 milyar kita perlu
adakan Grand Finale mengadu kehebohan artis daerah dan artis Ibu kota. Kalau perlu saya
sewa JCC nanti. Awas, semua siap-siap yaaa…
Anyhow, the party is over. Let’s get back to work. Dalam arti yang sebenarnya.
Marilah kita kembali ke tempat kerja masing-masing dengan semangat dan gairah baru untuk
menyongsong hari-hari ke depan yang lebih baik, mengejar target yang lebih tinggi.
Selamat berkarya yang inovatif.
Semoga Allah SWT meridhoi dan selalu membimbing kita semua.

37
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 15 Maret 2017.
Didik Prasetyo

# 42 Kantor Baru Gedung Lama : Uji Nyali Bagi Para Phapros-ers


Beberapa minggu yang lalu saya berkesempatan untuk ikut menyaksikan dan meresmikan
perpindahan sebagian kantor PT Phapros Tbk dari Kawasan Simongan ke kawasan Kota Lama
Semarang menempati aset PT RNI yang sudah sangat lama tidak terjamah perhatian
manajemen. Alhamdulillah hari itu, Jumat, 24 Februari 2017 perbaikan gedung perkantoran
milik PT RNI di kawasan kota lama telah selesai dilakukan dan akan ditempati oleh PT Phapros
Tbk secara resmi. Kenapa saya perlu cerita tentang aset-aset PT RNI di kawasan kota lama
Semarang ini? Ini berkaitan dengan sentilan pak Ganjar Pranowo – Gubernur Jawa Tengah
saat singgah dan memberi sambutan pada acara rapat kerja seluruh Direksi BUMN yang
diselenggarakan di Kapal Pelni sambil wisata dari Jakarta – Karimun Jawa bulan November
2015 lalu.
Pak Gubernur Jateng ini sangat peduli dengan kota ya sehingga mempertanyakan mengapa
aset-aset PT RNI berupa gedung-gedung yang begitu banyak di kota lama Semarang tidak
dimanfaatkan secara optimal? bahkan cenderung tidak dirawat atau dibiarkan mangkrak…ini
tentu bisa mengganggu Program Pemprov yang sedang gencar-gencarnya merestorasi Kota
Lama Semarang untuk dijadikan sebagai Kawasan Wisata.
Sebagai Direksi BUMN tentunya saya tidak mau dianggap sebagai pengganggu Program
Pemprov oleh karena itu saya tergugah dengan dan saya bertekad untuk merespon dengan
secepat-cepatnya.
Saat itu saya baru 5 bulan ditugaskan sebagai Direksi PT RNI dan sedang on fire ngurusin aset
non produktif. Segera saya koordinasikan dengan rekan-rekan di bagian Aset Manajemen di
bawah komando Pak DSDM Djoko Retnadi untuk mengumpulkan segala data dan informasi
yang terkait dengan aset Kota Lama Semarang tersebut. Dan tentu saja harus saya lihat sendiri
di lapangan.
Dan, astaga…
Pantas kalau Pak Ganjar dan mungkin juga Pak Walikota Semarang geregetan melihat kondisi
bangunan yang ada saat itu.
Semua adalah gedung-gedung tua yang sebenarnya sangat megah tetapi tidak terawat. Ada
yang bangunannya ditumbuhi rumput liar, ada yang bekas terbakar, ada yang menjadi lokasi
penumpukan barang rongsokan. Saya katakan bangunan megah, paling tidak dulu pada waktu

38
awal dibangunnya, karena sampai sekarang walaupun tidak terawat sisa kekokohannya masih
ada. Lantainya terbuat dari marmer, bagian perkayuannya semua dari kayu jati dan yang antik
lagi adalah masih adanya brankas atau lemari besi yang masih menempel di dinding tembok.
Bahkan, beberapa diantaranya sudah tidak bisa dibuka, atau bisa dibuka tapi sudah tidak bisa
ditutup lagi.
Sementara di sekelilingnya terlihat sekali bahwa Pemkot Semarang sedang berupaya keras
untuk mempercantik kawasan tersebut. Penertiban kawasan Kota Lama ini dilakukan dengan
tetap memperhatikan prinsip pelestarian warisan budaya (heritage building). Walaupun di
sekitar itu ada bank Mandiri, PT Asuransi Jiwa Seraya dan kantor-kantor berbagai perusahaan
dan instansi, mereka tetap tidak boleh mengubah bangunan induk. Jalan-jalan juga dirapikan
dengan memasang semacam paving block dari batu sehingga kesan antiknya menonjol.
Pokoknya kalau kita jalan di kawasan kota lama Semarang serasa jalan di Roma atau Perancis,
meskipun orangnya tidak serem seperti Mafioso hehehe.
Rupanya kawasan ini memang dulu merupakan tapak kejayaan Oei Tiong Ham Concern. Kalau
tapak kerajaan Majapahit di Trowulan, tapak Mataram di Kota Gede, maka tapak OTHC di Kota
Lama Semarang. Beberapa bangunan eks OTHC ini sebagian juga sudah ada yang dijual ke
pihak ketiga. Salah satunya yang paling megah adalah bekas Rumah kediaman Oei Tiong Ham
yang dikenal dengan nama Balai Prajurit. Bangunan ini benar-benar seperti istana raja.
Halamannya luas bisa untuk upacara bendera satu kantor. Di belakang ada taman dengan
kebun binatang mini. Layaknya pepatah jawa, lagi-lagi tumbu oleh tutup. Pada saat yang
bersamaan PT Phapros Tbk yang sedang tumbuh luar biasa juga perlu perluasan kantor, maka
saya minta agar mereka mempertimbangkan untuk melebarkan sayap dengan menambah
kantor di salah satu gedung milik RNI di Jalan Mpu Tantular kawasan Kota Lama Semarang,
berdekatan dengan saudara kandungnya yang berkantor di Jalan Kepodang lebih dulu.
Tentu saja banyak yang harus dipoles untuk menjadikan gedung ini agar menjadi layak disebut
kantor, apalagi kantor PT Phapros Tbk yang sedang berjaya. Tidak tanggung-tanggung yang
pindah kesitu adalah seluruh crew back office PT Phapros Tbk termasuk Direksi. Bedol deso ini
melibatkan hampir 100 orang dari berbagai bagian (SDM & Umum, Akuntansi, Keuangan, SPI,
IT dan Sekper). Restorasi dilakukan dengan cukup besar-besaran, mulai dari membersihkan,
mengecat ulang sampai memodifikasi beberapa ruangan terutama untuk Direksi. Batasannya,
tidak boleh merubah struktur bangunan, termasuk sekedar memasang kanopi penahan
matahari sekalipun. Kalau dilanggar, resikonya bakal disemprit sama Pemkot karena merusak
cagar budaya.

39
Jadilah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, bangunan lama ini disulap menjadi kantor
baru PT Phapros yang antik tetapi resik dan apik.
Restorasi aset di Kota Lama ini juga dilakukan terhadap gedung-gedung PT RNI yang terlantar
lainnya. Melihat ke-antik-annya, gedung ini potensial sekali dijadikan cafe atau resto yang
sangat eksotis. Satu lokasi sudah laku disewa untuk cafe, menyusul lokasi di Jalan Kiai Saleh
yang disewa oleh PTPN IX dijadikan Cafe-Resto Banaran. Sementara gedung-gedung lainnya
masih banyak yang menunggu penyewa.
Semakin yakinlah saya bahwa properti kelak akan menjadi pilar penyangga yang potensial bagi
PT RNI. Saya bayangkan kalau Pemkot Semarang sudah berhasil mengembangkan kawasan
ini menjadi seperti Kuta Tua Fatahilah di Jakarta. Banyak cafe, resto, tempat hiburan yang
bertaburan tetapi bernuansa etnik yang kuno, maka pasti akan menggeliatlah bisnis dari
pemanfaatan gedung-gedung kuno ini. Insya Allah. Aamiin.
Demikianlah, maka pada tanggal 24 Februari 2014, saya ikut mengantarkan Bu Emi Barokah
Sri Utami bersama seluruh jajarannya boyong ke kantor barunya. Disaksikan oleh Pak Walikota
Hendrar Prihadi yang akrab dipanggil Mas Hendi begitu saya menyapanya, dengan gaya santai
masih berpakaian senam rutin hari Jumat, memboyong para Kepala Dinasnya untuk hadir
dalam peresmian kantor tersebut.
Di depan Pak Wali saya sampaikan secara singkat langkah-langkah yang sudah saya lakukan
untuk membenahi aset yang berserakan tak terawat di kawasan Kota Lama Semarang.
Termasuk juga saya ungkapkan apresiasi dan terimakasih saya kepada Direksi dan seluruh
karyawan PT Phapros Tbk yang sudah mau hijrah dari Simongan ke kantor barunya yang nota
bene menempati gedung tua yang mungkin cerita uka-ukanya masih kental. He he he uji nyali
bagi para Phaprosers…..semoga tidak ada yang angkat tangan dan lihat ke kamera he he he.
Saya sampaikan juga harapan kepada Pak Wali kiranya dapat memfasilitasi sarana publik yang
ada di sekitar lokasi kantor yaitu berupa tempat parkir untuk kendaraan karyawan, mobil
maupun motor. Pak Wali merespon dengan cukup positif harapan tersebut dan berjanji akan
memikirkannya. Ternyata selama ini PT Phapros sudah memperoleh tempat khusus di hati
Pemkot karena hasil karya bina lingkungannya yaitu penghijauan kawasan mangrove di pantai
Maroon yang dinamakan Mongrove Edu Park dan saat ini sudah menjadi salah satu icon
penghijauan di Semarang. Lokasi itu menjadi tempat yang syahdu kalau digunakan untuk
mengenang masa-masa muda para pejabat di kala masih pacaran, kata Pak Wali.
Tentu saya berharap agar dengan kantor baru ini – walaupun bangunan lama – akan semakin
membangkitkan semangat seluruh Phapros-ers agar berkarya lebih baik lagi, lebih cemerlang

40
lagi sehingga cita-cita One Trillion yang sudah digelorakan akan benar-benar dapat dicapai di
tahun 2017 ini. Amiin.
Acara memang dikemas dalam suasana yang bernuansa oldies. Pantia dan crew musik hiburan
bergaya sangat “bumiputera” banget. Iringan musiknya juga berirama keroncong. Saya yang
mengawali naik ke panggung hiburan untuk memecah kebuntuan suasanapun ikut terbawa
melo. Biasanya nge-rock untuk menggelorakan semangat, kali ini beralih ke dendang irama
Melayu “Cinta Hampa”- lagu yang dipopulerkan oleh D’Lloyd. Eh, ternyata saya tidak sendiri.
Artis dari Ibu Kota region Mega Kuningan juga ikut sendu. Pak DK nyanyi lagu Sewu Kutho, Pak
Edwin Sekkor berduet kompak banget dengan Bu Rani Dirkom Phapros melantunkan lagu Sai
Anjuma Au (Ssssttt, maklum sama-sama dari tepian Danau Toba jadi serasa di kampung,
kaleee…)
Suasana boleh sendu dan syahdu bin melo, tetapi semangat harus tetap bergelora untuk
meraih prestasi. Ini juga kesempatan untuk menguji nyali para Phapros-ers, apakah di lokasi
kantor baru yang bararoma uka-uka masih bisa berkinerja dengan kinclong? Dan, saya percaya
para Phapros-ers pasti bisa.
Selamat berkarya dari kantor yang baru. Sukses untuk Phapros.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pemurah meridhoi kita semua. Amiiin
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 11 Maret 2017.
Didik Prasetyo

# 41 MOU : RNI – UGM, RNI-BULOG dan RNI-Berdikari, Ibarat pepatah jawa


“Tumbu Oleh Tutup”
Assalamualaikum wr.wb,
Kalau kita bicara tentang BUMN, di mata saya, disamping tugasnya mencari laba dan menjadi
agent of development, BUMN juga harus menjadi perintis industri unggulan. Caranya? BUMN
harus menjadi tangan pertama yang mengembangkan dan mengkomersialkan hasil-hasil riset
di pusat-pusat unggulan riset dan inovasi, misalnya perguruan-perguruan tinggi dan lembaga-
lembaga penelitian. Terlebih lagi kalau riset itu dilakukan atas biaya dari negara. Oleh karena
itu, rekan-rekan BOD dan Direksi anak perusahaan serta teman-teman karyawan, saya dorong
untuk berpartisipasi bila ada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan perguruan tinggi
sekaligus keliling dari kampus ke kampus untuk meng-up date dan meng-up grade diri agar
tidak gaptek yang berkaitan dengan bisnis RNI. Bilamana perlu sekalian nostalgia atau reuni.
Saya tidak ingin isi kepala kita hanya dipenuhi dengan laba-rugi, cash flow, penjualan, produksi,

41
market share, rendemen, margin dan sejenisnya, tetapi juga harus diisi pikiran-pikiran maju
yang jauh ke depan di era digitalisasi, bio-teknologi, nano-teknologi saat ini. Pikiran-pikiran itu
bahkan mungkin hal-hal yang saat ini masih dianggap sebagai “dunia ghaíb” karena sama
sekali belum terbayangkan..
Begitulah, kalau tahun yang lalu di Unpad saya menandatangani MOU Kerjasama dengan
Rektor Unpad Prof. Dr. Tri Hanggono di depan semua Dekan Fakultas-fakultasnya, maka tahun
ini giliran saya duduk bersama Prof. Dr. Dwikorita Karnawati, Rektor UGM yang sangat enerjik,
dalam acara yang serupa.
Rupanya hubungan dengan UGM ini sudah dirintis awal oleh kedua DPUI. DPUI RNI maupun
DPUI UGM. DPUI RNI adalah Pak Dr.Agung P.Murdanoto, Direktur Pengembangan Usaha dan
Investasi. DPUI UGM adalah Dr. Hargo Utomo, MBA Direktur Pengembangan Usaha dan
Inkubasi. Pantas saja kerjasama ini prosesnya cepat dan lancar karena banyak yang punya
“Jogja Connection” sehingga bersemangat kalau ada kerjaan di Yogya. Pak Agung disamping
terkoneksi dengan sesama DPUI juga putera Yogya, alumni SMA Teladan Yogya, teman
sekelas Bu Rektor UGM yang dikenang oleh beliau sebagai murid yang pinteerrr sekali. Pujian
yang membuat Pak Agung tersipu-sipu. Pak DSDM RNI yaitu Pak Djoko Retnadi juga alumni
FE UGM dan dua putranya kuliah di UGM. Pak DK Yana Aditya juga priyayi Yogya meskipun
bukan alumni UGM. Saya sendiri walaupun alumni IPB, pulang kampungnya juga ke Jogja
bahkan anak saya nggak mau masuk IPB, tapi malah kuliah di FE UGM. Pak Elka juga tidak
“steril” dari kepentingan di Yogya karena beliau penggemar kuliner di Yogya. Sehari makan dua
kali dalam resto ayam goreng yang sama, hehehe…. Jadi semua sregep kalau diajak ke Yogya.
Acara di adakan di Kantor Pusat UGM Kampus Bulaksumur yang menurut Bu Rektor adalah
Gedung Modern yang dibangun pertama di masa setelah kemerdekaan dan tampilannya seperti
kastil kerajaan dongeng, sangat berwibawa..
Visi UGM saat ini adalah ingin menjadi “socio-enterpreneur-real-university”. Keinginan UGM
bukan hanya menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi saja tetapi ditambah dengan hilirisasi
dari hasil-hasil inovasinya ke masyarakat termasuk industri. Sehingga kedatangan RNI untuk
kerjasama dengan UGM, kata bu Rektor ibarat “pucuk dicinta ulam tiba” atau dalam pepatah
jawa “tumbu oleh tutup”, karena di RNI sendiri sudah saya minta supaya teman-teman
karyawan RNI selalu berpikir out of the box tidak melulu mengikuti apa yang sudah dikerjakan
pendahulunya tapi harus selalu disempurnakan terus seluruh proses bisnis yang digeluti RNI
disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Bagi saya, semua menjadi jelas ketika Bu Rektor memberikan contoh bahwa UGM mempunyai
teaching industry yaitu PT Pagilaran. PT Pagilaran bergerak di agro industri perkebunan teh di

42
Jawa Tengah dan kebetulan RNI juga punya kebun teh di Solok Selatan Sumatera Barat. Tentu
ini akan banyak manfaat yang diperoleh oleh RNI maupun UGM dengan saling berbagi
pengalaman dan bertukar pikiran mengenai pengelolaan bisnis teh tidak hanya dari sisi
pemasaran saja namun juga penerapan precision farming di seluruh kebun RNI maupun UGM.
Saya yakin bahwa kerja sama yang dibangun dengan perguruan tinggi yang nota bene adalah
hasil riset dan inovasi pasti top markotop.
Dengan datangnya RNI, Bu Rektor juga mengharapkan agar RNI dapat menjadi teaching
industry bagi UGM, suatu hal yang sangat saya sambut baik. Dalam diskusi juga sudah saling
diidentifikasi peluang yang ada untuk kerjasama lebih lanjut. Di farmasi saya berharap nantinya
dapat dikembangkan obat yang berbasis fito farmaka. Di gula juga diharapkan dapat
dikembangkan non-destructive analysis yaitu bagaimana mengetahui indikasi kadar gula tanpa
harus mengambil contoh tebu atau memasang core sampler tapi cukup di scanning saja kayak
di film-film itu. Demikian pula terhadap pengembangan aset properti RNI yang sangat
membutuhkan keahlian di bidang arsitektur dan konstruksi tentunya dengan prinsip smart and
green building. Kerja sama dengan UGM ini meminjam istilah Dr. Hargo adalah dilandasi
kepentingan untuk kemajuan bangsa dan negara. For the sake of the nation.
Walaupun kedua tangan ingin meraih mimpi, tapi dua kaki harus tetap menginjak bumi.
Kerjasama dengan UGM ini saya anggap menjadi ruh bagi jalannya perusahaan yang akan
menyemangati dan menuntun arah perusahaan ke depan, tetapi dalam jangka pendek
perusahaan juga perlu energi yang bisa membuatnya tetap berlari. Itulah sebabnya sehari
sebelumnya saya menandatangani MOU kesepakatan bisnis berturut-turut dengan dua
perusahaan BUMN, yaitu Perum Bulog dan PT Berdikari.
Perum BULOG saat ini tengah mengemban tugas yang sangat strategis dari Pemerintah yaitu
mewujudkan kedaulatan pangan nasional melalui program Rumah Pangan Kita dan Bantuan
Pangan Non Tunai. Program Rumah Pangan Kita (RPK) bertujuan untuk memasok kebutuhan
pangan kepada masyarakat dengan harga terjangkau. Warga yang menjadi agen RPK akan
mendapat suplai kebutuhan pangan di antaranya gula. Tidak jauh berbeda, Program Bantuan
Pangan Non Tunai juga bertujuan membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
Melalui program itu keluarga kurang sejahtera (KKS) akan mendapat bantuan beras, gula dan
kebutuhan pokok lainnya yang hari ini tgl 23 Februari 2017 diluncurkan secara nasional oleh
Bapak Presiden di Cibubur Jakarta Timur. RNI bersama-sama BULOG, Pegadaian dan Bank-
bank BUMN diundang pada acara peluncuran Bantuan Pangan Non Tunai secara Nasional
tersebut.

43
Baik beras maupun gula, keduanya membutuhkan kemasan. RNI punya anak perusahaan PT
Rajawali Citramas yang bergerak di industri kemasan dan sudah memasok kebutuhan kemasan
untuk Perum Bulog, Pupuk Indonesia Holding (PIHC), PTPN, perusahaan-perusahaan swasta
dan tentu saja internal grup RNI. Kapasitas produksinya pun semakin meningkat dari semula
hanya sekitar 20 juta lembar per tahun sekarang sudah mampu mencapai 84 juta lembar
pertahun sebentar lagi akan meningkat menjadi 120 juta lembar per tahun setelah production
line yang dibangun di PT Rajawali Tanjungsari (anak perusahaan yang sudah divonis mati oleh
manajemen lama) akan beroperasi awal tahun ini.
Dengan Direktur Utama Perum Bulog Pak Djarot Kusumayakti, kami sepakati bahwa kerjasama
antara RNI dan Bulog ke depan tidak hanya dalam aktivitas pengadaan karung plastik untuk
produk-produk Bulog, tetapi juga dalam investasi peningkatan kapasitas pabrik atau
pembukaan pabrik baru, termasuk kemungkinan pembentukan join venture company industri
kemasan. RNI punya pengalaman dalam industri kemasan dan Bulog punya komoditas, inilah
contoh sinergi BUMN untuk menunjang kedaulatan pangan nasional. Bentuk sinerginya tidak
hanya sebatas transaksional namun sudah menjadi kolaborasi. Sekali lagi ini ibarat pepatah
jawa “tumbu oleh tutup”.
Pagi hari sebelumnya, saya juga menandatangani MOU dengan Direktur Utama PT
Berdikari, Pak Eko Taufik Wibowo terkait dengan industri peternakan terintegrasi.
Tujuan kerjasama ini adalah membantu mensukseskan program pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan protein hewani nasional.
Bila kita bicara tingkat konsumsi protein hewani nasional, saat ini rata-rata konsumsi protein
hewani penduduk Indonesia masih berada dibawah standar kecukupan. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, rata-rata konsumsi protein hewani penduduk
Indonesia sebesar 53,91 gram per kapita per tahun, sementara standar kecukupan konsumsi
protein berada di angka 57 gram per tahun.
Walaupun belum sampai pada taraf ahli di bisnis peternakan, tetapi RNI punya sedikit
pengalaman di bisnis ini. Pernah memelihara sapi di lahan PG Jatitujuh dan PG Subang sampai
ribuan ekor dengan segala sarana ikutannya seperti kandang, rumput gajah dan ampas tebu
untuk pakan ternak, dsb. Sampai dengan saat ini lokasi tersebut masih cukup baik dan siap
untuk dimanfaatkan lagi. Selain itu dalam rangka mengoptimalkan aset-aset RNI yang masih
idle khususnya aset-aset eks Pabrik Gula yang sudah ditutup, RNI-Berdikari juga menjajagi
kerjasama pengembangan industri unggas terintegrasi. Sekali lagi sama seperti dengan Bulog,
MOU dengan Berdikari ini seperti “tumbu oleh tutup” karena RNI punya lahan dan sarana
prasarana untuk pengembangan industri peternakan yang dibutuhkan oleh Berdikari.

44
Terakhir, kaki dan tangan semua harus digerakkan, pikiran dan pandangan harus dibuka lebar-
lebar untuk mewujudkan harapan-harapan yang nyata dan berkelanjutan.
Selamat bekerja.
Semoga Allah SWT membimbing dan meridhoi kita semua. Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Cibubur, 23 Februari 2017.
Didik Prasetyo

# 40 Menatap 2017 Tahun penuh optimisme (Dari Merdeka Selatan ke Klenteng


Sam Poo Khong)
Assalamualaikum wr.wb,
Setelah tahun 2016 ditutup dengan segala dinamika, suka duka yang mengharu-biru sampai
membikin “baper” beberapa rekan-rekan di lapangan, naah saat ini adalah waktunya menatap
ke depan, menghadapi tahun 2017 yang penuh optimisme dan harapan untuk bangkit untuk
meraih kejayaan RNI lagi dalam suasana yang harmonis.
Parade persiapan menuju 2017 ini kalau saya tulis lengkap akan panjang banget karena kalau
bicara secara formal, sesuai UU PT, dimulai sejak disahkannya RKAP PT RNI tahun 2017
dalam RUPS yang – alhamdulillah – dapat diselenggarakan pada tanggal 10 Januari 2017 yang
lalu. Namun proses menuju kesitunya yang woooww, berbulan-bulan sejak Oktober 2016.
Mondar mandir Merdeka Selatan – Mega Kuningan (maksud saya dari kantor RNI ke kantor
Kementerian BUMN). Belum lagi proses yang melibatkan anak perusahaan. Melewati diskusi
yang berbusa-busa, rapat berpindah-pindah tempat, lembur yang tidak mengenal hari libur,
menghabiskan kopi bercangkir-cangkir, teh bergelas-gelas, air putih bergalon-galon dan nasi
bungkus berkotak-kotak atau nasi kotak berbungkus-bungkus (?)….bukan kampanye lho…
Pasca RUPS-nya pun tidak kalah heboh. Untuk mengejar tenggat waktu 30 hari setelah 31
Desember 2016, saya segera kumpulkan semua anak perusahaan untuk menyelenggarakan
RUPS RKAP 2017 di masing-masing anak perusahaan kecuali PT Phapros dan PT GIEB yang
ditetapkan oleh Komisaris karena ada pemegang sahamnya cukup banyak meskipun kecil-kecil.
RUPSnyapun terpaksa saya bagi dua karena harus berbagi dengan kegiatan lainnya sehingga
tidak mungkin dilakukan sekaligus di satu tempat. Jadilah waktu itu sebagian di Surabaya,
khusus untuk wilayah Timur dan sebagian di Jakarta untuk wilayah Barat. Kali ini “penduduk”
Holding yang mengalah harus kesana kemari.

45
RUPS RKAP 2017 anak-anak perusahaan kali ini juga diwarnai hal baru. Beberapa Direksi
adalah pejabat baru yang saya angkat dalam rangka penyegaran. Salah satunya adalah Sdr.
Gigih Mulyonoto Kacab. Nusindo Mataram yang baru 1 minggu menjadi Direktur PT RTE tapi
sudah harus ketemu saya di RUPS. Belum cukup waktu untuk mendalami materi yang sangat
berbeda dengan tugas sebelumnya. Biasa bermain di perdagangan, farmasi dan alkes,
sekarang harus banting setir jadi manufacturer kulit dan karung plastik. Belum banyak teman
yang bisa diajak diskusi dan juga belum punya jaringan di Holding. Tugas kita semua untuk
membantu Pak Gigih ini. Tenaga muda yang bersemangat, tetapi juga sangat humble, sampai
menyampaikan presentasinya di RUPS juga sambil berdiri. Mantaap.
Setelah RUPS Anak berlalu, Dewan Komisaris meminta dilakukan pendalaman RKAP. Kali ini
dilakukan di Semarang dengan memanggil “The Big Five” RNI, yaitu Nusindo, Phapros, RW I,
RW II dan Mitra Ogan. Jadi kali ini bertebaranlah tiket dari Jakarta, Palembang, Surabaya dan
Cirebon (?). Peribahasa mengatakan : Asam di gunung, garam di laut, bertemu di …. Klentheng
Sam Poo Khong. Maksud saya, disebelahnya hehehe……
Dengan parade persiapan yang panjang itu, saya sangat yakin bahwa sasaran RKAP 2017
Insya Allah akan dapat dicapai. Apalagi saya merasa bahwa apa yang saya canangkan untuk
dijalankan di seluruh RNI Group juga sudah “ön the right track” jika mengacu pada harapan,
aspirasi, pembekalan dan arahan para pemangku kepentingan BUMN.
Apa saja yang bisa memperkuat keyakinan saya tersebut? Saya akan share sedikit.
Pertama, arahan langsung dari RI I ketika mengikuti acara pembukaan ELP (Executive
Leadership Program) di Istana Negara. Setidaknya ada 5 poin arahan beliau yang disampaikan
kepada para Direksi BUMN untuk dipedomani dalam menjalankan perusahaan milik negara ini.
Pertama, kita harus tetap optimis karena Indonesia termasuk dalam 3 besar negara yang
mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi bersama China dan India. Angin optimisme ini juga
sudah berhembus di RNI dari hasil 2016, sebagaimana saya tulis di CEO Notes sebelum-
sebelum ini. Harapan saya, semangat insan RNI akan semakin terpompa dengan tiupan dari
pimpinan nasional.
Kedua, tinggalkan zona nyaman dan selalu berpikir out of the box. Tahun ini saya terapkan
betul dengan merotasi teman-teman yang semula mengelola perusahaan yang untung ke
perusahaan yang sedang penuh tantangan. Juga cross-border antar pilar dari trading ke agro
atau sebaliknya. Pendek kata, saya “obrak-abrik” tapi dengan niat baik demi untuk kemajuan
semuanya. Mungkin bulan-bulan ini adalah bulan dengan gelombang mutasi pegawai PT RNI
group yang paling besar.

46
Ketiga, sudah saatnya kita masuk ke era digitalisasi untuk menambah daya saing. RNI
mempunyai tekad yang sama, bahkan sudah masuk ke RKAP. Saya tinggal tunggu janji
realisasi digital mapping, penggunaan sistem geotagging, aplikasi sistem SAUP, Si Raja, dsb.
untuk akurasi sistem informasi dan pengendalian biaya. Juga di Nusindo, mau tidak mau, kalau
ingin memancing ikan kakap yaitu menggaet prinsipal besar, sistem IT yang memungkinkan
diperolehnya data secara real time sudah merupakan keniscayaan. Ayo, sistem Tell Access
yang sudah direncanakan harus segera jalan. Lewat Android pihak terkait sudah bisa melihat
data stok untuk selanjutnya dapat ditransaksikan.
Keempat, kehadiran perusahaan harus dirasakan oleh masyarakat sekitar. Misi ini juga sudah
saya lekatkan di semua pimpinan unit. Mereka harus bisa bersosialisasi dengan lingkungannya,
terlebih lagi dalam membina hubungan dengan ulama, tokoh masyarakat dan warga sekitar.
Syukur-syukur kalau bisa menampung tenaga kerja lokal dalam setiap proyek yang sedang
dibangun, tanpa harus meninggalkan profesionalisme.
Kelima adalah menjalankan prinsip-prinsip GCG dalam mengelola perusahaan. Di RNI Group,
score GCG sudah menjadi KPI Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan.
Selain Presiden, ada juga bekal dari Bu Rini – Menteri BUMN. Prinsipnya adalah sinergi. Beliau
sangat menginginkan terbentuknya Indonesia Incorporated yang dalam lingkup tanggung jawab
beliau dipertajam menjadi BUMN Incorporated. Semua BUMN harus saling bersinergi, saling
memanfaatkan produk dan layanan satu sama lain sehingga tercipta nilai tambah yang
terkonsolidasi di seluruh BUMN. Dalam lingkup tugas saya menjadi RNI Incorporated. Salah
satunya adalah dengan konsep ISC yang terus menerus diperbaiki agar sinergi benar-benar
terjadi, jangan sampai sinergi ini menjadi joke : sini benar-benar rugi.…
Untuk lebih lengkapnya lagi juga ada bekal mengenai perspektif perekonomian Indonesia yang
disampaikan oleh Menteri Keuangan. Sudah jelas kalau yang bicara Menkeu tentang optimisme
kondisi keuangan, kita pasti mengamininya. Menurut beliau ada tiga bidang dimana pasar
menilai positif terhadap Indonesia. Pertama, di bidang fundamental ekonomi, kita termasuk
kategori sehat dengan pertumbuhan menjanjikan dan investasi semakin meningkat.
Kedua, di bidang SDA & SDM, kita juga memiliki keunggulan. Populasi kita terbesar ke-4 di
dunia dengan kategori growing middle income class. Kita juga negara demokrasi ke-3 terbesar
di dunia dengan stabilitas politik yang tinggi dan memiliki sumber daya alam melimpah.
Ketiga, bidang komitmen reformasi, kita dikenal melakukan secara konsisten reformasi
struktural, reformasi fiskal dengan didukung APBN yang lebih kredibel dan produktif.
Keempat, persepsi investor makin membaik sejalan dengan kebijakan yang mendukung Ease
of Doing Business, yang ditandai juga dengan diraihnya kategori Investment grade dari Moody’s

47
& Fitch, penerbitan surat utang pemerintah yang selalu diminati dan penilaian positif dari
institusi iternasional (IMF, ADB, dll).
Ibarat mau bertempur, kondisi makro tersebut bagaikan indikator medan pertempuran yang
sudah cukup bersih dari jebakan ranjau-ranjau. Ibarat main golf seperti kondisi course yang
tidak banyak bunker dan kolam. Menang atau tidaknya lebih tergantung kepada kita. Apakah
pukulan kita sudah benar-benar sesuai keinginan baik jarak maupun arahnya, tidak slice atau
terlalu nge-hook apalagi sampai grounded.
Lebih-lebih lagi, tahun ini ada isyarat dari BMKG bahwa perjalanan iklim bakal normal lagi.
Tidak ada lagi La Nina yang menghantui, yang membuat kita babak belur di tengah basah
kuyupnya hujan, yang membuat rendemen turun hampir 30%.
Oleh karena itu, walaupun pemegang saham sudah menyetujui target laba sebalum pajak
konsolidasi RNI tahun 2017 sebesar Rp.193 miliar, saya masih belum puas dan berusaha lebih
besar dari itu.
Saya kumpulkan lagi seluruh anak perusahaan. Saya stretching out goals mereka dengan
menyusun TOP (target operasional). Kembali lagi semua saya ajak duduk di Phapros. Kenapa
Semarang? Wisata kulinernya mak nyus bener…
Pak Jolly dan Pak Ferry tenaga baru di Rajawali II harus lari lebih kencang dengan fokus pada
pengendalian biaya. Pak Natsir, Pak Sigit dan Pak Fikri, ayo pertahankan terus prestasi laba
yang sudah dicapai bulan-bulan ini.
Para GH dan teman-teman di Hoding, ayo bantu Pak Gigih supaya lebih gigih lagi mengawal
RTE dengan bisnis barunya. Tapi jangan lupa benahi semua carut marut administrasi yang
masih terjadi di beberapa anak perusahaan. Di MRB, di GIEB, di Laskar dan dimanapun juga.
Prinsipnya, kita dorong yang besar dan kuat untuk berlari semakin kencang. Kita bantu dan kita
lindungi yang masih lemah dan kurang untuk bisa bangkit menyusul rekan-rekannya yang
sudah di depan.
Dengan berjuang bahu-membahu, bekerja sama, saling menolong, hand in hand, shoulder to
shoulder, Insya Allah tidak ada pekerjaan yang berat.
Sebagai makhluk yang lemah, jangan lupa, senantiasa memohon ridho Allah. Semoga diberi
kemudahan dan keselamatan. Amiin.
Selamat bekerja, menterjemahkan arahan dari Merdeka Selatan turun menjadi target
operasional di Sam Poo Khong menyongsong tahun 2017 dengan penuh optimisme dan
semangat yang tinggi.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 15 Februari 2017.

48
Didik Prasetyo

# 39 Social Gathering : Energizing power karyawan


Assalamualaikum wr.wb,
Beberapa minggu saya banyak berkeliling ke wilayah kerja para Anak Perusahaan, setelah dari
Jember awal bulan kemarin selain untuk memonitor beberapa kegiatan yang sudah
direncanakan juga menghadiri berbagai acara yang melibatkan seluruh karyawan anak
perusahaan dan atau keluarganya. Saya menyebutnya “social gathering” karena ragamnya ada
banyak sekali di lingkungan RNI Group. Ada yang diikuti karyawan saja, rame-rame karyawan
dengan keluarga atau bahkan ada juga yang melibatkan mitra kerja, semisal dengan petani.
Ada yang resmi, lengkap dengan parade pidato, setengah resmi dan ada yang santai langsung
nyanyi-nyanyi. Intinya kumpul-kumpul bersama yang merupakan blending antara kegiatan kerja
dengan bungkus suasana sosial atau bisa sebaliknya, acara sosial yang dimanfaatkan untuk
kepentingan pekerjaan. semua itu intinya dikerjakan secara serius tapi santai.
Bagi saya, SDM dan lingkungan di sekitarnya dapat disinergikan semaksimal mungkin untuk
mencapai sasaran perusahaan. Kenapa saya bilang begitu? Karena kalau tidak kita kenali,
kalau tidak kita kelola dengan baik, kalau tidak kita tangani dengan hati-hati, bisa menjadi
sumber malapetaka, tapi sebaliknya bisa menjadi sumber mega-power yang sangat besar kalau
kita benar dan tepat mengelolanya. Nah, saya tidak ingin yang pertama, SDM disingkat menjadi
= Sumber Dari Malapetaka, tetapi SDM = Sumber Dari Mega-power.
Mau tidak mau, suka tidak suka, keluarga adalah lingkungan terdekat yang paling berpengaruh
terhadap karyawan, sampai terbawa ke pekerjaan. Jangankan bekerja. Anda main tenis, main
bola, main badminton atau main apapun kalau pikiran bercabang ke rumah pasti susah untuk
menang. Teman pairing saya main golf selalu saya olok-olok kalau pukulannya kanan-kiri nggak
karuan : Pasti lagi ada masalah keluarga nih yee……..hehehe.
Teori Adam Smith, seorang ekonom jaman baheula menyatakan bahwa karyawan adalah faktor
produksi sudah nggak laku lagi di paradigma manajemen modern. Mereka adalah Human
Resources, Sumber Daya Manusia (SDM). Sekarang sudah meningkat lagi menjadi Human
Capital. Teori Human capital memandang manusia sebagai aset atau modal.
Saya mendukung penuh kegiatan social gathering ini dilakukan di seluruh RNI Group, terutama
family gathering yang melibatkan seluruh keluarga. Tentu saja harus dikemas dengan cerdas
agar event yang diadakan tidak hanya sekedar hura-hura, nyanyi-nyanyi atau bagi-bagi door
prize yang sering dicap miring oleh sebagian kalangan buang-buang duit. Disinilah momen bagi
karyawan untuk melakukan balancing antara rutinitas kerja dengan rekreasi sehat bersama

49
keluarga. Lebih dari itu, ini juga merupakan momen bagi karyawan untuk energizing lagi power-
nya yang sudah low-bat karena tekanan kerja yang terus menerus. Keluarga menjadi sumber
tenaga dan sumber energi positip bagi seluruh karyawan.
Pemikiran saya untuk mendukung kegiatan semacam ini, yang intinya merangkul karyawan
bersama istri dan keluarganya bak gayung bersambut, direspon dengan sangat cepat oleh ibu-
ibu di Holding yang dikomandani Ibu Dirut – istri saya sendiri. Berbagai macam paket hiburan
dan ketrampilan di-create untuk diadu dengan ibu-ibu di daerah. Saya lihat ada tim task force
ibu-ibu di Holding yang bergantian dibawa tour ke anak-anak perusahaan untuk menggairahkan
suasana dalam acara keakraban bersama sebagai keluarga besar RNI Group.
Alhasil, bapak-bapaknya harus ikhlas kalau jadi lebih sering makan Indomie rebus atau beli nasi
padang gara-gara nggak ada yang masak di rumah. Demi RNI…hehehe !
Ternyata kedatangan Ibu-ibu Direksi Pusat (tentu saja ini istilah salah kaprah karena tidak
semuanya istri Direktur) sangat memacu dan memicu semangat ibu-ibu di daerah untuk
menunjukkan karya terbaiknya, entah itu hiburan atau makanan atau kreatifitas yang lain. Saya
berharap agar di setiap unit memperluas cakupan kegiatan sosial ini. Tidak hanya Ibu Direktur,
Ibu GM, Ibu Staf tetapi ke semua lapisan dengan – sekali lagi – bentuk aktivitas yang dikemas
dengan cerdas dan tepat sesuai kebutuhan dan kemampuan. Pendek kata, keluarga di semua
lapisan karyawan harus dapat disentuh, harus dapat dirangkul agar keluarga juga merasakan
bahwa mereka adalah bagian dari perusahaan. Harapannya, mereka akan mendorong suami
atau isteri yang bekerja di kantor menjadi lebih produktif dan lebih kreatif. Hanya saya
memberikan persyaratan kalau ibu-ibu lagi bikin acara di kantor maupun kunjungan ke anak-
anak perusahaan, Pertama, tidak boleh membebani dan ngrepotin anak perusahaan, kedua
harus manut dan bersedia diatur panitia jangan bikin agenda sendiri, ketiga harus ada manfaat
yang didapat, keempat, harus selalu kompak ngga boleh merasa penting sendiri, dan yang
paling utama harus selalu “Happy” alias senang ngga boleh nambah beban bapak-bapaknya
dan terakhir tidak boleh ada paksaan alias sukarela.
Bulan yang lalu, ibu-ibu RNI holding yang tergabung dalam IIKK berkunjung ke PG Candi Baru,
disamping disambut nyanyi, tari, goyang Dangdut, musik Kolintang Ibu-ibu, dipamerkan pula
hasil-hasil kreatifitas ibu-ibu dalam membuat kerajinan seperti tas, bunga, tempat tissue dll.
Ternyata cukup banyak bakat entrepreneur diantara ibu-ibu ini. Kreatif ! Jadi, para bapak jangan
sampai kalah inovatif dan kreatif sama ibunya.
Acara gathering yang merupakan puncak dan unggulan group adalah RNI Award. Tentu saja
tidak mungkin bagi saya untuk mengumpulkan seluruh karyawan RNI Group dan keluarganya di
satu tempat. Disamping biayanya sangat besar mungkin perlu tempat berkapasitas stadion

50
untuk menampungnya. Hanya karyawan terpilih dari semua anak perusahaan saja yang saya
undang untuk hadir, yaitu mereka-mereka yang mendapatkan predikat terbaik di bidang
masing-masing.
Acara ini luar biasa karena yang datang bisa saja karyawan dari pelosok nun jauh disana, tetapi
dia merupakan karyawan terbaik di bidangnya. Tidak jarang si karyawan belum pernah naik
pesawat terbang. Atau terheran-heran kenapa di daerahnya banyak sungai tetapi tidak ada
jembatan, sementara di Jakarta walaupun tidak ada sungai tapi banyak jembatan ! Apalagi saat
ada yang cerita dengan terheran-heran saat nunggu di lift ngga berani masuk karena waktu ada
orang yang masuk ternyata pas pintu terbuka lagi yang keluar orangnya beda.
Di kantor PT RNI sendiri, juga dilakukan dua-duanya, family gathering maupun employee
gathering. Family gathering melibatkan seluruh keluarga sehingga lebih banyak berisi fun game
segala usia. Employee gathering diikuti karyawan dengan game yang lebih tematik, misalnya
bertemakan sosialisasi budaya perusahaan. Panitia ditantang untuk membuat game yang
menarik karena orang Jakarta sudah terlalu sering melihat tontonan yang atraktif di mall-mall
atau dunia fantasi.
Acara yang diadakan sebenarnya tidak harus selalu mahal. Biaya yang dikeluarkan bisa sangat
fleksibel tergantung keuangan perusahaan. Acara bisa di-adjust menyesuaikan anggaran.
Kalau keuangan tipis, cukup rekreasi ke lokasi wisata terdekat, tanpa nginap, makan nasi boks,
hiburan dari kita untuk kita saja. Tidak ada artis, tidak ada EO, MC juga bisa dirangkap oleh
Panitia. Sebaliknya, kalau perusahaan mampu bisa dibuat agak keren, misalnya menyeberang
pulau, pakai EO, artis, banyak door prize, menginap dan makan di hotel. Dalam hal ini saya
anggap semua Direksi Anak Perusahaan cukup wise untuk memilih kapan harus keren dan
kapan harus prihatin. Bisa juga dengan disiasati diadakan setiap 2 tahun sekali agar terkumpul
cukup dana untuk bisa berwisata agak jauh. Bahkan tidak jarang dengan sukarela karyawan
juga menabung agar bisa sharing pembiayaan kalau anggaran terbatas. Untuk kebersamaan,
apa yang tidak mungkin?
National gathering di Phapros dan Nusindo yang pasti adalah ajang untuk menyusun rencana
operasional yang sering disebut TOP (Target Operasional). Mulai dari level supervisor sampai
Kepala Cabang atau Manager semua berkumpul untuk menyusun target masing-masing yang
sasarannya harus lebih tinggi dari RKAP yang sudah disahkan. Acara ini juga ajang untuk
memberikan award kepada karyawan yang berprestasi mulai dari level terbawah. Di akhir
acara, diumumkan juga mutasi-mutasi para pejabat struktural internal.
Jadi ada yang menangis gembira tapi ada juga yang menangis sedih sepulang dari acara.
Salah satu acara family gathering yang cukup heboh yang saya hadiri adalah di PT PG Rajawali

51
I. Tahun yang lalu saya juga hadir di acara ini di Bali. Tahun ini diadakan di Hotel Singhasari
Batu, Malang. Tidak kurang dari 600 orang terlibat. Mereka adalah seluruh karyawan Staf dan
keluarganya, yaitu dari Kantor Direksi Surabaya, PG Krebet Baru dan PG Rejo Agung Baru.
Acara lebih banyak diisi dari kita untuk kita, sehingga sangat terasa sekali keakrabannya karena
mereka bukan cuma penonton tetapi juga terlibat sebagai pemain. Bahkan Pak Dirut, Pak GM,
Bu GM ikut turun menjadi artis pemain Ludruk (operete Jawa Timuran). Dan hebatnya, para
artis-artis lokal ini mampu mengajak para undangan untuk ikut turun bernyanyi, bergoyang dan
berjoget sampai ngos-ngosan.
Dari Kantor Direksi PT PG Rajawali 1 menyajikan Ludruk yang mengambil topik tentang SDM
yang lucu, penuh dengan sindiran dan mengundang tawa. PG Krebet Baru mengambil topik
serius menceritakan perjuangan PG menghadapi tantangan anomali yang luar biasa meskipun
berakhir dengan happy ending. Judulnya saja bombastis : Joyo Jayaning PG Krebet Baru.
Sementara PG Rejo Agung yang berkultur Mataraman mengambil tema klasik berlatar belakang
mitos pertanian Jawa yaitu Dewi Sri. Dewi yang merupakan lambang kesuburan di Jawa ini
diculik oleh raksasa, namun pada akhirnya Sang Dewi dapat direbut kembali oleh satria sakti
yang diperagakan oleh Bu GM Nina Trisnawati. Luar biasa hebohnya !
Acara yang dress code-nya bertemakan cowboy itu berakhir tepat tengah malam. Sebagai
simbol apresiasi saya kepada PT Rajawali I di bawah kepemimpinan Pak Gede, saya
memberikan topi koboi saya yang saya peroleh saat saya kunjungan ke salah satu ranch
peternakan sapi terbesar di Australia kepada Pak Gede.
Semoga tahun depan kita akan lebih jaya lagi, sehingga nanti dapat hadir dengan Ludruk
berjudul Joyo Jayaning PT RNI.
Marilah kita tutup panggung hiburan kita untuk kembali bekerja demi kejayaan kita bersama.
Semoga Allah SWT membimbing dan meridhoi upaya kita.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 7 Februari 2017.

Didik Prasetyo
# 38 Sekilas 2016 : Yang Kinclong Dan Yang Redup bagian kedua
Assalamualaikum wr.wb,
Selamat pagi teman-teman semua, pagi ini sambil menikmati penerbangan Garuda dari Jakarta
ke Surabaya menemani pak Deputi menemui Gubernur Jatim sebelum lanjut ke Mandalika
Lombok, saya ingin melanjutkan cerita saya CN 38 yang baru saja saya posting.

52
Di bagian pertama saya sudah bercerita tentang jatuh bangunnya PT PG Rajawali 1 dan PT PG
Candi Baru menjaga kinerja perusahaan supaya tetep biru real biru tanpa rekayasa, PT
Phapros dengan para Phaprosersnya dan PT Rajawali Nusindo yang lagi menggebu-gebu dan
tancap gas menggapai pertumbuhan yang tidak lagi linear namun harus melompat katak.
Biasanya kecepatan pertumbuhan hanya sedikit diatas rata-rata industri, namun sekarang saya
minta digenjot 3 – 5 kali lipatnya. Alhamdulillah 2016 kemarin sudah dibuktikan.
Selanjutnya saya ingin bercerita anak perusahaan perkebunan RNI yang juga penuh talenta
seperti PT Mitra Kerinci yang dipimpin tenaga muda, yaitu Sdr.Yosdian Adi Pramono (MT
Angkatan VII Agro tahun 2006) bersama para Likiers, disamping mencapai prestasi yang
mengesankan dengan keberhasilannya menghilangkan raport merah, saya lihat juga terus
berkembang dengan dinamika yang tinggi di segala lini manajemen. Tahun 2016 ini laba PT
Mitra Kerinci mencapai lebih dari Rp 2 milyar, naik dari tahun 2015 yang masih menderita
kerugian lebih dari Rp 6 milyar. Kecil sih, tapi bagi Likiers ini merupakan pencapaian yang luar
biasa. Dengan areal kebun teh seluas 1.481 ha dan areal efektifnya seluas 1.050 ha,
produktivitas teh kering 3,6 ton/ha merupakan produktivitas tertinggi secara nasional yang rata-
rata masih di bawah 2 ton/ha. Kalau saya perhatikan, PT Mitra Kerinci sekarang menjadi anak
perusahaan yang memiliki aspek bisnis terlengkap yang semuanya memiliki tantangan masing-
masing. Kualitas teh yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan terus karena selain smokey
akibat menggunakan kayu bakar sebagai pemanasnya juga masuh tingginya unsur antraquinon
sehingga ditolak di pasar Amerika. Saya sudah minta mereka menggantinya dengan gas oleh
karenanya beberapa waktu yang lalu saya sudah pertemukan mereka dengan teman-teman
dari PT Gagas Energi (anak perusahaan PGN). Di aspek pemasaran juga menghadapi
dinamika yang menantang karena PT Mitra Kerinci disamping menjual teh sebagai komoditas
juga sudah mulai berani memasuki pasar retail dengan memasang brand Liki Tea. Saya
berharap mudah-mudahan dengan keberanian untuk berpromosi di berbagai pameran dalam
dan luar negeri, Sdr.Yosdian bisa segera memetik hasilnya dari pilar teh retailnya ini. Selain itu
kacang Macadamia yang banyak tumbuh di Kebun Mitra Kerinci saya minta ditangani lebih
serius agar bisa dibudidayakan secara komersial bukan hanya sebagai oleh-oleh tamu yang
berkunjung ke Liki. Lebih hebat lagi, PT Mitra Kerinci juga sudah melakukan aksi korporasi
dengan membentuk anak perusahaan bekerjasama dengan anak perusahaan BUMN PT
Brantas Abipraya dengan bisnis membangun pembangkit listrik mini hidro berkekuatan 15,6
MW. Dengan potensi yang sangat lengkap tersebut saya tantang Sdr. Yosdian untuk bisa
menghasilkan laba rata-rata diatas Rp 30 milyar pertahun, agar akumulasi rugi yang diderita PT
Mitra Kerinci yang sampai saat ini mencapai Rp 139 mikyar lebih bisa ditutup dalam waktu 5 – 7

53
tahun saja. Kalau rata-rata labanya hanya sebesar Rp 2 milyar pertahun, lebih dari 60 tahun
kemudian ekuitas PT Mitra Kerinci baru positip. Saya tidak bisa menunggu selama itu …. ayoo
Likiers kerahkan semua kreativitas untuk menyambut tantangan ini…
Cerita yang mengharubiru juga terjadi di anak perusahaan RNI yang lain yaitu PT Mitra Ogan,
sejak nahkodanya saya ganti dengan Pak Natsir alumni PTPN 7 bulan September 2016 lalu,
didukung pak Sigit dari PTPN 3 dan pak Fikri jebolan Head Keuangan PT RNI, PT Mitra Ogan
seolah-olah bangun dari mimpi dan berlari kencang mengejar Saudara-saudara tirinya yakni
PTPN sawit. TBS yang tadinya hanya masuk 150 – 200 ton/hari meloncat menjadi 700 – 800
ton lebih per hari. Mereka bahkan akan mengejar di 1.000. – 1.500 ton/hari di tahun 2017 ini. 2
unit PKS yang tadinya hanya beroperasi satu unit dengan kapasitas separohnya, November
2016 lalu sudah beroperasi full semuanya, gaji karyawan yang tadinya hanya dibayar 65% dan
sempat kami didemo dan dilaporkan kepada pemegang saham Kementerian BUMN, Desember
2016 yang lalu sudah dibayar full 100%. Meskipun masih menderita kerugian sebesar Rp 85
milyar ditahun 2016 ini, namun ruginya sudah lebih kecil dibandingkan prediksi saya waktu itu
yang saya perkirakan mencapai Rp 130 milyar lebih. Yang paling spektakuler adalah bulan
Desember 2016, perusahaan membukukan laba Rp 10 milyar lebih. 20 jempol saya berikan
kepada pak Natsir dan para Oganers….he he he. Semangat kerja Oganers sudah mulai
nampak, iklim kompetisi yang baik sudah terbit, perbaikan di sana sini sudah mulai muncul
hasilnya, jalan sudah gagah dan tidak tertunduk malu kalau ketemu tetangga. Alhamdulillah,
syukur saya yang ke tiga….ayoo Oganers jaga semangat tunjukkan bawa anda semua bisa
membawa Mitra Ogan meraih kejayaannya kembali. You all can get the greatest and the
glory…
Berlanjut ke PT Rajawali Tanjungsari yang saat saya masuk RNI tahun 2015 di vonis mati oleh
manajemen yang lama. Saat ini sedang mencoba menambah portofolio bisnisnya tidak hanya
sebatas penyamakan kulit namun juga akan memproduksi karung plastik. Secara bertahap
kinerjanya juga sudah mulai membaik meskipun belum berhasil membuang dalam kurungnya,
tetapi penurunan kerugiannya sudah sangat signifikan. Awal tahun 2017 lalu saya memutuskan
untuk mengestafetkan pimpinan Tanjungsari ke Sdr.Gigih Mulyonoto – Kepala Cabang
Mataram PT Rajawali Nusindo seorang tenaga muda juga ex MT Angkatan II Non-Agro tahun
2005. Sementara Sdr. Ferry Priyadi Yustono yang saya anggap cukup berhasil mengangkat
kinerja PT Rajawali Tanjungsari, saya terjunkan untuk membenahi PT Rajawali II di bidang
keuangan mendampingi Pak Audry Jolly Lapian, Direktur Produksi PT Rajawali I yang saya
percaya menjadi Direktur Utama PT Rajawali II.

54
Memang tidak semuanya bisa kinclong tahun ini. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk
memoles lagi kinerja anak perusahaan yang warnanya masih redup atau tadinya kinclong
sekarang meredup seperti PT Rajawali Citramass, PT PG Rajawali II, PT Mitra Rajawali
Banjaran dan PT Laskar. Banyak hal yang mesti saya pelototin dan saya cerewetin mungkin
supaya mereka-mereka mulai seirama atau bisa mengikuti kecepatan laju kendaraan RNI yang
sedang saya kemudikan. Kalau tidak bisa mengikuti ya mohon maaf silakan tinggal ditempat,
saya akan mencari orang yang mau mengikuti kecepatan kendaraan tersebut.
Saya menemukan bahwa kunci keberhasilan utama dalam mengangkat kinerja yang sedang
menurun adalah kebersamaan antara pimpinan dan karyawan. Pimpinan yang berempati
dengan keprihatinan seluruh karyawan akan mendapat dukungan respon yang positif dari para
karyawan. Apalagi jika pimpinan itu juga piawai dalam mengajak dan memotivasi karyawannya.
Kelebihan di jaman teknologi informasi berupa komunikasi dengan menggunakan berbagai
media seperti WA, FB, Path, IG, dsb dapat menjadi sarana yang ampuh dalam berkomunikasi
untuk mengajak dan membangkitkan semangat rekan sekerja dan anak buah.
Mari kita tutup lembaran 2016 ini dengan mensyukuri semua yang sudah kita dapat dan
menggunakan pengalaman di 2016 ini, baik ataupun jelek sebagai bekal menatap ke depan
menghadapi tanttangan di 2017.
Berjuang dengan berbuat sebaik-baiknya dengan senantiasa memohon ridho Allah.
Selamat bekerja.
Wassalamualaikum wr.wb.
Surabaya, 26 Januari 2017.
Didik Prasetyo
# 38 Sekilas 2016 : Yang Kinclong Dan Yang Redup bagian pertama.
Assalamualaikum wr.wb,
Tahun 2016 masih belum lama kita tinggalkan dan mumpung masih anget-angetnya sekaligus
menyiapkan RKAP 2017, baik untuk Holding maupun dengan seluruh anak perusahaan, maka
saya perlu bercerita kejadian tahun 2016, sebelum saya mulai melangkah di awal tahun 2017
ini.
Beberapa kejadian tahun 2016 seperti tantangan yang dihadapi, faktor-faktor ekternal dan
internal serta kebijakan-kebijakan tahun 2016 yang sudah diambil maupun dihadapi sangat
berat dan ibarat naik roller coaster, seringkali membuat jantung berdegup sangat kencang dan
senewen menunggu hasilnya, terutama di sektor agro, wa bil khusus lagi di bidang industri gula
karena banyaknya kebijakan baru di sektor pergulaan ini disamping Fenomena La Nina.
Menurut data series yang dikumpulkan rekan-rekan PG fenomena ini terjadi setiap 3 tahun atau

55
dikenal dengan nama siklus 3 tahunan, 2016-2013-2010. Tanpa bermaksud mencari kambing
hitam, kalau sudah menghadapi situasi berbasah-basah sepanjang tahun seperti ini, semua unit
menderita. Tebangan tebu berantakan karena harus sering berpindah mencari petak kebun
yang kering, akibatnya keprasan tebu juga amburadul, komposisi umur tebu menjadi tidak
karuan. Kondisi di dalam kebun rusak karena dipakai off-road truk pengangkut tebu yang harus
terseok-seok ditarik traktor. Kalau angkutan truk sudah nggak bisa masuk kebun, apaboleh
buat, off roader yang sebenarnya harus diturunkan, yaitu motor trail tapi dipakai untuk
menggendong tebu di belakang dan di atas tangki bensin di depan. Apalagi kalau kebun tebu
sudah berubah menjadi danau, mau tidak mau tebu giling harus diikutkan flying fox seperti
anak-anak saya kalau lagi out bound pengennya hanya ikut flying fox. Menyenangkan kalau
untuk kita, tapi kecut kalau untuk tebu. Kebun sudah seperti kubangan kerbau yang sedang
mabuk. Jangan tanya berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk menebang dan mengangkut
tebu pada kondisi seperti ini.
Penderitaan di bagian prosessing juga tidak kalah berat karena nira yang diolah sudah
seperti lumpur sehingga sering merusak peralatan yang ada. Yang terberat adalah
turunnya rendemen atau kandungan gula yang dapat mencapai 20-30% dari kondisi
iklim normal. Biaya semua naik tetapi pendapatan malah turun. Apalagi kualitasnya..
mumet!!.
Syukur alhamdulilah meskipun harus menghadapi kondisi yang sangat berat PT PG
Rajawali I yang merupakan tulang punggung RNI pada tahun ini masih membukukan
laba sebelum pajak yang sangat signifikan meskipun masih unaudit, bahkan hasil saya
menguping kiri kanan memastikan RW I masih tetap memegang rekor sebagai
perusahaan gula dengan laba tertinggi di Jawa, yaitu di atas Rp 171 milyar lebih.
Memang turun dibanding tahun lalu yang mencapai diatasRp 220 Milyar karena jumlah
gulanya turun drastis. Salut dan apresiasi yang tinggi untuk Pak Gede – Dirut PT PG
Rajawali I dengan seluruh jajarannya karena telah berupaya maksimal melakukan
pengendalian biaya dan pemenuhan tebu giling sedemikian rupa sehingga masih
mampu mempertahankan laba sebelum pajak tidak sampai anjlok meskipun gula milik
PGnya harus dijual seluruhnya ke BULOG dengan harga yang sudah dipatok.
Seandainya harganya tidak dipatok…..laba PT PG Rajawali I pasti makin menjulang.
PT PG Candi Baru Sidoarjo salah satu anak perusahaan gula PT RNI dengan kapasitas yang
hanya 2.500 TCD (ton cane per day) pun masih bisa menjaga labanya, tahun 2016 ini PT PG

56
Candi Baru membukukan laba sebelum pajak Rp 3 milyar lebih. Alhamdulillah meskipun
katanya tidak punya areal sendiri namun masih bisa laba, bandingkan dengan PG di
sekitarnya…????
Namun sayang torehan prestasi gemilang dari PT PG Rajawali I dan PT PG Candi Baru ini tidak
diikuti oleh Perusahaan Gula saudaranya yakni PT PG Rajawali 2 Cirebon yang masih
menderita kerugian mencapai Rp 64 milyar lebih. Banyak hal yang mesti saya benahi di
Cirebon ini.
Syukur yang kedua adalah karena penurunan di agro justru ditutup oleh melesatnya kinerja
non-agro yang luar biasa. PT Phapros yang biasanya meraup laba 2 digit, tahun ini untuk
pertama kalinya mampu melesatkan labanya menjadi 3 digit. Selamat untuk Bu Emmy Barokah
dan para Phaprosers.
Secara nasional, industri farmasi hanya tumbuh 3,9%, tetapi Phapros mampu mencapai
pertumbuhan sampai 17%. Jauh diatas rata-rata industrinya. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada
pendapatan toll-in manufacturing atau maklon yang mencapai 93%, diikuti oleh penjualan obat
jual bebas (OTC) sebesar 24%. Sedangkan dari sisi portofolio pendapatan maka kontribusi
penjualan obat generik masih yang tertinggi yaitu sebesar 49%, diikuti obat ethical sebesar
26%, obat OTC sebesar 16% dan pendapatan dari Toll In dan lain-lain sebesar 9%.
Pencapaian kinerja 2016 yang menawan ini juga tidak lepas dari strategi jitu yang dilakukan
oleh Phapros. Saya ngga berani membuka strategi yang diterapkan bu Emmy Barokah karena
itu rahasia dapurnya. Bravo bu Emmy, apresiasi yang tinggi untuk para Phaprosers ya..
Pencapaian kinerja tahun 2016 baik dari sisi keuangan dan non keuangan yang kinclong, saya
pesankan agar para Phaprosers tidak berpuas diri. Medan kompetisi tahun 2017 lebih
menantang, kita semua harus bekerja lebih keras, lebih cerdas dan lebih ikhlas.
PT Rajawali Nusindo, meskipun masih terus bersih-bersih dari lemak peninggalan era
sebelumnya, laba sebelum pajak tahun ini mencapai 2,5 kali lipat dari tahun lalu. Peningkatan
yang luar biasa terjadi pada pilar bisnis marketing yang tumbuh hampir 70% terhadap tahun
sebelumnya. Saking optimisnya baru saja mereka mengadakan pertemuan nasional di Bandung
dengan tag line 1 Trillion…penjualannya harus mencapai Rp 1 triliun tahun ini TOP
MARKOTOP…Di sisi lain, Nusindo juga banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan bisnis rintisan
di wilayah perbatasan yang merupakan penugasan dari negara seperti di Pulau Natuna dan
Tahuna wilayah Kepulauan Sangihe-Talaud yang berbatasan dengan Philipina. Di kedua
daerah tersebut Nusindo bertugas untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam jumlah yang cukup
dan menjaga stock di sana agar harganya tidak jauh berbeda dengan harga di Pulau Jawa.
Kegiatan ini dikerjakan secara keroyokan bersama BUMN lain yaitu PELNI dan MTI (anak

57
perusahaan Pelindo II) dengan program Tol Laut Nusantara sebagai wujud nyata sinergi
BUMN, Hadir Untuk Negeri.
Dalam hal per-sembako-an di Jawa, Nusindo bahkan sudah jadi langganan tetap berbagai
lembaga dan instansi yang mengadakan bazaar sembako murah, baik perusahaan BUMN,
Kementerian, bahkan sampai istana. Disamping sudah teruji biayanya murah, Nusindo juga
punya ilmu gerak cepat mampu menyiapkan ratusan ribu paket dalam waktu 2 x 24 jam.
Semua adalah hasil kerja keras tim Nusindo di bawah komando Pak Yono. Mudah-mudahan
tahun depan (2017) akan lebih joss lagi.
Anak perusahaan lain yang sudah memperlihatkan hasil transformasi dan turn around nya
adalah Mitra Kerinci, Mitra Ogan dan Tanjungsari ingin saya ceritakan di bagian ke dua dari
CEO Notes 38 ini.Jadi teman-teman semua saya akhiri dulu ya cerita saya, sudah malam, saya
mesti tidur karena besok harus ikut Executive Leadership Program pagi-pagi.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 24 Januari 2017.
Didik Prasetyo

# 37 Nusindo Cabang Jember Kantor Baru Berharap Penuh dengan Berkah


Assalamualaikum wr.wb,
Minggu-minggu lalu ketika saya luncurkan CEO Notes #37 ini adalah minggu yang sangat
padat. Jadwal rapat, traveling danappointment bisnis dengan mitra atau calon mitra harus diatur
dengan sebaik-baiknya agar tidak bentrok. Meeting-meeting Lunch, Breakfast, Dinner, semua
termanfaatkan for the sake of the company, katanya…hehehe.
Undangan-undangan penting yang serba last minute tetapi dari instansi atau lembaga yang
berwibawa tetap harus di nomorsatukan. Acara internal boleh dibatalkan meskipun membuat
tuan rumah acara menjadi kalangkabut. Apaboleh buat. Alhasil, jadwal RUPS Anak-anak
perusahaan yang harus kejar tayang di bulan Januari ini terpaksa selalu di-ubah-ubah untuk
penyesuaian. Saya juga harus melewatkan Acara National Meeting Phapros yang sebenarnya
sangat ingin saya hadiri. Saya ingin ikut merasakan bagaimana top manajemen Phapros
menggelorakan semangat seluruh Phaprosers mengejar target penjualan tahun ini yang
dicanangkan harus mencapai IDR One Trillion !
Sepadat apapun jadwal saya, sejak awal saya sudah committedbahwa pada tanggal 19 Januari
2017 saya akan ke Jember. Tanggal itu merupakan hari yang bersejarah bagi Nusindo karena
pada tanggal itu Nusindo meresmikan kantor baru Cabang Jember. Saya sempat berpikir, ke
Jember naik apa ya yang bisa cepat? Semula tidak terbayang ada penerbangan reguler

58
Surabaya-Jember. Garuda lagi. Jadilah saya dan rombongan yang cukup besar bersama 3
Direksi Holding dan Komisaris serta Direksi Nusindo terbang dengan ATR Garuda dan
mendarat di Bandara Noto Hadinegoro (bagi yang belum tahu, itu nama Bandara di Jember)
setelah menempuh penerbangan singkat, 30 menit.
Sehari sebelum saya berangkat ke Jember, saya dikagetkan dengan telpon dari seorang tokoh
pergulaan nasional yang berdomisili di Jember, yaitu Pak Haji Arum Sabil. Rupanya ada yang
membisiki beliau bahwa RNI akan ada acara di Jember.
Di komunitas pergulaan nasional, Jember identik dengan Pak Arum Sabil, yang persisnya
tinggal di desa Tanggul.
Mohon ijin Pak Arum, saya share ke publik mengenai kegiatan Bapak yang saya ketahui.
Beliau adalah pejuang petani tebu. Secara formal, beliau adalah Ketua Dewan Pembina APTRI
(Asosisasi Petani Tebu Rakyat Indonesia) yaitu organisasi yang menjadi wadah petani tebu di
tingkat Nasional. Namun demikian, pengaruhnya sebagai informal leader jauh lebih besar
melampaui posisi formalnya. Kiprahnya dalam membela kepentingan petani tebu dan
memperjuangkan keberadaan pabrik gula yang berbasis tanaman tebu sangat menggebu-gebu.
Suaranya yang vokal dan berani membuat Pak Arum sering diundang dalam berbagai
pertemuan, talk show atau seminar sebagai nara sumber atau pembicara. Tidak heran suara
beliau sangat di dengar oleh para pemegang kebijakan di bidang pergulaan. Sudah tak
terhitung berapa Menteri atau pejabat yang singgah di rumah beliau di Tanggul yang dikenal
dengan Padepokan Arum Sabil.
Jadilah kemudian saya undang beliau untuk hadir di acara pembukaan tersebut. Dengan
ketokohannya, saya yakin beliau dapat membantu Rajawali Nusindo berkiprah makin luas di
Jember dan sekitarnya.
Kiprah Nusindo di Jember sebenarnya sudah cukup lama, yaitu ketika tahun 1998 beroperasi
sebagai Depo Philips. Baru pada 1 Januari 2003 berubah menjadi Cabang penuh tetapi sarana
kantornya masih sewa. Sejalan dengan makin mantapnya perkembangan bisnis, tahun 2013
mulai membeli lahan kosong 1500 m2. Akhirnya di tahun 2016 mulailah dibangun kantor dan
gudang, persisnya tanggal 29 Agustus. Dalam waktu 125 hari, tepatnya 27 Desember 2016
semuanya selesai. Jadi peresmian tanggal 19 Januari 2017 ini termasuk benar-benar gress.
Semua serba baru, termasuk furniture dan lemari-lemarinya.
Dengan kantor yang megah ini Jember harus siap melayani seluruh area yang terdiri dari Kab.
Jember, Probolinggo, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso dan Lumajang. Bukan hanya itu
saja, Jember juga harus menambah isi pundi-pundinya dengan produk baru selain Phapros,
Minyak Goreng Focus dan Mustika Ratu yang selama ini mendominasi omzet cabang. Saya

59
yakin bahwa hal ini sangat mungkin untuk diakukan mengingat di 6 Kabupaten yang menjadi
coverage Cabang Jember adalah sentra pertanian dan perkebunan yang sangat potensial di
Jawa Timur.
Disana ada banyak pabrik gula dan kebun-kebun milik PTPN yang tentunya membutuhkan
sarana produksi bagi kebun tebunya. Apalagi beberapa PG-nya memiliki areal HGU seperti
Semboro, Jatiroto dan yang paling gres adalah Glenmore. Mereka sudah pasti memerlukan
pupuk, herbisida dan berbagai obat-obatan lainnya. Belum lagi kebutuhan untuk pemeliharaan
pabrik dan pengolahan dalam giling. Cabang Jember bisa meniru saudaranya yang sudah lebih
dulu berkiprah di bidang kebutuhan pabrik gula seperti plat besi, pipa, rantai dan berbagai
kemikalia (chemicals).
Kepada para tamu undangan yang hadir saya sampaikan bahwa PT Rajawali Nusindo yang
merupakan induknya Cabang Jember ini bersama PT Phapros tahun ini prestasinya melesat
luar biasa. Laba Nusindo bertumbuh 2,5 kali lipat dibanding tahun yang lalu, sedangkan PT
Phapros untuk pertama kalinya memecahkan rekor mampu meraih laba 3 digit. Sementara itu,
di industri gula walaupun terkena dampak anomali, PT Rajawali I yang beroperasi di Jawa
Timur masih mampu menghasilkan laba Rp. 170 milyar, yang menurut informasi dari sumber
yang sangat bisa dipercaya adalah merupakan perusahaan gula BUMN di Jawa dengan laba
yang tertinggi. Alhamdulilah.
Ketika Pak Arum Sabil saya minta untuk menyampaikan sambutan, beliau langsung
memperkenalkan yang hadir dari kedua belah pihak. Saya kira ini sangat penting untuk
diketahui oleh semua masyarakat bahwa RNI adalah BUMN, bahwa Nusindo adalah anak
perusahaan RNI yang berarti juga milik negara. Kalau tidak dijelaskan jangan-jangan kantor
Cabang Nusindo Jember yang ada di tengah pemukiman dan bertetangga cukup dekat dengan
Pondok Pesantren karena warna catnya serba hijau dikira Kantor Cabang salah satu Partai
Politik…hehehe.
Melalui perkenalan itu saya jadi tahu bahwa yang duduk satu meja dengan saya, yaitu Kiai Haji
Muhidin Abdul Somad adalah salah satu ulama terpandang di wilayah Jember. Sehari-hari Pak
Kiai adalah Rois Syuriah DPC NU wilayah Jember. Kiai Muhidin ini adalah tempat “jujugan”
para tokoh-tokoh pimpinan yang sedang pusing, bahkan almarhum Gus Dur konon kabarnya
kalau sedang pusing juga mencari Kiai Muhidin di Jember. Segera saya pesankan melalui Dirut
Nusindo, Pak Sutiyono agar Cabang Jember membina hubungan sebaik-baiknya dengan
kalangan pondok pesantren kalau ingin segera bisa “diakui” sebagai keluarga Jember. Dalam
perbincangan dengan pak Kyai disampaikan pula bahwa pembangunan Kantor Baru tersebut
menggunakan kontraktor lokal ditambah sebagian besar pegawai Nusindo Cabang Jember juga

60
berasal dari Desa Antirogo tempat Kantor Cabang Jember berdomisili apalagi didoakan pula
oleh Kyai Haji Muhidin. Saya menjadi sangat yakin bahwa pembukaan Kantor Baru ini akan
penuh dengan berkah dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya….
Saya juga diperkenalkan dengan Gus Misbach, seorang tokoh masyarakat yang memiliki
jaringan sangat luas di Jember. Dari beliau saya tahu bahwa Pemerintah punya program untuk
membuka 1000 outlet Warung Desa yang akan ditempatkan di tiap RW di seluruh Kabupaten.
Warung ini akan menyediakan berbagai macam kebutuhan pokok untuk para warganya
langsung di lokasi terdekat mereka. Tentu saja ini merupakan peluang bisnis yang menggiurkan
bagi Nusindo Jember disamping sekaligus memberdayakan perekonomian desa di sekitarnya.
Cabang ini akan menjadi cabang consumer goods yang kuat karena selain pemasok juga
bertindak sebagai off taker produk-produk masyarakat sekitarnya.
Kantor dan gudang yang besar ini memang butuh banyak tambahan muatan kalau usahanya
ingin meningkat. Jember harusnya menjadi Cabang Madya, sama seperti Madiun. Minimal
Cabang Perdana seperti Purwokerto.
Bisnis dari gula juga terbuka lebar. Penjualan gula yang selama ini sudah dijalankan oleh GIEB,
Cabang Surabaya II bekerja sama dengan PT Candi Baru dan PT Rajawali I tentunya bisa
dilakukan juga oleh Nusindo Cabang Jember, karena disekitar Wilayah kerjanya banyak Pabrik-
pabrik Gula milik PTPN XI dan PTPN XII..
Di Jember juga ada perkebunan edamame 1300 ha yang merupakan diversifikasi PTPN X.
Pengelolanya adalah PT Mitra Tani 27 yang berstatus anak perusahaan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa edamame adalah kedelai berkualitas tinggi yang sering kita temui di rumah
makan Jepang. Perlu dicari bidang yang bisa disinergikan dengan perusahaan ini untuk
menambah muatan bagi Cabang Jember.
Acara hari itu ditutup dengan menanam pohon di Farm & City Forest milik Pak Arum Sabil.
Beliau selalu mengajak para tamu pentingnya unuk menanam pohon. Termasuk saya dan para
Direksi RNI yang ikut dalam rombongan saya juga diajak menanam pohon walaupun di tengah
guyuran hujan. Demikianlah, walaupun perjalanan kembali dari Jember ke Surabaya
sebenarnya sangat panjang, yaitu 6 jam dengan menggunakan bus, tapi bagi saya terasa
singkat dan menyenangkan. Banyak hal yang didiskusikan, banyak peluang bisnis yang bisa
dikembangkan. Kepala Cabang Jember saat ini, Bli Kadek Dwi Aryana akan sangat sibuk di
hari-hari mendatang ini. Saya juga bertekad bahwa suatu ketika nanti, meniru lagunya Koes
Plus : “Ke Jember aku kan kembali, walau apapun yang kan terjadi…”
Ayo Nusindo, semangat..semangat…isi muatan sebanyak-banyaknya kanvas dan gudang kita
di Jember.

61
Semoga Allah SWT membimbing dan meridhoi upaya kita.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 23 Januari 2017.
Didik Prasetyo

# 36 LBJ : Pesona di Habitat Komodo


Assalamualaikum wr.wb,
Tak terasa CEO Notes saya ini ternyata sudah yang ke 35, saya tulis dan share kepada temen2
saya di FB baik karyawan RNI Group maupun bukan, hampir semuanya adalah sharing
mengenai kondisi perusahaan dengan segala dinamika, suka dan dukanya. CEO Notes saya
nomor 1 – 20 telah dibukukan dan ini menambah semangat saya untuk menulis lagi supaya
bisa dibukukan lagi supaya bisa saya share kepada teman-teman saya yang tidak maniak
medaos seperti saya. Saya sering membaca komentar dan tanggapan dari kawan-kawan yang
membaca CEO Notes ini terutama yang saya posting di FB. Supaya tidak selalu hadir dengan
materi yang “berat”, kali ini saya akan berbagi cerita tentang liburan saya bersama-sama
keluarga. Cerita yang mungkin sangat bernuansa personal dan sudah pernah saya share foto-
fotonya saat update status FB saya.
Sudah lebih dari 1,5 tahun saya ditugaskan bu Menteri BUMN di PT RNI, dan selama 1,5 tahun
itu baru kemarin saya mendapat kesempatan untuk berlibur bersama keluarga, ssssssttt itupun
setelah istri dan anak-anak nangis bombay karena sudah hampir 3 tahun liburan bersama yang
biasanya menjadi agenda tahunan tertunda karena kesibukan saya. Maaf ya mii dan anak2ku
baru bisa berlibur kemarin.
Beruntung bahwa selama itu ada saja kegiatan dari KBUMN yang membuat saya harus
berkeliling kesana kemari di seantero Nusantara sehingga sedikit banyak saya punya referensi
tempat yang menarik untuk berlibur. Kebetulan Ibu Menteri mempunyai komitmen yang sangat
tinggi untuk memajukan pariwisata di Indonesia. Hampir semua event penting terkait dengan
HUT BUMN selalu dilaksanakan di lokasi tujuan wisata dengan maksud selain untuk
mengakrabkan para Direksi BUMN juga untuk ikut mempromosikan daerah tersebut. Disamping
itu juga dilakukan program-program di seluruh pelosok negeri dengan tujuan menggerakkan
kehidupan perekonomian setempat. Sebut saja misalnya kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri
yang juga pernah saya share dalam CEO Notes yang lalu.
Alhasil saya jadi bisa mengenal Mamuju, Danau Toba, Manado dengan Bunakennya yang
tersohor itu dan yang terakhir adalah Labuan Bajo (LBJ) ketika di bulan Oktober ada perayaan
Ulang Tahun Bank Mandiri, PLN dan RNI sendiri. Saya sangat terkesan dengan view di

62
perairan Flores tersebut, disamping tentu saja pulau yang sangat terkenal karena dihuni oleh
satwa yang tergolong binatang purba seangkatan dengan Dinosaurus, yaitu Komodo. Ternyata
cukup banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi di lokasi tersebut. Dengan pengaturan yang
rapi dan sarana transportasi yang bagus jadilah waktu itu acara kerja di Labuan Bajo menjadi
wisata kerja yang menyenangkan. Itulah sebabnya saya sempatkan untuk mengambil cuti dan
ajak seluruh keluarga untuk pergi kesana di awal tahun sekaligus memanfaatkan liburan anak
sekolah.
Labuan Bajo adalah kota terbesar terdekat yang menjadi base point untuk lokasi wisata sekitar.
Sekarang sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Labuan Bajo yang dilayani Garuda
dengan pesawat jet kecil berpenumpang sekitar 120 orang. Perjalanan di tempuh dalam waktu
2 jam.
Walaupun kotanya kecil tetapi bandaranya sangat bagus. Bangunannya baru dan dibentuk
seperti miniaturnya Terminal 3 Ultimate Soekarno Hatta. Turun dari pesawat, para penumpang
yang pada umumnya wisatawan langsung banyak yang foto. Maklum saja, nama Komodo tentu
sangat spesial dan dapat menjadi kebanggaan kalau dipamerkan ke sanak saudara dan
kenalan. Hotel dan restauran cukup banyak di Labuan Bajo. Infonya dapat kita peroleh lewat
internet untuk memilih mana yang pas dengan selera maupun ukuran kantong kita. Pada
umumnya hotel dan restoran berlokasi di bibir pantai, terutama di teluk-teluk yang dikelilingi
pulau kecil sehingga view-nya sangat bagus.
Dalam perjalanan ke hotel tempat saya dan keluarga menginap yakni Hotel Sylvia kami
melewati bukit yang dikenal dengan nama Bukit Cinta. Dari ketinggian di bukit itu kita bisa
melihat view pulau-pulau yang ada di sekitar yang ternyata sangat indah. Di Labuan Bajo kita
juga bisa menikmati Sunset atau Sunrise, tetapi sayang sore hari itu udara tidak terlalu
bersahabat karena tertutup awan mendung sehingga matahari tidak terlihat.
Sarana hotel dan restoran sebenarnya sangat memadai. Hotel mempunyai fasilitas airport
transfer, swimming pool, sun bathing, dan lain-lain layaknya hotel berbintang. Lokasi dan
sarana Restoran juga bagus. Ada yang di ujung dermaga, ada yang di bukit di atas pantai,
dengan pilihan menu yang sangat beragam. Banyak pemilik restoran ini adalah orang-orang
asing dari Italia, Perancis yang rupanya sudah mencium aroma potensi bisnis wisata yang
menggiurkan di masa mendatang.
Sayang sekali pelayanannya masih di bawah standar terutama dari segi kecepatan. Order in
room-dining di hotel bisa sampai lebih dari 1 jam. Menunggu sajian makan di restoran juga bisa
lebih dari satu jam.

63
Kekurangan lain adalah sarana jalan yang masih kurang bagus. Ada beberapa ruas jalan yang
belum di hotmix padahal itu adalah satu-satunya akses menuju hotel. Public transport juga
belum ada sehingga segala sesuatu harus carter.
Termasuk ketika mengunjungi obyek-obyek wisata disitu, mau tidak mau kita harus carter kapal.
Obyek penting yang perlu dikunjungi pertama adalah Pulau Padar. Perlu 4 jam untuk sampai ke
pulau itu kalau kita pakai kapal Pinishi dengan kecepatan 7 knots. Pemandangan di Pulau
Padar benar-benar sangat indah tetapi perlu perjuangan berat untuk menikmatinya. View itu
baru bisa dinikmati dari puncak bukit, tetapi untuk naik ke puncak tersebut perlu tenaga dan
nafas kuat karena tanjakannya panjang dan tinggi. Saya salut dengan anak-anak karena
mereka semua berhasil mencapai puncak.
Obyek berikut yang merupakan puncak acara kunjungan adalah menuju Pulau Komodo. Hanya
ada dua pulau besar yang mejadi habitat Si Komo ini, yaitu pulau Komodo dan pulau Rinca
dengan total populasi kira-kira 5000 ekor. Konon, Komodo hanya makan sekali dalam sebulan.
Jadi kalau sudah pasti ketemu dengan Komodo kenyang, tidak perlu kuatir akan dimakan sama
mereka. Apalagi di habitatnya ini, Si Komo lebih familiar makan rusa yang berkeliaran bebas
dari pada makan manusia, he he he.
Dari pulau Komodo kami bergeser menuju Pantai Pink dengan obyek pemandangan bawah
laut. Anak-anak sangat bersemangat sekali untuk melakukan snorkeling disana. Saking
semangatnya berenang melihat ikan di laut yang masih perawan anak saya yang paling kecil
sampai mengalami kram kakinya karena tidak menghiraukan rasa capek setelah paginya
mendaki puncak Pulau Padar. Untung masih bisa saya susul meskipun saya juga harus
mengalami kram juga saat menolong anak saya minggir ke pantai. Saat menjelang jam 17 saya
ajak anak-anak balik ke kapal, hampir semuanya merajuk minta ditambah waktunya. Saya
bilang “nanti kita snoorkeling lagi”. Serentak mereka menjawab “KAPAN??. Saya hanya
tersenyum kecut tanpa menjawab sepatah katapun…..rasa bersalah nongol lagi….
Sebenarnya bulan-bulan ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk berwisata laut disana
karena ombak sedang cukup besar. Tetapi antusiasme kami mengalahkan kekawatiran itu
karena pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo lagi hijau royo-royo….
Disamping obyek di laut, Labuan Bajo juga punya obyek darat berupa gua stalagtit-stalagmit
yang cukup besar dan indah. Gua itu yang diberi nama Batu Cermin, konon dulunya berada di
bawah permukaan laut. Sampai sekarang bisa dilihat sisa-sisa fosil ikan purba yang menempel
di dinding gua. Menuju ke gua kita akan melewati hutan bambu berduri yang terlihat sudah
sangat tua. Pemandangan yang cukup unik yang tidak ada di tempat lain.

64
Setelah melihat obyek yang ada, saya berkeyakinan Labuan Bajo bakalan menjadi tujuan
wisata yang sangat menarik bagi wisatawan, terutama mancanegara. Di belahan bumi
manapun mereka tidak akan menemukan Komodo selain disini.
Bukan hanya Labuan Bajo, saya bisa membayangkan bahwa di seluruh Indonesia pasti banyak
sekali view indah di seluruh nusantara yang bisa dijual sebagai obyek wisata. Indonesia
mempunyai garis pantai sepanjang 99.000 km yang merupakan terpanjang ketiga di dunia
setelah Kanada dan Uni-Eropa. Indonesia juga mempunyai 17.508 pulau yang pasti sangat
eksotis pemandangannya. Kalau ada 1 persen saja yang bisa dikembangkan dan dijual sebagai
obyek wisata, berari kita punya 175 lokasi.
Dengan pengalaman pengembangan Labuan Bajo, Raja Ampat, Gili Trawangan, Derawan, dll.
saya kira akan muncul pantai-pantai lain yang mempunyai daya tarik tinggi bagi pariwisata.
Pulau-pulau disekitar Flores sendiri sudah cukup banyak yang disewa dan dikembangkan
sebagai resort untuk menampung dan sekaligus juga sebagai alternatif wisata baru bagi
wisatawan yang potensinya luar biasa. Saya berkesempatan bertemu dengan seorang
pengusaha asal Jakarta yang sedang mengembangkan usahanya dengan menyewa salah satu
pulau disana. Luar biasa.
Kita tidak boleh kalah dengan Singapura yang mampu mengundang lebih dari 10 juta
wisatawan per tahun dengan modal satu pulau saja. Devisa yang bisa dikumpulkan tiap tahun
di Singapura bisa mencapai 8 milyar dollar.
Jangan lupa bahwa kita juga memiliki warisan budaya yang bisa dijual juga sebagai obyek
wisata, misalnya Candi Borobudur, Candi Prambanan, Toraja, Minangkabau, Yogyakarta. Juga
warisan budaya non-benda yang sudah diakui UNESCO : wayang, keris, batik, angklung, tari
Saman dan Noken Papua serta masih banyak lagi.
Saya juga melihat bahwa potensi bisnis penunjang pariwisata ini bakal menjadi lahan subur
bagi PT Rajawali Nusindo. Modal yang sudah dimiliki berupa cabang yang tersebar di seluruh
propinsi bisa dimanfaatkan sebagai station awal dirintisnya pengembangan bisnis selanjutnya.
Saya juga melihat modal di sisi SDM, khususnya banyaknya putra daerah yang umurnya masih
muda juga bisa dibentuk menjadi ujung tombak yang handal di masa depan.
Demikian juga dengan Phapros dan MRB. Silakan digali sendiri masing-masing dimana
produk-produknya bisa masuk ke dunia wisata. Yang jelas saya bisa merasakan bahwa saat
para wisatawan terombang-ambing ombak di tengah laut yang bergolak pasti mereka
membutuhkan produk Phapros. Apalagi saya pernah baca di media massa salah satu BUMN
Perhubungan yakni ASDP dan Pelindo III telah investasi di sana.

65
Liburan sudah berakhir, saatnya kembali ke dunia nyata. Kembali bertemu pelanggan,
berunding dengan mitra bisnis, membangun semangat para karyawan untuk terus berkarya dan
berinovasi agar mampu terus berkompetisi. Mari kita awali tahun baru ini dengan semangat
baru. Selamat bekerja.
Semoga Allah SWT membimbing dan meridhoi upaya kita.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 18 Januari 2017.
Didik Prasetyo

# 35 PMN Ex RDI : Kado Istimewa Akhir Tahun 2016


Assalamualaikum wr.wb,
Setelah cukup lama CEO Notes absen dari hadapan Teman-teman sekalian karena saya agak
jenuh harus menerima berita-berita hoax…..(he he he) di awal tahun 2017 ini saya sempatkan
lagi untuk sharing mengenai berbagai hal yang terkait dengan RNI. Pertama, tentunya saya
mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Bapak-Ibu dan Saudara-saudara serta teman-
teman semuanya. Semoga di tahun 2017 ini membawa banyak harapan baru dan kita diberikan
kekuatan oleh Allah SWT mewujudkan harapan tersebut menjadi kenyataan demi untuk
kemaslahatan kita bersama, keluarga besar RNI maupun lingkungan kita dan bangsa Indonesia
pada umumnya.
Harapan yang menjadi kenyataan itu juga terwujud di tahun 2016 dan merupakan kado yang
istimewa bagi RNI. Menjelang tutup tahun 2016, benar-benar persis di hari terakhir bulan
Desember, hanya beberapa jam sebelum pergantian tahun, Presiden RI menanda tangani
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 98 Tahun 2016 tanggal 31 Desember 2016,
Tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara pada PT RNI. Di PP 98/2016 itu ditetapkan
bahwa negara melakukan penambahan penyertaan modal sebesar Rp.675 Miliar kepada PT
RNI melalui konversi hutang pokok RDI.. Kado ini menambah deretan terwujudnya rencana-
rencana strategis PT RNI yang sudah sekian periode jabatan Direksi tidak terealisasi setelah
terselesaikannya piutang tak tertagih dari permasalahan penempatan dana PT RNI di salah
satu lembaga sekuritas dan optimalisasi aset RNI di MT Haryono. Alhamdulillah meskipun
masih ada 2 permasalahan warisan yang masih harus diselesaikan oleh Direksi RNI saat ini.
Langkah PT RNI sudah agak ringan apalagi permasalahan warisan tersebut dapat diselesaikan
tahun ini maka saya yakin PT RNI akan segera melesat kinerjanya.Persetujuan penambahan
PMN ini benar-benar merupakan starting point dari sebuah era baru bagi PT RNI memasuki
tahapan yang penuh harapan untuk maju sekaligus ending dari perjalanan panjang yang sangat

66
melegakan di akhir tahun 2016. Perjuangan untuk merestrukturisasi hutang RDI bagi RNI
adalah sebuah perjalanan yang sangat-sangat panjang melewati berbagai pasang-surut, lika-
liku, jatuh-bangun, sport jantung, suka duka di berbagai era Kepemerintahan Indonesia.
Apa itu RDI (Rekening Dana Investasi)? Dalam pengertian awam, RDI adalah dana investasi
yang disediakan Pemerintah dalam rangka pembiayaan kegiatan-kegiatan pembangunan.
Sebagai kepanjangan tangan Pemerintah, dibentuk unit-unit usaha Pemerintah yang
selanjutnya menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Oleh karena itu kemudian banyak BUMN yang menerima pinjaman dari RDI ini karena
pembangunan disamping sarana fisik juga bisa diartikan luas.
RNI sendiri di masa lalu dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan Pemerintah secara
luas menerima cukup banyak pinjaman RDI, antara lain pada waktu RNI mendapatkan
penugasan untuk menyehatkan PTP XIV yang sekarang menjadi PT PG Rajawali II (RDI-213
dan RDI-218). Ketika RNI melakukan pembangunan MBAU di Cilangkap dan mendapatkan
tanah di eks MBAU Pancoran melalui ruilslag, RNI juga mendapatkan bantuan Pemerintah
melalui pinjaman RDI (RDI-265 dan RDI-302).Di masa krismon 1998, ketika RNI membantu
Pemerintah di bidang kesehataan, RNI juga mendapatkan pinjaman dari RDI, yaitu RDI-330
yang dikenal dengan RDI BBO (Bahan Baku Obat).RDI yang dianggap masih lancar adalah
yang digunakan untuk menyehatkan PT Nagamanis Plantation (RDI 324) yang tidak disetujui
untuk direstrukturisasi.Disamping itu juga masih ada RDI yang kecil dan bisa segera dilunasi,
misalnya RDI untuk pengadaan obat Inpres di Phapros dan RDI untuk rehabilitasi pabrik PT
Mitra Rajawali Banjaran.Ketika rencana bisnis tidak dapat berjalan sesuai yang diharapkan,
maka mulailah RDI menjadi beban yang cukup berat bagi RNI.
Di setiap era Direksi baru, pejabatnya harus bersiap “berselimut RDI” di dalam tidurnya.
Hubungan RNI dengan RDI ini menjadi seperti benci tapi rindu yang di tahun 2016 akhir,
lagunya berubah menjadi “Kau yang memulai, Aku yang mengakhiri”.Mengapa penambahan
PMN diperlukan BUMN Karena BUMN sebagai tangan kedua dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional maka Penambahan Penyertaan Modal Negara ini diperlukan agar
BUMN bisa meleverage kemampuan keuangannya menjadi 2 – 3 kali lipat dari dana PMN yang
diterimanya dan ini bisa digunakan untuk membangun infrastuktur jauh lebih banyak
dibandingkan kalau langsung menggunakan APBN. Untuk BUMN Yang menerima PMN Non
Cash (biasanya BUMN Dhuafa) maka struktur keuangannya akan menjadi jauh lebih baik lagi
sehingga bisa leluasa menjalankan bisnisnya tanpa membebani negara terus menerus.
berbentuk tunai.

67
Sebagaimana kita ketahui bahwa RNI juga telah melakukan DEC (Debt to Equity Conversion)
terhadap piutangnya di anak-anak perusahaannya seperti di PT Rajawali II, PT Mitra Kerinci,
PT Rajawali. Citra Mass, PT Mitra Rajawali Banjaran,PT Rajawali Nusindo dan PT Rajawali
Tanjung Sari Enggineering. Barangkali ini berkah dari Allah SWT karena PT RNI sudah
menambah modalnya di anak-anak perusahaan agar struktur permodalan anak-anak
perusahaan tersebut menjadi jauh lebih kuat. maka negara sebagai pemegang saham PT RNI
membalas dengan mengabulkan usulan penambahan PMN ini .
Grafik kebijakan mengenai PMN juga naik turun sesuai dengan arah politik perekonomian
Pemerintah. Di suatu masa pernah dicanangkan bahwa Pemerintah akan stop tidak akan
pernah lagi memberikan PMN untuk BUMN. Kita pernah mendengar waktu itu bahwa PMN
diberikan kepada BUMN yang strategis tapi dalam kondisi kritis, contohnya adalah PMN kepada
PT Merpati Nusantara Airlines dan kepada PT Dirgantara Indonesia (DI) dan masih banyak lagi.
Namun demikian, arah kebjakan ini kemudian berubah yang tercermin dalam APBN 2015.
Pemerintah mulai menempatkan BUMN sebagai tangan kedua untuk mencapai tujuan
pembangunan nasional sehingga membuka lagi kemungkinan penambahan PMN dibeberapa
BUMN, termasuk RNI. Itulah dimulainya perjuangan untuk memperoleh PMN konversi hutang
RDI.
Dalam APBN-P 2015 jumlah PMN merupakan yang terbanyak jika dibandingkan tahun
sebelumnya. Pemberian PMN dalam jumlah besar ini menunjukkan komitmen Pemerintah
dalam melakukan efisiensi anggaran sekaligus meningkatkan belanja produksi. BUMN
diharapkan mampu meningkatkan perannya sebagai agent of development yang berperan aktif
dalam mendukung program prioritas nasional.
Kebijakan ini kemudian berlanjut di tahun anggaran 2016. Alokasi PMN kepada BUMN
digunakan untuk investasi sekaligus memperkuat permodalan agar BUMN mampu mendukung
program prioritas nasional (Nawacita). Program prioritas nasional yang didukung oleh BUMN
antara lain mendukung kedaulatan pangan, pembangunan infrastruktur dan konektivitas,
pembangunan maritim, industri pertahanan dan keamanan, serta kemandirian ekonomi
nasional. Ada 23 BUMN yang diusulkan untuk mendapatkan PMN pada tahun anggaran 2016,
termasuk PT RNI salah satunya. Bagi RNI, proses ini bukan saja panjang tetapi juga sangat
berliku. Seperti orang berjalan, meskipun kalau ditarik garis lurus jaraknya pendek, tetapi
jalannya berkelak-kelok, banyak lampu merah, apalagi lalu lintasnya macet, alhasil nggak bisa
cepet sampai di tujuan. Sebagaimana pernah saya tulis di CEO Notes sebelumnya, optimisme
akan berhasilnya PMN ini sudah menggumpal di dada ketika palang pintu penyaring yang
paling ketat yaitu Komisi VI dan Badan Anggaran DPR sudah bisa lewati. Proses sebelum

68
sampai ke DPR ini juga sangat amat panjang karena harus melalui Kementerian BUMN,
Keuangan dan Bapenas. Persyaratan yang harus dilengkapi juga cukup banyak. Kajian
konsultan, pembuatan RPKP (Rencana Perbaikan Kinerja Perusahaan) dan semua dokumen-
dokumen yang dibutuhkan. Masalahnya tidak selesai di penyusunan saja tetapi juga harus
bolak-bolak dikonsultasikan sebelum menghasilkan kelengkapan final yang bisa diterima dan
memenuhi syarat.Pukulan terberat adalah ketika secara keseluruhan DPR tidak menyetujui
PMN kepada BUMN dalam RABN TA 2016. Tentu saja ini masalah nasional dan ini merupakan
keputusan politik yang berdampak bukan hanya kepada RNI saja. Kesempatan untuk
memperoleh PMN harus menunggu APBN-P (Perubahan) 2016.
Walaupun demikian, tim RDI RNI dibawah komando Pak Adit – Direktur Keuangan PT RNI
terus bekerja, baik berkonsultasi dengan pemegang saham, Kementerian Keuangan maupun
dengan terus melengkapi dokumen yang diminta.Harapan muncul kembali ketika DPR
menyetujui pemberian PMN kepada BUMN dalam RAPBN-P 2016. Angin politik segar kembali
berhembus untuk BUMN. Kerja keras harus dimulai lagi. RPKP harus diperbaiki dan
diperlengkap lagi. Tim Pak Adit harus melotot lagi melihat angka-angka di belakang komputer.
Adrenalin sudah mulai makin naik ketika semua bahan yang disiapkan mulai dibahas dalam
Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara pada PT RNI dan juga membahas draft Kajian
Bersama Penambahan Penyertaan Modal Negara pada PT RNI antara Kementerian Hukum &
HAM, Kementerian Keuangan, PT RNI, Kementerian BUMN, Kementerian Sekretariat Negara
dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Rapat dilaksanakan di Gedung Direktorat
Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum & HAM. Sudah semakin serius,
karena berarti semua pihak mendukung terbitnya PP untuk RNI dan sudah langsung melibatkan
diri dalam penyusunan RPP.Puncak semakin dekat ketika terbit surat persetujuan Menteri
Keuangan Nomor : S-1169/MK.05/2016 tanggal 29 Desember 2016, yang intinya memberikan
persetujuan penyelesaian piutang Negara pada PT RNI. Artinya, RNI sudah lulus ujian skripsi,
tapi belum sah kalau belum ada ijasah.Tanggal 31 Desember 2016, Pak Jokowi – Presiden kita
menandatangani PP. Sah.
Pada kesempatan ini saya apresiasi dan terimakasih kepada Tim RDI PT RNI dibawah
komando Pak Adit, atas kerja keras yang sudah dilakukan. Kepada Pak Najib, Bu Emi, Pak
Warsim, Pak Benny, Pak Halimi, Pak Romi, jakaran Sekertaris Korporasi dan semua Karyawan
PT RNI yang sudah bekerja keras dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu termasuk Pak
Rahmat Hidayat, terimakasih kepada anda semua.

69
Jangan lupa, PMN ini juga merupakan tantangan besar bagi kita karena kita dituntut berkinerja
lebih baik lagi sebagaimana sudah kita janjikan dalam RPKP.Mari kita rapatkan barisan,
bergandeng tangan, bahu membahu, bekerjasama secara total untuk mencapai sasaran yang
sudah ditetapkan.Semoga Allah SWT membimbing dan meridhoi upaya kita.
Amiin.Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 11 Januari 2017.
Didik Prasetyo

# 34 Kelapa Sawit : Bergoyang di Kebun MUBA


Assalamualaikum wr.wb,
Bisnis kelapa sawit, yang saya ketahui, adalah dirancang sejak awal oleh RNI sebagai bisnis
pengganti gula yang sudah mulaisunset. Bisa saya bayangkan bahwa di tahun 1990-an sudah
sulit mengembangkan Pabrik Gula di Jawa karena lahan sawah semakin tinggi opportunity
cost– nya, sementara teknologi untuk lahan kering (rainfed cane) masih belum teruji betul.
Mendirikan pabrik gula di luar Jawa juga tidak mudah karena sulitnya lahan yang memenuhi
syarat dalam jumlah yang memadai. BUMN Perkebunan gula yang bisa membangun PG di
luar Jawa pada waktu itu adalah PTP IX di Sumatera Utara (PG Sei Semayang dan Kuala
Madu), PTP XXXI di Sumatera Selatan (PG Bunga Mayang dan Cinta Manis), PTP XXIV-XXV
di Kalimantan Selatan (PG Pelaihari yang kemudian tutup) dan PTP XXXII di Sulawesi Selatan
(PG Bone, Camming dan Takalar). Di Jawa dibangun 2 PG Baru juga yaitu PG Jatitujuh dan PG
Subang oleh PTP XIV di areal ex Perhutani dan PTP XXX. Sedangkan PT RNI tidak berhasil
memperoleh lahan yang memadai untuk membangun PG Baru di Sulawesi Tengah dan Timor
Timur, sehingga akhirnya dana perusahaan yang bisa diakumulasi dari hasil usaha di pabrik
gula (Krebet Baru dan Rejo Agung) direinvestasikan dalam beberapa bidang usaha, yaitu
properti – termasuk Gedung RNI di Mega Kuningan yang sekarang ditempati sebagai Kantor
Direksi RNI Holding dan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan – yang sekarang
menjadi PT Perkebunan Mitra Ogan dan juga perkebunan teh Mitra Kerinci di Sumatera Barat.
Pilihan untuk berbisnis kelapa sawit adalah pilihan yang sangat logis. Indonesia merupakan
negara yang memiliki suhu tropis yang sangat cocok untuk mengembangkan lahan kebun untuk
kelapa sawit. Kelapa Sawit merupakan salah satu tumbuhan penghasil minyak yang paling
banyak diproduksi dan dikonsumsi dari seluruh dunia. Selain harganya murah, produk minyak
sangat efisien dan sangat stabil digunakan dalam berbagai produk makanan, kosmetik, dan
juga digunakan sebagai sumber untuk bahan bakar alternatif. Total luas perkebunan kelapa
sawit di Indonesia saat ini berkisar 8 juta hektar, yaitu dua kali lebih banyak dibandingkan

70
tahun 2000 yang hanya sekitar empat juta hektar. Ekspor minyak sawit merupakan penghasil
devisa penting dan industri yang memberikan kesempatan kerja bagi jutaan rakyat Indonesia.
Sementara itu di pasar dunia, dalam 10 tahun terakhir, penggunaan atau konsumsi minyak
sawit tumbuh sekitar rata-rata 8%-9% per tahun. Ke depan, laju pertumbuhan ini diperkirakan
akan terus bertahan, bahkan tidak tertutup kemungkinan meningkat sejalan dengan trend
penggunaan bahan bakar alternatif berbasis minyak nabati atau BBN seperti biodiesel.
Di dalam negeri, kebijakan pemerintah mengembangkan bahan bakar nabati (BBN) sebagai
altenatif bahan bakar minyak (BBM) memberi peluang besar bagi industri kelapa sawit untuk
lebih berkembang. Sesuai dengan target pemerintah, sejak tahun 2010 sekitar 10% dari
kebutuhan bahan bakar dalam negeri akan disuplai dengan BBN, dimana 7% diantara berbasis
minyak sawit atau dikenal sebagai biodiesel. Untuk itu diperlukan tambahan pasokan atau
peningkatan produksi kelapa sawit dalam jumlah besar.
Menyadari sebagai pemain baru di industri sawit, RNI menggandeng PTPN III sebagai partner
bisnisnya. Di dalam join venture agreement disepakati bahwa pihak RNI akan memegang posisi
Direktur Utama dan Direktur Keuangan sedangkan dari PTPN III menempati posisi Direktur
Produksi. Perusahaan patungan didirikan pada tahun 1989 dengan mengambil nama PT
Perkebunan Mitra Ogan. Tahun itu juga dilakukan penanaman perdana untuk 10.000 ha yang
kemudian menjadi Kebun Inti Peninjauan.
Sejalan dengan tumbuhnya kebun sawit yang terus berkembang, tahun 1993 mulai dibangun
PKS I dengan kapasitas 60 ton per jam. Seiring dengan mapannya perusahaan, perekrutan
SDM juga semakin banyak dilakukan. Sebagian direkrut melalui RNI dan sebagian direkrut
langsung di lokasi kebun sebagai karyawan Mitra Ogan yang waktu itu kantornya masih di
Baturaja. Jika pada awalnya karyawan asli MO maksimal hanya menjadi Manajer atau Kabag,
maka sekarang posisi Direksi perseroan sudah diisi oleh putra asli MO, bahkan sudah
berekspansi ke anak perusahaan lain seperti PT Laskar.
Tahun-tahun selanjutnya adalah tahap pengembangan bisnis yaitu perluasan kebun dan
pembangunan PKS baru. Pertama dibangunlah Kebun Rambang Lubai dengan konsep Inti
Plasma yang dimulai tahun 1996-1997 diikuti dengan pembangunan PKS II tahun 2004 dengan
kapasitas 30 ton per jam. Ini merupakan tahun puncak berjayanya MO, terutama dari segi
financial. Dan sebagaimana layaknya bisnis yang sedang tumbuh berkembang, MO juga
semakin melebarkan sayapnya dengan membuka kebun-kebun baru, yaitu di Kebun Batanghari
Leko (BHL) di Kab. Muba yang kemudian dikenal dengan Muba I yang dilanjut dengan Kebun
Sekayu Sungai Keruh (SSK) yang populer dengan Muba II.

71
Sebagaimana perkebunan yang lain, pengembangan ke lahan baru selalu mendatangkan
tantangan baru. Dari segi teknis, pada umumnya lahan-lahan pengembangan biasanya
mempunyai karakteristik yang tidak sebagus lahan utamanya. Dari segi non-teknis, masalah
sosial atau opportunity cost yang timbul untuk pembebasan lahan pengembangan baru akan
lebih sulit dan lebih mahal karena para pemilik lahan sudah tahu bahwa nilai ekonomis
lahannya sudah semakin tinggi. Demikian pula yang dihadapi MO dengan pengembangan di
Muba.
Ketika saya berkesempatan untuk meninjau kesana dengan ditemani Direksi MO lengkap,
disampaikan bahwa jarak tempuh perjalanan kira-kira 3 jam dari Palembang untuk sampai ke
lokasi. Tetapi, apaboleh buat, ternyata sepanjang jalan banyak “bonus” yang harus diambil
sehingga tambahan waktunya menjadi 2 kali lipat dari yang diperkirakan.
Bonus pertama, ternyata di dalam kota Palembang saat ini cukup macet karena sedang ada
pembangunan Palembang LRT (Palembang Light Rail Transit). Fasilitas ini dipersiapkan untuk
menyambut Asian Games 2018. Oleh karena-nya, proyek ini dibangun untuk menghubungkan
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga
Jakabaring. Proyek senilai Rp. 2,7 triliun ini meliputi konstruksi jalan layang, stasiun dan fasilitas
operasi, dikerjakan oleh PT Waskita Karya dengan dana dari APBN.
Bonus kedua, masih perjuangan melawan kemacetan lalu lintas, kali ini di jalur luar kota.
Maklum saja, route ke Muba sebagian harus melewati Jalintim Sumatera (Jalur Lintas Timur)
yang merupakan jalur padat, terutama dari Palembang – Jambi.
Bonus ketiga adalah bonus yang diambil karena keinginan sendiri, yaitu mampir sarapan di
Warung Tahu Sumedang, yang tadinya agak aneh juga bagi saya. Tahu Sumedang di
Palembang? Ternyata cuma namanya saja. Isinya tentu saja harus ada empek-empeknya dan
menu rakyat nasional : Indomie. Bonus ini perlu diambil karena Pak Dirkeu dan Dirprod MO
belum sarapan padahal perjalanan masih sangat panjang.
Bonus keempat dan terakhir, cukup mengagetkan saya. Ternyata perjalanan masuk ke kebun
ini menurut ukuran saya jauhnya bukan main. Jalan kebun yang dibangun oleh MO sebagai
jalan akses masuk ke lokasi kebun kita sendiri mencapai 12 km. Dikiri-kanan masih berupa
hutan sekunder dan karet rakyat. Sepanjang jalan, cukup banyak goyangan-goyangan yang
harus dilewati karena jalan rusak akibat air tergenang. Saya membayangkan besarnya biaya
transport yang harus dikeluarkan di area ini. Biaya untuk pemeliharaan dan perbaikan jalan,
biaya angkutan yang pasti mahal karena kondisi jalan yang jelek dan biaya insidentil lainnya
setiap ada truk yang terpeleset di jalan ini.

72
Alhasil, dengan banyaknya bonus ini saya baru bisa sampai dan berdiskusi dengan kawan-
kawan yang bertugas di Muba hampir jam 1 siang.
Saya sangat berbesar hati karena teman-teman ini saya lihat masih mempunyai semangat kerja
yang tinggi, apalagi sebagian besar merupakan tenaga muda. Pak Bambang Pranawijaya yang
ditunjuk sebagai Manajer Kebun Muba juga memiliki pengalaman yang luas. Sejak pertama
sudah meniti karir di MO, dimulai ketika kebun baru dibuka. Pak Bambang dibantu oleh para
Askep dan Staf yang merupakan kombinasi antara tenaga pengalaman dan tenaga yang masih
segar, antara lulusan perguruan tinggi lokal dan nasional dan terutama sekali dibantu oleh para
“kuyung” yang merupakan putera Muba asli yang tidak diragukan lagi kemampuansocial
engineering-nya untuk wilayah itu.
Gambaran buram yang saya temui di sepanjang jalan, terutama banyaknya areal yang
tergenang juga tidak sepenuhnya terjadi di seluruh afdeling. Di afdeling IV dilaporkan kalau
rata-rata protas sudah di atas BEP. Saya mendukung kebijakan Direksi untuk melakukan
pemeliharaan secara selektif terhadap kebun-kebun yang nantinya dipastikan akan mampu
menghasilkan keuntungan. Memang sepanjang jalan saya lihat kondisi kebun yang sangat
beragam. Ada yang memperlihatkan potensi bagus dengan hanya sedikit pemeliharaan. Tetapi
juga banyak yang memerlukan biaya untuk mengembalikan pada kondisi normal, termasuk
untuk membongkar “jilbab” yang saat ini banyak terlihat. Istilah jilbab ini diberikan untuk pokok
sawit yang diselimuti oleh tanamanmucuna yang sampai merambat ke atas karena tidak
adanya pemeliharaan.
Secara keseluruhan, MO memang sedang berbenah. Ini terjadi di semua kebun dan PKS. Saya
sangat mengapresiasi tumbuhnya persaingan sehat untuk berpacu mencapai prestasi dari
setiap kebun. Melalui kemajuan teknologi informasi, dalam hal ini WA Group, pak Dirprod selalu
memacu, memompa semangat dan membesarkan hati para pimpinan kebun untuk selalu
menjadi lebih baik dari hari ke hari. Beliau selalu meyakinkan bahwa kalau terjadi ejek-
mengejek, bully membully itu adalah karena satu sama lain saling menyayangi dan ingin
membantu. Bukan main.
Ketika saya kembali ke Palembang dan harus tetap melewati goyangan Muba lagi dan juga
harus menghadapi bonus yang sama seperti perjalanan di pagi harinya, semuanya sudah
terasa lebih ringan. Dan membuat saya bertekad bahwa saya akan kembali lagi untuk melihat
Muba lainnya yang belum saya kunjungi, mudah-mudah tanpa goyangan lagi…
Selamat bekerja untuk teman-teman di Muba dan MO semuanya. Tetap semangat.
Semoga Allah SWT membimbing dan meridhoi langkah kita.

73
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 16 Desember 2016.
Didik Prasetyo

#33 Dinamika Gula Dunia : Sepenggal Cerita Dari Bali


Assalamualaikum wr.wb,
Setiap tahun selalu saja ada event tentang gula di seantero benua di dunia. Yang paling banyak
menyelenggarakan acara seminar atau workshop semacam ini adalah ISO (International Sugar
Organization), suatu organisasi gula tingkat dunia yang bermarkas di London, Inggris. Tapi
yang kali ini saya ikuti adalah acara yang diselenggarakan oleh IBC be-kerjasama dengan AGI
(Asosisasi Gula Indonesia) yang diberi tajuk Asia International Sugar Conference dan
diselenggarakan di kawasan ITDC Nusa Dua Bali.
Yang menarik dalam event ini menurut saya adalah mendengarkan cerita tentang industri gula
di negara-negara tetangga terutama negara yang menjadi pemain utama dunia seperti Brazil,
Thailand, India, Australia dan China. Seperti apakah tantangan yang dihadapi oleh komunitas
pergulaan di negara mereka masing-masing? Dan apakah faktor yang mendukung bagi negara
yang sukses memproduksi dan mengekspor gula ke seluruh penjuru dunia?
Karena kali ini diadakan di Indonesia tentu saja cukup besar porsi waktu yang disediakan untuk
membahas situasi pergulaan di Indonesia. Tapi mengingat forum ini bersifat internasional
dengan peserta juga dari kalangan trader gula, paparan yang disampaikan tentu tidak akan
“telanjang” membuka semua permasalahan dan strategi pergulaan nasional kita. Yang
diundang untuk berbicara dalam suatu panel diskusi dari Indonesia adalah saya, pak Djoni
Sunarso dari Sugar Group, Pak Dr. Nur Iswanto dari PTPN X dan Pak Dr. Lilik dari P3GI.
Kembali lagi, yang penting dalam forum ini adalah bagaimana kita bisa mendengar dan belajar
dari tetangga untuk kemudian kita pilih mana yang bisa kita adopsi di negara kita. Dari
Pemerintah diwakili oleh pejabat dari Kementerian Perekonomian yang tentunya sangat
berkepentingan untuk menentukan kebijakan pergulaan yang multi dimensional.
Supaya saya tidak bercerita tentang angka-angka, lebih baik rasanya kalau saya kutip tampilan
grafik-grafik yang penting dari para pembicara. Kita mulai dari data gula tingkat dunia.
Grafik pertama bisa menunjukkan dimanakah posisi Indonesia sebagai produsen gula
dibandingkan negara di dunia lainnya. Ternyata produsen terbesar adalah Brazil dengan jumlah
di atas 35 juta ton, diikuti dengan India dengan angka disekitar 25 juta ton, sementara Indonesia
hanya 2,5 juta ton; kalah dengan Thailand yang mencapai kisaran 10 juta ton. Grafik balok itu
menunjukkan perkembangan dari tahun ke tahun sampai ke 2018 (forecast). Terlihat bahwa

74
India naik signifikan dalam 2 tahun yang akan datang (2017 dan 2018) karena dalam 2 tahun
terakhir ini India terkena dampak El Nino secara beruntun.
Bagaimana dengan gambaran produksi vs konsumsi dari tetangga terdekat kita Thailand dan
Australia?
Grafik di bawah ini bisa bercerita banyak.
Ternyata tetangga ASEAN kita – Thailand – memproduksi gula hampir dua kali lipat dari pada
tetangga kita yang selama ini di dunia pergulaan kita anggap sudah advance dalam teknologi
yaitu Australia. Produksi Thailand sekitar 10 juta ton dengan konsumsi sekitar 3 juta ton
sehingga surplus yang siap di lempar ke pasar ada 7 juta ton yang ternyata 25% diimpor oleh
Indonesia. Sementara Australia hanya berproduksi sekitar 5 juta ton dengan konsumsi sekitar 1
juta ton. Lebih sedikit dari Thailand. Yang lebih hebat lagi di tahun ini Thailand sudah
mengeluarkan ijin untuk berdirinya 25 pabrik baru lagi untuk mencapai target produksi gula dua
kali lipat dari sekarang dalam 10 tahun mendatang.
Apa saja yang dilakukan Thailand? Dr. Kitti Choonhawong dari Thailand Society of Sugar Cane
Technologist (TSSCT) punya cerita yang menurut saya sangat bisa ditiru oleh kita, masayarakat
gula Indonesia sebagai bangsa serumpun.
Pertama, Thailand sekarang memfokuskan dirinya pada PG dengan kapasitas besar yaitu rata-
rata lebih dari 20.000 tcd. PG terbesar saat ini berkapasitas 50.000 tcd, atau empat kali lipat
dari PG Krebet Baru (KB I dan KB II digabung). Kegiatan penelitian dilakukan oleh Perguruan
Tinggi. Jadi tidak ada lembaga riset khusus gula yang dimiliki oleh Thailand. Semua tebu juga
berasal dari petani, tidak ada yang dimiliki oleh PG.
Upaya di bidang kultur teknis yang dilakukan juga sama dengan langkah kita di PG-PG
Indonesia khususnya di Jawa. Dari langkah yang tergambar di potret di samping ini dapat
terlihat bahwa mereka juga mengalami kelambatan masa tanam seperti kita. Demikian juga
dengan kebutuhan air untuk irigasi, kebutuhan akan bahan organik dan kerapatan tanaman.
Pemerintah menyediakan kredit bunga rendah (soft loans) untuk kegiatan perbaikan budidaya
tanaman, penggunaan mesin-mesin pertanian termasuk harvester dan juga kegiatan
pengembangan industri hilir dari tebu.
Kredit tersebut disediakan oleh Bank of Agriculture & Cooperatives. Mungkin kalau di Indonesia
seperti Bank Agro dan Bank Bukopin tetapi disubsidi oleh Pemerintah, atau semacam kredit
KKPE. Jadi memang benar bahwa di negara tetangga, Pemerintah memproteksi dan membantu
industri gulanya dalam berbagai bentuk sehingga bisa bersaing di pasar internasional.

75
Bagi Thailand, perkembangan industri gula mereka sekarang sudah memasuki tahap ke tiga
jika dilihat dari business life cycle yang tergambar dalam kurva -S seperti dalam gambar.
Tahap pertama adalah tahap memproduksi gula dengan berbagai varian, mulai dari raw sugar,
white sugar, refined sugar dan jugaliquid sugar. Tahap kedua, yang sekarang sedang kita geluti
adalah mengembangkan industri hilir berupa listrik, ethanol, pupuk dan pakan ternak.
Sekarang ini Thailand sudah memasuki tahap ketiga, yaitu mengembangkan bio plastik, bio
kimia, yeast, aditif untuk makanan dan pakan, produk farmasi dan kosmetik.
Masih banyak lagi cerita menarik dari tetangga. Myanmar ternyata berperan ganda sebagai
importir dan sekaligus eksportir gula. Kok bisa? Ya, ternyata banyak terjadi trading di sepanjang
perbatasan Myanmar dengan China, baik legal maupun ilegal. Jumlahnyapun tidak sedikit.
Hampir 1 juta ton per tahun.
Mauritius, negara pulau yang sangat kecil melakukan regroupingPG-nya (isu aktual di PG
Jawa) dari 20 PG menjadi 4 PG, ternyata dalam waktu 20 tahun. Sekarang mereka menjadi
eksportir yang handal ke Eropa.
Belum lagi Australia yang sudah menerapkan precision farming di segala bidang di sisi on farm-
nya. Membosankan kalau diceritakan tapi akan menarik untuk dilihat kesana, asal jangan
bertujuan wisata. Don’t mix business with pleasure. Sedikit-sedikit boleh lah.
Ayo para gula mania RNI, kita kejar ketertinggalan kita. Semangat.
Semoga Allah SWT membimbing dan meridhoi upaya kita.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 14 Nopember 2016.
Didik Prasetyo

# 32 HUT RNI 52 : Membangun Pondasi Korporasi Yang Kuat


Assalamualaikum wr.wb,
Minggu-minggu terakhir di bulan Oktober 2016 ini merupakan hari yang sarat dengan berbagai
peristiwa di PT RNI, salah satunya adalah tanggal 12 Oktober yang menjadi hari paling
istimewa bagi PT RNI. Tanggal 12 Oktober 2016 yang lalu, PT RNI yang terlahir dengan nama
PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia telah
genap berusia 52 tahun. sebuah usia yang cukup matang bagi seseorang untuk menjalani
kehidupan karena sudah kenyang dengan asam garam dan pahit manisnya kehidupan.
Setelah sedikit pulih dari sakitnya dan mulai menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan baik
dari sisi operasional maupun finansialnya, tahun 2016 ini, kembali PT RNI diterpa cobaan dan
tantangan yang sangat berat terutama di bisnis gulanya. Musim kemarau yang ditunggu tidak

76
kunjung datang karena hujan mengguyur terus menerus sepanjang tahun. Alhasil, panen tebu
tersendat dan rendemen turun karena proses pembentukan gula di batang tebu terhambat.
Bobot tebu cukup besar tapi lebih banyak isi air. Sudah bisa ditebak bahwa nanti hasil akhirnya
tidak akan sebagus tahun sebelumnya. Ini terjadi tidak hanya di RNI, tapi di seluruh pabrik gula.
Saya sudah bilang di CN 31 yang lalu, siapa yang inovatif dan kreatif, dialah yang akan
bertahan.
Peristiwa penting lain yang mewarnai perjalanan hidup PT RNI di bulan Oktober 2016 adalah
dimulainya kerjasama antara PT RNI dengan PT Waskita Karya Realty, memanfaatkan asset
tanah PT RNI di Jl. MT Haryono Kav 12 – 13 Jakarta untuk dibangun gedung perkantoran
dengan nama sementara RNI Office Park. Peristiwa ini juga terjadi pada tanggal 12 Oktober
2016 dan saya anggap inilah kado terindah bagi PT RNI dihari ulang tahunnya yang ke 52.
Inilah awal pemanfaatan aset idle kita, yang tersebar sangat banyak, mudah-mudahan bisa
diikuti dengan kerjasama atas asset-asset PT RNI yang lain.
Ini pulalah wujud nyata sinergi BUMN untuk meningkatkan nilai masing-masing
perusahaan (value creation) dan dapat menjadi model bagi pola pengembangan aset-
aset idle kita yang lain.
Dalam kerja sama pembangunan gedung perkantoran RNI Office Park tersebut, kelak, RNI
akan memiliki 5 lantai di gedung yang sedang dibangun ini. Sisanya 12 lantai akan dimiliki oleh
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Saya sungguh sangat berharap PT RNI benar-benar bisa
bangkit melalui pengoptimalan asset-assetnya mengingat masih begitu banyak asset-asset PT
RNI mulai di pusat kawasan bisnis di Jakarta, di Surabaya, Semarang, Cirebon sampai ke
pelosok-pelosok desa yang bersinggungan dengan pabrik gula belum dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
Sementara itu, di tahun 2016 ini, beberapa anak perusahaan juga sudah siap untuk berlari
kencang. PT Rajawali Citramas – Pabrik karung plastik milik PT RNI – telah mengembangkan
bisnisnya melalui kerja sama dengan PT Rajawali Tanjungsari Engineering yang juga mulai
melakukan peningkatan kapasitas produksi yang cukup besar dari 50 juta menjadi 80 juta
lembar per tahun. Pemasaran produk didukung oleh program sinergi BUMN juga dengan Bulog
dan PIHC, disamping pasar reguler juga terus menerus digarap.
PT Mitra Kerinci merambah pasar ekspor ke luar negeri seperti Taiwan, Jepang dan kini bahkan
sudah sampai ke Perancis. Akhir-akhir ini bahkan PT MK diundang untuk promosi gratis di
pameran yang bertajuk SIAL (Salon Internasional de l’alimentation). SIAL adalah trade
fair terbesar di dunia di bidang Food Processing Industry yang diadakan di Paris yang diikuti
5.890 exhibitor dan disambangi 150.000 pengunjung. PT MK mendapat pendampingan dari CBI

77
yaitu suatu lembaga di Kementerian Luar Negeri Belanda yang membimbing PT MK sejak
tahun 2013 sampai lolos seleksi ikut pameran tersebut. Bravo untuk Likiers !
PT Phapros di tengah kesibukannya memindahkan pabrik ke lokasi yang baru juga
menunjukkan peningkatan kinerja yang menggembirakan. Hasil penjualannya meningkat cukup
signifikan dibanding tahun sebelumnya. Sementara kegiatan administrasinya bakal menempati
Gedung milik PT RNI yang terletak di jalan Kepodang Kawasan Kota Lama Semarang.
Tantangan bagi Phapros adalah menyulap gedung tersebut menjadi indah sesuai dengan
standarnya sebagai sebuah perusahaan farmasi.
PT Rajawali Nusindo harus menghadapi tantangan yang cukup besar dengan
diberlakukannya e-catalog yang nota bene memotong supply chain dari pabrikan langsung ke
konsumen. Oleh karena itu implementasi ISC harus cepat dijalankan untuk menggantikan
fungsi intermediasi yang selama ini dijalankan oleh para agen principal dari luar negeri. Hal
yang sama saya dengar cerita dari teman-teman PG yang harus mendatangkan barang (baca:
membeli) dari luar negeri, begitu panjang mata rantai yang harus dilewati. Sebagai contoh
pengadaan standar gilingan (mill cheek) yang harus diambil dari India, tidak kurang dari
5 vendoryang terlibat. Pertama, kita berhubungan dengan agen di Indonesia. Rantai kedua,
agen Indonesia berhubungan dengantrader dari India. Kemudian trader memesan kepada
manufacturer yang mengorder workshop untuk melakukanmachining. Manufacturer banyak
yang berskala kecil kelas UKM.
Kalau manufacturer-nya cukup canggih, dia punya workshopsendiri. Workshop juga banyak
yang berskala rumah tangga. Sementara material logamnya dipesan dari foundry atau bengkel
pengecoran yang kelasnya juga UKM. Kalau Nusindo bisa men-short cut rantai panjang
tersebut dengan langsung menggandengmanufacturer besar sebagai principal-nya, yang
menggarapassemby, machining, workshop sampai foundry dalam satu atap, niscaya akan
banyak biaya yang bisa dihemat atau makin besar margin yang bisa didapat. karena sudah
pasti HPP Gula PT RNI akan turun dengan drastis.
Tantangan terberat masih dihadapi PT Mitra Ogan. Direksi baru harus melangkah dengan lebih
fokus dan bekerja berdasarkan skala prioritas terutama pada areal-areal yang produktif. Beban
yang dipikul sudah terlalu berat untuk dapat diselesaikan secara cepat. Dukungan para
karyawan dalam suasana kerja yang kondusif sangat diperlukan ketika perusahaan sedang
sakit seperti saat ini.
Masih banyak anak perusahaaan lainnya yang tidak bisa saya tuliskan disini karena saya
melihat persoalannya sedikit banyak mirip dengan anak perusahaan yang lain seperti PT GIEB
sama dengan PT Rajawali Nusindo hanya saya minta lebih fokus lagi mengendalikan piutang

78
dan persediaannya. Lalu PT Laras Astra Kartika atau PT Laskar, agar fokus pada pembenahan
internal bila perlu di tambah pasokan TBSnya dari pihak III agar kapasitas pengolahan PKS nya
lebih optimal.
Inilah saatnya bagi kita semua untuk merapatkan barisan dan meningkatkan soliditas agar
dicapai hasil yang lebih baik.
Penataan internal juga semakin gencar. Sebagai upaya untuk meningkatkan tata kelola
perusahaan yang baik (GCG), anak-anak perusahaan sudah melengkapi organ perseroan di
sisi Komisaris dengan Komita-komite yang dianggap diperlukan. Dengan demikian,
pengawasan atas jalannya perusahaan akan semakin baik.
Disamping GCG, pondasi lainnya yang harus melandasi langkah RNI di setiap pilar bisnisnya
ke depan (agro-industry, perdagangan, farmasi dan properti) adalah : corporate culture, sistem
& struktur dan SOP.
Budaya PINTER sudah saya perkenalkan secara luas, yaitu : Profesional, Integritas, Teamwork,
Excellent dan Respect. Penerapan PINTER dalam pekerjaan sehari-hari niscaya akan
menghasilkan etos kerja yang baik.
Dalam praktek keseharian, mewujudkan salah satu etos kerja yang baik, saya mengajak
seluruh karyawan untuk lebih meningkatkan kepedulian, mulai dari diri kita sendiri, mulai saat ini
dan mulai dari hal yang paling kecil seperti selalu menjaga kebersihan lingkungan kantor,
menjaga kondisi lingkungan kerja agar selalu kondusif serta siap menolong rekan yang
kesulitan tanpa harus menunggu perintah.
Internalisasi corporate culture tidak cukup hanya dengan doktrin dan panduan saja. Lebih dari
itu, yang saya anggap penting adalah mencari role model untuk dapat dijadikan contoh dan
teladan bagi lingkungannya.
HUT PT RNI kali ini memang dirayakan dengan sangat sederhana, cukup dengan potong
tumpeng dan ceramah agama. Saya lanjutkan juga tradisi memberikan penghargaan kepada
karyawan teladan, purna karya, yubileum dan ibadah haji. Namun tahun ini agak berbeda
karena saya juga berikan hadiah khusus kepada mereka yang paling banyak datang terlambat
dan paling banyak tidak masuk kerja. Hadiahnya pasti akan sangat bermanfaat karena kepada
mereka saya beri jam wekker.
Selain GCG dan Corporate Culture, SOP yang menjadi pondasi dalam setiap proses bisnis
telah dicoba untuk dibedah di Yogya dengan bantuan LPP. Kali ini yang digarap adalah SOP
Pabrik Gula. Saya sangat mengapresiasi keseriusan para peserta diskusi kelompok ini yang
tetap bersemangat walaupun bekerja dalam suasana weekend. Ada 4 kelompok diskusi yang
membahas topik-topik Budidaya Tanaman, Tebang Muat Angkut, Instalasi dan Pabrikasi.

79
Ternyata sudah cukup banyak bahan yang dimiliki oleh masing-masing PG. Hanya saja SOP itu
pada umumnya dibuat untuk kondisi normal saja. Saya minta agar dibuat pula SOP jika terjadi
kondisi ekstrim, misalnya banyak hujan (seperti tahun ini) atau sebaliknya musim kering.
Sebenarnya teman-teman PG sudah tahu langkah yang harus dilakukan, hanya belum di-SOP-
kan. Saya yakin jika SOP ini lengkap maka siapapun yang menjalankan, apakah karyawan baru
atau karyawan termutasi cukup mengikuti pedoman yang sudah ada, ujungnya akan
menghasilkan keragaan yang sama. Jadi tidak perlu ada kekawatiran bagi karyawan atau
atasannya kalau dimutasi ke unit lain.
Akhirnya, saya selalu mengingatkan motto kita semua dalam bekerja yaitu KERJA KERAS,
KERJA CERDAS dan KERJA IKHLAS. Kalau ketiganya sudah kita jalankan secara total,
selebihnya kita berserah diri kepada kehendak-Nya, maka jiwa raga kita akan tenang dan
selanjutnya bisa tidur nyenyak.
Marilah kita jadikan HUT RNI yang ke 52 ini menjadi momen bagi kita untuk meneguhkan ketiga
moto kerja tadi dilandasi dengan soliditas diantara seluruh keluarga RNI untuk mencapai kinerja
terbaik di bidang masing-masing.
Dirgahayu RNI
Semoga kerja kita ini juga diterima sebagai ibadah dan memperoleh berkah Allah SWT . Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 20 Oktober 2016.
Didik Prasetyo

# 31 : Tantangan Giling 2016 : Semangat saja tidak cukup, perlu kreatif


dan inovatif.
Assalamualaikum wr.wb,
Sebagai orang yang tidak lahir dan dibesarkan di gula, saya selalu bersemangat untuk
menggandeng kan masyarakat gula – minimal di lingkungan RNI – dengan masyarakat non-
gula dengan harapan bisa memecahkan kebuntuan-kebuntuan yang dialami kalangan
pergulaan kita.
Ternyata, banyak sekali pemikiran out of the box yang selama ini tidak terbayangkan bahwa itu
bisa diterapkan di lingkungan pergulaan sebagai trigger untuk membawa perubahan yang lebih
luas. Dan hal itu bisa ditemui di segala sisi, baik di sisi on farm maupun off farm, bukan hanya di
level teknis, tetapi juga di tingkat kebijakan.
Beberapa Business meeting yang saya lakukan dengan investor, baik dalam maupun luar
negeri, BUMN maupun swasta memunculkan ide-ide baru untuk memaksimalkan utilisasi pabrik

80
yang hanya terpakai 100-150 hari per tahun. Juga utilisasi lahan-lahan HGU untuk bisa
ditanami dengan tanaman non-tebu sebagai sumber energi.Dan di luar dugaan, ternyata BUMN
Energi juga bisa kita ajak untuk ikut memikirkan dan memberikan solusi dengan menyediakan
energi alternatif yang bisa membuat PG lebih fleksibel dalam menggunakan maupun
menghasilkan bahan bakar.
Ide dan pemikiran tersebut saya lemparkan dalam forum-forum teknis, baik di internal
RNI maupun dalam forum organisasi profesi seperti IKAGI. Salah satunya di forum
IKAGI Cabang DKI – Jabar yang menggelar acara Seminar dan Pameran di Cirebon
tanggal 29 September 2016 yang lalu.
Dalam situasi bisnis gula yang penuh turbulensi seperti tahun ini, menggali dan mendengar dari
sana sini seperti melalui forum IKAGI, untuk mencari cara bagaimana agar industri gula tetap
survive dan berdaya saing adalah sangat penting.
Paling tidak, ada 3 faktor yang menjadi penyebab turbulensi tersebut. Pertama, terjadinya
anomali iklim di tahun ini. Musim kemarau yang basah menyebabkan rendemen tidak bisa naik
seperti tahun-tahun yang normal, bahkan biaya tebang-muat-angkut menjadi sangat mahal
karena kondisi medan yang basah. Kedua, bagi PG yang ada di Jawa Timur khususnya, tahun
ini ditandai dengan persaingan untuk mendapatkan bahan baku yang ketat dengan
beroperasinya PG baru yang berkapasitas besar yang katanya lebih efisien ditengah-tengah
wilayah historis. Rebutan tebu untuk mendapatkan bahan baku antar PG tidak dapat dihindari.
Persaingan harga bahan baku tebu yang tidak sehat dan tidak masuk akal juga terjadi.
Sedangkan faktor ketiga menimpa PG BUMN, yaitu kewajiban untuk menjual gula ke Bulog
dengan harga yang telah ditentukan sebagai bagian dari tugas BUMN untuk membantu
Pemerintah mengendalikan harga.
Dengan sudah ditambah gula eks PG BUMN ini saja, penguasaan Bulog paling banter hanya
20% dari total produksi gula GKP nasional. Apalagi bila dihitung juga gula ex PG rafinasi, sudah
pasti jumlah gula BUMN dibawah 10% dari total produksi gula nasional GKP dan GKR. Dengan
penguasaan pasar sekecil itu, saya kira Bulog perlu mengerahkan seluruh ilmu dan
kemampuan distribusinya agar bisa melaksanakan misinya untuk mengendalikan harga gula.
Lalu siapa yang unggul dalam persaingan pada situasi yang seperti ini? Tentu saja mereka
yang efisien, inovatif dan kreatif serta tidak dibebani kewajiban macam-macam yang lebih
berpeluang untuk menjadi pemenang. Yang kalah… Ya tutup…Sayonara….
Anomali iklim berupa kemarau basah yang ditandai hujan terus menerus sepanjang tahun
menyebabkan rata-rata rendemen drop 20 – 25% dari tahun 2015. Hanya 4 PG yang
penurunannya tidak sampai 10%, yaitu PG Cinta Manis (4,5%), PG Camming (5,5%), PG Bone

81
(7,5%) dan PG Sindanglaut (7,6%). Tentu saja saya cukup bangga karena keluarga RNI ada
yang masuk dalam daftar PG yang cukup tangguh tersebut yaitu PG Sindanglaut.
Melihat perjalanan rendemen yang tidak menggembirakan ini, tidak ada cara lain untuk
memperoleh jumlah gula bagian PG sesuai target, berarti harus menggiling tebu lebih banyak
lagi.
Ada 3 kunci sukses yang harus dipegang apabila kita akan bersaing dalam perolehan tebu.
Pertama adalah harga beli tebu. Harga beli tebu akan sangat ditentukan oleh efisiensi dan
kapasitas pabrik. Makin efisien maka gula yang dihasilkan akan semakin tinggi, berarti harga
beli tebu berani tinggi.
Semakin besar kapasitas kita maka peluang untuk bisa menambah tebu semakin besar. Kedua
adalah momentum. Apabila kita mengandalkan asumsi bahwa tebu akan datang dengan
sendirinya pada saat nanti rendemen tinggi, ada dua resiko yang akan dihadapi. Tebu sudah
habis karena dimakan PG yang lain karena mereka pasti punya pemikiran yang sama yakni
mengejar jumlah gula yang bisa dihasilkan karena mengharapkan kenaikan rendemen ibarat
menunggu “godot” yang tak kunjung tiba. Ketiga adalah faktor pengawasan dan pengendalian.
Jika tebu kita peroleh dengan memberikan perlakuan khusus, maka harus kita pastikan bahwa
perlakuan tersebut tepat sasaran. Penggunaan IT sangat membantu untuk digunakan sebagai
instrumen pengawasan yang handal.
Tidak ada cara spesifik untuk masing-masing PG yang bisa diajarkan untuk bersaing dalam
memperoleh tebu tersebut. It’s a matter of entrepreneurship. Ini benar-benar permainan bisnis
yang didasari pada perhitungan yang cermat, cara yang kreatif dan inovatif, berani ambil resiko
dibarengi dengan penguasaan lapangan yang kuat. Jadi semangat saja tidak cukup.
Strategi yang menghasilkan sukses di masa lalu tidak bisa selalu manjur untuk digunakan pada
tahun berikutnya karena kondisi selalu berubah. Oleh karena itu kita tidak boleh terlena dalam
comfort zone. Sekali lagi inovasi dan kreativitas harus selalu diasah. Semangat harus selalu
dibarengi dengan kerja keras dan kerja cerdas.
Di wilayah Jawa Timur misalnya. Tahun yang lalu PG swasta di Lamongan belum beroperasi
penuh. Tahun ini sudah beroperasi dan harus mencari tebu dari mana-mana karena kapasitas
yang sangat besar, sehingga kadang-kadang masuk ke wilayah historical PG yang sudah
berdiri terlebih dahulu. Sialnya sebagian besar PG yang berdekatan dengan PG tersebut adalah
PG milik BUMN baik milik PTPN X, PTPN XI maupun milik group PT RNI. Tentu saja kalau kita
berdiam diri saja, pasti akan berkurang jumlah tebu yang bisa kita GILING tahun ini. Adanya
gangguan terhadap keseimbangan jumlah bahan baku yang menjadi andalan selama ini pasti
juga akan menyebabkan pergeseran-pergeseran wilayah pertarungan baru. Semua ini perlu

82
dicermati dan diantisipasi. Kuncinya petugas kita harus bekerja keras melakukan pengamatan
dan inventarisasi di lapangan hari demi hari supaya jangan sampai kita kecolongan.
Di Jawa Barat, walaupun tidak ada PG baru yang beroperasi mengambil tebu disana, tetapi
bahan baku sudah berkurang banyak karena luas areal menurun sampai 2000 ha. Tebu-tebu di
wilayah tidak bertuan dapat dijadikan alternatif sumber tebu baru. Namun demikian perlu diikuti
dengan pengawasan yang ketat karena tebu yang berasal dari tempat yang jauh rawan untuk
ditumpangi oleh tebu-tebu dari dalam wilayah.
Sepertinya upaya untuk capacity building di industri gula ini tidak ada habis-habisnya. Selalu
muncul tantangan dan masalah baru di setiap simpul proses bisnis yang ada, baik simpul di
bidang pengembangan yang akan berujung pada penurunan HPP, juga di simpul peningkatan
produktivitas dan kualitas serta tentu saja simpul efisiensi.
Banyaknya simpul-simpul yang harus dibenahi di proses bisnis gula ini bukan hanya yang
bersifat makro saja, tetapi juga simpul-simpul yang bersifat teknis di lapangan.
Kalau kita jalan-jalan ke PG, pasti masih akan kita temui tebangan yang kotor, tanaman yang
tidak tumbuh, air yang tergenang dan sebagainya.
Saya tergelitik untuk tahu lebih mendalam, seperti apakah sistem manajemen yang diterapkan
dalam bekerja di setiap PG? Apakah sudah ada standardnya? Apakah semua pelaksana sudah
memahaminya?
Saya bisa bayangkan betapa rumitnya bekerja melibatkan ribuan orang dengan latar belakang
dan status pekerja yang berbeda, dengan latar belakang budaya dan pendidikan yang
beragam. Satu-satunya cara adalah harus dengan membuat Good Agricultural Practices
dengan tentunya menerapkan Precission Farming sebagai pedoman yang diterjemahkan dalam
SOP di setiap tahap pekerjaan. Sepertinya kita perlu membuat standar untuk memproduksi
gula, saya analogikan dengan pabrik obat dimana disana ada standar CPOB (Cara Pembuatan
Obat yang Baik), di gula bisa kita namakan CPGB (Cara Pembuatan Gula yang Baik).
Oleh karena itulah, dalam Minggu ini saya ajak teman-teman PG untuk berakhir pekan di
Yogya. Kita duduk bersama untuk berdiskusi dipandu LPP menyusun pedoman tersebut.
Pedoman CPGB ini akan kita jadikan basis bisnis gula agar tidak goyah diterpa turbulensi
musim, kebijakan maupun teknologi.
Jalan yang harus dilalui masih panjang. Sebagus-bagusnya pedoman dibuat, kunci
keberhasilannya adalah pada SDM yang menjalankan dan sistem pengawasan serta
tindaklanjut atas pelaksanaan pedoman tersebut. Oleh karena itu, pengelolaan SDM di tingkat
pelaksana juga harus terus diperbaiki, terutama bagaimana caranya agar pekerja dapat menjadi

83
bagian dan menyatu dengan manajemen. Itu akan menjadi topik berikutnya dalam diskusi-
diskusi untuk peningkatan capacity buiding kita di bidang pergulaan.
Menjadi anggota IKAGI, menjadi pelaku bisnis di industri gula harus bersiap menghadapi never
ending story karena begitu luasnya area of improvement. Begitu seringnya muncul kebijakan
baru. Begitu tereksposenya industri ini terhadap perubahan bisnis, baik skala nasional maupun
internasional.
Percayalah, semangat saja tidak cukup. Kreatif, inovatif, adaptif bila perlu harus punya ide gila
agar tetap survive di industri yang sangat menarik ini baik teknis maupun non teknisnya.
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semuanya. Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Yogyakarta, 9 Oktober 2016.
Didik Prasetyo

# 30 e-commerce : Jangan Gagal bila masuk bisnis digital (RNI masuki era
bisnis dot.com)
Assalamualaikum wr.wb,
Tanggal 19 September 2016 yang lalu menjadi hari yang bersejarah bagi RNI. Di hari itu, RNI
melakukan peluncuran awal atau soft launching market place-nya yang diberi nama
pasarprodukbumn.com. Mulai saat itu RNI mulai masuk dalam bisnis e-commerce atau bisnis
digital.
Peluncuran itu dilakukan dalam acara BUMN Marketeers Club yang ke 46 yang dipandu oleh
“Suhu”- nya Marketing Indonesia Bapak Hermawan Kertajaya (HK). Di dunia internasional
sendiri, Pak HK yang berlogat Suroboyoan sangat kental ini sudah sangat diakui dan bahkan
dinobatkan sebagai “Marketing Guru”, sejajar dengan Philip Kotler yang legendaris itu.
Diceritakan oleh pak HK bahwa RI 1 termasuk tokoh yang sangatconcern dan sangat sadar
akan aspek marketing dalam segala hal sampai ke tingkat bernegara. Oleh sebab itulah oleh
komunitasmarketing Indonesia beliau dinobatkan sebagai tokoh Marketing of The Year pada
tahun 2010.
Saya sangat bangga ketika me-soft launching produk yang murni karya anak bangsa ini lahir
dari keluarga RNI karena memasuki bisnis digital perlu keberanian yang luar biasa
kalau ngga dibilang “nekat”. Persaingan dalam bisnis ini begitu luar biasa ketat, era caplok-
mencaplok antar perusahaan e-commerce (Lazada sudah dibeli oleh Alibaba) dan meminjam
istilah Pak Hermawan, juga sudah terjadi “money burning” atau banting-bantingan harga sampai
merugi diantara mereka.

84
Tentu sangat membanggakan, disamping juga sangat berat tanggungjawabnya bagi rekan-
rekan pengasuh e-commerce RNI untuk tetap melanjutkan perputaran roda bisnis on line ini
agar jangan sampai berhenti di launching saja. Bila perlu ~”meminjam istilah mas Yodhia
Antariksa”~ teman-teman harus sangat inovatif dan kreatif sekaligus harus berani membunuh
produk inovasinya tersebut sebelum dibunuh pesaing. “creative destruction” istilahnya.
Pokoknya tetap harus keep moving ! Oleh karena itu saya bertekad, dengan tetap mencermati
perkembangan bisnis dunia maya, maka Soft Launching Ecommerce pasarprodukbumn.com ini
akan saya kawal dan saya lanjutkan terus karena ini merupakan bagian dari program perbaikan
bisnis yang sudah ditetapkan dalam GBHN-nya RNI.
GBHN RNI tentu saja bukan harga mati untuk diubah, sebagaimana saat ini RNI masih
mempertahankan konglomerasi yang sewaktu-waktu dapat diubah untuk disesuaikan
dengan Road MapKementerian BUMN.
Mengapa tekad saya sedemikian besar?
Dewasa ini kita pasti sudah melihat dan mengamati bahkan mungkin mengalami sendiri
bagaimana perkembangan teknologi informasi atau bisnis digital telah menjungkirbalikkan pola
pikir kita dengan tumbangnya berbagai raksasa dunia usaha yang selama ini kita kenal. Siapa
yang mengira bahwa Fuji Film yang begitu menggurita akan tumbang oleh teknologi digital yang
tidak memerlukan lagi kamar gelap, larutan developer dan kertasnegative film? Juga produk
kamera yang canggih milik Kodak, Canon, Nikon akan disalip oleh kamera HP dengan
megapixel yanghigh quality tetapi berharga murah dan sangat handy?
Apa kabarnya dengan para Samurai elektronik seperti Sony, Panasonic, Toshiba, Sanyo,
Sharp? Satu kata saja untuk mereka sama “TUMBANG”. Where’s my Nokia?
Benar kata pak HK. Now every one is a photographer, everyone is a reporter, even now
eveyone is a movie maker!
Sesunguhnya potensi pasar digital Indonesia memang sangat besar dengan jumlah penduduk
terbesar ke-4 di dunia, yaitu 259 juta jiwa, dimana 50%-nya berusia dibawah 30 tahun.
Pengguna aktif internet di Indonesia mencapai 88.1 juta jiwa, dan hampir semuanya adalah
aktivis media social. Jumlah koneksi mobile internet telah mencapai 326.3 juta jiwa atau
melebihi dari jumlah penduduk, yang artinya bahwa satu jiwa penduduk bisa memiliki lebih dari
1 (satu) buah mobile phone yang terkoneksi dengan jaringan internet. Dari jumlah tersebut
diperkirakan 10%-nya yang berbelanja secara online (Online Shopers). Jumlah ini masih jauh
dibandingkan dengan Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam dan Malaysia yang mencapai 60 –
80% total populasi penduduknya.
Bisa anda bayangkan berapa nilai pasar yang masih terbuka !

85
Selain itu, hasil survey menyatakan bahwa perilaku belanja masyarakat Indonesia saat ini: 40%
melakukan browsing dulu sebelum belanja dan 51%-nya lebih menyukai melakukan kunjungan
langsung ke toko. Dengan menjamurnya situs belanjaonline, perilaku belanja masyarakat
Indonesia ini akan berubah drastis. Sedikitnya ada 4 hal yang menjadi alasan kenapa orang
mau berbelanja secara online. Pertama mudah, tinggal klik transaksi sudah bisa dilakukan.
Kedua, hemat, baik waktu maupun biaya terutama biaya ikutannya,
karena nggak perlu ngajak teman sambil mampir ngopi-ngopi. Selain itu aman dan nyaman
karena kita kita sudah punya Cyber Law melalui UU ITE dan bisa belanja kapan saja. Jangan
lupa juga bahwa belanja tanpa face to faceketemu si penjual juga membuat permintaan
beberapa jenis barang “tertentu” naik. Mas Azrul, Manager OTC Phapros memberikan testimoni
bahwa penjualan X-gra naik 30%! Sayangnya, Pak Sufi dari MRB belum punya cerita
bagaimana hasil penjualan produk utamanya ! “Kondom….”.
Dalam situs pasarprodukbumn.com ini juga disediakan platformmarket place berupa
toko online yang dikelola secara mandiri oleh BUMN, para principal yang produk2nya
didistribusikan oleh PT Rajawali Nusindo dan UMKM mitra. Para mitra dapat melakukan
pemuktahiran (updating) harga dan persediaan, mengunggah foto produk hingga melakukan
program promo secara mandiri. Dan keseluruhan transaksi dalam situs ini juga dilengkapi
dengan Proses Bisnis terkini. Itulah sebabnya pengelola situs ini nantinya adalah PT Rajawali
Nusindo salah satu anak perusahaan PT RNI yang bergerak di bidang trading dan distribusi.
Alhamdulilah, melalui meeting koordinasi yang panjang, sekitar 24 BUMN bersedia bergabung
dalam situs pasarprodukbumn.com. ini. Para member ini terdiri dari berbagai sektor industri,
seperti dari sektor farmasi (PT Indofarma Tbk), sektor pertanian (PT Pupuk Indonesia Holding
Company, Perum BULOG dan PT sang Hyang Seri), industri perkebunan dan kehutanan
(PTPN VIII, Perhutani, RNI), industri maritim (PT PAL), industri penerbangan (Garuda dan
Citilink), industri migas hingga industri perbankan (BNI, BRI dan Mandiri).
Sejalan dengan kebijakan pemegang saham, situs ini tetap akan disinergikan dengan situs
blanja.com yang dimiliki oleh PT Telkom. Bedanya, bahwa situs pasarprodukbumn.com ini
100% milik PT RNI, jadi murni karya anak bangsa, tidak ada pemegang saham lain disini.
Masih banyak yang harus dibenahi. Saya sangat menghargai saran dan kritik yang datang dari
hadirin. Kritik Ibu Dirut PT Sarinah (Persero) mengenai nama yang kurang “menjual”, yang
dibenarkan juga oleh Pak HK menjadi masukan ke depan yang sangat berharga. Juga masukan
dari Pak HK agar kita fokus kepada parapotential buyer online, sangat berharga sekali. Menurut
beliau mereka adalah kaum muda (youth), wanita (woman) dan netizen.
Welcome to era bisnis dot com.

86
Semoga Allah SWT selalu meridhoi langkah-langkah kita dalam memajukan perusahaan,
negara dan peradaban. Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 22 September 2016.
Didik Prasetyo
CEO Notes # 29 Farmasi : From Unpad Unveiling The Future
Assalamualaikum wr.wb,
Di era Pemerintahan Orde Lama, bagi yang mengalami, pasti mengenal jargon sandang-
pangan-papan. Ukuran kesejahteraan masyarakat secara sederhana dirumuskan dalam kriteria
murah sandang, murah pangan, murah papan. Artinya mudah dan murah mencari bahan
makanan (pangan), pakaian (sandang) dan perumahan (papan). Sampai ada sebuah bank
yang menyediakan kredit perumahan dinamakan Bank PAPAN SEJAHTERA, meskipun kita
tahu bersama bahwa akhir bank tersebut ternyata sama sekali tidak “sejahtera”.
Bergeser ke Era Milenium sekarang ini, jargon itu mengalami perubahan. Rupanya papan dan
sandang dianggap tidak terlalu prioritas lagi. Seiring dengan bertambahnya penduduk yang
berkembang secara deret ukur, pangan yang berkembang secara deret hitung tetap menjadi
kebutuhan utama. Industri semakin berkembang untuk memenuhi semua kebutuhan
masyarakat dan angka harapan hidup meningkat karena standard kesehatan yang terus naik.
Berubahlah standard kehidupan masyarakat (modern) ini, yaitu cukup pangan, cukup bahan
bakar dan listrik serta badan sehat dan umur panjang, sehingga jargonnya menjadi : pangan,
energi dan kesehatan. Artinya, bisnis masa depan yang menjanjikan akan terletak di ketiga
bidang tersebut.
RNI siap untuk menceburkan diri lebih dalam lagi di ketiga-tiganya karena modal dasarnya kita
sudah punya. Bisnis Gula, CPO dan teh mau divariasi cara apapun tetap merupakan bagian
dari pangan dan ini sudah digeluti oleh PT RNI sejak lahir, Energi sudah dimulai oleh PT Mitra
Kerinci dengan Proyek PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro) yang dibangun dengan
memanfaatkan aliran sungai yang membentang melewati kebun teh PT Mitra Kerinci. Saat ini,
untuk tahap pertama akan dibangun PLTMH dengan kapasitas 15,6 MW dari potensinya yang
diperkirakan sebesar 56 MW. Biomassa dari kebun tebu (bagas) dan sawit (tankos) sangat
melimpah sehingga PLTBS juga tinggal dibangun saja untuk menjadi sumber energi yang
handal. Farmasi dan alat kesehatan yang selama ini seakan-akan berjalan sendiri di RNI Group
ternyata setelah saya dalami berpotensi untuk menjadi pilar penopang yang handal bagi bisnis
PT RNI group.

87
Saya mulai meng-explore lebih dalam tentang bisnis farmasi ini ketika tanggal 15 September
2016 yang lalu, Universitas Padjajaran Bandung dalam rangkaian Dies Natalisnya yang ke 59
mengundang RNI untuk berbicara dalam kegiatan yang bertajuk : Seminar Pentahelix
Kemandirian Bahan Baku Farmasi.
Saya sangat sepakat dengan judul yang diusung ini karena isu kemandirian ini benar-benar isu
yang aktual di banyak bidang. Ketika mengajar di SMA N I Cepu, para siswa sudah saya
provokasi agar melihat banyaknya peluang untuk berkarya demi negeri ini (bahasa patriotiknya)
karena kita belum mandiri di pangan dan energi. Beras, gula, kedele, jagung, daging dan
minyak masih harus kita impor. Bahasa dagangnya : peluang bisnis terbuka lebar.
Eh, ternyata di farmasi lebih-lebih lagi. (Ngomong dagangnya, berarti peluang bisnis farmasi ke
depan sangat prospektif).
Dengan jumlah penduduk terbanyak di ASEAN, dan tingkat kesehatan yang relatif rendah,
jangan heran bahwa kita menjadi pasar terbesar bagi farmasi di kawasan ini yaitu US $ 9,4
milliar pada tahun 2018 nanti. Dan kita menjadi TOP 20 GLOBAL RANKING . No.1, 2 dan 3
adalah USA, China dan Jepang. Negara Asia lain yang masuk TOP 20 ini adalah India dan
Korea Selatan.
Menjadi anggota komunitas gula (dan terpilih menjadi Ketua IKAGI), dengan impor gula yang
mencapai 50-60% dari kebutuhan saja sudah membuat saya prihatin. Ternyata di farmasi,
bahan baku obatnya lebih dari 90% masih import ! Bahan yang gampang seperti garam dan
gula farmasi juga masih impor. Kebutuhan garam farmasi (pharmaceutical grade) dan aneka
pangan bahkan 100% masih impor dari Jerman, China, Australia, Selandia Baru dan India.
Itulah sebabnya, di sesi tanya jawab ada mahasiswa peserta seminar yang melontarkan
pertanyaan kritis : kemana saja industri farmasi Indonesia selama ini ? Pertanyaan yang kelak
juga harus dijawab sang mahasiswa dimanapun nanti dia bekerja karena dia adalah mahasiswa
farmasi.
Kimia Farma yang bekerja sama dengan PT Garam mempunyai tugas memenuhi kebutuhan
garam farmasi bercerita panjang lebar mengenai kendala yang dihadapi, terutama dari sisi
ketersediaan garam dalam negeri itu sendiri.
Saya juga menyampaikan masalah yang dihadapi dalam memproduksi gula farmasi. Tugas
membuat gula farmasi saya bebankan kepada PG Subang yang sudah menggunakan proses
DRK (Defekasi Remelt Karbonatasi) sehingga sudah mampu menghasilkan gula premium
(Icumsa 80-100). Secara teknis, menghasilkan gula farmasi dengan Icumsa di bawah 45
sebenarnya sudah mampu untuk dilakukan oleh teman-teman dari PG Subang di bawah

88
komando GM Pak Adang Sukendar yang nota bene adalah mantan Kepala Pabrikasi di PG
Krebet Baru II. Gula Farmasi made in PG Subang yang akan menjadi gula farmasi pertama di
dalam negeri yang berasal dari gula tebu ini sudah lolos uji dari test laboratorium Phapros
sebagai calon pengguna dan uji oleh pihak independen dari laboratorium BBIA (Balai Besar
Industri Agro) di Bogor. Masalah pokoknya untuk go commercial adalah pada pemilihan
teknologi mana yang paling murah dan mudah agar gula farmasi yang dihasilkan ini nanti
profitable.
Program pembuatan garam dan gula farmasi ini masuk dalam cluster chemical dalam strategi
industri farmasi nasional. Cluster yang lain yaitu : vaccine, natural dan bio-pharmaceutical.
Untuk bahan baku obat kimia, pasar dunia saat ini dikuasai oleh China dan India yang sudah
sangat dominan, terutama untuk pasar bahan aktif (API=Active Pharmaceutical Ingredients)
yang kebutuhannya sangat tinggi seperti paracetamol, obat diabet, kolesterol, darah tinggi dll.
Dominasi dua negera tersebut sudah sedemikian kuatnya sampai Eropa dan Amerikapun sudah
keok, apalagi negara-negara kecil seperti Indonesia.
Untuk vaccine (vaksin), semuanya sudah dikerjakan oleh BUMN Farmasi PT Bio Farma yang
lingkup tugasnya bukan hanya memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri saja tapi bahkan
harus men-supply kebutuhan seluruh negara ASEAN karena dialah satu-satunya produsen
vaksin di kawasan ini.
Obat yang berbahan baku natural seperti herbal harapannya akan menjadi comparative
advantage bagi industri farmasi Indonesia. Kita sudah sering mendengar bahwa ekstrak daun
seledri dikombinasi dengan ekstrak kumis kucing bisa dipakai untuk anti hipertensi, ekstrak
temulawak digabung dengan ekstrak daun sambung nyawa untuk anti kolesterol dan berbagai
tanaman lainnya, disamping juga zat-zat aktif yang ada di biota-biota laut seperti mikroba
simbion karanglaut yang sedang diteliti Phapros bersama Undip.
Pengembangan obat-obatan berbasis herbal menjadi lahan penelitian yang terbuka untuk bisa
dikerjasamakan dengan Perguruan-perguruan Tinggi yang ada.
Cluster yang bisa menjadi revolusi di bidang farmasi adalah bio-pharmaceutical, dimana di
dalamnya termasuk temuan yang saat ini menjadi trending topic di farmasi yaitu stem cell. Saya
benar-benar tertarik dengan stem cell ini setelah saya diprovokasi oleh mas Agus Phapros
melalui emailnya ke saya tentang peluang bisnis stem cell. Ijin saya share ya mas….
Dari berbagai sumber bacaan, googling dan obrolan yang pernah saya ketahui, stem cell atau
yang di kedokteran dikenal dengan sel punca akan benar-benar menjadi pengobatan masa
depan menggantikan obat kimia.

89
Pemahaman saya tentu saja sangat terbatas utuk bisa menjelaskan secara panjang lebar
mengenai hal ini, tetapi secara singkat dapat saya share pemahaman saya secara awam yaitu ;
– stem cell merupakan sel yang bisa berkembang atau direproduksi menjadi berbagai macam
sel sehingga bisa meregenerasi sel yang rusak atau tua;
– stem cell bisa diambil dari organ tubuh, yang awam ketahui misalnya dari ari-ari atau plasenta
– stem cell sudah bisa disimpan di laboratorium (dan sudah ada yang diijinkan untuk
menyediakan pelayanannya).
– stem cell sudah bisa digunakan dalam terapi/pengobatan meskipun baru terbatas di 11 rumah
sakit di Indonesia yang diijinkan melayaninya
Apabila riset stem cell ini semakin maju, maka pengobatan stem cell akan dapat go commercial
dan bisa merubah peta pengobatan konvensional misalnya :
– Penderita diabetes tidak perlu lagi suntik insulin karena insulin bisa meregenerasi sendiri
dengan pengobatan stem cell – Penderita luka (luka bakar, patah tulang, dll) dapat sembuh
dengan regenerasi melalui terapi stem cell- Penderita katarak tidak perlu lagi dioperasi-
Pemasangan ring atau by pass jantung dapat diganti dengan terapi stem cell
Bahkan dengan stem cell juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit degeneratif
(penuaan). Sel yang tua menjadi muda. Di dunia kecantikan tentu sangat diidamkan para ibu,
kulit yang menua, keriput, kendor bisa menjadi muda, kenceng dan kinclong. Saya jadi ingat
film Elysium yang dibintangi oleh Matt Damon dimana ada anak yang sakit cukup parah cukup
dimasukkan dalam tabung dan sekeluarnya dari tabung semua penyakitnya telah sembuh.
Disamping sisi positif temuannya secara teknis, sepertinya revolusi ini juga bakal menyisakan
PR untuk para cendekiawan, ulama dan Pemerintah yaitu batasan-batasan dari segi etika,
budaya dan agama. Tapi saya yakin bahwa Pemerintah sudah sangat berhati-hati dalam hal ini,
terbukti dari regulasi-regulasi yang dibuat terkait stem cell ini mulai dari penyimpanan, riset dan
pelayanannya. Tidak sembarang pihak boleh melakukan pengelolaan stem cell dengan bebas.
Sebagai businessman, saya sangat berharap Phapros bersama PG bersiap-siap untuk
menangkap peluang besar ini mulai dari yang sederhana seperti membuat gula farmasi yang
benar-benar lolos uji dari semua kriteria, menggarap obat-obatan natural base pharmacy
(seperti herbal) sampai ke farmasi yang advance seperti halnya stem cell.
Untuk bisa menggarap semuanya, kita tidak bisa sendiri. Bekerjasama dengan Perguruan
Tinggi sebagaimana sekarang sudah berjalan dengan UGM, Undip, IPB dan Unpad harus
semakin ditingkatkan di masa-masa yang akan datang. Di hari itu, peningkatan kerjasama
dengan Unpad ditandai dengan MOU antara saya dengan Rektor Unpad yang kemudian diikuti

90
dengan Business Meeting sesi awal untuk menggali bidang kerja sama yang lebih luas antara
RNI dengan 16 Fakultas di Unpad. Selanjutnya akan diadakan pertemuan antar tim teknis dari
kedua belah pihak. Acara itu menjadi penutup kegiatan saya meng-explore dunia farmasi
bersama Unpad sekaligus memantapkan keyakinan saya akan besarnya peluang bisnis farmasi
di masa depan.
Anda semua terutama generasi muda, harus bersiap-siap bahwa di masa depan pangan, energi
dan sehat saja masih belum cukup. Kelak harus ditambah sehat, bugar, powerful dan
kinclong…
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua agar selalu melewati jalan yang benar.
Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 16 September 2016.
Didik Prasetyo

# 28 IBDex 2016 : Provokasi Untuk RNI Menyongsong Holding BUMN


Assalamualaikum wr.wb,
Semangat untuk menjadikan BUMN menjadi agent of change danagent of development yang
tidak hanya mementingkan keuntungan semata benar-benar dipompakan puooll oleh Ibu
Menteri Rini M. Soemarno. Untuk mewujudkan semuanya ini maka BUMN harus menjadi
kekuatan besar dan berdaya saing tinggi yang mempunyai leverage atau daya tawar yang kuat
bagi mitra, bagi pesaing, bagi perbankan dan semua stake holder terkait.
Gelora ini tercermin ketika pekan yang lalu Kementerian BUMN menggelar perhelatan besar
yang mengusung title IBDex yaitu singkatan dari Indonesian Business and Development
Expo 2016. Tempatnyapun mengambil gedung terbaik dan paling bergengsi di seluruh negeri
saat ini yaitu JCC (Jakarta Convention Center). Convention Hall terbesar yang memiliki Plenary
Roomberkapasitas 5.000 tempat duduk, balai sidang seluas lebih dari 3.900 m² dan memiliki
13 ruangan pertemuan dengan berbagai ukuran. JCC juga tercatat menjadi panggung konser
artis-artis dunia seperti Mariah Carey, Diana Krall, Enrique Iglesias, Janet Jackson, George
Benson and Al Jarreau dan tidak ketinggalan artis Indonesia seperti 3 Diva (Krisdayanti, Titi DJ
dan Ruth Sahanaya). Pantas saja kalau disana sepiring Nasi Goreng dibanderol dengan harga
Rp. 70.000 !
Lantas apakah hubungannya dengan masa depan RNI ?

91
Mari kita lihat kegiatan apa saja yang diusung dalam IBDex ini. Selain pameran yang diikuti oleh
seluruh BUMN, juga diikuti oleh beberapa perusahaan BUMD dan mitra binaan BUMN; IBDex
juga menggelar Konferensi Internasional, Minister Lecture oleh Menteri BUMN, Business
Matching, BUMN career opportunity dan PKBLPitching. Dalam Seminar Internasional antara
lain dihadirkan pembicara dari Temasek Holding Singapura dan Khazanah Holding dari
Malaysia yang tentu saja menceritakan bagaimana peran dan kontribusi Holding di negeri jiran
tersebut dan sedikit cerita tentang pengelolaannya.
Materi ceramah Ibu Menteri sendiri juga banyak berbicara mengenai arah Holding BUMN di
masa depan dan kriteria SDM yang akan dipersiapkan untuk mengisi kepemimpinan di BUMN
yang akan datang.
Itulah sebabnya saya mengajak semua calon-calon pimpinan masa depan RNI Group, mulai
dari para Group Head di RNI Holding dan seluruh Direksi Anak Perusahaan PT RNI Group, baik
yang besar maupun yang kecil; yang senior maupun yang junior. Saya cukup senang karena
disamping Pak Agus Siswanto, Pak Warsito juga saya lihat ada Pak Yosdian dari Mitra Kerinci
dan Pak Wahyu Sakti Priyonggo dari Laskar. Di tangan merekalah antara lain nanti masa depan
RNI akan ditentukan. Oleh karena itu sudah selayaknyalah mereka mendengar sendiri langsung
dari sumber pertamanya yaitu Menteri BUMN RI kemana perusahaan BUMN ini nanti akan
dibawa.
Saya juga secara terbuka menulis disini agar visi ke depan BUMN dikenali oleh para pejabat
sampai 2 level di bawah Direksi RNI (GM, Kabid, Kabag) bahkan juga seluruh lapisan karyawan
yang punya potensi menjadi pimpinan RNI masa depan.
Salah satu poin penting yang akan menjadi catatan bagi BUMN di masa depan adalah bahwa
Pemerintah tidak akan menyuntikkan tambahan modal terus menerus melalui PMN (Penyertaan
Modal Negara). Tahun 2017 nanti Penambahan PMN sudah akan dihentikan oleh Pemerintah.
Disisi lain, BUMN diharapkan semakin berperan menjadi penyangga perekonomian nasional
terutama dalam menghadapi perlambatan ekonomi global.
Ibu Menteri mengatakan bahwa kalau saat ini hanya ada 1 perusahaan BUMN yang masuk
Fortune 500 (yaitu Pertamina), maka pada tahun 2019 minimal sudah harus ada 7 perusahaan
yang menyusul Pertamina. Di dalam RPJMN 2015-2019 bahkan diperjelas bahwa kalau diukur
dengan peringkat 2000 perusahaan terbaik versi Forbes, tahun 2015 dari 5 perusahaan harus
menjadi 19 perusahaan di tahun 2019. Sementara itu kontribusi terhadap penerimaan negara
harus naik dari Rp. 211 Triliun (2015) menjadi Rp. 635 Triliun (2015) dengan tingkat Service
Level Agreementmencapai 94-100%.

92
Ada 4 strategi yang akan dijalankan untuk mencapai sasaran tersebut yang dikenal dengan 4
strategic pillars, yaitu : 1) Sinergi antar BUMN, 2) Hilirisasi dan kandungan lokal, 3)
Pembangunan Ekonomi daerah terpadu, 4) Kemandirian keuangan dan penciptaan nilai.
Bagi teman-teman yang berminat untuk mendalami isi masing-masing strategi silakan
anda browsing sendiri di internet, nisacaya informasinya lebih lengkap dan rinci. Siapa tahu ini
akan menjadistart up bagi anda untuk mencapai karier yang lebih tinggi di lingkungan BUMN
(dimanapun).
Apa relevansinya dengan keberadaan RNI saat ini ?
Salah satu implikasi dari strategi sinergi BUMN tadi adalah akan dikonsolidasikannya BUMN-
BUMN yang sejenis dalam satu Holding Sektoral BUMN.
Ada 7 sektoral Holding yang sedang direncanakan untuk dibentuk dalam waktu dekat, yaitu : 1)
Energi, 2) Pertambangan, 3) Jalan Tol, 4) Jasa Keuangan, 5) Perumahan, 6) Pangan dan 7)
Maritim.
Kira-kira RNI akan berada dimana? Tentu saja, analisis rasionalnya kita sudah harus bersiap-
siap untuk saling berpisah dengan sesama “sister company” karena bisnis RNI terdiri dari
bermacam-macam bidang. Perkebunan bersama PTPN bisa kita prediksi akan masuk dalam
Sektor Holding Perkebunan atau Holding Pangan. Untuk bidang yang lain kita berharap masih
akan dibentuk holding sektoral lainnya seperti Holding Farmasi (untuk menjadi rumah baru bagi
Phapros) dan Holding Logistik (rumah bagi Nusindo dan perusahaan trading lainnya).
Kemanapun insan RNI nanti akan dibawa, saya berharap semua sudah mempersiapkan diri
dengan kompetensinya masing-masing sehingga akan tetap menjadi Super Human ditempat
yang baru nanti karena mewarisi Genetic Super yang sudah dipersiapkan beberapa tahun ini.
Lagi pula, pengalaman berada dalam pengelolaan model Holding BUMN merupakan
keunggulan komparatif yang sudah dimiliki SDM RNI dibandingkan SDM BUMN lain karena
sejak lahirnya RNI adalah holding company.
Dalam mempersiapkan calon-calon pimpinan BUMN ke depan, Kementerian BUMN juga sudah
membangun Executive Development System (EDS) yaitu dengan membuat Talent Poolyang
berasal dari perusahaan-perusahaan BUMN yang kemudian diseleksi dan dikembangkan
melalui ELP (Executive Leadership Program) untuk selanjutnya ditempatkan sebagai pimpinan-
pimpinan BUMN sesuai kompetensinya.
Ada 3 tujuan yang ingin dicapai dari ELP ini yaitu; 1) Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan, 2)
Membangun Pola Pikir Sinergi, 3) Meningkatkan Daya Saing BUMN. Dengan terbangunnya
insan pimpinan BUMN hasil ELP tadi maka transformasi BUMN Holding akan dapat dicapai

93
berdasarkan nilai-nilai BUMN yang diinginkan yaitu : Sinergy, Sustainability, Integrity, Strong
National Commitment dan Global Mindset.
Kelak ditangan para eksekutif hasil ELP inilah Holding Company BUMN republik ini bisa
melesat menjajari posisi tetangganya yang sekarang sudah berada beberapa langkah di depan
kita. Temasek misalnya, perusahaan yang mendefinisikan dirinya : “owned but not directed by
Singapore Government” ini dengan nilai portfolionya saat ini mencapai S$ 242 juta (kira-kira
2.420 Triliun Rupiah) mampu memberikan deviden kepada pemegang saham (Pemerintah
Singapore) sebesar S$ 8 miliar (kira-kira setara dengan 80 triliun rupiah). Temasek juga mampu
memberikanreturrn rata-rata dalam 40 tahun sebesar 15% kepada para investornya. Saat ini,
mereka masih dipercaya berhutang kepada investor (lewat obligasi) yang jatuh temponya nanti
di tahun 2050. Portfolio investasinya juga tersebar di seluruh dunia : 40% di Asia (di luar
Singapura), 29% Singapura, 27% di US, Eropa, Australia, New Zealand dan 4% di Amerika
Latin, Afrika, Timur Tengah.
Berbeda dengan Temasek yang sama sekali tidak ada campur tangan Pemerintah, Khazanah
di Malaysia dipimpin oleh 10 anggota Direksi yang terdiri dari pejabat Pemerintah maupun kaum
profesional dan bertindak sebagai Chairman adalah Perdana Menteri. Saat ini dijabat oleh Najib
Razak yang sekaligus juga merangkap sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Malaysia.
Portfolio investasi Khazanah pada tahun 2015 mencapai RM 150,2 miliar atau kira-kira 900
triliun rupiah. Laba yang dicapai sekitar RM 1,2 miliar atau kira-kira setara 7,5 triliun rupiah.
Khazanah tidak mengelola bisnis perkebunan dan oil & gas.
Saya yakin bahwa BUMN Holding Sektoral, apalagi kalau kelak semua digabung menjadi Super
Holding akan bisa menjadi lebih besar dari pada Temasek dan Khazanah. Kata kuncinya
adalah sinergi untuk bersama-sama menciptakan value creationsebagaimana dicanangkan
dalam visi BUMN.
Dalam kunjungan ke stand-stand pameran, potensi sinergi juga dideteksi oleh Ibu Menteri di
stand RNI. Seharusnya produksi teh yang terintegrasi bisa dilakukan bersama-sama antara PT
Mitra Kerinci dan PTPN lainnya sehingga bisa dicapai efisiensi baik dalam produksi maupun
pemasaran.
Semoga hal-hal kecil terebut bisa benar-benar memprovokasi teman-teman RNI, khususnya
bagi mereka yang masih menggenggam masa depan yang panjang.
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semuanya. Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, September 2016.

94
Didik Prasetyo

# 27 Kembali ke Cepu : BUMN Mengajar


Assalamualaikum wr.wb,
Minggu yang lalu menjadi pekan yang sibuk bagi saya berada di luar kota seminggu penuh. Di
awali dengan pembukaan BMDP Non-Agro di LPP Yogyakarta yang merupakan BMDP
Angkatan XXX bagi RNI, pada hari Senin tanggal 29 Agustus, diakhiri dengan puncak kegiatan
pekan itu yaitu BUMN Mengajar di SMA Negeri I Cepu, Jawa Tengah.
Di tengah-tengahnya pada hari Selasa 30 Agustus saya menghadiri undangan Direktur Utama
PTPN X untuk mengikuti acara soft launching kartu tani di PG Tjoekir, Jombang – Jawa Timur.
Alhamdulillah acara soft launching Kartu Tani untuk petani tebu berjalan dengan lancar dan
sangat baik. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan dan HEBAT bagi teman-teman
BUMN Gula bisa menerbitkan kartu tani tersebut dimulai dari PTPN X. Membanggakan dan
HEBAT saya katakan karena teman-teman BUMN Gula saat ini sudah sangat terbuka dan
berani jujur seperti semboyan KPK “Berani Jujur itu HEBAT”. Mengapa? Karena dengan
adanya kartu tani di tiap-tiap PG Milik BUMN akan terlihat areal tanaman tebu yang sebenarnya
sehingga areal yang mungkin selama ini tercatat dua kali di PG yang berbeda tidak akan terjadi
lagi. Tumpang tindih areal Tebu Rakyat tidak akan terjadi lagi. Bagi Direksi ini akan sangat
memudahkan kontrol terhadap kinerja pegawai lapangan termasuk mengetahui asal usul bahan
baku tebu yang nota bene akan lebih mudah koordinasinya bila timbul masalah antar PG
karena pada dasarnya hubungan Direksi BUMN Gula saat ini baik PTPN atau RNI sudah
sangat baik. Persoalan di lapangan akan jauh lebih mudah diatasi dan dikomunikasikan tanpa
harus saling merugikan satu sama lain. Dalam acara tersebut alhamdulillah saya ketemu teman
satu kampung saya saat masih di Cepu yakni mas Nugroho Christijanto Dirut PT Petrokimia
Gresik. Alhasil pertemuan tersebut menjadi ajang reuni yang hangat sekaligus bisa langsung
mencari peluang untuk saling sinergi antara RNI group dengan Petrokimia Gresik. Maklum satu
kampung….
Dari PG Tjoekir Jombang saya kembali ke Yogya menggunakan KA sambil menikmati hasil
reformasi PT KAI yang terlihat dari kondisi stasiun dan KA yang sangat apik dan bersih, untuk
mengikuti acara bersama AGI – IKAGI – LPP yang mengambil topik “High Level Sugar Policy
Discussion”. Acara ini mengundang para pejabat kunci Pemerintah seperti para Deputy terkait
di Kemenko Perekonomian, K-BUMN, Dirjen Perkebunan, APTRI, para praktisi dan pemerhati
gula. Sekaligus diakhir acara juga dilakukan pengukuhan Pengurus Pusat IKAGI dan menyusun
rencana kerja jangka pendek IKAGI.

95
Dari Yogya kemudian saya lanjut ke Cepu yang merupakan acara terakhir di pekan itu.
Disamping mengajar, saya juga bertemu dengan Wakil Bupati Blora untuk menjajaki
kemungkinan kerja sama dengan Pemda yang saat ini banyak menjadi incaran relokasi industri
dari kota-kota besar yang mulai terasa mahal, terutama adalah dari upah, harga tanah maupun
kondisi sosial budaya yang relatif masih sangat favourable bagi investor.
Dengan sifat perjalanan yang wira-wiri kesana kemari dari kota besar ke kota kecil seperti tadi
maka saya harus memanfaatkan berbagai moda angkutan yang ada mulai dari pesawat baling-
baling, mobil sampai kereta api. Bagusnya, jalan yang dilewati sudah beraspal mulus, bahkan
keluar dari Ngawi masuk wilayah Bojonegoro jalannya sangat lebar. Kereta api juga sekarang
luar biasa tepat waktu. Bad news-nya, masih ada di beberapa segmen jalan yang mengalami
kemacetan karena padatnya lalu lintas.
Acara Direksi Mengajar di SMA Negeri I Cepu tentu saja merupakan momen yang sangat luar
biasa bagi saya. Dari SMA inilah saya lulus di tahun 1987 dan bersama 12 orang lainnya yang
dipanggil oleh IPB lewat PMDK melanjutkan belajar sampai lulus dan mengabdi menjadi PNS di
Departemen Keuangan pada waktu itu.
Ya. Itulah pilihan yang telah saya ambil karena sebenarnya waktu itu atas dorongan Bapak
saya yang berprofesi sebagai prajurit TNI AL, saya juga mendaftar sebagai calon taruna
AKABRI dan sudah menjalani tahap akhir serta sudah bersiap berangkat ke Magelang.
Hanya satu yang menjadi keberatan saya untuk memilih menjadi taruna saat itu yaitu saya
sangat sayang dengan rambut saya dan tidak mau dicukur gundul ! Jadi akhirnya saya memilih
berangkat ke Bogor dari pada ke Magelang. Memang itulah takdir Tuhan. Kalau jadi masuk
Akabri bisa saja sangat lain jalan hidup saya…..
Oleh karena itu, saya sangat berterimakasih kepada sekolah ini. Kepada guru-gurunya, kepada
gedungnya, laboratoriumnya, semuanya. Saya sangat ingin agar sekolah ini seterusnya juga
menghasilkan alumni yang sukses, yang jauh lebih baik dari saya. Untuk itulah saya merasa
wajib untuk memberikan motivasi, menyuntik siswa dengan semangat juang dan semangat
belajar yang tidak mengenal lelah.
Sejumlah lebih dari 300 siswa menyambut dengan antusias materi yang disampaikan oleh
“kakak kelas” mereka ini. Termasuk dalam tanya jawab yang berlangsung dengan sangat
dinamis dan segar.
Saya bentangkan di depan para siswa ini tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia
sekarang ini. Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam : energi, pertanian, perkebunan,
pertambangan, peternakan, dlsb. Tetapi sumberdaya alam itu belum di-explore secara
maksimal. Akibatnya kita masih banyak melakukan impor barang-barang yang seharusnya bisa

96
disediakan di dalam negeri : beras, gula, jagung, kedele, daging bahkan minyak juga. Taraf
hidup masyarakat juga relatif masih rendah, salah satu indikasi misalnya terbatasnya rumah
tangga yang belum dialiri listrik dimana saat ini jumlahnya masih mencapai 12.000 desa.
Belum lagi dari sisi pendapatan per kapita. Menurut data dari World Bank tahun 2014 Indonesia
baru mencapai USD 3.475. Jauh dibandingkan dengan Swiss yang mencapai USD 84.748 ;
Singapura USD 55.182 ; Jepang USD 38.633.
Padahal kita tahu, negara-negara tersebut adalah negara yang tidak punya sumberdaya alam
sama sekali. Tetapi Swiss, misalnya bisa menjadi pembuat coklat terbaik di dunia padahal tidak
punya perkebunan coklat. Singapura menjadi pusat perdagangan terbesar di Asia bahkan
mungkin dunia karena fasilitas logistiknya yang luar biasa. Demikian juga Jepang, walaupun
tidak punya minyak tetapi tumbuh menjadi negara industri yang sangat maju.
China yang tadinya kelasnya sama dengan Indonesia, yang terbebani dengan jumlah penduduk
lebih dari 1 milyar, sekarang sudah tumbuh sangat pesat dengan pendapatan per kapita
mencapai USD 91.376 …. Ini tentunya berkat dari kerja keras dan karakter sumberdaya
manusia yang dimilikinya.
Pada saatnya, ilmu yang berupa hard competence yang dibutuhkan untuk membangun secara
fisik bangsa ini akan terus mereka dapatkan di bangku sekolah ini hingga perguruan tinggi
bahkan seterusnya di masyarakat luas. Namun hard competencetersebut tidak cukup untuk
membawa bangsa ini mengejar ketertinggalannya, diperlukan pendidikan yang membangun
karakter, pendidikan yang mampu mencetak pemenang “The Winner” bagi generasi mudanya.
Kerja keras pasti, integritas jelas, punya visi dan misi yang besar sangat perlu, hormat kepada
orang lain dan taat pada aturan baik formal maupun non formal penting, dan religius harus.
Indonesia butuh orang-orang yang tidak hanya cerdas secara intelektualnya tapi juga cerdas
emosionalnya dan spiritualnya. Saya pikir sudah saatnya orientasi pendidikan di Indonesia tidak
bisa lagi mengasah otak kiri secara berlebihan tapi juga harus diimbangi dengan otak kanan
yang terlatih pula sehingga generasi yang diciptakan selain cerdas juga santun dan religius.
Saya yakin bahwa prinsip itu bersifat universal, tidak berlaku untuk anak SMA saja tetapi
juga applicable buat kita yang sudah bekerja, bahkan yang sudah senior sekalipun. Oleh karena
itu saya berharap sharing saya ini ada manfaatnya untuk para pembaca secara luas.
Sebagai wujud commitment saya untuk membantu meningkatkan kemampuan para siswa ini
terutama dalam sisi moral dan motivasi maka saya memberikan bantuan berupa buku-buku
bacaan yang lebih banyak membangun karakter positip yang berisi ajaran tentang motivasi atau
kisah sukses para tokoh-tokoh terkenal yang bisa menjadi teladan bagi semuanya. Di akhir sesi

97
mengajar, saya juga sampaikan bahwa PT RNI menyediakan beasiswa untuk 25 orang siswa
SMA Negeri I Cepu yang kriterianya akan ditentukan oleh sekolah.
Ujung-ujungnya kita harus berterimakasih kepada program BUMN Hadir Untuk Negeri dimana
di dalamnya terdapat BUMN Mengajar disamping program-program bantuan lainnya. Program
ini memberikan perhatian yang sangat besar kepada peningkatan SDM. Program SMN (Siswa
Mengenal Nusantara) yang berupa pengiriman pelajar antar propinsi yang dibiayai oleh BUMN
sangat besar manfaatnya bagi para siswa untuk mengenal tanah airnya, budayanya dan nilai-
nilai kehidupan sosialnya.
Untuk itu pula, saya berkomitmen untuk memberikan prioritas kepada program pengembangan
SDM di lingkungan RNI Group, seperti halnya BMDP Angkatan XXX di LPP Yogyakarta. Disana
berkumpul peserta dari bermacam-macam daerah, anak perusahaan dan latar belakang bisnis
yang berbeda. Ada yang dari Holding, Nusindo, Phapros dan juga Tanjungsari. Dari segi usia
dan masa kerja juga sangat beragam. Ada yang masih Staf junior, ada yang sudah menjabat
Kepala Cabang berkali-kali. Maklum saja karena program BMDP ini pernah terhenti selama 3
tahun sehingga ada beberapa Staf walaupun jabatannya terus melaju tetapi tertinggal dalam
pelatihan jabatan.
Khusus untuk Saudara Jimmy Faoziduhu Zega Kepala Cabang Rajawali Nusindo Jayapura,
bolehlah ini menjadi BMDP Plus bagi dia, yaitu BMDP plus berwisata. Kapan lagi bisa ke Jawa
kalau tidak karena pendidikan. Masa mau up country sampai ke Yogyakarta ? Untuk kali ini,
asal tidak berpengaruh terhadap pencapaian omset, bolehlah diatur bagi peserta luar pulau
berwisata ke Borobudur di sela-sela liburan BMDP. Sebagaimana staf dari Jawa juga selalu
“memanfaatkan” situasi untuk berwisata menengok obyek-obyek daerah yang menarik. Dengan
syarat, tidak mengganggu pekerjaan !
Demikianlah, jika semua kegiatan kita diawali dengan niat yang baik dengan hati yang gembira,
saya yakin hasilnya akan positif bagi semuanya.
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semuanya. Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 5 September 2016.
Didik Prasetyo

98
# 26 Bakti BUMN Kepada Merah Putih
Assalamualaikum wr.wb.
Bulan Agustus merupakan bulan yang sakral bagi kita bangsa Indonesia. Puncak dari segala
perjuangan, pengabdian dan pengorbanan yang telah berlangsung bertahun-tahun mencapai
klimaksnya di bulan ini yang ditandai dengan diproklamirkannya kemerdekaan kita pada tanggal
17 Agustus 1945.
Bayangkan, begitu lama bangsa kita berusaha lepas dari penjajahan, dimulai dengan serangan
Sultan Agung Hanyokrokusumo di masa pemerintahan kerajaan Mataram ke kota Batavia yang
kemudian diikuti pula dengan pemberontakan-pemberontakan terhadap penjajah Belanda di
seluruh pelosok tanah air. Aceh, Makasar, Kalimantan, Ambon dan masih banyak lagi suku-
suku lainnya yang telah mengorbankan putra-putra terbaiknya demi tanah air tercinta ini. Baik
dengan kekerasan maupun dengan perlawanan politik model saat itu. Hal ini terus berlangsung
sampai dengan perjuangan di masa kemerdekaan, baik untuk merebut maupun
mempertahankannya karena dengan berbagai taktik dan strategi, penjajah selalu berusaha
kembali untuk mencengkeram bumi Nusantara yang memang subur makmur dan kaya akan
sumber daya alam ini.
Lalu di masa sekarang ini, apa yang bisa kita perbuat untuk memelihara dan mengembangkan
negeri ini sesuai posisi kita sebagai keluarga BUMN ?
Apapun itu, tentu sangat tidak sebanding dengan perjuangan para pahlawan kita yang sangat
monumental. Tidak cukup berarti jika dibandingkan dengan kebutuhan negeri ini yang sangat
besar dan kompleks. Namun, sekecil apapun, kegiatan yang mendatangkan manfaat bagi
masyarakat, apalagi kalau itu bergulir dan menggelinding sehingga menciptakan efek bola salju,
tentu akan bisa menjadi besar dan luas yang pada gilirannya akan berguna bagi bangsa dan
negara secara keseluruhan.
Demikianlah yang dilakukan oleh BUMN-BUMN di seluruh pelosok negeri ini yang dikomandoi
oleh Ibu Menteri BUMN.
BUMN yang saat ini berjumlah lebih dari 140 ini adalah merupakan salah satu alat ekonomi
untuk membangun bangsa. Keuntungan yang dihasilkan manjadi salah satu penopang
pendapatan negara yang sangat signifikan untuk menggerakkan perekonomian nasional.
Namun, BUMN juga harus menjadi agent of change atau agen perubahan dalam masyarakat
sehingga tidak hanya cari untung semata.
Itulah sebabnya, sejak tahun 2015 yang lalu dibuat kegiatan serentak yang diberi tajuk BUMN
Hadir Untuk Negeri. RNI pertama kali berpartisipasi di program ini yang digelar di Mamuju, ibu
kota Propinsi Sulawesi Barat. Waktu itu hanya ada 3 kegiatan utama, yaitu Gerak Jalan Sehat

99
bersama masyarakat, Pasar Murah dan Bedah Rumah Veteran. Dalam perjalanannya
kemudian RNI juga membiayai wisata para Paskibraka Propinsi untuk bertandang ke
Yogyakarta sejumlah tidak kurang dari 75 orang dengan sasaran kunjungan beberapa
perguruan tinggi dan obyek budaya lainnya.
Dengan tiga kegiatan tersebut saja waktu itu sudah melibatkan kepanitiaan yang cukup besar.
Seluruh BUMN yang ada di Sulbar ikut terlibat, disamping tim inti dari RNI, Nusindo Makasar
dan Nusindo Palu.
Untuk tahun 2016 ini, secara total semuanya ada 15 (lima belas) kegiatan yang digelar. Kali ini
RNI mendapat jatah untuk berkiprah di propinsi Sulawesi Utara bersama dengan PT Jasa
Marga dan PT IKI (Industri Kapal Indonesia). Dan semua BUMN juga melakukan kegiatan
serupa di berbagai pelosok tanah air, dengan panduan yang telah dibuat oleh Kementerian
BUMN.
Lima belas kegiatan itu merupakan pengembangan dari tahun 2015 yang lalu. Bedah rumah
Veteran yang tahun lalu 15 rumah, tahun ini diperluas menjadi 40 rumah. Jumlah inipun masih
terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah Veteran yang ada di seluruh pelosok negeri ini.
Mereka yang pernah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan, tidak semua
beruntung memiliki rumah sendiri yang layak huni. Sudah sepantasnyalah kalau BUMN ikut
berpartisipasi dengan memberi sedikit kenyamanan kepada beliau-beliau para veteran ini di
usia senjanya.
Pengiriman siswa pelajar antar daerah sekarang dikemas dalam program Siswa Mengenal
Nusantara, yaitu berupa pertukaran pelajar antar propinsi. RNI kebagian mengirim 20 pelajar
dari Sulawesi Utara ke Jawa Barat dan sebaliknya yaitu pelajar Jawa Barat ke Sulut. Pertukaran
ini juga terjadi di propinsi lain yang dibiayai oleh BUMN-BUMN sebagai bagian dari program
nasional. Kalau ini berlangsung setiap tahun secara bergantian maka akan terbukalah wawasan
para siswa ini dalam mengenal daerah lain. Bagi yang di Jawa tentu akan merasakan
bagaimana susahnya siswa di daerah propinsi yang jauh dan terpencil, dan sebaliknya.
Kegiatan dalam rangkaian HUT Kemerdekaan juga dilakukan seperti upacara bendera, lomba-
lomba, gerak jalan, nonton bareng, dsb. Tentu saja di setiap kegiatan tersebut mengandung
nuansa berbagi kegembiraan dengan masyarakat berupa pemberian berbagai penghargaan
dan hadiah melalui door prize, dsb.
Khusus untuk pasar murah, setiap BUMN menjual minimal 1000 paket sembako murah. Isi
paket berupa 10 kg beras, 2 kg gula dan 2 liter minyak goreng senilai Rp. 150.000,- yang dijual
hanya Rp. 25.000,-.

100
Dua bulan lalu, RNI juga sudah menyelenggarakan pasar sembako murah dengan pola yang
sama, yang disebar di di delapan kota/kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Jawa
Timur, sebanyak total 8.000 paket, yaitu di Kabupaten Majalengka, Kota Cirebon, Kabupaten
Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kota Madiun, dan Kabupaten Sidoarjo.
Pada waktu itu, RNI juga tidak sendirian karena program ini merupakan program besar yang
diprakarsai Menteri BUMN RI dengan menyebarkan sebanyak total 500.000 paket sembako
dan santunan, di 538 Kota/Kabupaten se-Indonesia secara serentak.
Disamping pasar murah, tahun ini juga ditandai dengan kegiatan yang bersifat bakti sosial,
misalnya pemberian bantuan sarana air bersih termasuk pembuatan sumur bornya, bantuan
elektrifikasi bagi 100 rumah yang belum teraliri listrik, bantuan pembuatan MCK, pembuatan
tempat penitipan anak di di Pasar Manado. Juga berbagai kegiatan non-fisik seperti pembinaan
Napi, pembinaan Mantan Atlet nasional dan pembinaan desa terpencil rawan konflik.
Lokasi kegiatan RNI bukan hanya terpusat di kota Manado saja tetapi juga di Bitung, Minahasa,
dan berbagai daerah lain dengan jarak tempuh terjauh 3-4 jam perjalanan dari kota Manado.
Tentu saja yang paling sibuk untuk tahun ini adalah Pak Krest Kansil, Kepala Cabang Rajawali
Nusindo Manado dan segenap jajarannya. Bukan hanya menerima dan mengatur tamu dari
Jakarta, tetapi menjadi tulang punggung utama dalam semua kegiatan, baik di dalam kota
maupun di luar kota Manado.
Apalagi nanti dari RNI juga Direksi lain akan datang bergantian dengan saya, baik untuk
mengikuti Upacara 17 Agustus maupun untuk program istimewa tahun ini, yaitu BUMN
Mengajar. Para Direksi akan mengajar di SMA-SMA untuk berbagi kiat suksesnya dalam
rangka memotivasi siswa mengalahkan segala hambatan dan tantangan yang mereka hadapi.
Ini pasti pengalaman baru bagi teman-teman Nusindo Manado, terlibat dalam perhelatan yang
begitu hingar bingar. Sebagaimana kita juga semakin mengapresiasi setelah mendengar
banyak cerita tentang perjuangan rekan-rekan di unit-unit terpencil yang harus bekerja keras
menghadapi segala kendala dan kesulitan di lapangan. Apalagi Cabang Manado menjangkau
wilayah kerja yang berat. Ada 3 propinsi yang harus di-cover, Sulawesi Utara, Gorontalo dan
Maluku Utara.
Propinsi terakhir adalah wilayah kepulauan. Pulau-pulaunya berjauhan dan lautnya ganas.
Tidak jarang mereka harus mengarungi laut sejak sore dan sampainya subuh. Di tengah laut di
ombang-ambing ombak besar. Pak Krest Kansil bahkan pernah mengalami kursi dan tiang
kapal patah karena saking besarnya ombak. Hanya tangan Tuhanlah yang menyelamatkannya
dari mara bahaya saat itu. Kalau semua teman-teman salesmandisuruh cerita semua
pengalamannya pasti akan jadi

101
buku yang menarik dan bisa menjadi bahan pelajaran untuk kita semua, terutama menggugah
semangat para rekan lain yang berada di tempat yang enak. Betapa tidak, yang di Jawa
bisa up-country sehari bolak-balik seperti jalan-jalan biasa, sedangkan temannya di luar Jawa
harus bergulat dengan maut di laut ganas. Apapun kondisinya, kalau mau mendapat omset ya
itu harus dilakukan. Kunjungan ke Rumah Sakit, menawarkan produk, mengirim barang,
menagih, taking order, dsb. Saya dorong teman-teman untuk menulisnya di RKM (Rajawali
Knowledge Management) agar perjuangannya juga diapresiasi oleh “orangPusat”.
Walaupun tantangan tugasnya begitu besar, tapi Cabang Manado sudah menunjukkan prestasi
yang luar biasa. Di antara cabang-cabang lain yang omsetnya sekelas, Manado berhasil meraih
prestasi margin yang paling besar. Bravo untuk Cabang Manado.
Saya belum bisa membayangkan cerita apa yang bisa saya dapat dari rekan yang bertugas di
Cabang Sorong atau Jayapura ! Mudah-mudahan pada saatnya nanti BUMN Hadir Untuk
Negeri yang akan datang RNI mendapat jatah di Papua. Disamping menyambangi rekan-rekan
Nusindo di Papua, panitia tentunya tidak akan melewatkan wisata ke Raja Ampat. Sama seperti
di Manado, tidak ketinggalan semua minta berwisata ke Bunaken !
Sekembali dari Manado saya harap rekan-rekan segera ON di tugas-tugasnya lagi. Tuntutan
untuk MERAH PUTIH masih akan berlanjut. Kita harus mengolah raw sugar yang belum pasti
kedatangannya kapan. Kita juga harus cermat dalam menghitung biaya dan mengatur taktik
dan strategi pengolahan agar kita tetap untung dari bisnis tersebut. Kita harus benar-benar
bekerja keras sejak dari impor, pengolahan di pabrik sampai penjualannya. Sudah ada instruksi
yang diberikan langsung dari Presiden bahwa seluruh BUMN harus menjual gulanya ke Bulog
demi untuk stabilisasi harga.
Efisiensi di segala lini adalah suatu keniscayaan.
Demikian, selamat bekerja, semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua. Amiin. YRA.
Wassalamualaikum wr.wb.
Manado , 24 Agustus 2016.
Didik Prasetyo

# 25 RUPS Dengan Peran dan Posisi yang Berbeda


Assalamualaikum wr.wb.
Hadir di RUPS sudah saya alami puluhan kali. Dan itupun pada berbagai posisi yang masing-
masing mempunyai peran yang berbeda. Paling sering saya hadir sebagai pemegang saham
mendampingi Pak Deputi yang memperoleh kuasa dari Menteri BUMN. Beberapa kali saya
hadir sebagai Komisaris BUMN mendampingi Direksi BUMN berhadapan dengan pejabat

102
Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Sejak saya di RNI, kehadiran di RUPS tentu
menjadi sangat berbeda dalam peran maupun posisi. Suatu tambahan pengalaman yang
sangat berharga bagi saya. Apalagi tanggal 14 Juni yang lalu, RUPS nya adalah
pertanggungjawaban kinerja tahun 2015. Kalau hadir sebagai pemegang saham perannya
adalah “mengadili” Direksi, maka sekarang saya yang “diadili” oleh pemegang saham, dalam
arti positif tentunya. Lengkap sudah pengalaman RUPS saya.
Saya beruntung, karena yang harus saya pertanggungjawabkan adalah rapot biru, bukan rapot
merah. Ini semua adalah hasil kerja keras kita semua, seluruh keluarga besar RNI Group.
Direksi yang didukung oleh seluruh karyawan dan keluarganya.
Hasil RUPS itu sendiri sudah dipublikasikan di banyak media. Ada 4 media cetak (Bisnis
Indonesia, Kontan, Investor Daily dan Indopos) dan 24 media on
line termasuk detik.com, kompas.com,okezone.com dan media daerah
(krjogja.com, suaramerdeka.com) yang memberitakannya. Oleh karena itu sudah pada
tempatnyalah kalau saya juga ingin sharing hasil RUPS tadi di forum ini karena isinya sudah
menjadi konsumsi publik. Banyak yang bisa kita petik dari kinerja 2015. Peluang untuk
memperbaiki masih sangat besar di 2016, tetapi di sisi lain juga perlu kewaspadaan agar yang
sudah dicapai jangan sampai turun karena kita lengah atau cukup berpuas diri dengan hasil
yang ada.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT RNI diselenggarakan pada hari Selasa, 14 Juni
2016, di Kementerian BUMN, Jakarta.
Alhamdulilah, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) membukukan laba bersih Rp 69
miliar pada tahun buku 2015, meningkat 120,88% dibanding tahun 2014 yang
mencatatkerugian sebesar Rp 330,53 miliar.
Kontribusi laba sebelum pajak yang terbesar berasal dari sektor industri gula sebesar Rp
209,334 miliar, meningkat dibanding pencapaian tahun 2014 yang mencatat minus Rp 189,57
miliar. Sedangkan dari sektor farmasi dan alat kesehatan membukukan kontribusi laba sebelum
pajak sebesar Rp 83,15 miliar meningkat dari tahun 2014 yang berada di angka Rp 54,94 miliar.
Adapun, kontribusi laba sektor perdagangan berada di angka Rp 22,22 miliar.
Peningkatan kinerja ketiga sektor tersebut mampu menutup pencapaian sektor perkebunan
yang masih minus Rp 73,89 miliar.
Sementara itu, dari sisi penjualan, di tahun 2015 perusahaan mencatatkan penjualan sebesar
Rp 5.632,86 miliar, tumbuh 13,31% atau Rp 661,76 miliar dari Rp 4.971,10 miliar di tahun 2014.
Penjualan utama berasal dari kelompok industri gula sebesar Rp 2.302,70 miliar (40,88%),
kelompok industri farmasi dan alat kesehatan sebesar Rp 1.675,85 miliar (29,75%), kelompok

103
perdagangan umum sebesar Rp 1.289,81 miliar (21,39%), dan kelompok perkebunan sebesar
Rp364,49 miliar (6,47%). Sementara penurunan terjadi pada produksi crude palm oil (CPO) dan
palm kernel (PK) dikarenakan rendahnya produktivitas kebun, produksi karet juga menurun
mengingat umur tanaman yang sudah tua.
Saya sampaikan pula bahwa secara umum, kinerja perseroan di tahun buku 2015 jauh lebih
baik dibanding kinerja tahun 2014. Hal tersebut disebabkan oleh pembenahan internal yang
dilakukan secara konsisten serta dukungan faktor eksternal yang semakin membaik di semester
II tahun 2015 dan peningkatan harga komoditas gula. Di samping itu, perseroan melakukan
beberapa langkah strategis untuk mencapai sasaran yang tertuang dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015, antara lain dalam hal investasi dan keuangan.
Perusahaan terus didorong melakukan peningkatan kapasitas produksi, pangsa pasar, kualitas
produk serta nilai tambah yang maksimal melalui investasi yang dilakukan dengan efektif dan
selektif. Investasi dilakukan terbatas hanya pada lingkungan Industri yang prospektif dan benar-
benar potensial memberikan nilai tambah. Setiap investasi harus melalui feasibility study (FS)
dan kajian risiko yang memadai. Tidak ada lagi investasi dan pengembangan yang dilakukan
tanpa melakukan kajian mendalam.
Untuk pengembangan produk baru dilakukan dengan maksimal mengedepankan prinsip sinergi
BUMN serta pemberdayaan sumber daya yang ada, agar sekaligus dapat meningkatkan nilai
tambah aset non produktif dan SDM. Investasi dan pengembangan diarahkan untuk
mengantisipasi permasalahan operasional, khususnya terkait isu lingkungan hidup, kelangkaan
tenaga kerja, upah yang makin mahal, dan penghematan energi, seperti melalui penguatan
mekanisasi pertanian, optimasi aplikasi pupuk organik, optimasi penggunaan energi, dan
pengamanan ketaatan atas regulasi terkait lingkungan hidup.
Dalam bidang keuangan, secara konsisten dilakukan optimalisasi dana pada anak perusahaan
dengan menerapkan cash management sebagai alternatif pendanaan bagi group. Setiap
pengeluaran biaya harus selalu dimonitor dan mengacu pada anggaran yang telah ditetapkan.
Selain itu, pinjaman modal kerja kepada anak perusahaan dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemandirian pendanaan.
Guna memantapkan pencapaian, juga ditempuh langkah perbaikan di bidang operasional
melalui perencanaan produksi yang disusun dengan memperhatikan kepentingan atau tujuan
perusahaan dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Kinerja operasional
secara simultan diarahkan pada pencapaian target produksi, produktivitas, mutu produk, dan
HPP dengan produk impor sejenis sebagai rujukan (benchmark).

104
Saya sampaikan bahwa tantangan yang dihadapi PT RNI ke depan akan semakin ketat, untuk
itu, fokus perencanaan produksi akan mengedepankan peningkatan daya saing dengan produk-
produk kompetitor baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam bidang agro, yang merupakan tulang punggung bisnis PT RNI, Perusahaan memandang
petani sebagai mitra strategis yang harus dilindungi kepentingannya serta perlu didorong agar
tetap mendapatkan profit yang layak. Kuncinya dengan mengembangkan mekanisme
kerjasama saling menguntungkan, saling percaya melalui proses yang transparan, bertanggung
jawab dan adil. PT RNI juga akan semakin meningkatkan kerja sama dengan lembaga
penelitian untuk mengaplikasikan teknologi tepat guna yang relevan dan efektif mendorong
peningkatan produksi, produktivitas dan penurunan HPP.
Disamping hal-hal tersebut di atas yang telah dipublikasikan secara luas, kita semua juga perlu
mencermati beberapa kekurangan kita, kesulitan dan kendala yang masih belum teratasi,
sebagaimana juga menjadi catatan Komisaris RNI.
Beberapa anak perusahaan kinerjanya masih belum menggembirakan dan belum ada tanda-
tanda akan bisa diperbaiki di tahun 2016 karena kondisinya sudah sangat berat, terutama
adalah PT Mitra Ogan dan PT Rajawali II. Satu-satunya harapan adalah bekerja sama dengan
investor atau mitra yang mempunyai kekuatan pendanaan yang besar. Tapi kita tahu bersama
bahwa untuk menggandeng mitra dari luar diperlukan proses perijinan yang panjang disertai
hitungan yang cermat agar perusahaan tidak dirugikan. Oleh karena itu, saya sangat berharap
agar teman-teman di dua perusahaan ini bisa lebih ulet dan kerja keras untuk memanfaatkan
peluang di sisi operasional semaksimal mungkin sehingga perusahaan tidak semakin terpuruk.
Komisaris juga mengkritisi tentang penyelesaian likuidasi PT Rajawali Gloves yang sampai
sekarang masih berlarut-larut. Eks-mitra kerja kita yang di Amerika dan Korea saat ini tidak
jelas keberadaannya sehingga sulit untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari mereka
sebagai mitra pemegang saham meskipun RNI sudah mengikuti semua prosedur hukum sesuai
dengan saran dari penasihat hukum.
Satu lagi yang dikritisi adalah kendala yang dihadapi RNI terkait rencana komersialisasi aset
yang ada di MT Haryono. Sebagaimana kita ketahui, aset properti RNI berada di daerah yang
sangat strategis sehingga mempunyai nilai yang sangat tinggi untuk dikomersiilkan. Namun
demikian, terkait dengan ketentuan yang direkomendasikan oleh DPR Komisi VI Panja Aset,
perlu dilakukan pola kerja sama atau komersialisasi aset dengan penuh kehati-hatian sehingga
tidak ada ketentuan yang dilanggar.
Masalah lain yang perlu kita perjuangkan adalah tuntutan atas kewajiban perpajakan di masa
lalu yang nilainya sangat besar. Hal ini bukan hanya dihadapi oleh RNI saja tetapi juga oleh

105
PTPN, khususnya yang terkait dengan PPN Jasa Giling. Kita berharap agar segera dicapai
penyelesaian yang seadil-adilnya yang tidak berdampak pada pengeluaran uang perusahaan.
Satu hal lagi yang dikritisi oleh Komisaris dan hal ini harus bisa kita selesaikan bersama adalah
membuat subsidiary governance yang mengatur hubungan dan mekanisme kerja antara induk
dan anak perusahaan. Adanya kebijakan Holding tentang ISC (Integrated Supply
Chain) dengan memanfaatkan Nusindo sebagai pelaksananya bisa menjadi pintu gerbang awal
untuk menyusunsubsidiary governance yang komprehensif. Saya yakin apabila ini bisa dibuat
dan dilengkapi serta ditetapkan sebagai keputusan Holding sebagai pemegang saham, maka
tidak ada lagi permohonan persetujuan kepada Komisaris yang setiap saat harus dibuat karena
dianggap ada langkah yang menyimpang dari kebijakan internal Direksi setempat.
Saya berharap, dengan kerja keras kita semua maka kekurangan-kekurangan yang ada pada
kita setahap demi setahap bisa kita perbaiki bersamaan dengan kita semakin meningkatkan
kinerja operasional kita mengahadapi tantangan yang lebih berat di tahun 2016.
Semoga Allah SWT selalu membimbing dan memberikan kekuatan kepada kita semuanya.
Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, Juni 2016.
Didik Prasetyo

Assalamualaikum wr.wb.
“Talent is the No. 1 priority for a CEO. You think it’s about vision and strategy, but you
have to get the right people first.” Andrea Jung, Grameen America.
Saya sangat meyakini kebenaran quotes dari Andrea Jung tersebut, apalagi datang dari
seorang wanita yang sukses seperti dia. Ms. Jung adalah President dan CEO Grameen
America, organisasi nonprofit di bidang microfinance yang didirikan oleh Nobel Peace
Prize winner, Muhammad Yunus. Grameen Bank sendiri asal muasalnya adalah dari
Bangladesh, tetapi di Amerika di bawah kepemimpinan Andrea Jung tumbuh menjadi organisasi
yang sangat besar dengan menyalurkan kredit kepada jutaan usaha kecil.
Ya, sebagus apapun visi-misi dan strategi suatu perusahaan, yang pertama harus didahulukan
adalah memilih orang yang tepat untuk menjalankannya. Dengan kata lain, intinya adalah
padarecruitment dan selection.
Itu juga yang menurut saya menjadi salah satu kunci keberhasilan SDM RNI selama ini.

106
Bagi teman-teman pemerhati masalah manajemen korporasi pasti pernah membaca majalah
SWA. Saya berharap begitu, jangan hanya baca Men’s Health atau Popular saja. Sesekali
perlu ikuti topik manajemen yang sedang nge-trend disitu. Menurut versi SWA, RNI termasuk
perusahaan yang sukses dalam menjalankan kaderisasi dari dalam atau tepatnya sebagai
: Indonesia Best Companies In Creating Leaders From Within 2016. Silakan cari dan beli
majalahnya, persisnya di edisi 10 XXXII 12-15 Mei 2016. Harganya juga tidak mahal.
Memang RNI bukan satu-satunya, tetapi RNI menjadi satu dari sedikit BUMN yang terpilih, yaitu
: Pertamina, Bank Mandiri, PLN dan RNI.
Mandiri dan Citibank adalah 2 besar di kategori Financial Service Companies, sedangkan RNI
bersama Pertamina dan PLN masuk kategori Non-Financial Service Companies.
Ada lima kriteria yang digunakan dalam pemilihan tersebut.
Yang pertama adalah : A well rounded company with vision, mission where business strategies
align with people strategies.
Di RNI group, visi dan misi perusahaan selalu terkomunikasikan dengan baik. Mengapa?
Semua anak perusahaan pasti menyusun RJPP (Rencana Kerja Jangka Panjang Perusahaan)
atau StrategicPlan yang disusun oleh mereka sendiri sehingga tentunya melibatkan seluruh
staf terkait di anak perusahaan tersebut. Disamping itu, pelatihan jabatan secara berjenjang
mulai dari BMDP (Basic Management Development Program) hingga tingkat tertinggi
(SMDP/SEDP) berisi tentang teori penyusunan RJPP. Tentu saja, mau tidak mau mereka akan
mendalami dan mempelajaari RJPP masing-masing sehingga boleh dikatakan kemauan
perusahaan sudah aligned dengan kemauan individu tersebut.
Kriteria yang kedua adalah : Have a comprehensive leadership frame work and strong
implementation that supports a sustainable leadership from junior managers up to senior
executives.
Kita tahu juga bahwa di RNI Group, terutama di anak-anak perusahaan, jenjang pengisian
kader pimpinan juga berjalan dengan baik. Banyak teman-teman yang mencapai jenjang
tertinggi melalui persiapan yang matang sejak dari awal.
Development Programs are linked to Talent Management and Succession Planning.
RNI punya data base yang lengkap sebagai bahan untuk pengembangan karyawannya, baik
melalui pelatihan, mutasi, rotasi sesuai dengan bidang dan kompetensi masing-masing. Kader
pengganti untuk setiap posisi strategis selalu ada dan disiapkan, minimal 3 orang.
Proven leaders that born from within their organization and developed through their leadership
programs.

107
Lahirnya para pimpinan unit di RNI sudah teruji, baik melalui penilaian berjenjang dalam
prestasi sehari-hari melalui SMK (Sistem Manajemen Kinerja), maupun berbagai macam
penugasan. Pelatihan-pelatihan jabatan yang diadakan, selalu bermuatan tentang
kepemimpinan, baik di tingkat eksekutif maupun sejak dari bawah.
Have a significant business impact through their leaders.
RNI secara berkala juga memberikan penghargaan lewat Festival Inovasi yang diuji oleh pihak
luar, terutama aspek implikasinya terhadap perbaikan kinerja yang dihasilkan. Para
pemenangnya juga teruji di forum yang lebih tinggi, baik nasional maupun internasional.
Dengan terjawabnya lima kriteria tadi, tidak heran RNI bisa masuk 5 besar non-financial service
companies meskipun tidak sehebat Mandiri atau Citibank dalam mencetak kader-kader
pimpinan yang berkiprah di luar perusahaan.
RNI pada dasarnya sejak dari level staf yang paling bawah menyiapkan dan mengakomodir
calon dari bawah. Itulah sebabnya ada program P2K bagi karyawan non-staf berprestasi untuk
meraih jenjang lebih tinggi sebagai karyawan pimpinan. Teman-teman non-staf ini kaya akan
pengalaman lapangan tetapi biasanya lemah di perencanaan dan pemikiran strategis. Cobalah
kita amati disekitar kita. Banyak teman-teman ketika menjadi salesman prestasinya luar biasa.
Target selalu bisa tercapai. Lincah mengejar omzet kesana kemari. Memiliki jaringan dan
hubungan yang baik dengan customer. Dengan prestasi tersebut, tanpa persiapan yang
memadai, diangkatlah dia menjadi supervisor. Sekarang dia harus membawahi beberapa
salesman, melakukan perencanaan, melaksanakan pengawasan dan
jugamembuat forecast untuk beberapa waktu ke depan. Ada yang berhasil dengan
mengandalkan prinsip learning by doing, tetapi banyak juga yang prestasinya menjadi merosot
karena kurang dibekali ilmu manajemen POAC (Planning-Organizing-Actuating-Controling).
Idem di agro juga seperti itu. Ketika menjadi mandor kebun, prestasinya luar biasa. Areal
sampai 50 ha yang dikelolanya (tanaman tebu) menghasilkan produksi yang bagus. Tidak
pernah kekurangan tenaga kerja, bahkan bisa membantu teman yang lain. Rajin menjemput
bola untuk mencari bibit, pupuk, traktor dan sarana lain yang diperlukan kebunnya. Berkali-kali
menjadi juara mandor berprestasi. Singkat cerita, diangkatlah dia menjadi SKW (Sinder Kebun
Wilayah) tanpa persiapan yang memadai. Mulailah ada aspek perencanaan areal, pengendalian
keuangan, pengawasan, dsb. Ternyata kinerjanya sudah tidak sekinclong ketika dia menjadi
pelaksana. Disinilah perlunya program P2K sebagai pintu gerbang rekrutmen jalur internal
sekaligus membekali teman-teman ini dengan ilmu manajemen yang memadai.

108
Untuk kaderisasi jangka yang lebih panjang lagi, dalam rangka menyiapkan seseorang menjadi
Kabag PG atau Kacab, atau sampai tingkat GM, bahkan Direktur… bahkan kalau perlu jadi
Direksi Holding, dibuatlah jalur Management Trainee Program (MT).
MT yang diadakan sekarang ini sudah merupakan MT Angkatan XVIII. Jumlahnya hanya 41
orang, tetapi proses penyaringannya sudah berlapis-lapis. Pelamarnya membludak luar biasa,
yaitu tidak kurang dari 11.000 orang ! Jumlah itu terdiri dari berbagai bidang yang dibutuhkan
saat ini, yaitu : Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknologi Informasi, Pertanian,
Akuntansi dan SDM.
Kali ini, proses rekrutmennya kita outsourcing-kan ke PPM. Suatu lembaga yang sudah diakui
keandalannya secara nasional dalam rekrutmen dan seleksi, termasuk untuk calon-calon
Direktur BUMN.
Seleksinya terpaksa harus disebar di 3 kota : Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Registrasi
dilaksanakan secara on line melalui Web PPM Manajemen.
Tahap seleksi dilakukan secara berlapis sejak dari seleksi administrasi, tes potensi, tes
psikologis (termasuk wawancara dan FGD), wawancara user dan tes kesehatan.
Bukan hanya seleksinya yang berlapis, setelah diterimapun mereka masih menjalani pelatihan
sebagai trainee yang berlapis. Fase pertama (Orientasi Korporasi), para MT diberi pengenalan
tentang PT RNI. Tidak tanggung-tanggung, semua Direksi RNI turun gunung untuk memberikan
materi dalam pelatihan fase tersebut. Fase ini dilaksanakan di Pusdiklat Zeni TNI AD Bogor
dengan materi selain pengenalan RNI adalah pembinaan mental, disiplin, kepemimpinan, team
work dan baris berbaris. Bagi anda yang berteman dengan Direksi RNI di media FB pasti juga
bisa melihat disitu bahwa para peserta MT ini juga berlatih bongkar pasang senjata api.
Ketrampilan ini jelas tidak dimiliki oleh kita semuanya, kecuali mereka yang pernah ikut Menwa.
Selesai pelatihan fase pertama, kemudian ditetapkanlah mereka ke anak perusahaan yang
membutuhkan, termasuk ke PT Mitra Kerinci yang baru pertama kali ini mengikuti program
seleksi MT. Di anak perusahaan masing-masing mereka akan terus mengikuti pelatihan fase
berikutnya, yaitu pengenalan bidang kerja, pengenalan unit kerja, magang dan terakhir juga
masih akan dievaluasi apakah mereka layak untuk diterima sebagai karyawan tetap atau tidak.
Alhamduliah model MT ini sudah cukup teruji di RNI. Jumlah yang sampai sekarang masih
berkarir di RNI sudah mencapai 311 orang.
Dari para MT tadi saat ini sudah ada yang berhasil menduduki posisi tertinggi sebagai Direktur
di anak perusahaan RNI Group.

109
Saya sangat berharap agar tenaga-tenaga baru ini nanti dapat bersatu-padu dengan tenaga
yang sudah ada untuk membentukThe Winning Team di tiap-tiap unit usaha sehingga mampu
menghadapi tantangan yang semakin tahun semakin berat.
Semoga Allah SWT selalu membimbing dan memberikan kekuatan kepada kita semuanya
untuk menjalankan tugas-tugas yang kita hadapi dengan sebaik-baiknya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 24 Juni 2016.
Didik Prasetyo
Assalamualaikum wr.wb.

Ada sebuah joke yang masih berkesan bagi saya sampai sekarang. Diceritakan pada suatu
ketika sekelompok wisatawan sedang bertamasya naik ferry mewah di sungai Rhein di Eropa
yang sedang dingin-dinginnya. Kalau sampai di suatu obyek yang menarik, ferry akan berhenti
dan wisatawan berkumpul untuk mendengarkan cerita si tour guide yang tentunya sangat
menarik. Suatu saat, ketika ferry berhenti dan rombongan wisatawan sedang terpesona
mendengar penjelasan tentang suatu obyek yang di latarbelakangi kisah cinta yang dramatis
dari si pemandu wisata, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh tindakan seorang gadis cantik yang
berlari ke arah pinggir ferry, dan byuuuurr…. si gadis ternyata menceburkan diri ke sungai yang
sangat dingin. Tentu saja semua kaget dan terpana melihat tindakan nekat si gadis. Mereka
berebut ke pinggir ferry untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. Tiba-tiba mereka dikejutkan
oleh tindakan seorang pemuda yang dengan gagah berani langsung mencebur ke sungai untuk
menolong si gadis. Akhirnya, dengan heroik, si pemuda bisa membawa kembali si gadis
dengan selamat ke atas kapal. Dengan gegap gempita semua menyambut kehadiran si
pemuda. Tetapi, mengherankan sekali, si pemuda hanya diam saja dan hanya memandang
semua anggota rombongannya satu persatu. Setelah semua berlalu, salah seorang teman
dekat si pemuda bertanya, mengapa dia seperti tidak bergembira dielu-elukan bak pahlawan
oleh orang seluruh penumpang ferry. Si pemuda menjawab : “Saya sebenarnya sedang
mencari orang yang tadi mendorong dan menceburkan saya ke sungai….”
Demikianlah, dalam kongres IKAGI (Ikatan Ahli Gula Indonesia) yang ke XI, tanggal 4 Mei di
Surabaya, diluar dugaan saya terpilih menjadi nakhoda baru organisasi ini. Jabatan ini
sekaligus juga menjadi semacam “tradisi” di RNI karena 2 Dirut sebelumnya juga menjadi
Ketua IKAGI, yaitu Pak Rama Prihandana dan Pak Bambang Prijono Basuki. Sebagai “New
Kid On The Block” di dunia pergulaan, amanah sebagai Ketua IKAGI ini bagi saya sungguh
merupakan tantangan yang luar biasa. Marilah kita simak tekad para pendiri IKAGI yang

110
termaktub di dalam “mukadimah” Anggaran Dasar , yang menurut saya sungguh sangat mulia
:
“Kami para ahli yang berkecimpung dalam perindustrian gula, sadar akan tanggung
jawab untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan perkembangan industri gula
dalam arti luas, serta dengan keahlian yang ada akan berusaha untuk mengembangkan
industri gula semaksimal mungkin demi darma bakti kami dalam ikut serta mewujudkan
tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 45“
Saya beruntung, saat ini para pelaku industri gula sudah tergabung dalam organisasi yang
mewadahi kepentingan masing-masing dalam memperjuangkan kemajuan industri gula
Indonesia. Para ahli gula secara individu tergabung dalam IKAGI. Para pengusaha produsen
gula tebu, baik BUMN maupun swasta, tergabung dalam Asosiasi Gula Indonesia (AGI). Para
petani tebu tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI).
Dan Insya Allah semuanya akan tergabung dalam Rumah Gula Indonesia (RGI) yang saat ini
saya fasilitasi untuk menempati suatu kantor milik PT RNI di komplek Mega Kuningan yang
lokasinya berseberangan dengan gedung RNI.
Mengapa saya sebut tantangan bagi Ketua IKAGI saat-saat ini sangat luar biasa?
Tantangan mendasar yang dihadapi oleh IKAGI dan para pelaku industri gula di organisasi
manapun, termasuk petani dan Pemerintah, saat ini masih belum terjawab. Produksi gula
nasional yang masih jauh dari harapan masih belum bisa ditingkatkan secara signifikan. Dari
kebutuhan 5,8 juta ton, baru tercukupi disekitar angka 2,5 juta ton saja. Tahun yang lalu bahkan
kurang dari 2 juta ton. Sisanya dipenuhi dari impor dalam bentuk raw sugar yang diolah oleh
pabrik gula rafinasi untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman. Untuk
memperkecil gaptersebut, Menteri BUMN sudah mencanangkan tekad agar PG-PG BUMN
dapat mencapai target 3 juta ton di tahun 2019.
Produksi yang rendah ini terkait dengan dua hal. Pertama, rendahnya produktivitas gula yang
terutama disebabkan oleh rendahnya rendemen. Sebagian menuding rendahnya efisiensi PG
sebagai penyebab utamanya, sehingga tuntutan agar PG direvitalisasi sering terdengar. Tentu
saja hal ini menjadi tantangan yang sangat besar bagi para ahli gula untuk mengerahkan
semua kemampuannya memperbaiki kinerja PG, baikon farm maupun off farm. Kedua, minat
petani untuk menanam tebu makin berkurang sehingga areal makin menurun. Hal ini terutama
disebabkan rendahnya daya saing tebu terhadap komoditi lain.
Ibarat orang sekolah, ini adalah pelajaran dasar yang ujiannya harus dilewati untuk bisa naik
kelas ke jenjang berikutnya. Kalau dianalogikan dengan joke kapal pesiar tadi, pelajaran dasar
ini adalah pelajaran berenang. Kalau belum piawai berenang bagaimana bisa menolong gadis

111
cantik yang tiba-tiba nyebur ke sungai? Tentu saja ini bukan semata tugas IKAGI. Aspek
dukungan kelembagaan menjadi ranah Pemerintah, aspek bisnis menjadi ranah korporasi,
aspek sosial ekonomi ada di sisi petani dan aspek riset dan pengembangan ada di area para
akademisi (Perguruan Tinggi, LPP, P3GI). Saya cukup lega ketika mengintip program AGI yang
dikemas sebagai program terpadu Rumah Gula Indonesia, sudah dipikirkan untuk membuat
rencana kerja yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan gula di atas.
Sayang sekali, belum lagi sempat ada konsolidasi dengan para pihak tadi, sudah terjadi
langkah yang berani dari Ibu Menteri BUMN. Ini ibarat gadis cantik yang berlari menceburkan
diri ke sungai yang sedang membeku. Semua orang seperti tersihir dan terpana, belum
langsung bereaksi tetapi kemudian gaduh dengan segala tanggapan dan komentar.
Saya kira semua sudah paham dengan apa yang saya maksud. Langkah berani tadi adalah
kebijakan Bu Menteri meminta PG BUMN memberikan jaminan rendemen petani minimum
8,5. Sebagai kompensasi, PG diberi kuota untuk mengolah raw sugar.Di sisi lain, ini yang
sedang menjadi trending topic di media, PG BUMN harus mampu menjaga harga gula di tingkat
konsumen pada nilai yang wajar.
Kalau kita ingin menyikapi kebijakan ini, menurut pendapat saya tidak bisa hanya melihat
sepotong-sepotong, apalagi hanya dari sisi teknis saja.
Marilah kita lihat kebijakan ini dari kerangka besar atau big pictureatau grand design–nya
secara utuh.
Saya melihat bahwa tujuan utama kebijakan ini adalah tetap pencapaian target 3 juta ton gula di
tahun 2019. Tujuan itu ingin dicapai melalui tiga sasaran antara. Pertama, meningkatkan
pendapatan petani tebu melalui jaminan rendemen minimal 8,5. Nilai ini akan dapat setara
dengan sekitar Rp. 60.000,- per kuintal tebu atau senilai Rp. 42 juta per Ha untuk produksi
sekitar 70 ton tebu per Ha.
Dengan jaminan rendemen ini maka petani tebu akan lebih bertambah kepastian
pendapatannya meskipun masih ada kemungkinan fluktuasi produksi karena iklim. Dari segi
harga juga akan menjadi lebih pasti karena dikendalikan oleh Pemerintah melalui PG BUMN.
Hal ini sangat berbeda dengan komoditi lain seperti cabe, bawang merah atau bahkan beras
yang bisa sangat fluktuatif terutama akan turun drastis menghadapi panen raya.
Dengan pendapatan yang menarik ini, harapannya petani yang sudah beralih komoditi akan
kembali menanam tebu sehingga produksi gula akan kembali meningkat.
Kedua, memberikan kesempatan kepada PG untuk mendanai revitalisasinya dari laba hasil
pengolahan raw sugar setelah dikurangi biaya untuk mensubsidi petani. Inilah ujian dan
tantangan mendebarkan yang harus dijawab oleh para anggota IKAGI yang masih menjadi

112
karyawan aktif PG. Bagaimana upayanya agar rendemen raw sugar bisa dicapai setinggi
mungkin dengan biaya olah serendah mungkin. Karena kegiatan impor rawsugar-nya juga
diserahkan kepada masing-masing perusahaan gula BUMN, maka kepiawaian dalam
mengimpor juga memegang peranan sangat penting, mulai dari memilih barang, menegosiasi
harga sampai ketepatan waktu pengiriman ke PG agar raw sugartersebut bisa diolah dalam
masa giling (DMG).
Ketiga, menjaga harga di konsumen di tingkat yang terkendali. Kalau sekarang harga gula
sampai Rp.19.000 per kg, nantinya diharapkan dapat ditekan di sekitar Rp.11.000 atau
Rp.12.000 per kg. Dalam hal ini, petani akan diminta untuk menjual gulanya ke PG dengan
mekanisme sistem pembelian tebu (SPT) sebagai kompensasi atas jaminan minimal rendemen
yang diberikan PG. Dengan penguasaan pasar yang diharapkan mencapai 66%, perusahaan
gula BUMN akan mampu ikut menjaga harga di tingkat konsumen pada kondisi wajar.
Itulah tindakan berani mencebur ke sungai yang sedang membeku yang dilakukan si gadis
cantik tadi. Tinggal menunggu pemuda mana yang akan dengan gagah berani menyusul terjun
ke sungai itu dan kemudian menyelamatkan sang gadis?
Bedanya sekarang, kita sebagai calon pemuda tadi sudah bisa membuat perhitungan dengan
cermat dan profesional. Sebagai ahli gula yang tergabung dalam IKAGI dan sebagai insan RNI
yang harus berjiwa merah putih, kita sudah mempunyai perhitungan disertai tekad dan
semangat untuk berbuat yang terbaik bagi perusahaan, bagi kehormatan profesi, bagi negara
dan bangsa.
Yang sangat penting lagi adalah bahwa kita tidak sendirian memikul beban ini. Para
pemangku kepentingan banyak yang mendukung agar kebijakan ini dapat terwujud. Salah
satunya adalah AGI yang menjadi wadah perusahaan gula tebu. Organisasi ini sedang
berusaha mencari model dengan bekerjasama dengan LPP dan P3GI untuk mencari
terobosan agar kebijakan ini dapat berjalan dengan optimal dalam arti tidak ada pihak yang
dirugikan.
Selebihnya, kita juga tidak sedang berwisata sendirian, masih banyak ferry-ferry lain disekitar
kita yang membawa penumpang pemuda gagah berani yang sudah siap untuk terjun dengan
penuh semangat dan perhitungan yang matang jika sewaktu-waktu ada gadis cantik yang
menceburkan diri ke sungai.
Hukum alam sudah menunjukkan bahwa siapa yang paling siap untuk bersaing dengan bekal
ilmu yang cukup, sikap profesional yang handal dan semangat juang yang tinggi, maka dialah
yang akan memenangkan persaingan.

113
Kita lihat bersama dalam realisasi giling tahun 2016 ini.
Selamat menjalankan giling tahun 2016. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada
kita semuanya untuk menjalankan tugas yang berat ini dengan sebaik-baiknya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 20 Juni 2016.
Didik Prasetyo

22. Level Permainan Makin Advance, Dibutuhkan Penempatan Pemain Yang Tepat : Let’s
Get It Down

Assalamuaikum Wr. Wb
Maaf lama tidak muncul, melalui CEO Notes saya yang ke 22 ini saya ingin berbagi cerita,
karena ibarat main game, ini saat-saat saya tidak boleh lepas dari joystick. Level 1, masih bisa
dimainkan sambil leyeh-leyeh, Level 2 sudah mulai harus agak bangun…Saat ini sudah level
permainan yang makin advance, saya sudah harus memeras otak lebih keras dan menyusun
strategi yang paling tepat, dudukpun harus makin tegak, mata tidak boleh berkedip bahkan
tanganpun harus makin erat dan lincah memainkan tombol-tombol simbol yang ada di joystick
supaya gawang saya tidak kebobolan dan disisi lain harus membobol gawang lawan sebanyak-
banyaknya.
Itu adalah gambaran saat saya bermain game sepak bola “FIFA 2015” bersama anak saya.
Main game bersama anak saya adalah sarana untuk menghabiskan waktu libur saya di rumah.
Ibarat main sepak bola, PT RNI saat ini menghadapi serangan yang sangat gencar dan bertubi-
tubi dari pihak lawan yang selalu mengancam gawang PT RNI. Dalam kurun waktu yang
singkat di Triwulan pertama tahun ini, banyak kegiatan-kegiatan baik eksternal maupun internal
yang pelan-pelan merayap mencapai klimaksnya dan diujungnya banyak keputusan-keputusan
strategis yang harus diambil, yang risikonya bisa menyenangkan atau mengecewakan
penonton atau bahkan pemilik klub.
Dalam kondisi dan situasi seperti ini dibutuhkan soliditas di semua lini agar seberat apapun
beban yang dipikul Inshaa Allah terasa ringan.
Itulah sebabnya pada saat PT RNI menggelar acara RNI Award XI sekaligus Inovation Award
bulan Maret 2016 yang lalu di Semarang, saya menyampaikan beberapa pesan kepada seluruh
jajaran PT RNI dan anak perusahaan, baik itu para pucuk pimpinan, para GM, Kepala Cabang,
Serikat Pekerja, sampai level karyawan paling bawah hal-hal yang menjadi isu strategis dan
bagaimana kita harus menyikapi semua itu.

114
Terkait dengan isu-isu strategis di RNI pesan yang saya sampaikan banyak meminjam dari
budaya Jawa yang cukup adiluhung seperti MULAT SARIRO HANGROSO WANI yang artinya
“kita harus berani mengakui kelemahan kita sendiri”, agar kita mampu melakukan perbaikan ke
depan. Ini saya sampaikan karena saya masih merasakan adanya semangat yang belum sama,
atau cara pandang yang masih berbeda bahkan langkah yang kita jalani pun belum sama
cepatnya.
Oleh karena itu agar supaya semangat, cara pandang maupun gerak langkah seluruh jajaran di
PT RNI Group kembali harmonis, maka kita perlu memiliki “sense of belonging” atau
RUMONGSO MELU HANDARBENI. Sebagai ladang ibadah insan RNI, perusahaan ini harus
kita jaga dan kita rawat dengan penuh rasa sayang dan cinta agar selalu mengalirkan amal
ibadah untuk kita semua. Disisi lain agar supaya perusahaan ini aman dan selamat dari segala
gangguan dan rintangan, segenap insan RNI mesti memberikan yang terbaik bagi perusahaan
“do your best” sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing atau kita abdikan seluruh
tenaga dan pikiran kita dengan penuh tanggung jawab. Dalam budaya jawa sering kita sebut
dengan istilah WAJIB MELU HANGRUNGKEBI.
Dalam kesempatan ini pula saya mengucapkan Selamat sekali lagi kepada Direksi PT PG
Rajawali I beserta jajaran yang telah meraih predikat “The Best Subsidiary Company” sekaligus
salah satu Tim Inovatornya memenangkan Juara I hasil Inovasinya. Double Winner telah diraih
oleh PT PG Rajawali I, saya berharap hal ini akan disusul anak perusahaan PT RNI yang lain.
Selain itu selamat juga kepada seluruh Direksi anak perusahaan, Tim Inovasi dan karyawan
yang menorehkan prestasi terbaik apapun katagorinya dalam ajang RNI Award and Inovation
Award tersebut.
Kembali pada game sepak bola FIFA 2015 yang sedang saya mainkan bersama anak saya
dimana PT RNI merupakan Tim yang saya manajeri, serangan bertubi-tubi telah ditujukan
kepada RNI dan saya perlu menata ulang para pemain Tim RNI agar pertahanan saya makin
kuat dan serangan saya makin tajam. Bila perlu strategi zona marking harus diubah menjadi
man to man marking dan dalam menyerang ikut strategi tiki taka ala Barcelona.
Pemain pertama yang saya tempatkan adalah Sdr. Ahmad Sufi (Kacab Nusindo Cabang
Surabaya I) sebagai Direktur PT Mitra Rajawali Banjaran, salah satu anak perusahaan PT RNI
yang sudah kembang kempis napasnya menghadapi iklim persaingan yang sangat berat.
Dengan penempatan Sdr, Ahmad Sufi yang telah berhasil membuat Dua Cabang terdahulu
meraih sertifikat CDOB (Cara Distribusi Obat yg Baik) dengan omzet yang tinggi saya berharap
PT MRB akan semakin pesat kemajuannya.

115
Pergeseran-pergeseran di tingkat GM juga merupakan hasil seleksi dan pilihan bersama antara
Direksi PT RNI Holding selaku pemegang saham dengan Komisaris dan Direksi anak
perusahaan masing-masing. Walaupun agak sedikit memakan waktu, tetapi saya yakin ini
adalah “the winning team” yang disupport oleh seluruh organ perseroan.
Untuk menggali informasi lebih dalam dan meyakini apakah keputusan itu tepat atau tidak, saya
menyempatkan diri datang di Rakernas Konfederasi Serikat Pekerja PT RNI Group di Batu
Malang siapa tahu ada masukan-masukan yang lebih baik. Alhamdulillah KSP PT RNI Group
mendukung penuh kebijakan Direksi holding. Salut untuk teman-teman KSP PT RNI yang
dikomandani oleh Sdr. Arsyal.
Putaran terakhir adalah pengisian jabatan HEAD yang kosong karena adanya penyegaran
sebagai salah satu bentuk evaluasi kinerja karyawan. Mekanisme lelang jabatan tetap ditempuh
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun dalam perkembangannya ada salah satu
peserta yang lolos dalam Short List, saya ambil untuk saya tempatkan langsung di pos yang
saya butuhkan. Disini saya gunakan hak prerogatif Direksi untuk menempatkan yang
bersangkutan di pos yang saya pandang tepat untuknya.
Salah satu hal yang saya pandang sangat positif adalah sebagian besar penempatan pegawai-
pegawai tersebut baik Direksi, GM, Head maupun Staf tersebut baik yang promosi maupun
mutasi ternyata rata-rata kembali berkumpul dengan keluarganya. Dengan demikian saya bisa
berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan karena mereka tidak perlu
lagi memikirkan setiap akhir pekan harus pulang ke keluarganya karena setiap hari sudah bisa
berkumpul dengan keluarga. Hal ini sering saya sampaikan di beberapa pidato saya didepan
pegawai PT RNI Group bahwa keluarga memegang perang kunci dalam pencapaian kinerja
para pegawai.
Kepada pak Sufi, Bu Nina, pak Fifin, pak Yassir, pak Adang, pak Giri, selamat berkumpul
kembali dengan keluarga dan tolong berikan kinerja terbaik bagi perusahaan.
Kepada semuanya, para pimpinan yang baru terpilih, saya ajak anda untuk masuk ke dalam
game yang sesungguhnya, mari bermain dengan baik dengan semua skill yang kita miliki,
supaya strategi bertahan maupun menyerang kita makin kuat dan tajam sehingga saya ngga
bolak balik kalah lagi sama anak saya.
So, enjoy the game…and let’s get it down!
Wassalamualaikum wr wb
Jakarta, 25 April 2016
Didik Prasetyo

116
# 21 . Tetap Semangat Ditengah Persaingan yang Makin Ketat (Executive Forum RNI)
Assalamualaikum wr.wb.
Sejak memasuki awal tahun 2016, tak terasa waktu saya banyak tersita di luar kantor diawali
dari kunjungan ke PT Mitra Kerinci Sumatera Barat, lanjut ke Jawa Timur dan Bali ditambah
beberapa minggu terakhir ini lebih sering ke Jawa Tengah. Saya melihat semangat teman-
teman di jajaran PT RNI Group sangat besar dan antusiasme yang tinggi mulai menghinggapi
setiap insan RNI, apalagi setelah berbagai upaya perbaikan yang dilakukan oleh teman-teman
Direksi holding beserta jajaran karyawan PT RNI Group pada tahun 2015 menunjukkan hasil
yang nyata. Namun akhir-akhir ini laju bisnis PT RNI Group dihadapkan pada jalanan yang
mulai menanjak, berkelok-kelok dikelilingi oleh tebing-tebing terjal dan jurang yang menganga di
kiri kanan jalan yang dilalui oleh PT RNI yang siap menelan RNI untuk masuk ke jurang lagi bila
tidak waspada.
Jalanan menanjak, berkelok-kelok dengan tebing-tebing terjal dan jurang yang menganga
tersebut ibarat dunia bisnis yang akan dihadapi PT RNI ke depan yang diprediksi akan sangat
ketat nuansa persaingannya baik secara nasional maupun internasional. Persaingan nasional
ditandai dengan adanya kenaikan UMK yang sangat tinggi di beberapa daerah, kondisi iklim
yang diprediksi lebih basah dari tahun lalu, penyusutan lahan tebu dibarengi dengan berdirinya
pabrik-pabrik gula baru baik milik BUMN maupun swasta, harga komoditi perkebunan yang
belum akan membaik, penutupan beberapa industri manufaktur yang sudah bertahun-tahun
beroperasi di Indonesia.
Dari sisi internasional, dengan berlakunya MEA Indonesia dipandang oleh negara-negara
ASEAN sebagai pasar yang sangat potensial. Di beberapa diskusi, saya mendengar kalau
negara-negara ASEAN telah menyiapkan tenaga kerja mereka untuk mempelajari berbagai
budaya atau bahasa Indonesia dan semua seluk beluk tentang Indonesia agar mampu bersaing
dengan orang Indonesia nantinya. Apa reaksi kita sebagai bangsa Indonesia? Lagi-lagi saya
peroleh informasi dari dunia Sosmed, sebagian besar berteriak menyalahkan Pemerintah yang
membiarkan banjirnya tenaga kerja asing di Indonesia, sementara kita berdiam diri dengan
banyaknya tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang unskill….bahkan bila mereka mengalami
perlakuan yang tidak manusiawi, kita hanya diam atau berteriak lagi menyalahkan Pemerintah,
apalagi kalau kadang kala ada yang menipu TKW yang datang ke Indonesia membawa hasil
jerih payahnya, paling hanya prihatin…..Saya yakin bila reaksi kita seperti ini, semua lapangan
kerja akan diisi oleh orang-orang asing, perusahaan akan lebih memilih mereka daripada kita
orang Indonesia asli karena mungkin mereka lebih produktif, tidak banyak bicara tetapi lebih
banyak bekerja. Kita…..lebih banyak bicara daripada bekerja. Saya tidak bemaksud menjelek-

117
jelekkan bangsa sendiri namun ingin mengajak kita semua tidak perlu menunggu Pemerintah,
tidak perlu menunggu atasan atau ajakan teman, mulai sekarang, mulai dari diri kita sendiri,
mari siapkan diri agar kita tidak dilibas oleh perkembangan jaman. Mari kita tingkatkan
kompetensi kita, mari kita bangun dan ubah genetik kita menjadi genetik super agar para
tenaga-tenaga asing yang akan masuk ke Indonesia nanti kecele karena kita jauh lebih unggul
dari mereka.
Dilingkup PT RNI Group, saya tak henti-hentinya mengajak seluruh insan RNI untuk
menghasilkan kinerja yang terbaik, kalau tidak kita akan dilindas dan dilibas habis. Diluar sudah
mengancam ribuan orang yang haus akan pekerjaan..apakah itu tenaga kerja asing atau
tenaga-tenaga kerja Indonesia eks PHK. Kebersamaan harus dibangun,semangat harus tetap
menyala dan antusiasme harus tetap dimaintain dan rasanya perlu di-doping dengan tantangan
yang lebih berat agar adrenalin terpacu dengan lebih cepat. Dimulai dari Kantor Pusat PT RNI
Holding, alhamdulillah pak Djoko – DSDM dan Aset sdh memulai melaksanakan kegiatan
senam pagi setiap hari Jumat yang diakhiri dengan sarapan bersama seluruh karyawan dengan
Direksi, di anak-anak perusahaan hal ini sudah pula dilakukan…Inshaa Allah kebersamaan
akan terbangun disini dan kesehatan karyawan lebih terjaga..dampaknya biaya pengobatan
perusahaan akan turun…he he ngarep.com
Selanjutnya tanggal 24 Februari yang lalu, PT RNI mengadakan Executive Forum dengan
mengundang pembicara George TK Quek, seorang praktisi dan konsultan leadership yang
sangat berpengalaman lebih dari 15 tahun dan sudah memberikan konsultasi kepada lebih dari
3000 eksekutif perusahaan yang tersebar di seluruh dunia. Pembicara kedua adalah pak
Firmansyah seorang ekonom muda yang sangat energik, saat ini beliau menjabat sebagai
rektor Universitas Paramadina sekaligus pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT RNI.
Meskipun masih sangat muda namun pengalaman beliau sangat banyak khususnya dalam
memberikan pemahaman kondisi perekonomian dunia maupun nasional. Pembicara terakhir
adalah pak Agus Pakpahan, senior saya, mentor atau guru saya sekaligus dulu pernah menjadi
boss saya. Beliau saya minta memberikan pencerahan terkait dengan pentingnya
pemberdayaan peran R&D di RNI. Tiga pembicara ini saya nilai sangat tepat untuk membagi
ilmu dan pengalamannya kepada seluruh insan RNI terutama kepada para eksekutifnya. Satu
berlatar belakang praktisi bisnis yang sudah sangat hebat, satu lagi seorang ekonom muda
sekaligus praktisi dan pendidik, mantan staf khusus Presiden bidang ekonomi dan yang satu
lagi berlatar belakang peneliti, birokrat sekaligus praktisi bisnis dan pemilik ribuan lalat tentara
hitam (black soldier fly) yang siap melahap seluruh sampah baik industri maupun rumah tangga
untuk dijadikan produk-produk yang jauh lebih bermanfaat. Saya melihat teman-teman RNI

118
sangat bersemangat mengikuti executive forum ini. Saya berharap kegiatan ini bisa dijalankan
secara rutin tiap 2 atau 3 bulanan sebagai wadah silaturahim dan sharing experience seluruh
executive di RNI group.
Setelah memperoleh pencerahan di forum ini maupun diskusi-diskusi lain, saya ibaratkan
teman-teman seperti gadget yang baru di recharge, sehingga akan muncul tenaga baru,
semangat baru dan ide-ide baru yang sangat diperlukan untuk menangkap peluang bisnis baru,
menghasilkan inovasi baru, yang ujung-ujungnya akan memompa performa perusahaan. Saya
yakin bahwa di setiap lini bisnis kita room for improvement-nya masih sangat terbuka lebar.
Mumpung sekarang ini Pak Elka – Direktur PU (Pengendalian Usaha dan Manajemen Resiko)
sedang gencar-gencarnya bersafari untuk stretching the target di seluruh unit usaha RNI
dengan menyusun TOP (Target Operasional) atau SO (Sasaran Operasional), saya sarankan
agar semua room yang ada di-explore habis! Di PT Phapros misalnya, seberapa besar produk-
produk generic kita sudah bisa masuk standarisasi dalam e-catalog? Semakin banyak produk
yang masuk, semakin besar kesempatan kita untuk menang dalam persaingan pengadaan obat
di instansi-instansi Pemerintah. Apalagi sekarang pengadaan sudah menyebar sampai ke
instansi di tingkat kecamatan bahkan desa. Kalau pada awalnya belanja obat hanya di tingkat
Pusat dan kemudian diturunkan ke Dinas Kabupaten, sekarang Puskesmaspun sudah boleh
belanja sendiri. Sementara itu, produk-produk ethical dan OTC yang mengandalkan pasar
reguler dan menghasilkan margin yang jauh lebih besar juga perlu di-challenge dengan lebih
keras oleh Pak Syamsul Huda – Direktur Pemasaran PT Phapros agar menghasilkan lebih
banyak revenue ke pundi-pundi Phapros.
Di PT Rajawali Nusindo, yang sekarang sedang konsolidasi total setidaknya punya tiga ruang
yang bisa digarap untuk peningkatan TOP. Baik dari sisi finansialnya, operasionalnya maupun
pemasarannya, mulai dari perputaran cash flow, persediaan maupun produktivitas tiap-tiap
salesman.
Dari sisi pengembangan perusahaan, Pak Agung – Direktur Pengembangan dan Investasi,
sungguh hebat, jaringan beliau yang sangat luas benar-benar terasa manfaatnya untuk PT RNI
Group apakah itu untuk memperkokoh pondasi bisnis PT RNI atau men-spread up nya. Saya
minta kepada jajaran GH dan H untuk menyiapkan rencana-rencana implementasinya disertai
time frame dan PIC nya agar bisa kita wujudkan secara nyata di PT RNI nanti.
Di PG yang bisa dikerjakan saat ini adalah upaya mengurangi losses di dalam giling nanti, baik
dari on farm maupun off farm, mengingat tebu yang ada sudah given, tidak banyak lagi yang
bisa dilakukan untuk menambah produksi tebu, kecuali berburu tebu ke PG sebelah. Tapi saya
perlu ingatkan lagi bahwa hal ini tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang tidak elok karena

119
ini akan memicu PG lain yang nota bene juga BUMN (mostly) untuk melakukan hal yang sama
yang ujung-ujungnya merugikan kita semua.
Upaya pengurangan losses ini tidak perlu muluk-muluk. Coba saja kita kembalikan standar cut
to crush time menjadi 24 jam atau 36 jam juga Oke…. Niscaya rendemen akan naik. Apalagi
kalau dibarengi dengan menekan pol ampas di bawah 2%, pol blothong, HK tetes dst, dicapai
sesuai standar yang normal, masih ditunjang dengan pemakaian uap % tebu yang juga standar,
niscaya HPP akan turun. Silakan dieksplore dalam workshop-workshop pencapaian SO PG-PG.
Ini tugas yang menantang bagi jajaran Pengendalian Usaha (PU) PT RNI dan Direksi PG untuk
men-stretching out targetnya menjadi lebih tinggi lagi. Kuncinya hanya satu, tekad dan
semangat untuk terus bekerja keras mencapai yang terbaik.
Jadi, persaingan boleh makin ketat, tetapi kita harus punya semangat yang berlipat untuk
menjadi pribadi yang unggul….siapkan diri mulai dari sekarang, mulai dari diri kita tidak perlu
menunggu diperintah.
Selamat bekerja, berikan yang terbaik (do the best)..tetap semangat, jangan takut dan jangan
khawatir….selama kita punya genetik super kita akan mampu memenangkan persaingan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Cirebon, 26 Februari 2016.
B. Didik Prasetyo

20 Tantangan bagi para Gulamania RNI (Mengamankan target 3 juta ton PG BUMN 2018)

Assalamualaikum wr.wb,
Tahun 2016 ini benar-benar menjadi tahun yang penuh tantangan bagi bisnis PT RNI group
yang ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di segala bidang terutama bagi industri gula
RNI group. Target produksi gula BUMN yang telah dicanangkan oleh Menteri BUMN ibu Rini
Sumarno di dalam roadmap industri gula BUMN, tahun 2018 harus tercapai produksi total 3 juta
ton !
Produksi gula BUMN sendiri saat ini (2016) untuk seluruh PG-PG BUMN diperkirakan kurang
lebih 1,75 juta ton. Tahun 2019, di akhir roadmap harus mencapai 3,25 juta ton. Berarti
pertumbuhannya harus mencapai 17,4% per tahun.
PT RNI sendiri yang tahun ini tingkat produksi gulanya di angka 309.044 ton, di tahun 2019
nanti harus mencapai 715.079 ton atau tumbuh 43% per tahun. Pertumbuhan sebesar itu tidak
mungkin jika hanya mengandalkan organic growth, yaitu mengandalkan perluasan areal,
produktivitas, peningkatan kapasitas giling, dsb. Mau tidak mau RNI harus melakukan

120
anorganic growth yang persiapannya juga harus mulai dilakukan di tahun 2016 ini. Ini suatu
tantangan yang sangat luar biasa bagi para Gulamania RNI!! Adrenalin para Gulamania RNI
menjadi terpacu lebih cepat lagi.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai pertumbuhan tersebut. PG-PG milik sendiri di-
eksplore habis-habisan untuk menggali peluang yang masih ada melalui peningkatan produksi
dan efisiensi. PG-PG kiri-kanan dilirik, barangkali ada yang berpotensi untuk dikerjasamakan
atau bahkan diakuisisi, potensi-potensi areal dipelototin dan pemilik-pemilik lahannya didekati
mana tahu bisa disiapkan untuk mendukung sumber bahan baku tebu bilamana RNI akan
membangun pabrik gula baru atau meningkatkan kapasitasnya, sementara areal yang sudah
ada harus dipertahankan mati-matian agar tidak beralih fungsi menjadi komoditi lain atau
terambil oleh PG sebelah.
Dalam rangka menyusun strategi-strategi giling tahun 2016 tersebut dan pengembangan
industri gula RNI kedepan, pada tanggal 26 – 28 Januari yang lalu saya mengumpulkan kader-
kader potensial Gulamania RNI untuk melakukan workshop revitalisasi gula dengan sub-topik
simulasi strategi giling 2016 dan peluang pengembangan industri gula PT RNI. Ibarat pasukan
perang, saya minta para Gulamania RNI sudah menyiapkan diri menghadapi pertempuran dan
langkah-langkah untuk invasi daerah musuh. Selayaknya film “Ender’s Game” para Gulamania
RNI diberikan simulasi-simulasi oleh Tim Revitalisasi Gula RNI untuk bersiap diri terhadap
segala kemungkinan. Memang sifatnya masih simulasi karena data-data yang digunakan masih
bersifat asumsi, tetapi dari workshop ini diharapkan dapat disusun garis-garis besar strategi ke
depan, baik di bidang Tanaman, Pabrik maupun Keuangan.
Peserta workshop terdiri dari para pasukan-pasukan muda PT RNI yang direkrut melalui MT
persis pola rekrutmen di film “Ender’s Game”. MT yang pertama adalah tenaga-tenaga muda ex
Management Trainee, yang didampingi oleh para karyawan PT RNI yang sudah sangat ahli
dibidang pergulaan namun masih diistilahkan dengan MT pula. Menurut Pak Rachmad Sartono
– Kabid Teknik dan Teknologi PT PG Rajawali I, MT kedua ini adalah singkatan dari
“Management Tuek” (bahasa Suroboyo-an tuek = tua).
Tetapi jangan salah, MT muda yang saya sebut “rookie” ini sudah banyak yang menjabat
Kepala Bagian di PG atau minimal orang kedua, sedangkan MT tuanya sudah setingkat
GM/Kabid, seperti Pak Rachmad Sartono tadi dan juga Pak Santosa – GM PG Tersana Baru.
Secara geografis, mereka mewakili wilayah-wilayah Jawa Barat (Rajawali II), Jawa
Tengah/Yogyakarta (PG Madukismo) dan Jawa Timur (Rajawali I dan Candi Baru). Rasanya
baru sekarang ini para Gulamania RNI dari delapan penjuru angin berkumpul bersama untuk
berbagi pengalaman dan ilmu demi kemajuan RNI secara group, memecahkan berbagai

121
simulasi yang disusun Tim Revitalisasi Gula RNI dibawah komando pak Dwi Purnomo Putranto
dedengkot Gulamania RNI yang sudah malang melintang di dunia pergulaan nasional. Simulasi
dibuat sedemikian rupa agar antar kelompok saling mendukung dan bahu membahu menyusun
strategi untuk memenangkan pertarungan di musim giling 2016 dengan “ultimate goal”nya
adalah pemenuhan target-target produksi gula PG-PG lingkup RNI tahun 2016 maupun strategi
pengembangan industri gula RNI dalam mendukung target produksi 3 juta ton tahun 2018.
Mereka harus menanggalkan egosentrisme masing-masing, melepaskan baju jabatan dan asal
muasal PGnya untuk bersatu menyumbangkan pemikiran untuk menyusun strategi-strategi
terbaik di wilayah masing-masing.
Ada 4 kelompok workshop yang masing-masing diberikan simulasi permasalahan yang
berbeda-beda. Permasalahan yang dihadapi merekapun dibuat beragam sehingga masing-
masing kelompok bisa menyusun strategi-strategi untuk memenangkan pertempuran dan siap
untuk dikritisi atau di challenge oleh kelompok lainmaupun Direksi PT RNI Holding. Dari
workshop ini saya bisa melihat dan menilai sejauh mana kemampuan para pasukan Gulamania
RNI untuk meyakinkan kami para Direksi PT RNI Holding didalam memenangkan persaingan di
industri gula tahun 2016 nanti. Bagaimana para “rookie” Gulamania belajar dari para
Management Tuek dan bilamana perlu mewarnai dengan pemikiran-pemikiran yang jauh lebih
modern namun tujuannya tetep sama memenangkan persaingan. Dari sini saya melihat
perpaduan yang serasi dari ilmu-ilmu baru yang lebih modern yang dibawa oleh para “rookie”
Gulamania RNI dengan para “Management Tuek” Gulamania RNI. Kalau ini semua diterapkan
nantinya, saya bisa berteriak lantang ke seluruh dunia “RNI siap berkontribusi terhadap target
produksi gula 3 juta ton tahun 2018 nanti”. Peralatan tempur sudah disiapkan, strategi perang
sudah disusun apapun kondisi yang nanti dihadapi, RNI sudah siap menghadapi pertempuran.
Mimpi saya, ke depan RNI benar-benar menjadi RAJA GULA yang sejati. Bukan karena brand
gula kemasannya (saja), tetapi karena RNI memiliki para Gulamania yang handal, tangguh dan
adaptif terhadap dinamika perubahan yang terjadi.
Terimakasih dan selamat bekerja.
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semuanya. Amiin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 9 Februari 2016.
Didik Prasetyo

19 Safari Menyambut Matahari Terbit

122
Assalamualaikum wr.wb,
Judul di atas saya ambil, karena baik dalam arti kiasan maupun arti harafiah memang
perjalanan safari saya kali ini benar-benar menemukan keduanya.
Secara kiasan, kunjungan kerja saya kali ini sarat dengan aktifitas yang menyiratkan akan
terbitnya harapan baru di cakrawala bisnisnya RNI Group di awal tahun 2016 ini.
Berawal dari kedatangan saya mengikuti Acara Peringatan HUT Ke-2 berdirinya Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Gula di Madiun, Jawa Timur. Di usianya yang masih Balita, SMK
Gula yang terletak di atas lahan milik PG Rejo Agung Madiun dan dikelola oleh Yayasan
Dharmabakti Purnakarya RNI Jawa Timur dibawah pimpinan Pak Boy Basuki Raharjo ini benar-
benar mencuri perhatian saya. Prestasinya sangat membanggakan. Berbagai lomba di tingkat
Pemerintahan Kota Madiun berhasil dimenangkan. Total sudah 21 piala yang sudah digondol
oleh SMK Gula Rajawali ini, mulai dari cerdas cermat, olah raga dan Pramuka. Salut dan
apresiasi yang tinggi kepada para pembimbing dan pengelolanya. Ini adalah secercah matahari
terbit bagi industri gula RNI di masa depan. Selama ini, rekrutmen tenaga terampil dan terdidik
bagi PG diambil dari karyawan kampanye atau musiman yang dasarnya kebanyakan adalah
kedekatan dengan karyawan PG saja. Ke depan, dengan adanya SMK Gula ini maka
kebutuhan tenaga terampil dan berkarakter akan diambil dari sekolah ini.
Dirgahayu SMK Gula Rajawali, semoga semakin sukses dan jaya menyiapkan calon-calon ahli
gula yang handal di masa depan.
Hari berikutnya setelah dari Madiun, saya sudah ikut dalam rombongan Menteri BUMN RI Ibu
Rini Sumarno melakukan peninjauan Pabrik Gula Glenmore di Banyuwangi.
IGG (Industri Gula Glenmore) milik PTPN XII ini akan menjadi PG termodern BUMN yang
dibangun di pulau Jawa. Berkapasitas 6000 TCD, pada saat ini IGG ditopang areal seluas 8000
ha yang semuanya eks HGU Tanaman Keras yang dikonversi menjadi tanaman tebu.
Walaupun relatif baru sebagai canegrowers , namun SKW IGG sudah berhasil mencapai
produktivitas tebu yang tinggi. Juara pertamanya mampu meraih produktivitas tebu 130 ton per
ha dan langsung memperoleh penghargaan yang diserahkan oleh Ibu Menteri BUMN.
Bulan Juli 2016 ini, IGG akan melaksanakan giling perdananya. Sebagai sesama BUMN, saya
meminta kepada rekan-rekan di PG RNI Jawa Timur menyambut positif kehadiran PG Baru ini.
Sasaran yang hendak dikejar oleh Menteri BUMN saat ini hanya satu, yaitu produksi gula PG
BUMN harus mampu mencapai 3 juta ton di tahun 2018 !
Sebagai bagian dari keluarga PG BUMN, beban itu juga melekat di pundak kita. Jawabannya,
produktivitas PG, terutama rendemen harus terus ditingkatkan. PG Krebet Baru sudah berhasil
mencapai rendemen di atas 10. PG-PG yang lain juga harus bisa mengikuti. Bu Menteri juga

123
menuntut agar IGG mampu meraih angka 10 tersebut. Target rendemen 8 yang dicanangkan di
giling perdananya masih dianggap terlalu kecil.
Semua pemain gula di Jawa Timur tahu bahwa persaingan untuk mendapatkan bahan baku
sangat ketat. Satu-satunya jalan untuk tetap survive, maka semua PG harus meningkatkan
daya saingnya agar tetap diminati petani. Apabila semua PG memiliki kesadaran dan
mengambil langkah yang sama, yaitu meningkatkan rendemennya, niscaya produksi 3 juta ton
tadi akan segera bisa tercapai.Kembali Matahari Terbit yang baru dari Timur akan muncul
seiring makin gencarnya persaingan dalam meningkatkan produktivitas gula.
Satu hal lagi yang harus diantisipasi oleh teman-teman PG di Jatim, bahkan akan sampai
merembet ke Jateng dan Jabar adalah persaingan dalam mendapatkan tenaga kerja, terutama
tenaga tebang! Selain IGG (6000 TCD), harus diingat pula bahwa 2 PG Swasta baru juga mulai
beroperasi penuh di Jawa, yaitu GMM (Gendis Multi Manis-4000 TCD) di Blora dan KTM
(Kebun Tebu Mas-12000 TCD) di Lamongan. Dengan total 22.000 TCD berarti setara dengan
kebutuhan tambahan tenaga tebang 20 ribu orang !
Jika kita lihat sisi positifnya, munculnya PG-PG baru tersebut berarti akan makin mempercepat
tercapainya swasembada gula nasional yang sudah sangat lama kita idamkan bersama!
Dari Banyuwangi, saya langsung meneruskan perjalanan lewat darat ke Bali. Tentu saja
menyeberang naik ferry dari Ketapang ke Gilimanuk. Saya sangat kagum dengan kebersihan
pelabuhan penyeberangan milik BUMN (PT ASDP) yang kondisinya sangat bersih, tertib dan
teratur. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan di masa-masa lalu, dimana pelabuhan identik
dengan kekumuhan atau kekotoran. Ternyata kalau mau berusaha, kita juga bisa.
Di Bali, saya disambut oleh Sdr. Iwan Kurniawan – Kacab Singaraja GIEB, Direktur PT GIEB
Pak Jhoniansyah Pura dan Pak Dwi Hatmoko Kacab Rajawali Nusindo. Saya diagendakan
untuk meresmikan grossir MULTI JAYA DEWATA di Singaraja. Pembentukan grossir Singaraja
ini merupakan upaya PT GIEB untuk memperkuat jaringan distribusinya dan mendekatkan diri
kepada pelanggan langsung.
Meskipun GIEB masih termasuk terengah-engah dalam mengembangkan usahanya, namun
saya apresiasi kepada Direksi dan jajaran manajemennya karena berkat usahanya yang gigih,
tahun ini berhasil mempertahankan keuntungan meskipun masih tipis
Di kantornya saya bertemu dengan para prinsipal yang menempati ruang sendiri-sendiri
meskipun relatif kecil. Kantor GIEB sendiri menempati lokasi yang strategis di Jalan Gatot
Subroto Denpasar. Di belakang kantor ada gudang yang cukup besar. Sebagian bahkan
disewakan kepada Rajawali Nusindo Cabang Denpasar untuk DC nya Rajawali Mart.

124
Barang-barang yang ada di gudang sangat bervariasi: Unilever, Philips, Nutrifood, Minyak
goreng Tropical, Kacang Dua Kelinci, Mie Kremez, beras Maknyuuss dan…. masih buanyaak
lagi.
encana penambahan prinsipal masih terus berjalan di tahun ini. Saya belum bisa
membayangkan berapa jenis produk nanti yang akan didistribusikan oleh GIEB. Saya lihat di
rencana kerjanya antara lain :
Kerjasama distribusi dengan PT Arista Latindo untuk produk diaper (popok untuk bayi dan
dewasa) merek Sensi, gloves, masker, dan lain-lain. Dengan PT Distriversa Buanamas untuk
produk perawatan bayi merek Huki, diantaranya aneka botol/gelas susu, dot bayi, pembersih
botol, minyak telon, cutton bud. Dengan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, untuk produk
makanan seperti mie kering, bihun, mie instan, biskuit, permen, snack, beras dan minyak
kelapa sawit. Efektif per 17 September 2015 PT. GIEB Indonesia menjadi distributor untuk
seluruh wilayah Bali………. Sepertinya bisnis distribusi ini, kalau orang Betawi bilang “kagak
ade matinye”!
Yang menggembirakan dan juga memprihatinkan adalah cerita tentang (lagi-lagi) peluang bisnis
gula yang sangat menjanjikan tetapi terpaksa putus ditengah jalan karena supply yang
diskontinyu. Saya bertekad agar dimasa mendatang hal semacam ini tidak boleh terjadi lagi.
Pelanggan ada, pasar sudah terbentuk, margin distribusi cukup tebal, barang (di PG) ada, tetapi
bisnisnya tidak jalan. Kalau Rhoma bilang ini TERLALU..!
Segera saya berikan arahan dan kebijakan agar di masa yang datang hal ini tidak terjadi lagi
dan peluang ini harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena ini menyangkut strategi
bisnis, maaf tidak bisa saya beberkan disini…
Ada yang unik di GIEB. Cabang Singaraja yang waktu itu saya sebagai Komisaris PT RNI
meresmikannya bersama Pak Wahyu Hidayat (Komut RNI), saat ini dipimpin oleh Sdr. Iwan
Kurniawan sebagai Kacabnya. Bagi karyawan RNI Group yang sudah lama pasti banyak yang
kenal Iwan karena pernah menjadi Sekretaris Direktur Keuangan RNI dan sebelumnya juga
menjadi karyawan pelaksana di bagian produksi PT RNI sejak 1992. Sekarang Iwan sudah
berpindah kuadran menjadi Kepala Cabang andalan GIEB di Singaraja. Mudah-mudahan akan
segera muncul Iwan-Iwan lain dengan prestasi yang tidak kalah hebat.
Setelah dari Singaraja saya sempatkan juga berdialog dan bertatap muka dengan karyawan
Rajawali Nusindo Cabang Denpasar, ternyata cabang Denpasar sudah beberapa kali meraih
predikat Cabang Perdana terbaik. Kinerja tahun 2015 cukup menggembirakan dan berhasil
meraih diatas target tahun 2015, baik omzet maupun marginnya sehingga para karyawan minta
ijin untuk bisa rekreasi ke luar Bali. “Ke mana rencananya?” Saya tanya “Ke Jogja pak” jawab

125
mereka serempak, spontan saya jawab silakan para karyawan rekreasi ke Jogja dengan
catatan anggarannya telah tersedia dan disiapkan. Ternyata teman-teman yang selama ini di
Bali juga pengen rekreasi ke luar Bali. Yang lain-lain pada pengen ke Bali ini malah pengen ke
Jogja. Sangat manusiawi pikir saya.
Selanjutnya saya mengakhiri safari saya dengan memenuhi undangan Pak Gede Meivera
Direktur PT Rajawali I untuk menghadiri acara Family Gathering di Hotel Inna Sanur Bali. Acara
ini digelar dengan sangat meriah dan akbar karena diikuti oleh karyawan Kantor Direksi, Staf
PG Krebet Baru dan PG Rejo Agung Baru beserta seluruh keluarganya. Tidak kurang dari 16
bus harus disewa untuk bisa membawa semua peserta dan memang hanya Hotel Inna Sanur
yang bisa menampung acara sebesar dan semeriah ini.
Keluarga Rajawali I layak untuk mengadakan acara ini mengingat prestasinya yang luar biasa
selama empat tahun berturut-turut dan puncaknya di tahun 2015 kemarin dengan mencapai
predikat rendemen PG tertinggi secara nasional. Harapan saya, anak perusahaan lainnya bisa
segera menyusul untuk mengajak seluruh keluarga besarnya bergembira dalam kebersamaan
yang hangat.
Secara harafiah, kunjungan kerja kali ini ditutup dengan menikmati pemandangan Matahari
Terbit yang sangat indah di pantai Sanur, jam 6 pagi WITA, tepat sebelum saya dan rombongan
terbang kembali ke Jakarta.
Saya optimis, meskipun tantangan yang dihadapi di 2016 ini sangat berat tetapi semua sudah
siap mental menyambut matahari yang menyinarkan harapan baru tahun ini.
Kita dengarkan yel-yel yang sudah diberi muatan lokal oleh beberapa anak perusahaan :
RNI….. Bangkit!!!
RNI….. Jaya!!!
Harmoni…. Yes..Yes..Yes!!!
Rajawali I…………. Lebih Sukses!!
Rajawali Nusindo……….. Unggul Terpercaya!!
Mitra Kerinci ………. Rancak bana!!!
GIEB …….. Makarye Sane Becik!!!
Ayo, siapa menyusul?
Wassalamualaikum wr.wb.
Jakarta, 17 Januari 2016.
Didik Prasetyo

126
# 18. Memenuhi Janji di Mitra Kerinci
Assalamualaikum Wr Wb..
Beberapa waktu yang lalu saya pernah berjanji melalui akun face book saya kepada teman-
teman di PT Mitra Kerinci untuk berkunjung ke sana. Pertimbangan saya selain selama tahun
2015, PT Mitra Kerinci menunjukkan prestasi yang sangat menggembirakan juga karena
selama 4 tahun saya menjabat Komisaris PT RNI waktu itu, saya belum sempet nengok salah
satu anak perusahaan PT RNI ini. Saya sudah banyak mendengar kehebatan PT Mitra Kerinci
dari berbagai laporan yang masuk ke saya sehingga saya suka mengistilahkan “small but qute”,
kecil tapi menarik. Bayangkan dengan total luas efektif kebun teh hanya 1.200 ha, PT Mitra
Kerinci berhasil memproduksi daun teh kering sebanyak 4.430 ton pada tahun 2015 naik kurang
lebih 15% dibandingkan dengan tahun lalu. Total produksi teh sebanyak itu sebagian besar
dalam bentuk teh hijau yang dipasarkan ke manca negara salah satunya Taiwan, Maroko dan
Eropa. Bahkan untuk memenuhi target penjualan tersebut PT Mitra Kerinci sudah sangat
kewalahan. Alhasil dengan tingkat produktivitas sebesar 3,69 ton teh kering per hektar
membuat kinerja PT Mitra Kerinci cukup moncer di tahun 2015. Bravo dan saluut buat teman-
teman PT Mitra Kerinci, kinerja 2015 sudah baik, tapi jangan lupa tahun 2016 adalah tahun
yang penuh dengan persaingan ketat oleh karena itu kinerja yang sudah baik ini harus terus
ditingkatkan agar tidak tertinggal nantinya.
Mengawali hari kerja di tahun 2016, tanggal 3 Januari 2016 sore, disaat teman-teman yang lain
masih bersiap-siap menyelesaikan liburannya dan kembali bekerja, saya bersama-sama Pak
Agung dan beberapa Group Head beserta staf terbang ke Padang untuk menghadiri “wiwitan
petik 2016” memenuhi janji saya kepada seluruh karyawan PT Mitra Kerinci berkunjung ke
sana. Alhamdulillah setelah melalui perjalanan panjang dari Padang ke Liki selama 6 jam
dengan jalan yang berkelok-kelok, kami tiba di Mess White Tea Kebun Liki Solok Selatan.
Sesuai laporan dari bro Yosdian Adi – Direktur PT Mitra Kerinci saat ini kapasitas pabrik teh
hijau milik Mitra Kerinci yang akan saya resmikan mencapai 60 ton daun teh basah per hari naik
tiga kali lipat dibandingkan kapasitas 3 tahun lalu, itupun dengan pencapaian produksi tahun
2015 masih belum mampu menampung seluruh hasil produksi pucuk basah kebun teh Mitra
Kerinci. Oleh karena itu setelah peresmian peningkatan kapasitas pabrik tersebut, saya minta
para “Likiers” panggilan para karyawan Mitra Kerinci, untuk bekerja lebih keras lagi agar tahun
2016 ini hasil produksi daun teh basah bisa mencapai lebih dari 20.000 ton sehingga
produktivitas daun teh kering bisa menembus 4,5 ton per hektar.
Wiwitan Petik teh 2016 diwarnai dengan hujan gerimis, namun tidak mengurangi keceriaan para
karyawan karena diyakini gerimis yang datang pada awal petik pertanda produksi nanti akan

127
membludak. Inshaa Allah!. Beberapa ide mulai muncul saat dilakukan dialog dengan karyawan
dan stake holder lainnya mulai dari modernisasi alat petik, penggunaan bahan bakar yang lebih
efisien sampai modifikasi alat pengering dan keinginan Pemda menjadikan kebun Liki sebagai
salah satu tujuan wisata agro di Solok Selatan mengemuka di sesi itu. Sambil menyaksikan
penampilan para karyawan dan anak-anak karyawan unjuk kebolehan membawakan berbagai
tarian dari daerah masing-masing, diskusi tentang rencana pengembangan Mitra Kerinci tetap
dilakukan dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan kebersamaan. Saya usulkan untuk
dibuatkan tag line dari setiap acara yang dilaksanakan di Mitra Kerinci baik di T Shirt, baliho
atau dinding-dinding kantor “MK 25K5”. Arti dari tag line itu adalah Mitra Kerinci menuju
produksi daun teh basah 25.000 ton dengan produktivitas daun teh kering 5 ton per hektar.
Saya yakin target itu dapat diraih oleh para “Likiers” dengan melihat semangatnya, pola pikir ya
yang sangat kreatif dan inovatif. Ayoo semangat terus, Inshaa Allah dengan kerja keras, kerja
cerdas dan kerja ikhlas untuk membangkitkan RNI meraih kejayaannya kembali dalam suasana
yang harmoni akan segera bisa diwujudkan.
Terima kasih kepada para Likiers atas sambutannya, terima kasih juga atas prestasi yang
sudah ditorehkan, Inshaa Allah akan dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
Selamat Bekerja dan Selamat Berkarya, Semoga Allah SWT meridhoi langkah kita semua.
Aamiin.
Sei Lambai, Solok Selatan Sumatera Barat, 4 Januari 2016
Wassalamualaikum, Wr, WB
Didik Prasetyo

# 17. REFLEKSI AKHIR TAHUN 2015, ADA KEGEMBIRAAN,SEMANGAT DAN KESEDIHAN


Assalamualaikum Wr Wb
Menjelang penutupan tahun 2015 ini, saya merasakan berbagai hal selama memimpin PT RNI
selama 6 bulan lebih, mulai dari kekuatiran akan tidak bisa memenuhi harapan stake holder
terutama share holder, kegembiraan dan semangat saat melihat PT RNI melaju di rel yang
benar sampai kesedihan karena baru saja menerima cobaan dengan meninggalnya salah satu
keluarga besar PT RNI ibu Umu Athiyah Dyah Utami istri pak Yana Aditya Direktur Keuangan
PT RNI.Kekuatiran yang saya alami saat ditugaskan sebagai Direktur Utama PT RNI sangat
dirasakan oleh istri saya karena hampir 2 minggu saya tidak bisa nyenyak tidur, selalu
kebangun ditengah malam memikirkan langkah-langkah yang harus saya ambil tentunya utk
didiskusikan dengan Tim BOD PT RNI dalam rangka perbaikan kinerja PT RNI yang terpuruk
sedemikian dalam di tahun 2014. Alhamdulillah nampaknya semesta mendukung langkah-

128
langkah perbaikan yang dilakukan oleh BOD, kondisi eksternal maupun internal yang dukup
kondusif membuat kebijakan yang diterapkan dapat dijalankan dengan relatif lebih mulus.
Hasilnya sampai dengan akhir tahun 2015, PT RNI dapat membukukan laba setelah pajak
unaudit sebesar Rp 83 milyar lebih.
Hasil positip selama 6 bulan ini menumbuhkan semangat seluruh BOD dan jajaran RNI holding
untuk bekerja lebih keras lagi, pak Agung dengan networknya menyusun rencana-rencana
pengembangan RNI, pak Elka dengan knowledgenya rajin turun ke lapangan untuk memastikan
semua operasional anak-anak perusahaan berjalan dengan baik, pak Adit dengan ilmu modern
financingnya berhasil meyakinkan berbagai lembaga keuangan baik perbankan maupun non
perbankan utk berkomitmen menyediakan pendanaan bagi RNI dalam jumlah yang memadai,
pak Djoko sedang getol-getolnya menjalankan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi
karyawan dan mengoptimalkan aset-aset RNI. Terima kasih kawan-kawan semoga
kebersamaan ini tetap bisa kita pertahankan selamanya.
Kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas untuk membangkitkan RNI meraih kejayaannya
dalam suasana yang harmoni yang dilakukan oleh seluruh karyawan baik di holding maupun di
anak-anak perusahaan amat saya rasakan. Berbagai laporan Direksi maupun karyawan anak
perusahaan dan hasil kunjungan on the spot di lapangan oleh para Group Head dan jajaran
menunjukkan terjadinya perubahan yg signifikan dari pola kerja PT RNI selama ini. Inovasi,
daya kreasi dan keterbukaan sudah mulai tumbuh di anak-anak perusahaan. Kondisi ini
menjadi “bensin” untuk menaikkan kecepatan perbaikan kinerja RNI tahun 2016 nanti.
Dukungan Dewan Komisaris RNI juga amat saya rasakan sehingga perbaikan kinerja RNI bisa
dilakukan dengan lebih terarah dan lebih baik. Tentunya ini semakin menambah semangat
untuk bekerja lebih keras dan lebih cerdas serta lebih ikhlas karena tahun 2016 disaat
Masyarakat Ekonomi Asean diberlakukan tentunya membuat dunia usaha nasional menjadi
jauh lebih kompetitif. Tuntutan untuk membangun DNA super di RNI menjadi suatu keharusan
agar mampu bertahan dan unggul di kancah pertempuran yang lebih keras tahun depan.
Rencana-rencana bisnis yang disusun RNI group mesti lebih kreatif dan inovatif lagi agar RNI
bisa bertahan di rel yang sudah dijalani selama ini.
Ditengah semangat kerja yang tinggi dan kegembiraan serta harapan atas hasil yang positip,
RNI diterjang oleh duka yang sangat mendalam karena telah kehilangan anggota keluarga RNI
dengan meninggalnya ibu Umu Athiyah Dyah Utami istri pak Yana Aditya Direktur Keuangan PT
RNI pada tanggal 30 Desember 2015. Selamat jalan ibu Inshaa Allah khusnul khotimah dan
memperoleh tempat terbaik di surga Allah aamiin. Saya salut kepada pak Yana Aditya yang
sangat tegar menghadapi semua ketentuan Allah ini, salut kepada seluruh jajaran RNI para

129
GH,Head, staf dan pelaksana termasuk Serikat Pekerja dibawah komando pak Arsal dan pak
Baso yang begitu cekatan membantu pak Yana selama bu Yana menjalani masa kritis hingga
meninggalnya almarhumah. Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh karyawan RNI yang
begitu guyub mendampingi dan membantu pak Adit. Suasana kebersamaan yang jarang terlihat
selama ini sangat terasa di sana.Saya yakin meskipun kesedihan menghampiri RNI diakhir
tahun tidak akan membuat semangat yang sudah muncul surut kembali, Inshaa Allah
menyambut tahun 2016, RNI akan jauh lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Mari kita sambut tahun 2016 dengan doa dan ikhtiar bukan dengan hura-hura yang sia-sia.
Selamat Tahun Baru 2016, Inshaa Allah Tahun 2016 akan jauh lebih baik lagi dari tahun 2015.
Berkah dan karunia Allah akan selalu menyertai kita semua aamiin.
Selamat bekerja
Jakarta, 31 Desember 2015
Ttd
Didik Prasetyo

# 16 Road Show di Jawa Timur: Dari Kebomas, Citramas sampai Kalimas


Assalamualaikum wr.wb,
Setelah me-review hasil kinerja sampai Oktober 2015 (baca CEO Note #15), saya tergelitik
untuk menyambangi anak perusahaan yang mencuri perhatian karena kinerjanya meningkat
signifikan. Sekaligus saya manfaatkan juga “membezuk” anak perusahaan yang masih saja di
ICU yakni PT Rajawali Tanjung Sari Enjineering.
Kebetulan saya mendapat undangan untuk menjadi pembicara di Seminar Nasional Gula di
Fakultas Pasca Sarjana Ekonomi dan Bisnis Unibraw, Malang pada tanggal 10 Desember
kemarin. Jadilah kemudian saya melakukan road show di Malang – Surabaya sekalian
berdiskusi dengan teman-teman di unit yang saya kunjungi : PT Rajawali Nusindo Cabang
Malang, Cabang Surabaya I, Cabang Surabaya II, PT Rajawali Citramass dan PT Rajawali
Tanjungsari.
Acara Seminar Nasional yang bertajuk Gula Untuk Rakyat (?) itu sendiri tidak kalah menarik.
Disamping forumnya sangat akademik, kemasannya juga sangat unik. Opening remark
mengenai latar belakang seminar disampaikan dalam bentuk aksi teatrikal yang sangat lucu.
Seorang buruh tani bernama Slamet dan petani tebu bernama Untung diceritakan bertemu
dengan seorang cukong dan manajer PG. Terjadilah dialog yang bernuansa kritik sosial khas
mahasiswa. Terjadi ketimpangan ekonomi antara buruh dengan petani pemilik lahan dan juga
antara petani dengan PG, sementara si cukong mengambil keuntungan dari semua lini bisnis,

130
termasuk impor gula. Jadi, apakah benar bahwa industri gula kita benar-benar bermanfaat
untuk rakyat? Rupanya itulah yang mau dicari jawabnya oleh panitia seminar. Saya hanya bisa
urun rembug berdasarkan pengalaman PG RNI, semakin tinggi minat petani menanam tebu,
semakin mantab jaminan bahan baku PG. Kalau PG untung, semakin banyak investasi yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sehingga kinerjanya makin baik,
terutama rendemen yang terkait langsung dengan pendapatan petani. Jika PG dan petani
sama-sama happy maka terjadilah hubungan yang menurut istilah akademik Dr. Bambang
Hariyadi dari FEB Unibraw disebut highly couple. Sebaliknya, jika PG dan petani sama-sama
tidak puas dan selalu saling mencurigai dan menyalahkan istilahnya disebut dengan decouple.
Saya tentu berharap di semua PG RNI hubungan dengan petani tebu di wilayahnya sudah
mencapai tahap highly couple, hopefully……
Di internal RNI, antara pemegang saham dengan anak perusahaan, saya juga merasa saat ini
sedang pada kondisi highly couple dengan PT Rajawali Citramass (RCM).
Di CEO Notes #15 yang lalu sudah saya singgung tentang kinerja RCM sampai Oktober yang
meningkat signifikan. Dalam perkembangannya, sampai Nopember 2015 juga masih konsisten
dengan pertumbuhan laba sampai 4 kali lebih dibandingkan RKAP-nya. Dibandingkan tahun
lalu lebih signifikan lagi karena pada periode yang sama tahun lalu RCM rugi cukup besar.
Perkembangan pasarnya juga sangat menjanjikan. Pabrik yang di-spin off dari RNI pada
tanggal 7 Juli 2004 ini semula banyak mengandalkan captive market yaitu memenuhi
kebutuhan karung gula bagi PG-PG RNI Group. Saat ini, produksi untuk captive hanya tinggal
20% (est.2015), sisanya untuk free market, terutama untuk karung pupuk (Urea, ZA, SP 36,
Phonska, Pelangi, NPK, dll.). Berita bagusnya juga, HPP RCM masih cukup bersaing dalam
tender-tender perusahaan BUMN sehingga keberadaan RCM sangat diperhitungkan oleh
perusahaan-perusahaan pupuk.
Investasi untuk pembaharuan mesin juga terus dilakukan seiring dengan kemampuan
perusahaan. Modernisasi mesin ini disamping meningkatkan efisiensi juga menambah
kapasitas. Jembatan timbang digital menjadikan pembelian bahan baku lebih akurat. Jika
semula hanya dihitung jumlah karung saja, sekarang sudah bisa diketahui bobot riilnya. Inner
bag yang semula harus beli dari luar, sekarang sudah dibuat sendiri dengan diadakannya mesin
baru. Demikian juga mesin printing otomatik yang kapasitasnya jauh lebih besar dari alat cetak
manual.
Tantangan yang dihadapi RCM adalah menurunkan tingkat reject yang saat ini masih relatif
tinggi. Pak Hardi Astono, Komisaris Utama yang alumni Teknik Elektro ITS sudah meminta
kepada Pak Ananto Widodo – Direktur RCM agar dilakukan maintenance dan repair, kalau

131
perlu replacement terhadap komponen-komponen mesin yang terus menerus berputar 24 jam
non-stop. Prinsipnya, manajemen harus berani melakukan preventive maintenance, berhenti
produksi sebentar untuk mencegah terjadinya abnormalnya mesin yang akan berakibat reject.
Aura keceriaan juga memancar dari RCM. Meskipun suara mesin sangat bising, tetapi kondisi
pebrik relatif bersih. Ruang rapat atau Operation Room yang baru dibangun juga masih
kinclong. Harapan saya, sarana yang ada ini akan memacu semangat kerja dan kreativitas
sehingga kinerja RCM lebih meningkat lagi di tahun-tahun yang akan datang. Saya juga setuju
untuk memindah Ruang Direktur agak menjauh dari kebisingan pabrik agar dapat bekerja lebih
fokus tanpa gangguan suara.
Tahun 2016, RCM mulai melebarkan sayapnya dengan menambah mesin di lokasi pabrik kulit
Tanjungsari. Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal bagi turn-around-nya PT Rajawali
Tanjungsari (RTS) yang saat ini masih di ICU. Saya sudah minta agar tenaga kerjanya
semaksimal mungkin memanfaatkan karyawan ex RTS, tentunya setelah melalui seleksi yang
obyektif.
Kepada RTS saya dorong untuk terus berusaha mencari pembeli stok produksi kulitnya yang
masih menumpuk. Masalah untung atau rugi dalam berjualan, itu hanya masalah bisnis. Kalau
HPP yang kita bentuk terlalu tinggi tentu saja kita tidak bisa memaksa pasar untuk membeli di
atas HPP kita. Sepanjang semua proses penjualan dilakukan dengan fair dan transparan,
dilengkapi dengan dokumen yang sah, rasanya tidak ada pelanggaran dari sisi pidana. Namun,
sebagai pengusaha tentu saja ini menjadi pelajaran yang pahit yang tidak boleh terulang lagi ke
depan. Kita berpikir rasional saja, kalau memang bisnis kulit sudah tidak menguntungkan ya kita
hentikan saja dan cari bisnis lain yang lebih baik.
Dalam kunjungan saya ke kantor-kantor cabang PT Rajawali Nusindo (Nusindo) saya
sempatkan melihat semua ruangan, gudang dan ruang kerja karyawan PT Phapros yang
berkantor di cabang. Saya juga menyempatkan untuk berdialog dengan para karyawan.
Di era persaingan yang semakin kompetitif ini, tentu saja Nusindo harus semakin meningkatkan
pelayanannya, baik kepada pelanggan maupun prinsipal. Kebutuhan akan IT yang lebih
canggih menjadi kebutuhan mutlak agar kita tidak ditinggalkan prinsipal. Mereka membutuhkan
informasi yang akurat dan real time mengenai posisi produk-produk yang dipercayakan kepada
Nusindo untuk didistribusi, mulai dari stok gudang, barang in transit, barang yang terjual, dsb.
Sudah saatnya Nusindo melakukan migrasi menuju penggunaan IT yang lebih maju.
Prinsipal barang farmasi juga mensyaratkan dipenuhinya sertifikat CDOB (Cara Distribusi Obat
yang Baik) bagi distributornya. Menghadapi tantangan ini, Nusindo juga harus bekerja keras.
Beberapa gudang yang saya lihat harus lebih dioptimalkan lagi.

132
Disamping masalah gudang, isu lain yang mengemuka di setiap cabang adalah kurangnya
tenaga teknisi untuk support penjualan alat kesehatan (peralatan laboratorium). Perlu dipikirkan
bagaimana menambah teknisi dalam waktu cepat. Satu-satunya jawaban ya hanya training
yang harus diperbanyak.
Training untuk product knowledge bagi tenaga marketing yang baru juga dikeluhkan masih
kurang. Sepertinya di Nusindo perlu ada training massal di bidang teknis agar kualitas tenaga
operasionalnya lebih handal.
Terlepas dari berbagai kekurangan yang harus terus dibenahi, Nusindo harus selalu “menjual”
keunggulannya kepada para prinsipalnya. Harus sudah mulai dievaluasi semua tetek bengek
yang terkait dengan kerjasama Nusindo sebagai distributor dengan para prinsipalnya. Jangan
sampai Nusindo selalu dapat “bengek”nya sementara prinsipal selalu ambil “tetek” nya. Sudah
selayaknya kalau hubungan prinsipal-distributor ini bisa lebih fair berlandaskan mutual benefit.
Disamping itu saling berbagi pengalaman antar Kepala Cabang dalam berhubungan dengan
prinsipal rasanya perlu untuk sering dilakukan.
Masukan-masukan yang bagus juga saya peroleh terkait rencana untuk menjadikan PT
Rajawali Nusindo sebagai ISC (Integrated Supply Chain). Di level pelaksana saya lihat mereka
sangat antusias untuk menjalankan program ini. Rupanya di beberapa cabang, bisnis model
ISC ini sudah dicoba untuk dijalankan tetapi tidak memperoleh dukungan dari (dalam hal ini) PG
yang diharapkan menjadi mitra.
Ada yang sudah mempunyai pelanggan gula di D4 dan yakin dengan kemampuan Nusindo
karena “bersaudara” dengan PG, tapi kenyataannya tahun ini tidak diberi alokasi dengan alasan
tidak ada stok. Ada pula yang sudah pernah memenangkan tender pengadaan pipa, tapi tender
tahun ini tidak diundang dengan alasan “lupa”.
Tanpa bermaksud menyalahkan salah satu pihak, sepertinya hal-hal semacam ini tidak boleh
lagi terjadi pada tahun 2016 nanti, program ISC sudah harus jalan. Sudah saya sampaikan
kepada seluruh Direksi anak perusahaan RNI, sejak pertama kali saya masuk RNI sebagai
Direksi, bagi yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut silakan mengajukan pengunduran diri,
namun sampai saat ini tidak ada sehingga saya anggap mereka setuju. Silakan dibuatkan
aturan main yang lengkap sehingga masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang
jelas dalam menjalankan sinergi ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang mengemuka selama dialog dengan karyawan Nusindo juga
banyak menyangkut masalah SDM dan Umum. Sarana kendaraan operasional yang sudah tua
dan jumlahnya kurang memadai, masalah upah sundulan, PKWT, BPJS, bonus, dsb. Saya
yakin staf-staf SDM di Kantor Pusat sudah bisa menebak kira-kira apa yang dikeluhkan

133
karyawan disekitar isu itu. Saya sarankan untuk secara rutin mengadakan dialog dengan
karyawan cabang sehingga karyawan memahami kebijakan yang diambil manajemen.Akhirnya,
kalau di dalam road show ini saya mengawali dengan pelayaran dari Kebomas, menyeberang
ke Citramas, pada ujungnya saya berlabuh di Kalimas, yaitu di Cabang Nusindo Surabaya
I.Mungkin banyak yang bertanya, apa hubungan Kebomas dengan Citramas dan Kalimas.
Memang tidak ada. Saya mengawali road show ini dengan makan malam di RM “LAYAR” di
Jalan Kebomas, Surabaya yang terkenal seafoodnya mak nyuusss….!
Nusindo Surabaya I, kantornya masih sangat kinclong, menurut saya kantor cabang terbaik
yang dimiliki Nusindo. Saya sampai di Kalimas sudah lewat maghrib tetapi karyawan sudah
dipersiapkan oleh Pak Ahmad Sufi (ternyata disuguhi makan malam sate ayam) sehingga
semua ikut dalam dialog yang cukup meriah dengan saya.
Rasanya kalau semua kantor cabang seperti Nusindo Surabaya I pasti semangat kerja
karyawannya akan menggelora, termasuk karyawan Phapros di Cabang. Kalau di kebanyakan
cabang, ruangan Phapros ada di belakang, di dekat gudang atau kamar mandi (mudah-
mudahan tidak), tapi kalau di Surabaya I justru berada di paling depan, sebelum ruangan
Kepala Cabang dan karyawan.
Yang juga membanggakan karena Cabang Surabaya I ini sudah meraih sertifikat CDOB dari
BPOM, menyusul Cabang Bandung yang sudah meraihnya lebih dulu. Dan rasanya sudah pas
kalau Pak Ahmad Sufi saya beri gelar bidan CDOB Nusindo, karena di 2 cabang itu
sertifikasinya diperoleh sewaktu Kacabnya dipegang Pak Sufi.
Kantor yang bagus dan pasti biayanya relatif tinggi dengan karyawan yang antusias, harus
berkinerja lebih baik agar bisa memenuhi kewajiban dan mensejahterakan karyawannya.
Saya sudah mencarikan jalan dengan kebijakan Nusindo sebagai ISC. Saya tantang agar
Nusindo Surabaya I labanya naik 4 kali lipat di tahun 2016. Peluang di Jawa Timur adalah
paling besar karena PG-PG nya besar dan sehat, tinggal bagaimana semua bekerja keras
untuk meraih peluang ini.
Ingat kata-kata yang ditempel di dinding kantor Surabaya I:”Kita harus terus berusaha keras,
walaupun situasi makin sulit”.
“Man jadda wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh dialah yang akan berhasil”.
Selamat bekerja untuk semuanya.Semoga Allah SWT membimbing dan melindungi kita semua.
Wassalam.
Jakarta, 13 Desember 2015.
Didik Prasetyo

134
#15 Geliat PT RNI sd bulan Oktober 2015 : Kerja Nyata Tanpa Banyak Bicara
Assalamualaikum wr.wb,
Sebagai pembuka tulisan ini, saya mengajak anda semua untuk menyimak kata-kata bijak
berikut :
If you paint in your mind a picture of bright and happy expectations, you put yourself into a
condition conducive to your goal.(Norman Vincent Peale)
Saya meyakini bahwa situasi kerja yang kondusif akan tercipta apabila di dalam diri kita
tertanam optimisme, positive thinking, cheerful, gembira, semangat, bersyukur, menjadikan
tempat kerja sebagai ladang ibadah dan selalu berharap yang terbaik untuk kinerja kita.
Oleh karena itu, saya tidak terlalu berhitung-hitung untuk berusaha mengembalikan situasi itu di
RNI Group melalui berbagai kegiatan kekeluargaan, baik yang bernuansa berbagi keceriaan
maupun ungkapan rasa syukur. Bisa dilakukan di anak-anak perusahaan diantara karyawan
maupun antara karyawan dengan stakeholder eksternal. Saya percaya bahwa kerja karyawan
akan sangat optimal bila keluarganya harmonis, hubungan sesama karyawan dan
lingkungannya juga bagus serta penuh kekeluargaan.
Di masa lalu kegiatan semacam ini juga sering diadakan, baik yang skala RNI group maupun di
anak-anak perusahaan. Sebutlah misalnya : outbound, family gathering, Porseni dan olah raga
bersama antar unit. Dalam catatan saya, kegiatan semacam itu tidak ada kaitannya dengan
laba rugi perusahaan. Semaraknya kegiatan tersebut tidak akan membuat perusahaan merugi
atau sebaliknya, penghematan biaya dengan mengurangi acara-acara semacam itu tidak
menjamin perusahaan meraih untung.
Saya semakin optimis bahwa langkah-langkah Direksi saat ini sudah on the right track setelah
saya mengikuti berbagai komentar positif di media sosial. Salah satunya yang di-posting Pak
Widodo Raharja – mantan Direktur PT PG Rajawali II, yang mengatakan bahwa PT RNI mulai
menggeliat. Menggeliat bisa diartikan orang itu masih diam di tempat tapi anggota badannya
sudah mulai bergerak. Suatu istilah yang cocok untuk menggambarkan kondisi RNI saat ini.
Dengan beban yang sangat berat akibat mismanagement di masa lalu, memang tidak mungkin
bagi RNI untuk segera berlari, kecuali nanti siap untuk tersandung, jatuh, masuk RS dan
diopname lagi! Terimakasih, Pak Wid. Semoga posting-an Bapak di FB beberapa waktu yang
lalu dibaca juga oleh para haters RNI.
Geliat RNI ini dalam prakteknya bervariasi antar unit. Ada yang sudah berlari, ada yang
melangkah dengan terseok-seok dan ada pula yang hanya berdenyut. Tapi, overall, secara
keseluruhan menunjukkan dinamika yang positif.

135
PG Krebet Baru II yang tutup giling tanggal 22 Nopember 2015 semakin menunjukkan
supremasi keunggulannya dengan menjadi PG yang mampu meraih rendemen tertinggi
nasional di angka 10,03%; disusul dengan PG Krebet Baru I sebagai runner up di angka 9,71%.
Direksi sangat mengapresiasi kinerja PT PG Rajawali I ini dan berharap agar ke depan bisa
terus ditingkatkan karena PG-PG pesaing juga saling berlomba menjadi yang terbaik.
Arena persaingan yang harus dihadapi bukan hanya di dalam negeri saja, tetapi juga di tingkat
regional dan internasional. Sesuai dengan kesepakatan negara-negara ASEAN dalam skema
CEPT-AFTA (Common Effective Preferential Tariff for ASEAN Free Trade Area), maka sejak
tahun 2010 tarif impor seluruh produk Indonesia untuk ASEAN menjadi nol. Namun dalam
perjalanannya, Indonesia berhasil memperjuangkan ditundanya penghapusan tarif impor untuk
komoditi beras dan gula. Walaupun demikian, pengecualian ini akan di-review setiap tahun
sampai tahun 2015. Oleh karena itu lebih baik kita bersiap untuk menghadapi kondisi yang
terberat di dalam era persaingan bebas ini dengan menjadikan produk-produk kita se-kompetitif
mungkin. Saya yakin dapat mengandalkan produk PT PG Rajawali I untuk dapat diadu di arena
pasar bebas ASEAN.
Anak perusahaan lain yang menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan adalah PT
Rajawali Citramas (RCM). Disamping bisnis internal yang makin kompetitif, RCM juga bahu
membahu dengan PT Rajawali Tanjungsari membangun unit produksi baru karung plastik di
area pabrik Tanjungsari. Selain untuk menambah kapasitas produksi sekaligus juga membuat
saudaranya yang sudah koma, “menggeliat” lagi.
Prestasi lain, PT Phapros meraih penghargaan PROPER HIJAU tiga kali berturut-turut dan
mencetak hattrick sebagai Juara Nasional Efisiensi Energi Untuk Industri Kecil dan Menengah.
Apresiasi yang setinggi-tingginya bagi mereka yang telah berusaha sangat keras untuk meraih
semua prestasi tersebut.
Namun demikian diantara pencapaian prestasi yang sangat membanggakan dari Direksi anak-
anak perusahaan PT RNI tersebut masih ada yang terbaring di ruang ICU yang harus segera
ditangani. Salah satunya adalah PT Mitra Ogan. Direksi sudah melakukan upaya-upaya
perbaikan sebagaimana saya sampaikan di CEO Notes #13.
Alhamdulilah, saat ini saya merasakan ada geliat yang nyata. PT Mitra Ogan sudah mulai
membenahi operasionalnya sedikit demi sedikit. Dibandingkan dengan waktu kunjungan saya
tanggal 23 Oktober yang lalu, produksi TBS sudah meningkat di bulan November, dari 17.183
ton menjadi 20.633 ton. Tumpukan palm kernel yang menggunung sebanyak 600-an ton sudah
berkurang tinggal 48 ton. Kualitas panen juga sudah berangsur-angsur membaik yang ditandai

136
dengan turunnya fraksi 0 dan fraksi 00, meskipun masih ada buah restan akibat belum siapnya
pabrik menghadapi peningkatan produksi yang cukup signifikan.
Direksi memang all out dalam membenahi PT Mitra Ogan. Bersama dengan PTPN III telah
dibentuk Tim Revitalisasi yang diketuai oleh Pak Erlangga – GH Akuntansi, dengan anggotanya
terdiri dari para Head dan wakil dari PTPN III. Selama 2 minggu lebih Tim ini diterjunkan ke MO
untuk mencari fakta di lapangan terkait dengan kondisi MO. Semalam saya menyempatkan
ngobrol dengan Direksi dan Komisaris PT Mitra Ogan sebelum mereka rapat gabungan.
Beberapa keputusan strategis bisa diambil meskipun sambil makan malam di ruang makan
kantor pusat PT RNI. Intinya, perbaikan pabrik harus jalan terus agar mesin uang perusahaan
tersebut tidak tersendat. Selain itu, budaya kerja yang baik harus segera diterapkan di semua
unit. Yang tidak ikut “ESC”, yang masih membandel “DEL”. Saya sangat mendukung Direksi PT
Mitra Ogan untuk memerankan tokoh film “The Punisher”.
Sementara di kantor Direksi PT RNI, para GH saya lihat sudah mulai punya kegiatan yang
sangat padat sehingga tidak hanya sekedar menggeliat, tetapi sudah setengah berlari untuk
berlomba menyelesaikan masalah di bidang masing-masing.
Hampir setiap minggu dilakukan rapat koordinasi dengan anak-anak perusahaan dalam rangka
pemantauan prognosa supaya di ujungnya nanti tidak terlalu meleset dari perkiraan. Rapat ini
melibatkan semua GH dan Direksi yang terkait.
Terlalu panjang kalau saya paparkan semua kegiatan mereka, yang penting adalah tolok ukur
secara kuantitatif atas kinerja perusahaan yang bisa dilihat di laporan-laporan perseroan.
Salah satunya adalah dari laporan kinerja sampai dengan bulan Oktober 2015 yang sudah
dibahas dengan Dewan Komisaris.
Secara umum, geliat yang ditunjukkan cukup menggembirakan. Dari sisi pendapatan
mengalami peningkatan dan sebaliknya dari sisi biaya mengalami penurunan.
Omzet secara konsolidasi meningkat 15%, meskipun masih di bawah anggarannya. Sementara,
proporsi beban pokok penjualan mengalami perbaikan dari 83% terhadap omzet di tahun yang
lalu menjadi hanya 76%. Suatu penghematan yang cukup signifikan. Demikian juga dengan
beban usaha, turun dari 17% menjadi 15% terhadap omzet.
Dengan pencapaian omzet dan biaya seperti itu, hasilnya secara konsolidasi laba sebelum
pajak PT RNI mencapai Rp 157,4 milyar tumbuh sangat signifikan dibandingkan dengan tahun
lalu yang masih rugi sebesar Rp 198,1 milyar.
Tujuan saya menyampaikan angka-angka tersebut bukan untuk menyombongkan diri, namun
hanya sekedar menunjukkan bahwa secara terukur dan kuantitatif sudah mulai ada perbaikan,
meskipun masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan disana-sini dalam kebijakan dan

137
langkah-langkah manajemen. Semua itu berkat kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas para
karyawan RNI group dalam suasana yang gembira dan harmoni yang tinggi. Ini juga berkat
dukungan isteri-isteri karyawan yang saya lihat lagi giat-giatnya bikin agenda untuk
menciptakan suasana kekeluargaan di lingkungan PT RNI. Ucapan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada seluruh karyawan di RNI Group yang telah
bekerja keras untuk mencapai kinerja tersebut. Direksi tidak bisa berbuat apa-apa tanpa
dukungan kerja keras seluruh karyawan.
Upaya-upaya strategis dalam rangka penyelamatan dan pengembangan unit-unit usaha masih
terus dicari. Aspek legal sangat diperhatikan, sama pentingnya dengan aspek bisnis dan
keuangan.Upaya-upaya perbaikan di bidang keuangan sendiri juga terus menerus dilakukan.
Tidak hanya menggantungkan kepada perbankan. Sinergi BUMN melalui pemanfaatan dana
PKBL untuk membantu keuangan PG juga semakin melebar ke lebih banyak petani tebu.
Masih diperlukan banyak pembenahan. Saya sangat merasakan bahwa SDM di Holding
misalnya, belum semuanya menunjukkan kinerja prima. Untuk itu akan ditinjau lagi dan
dilakukan evaluasi atas penempatan para pejabat di Holding, sesuai janji saya di awal
pengangkatan dulu.
Saya memaklumi bahwa para pecinta RNI, baik karyawan aktif, pensiunan maupun para
pemerhati RNI masih sangat prihatin dengan kemajuan RNI yang terasa masih lambat. Untuk
itu, saya mengajak semua, terutama yang masih mencintai RNI, baik yang diluar maupun yang
ada di dalam RNI untuk memberikan masukan, kritik dan saran demi kemajuan bersama asal
bukan fitnah.
Semoga cermin yang ditunjukkan melalui geliat kinerja Oktober 2015 ini bisa menjadi kenyataan
yang lebih baik lagi di akhir tahun tanpa harus banyak bicara.
Selamat bekerja untuk semuanya.
Wassalam.
Jakarta, 1 Desember 2015.
Didik Prasetyo

# 14 Senior Executive Development Program PT RNI (Menyiapkan Benih Unggul untuk


RNI)
Assalamualaikum wr.wb,
Dalam waktu kurang lebih 4,5 bulan, kami para Direksi baru PT RNI sudah harus dipacu untuk
segera mengenal bisnis RNI dengan seluruh anak perusahaannya, menganalisa permasalahan
yang dihadapi, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan yang dimiliki perusahaan, peluang dan

138
ancaman yang dihadapi, dan selanjutnya harus segera memutuskan strategi terbaik yang harus
diambil agar masing-masing anak perusahaan tetap dapat mencapai target kinerjanya atau
minimal masih dapat survive menghadapi berbagai permasalahan yang sedang dihadapi saat
ini.
Untuk dapat secara cepat menangkap permasalahan tersebut, Direksi segera melaksanakan
masa orientasi dengan jalan secara marathon melakukan kunjungan kerja ke unit-unit usaha
dan anak-anak perusahaan dan secara intensif melakukan pertemuan, rapat kerja, koordinasi
dan komunikasi one on one dengan para karyawan maupun Pengurus Serikat Pekerja baik di
holding maupun di anak-anak perusahaan, Direksi dan Komisaris anak perusahaan, para
pejabat di RNI Holding dan pihak-pihak eksternal yang terkait lainnya.
Masa orientasi selama 4,5 bulan tersebut saya pandang lebih dari cukup bagi seluruh Direksi
holding untuk memetakan semua permasalahan yang dihadapi oleh PT RNI karena dari 5 orang
Direksi yang menjabat saat ini, 2 orang diantaranya merupakan orang asli PT RNI yakni pak
Elka dan pak Agung, Pak Djoko lebih duluan karena beliau menjabat Direksi PT RNI sejak
tahun 2014, pak Adit dengan latar belakangnya sebagai seorang profesional yang telah
berkecimpung lama di dunia keuangan sangat cepat memahami bisnis proses di PT RNI dan
saya sendiri sebelum diangkat sebagai Direktur Utama PT RNI, pernah menjabat sebagai
Komisaris PT RNI selama 4 tahun serta pernah menjadi Kepala Bidang dan Asisten Deputi
KBUMN yang menangani RNI pula selama lebih dari 3 tahun.
Berbekal latar belakang dan pengalaman masing-masing Direksi PT RNI tersebut dan
pengetahuan umum tentang kondisi keuangan tahun 2014 yang mengalami kerugian bersih
lebih dari Rp 260 miliar dan hutang yang semakin menggunung, saya langsung tancap gas
memacu PT RNI dengan kecepatan 150 km/jam namun tetap dengan kehati-hatian dan
kewaspadaan yang tinggi agar jalannya PT RNI tetap bisa dikendalikan dengan baik.
Sebagaimana disampaikan oleh Sir Bill Castell “ditengah masa krisis, SDM jauh lebih penting
dari modal keuangan yang dimiliki oleh perusahaan”, meskipun Ian Coull – CEO Segro waktu
itu dan John Varley – CEO Barclays mengatakan bahwa ” Uang atau Modal adalah Raja”. Saya
justru melihat bahwa Uang dan SDM sama pentingnya bagi perusahaan yang sedang “koma”
seperti PT RNI ini. Oleh karena itu dari sisi kebutuhan keuangan saya meminta pak Yana
Direktur Keuangan PT RNI untuk kerja keras menggali semua potensi sumber daya RNI agar
segera menghasilkan uang sementara dari sisi SDM saya juga meminta kepada pak Djoko
untuk segera melakukan perubahan mendasar pada pengelolaan SDM PT RNI. Saya minta
dilakukan pelatihan-pelatihan yang tujuannya menyiapkan para pejabat-pejabat di PT RNI
group bisa menjadi CEO-CEO yang handal. Ternyata dari penelusuran data dan informasi

139
masa lalu, pelatihan-pelatihan semacam ini pernah dilakukan dengan nama SEDP (Senior
Executive Development Program) yang didisain khusus untuk menyiapkan dan menyeleksi para
calon Direktur di anak-anak perusahaan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang kami rasakan
sesuai kondisi saat ini, saya minta agar materi pelatihan disusun ulang dan dipertajam lagi.
Suatu hal yang menarik bagi saya sebagai Direksi baru di PT RNI adalah beragamnya
karakteristik para pimpinan anak-anak perusahaan (baca: Direktur) dan pejabat-pejabat level
atas di Holding. Keberagaman tersebut, kalau saya amati bisa terjadi karena asal-usul pejabat
tersebut, dari dalam atau dari luar PT RNI, perjalanan karir yang bersangkutan maupun proses
pemilihan yang bersangkutan untuk menduduki kursi sebagai seorang Direktur.
Keberagaman tersebut membuat gaya kepemimpinan mereka juga berbeda dalam menjalankan
bisnis di anak perusahaan masing-masing dan ini sangat terlihat pada angka-angka kinerja
anak perusahaan selama 3 tahun terakhir. Jadi secara umum dapat saya simpulkan bahwa
untuk mengangkat seseorang menjadi pimpinan atau Direktur di PT RNI Group (dan saya yakin
di perusahaan lainnya juga) diperlukan “persiapan” melalui program pelatihan dan
pengembangan kompetensi SDM nya.
Karena PT RNI merupakan perusahaan holding maka di dalam pelatihan tersebut perlu ada
muatan materi pemahaman tentang Holding Company, khususnya bagaimana konsep tersebut
dijalankan di PT RNI Group. Mengapa PT RNI merasa perlu untuk berubah? Apa yang
menyebabkan PT RNI menjadi perusahaan holding yang sedang koma justru disaat
perusahaan holding lainnya sedang sangat sehat?, misalnya? Bagaimana RNI akan
menempatkan dirinya sebagai pemegang saham murni sekaligus sebagai pemegang kebijakan
di seluruh group tanpa mengabaikan prinsip-prinsip GCG? Dan masih banyak isu strategis lain
yang harus diketahui oleh para Direktur Anak Perusahaan maupun calon-calonnya agar dalam
menjalankan tugasnya mereka dapat memenuhi share holder aspiration dan membawa
perusahaan yang berkinerja tinggi.
Materi lain yang dibutuhkan adalah Perencanaan Strategis Perusahaan (Corporate Strategic
Plan). Saya ingin para Direksi anak perusahaan mampu berpikir analitis dan menyusun strategi
dalam jangka panjang kemana perusahaan akan dibawa berdasarkan SWOT yang dimiliki atau
analisis apapun yang terbaru bisa pendekatan Business Canvas Model atau Malcolm
Balldridge, Direksi harus memiliki pemikiran yang visioner, tidak hanya berpikir pencapaian
kinerja teknis dan operasional dari hari ke hari saja. Ini juga penting, tetapi serahkan saja ke
level GM atau Kepala Cabang untuk melaksanakannya.

140
Sebagaimana pelatihan SEDP yang dulu, saya sepakat PT RNI bekerja sama dengan LPP
(Lembaga Pendidikan Perkebunan) untuk membantu mengimplementasikan kebijakan dan
rencana Direksi PT RNI holding mempersiapkan benih-benih unggul melalui berbagai
pendidikan dan pelatihan baik teknis operasional maupun strategic vision. Karena kedepan
pemilihan orang-orang unggulan ini yang jumlahnya paling banter 1% akan menjadi medan
perang baru bagi jalannya perusahaan karena semakin ketatnya persaingan yang dihadapi.
Seorang Direktur atau Direktur Utama juga harus memiliki wawasan luas di bidang non-
operasional seperti akuntansi-keuangan, SDM, aset, manajemen resiko, pengawasan, dll. Saya
merasa lebih mantab apabila pengetahuan mengenai strategi fungsional seperti ini bukan
hanya diberikan secara teori saja tapi sekaligus bagaimana implementasinya dalam praktek dan
lebih khusus lagi dengan ilustrasi dan contoh di lingkungan PT RNI. Oleh karena itu, dalam
pelatihan SEDP yang sekarang ini saya minta dialokasikan waktu kepada semua Direksi
Holding ikut mengisi materi sesuai dengan bidang masing-masing. Harapan saya, selain bisa
saling berdiskusi, para peserta juga sekaligus akan memperoleh gambaran tentang
pelaksanaan strategi tersebut di RNI Group.
Konsep dan teori saja tidak cukup untuk dapat memimpin perusahaan dengan sukses. Untuk itu
saya minta kepada LPP agar disediakan sharing session dengan para eksekutif atau pimpinan
lembaga yang berhasil dalam melakukan transformasi dan membawa perusahaan atau
lembaganya menuju sukses yang diakui masayarakat dan dunia usaha. Kita mengenal banyak
tokoh di kalangan BUMN, pengusaha swasta atau Kepala Daerah yang sangat menonjol
pencapaiannya dalam memimpin organisasinya. Mudah-mudahan kita beruntung mendapatkan
salah satu diantaranya.
Memang diperlukan pengorbanan, ekstra energi dan pikiran untuk dapat mengikuti pelatihan ini
dengan sepenuh hati dan dengan hasil yang gemilang. Saya berharap para peserta dapat
mengatur waktu sebaik-baiknya, membagi pekerjaan kepada rekan, bawahan atau malah
mungkin juga atasannya agar selama pelatihan ini tidak banyak diganggu dengan perkerjaan
rutin. Bagi saya, ini juga sekaligus test case bagi para paserta apakah mereka sudah bisa me-
manage pekerjaannya dengan baik, mendelegasikan kewenangannya atau melakukan
pekerjaan multi tasking. Saya yakin dengan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah
maju sangat pesat saat ini, praktis sudah tidak ada lagi masalah jarak dan waktu untuk
melakukan pekerjaan secara paralel dengan efektivitas yang sama.
Apabila pelatihan ini berjalan dengan baik, semua peserta sungguh-sungguh dalam
mengikutinya, para pemateri juga serius dan berbobot, maka saya yakin out put dari pelatihan

141
SEDP ini dan juga pelatihan-pelatihan jabatan di level di bawahnya akan dapat menghasilkan
pemimpin-pemimpin perusahaan yang handal di tingkatannya masing-masing.
Untuk masa-masa selanjutnya, saya akan memulai dengan menyemai benih unggul yang
bagus, memupuk, merawatnya hingga menjadi pohon yang subur dengan buah yang sehat
yang siap dipetik bila sudah saatnya matang sebagai insan RNI yang unggul dalam
menghadapi tantangan di masa depan yang akan sangat kompetitif.
Sebagaimana dikatakan oleh Sir Richard Branson pemilik perusahaan Virgin, agar perusahaan
berusia panjang maka perusahaan harus meletakkan tanggung jawab dan sustainability
sebagai landasan utama dalam berbisnis, dan kunci dari pelaksanaannya terletak pada
keunggulan SDM yang dimiliki. Saya yakin teman-teman terutama pegawai ingin PT RNI
berusia panjang dan sustain.
Selamat mengikuti pelatihan SEDP bagi para peserta angkatan baru ini dan selamat menunggu
giliran bagi peserta selanjutnya.
Semoga Allah SWT selalu membimbing dan melindungi kita semua. Aamiin.
Wassalam.
Jakarta, 16 November 2015.
Didik Prasetyo

CEO Note #13


PT Mitra Ogan : It’s now or never !
Assalamualaikum wr.wb,
Salah satu anak perusahaan PT RNI yang sangat memerlukan perhatian adalah PT
Perkebunan Mitra Ogan. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh PT RNI sebagai pemegang saham
mayoritas, tetapi juga dirasakan dan disuarakan dengan nyaring oleh PT Perkebunan
Nusantara III (Perseroan) yang menjadi mitra RNI sebagai pemegang saham minoritas disana.
Fakta-fakta di bidang operasional dan keuangan menunjukkan bahwa MO yang semula
diandalkan menjadi bisnis masa depan RNI sebagai pengganti industri gula yang terancam
stagnant, justru saat ini sedang menuruni bukit terjal menuju ke lembah kerugian yang
berkepanjangan. Mengapa berkepanjangan? Karakter bisnis sawit sebagai tanaman keras
menjadikan investasi atau curahan dana untuk perbaikan kebun dan pabrik tidak akan bisa
langsung dinikmati dalam waktu setahun seperti halnya tanaman tebu, melainkan harus
menunggu 2 – 3 tahun, atau bahkan 5 tahun untuk replanting.
Itulah yang terjadi di Mitra Ogan akhir-akhir ini. Pengembangan areal yang dilakukan dengan
sangat agresif akhirnya menguras keuangan perusahaan bahkan menambah beban hutang

142
komersial kepada bank. Sementara itu, produksi yang diharapkan untuk membayar hutang tidak
bisa segera terwujud. Disamping siklus produksi tanamannya lama, juga masih ditambah
dengan gangguan-gangguan alam, hama maupun teknis operasional di lapangan yang
semuanya terakumulasi menjadi beban berat bagi perusahaan. Kulminasinya, dana operasional
yang dihasilkan dari kebun existing juga ikut tersedot untuk kegiatan pengembangan yang nota
bene bersifat jangka panjang. Walhasil, kegiatan operasional di kebun existing menjadi ikut
terganggu pula.
Terganggunya kegiatan operasional di kebun, tercermin dari produktivitas TBS Kebun Sendiri
yang menurun dari 19,13 ton per ha pada tahun 2006 menjadi 10,3 ton per ha pada tahun ini.
Demikian juga dengan rendemen CPO yang mengalami penurunan dari 23.06% pada tahun
2008 menjadi 19,27% pada tahun ini. Dengan kinerja produksi seperti itu, tak pelak lagi
produksi CPO juga turun dari 84.306 ton pada tahun 2011 menjadi 48.589 ton pada tahun ini
atau setara dengan pendapatan Rp. 214,3 milyar (Asumsi harga Rp. 6.000 per kg excl PPn).
Segala upaya dilakukan untuk membantu MO yang sudah berdarah-darah di bidang keuangan.
Pinjaman dari perbankan sudah melampaui batas maksimal jaminan yang bisa diberikan.
Terpaksa RNI sebagai induk perusahaan ikut turun memberikan pinjaman dana talangan untuk
modal kerja. Ketika semua sudah mencapai batas maksimal, mau tidak mau MO harus mencari
dana segar sendiri dan satu-satunya harapan adalah PTPN III sebagai pemegang saham
minoritas yang kondisi keuangannya cukup sehat. Kalaupun RNI harus mengurangi porsi
kepemilikan sahamnya di MO akibat masuknya dana segar tersebut, hal itu sudah
diperhitungkan, tinggal tunggu kajian dan hitung-hitungannya saja.
Tetapi, apa boleh buat. Setelah PTPN III melakukan due dilligence dalam waktu yang cukup
lama, ternyata mereka juga belum cukup meyakini keterpulihan MO jika toh nanti harus
dikucurkan dana talangan dari mereka.
Melihat kondisi seperti ini, mau tidak mau MO harus melakukan perubahan yang radikal, baik
dari sisi teknis operasional, budaya, SDM maupun keuangan. Saya bersama Direksi
memutuskan bahwa faktor pimpinan perusahaan memegang peran penting dalam melakukan
perubahan tersebut. Oleh karena itu setelah semua informasi dan picture MO terekam cukup
lengkap, kami segera melakukan pergantian Direksi. Dengan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Pak Anjapri yang memang sudah memasuki usia pensiun, Direksi
memberhentikan beliau dan menggantinya dengan Pak Arief Setiyanto sebagai Direktur Utama,
seorang yang berlatar belakang kuat di bidang agro, pernah menjadi Direktur di PT Perkebunan
Mitra Kerinci, PT Rajawali Tanjungsari dan terakhir menjabat sebagai Komisaris di PT Mitra
Ogan disamping jabatan strukturalnya di Holding sebagai Group Head Pengelolaan SDM. Dua

143
minggu kemudian menyusul pak Djulay – Direktur Keuangan diganti sementara oleh pak Yan
Satyananda – GM Keuangan PT Mitra Ogan.
Saya menyadari betapa besar tantangan yang dihadapi oleh Direksi baru dalam membenahi
MO. Tetapi saya berkeinginan kuat dan mendukung penuh termasuk meminta komitmen
seluruh Direksi Holding agar Pak Arief mampu meraih sukses disana. Di tahap awal, setidaknya
saya ingin Pak Arief dkk bisa melakukan pemetaan (mapping) terhadap permasalahan yang
ada di MO sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat. Apakah benar bahwa masalah
keuangan menjadi penyebab utama penurunan kinerja yang sedemikian parah? Bagaimana
dengan kondisi SDM-nya? Bagaimana dengan kondisi lingkungan dan para stakeholder
lainnya? Apakah masih ada harapan untuk pemulihan di MO?Belum sampai sebulan saya
menugaskan Pak Arief ke MO, saya segera melakukan kunjungan kerja kesana bersama Pak
Elka Wahyudi – Direktur Pengendalian Usaha RNI, Group Head Pengendalian Usaha dan
Sekretaris Perusahaan. Pak Elka adalah the founding father MO. Beliau yang babad alas, mulai
land clearing, mencetak kebun, membangun pabrik sampai seperti sekarang ini dan
menciptakan kejayaan waktu itu. Dengan demikian, Pak Elka bisa menilai seberapa besar gap
kinerja MO saat ini dibandingkan dengan kinerja masa lalunya ketika MO sedang di puncak
keemasannya.
Selama 3 hari kunjungan kerja di MO, kami keliling ke Kebun Paninjauan Inti sebagai kapal
induk MO, bertemu dengan para mandor dan asisten, berdiskusi dan memberi pengarahan
kepada Staf dan pengurus SP di Lapangan, di mess Karang Dapo maupun di Kantor Direksi
Palembang.
Dari kunjungan tersebut saya menyimpulkan bahwa peluang untuk memperbaiki kondisi MO
masih sangat terbuka. Banyaknya kesalahan atau kelemahan yang terjadi di lapangan
sekaligus juga merupakan peluang untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. Semakin
banyak kekurangan atau ketidaksempurnaan justru akan membuat perbaikan sekecil apapun
akan cepat terlihat hasilnya. Sebagai contoh, banyak TBS yang diterima di pabrik sama sekali
tidak terlihat adanya sortasi yang memadai. Buah busuk tetap diterima, buah faksi 00 dan 0
yang diterima untuk diolah mencapai 64% saat kami meninjau loading ramp dan melihat truk
pengangkut buah yang baru masuk disana. Menurut laporan, kandungan ALB dalam CPO
terkadang mencapai 16%, suatu angka yang jauh di atas standar yang normal, meskipun sudah
jelas di papan plang nama ada tulisan “Pabrik ini tidak menerima buah mentah/busuk”. Namun
kenyataannya papan nama tersebut dianggap tidak ada. Di belakang pabrik ditemukan hasil
produksi inti sawit menggunung di luar padahal itu bernilai milyaran rupiah, tankos juga
dibiarkan menggunung di dekat pabrik tak pernah terpikir kalau nantinya akan terjadi hujan

144
produksi inti sawit akan busuk dan pabrik akan kebajiran karena saluran air tertutup oleh tankos
dan inti sawit. Di sisi lain, di kebun khususnya di tingkat afdeling kami juga melihat bahwa
manajemen panen dan angkutan di kebun masih belum dikelola dengan baik. Banyak buah
masak di pohon tidak terpanen di satu afdeling, tetapi sebaliknya di afdeling lainnya banyak
buah yang masih mentah dipanen dan dikirim ke pabrik. Dan masih banyak lagi praktek
budidaya yang tidak dilaksanakan dengan baik, terutama tidak dilakukannya pemeliharaan
tanaman akibat kekurangan dana.
Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah karena kurangnya kepedulian atasan
selama ini terhadap pengawasan kebun. Mandor menjadi jarang ke kebun karena atasannya
jarang menengok. Atasan jarang menengok karena atasannya lagi juga tidak pernah turun ke
lapangan. Demikian seterusnya. Kalau boleh saya gambarkan, situasi saat ini, MO seperti
organisasi yang kehilangan marwah atau harga dirinya. Seolah-olah para pimpinan dan
karyawan takut atau segan tampil karena malu dengan kondisi perusahaan yang banyak
hutang. Memang harus diakui bahwa akibat kesulitan keuangan, MO harus berhutang kiri
kanan. Kewajiban pembayaran kepada para vendor banyak yang belum dipenuhi. Pembelian
TBS dari pihak ketiga juga dilakukan dengan berhutang. Sementara itu, kepada pembeli CPO
juga berhutang produk karena penjualan sudah dilakukan secara forward tetapi barang belum
diserahkan.Sebagai salah satu “pendiri” MO, saya lihat Pak Elka sangat gemas dan geregetan
melihat semua itu. Gurat kemarahan, kekecewaan dan kesedihan tidak mampu beliau
sembunyikan.
Tentu saja situasi seperti ini tidak bisa dibiarkan. Harus diambil keputusan diselamatkan atau
tidak. Saya ambil keputusan, MO harus diselamatkan sekarang juga tidak bisa menunggu
besok karena besok pasti terlambat….Pada briefing terakhir dengan Staf dan pimpinan di
Kantor Direksi, saya tekankan lagi bahwa saya masih berkeyakinan bahwa MO bisa pulih
kembali. Kepada Dirut PT Mitra Ogan saya berikan kebebasan untuk menata organisasi dan
SDM-nya agar perusahaan bisa segera lari mengejar ketertinggalannya. Kebutuhan dana untuk
operasional akan diupayakan sebagai darah baru untuk memompa kembali jantung perusahaan
yang selama ini terengah-engah. Karyawan harus kembali bekerja keras menjalankan
tugasnya. Pekerjaan di kebun harus diawasi dan dikontrol agar uang yang sudah keluar tidak
menguap tanpa hasil. Oleh karenanya saya dukung kebijakan Direksi yang mengharuskan
karyawan tinggal di kebun meramaikan Karang Dapo City. Pengawasan panen dan sortasi
harus dilaksanakan sesuai norma yang ada agar kuantitas dan kualitas CPO yang dihasilkan
sesuai standar. Kepedulian untuk mengawal dan mengawasi seluruh proses pekerjaan harus
dimiliki mulai dari mandor sampai Direktur.

145
Terakhir, saya minta komitmen seluruh karyawan termasuk SP untuk mendukung program
perbaikan ini. Sekaligus juga saya tekankan, kalau ada yang menghalangi, menghambat atau
menjegal upaya ini, tanpa ragu-ragu akan saya libas ! Rasanya saya pantas untuk
menyampaikan penegasan tersebut karena saya juga tahu bahwa selama ini karyawan di MO
relatif memperoleh kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan RNI Group
yang lain. Tentu saja, penyelesaian masalah MO ini tidak cukup hanya dengan semangat dan
emosi saja. Secara paralel, saya juga membentuk Tim Revitalisasi yang beranggotakan 20
orang bergandengan dengan PTPN III sebagai pemegang saham minoritas dipimpin oleh GH
Akuntansi, Pak Erlangga. Tim ini bertugas untuk melakukan kajian secara lengkap sebagai
upaya untuk mencari alternatif perbaikan kinerja MO secara komprehensif, dari sisi operasional,
keuangan, SDM dan legal. Dari kerja Tim ini saya berharap bahwa semangat dan keyakinan
saya masih sejalan dengan kajian kuantitatif yang dilakukan oleh Tim.
Akhirnya kepada seluruh jajaran manjemen dan karyawan PT Perkebunan Mitra Ogan saya
ucapkan selamat berjuang, bekerja keras, untuk menyelamatkan perusahaan yang sama-sama
kita cintai ini, kembali meraih kejayaannya.It’s now or never ! tomorrow will be too late
Semoga Allah SWT selalu membimbing dan melindungi kita semua. Aamiin.
Wassalam.
Jogjakarta, 10 Nopember 2015.
Didik Prasetyo

# 12 – Inovasi : Selamat Datang Kembali


Assalamualaikum wr.wb,
Sebagai nakhoda baru di RNI, saya melihat bahwa di masa lalu sudah banyak program-
program atau events yang ditujukan untuk meningkatkan semangat dan motivasi SDM. Yang
masih terasa gaungnya adalah acara RNI Award yang dilaksanakan setiap tahun yang
puncaknya ditandai dengan pemilihan The Best Subsidiary Company of The Year, disamping
the best lain-lainnya seperti the best manufacturing unit (unit produksi seperti PG), the best
trading unit (cabang-cabang trading). Juga penghargaan kepada individu yang berprestasi
seperti mandor atau supervisor, dsb.
Disamping itu, secara insidentil juga saya dengar ada award-award khusus lain seperti
pemilihan PG terbaik (PG Award) – yang kemudian juga diadopsi oleh FMGI (Forum
Masyarakat Gula Indonesia) dengan mengadakan PG Award tingkat nasional. Beberapa kali
juga sempat diadakan ajang Sinder Award dengan dasar pemikiran bahwa Sinder adalah
“pabrik”nya bahan baku bagi PG. Kalau Sinder mampu menghasilkan tanaman dengan

146
produksi tinggi, otomatis pasokan bahan baku PG akan lebih aman. Diantara sekian banyak
events yang sangat motivatif tersebut, saya sangat terkesan dengan Innovation Award yang
beberapa kali diadakan, terakhir di tahun 2013. Acara tersebut bisa benar-benar merupakan
ajang adu kreativitas bagi seluruh jajaran insan RNI, baik individu maupun team untuk selalu
berpikir mencari terobosan-terobosan dalam meningkatkan produktivitas kerja. Inovasi ini juga
tidak terbatas di bidang produksi atau manufakturing saja, tetapi juga bisa diterapkan secara
luas di bidang marketing, distribusi, administrasi, audit, IT bahkan juga di sekretariat.
Saya meyakini bahwa inovasi merupakan ruh atau nyawa bagi kehidupan dan berkembangnya
suatu perusahaan. Tanpa melakukan inovasi, perusahaan sudah pasti akan kerdil, tidak pernah
bisa berkembang, terlindas oleh derasnya persaingan bisnis dan lama-lama mati.“The heart and
soul of the company is creativity and innovation.” (Bob Iger).Almarhum Steve Jobbs, pendiri
Apple Inc. juga mengatakan: “Innovation distinguishes between a leader and a follower”. Jadi,
apakah seseorang itu berjiwa pemimpin atau pengekor, bisa dilihat dalam kemampuannya
melakukan inovasi.
Contoh pemimpin perusahaan di dalam negeri yang diakui sukses dalam melakukan inovasi
adalah Menteri Perhubungan Ignatius Jonan ketika menjabat sebagai Direktur PT KAI (Kereta
Api Indonesia). Kita semua tahu bahwa pada waktu itu, orang bisa dengan mudah masuk ke
peron stasiun dan naik kereta api tanpa membeli tiket. Alasannya karena belum tentu dapat
tempat duduk dan soal harus membayar bisa diselesaikan dengan “damai” di atas kereta. Bisa
kita bayangkan berapa revenue yang hilang di PT KAI akibat praktek semacam ini. Namun,
inovasi berbasis penggunaan IT yang dilakukan Pak Jonan bisa mengubah wajah
perkeretaapian 180 derajat. Disamping peningkatan pendapatan perusahaan, PT KAI juga
dapat meningkatkan pelayanan pelanggan menjadi jauh lebih baik. Saya tidak usah
menceritakan secara rinci karena semua sudah tahu dan mengalami perubahan kalau
menggunakan jasa kereta api saat ini. Tidak bisa lagi orang masuk stasiun tanpa tiket, sama
seperti di bandara. Tidak ada lagi tiket tanpa tempat duduk. Beli tiket bisa on line jauh-jauh hari
sebelumnya. Tidak ada lagi calo tiket yang beroperasi di stasiun. Stasiun dan kereta sekarang
sudah menjadi moda transportasi yang aman, nyaman dan tepat waktu.
Persaingan bisnis di tingkat internasional juga menuntut inovasi yang sangat luar biasa
tingginya. Bisa kita bayangkan raksasa bisnis seperti Apple, Samsung dan sejenisnya yang
harus terus menerus membuat versi baru untuk produk-produknya. Sedikit saja lengah,
pasarnya akan dimakan oleh pesaing dan tinggal tunggu lonceng kematian saja. Salah satu
contoh adalah Nokia yang sudah mulai sulit kita dapatkan produknya dan baru-baru ini mungkin
kita mendengar merk produk elektronik Sony yang sudah mulai sempoyongan menghadapi

147
persaingan bisnis yang makin ketat.Di industri lainnya juga sama. Sepatu, garmen, makanan,
otomotif, pesawat terbang, farmasi, retail , apa saja, tinggal sebut nama, semua berada dalam
persaingan sangat ketat. Tuntutan untuk terus berinovasi adalah harga mati kalau masih ingin
tetap survive.
Di tataran yang lebih teknis operasional, industri di lingkungan RNI saya lihat juga dituntut untuk
terus berinovasi, baik dalam rangka meningkatkan pendapatan, produksi, efisiensi maupun
pelayanan kepada pelanggan.IT menjadi salah satu tools yang sangat efektif sebagai sarana
inovasi. Sebagaimana di PT KAI, IT juga bisa menjadi pintu masuk revolusi bisnis di lingkungan
PT RNI karena masih sangat beragamnya pemanfaatan IT ini di setiap anak perusahaan.
Keberagaman ini menjadikan PT RNI Holding masih belum bisa terhubung secara on line real
time dengan anak-anaknya. Di PT Phapros yang sudah cukup maju, penggunaan IT sudah
cukup terintegrasi. Setiap saat (real time) selalu bisa diikuti pergerakan stok barang, baik yang
masih di gudang, in transit maupun yang sudah diterima di cabang (Nusindo). Setelah barang
diterima Nusindo, berarti sudah terjadi selling in, terjadi penambahan penjualan dan invoice
akan diterbitkan, dan seterusnya, semua mengikuti proses tersebut accordingly. Informasi ini
sudah bisa dilakukan secara on line di seluruh cabang Phapros dan datanya bisa dilihat dari
ponsel.
Saya minta agar PT Rajawali Nusindo juga sama majunya seperti ini. Saya dengar sekarang
masih belum on line dan real time. Konon pernah kejadian, ada yang minta data stok Antimo di
salah satu cabang. Menurut data akuntansi di kantor pusat masih 700 box, menurut data
Phapros 850 box, tapi menurut Kepala Cabang, di gudang kosong ! Ini tentu menjadi tantangan
besar bagi perusahaan distribusi seperti Nusindo. Di satu sisi Nusindo unggul dalam jaringan
(dengan 42 cabang di seluruh Indonesia), tetapi di sisi lain tertinggal di bidang informasi.
Principal sebagai pemilik produk pasti selalu ingin memantau posisi stok barang yang
dititipkannya untuk dijual. Suatu hal yang sangat wajar.
Penggunaan IT di PG juga saya harapkan makin meningkat dari tahun ke tahun. Saya
membayangkan kalau petani yang menggilingkan tebunya ke PG dibekali dengan SPA (Surat
Perintah Angkut) yang dilengkapi dengan barcode sebagai kode identitasnya. SPA kemudian
discan pada saat tebunya ditimbang, dan diproses secara computerized, diperoleh hasil analisa
rendemennya, jumlah gula yang menjadi bagiannya, jumlah rupiah yang diterimanya, dikurangi
kewajiban-kewajibannya (kredit pokok, bunga, dll.) sehingga dengan cepat petani akan
mendapatkan nota perhitungan gulanya. Tentu mereka akan sangat senang dengan proses
yang cepat tersebut. Sementara yang menjadi bagian PG juga bisa segera dibukukan secara
terintegrasi ke dalam sistem akuntansi PG.Kalau menengok pemenang-pemenang lomba

148
inovasi tahun 2013, saya lihat peminatnya merata di seluruh anak perusahaan atau unit.
Seluruh anak perusahaan manufakturing ikut serta (Rajawali I, Rajawali II, Mitra Ogan, Laskar,
Candi Baru, Citramas, Tanjungsari dan Phapros). Sayangnya Nusindo dan GIEB tidak muncul.
Saya kurang tahu apakah memang sulit untuk berinovasi dalam berdagang atau mungkin
inovasi identik dengan proses produksi. Tugas panitia untuk merumuskan dan
mensosialisasikannya ke depan agar inovasi bisa dipersepsikan dalam bidang yang luas dan
bisa diterapkan dimanapun. Jangan sampai Nusindo/GIEB kalah dengan RNI (yang “tidak
berbisnis”) dan bahkan Tim Sapi yang juga ikut berlomba dalam Innovation Award tahun 2013
yang lalu.Menyambut ajang lomba inovasi yang Inshaa Allah saya adakan lagi pada tahun
2016 nanti, saya minta semua bersiap dengan karya kreatif masing-masing, di bidang apa saja,
untuk dilombakan dan yang terpenting adalah ditularkan demi kemajuan kita bersama.
Saya sudah meminta kepada pak Agung Direktur Pengembangan dan Investasi PT RNI Holding
untuk mempersiapkan lembaga knowledge management, agar hasil inovasi yang dilombakan
dapat dikembangkan dan diterapkan di seluruh perusahaan nantinya. Bagi saya : Innovation is
a never ending business atau innovation or die. Selamat bekerja, berkreasi, berinovasi demi
untuk RNI yang lebih baik lagi.Semoga Allah SWT selalu membimbing dan melindungi kita
semua. Amiin.

Wassalam.
Jakarta, 15 Oktober 2015.
Didik Prasetyo

# 11 – Kinerja Agustus : Susu Setitik bagi Nila Sebelanga


Assalamualaikum wr.wb.
Tanpa terasa sudah hampir 100 hari saya bersama teman-teman Direksi baru mengemban
amanah untuk memimpin RNI dengan seluruh anak perusahaan, cucu dan unit-unit usahanya.
Masih banyak hal yang harus dibenahi dan sejauh ini kami masih belum puas dengan hasil
yang telah dicapai. Sebagus apapun, kami menilai masih banyak sisi yang belum optimal.
Namun, sejelek apapun, kami masih optimis bahwa harapan untuk membaik sangat terbuka.
Di sisi eksternal, kami sangat bersemangat menyambut perubahan arah angin kebijakan
Pemerintah dan DPR dalam hal rencana PMN (Penyertaan Modal Negara) kepada RNI.
Semula usulan PMN tahun 2015 untuk revitalisasi PG RNI sudah dinyatakan ditolak oleh DPR,
tetapi sekarang dibuka lagi pintu untuk mengajukan usulan PMN dan saat ini sudah sampai

149
tahap pembahasan di DPR. Apabila rencana ini berhasil, struktur keuangan RNI akan menjadi
lebih baik.
Di sisi internal, organisasi RNI Holding juga sudah dilengkapi orang-orangnya dan
dibuatkan job–des serta KPI masing-masing. Saya yakin bahwa keputusan Dire ksi untuk
mengisi organisasi ini juga belum memuaskan semua pihak. Sindiran dan komentar sinis
diberbagai sosial media yang merefleksikan keraguan akan kompetensi orang-orang yang
ditunjuk sering saya dengar. Mudah-mudahan ini menjadi cambuk bagi para Group
Head danHead yang sedang menjabat saat ini untuk bekerja lebih baik dan lebih all out lagi.
Saya pribadipun juga masih belum puas dengan kinerja mereka dan terus menerus saya coba
untuk tingkatkan melalui Direktur masing-masing. Sesuai janji, saya akan melakukan evaluasi
terus menerus terhadap kinerja mereka dan bagi mereka yang sulit saya ajak berlari maka saya
akan menggantinya dengan “pelari” lain yang lebih cepat dan seirama dengan Direksi.
Saya juga berbesar hati melihat banyaknya minat investor yang tertarik untuk bekerjasama atau
berbisnis dengan RNI, baik dari dalam maupun luar negeri. Bagi Pak Agung Murdanoto,
ibaratnya adalah “tiada hari tanpa investor”, karena begitu banyaknya tamu yang datang untuk
menawarkan kerjasama dalam berbagai bentuk.
Walaupun demikian, sebagaimana perusahaan-perusahaan lain di Indonesia, saat ini
RNI group juga harus ikut merasakan dampak penurunan kondisi perekonomian Indonesia,
terutama dari kurs dolar yang melangit. Pukulan terberat dialami oleh PT Phapros yang bahan
bakunya harus diimpor dari luar negeri. Kenaikan kurs dolar akan otomatis menaikkan harga
pokok, sementara harga jual sudah dipatok oleh Pemerintah karena obat-obat yang diproduksi
sebagian besar adalah obat generik untuk BPJS.
Apapun yang terjadi di lapangan, ujung-ujungnya dapat dilihat hasilnya di laporan manajemen
yang diterbitkan perusahaan tiap bulan. Saya tidak akan membeberkan semua isi perut RNI di
tulisan ini karena tentu saja ada keterkaitannya dengan strategi bisnis yang mungkin akan
diambil oleh RNI ke depan.
Secara konsolidasi, kinerja RNI menunjukkan kemajuan yang menggembirakan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun 2014, sebagaimana sudah diekspose
diberbagai media, buku RNI ditutup dengan rugi lebih dari Rp. 300 Milyar. Alhamdulilah, posisi
sampai dengan Agustus 2015 ini, buku RNI sudah tidak merah alias sudah mulai ada untung
meskipun masih satu digit.
Tiga besar anak perusahaan RNI yang memberikan kontribusi pertumbuhan bagus adalah PT
Rajawali I, PT Rajawali II dan PT Phapros Tbk. Khusus PT Rajawali II, karena kondisi tahun lalu

150
sangat parah, pertumbuhan tahun ini hanya mampu memperkecil kerugian saja, masih belum
membuat rapotnya menjadi biru.
Pertumbuhan yang luar biasa dicapai oleh PT Rajawali I. Tampaknya sampai dengan akhir
tahun, Rajawali I akan terus menjadi tulang punggung pertumbuhan RNI. PT Phapros Tbk
masih harus menghadapi ujian yang berat sampai dengan akhir tahun mengingat
membubungnya kurs tadi.
Jika dilihat kinerja per portfolio bisnis, gula masih memberikan pertumbuhan tertinggi. Lebih dari
Rp.450 milyar pada bulan yang sama. Tentunya karena tahun ini tidak ada kebijakan untuk
menahan stok sehingga hasil penjualan meningkat. Tetapi di sisi lain pula, kinerja operasional
bidang produksi tahun ini juga mengalami peningkatan yang signifikan. Walaupun dibayangi El
Nino yang akan berdampak pada penurunan bobot tebu tetapi sampai Agustus produktivitas
tebu per ha masih mencapai 104% jika dibanding bulan yang sama tahun lalu, sementara
rendemen naik 13%, bahkan gula milik PG meningkat 28% terhadap tahun lalu.
Kinerja gula yang meningkat ini setidaknya dapat menutup penurunan yang terjadi di sawit yang
mencapai angka yang cukup signifikan, hampir 30% terhadap tahun yang lalu.
Produksi teh juga meningkat 25% terhadap tahun lalu, baik untukblack tea maupun green tea.
Pertumbuhan labanyapun meningkat luar biasa dan secara value relatif besar untuk ukuran PT
Mitra Kerinci. Mudah-mudahan sampai akhir tahun masih akan naik terus.
Di sektor non-agro juga terjadi peningkatan signifikan di sisi penjualannya. Sektor obat-obatan
tumbuh 18% dan alat kesehatan bahkan naik 27% terhadap tahun yang lalu. Pertumbuhan
yang cukup melegakan juga terjadi di consumer goods, yaitu mencapai 37% dari tahun yang
lalu. Kinerja ini dipicu oleh tumbuhnya produk Mustika Ratu dan minyak goreng di beberapa
cabang Rajawali Nusindo.
Tidak kalah pentingnya juga pertumbuhan di industri karung plastik yang mencapai 25% jika
dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Oleh karena itu pulalah optimisme untuk
menambah kapasitas melalui pemanfaatan aset idle di eks PT Rajawali Tanjungsari/Rajawali
Gloves masih terus bergulir.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setumpuk PR masih menunggu untuk diselesaikan di beberapa
anak perusahaan. Dan PR tersebut bukan terdiri dari “mata pelajaran” yang ringan untuk
dikerjakan. Perlu pengerahan semua ilmu dan pengalaman untuk menyelesaikannya. Perlu
sumbang saran, semangat kerja dan stamina yang kuat untuk menggarapnya sampai tuntas.
Di bidang keuangan masih merupakan PR terberat. Penyelesaiannya berkejaran dengan waktu.
Memang banyak tawaran alternatif pendanaan, tetapi semua memerlukan proses. Perlu kajian
yang cermat, baik atas skim yang ditawarkan maupun mekanisme yang harus dilewati terkait

151
perijinan sesuai ketentuan yang berlaku. Tawaran kerjasama dengan investor melaluistrategic
partnership juga sangat menjanjikan tetapi juga perlu waktu untuk merealisasikannya.
Properti juga akan menjadi alternatif sumber keuangan yang baru. Namun demikian, dengan
kondisi perekonomian yang lesu, biasanya properti akan terkena imbas paling telak. Daya beli
masyarakat jauh menurun sehingga sulit untuk melakukan penjualan. Kita harus bersabar dan
mempunyai nafas panjang kalau mau “bermain”di sektor ini.
Namun demikian, dengan kondisi RNI yang masih seperti nila dalam satu belanga, kinerja bulan
Agustus ini ibarat seperti susu setitik yang memberikan motivasi dan keyakinan bahwa masih
terbentang hari esok yang lebih baik.
Inshaa Allah dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, bulan-bulan selanjutnya akan
terus mengalir susu-susu yang berlimpah ke dalam belanga RNI. Amiiin.
Selamat bekerja untuk semuanya.
Wassalam.
Jakarta, 21 September 2015.
Didik Prasetyo
# 10 – Saatnya Pindah Kurva bagi PT Rajawali Tanjungsari
Assalamualaikum wr.wb.
Di CEO Notes # 3, saya pernah menulis tentang keputusan BOD PT RNI Holding untuk
menunda PHK massal di pabrik kulit PT Rajawali Tanjungsari karena saat itu BOD mempunyai
keyakinan akan adanya peluang untuk dilakukan penyelamatan melalui berbagai upaya.
Pak Elka Wahyudi, Direktur Pengendalian Usaha & Manajemen Risiko dan Pak Agung
Murdanoto selaku Direktur Pengembangan Usaha & Investasi bekerja keras memutar otak
mencari cara-cara penyelamatan tersebut. Di tengah semakin lesunya bisnis kulit di Indonesia,
salah satu alternatif yang sedang digarap saat ini adalah menjadikan aset pabrik PT Rajawali
Tanjungsari dan PT Rajawali Gloves sebagai perluasan atau ekspansinya pabrik karung plastik
PT Rajawali Citramas. Pak Ananto Widodo – Direktur PT RCM, lebih menyukai untuk
menamakannya dengan proyek pengembangan usaha karung plastik unit Trosobo.
“PT Rajawali Tanjungsari harus pindah kurva bila ingin tetap dipertahankan eksistensinya”
begitu kata pak Agung yang diamini oleh pak Elka. “Ok, coba dipelajari dan dikaji kemungkinan
pindah bisnis lain seperti pupuk NPK untuk group, penggemukan sapi atau pemanfaatan aset-
aset PT Rajawali Tanjungsari oleh PT Rajawali Citramass, kita hindari sedapat mungkin
terjadinya penutupan anak perusahaan PT RNI. Cita-cita saya terkait dengan RNI
sebagai investment holding company adalah menambah anak perusahaan dan memperbaiki
perusahaan yang sedang kolaps” begitu jawab saya.

152
Mengapa harus pindah kurva?
Seperti kita ketahui dalam berbagai pelajaran di kelas bisnis atau manajemen, suatu binis atau
industri mengenal apa yang disebut sebagai business life cycle atau industry life cycle.
Pada tahap awal, industri yang baru lahir akan mengalami faseinfant atau bayi. Salah satu
cirinya, industri atau bisnis ini masih akan menyusu pada induknya. Unit Pabrik Kulit
Tanjungsari sebelum menjadi PT juga menyusu pada PT Rajawali Nusindo sebagai induknya.
Pada tahap berikutnya, industri tersebut akan berkembang dan mengalami fase growth.
Kurvanya akan menanjak naik seiring dengan makin terbukanya pasar dan peningkatan
kapasitas produksi. Apalagi pabrik kulit Tanjungsari dilengkapi dengan industri down stream-
nya yaitu industri sarung tangan golf (PT Rajawali Gloves).
Setelah stabil, industri tersebut akan mengalami fase maturitydimana bisnis sudah berjalan
dengan mapan. Lama atau tidaknya fase ini sangat tergantung kepada kemampuan untuk
berinovasi dari pemilik bisnis karena lambat laun akan makin banyak pemain baru yang akan
menjadi pesaing, bahkan dengan banyak keunggulan kompetitif dibandingkan kita. Inovasi itu
dapat berupa inovasi produk maupun inovasi pasar. Apabila ini tidak dilakukan maka industri
tersebut akan cepat decline atau menurun. Kalau sudah pada posisi ini, inilah saatnya untuk
beralih ke industri lain atau pindah kurva itu tadi. Mulai dari fase infant dari awal lagi,growth,
maturity dan decline lagi, dst.
Salah satu bisnis baru yang mungkin dimasuki misalnya adalah pabrik pupuk majemuk (NPK).
Kebutuhan pupuk untuk kebun-kebun RNI Group cukup besar. Penggunaan terbesar di kebun
sawit inti, baik untuk Tanaman Baru (TB), Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun
Tanaman Menghasilkan (TM) yang potensi pasarnya di atas Rp. 60 Milyar. Di PG HGU dan
areal TS (Tebu Sendiri) potensinya lebih dari Rp. 45 Milyar. Di perkebunan teh kita juga
setidaknya belanja pupuk lebih dari Rp. 5 Milyar per tahun. Belum lagi potensi pasar di
perkebunan BUMN di luar RNI lainnya yang selama ini disuplai dari swasta. Setiap tahun, total
belanja pupuk kita mungkin bisa mencapai 120 milyar. Jika melihatspace yang sangat luas di
area ex PT Rajawali Tanjungsari dan Rajawali Gloves, rasanya sangat mungkin sekali untuk
dimanfaatkan sebagai pabrik pupuk tersebut. Tentu saja banyak kajian awal yang harus
dilakukan. Pertama, perlu dilakukan kajian secara teknis dulu. Apakah kira-kira pupuk majemuk
yang dihasilkan akan sesuai dengan kebutuhan? Modifikasi atau teknologi apa yang mungkin
harus digunakan jika tebu memakai pupuk majemuk?
Kalau secara teknis dapat dipertanggungjawabkan, baru dilakukan kajian ekonominya.
Kelayakan usahanya, pendanaannya dan kemungkinan bermitra dengan investor.

153
Industri lain yang menurut saya perlu dikaji adalah penggemukan sapi. Kebutuhan daging sapi
dalam negeri sampai saat ini masih belum tercukupi sehingga bisnis ternak sapi pastilah
menguntungkan, asal dikelola dengan baik. Kita juga punya jaringan luas dengan BUMN
penyedia sapi bakalan seperti PT Berdikari. Tenaga-tenaga SMD (Sarjana Masuk Desa) eks
proyek sapi di Jatitujuh dan Subang yang dulu direkrut untuk mengelola sapi juga masih ada.
Disamping itu, kalau bisnis ternak sapi ini jalan, maka kebutuhan bahan baku kulit sapi (atau
juga kambing/domba kalau mau) yang selama ini menjadi masalah bagi RTS akan dapat
diatasi.
Industri kulitnya itu sendiri juga dapat dimodifikasi dalam hal varian produknya. Kalau selama ini
RTS menghasilkan kulit jadi/finish, prosesnya bisa dipotong di tengah hanya sampai wet
blue yang masih setengah jadi. Kalau menghasilkan kulit finish selama ini rawan
terhadap reject, untuk wet blue resiko rejectlebih kecil.
Bagaimana prospek RTS untuk digunakan sebagai unit baru bagi PT Rajawali Citramas yang
memproduksi karung plastik?
Industri karung plastik memang cukup prospektif tetapi sekaligus juga penuh tantangan di masa
depan.
Bahan baku utama karung plastik adalah biji plastik (polypropylene). Pasokan bahan
baku polypropylene dari produsen dalam negeri hanya 800.000 ton/tahun, sedangkan
kebutuhan industri pengguna bahan tersebut 1,5 juta/tahun, maka sisanya diimpor.
Harga polypropylene dalam negeri maupun impor ditetapkan dengan mata uang dolar AS. Bisa
dibayangkan berapa kenaikan biaya yang terjadi akibat kurs dolar yang semakin naik saat ini
kalau komponen bahan baku ini mencapai 60% terhadap harga pokok.
Industri karung plastik Jatim juga sulit untuk meningkatkan daya saing karena tingginya upah
minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) 2015 yang mencapai Rp2,9 juta/bulan di ring I yaitu
Kota Surabaya, Kab. Gresik, Kab. Sidoarjo, Kab. Pasuruan, Kab. Mojokerto. Sementara
produsen dari provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa, upah pekerjanya lebih rendah dibandingkan
di Jawa Timur.
Di sisi lain, kebutuhan akan kemasan plastik diproyeksikan semakin meningkat.
Menurut Asosiasi Industri Olefin dan Plastik Indonesia (Inaplas), potensi pasar plastik Indonesia
sangat besar yaitu sekitar 2,6 juta ton pada 2006 dan diperkirakan akan mencapai 4 juta ton
pada 2015 dengan asumsi tingkat pertumbuhan hanya 6%. Pemakaian plastik di Indonesia
masih rendah hanya 5 kg/orang/tahun dibandingkan dengan Taiwan misalnya yang mencapai
40 kg/orang/tahun. Sementara untuk karung plastik sendiri, persaingan yang terjadi sebenarnya
saat ini cukup ketat. Kapasitas produksi yang dihasilkan per tahun dari 73 perusahaan karung

154
plastik secara nasional mencapai 2,9 milyar lembar sedangkan pasar yang diperebutkan hanya
2,1 milyar lembar.
Kalau langkah-langkah pindah kurva ini bisa berjalan, tentu saja ini akan menjadi solusi bagi
RTS, terkait pemanfaatan aset dan SDMnya. Karyawan yang ada bisa tersalur tetapi juga harus
dengan treatment khusus agar yang terpilih benar-benar yang masih produktif dan secara
status tidak menambah beban bagi industri baru. Ini akan menjadi PR bagi Direktur SDM dan
jajarannya. Pengalaman yang pernah dilakukan di PT Mitra Kerinci bisa dijadikan acuan, tetapi
perlu dilakukan perundingan dengan para karyawan sehingga tercapai kesepahaman yang kuat
dalam rangka menghindari gejolak.
Kalau semua rencana tadi dapat berjalan dengan baik, berarti di RNI Group berhasil
menjalankan business life cycle dengan berhasil.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan melimpahkan barokah bagi kita semua.
Amiiin.
Wassalam.
Jakarta, 6 September 2015.
Didik Prasetyo

# 9 – Penciptaan “Universal Soldiers” RNI, SDM Kuncinya


Assalamualaikum wr.wb.
Dalam kesempatan penetapan Head RNI yang merupakan pejabat 2 level di bawah Direksi,
saya pernah menyampaikan bahwa untuk menghadapi tantangan ekonomi dunia yang ditandai
dengan persaingan yang semakin ketat dan dalam rangka mewujudkan RNI yang berdaya
saing dan mampu berbicara di kancah global, Direksi tengah menyusun langkah-langkah
strategis pengelolaan perusahaan melalui Rencana Jangka Panjang Perusahaan lima tahun.
RJPP lima tahun tersebut terbagi kedalam beberapa fase atau periode. Pada periode tahun
2015 – 2016 saya mencanangkan sebagai tahun konsolidasi. Saya melihat butuh waktu satu
tahun setengah untuk mengkonsolidasikan seluruh anak perusahaan RNI dengan perusahaan
induk. Berbagai hal mesti dibenahi baik infrastruktur operasional anak perusahaan, finansial
anak perusahaan dan holding maupun SDM yang sudah sedemikian amburadul.
Dengan konsolidasi yang berjalan baik akan terbangun pondasi yang kuat, sehingga pada
tahun 2017 sampai 2018 RNI sudah memasuki fase pemantapan yakni suatu fase penyiapan
dan penggalangan seluruh sumber daya yang dimilikinya dan secara kolosal harus dilakukan
oleh seluruh insan RNI untuk menciptakan embrio-embrio yang mempunyai genetik super.
Genetik super ini saya ibaratkan seperti film “Universal Soldiers” suatu prajurit yang memiliki

155
keunggulan genetik dibandingkan dengan manusia lainnya. RNI harus bisa seperti itu, memiliki
genetik super seperti pasukan dalam film “Universal Soldiers” yang kuat dihantam masalah
apapun karena memiliki mentalitas, fisik maupun etos kerja yang baik. Entah itu dihantam
dengan rendahnya harga jual komoditi yang dihasilkan, kenaikan upah yang cenderung
eksponensial, iklim yang tidak bersahabat maupun kurs US Dollar yang sangat fluktuatif. RNI
tetap tegar, tidak terlalu terpengaruh oleh masalah-masalah tersebut. Untuk menyiapkan
genetik super tersebut, Pak Djoko punya peran yang sangat penting untuk mengawal proses
penciptaan “Universal Soldiers” RNI ini dengan menyiapkan SDM yang handal dan unggul.
Fase berikutnya adalah fase pengembangan diri. Pada 2019-2020 RNI sudah bisa melangkah
mengembangkan diri bermodal dukungan internal yang sudah solid. RNI diharapkan mampu
mengakuisisi perusahaan lain untuk melakukan pengembangan atau mengakuisisi perusahaan
kolaps untuk diperbaiki. Saya yakin kalau RNI sudah memiliki genetik super kita bisa melakukan
itu. Sehingga fungsi RNI sebagai Investment Holding bisa tercapai pada tahun tersebut atau
bahkan lebih cepat.
Untuk menyiapkan semuanya, Pak Djoko Retnadi selaku Direktur yang membidangi SDM untuk
menata ulang program-program SDM yang ada dalam upaya mencapai sistem pengelolaan
SDM yang komprehensif. Paling tidak ada dua tujuan penting yang harus dicapai dalam
pengelolaan SDM ini. Pertama adalah menyiapkan SDM sesuai dengan kebutuhan organisasi
dan visi RNI ke depan baik jumlahnya maupun kompetensinya. Kedua adalah menyiapkan
sistem pengelolaan SDM ( career path) yang jelas sehingga pejabat yang dipilih sudah disadari
oleh seluruh insan RNI bahwa yang bersangkutan memang layak dan kapable. Hal ini akan
menciptakan suasana kerja yang kondusif bagi karyawan untuk berkarya dan mengembangkan
diri sesuai dengan tuntutan kebutuhan perusahaan.
Pak Djoko sudah mengidentifikasi permasalahan yang ada dan salah satu kebutuhan
mendesak dalam rangka peningkatan kualitas SDM adalah dilaksanakannya pelatihan jabatan
secara berjenjang mulai dari tingkat dasar (Basic Manajemen Development Program – BMDP),
tingkat menengah (Middle Management Development Program – MMDP) dan tingkat pimpinan
(Strategic Management Development Program – SMDP).
Saya sudah melihat kurikulum dari tiap jenjang pelatihan tersebut dan saya anggap sudah
sangat memadai untuk menyiapkan SDM RNI yang handal dan unggul di jenjang jabatannya
masing-masing. Apabila pelatihan tersebut dapat dijalankan secara kontinyu dan menyeluruh,
maka pada setiap jenjang jabatan, kualitas SDM RNI akan sama, baik yang berasal dari agro,
farmasi alkes maupun perdagangan. Hal ini juga akan memperkaya sumber SDM-SDM yang

156
handal karena lebih memperbanyak jumlah SDM yangtransferable antar kelompok industri di
lingkungan RNI.
Penggabungan pelatihan jabatan, selama masih memungkinkan, antara agro dan non agro juga
saya harapkan dapat menghilangkan sekat-sekat budaya antar anak perusahaan menjadi
budaya RNI. Pelatihan ini juga dapat menjadi media pembelajaran antara satu staf perusahaan
dengan perusahaan lainnya. Mereka dapat saling berbagi, baik kisah sukses maupun kisah
gagal supaya jangan sampai terulang di tempat lain.
Dari materi yang diajarkan, saya melihat sudah ada pembidangan kompetensi yang jelas. Pada
tingkat BMDP, peserta belajar tentang manajemen umum yaitu membuat perencanaan,
pelaksanaan sampai pengawasan dan pengendalian.
Pada tingkat MMDP saya harapkan nantinya peserta diberikan materi yang cukup banyak
mengenai project management. Jika seorang manajer akan melakukan investasi atau proyek
berbiaya besar, maka dia harus bisa menghitung manfaat keekonomiannya sehingga dia harus
tahu cara menghitung IRR, NPV, Payback period, dsb.
Materi yang sudah pasti sangat menarik adalah di tingkat SMDP karena peserta akan diminta
menyusun RJPP (Strategic Plan) di unit usaha dimana dia berada. Saya sangat berharap untuk
dapat ikut menguji pada akhir pelatihan level ini sebagaimana Direksi-Direksi sebelumnya.
Disamping saya dapat mengenali bisnis di unit-unit usaha dengan lebih mendalam sesuai
kacamata peserta, saya juga akan dapat berinteraksi dan menilai langsung kemampuan
mereka dalam menganalisa masalah, mencari solusi jangka panjang dan juga mengenali
kejujuran mereka dalam bekerja. Sudah bukan rahasia bahwa diantara peserta pasti ada saja
yang menyuruh orang lain membuat makalah atau bahan presentasi agar kelihatan bagus.
Menurut saya hal itu akan percuma saja kalau dia sendiri tidak memahami apa yang
disampaikannya dan hal semacam itu akan sangat mudah dideteksi pada saat kita berdiskusi.
Mana yang pikiran orang dan mana yang pikiran dia sendiri.
Pak Djoko Retnadi sudah menyiapkan kegiatan ini agar bisa dilaksanakan secepatnya. Inilah
waktunya bagi rekan-rekan yang belum ikut pelatihan jabatan untuk bersiap-siap mengikuti
pelatihan ini dengan lebih serius dan pada saat evaluasi akhir besar kemungkinan akan
bertemu dengan Direksi sebagai tim penguji.
Ini saja masih belum cukup untuk menyemai benih genetik super di RNI. Program-program
SDM yang lain secara simultan harus terus berjalan. Pembenahan sistem juga harus digarap
agar karyawan bekerja penuh motivasi. Hubungan industrial juga tetap dijaga agar suasana
kondusif.

157
Saya juga menyadari, apapun yang akan dilakukan dalam pembenahan SDM pasti tidak bisa
memuaskan semuanya. Bagi yang sudah merasa nyaman, tidak akan senang dengan
pembenahan yang tersistem, apalagi jika mereka sebenarnya tidak kompeten di bidangnya.
Bagi yang kompeten tetapi belum pernah mendapatkan kesempatan untuk memperoleh peran
sesuai kompetensinya tentu berharap agar perubahan ini memberinya peluang untuk unjuk gigi.
Bagi saya, yang penting semua ini saya lakukan untuk kebangkitan RNI, untuk kejayaan RNI
dan untuk keharmonisan RNI.
Selamat bekerja untuk semuanya.
Wassalam.
Jakarta, 31 Agustus 2015.
Didik Prasetyo

#8 – BUMN Hadir Untuk Negeri – RNI hadir untuk Sulawesi Barat


Assalamualaikum wr.wb,
Seluruh BUMN di negeri kita yang berjumlah 119 perusahaan, mempunyai hajatan besar di
bulan Agustus ini. Ibu Rini M Sumarno – Menteri BUMN RI meminta agar momentum
peringatan hari Kemerdekaan RI yang ke 70 tahun ini, seluruh BUMN harus bisa dirasakan
keberadaannya dan manfaatnya bagi masyarakat luas. Oleh karena itu seluruh Direksi BUMN
diminta untuk mengadakan berbagai kegiatan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan RI yang ke 70 tahun di 34 Propinsi di seluruh Indonesia. Kegiatan- kegiatan ini
harus bisa dirasakan langsung manfaatnya atau menambah kemeriahan peringatan hari ulang
tahun Kemerdekaan RI di daerah- daerah tersebut. Pelaksanaannya bisa bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah setempat atau bisa diadakan oleh masing2 BUMN.
Kegiatan BUMN yang diselenggarakan sebelum dan sesudah atau bertepatan dengan
perayaan 17 Agustus 2015 mengusung tema “BUMN Hadir Untuk Negeri”, sebagai wujud
terima kasih seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada Negeri. Karena kehadiran dan
peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak bisa lepas dari Sejarah Bangsa Indonesia.
Di jaman penjajahan, kerajaan Belanda punya VOC yang mengatur berbagai sektor
perekonomian penting seperti pabrik gula (waktu itu), kilang minyak dan transportasi kereta api.
Seiring dengan era kemerdekaan RI, badan-badan usaha tersebut satu per satu dinasionalisasi.
Termasuk RNI yang dinasionalisasi dari konglomerat swasta milik Oei Tiong Ham di tahun
1960-an, yang diawali dari penyitaan aset oleh Kejaksaan.

158
Pada awalnya, pendirian tersebut oleh Bung Hatta ditujukan untuk kepentingan masyarakat
luas dan bersifat nirlaba (non profit),yang sekarang kita kenal sebagai peran agent of
development. Tapi dalam perkembangannya, BUMN selain sebagai agen pembangunan juga
harus bisa menjadi penggerak perekonomian yang utama dan harus profitable. Dalam kondisi
krisis, seperti di tahun 1998, BUMN bahkan benar-benar menjadi pilar penyangga ekonomi
negara. Disaat perusahaan-perusahaan swasta rontok, tergilas oleh krisis ekonomi, BUMN
masih relatif utuh dan tegak berdiri sampai saat ini.
Kita wajib mensyukuri bahwa karena kemerdekaan itulah badan usaha itu menjadi BUMN-
BUMN seperti sekarang. Karena kemerdekaanlah, BUMN-BUMN kita saat itu sudah memiliki
aset yang besar, baik pabrik maupun lahan sebagai modal awal dalam berkiprah mengisi
kemerdekaan di bidang ekonomi.
PT RNI kebagian untuk menggelar kegiatan di Sulawesi Barat yang dipusatkan di ibukotanya
yaitu Mamuju. RNI didukung oleh PT Dok Perkapalan Surabaya (DPS) dan PT Perkebunan
Nusantara IV.
Kegiatan yang dilakukan diminta untuk mengandung nuansa yang berkaitan dengan angka
keramat bangsa : 17, 8, 45 dan 70, sesuai umur kemerdekaan kita. Contohnya, Jasa Marga
menggratiskan tol selama 17 jam atau ASDP menggratiskan penyeberangan selama 8 jam,
dsb.
PT Rajawali Nusindo bahkan ikut menjadi penyedia paket bagi BUMN yang mengadakan
penjualan sembako murah (diskon 70%), antara lain di Semarang, Denpasar, Pangkalpinang,
Banjarmasin, Surabaya dan Mataram.
RNI sendiri bersama dengan PT DPS dan PTPN IV di Mamuju menggelar tujuh agenda
kegiatan yang puncaknya dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus hingga 17 Agustus 2015.
Agenda pertama berupa Senam bersama dilanjutkan jalan sehat yang melibatkan 3.000 peserta
sejauh 8 km di lokasi pinggiran pantai Manakara kota Mamuju dengan 300 door prize menarik
dan pesta kuliner kaki lima gratis dengan 10 menu tradisional daerah setempat.
Agenda kedua yaitu pemutaran layar tancap dengan tiga pilihan film yaitu Laskar Pelangi,
Bendera, dan Garuda di Dadaku yang berlokasi di pinggiran pantai Manakara kota Mamuju.
Pada acara tersebut disediakan makanan untuk 1000 orang.
Agenda ketiga yaitu perlombaan tradisional agustusan yang berlokasi di pinggiran pantai
Manakara kota Mamuju dengan hadiah hiburan menarik.
Agenda keempat di tanggal 17 Agustus 2015 yaitu Upacara bendera HUT RI ke 70 dihadiri
bersama seluruh keluarga besar BUMN Sulawesi Barat dengan Pembina upacara Deputy

159
Menteri BUMN Bidang Agro Indutri dan Farmasi, Pak Zamkhani. Lokasi upacara dipusatkan di
Kantor Bulog Mamuju Sulawesi Barat.
Agenda kelima yaitu pelaksanaan bazar murah sembako sejumlah 2058 paket, yang setiap
paket berisi Beras 5 kg, gula pasir 2 kg dan minyak goreng 1 liter. Paket dijual seharga
Rp30.000,- , yang berarti diskon 70% dari harga pasar.
Agenda keenam berupa bantuan penambahan fasilitas laboratorium di 17 SMK di luar
kabupaten Mamuju yang secara simbolik diberikan pada Upacara Peringatan HUT RI 17
Agustus kepada penerima.
Agenda ketujuh adalah bedah rumah veteran sebanyak 45 unit yang juga akan diberikan secara
simbolik pada Upacara Peringatan HUT RI 17 Agustus kepada penerima.bekerjasama dengan
TNI AD. Semua agenda dan pesta rakyat ini benar-benar melibatkan dan dinikmati langsung
masyarakat dan seluruh keluarga BUMN.
Sejak tanggal 10 Agustus advance tim yang dipimpin oleh 2 Direktur, Sekretaris Korporasi dan
beberapa Staf RNI, Nusindo dan Phapros sudah berangkat ke Mamuju. Mereka saya minta
untuk mempersiapkan kegiatan tersebut disana, terutama berkoordinasi dengan Pemprov
Sulawesi Barat dan menggerakkan seluruh BUMN-BUMN yang ada disana agar ikut
berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ternyata cukup banyak perwakilan BUMN disana : Bank BRI,
BNI, Mandiri, Pegadaian, PLN, Bulog, BPJS, Jamkrindo, dsb. Sekaligus saat itu diresmikanlah
forum komunikasi BUMN di Sulawesi Barat karena selama ini belum ada wadahnya.
Saya sendiri menyusul berangkat tanggal 14 Agustus bersama Direktur Keuangan, Direktur
Pengendalian Usaha dan beberapa Staf. Kami transit semalam di Makasar dan ditemani
ngobrol teman-teman dari Rajawali Nusindo Cabang Makasar.
Cabang ini merupakan cabang tertua Nusindo setelah Jakarta, Semarang dan Surabaya yang
sudah eksis sejak jaman Oei Tiong Ham. Dirintis sejak tahun 1975 dari level salesman yang
berkantor di rumah pribadi hingga sekarang bisa memiliki kantor sendiri di Jln. Wolter
Monginsidi, Makasar.
Mamuju masih termasuk dalam wilayah kerjaPT Rajawali Nusindo cabang Makasar dan
merupakan area up country terjauh bersama dengan Soroako yang jaraknya lebih dari 200 km
dan jarak tempuhnya dapat mencapai 7 – 8 jam.
Secara geografis, Mamuju lebih dekat dengan Cabang Palu. Tidak heran, teman-teman
Nusindo Palu juga menjadi tulang punggung kegiatan RNI Group di Mamuju ini.
Sulawesi Barat adalah propinsi baru yang merupakan pemekaran dari Sulawesi Selatan dan
merupakan propinsi yang ke 33. Pembentukannya terjadi di tahun 2005. Semula hanya terdiri
dari tiga kabupaten (Majene, Mamuju dan Polewali Mamasa). Selanjutnya, Kabupaten Polewali

160
Mamasa juga dimekarkan menjadi dua kabupaten terpisah (Kabupaten Polewali Mandar dan
Kabupaten Mamasa) dan Kab. Mamuju juga dimekarkan menjadi Mamuju Utara sebagai
tambahannya, sehingga sekarang Sulbar terdiri dari 5 Kabupaten.
Salah satu tokoh yang ikut berperan dan menjadi icon daerah ini adalah almarhum Prof.
Baharudin Lopa yang sangat terkenal anti korupsi.
Acara di Mamuju yang dimulai dengan gerak jalan bersama berlangsung semarak. Kaos gratis
yang dibagikan panitia sebanyak 2500 lembar habis ludes karena jumlah peserta diperkirakan
mencapai 5000 orang lebih. Acara pembagian hadiah yang terkumpul lebih dari 300 item, mulai
dari payung, gelas, sepeda , TV sampai kulkas, juga berlangsung meriah meskipun terik
matahari sangat menyengat. Menurut penuturan rekan-rekan BUMN setempat, sebelumnya
belum pernah ada acara dengan banjir hadiah seperti ini yang berasal dari pengerahan potensi
semua BUMN yang ada.
Tidak heran, Pak Anwar Adnan Saleh – Gubernur Sulbar, dalam sambutan pembukaannya juga
menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sesudah 70 tahun merdeka, baru sekarang
kehadiran BUMN terasa di daerah, demikian ujar beliau.
Apresiasi juga datang dari kalangan dunia pendidikan. Disamping pemberian bantuan kepada
17 SMK, BUMN juga akan terlibat pertukaran siswa Nusantara yang dikoordinir oleh
Kementerian Pendidikan Nasional.
Program yang pelaksanaannya membutuhkan waktu agak lama adalah bedah rumah pejuang
veteran karena perlu survey, pendataan, kalkulasi biaya dan penjadwalan. Saya sudah minta
agar rekan-rekan dari cabang Nusindo bekerja sama dengan TNI AD melanjutkan dan
mengawal program ini sampai selesai.
Suatu hal yang membanggakan bagi saya, apalagi disaksikan oleh Pak Zamkhani – Deputy
Agro Industri dan Farmasi Kementerian BUMN adalah kekompakan insan-insan BUMN yang
ada di Mamuju dalam menyukseskan program ini. Semua bahu-membahu, saling membantu,
saling bersinergi dengan semangat tinggi dan ikhlas layaknya sesama saudara yang sedang
mengadu nasib di perantauan. Hal ini nyata terlihat di puncak acara yaitu pada saat upacara
bendera di Bulog. Peserta upacara mencapai jumlah 500 an orang. Sesi foto bersama masing-
masing perusahaan BUMN dengan Pak Zam yang menjadi Inspektur Upacara mengambil
waktu cukup lama karena banyaknya peserta. Di akhir upacara, dalam acara silaturahmi
informal, Pak Deputy berpesan agar BUMN di daerah selalu kompak, bersinergi dan aktif
melakukan kegiatan untuk diketahui publik, sebagai bukti atas baktinya yang sudah dilakukan
untuk negeri.

161
Tanggal 17 Agustus 2015 di sore hari, saya kumpulkan semua teman-teman RNI Group yang
terlibat dalam kegiatan ini.
Sungguh sangat di luar dugaan saya bahwa yang hadir ternyata hampir 100 orang yang terdiri
dari berbagai unit di RNI Group. Dari RNI Holding, saya ditemani Pak Adit, Pak Elka dan Pak
Agung ditambah Pak Rahmat Hidayat sebagai “Komandan” seluruh acara dan Staf-staf
lapangan yang tergabung dalam advance team. Dari Nusindo dan Phapros hadir juga para
Direkturnya.
Nusindo mengerahkan pasukannya dari dua cabang, Makasar dan Palu. Phapros juga
mengerahkan tim marketing, CSR dan tenaga-tenaga lapangannya di Indonesia Timur untuk
mendukung program ini.
Saya sangat bangga karena semua bekerja keras dan total di bawah komando Sekretaris
Korporasi – Pak Rahmat Hidayat. Pada saat-saat kritis mereka harus siap ditilpon 24 jam.
Mereka juga harus berpisah dari keluarga sampai 1 minggu, termasuk karyawati yang terlibat
acara ini sejak dari awal.
Di mata saya, yang terlihat saat itu adalah kekompakan dari semua teman-teman yang ada di
lapangan. Tidak terlihat perbedaan apalagi pertentangan yang selama ini kadang terdengar
antara Nusindo-Phapros sebagai prinsipal-distributor.
Kesempatan itu saya pakai untuk membuka komunikasi yang seluas-luasnya kepada teman-
teman yang hadir saat itu. Pak Agung bahkan mengajak untuk membuka komunikasi lewat
media sosial: FB, tweeter, Path. Bagi teman-teman di Jakarta juga sangat saya buka untuk
ketemu dengan saya setiap saat, di waktu yang santai : sarapan pagi di kantin RNI !
Beberapa teman memanfaatkan forum itu untuk menyampaikan berbagai usulan dan keluhan.
SPPD untuk wiayah Indonesia Timur diusulkan untuk dinaikkan karena harga-harga lebih
mahal. Biaya transport pengiriman barang, terutama obat-obatan juga lebih mahal sehingga
dapat menggerus marjin. Karena Direksi anak perusahaan terkait juga hadir, maka langsung
saya minta agar mereka mengkaji usulan-usulan tersebut dan dicari jalan keluar yang sebaik-
baiknya.
Akhirnya, pada kesempatan ini sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh tim
Mamuju di bawah komando Pak Dayat atas kerja kerasnya sehingga membawa citra yang
positif bagi RNI Group.
Namun demikian, saya minta kita semua jangan berpuas diri karena tugas besar masih menanti
kita di depan. Pesan saya selalu, kita harus siap untuk kerja keras, kerja cerdas dan kerja
ikhlas.
Wassalam.

162
Jakarta, 17 Agustus 2015.
Didik Prasetyo

#7 – Total Football untuk Mewujudkan Kebangkitan RNI


Assalamualaikum wr wb
Sebagaimana telah saya sampaikan melalui CEO Notes #2 yang lalu, tekad untuk membawa
RNI kembali ke khittah-nya sebagai Investment Holding, harus tercermin dalam gerak langkah,
kebijakan dan strategi dalam menjalankan perusahaan. Oleh karena itu, langkah pertama saya
adalah menyesuaikan struktur organisasi yang lama dengan struktur organisasi yang baru.
Direksi sudah sepakat menghilangkan Divisi Operasional yang konteksnya seolah-olah
mencampuri day to day operation di anak perusahaan. Namun demikian, sebagai pemegang
saham anak perusahaan yang setiap saat ditanya oleh Menteri BUMN selaku Kuasa Pemegang
Saham Pemerintah dan setiap akhir tahun harus mempertanggungjawabkan langsung kinerja
PT RNI termasuk anak-anak perusahaannya, Direksi PT RNI harus tetap mengikuti dan
mengendalikan perkembangan kinerja anak-anak perusahaannya untuk memastikan bahwa
sasaran-sasaran yang diamanatkan pemegang saham dapat dicapai. Peran inilah yang
kemudian kami (baca: Direksi) rumuskan sebagai Pengendalian Usaha.
Dalam merumuskan organisasi yang baru, kami mengidentifikasi setidaknya ada 18 peran atau
kegiatan yang harus dilaksanakan bila ingin bertindak sebagai Investment Holding. Kegiatan ini
adalah upaya yang harus dijalankan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan, atau secara
teoritis disebut dengan value added activity. Disamping pengendalian yang dilakukan
bersamaan pada saat kegiatan operasional anak perusahaan itu berjalan, terdapat juga
pengendalian atau kontrol yang bersifat preventif. Kita mengenalnya sebagai risk management,
yaitu suatu upaya untuk memetakan risiko-risiko yang mungkin timbul sebelum suatu kegiatan
itu dilakukan dan menginventarisir cara-cara untuk menghindari atau meminimalisir sekecil
mungkin yang dikenal dengan mitigasi risiko.
Dengan karakteristik peran yang sama tersebut, satunya di depan dan satunya di belakang,
maka kami sepakat untuk menggabungkan peran itu dalam satu Direktorat, yaitu :
Pengendalian Usaha & Manajemen Risiko.
Fungsi ini akan dapat dijalankan lebih efektif lagi bilamana di lakukan dalam koridor kebijakan
strategis yang ditetapkan oleh perusahaan guna mewujudkan visi misinya ke depan. Dengan
demikian diperlukan aktivitas lain yang juga akan menambah nilai perusahaan yakni
fungsi Corporate Strategic Plan yang dalam struktur organisasi PT RNI yang baru ditangani
oleh Direktorat Pengembangan Usaha & Investasi.

163
Dalam rapat BOD pertama, kami sepakat untuk memilih Pak Ir.Elka Wahyudi sebagai
komandan di Direktorat Pengendalian Usaha & Manajemen Risiko. Sebagai orang RNI asli, Pak
Elka punya pengalaman yang sangat panjang dan lengkap di RNI. Masa kerjanya lebih dari 30
tahun! Me-ngawali karirnya di industri gula RNI (Jawa Timur), dibesarkan di industri sawit
(sampai mencapai puncak karir sebagai Direktur Utama PT Perkebunan Mitra Ogan) dan
pernah pula ditugaskan sebagai GM Perdagangan Agro di PT Rajawali Nusindo yang seakan-
akan berperan sebagai hub antara PT Rajawali Nusindo dengan anak-anak perusahaan agro
PT RNI.
Komandan di Direktorat Pengembangan Usaha & Investasi diisi oleh Pak Ir. Agung P
Murdanoto, MAgr., PhD, seorang akademisi sekaligus praktisi bisnis yang sangat tangguh,
lulusan Kyoto University Jepang. Sebagai seorang yang sebelumnya berkarir sebagai dosen di
IPB, tempat saya mengenyam pendidikan tinggi juga di sana, beliau mempunyai analisis yang
tajam dan visi yang jauh ke depan. Berkarir di RNI sejak 2003 dengan posisi Deputi Direktur
Pengembangan Usaha PT RNI, beliau sangat berpengalaman dalam pengembangan usaha
dan paham banget dengan pemikiran-pemikiran strategis PT RNI selain memilikinetwork bisnis
yang sangat luas baik nasional maupun internasional.
Ketika saya tanya mengenai kesiapan untuk menjalankan tugas ini, Pak Elka dan Pak Agung
serempak menjawab dengan singkat tapi semangat : “Siaaaap, laksanakan!…”
Dan memang terbukti, Pak Elka dan pak Agung segera tancap gasfull speed. Anak-anak
perusahaan yang besar tapi kritis seperti PT PG Rajawali II segera dikunjungi (beberapa kali)
dan dibedah dalam rangka mencari terobosan-terobosan untuk perbaikan baik dari sisi
operasional maupun peluang-peluang untuk kerjasamastrategic dengan investor.
Anak perusahaan terbesar kedua dari segi aset ini sekarang menjadi beban yang paling berat
bagi PT RNI. Dari skala ekonomi, PG-PG-nya berukuran relatif kecil dan kecukupan bahan
bakunya terbatas. Lama giling per tahun hanya sekitar 100 hari, sangat jauh dibanding PG-PG
Jawa Timur yang masa gilingnya minimal 150 hari. Produktivitas tebu dan rendemennya juga
rendah. Kinerja keuangannya juga sudah pasti memprihatinkan. Energi dan waktu Direksi
Holding tersita cukup banyak untuk mencari solusi bagi PT PG Rajawali II.
Harapan sudah pasti ada. Masih banyak para investor yang sangat berminat untuk
menanamkan uangnya memperbaiki dan mengelola PG-PG di PT PG Rajawali II. Pak Agung
bersama timnya sedang menggodok dengan serius berbagai alternatif kemitraan atau kerja
sama dengan investor untuk membenahi PT PG Rajawali II. Sementara tugas Pak Elka adalah
mencari terobosan operasional baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk memperbaiki

164
kinerja produksinya. Tombak kembar istilah saya untuk membedah segala permasalahan yang
terjadi di anak-anak perusahaan PT RNI.
Saya bersyukur, Pak Elka, Pak Agung dan Pak Agus Siswanto – Direktur Utama PT PG
Rajawali II sangat bersemangat dan optimis bahwa peluang untuk perbaikan masih terbuka
lebar. Apalagi didukung dari sisi finansialnya oleh pak Adit – Direktur Keuangan PT RNI
termasuk penyiapan SDM yang mumpuni dan penyelesaian asset bermasalah oleh Pak Djoko –
Direktur SDM dan Ma-najemen Aset RNI.
Dalam kunjungan kerja ke PG-PG, Pak Elka melaporkan bahwa salah satu peluang yang bisa
segera diambil agar PT PG Rajawali II bisa segera bangkit adalah melakukan perbaikan pasca
panen, yang diyakini akan langsung menaikkan produksi tanpa investasi apapun. Masih banyak
tebu tertinggal di kebun, baik tercecer maupun karena tingginya tunggak akibat tebangan yang
kurangpandhes. Belum lagi masalah klasik di PT PG Rajawali II yang masih sulit diatasi yaitu
kebakaran tebu. Masih banyak terlihat tebu hitam diangkut truk-truk yang lalu-lalang menuju
PG. Saya yakin, Pak Elka, Pak Agung dan Pak Agus Siswanto akan menemukan solusi cerdas
untuk mengatasi hal ini.
Masalah yang sama, yaitu peningkatan kinerja produksi melalui perbaikan pasca panen juga
terjadi di kebun-kebun sawit PT Perkebunan Mitra Ogan – salah satu anak perusahaan PT RNI
yang lain. Ini diketahui setelah beberapa hari kami menjabat sebagai Direksi PT RNI memanggil
jajaran Direksi PT Perkebunan Mitra Ogan untuk membahas berbagai hal terkait dengan kinerja
PT Perkebunan Mitra Ogan. Sebagai Direktur Pengendalian Usaha & Manajemen Risiko, Pak
Elka merasa bahwa permasalahan di PT Perkebunan Mitra Ogan harus digali dan dilihat secara
langsung di lapangan.
Pak Elka terlihat sangat antusias ketika berkunjung kesana. Maklum beliaulah yang boleh
dikatakan menjadi bidan yang melahirkan PT Perkebunan Mitra Ogan dan membesarkannya
sampai seperti sekarang. Semua kebun langsung dikelilingi, plasma, inti, KKPA. Hanya MUBA
yang belum sempat dilihat. Itupun beliau sudah sampai menginap di kota terdekat dengan
kebun, Baturaja.
Melihat kondisi kebun yang masih memiliki potensi cukup tinggi, 5 tros per pokok dan berat
buah yang baik, sebenarnya sangat menjanjikan. Namun sekali lagi, potensi ini tidak didukung
dengan penanganan pasca panen dan infrastruktur kebun yang memadai. Banyak buah yang
tidak terpanen, tertinggal tidak terangkut atau sistem sortasi yang longgar serta losses yang
masih tinggi, menyebabkan hasil akhirnya kurang memuaskan.
Penyebab utamanya antara lain adalah infrastruktur jalan kebun yang sangat memprihatinkan.
Ketika saya tanya : “Kalau pasca panen ditingkatkan mutunya dan infrastruktur diperbaiki,

165
berapa tambahan yang akan kita peroleh, pak?”. Dengan yakin Pak Elka menjawab : dua
puluh lima persen dari prognosa yang sekarang !
Jika semua pihak commit dengan langkah dan sasaran tersebut, saya yakin masalah yang
selama ini membelit PT Perkebunan Mitra Ogan sedikit banyak akan segera dapat diselesaikan.
Bagaimana dengan peluang-peluang perbaikan kinerja operasional di pilar-pilar bisnis yang
lain, seperti farmasi dan distribusi?
Permasalahan dan tantangan di Phapros sudah saya singgung di CEO Note #6 yang lalu.
Kinerja Semester I tahun 2015 PT RNI secara konsolidasi saat ini cukup menggembirakan.
Omset naik 10% dan laba kotornya juga meningkat 42% dari tahun lalu meskipun masih
mengalami kerugian bersih namun kerugian bersih ini sudah lebih kecil dari RKAP nya maupun
dari tahun lalu. Hal ini cukup memberi harapan yang tinggi bagi kebangkitan PT RNI dari
keterpurukannya namun belum maksimal sehingga mestinya tidak membuat kita berpuas diri
dengan pencapaian tersebut, masih banyak hal yang harus kita kerjakan dan selesaikan untuk
mengawal kinerja PT RNI ini kedepan. Pada saatnya nanti, jika Tim Pengembangan Usaha dan
Tim Pengendalian Usaha sudah cukup lengkap, terutama dengan diisinya Head R & D
/Corporate Monitoring/ dan HeadPengendalian Usaha Non-Agro, pasti pak Agung dan Pak
Elka akan dapat membedah lebih tajam lagi permasalahan strategis maupun operasional PT
RNI holding dan anak-anak perusahaannya.
Pilar besar lainnya adalah perdagangan dan distribusi, PT Rajawali Nusindo dan GIEB.
Bisnisnya sama hanya skalanya yang berbeda. Permasalahannyapun serupa. Untuk
membedah kinerjanya saat ini, tampaknya Pak Elka harus bahu membahu dengan timnya Pak
Adit – Direktur Keuangan PT RNI dan pak Djoko – Direktur SDM dan Manajemen Aset PT RNI.
Mengapa?
Untuk menggebrak sales force di lapangan, menambah muatan distribusi, mengirim barang
sampai ke outlet-outlet yang terdekat dengan konsumen, PT Rajawali Nusindo perlu modal
kerja yang cukup agar kemampuan finansialnya lebih longgar dibarengi dengan penyiapan
SDM yang mumpuni. Saat ini kondisi keuangan PT Rajawali Nusindo cukup ketat.
Permasalahan berpangkal pada tidak matching-nya sisi payable dengan receivable. Akibatnya,
makin lama modalnya makin menyusut sehingga harus ditutup dengan hutang. Ini sisi
keuangannya. Di sisi operasionalnya, sepertinya juga harus dilihat perimbangan antara
kegiatan menjual dengan menagih. Semakin banyak menjual, kalau hanya menghasilkan faktur
karena penagihan tidak sebanding, maka piutanglah yang akan meningkat dan ujungnya cash
flow jeblok! SDM nya juga perlu disiapkan agar benar-benar profesional dalam mengawal setiap
aktivitas perusahaan.

166
Apabila PT Rajawali Nusindo mampu memperbaiki kinerjanya, peluang melebarkan sayap
bisnisnya akan terbuka lebar. Banyak sekali produk-produk BUMN yang memerlukan
“kendaraan” untuk bisa didistribusikan ke seluruh pelosok nusantara dan diantara BUMN yang
dulu pernah saya bina saat saya masih Asdep di KBUMN, nama PT Rajawali Nusindo sudah
dikenal karena dulu saya gencar mempromosikannya. Saya yakin dengan jaringan 42 Kantor
Cabang di seluruh Indonesia, PT Rajawali Nusindo mampu mengemban amanah ini bila Direksi
dan jajaran karyawan PT Rajawali Nusindo saat ini benar-benar commit dan mau bekerja keras.
Untuk dapat mewujudkannya, sekali lagi, kita perlu keroyokan, perlu total footbal. Semua unsur
di PT RNI sesuai bidangnya masing-masing perlu memberikan kontribusinya. Satu sama lain
perlu saling mendukung dan saling menjaga.
Saya berharap Tim yang ada saling melengkapi. Ada yang memikirkan strategi jangka panjang
untuk sustainability dan pengembangan perusahaan, sehingga butuh tim yang mempunyai visi
ke depan, kalau perlu banyak mimpinya dan mimpinya harus besar. Saya sendiri bermimpi PT
Rajawali Nusindo nanti bisa seperti P&G. Di sisi lain, perlu ada yang memikirkan hari ini, yang
memikirkan bagaimana kita dapat mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk membuat
perusahaan sehat dan dapat berlari kencang menyongsong masa depan. Untuk yang ini saya
perlu tim yang kuat di lapangan, tim yang lebih membumi. Dari dua hal tersebut di satu sisi saya
dibantu oleh Pak Agung – Direktur Pengembangan Usaha & Investasi PT RNI yang mempunyai
visi jauh ke depan dan network yang sangat luas bersama timnya berkolaborasi dengan Tim
Pengendalian Usaha & Manajemen Risiko yang saat ini di-komando-i oleh Pak Elka yang
sangat berpengalaman dibidang operasional sebagai motornya di sisi lainnya, didukung pula
oleh Pak Adit dari sisi finansialnya serta pak Djoko dari sisi penyiapan SDM yang handal, saya
yakin kebangkitan PT RNI menuju kejayaannya bukan sekedar mimpi di siang bolong.
Selamat bekerja kepada teman-teman dari Direktorat Pengembangan Usaha & Investasi,
teman-teman dari Direktorat Pengendalian Usaha & Manajemen Risiko, teman-teman dari
Direktorat Keuangan dan dari Direktorat SDM & Manajemen Aset, Inya Allah dengan niat baik,
kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas serta menjadikan PT RNI sebagai ladang ibadah, kita
mampu mengemban amanah ini dengan baik. Semoga Allah senantiasa meridhoi langkah kita
ini, aamiin.
Wassalam.
Jakarta, 10 Agustus 2015.
Didik Prasetyo

167
#6 – Safari Mudik : Menyiapkan Distributor sebagai Motor
Lebaran kali ini sangat istimewa bagi saya. Dengan penuh semangat saya menyetir sendiri dari
Bogor menuju ke Yogya – sebagai tempat persinggahan pertama – sebelum dilanjut ke Cepu,
kampung halaman saya.
Mengapa istimewa dan semangat? Dalam benak saya, saya berangan-angan nanti saat
perjalanan mudik dan kelak balik ke Jakarta lagi saya akan mengunjungi banyak wilayah kerja
anak perusahaan RNI atau unit usaha yang tersebar di sepanjang jalur mudik saya nanti. Saya
coba lihat peta jalur mudik yang akan saya lalui, mulai dari Pantura Jabar saya akan melewati
wilayah kerja PT PG Rajawali II mulai dari Subang sampai Ketanggungan. Tol Cipali membelah
areal kebun tebu PG Subang – Rayon Manyingsal dan menggusur tanaman tebu di HGU PT
PG Rajawali II sekitar 16,55 ha lebih. Pintu exit tol di Pejagan terletak di tengah-tengah area
perkebunan PG Tersana Baru, Rayon Ketanggungan Barat. Cukup luas memang areal eks tebu
petani di wilayah kerja PG Jatitujuh, Sindanglaut, Karangsuwung dan Tersana Baru yang
terkena dampak akibat pembangunan tol baru tersebut. Namun demikian pembangunan jalan
tol tersebut juga memberikanopportunity baru bagi PT PG Rajawali II khususnya areal HGU PG
Subang yang harus terbelah menjadi dua namun tidak sama besar. Ada sisa areal kurang lebih
150 ha dipinggir jalan tol Cipali yang sebenarnya bisa dioptimalkan menjadi rest area atau
manfaat lainnya yang mungkin bisa berlipat-lipat nilainya.
Di bagian timur, saya akan melewati areal “pertempuran” PG Madukismo dan PG Rejo Agung
dalam memperebutkan tebu dengan PG-PG tetangga sejak dari wilayah eks Karesidenan Kedu
(Kebumen, Purworejo, dsk), Karesidenan Surakarta (terutama Kab. Sragen) dan Karesidenan
Madiun (Magetan, Ngawi, Ponorogo dan Madiun). Bahkan di Cepu, Blora, Purwodadi dan
Bojonegoro juga sudah lama menjadi ajang rebutan tebu bagi PG-PG di sekitar wilayah eks
Karesidenan Bojonegoro, lebih-lebih dengan telah beroperasinya PG Gendhis Multi Manis (PG
Baru) yang dibangun swasta dengan kapasitas besar dan teknologi yang ultra modern. Makin
riuhlah persaingan dalam mendapatkan bahan baku di wilayah Jawa Tengah-Timur tersebut.
Belum lagi saya akan melewati pula banyak kantor cabang PT Rajawali Nusindo sejak dari
Cirebon, Yogya, Magelang, Solo, Semarang dan last but not least PT Phapros Tbk di
Semarang.
Oleh karena itu sudah tersusun dalam jadwal saya untuk melakukan road show pasca Lebaran
mulai dari Yogya, Solo, Ngawi, Cepu, Semarang, Cirebon sebelum kembali ke Jakarta lagi.
Saya bisa mengunjungi anak perusahaan, cabang-cabang atau PG-PG di sepanjang perjalanan
balik tersebut.

168
Tetapi manusia hanya bisa berencana dan pada akhirnya Tuhanlah yang menentukan. Kamis
pagi tanggal 16 Juli saya berangkat dari Bogor dengan keluarga kecil saya (istri dan 3 anak
saya). Ternyata kurang lebih 27 jam saya harus menempuh perjalanan mudik dari Bogor hingga
Yogyakarta tanpa bisa singgah di wilayah kerja anak perusahaan atau cabang-cabang yang
saya lalui.
Yang kemudian bisa cukup efektif saya kunjungi adalah PT Phapros Tbk dan Kantor Cabang
PT Rajawali Nusindo Semarang.
Di PT Phapros selain melihat pabrik sambil memperlihatkan bagaimana pembuatan obat
kepada anak-anak saya, saya juga berdiskusi tentang banyak hal dengan Direksi PT Phapros
dan beberapa teman dari Holding yang sedang mudik di Semarang ditemani Kepala Cabang PT
Rajawali Nusindo cabang Semarang bu Kris. Wanita yang energik dan penuh semangat.
Kenapa anak-anak saya, saya ajak sekalian melihat proses pembuatan obat-obatan di pabrik
PT Phapros, supaya mereka paham bagaimana Antimo atau Antimo Herbal dibuat tetapi juga
karena saya pernah punya pengalaman yang cukup memalukan sekaligus menggelikan di saat
saya masih menjabat sebagai Asdep Industri Primer I KBUMN dan menangani BUMN
Perkebunan. Ketika masih SD salah satu anak saya ditanya oleh gurunya tentang kegunaan
utama kelapa sawit. Anak saya menjawab ” untuk sirup minuman”. Saya tertawa sekaligus
prihatin mendengar jawaban anak saya…ini bapaknya yang ngga “care” untuk ngasih tahu
tentang seluk beluk kelapa sawit atau memang di SD pengetahuan umum tentang produk-
produk kelapa sawit dimana Indonesia sekarang sebagai produsen terbesar CPO belum
disosialisasikan sengan baik oleh pemangku kepentingan yang terkait dengan kelapa sawit.
Kembali ke PT Phapros, ternyata PT Phapros pun mengalami permasalahan terkait dengan
keberadaan pabriknya yang terletak ditengah Kota Semarang bahkan posisinya yang sangat
dekat dengan Klenteng Sam Po Kong, membuat Direksi PT Phapros harus memikirkan
keberadaannya. Sesuai Perda Kota Semarang No.14 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Semarang 2011-2031, daerah Simongan dimana pabrik PT Phapros sekarang
berada tidak boleh lagi untuk kawasan industri. Semua pabrik yang ada disitu harus angkat kaki
dan cari lokasi baru.
Alhamdulilah, Direksi PT Phapros sudah mengantisipasi dengan membeli lahan baru di wilayah
Ungaran seluas 9,4 ha sebagai calon relokasi pabrik. Tapi untuk membangun pabrik baru tentu
akan memerlukan waktu dan sumberdaya yang cukup besar, tapi saya yakin bahwa masalah ini
akan dapat diatasi oleh PT Phapros. Bila lahan di kawasan Simongan dioptimalkan dengan baik
oleh Direksi PT Phapros, saya yakin nilainya akan cukup memadai untuk modal awal

169
membangun sekaligus mengembangkan pabrik baru yang kapasitasnya jauh lebih besar di
lokasi yang baru nanti.
Sebagai anak perusahaan BUMN, saya juga berharap agar Phapros berperan banyak
membantu Pemerintah melalui program BPJS Kesehatan. Kapasitas produksi obat generik
harus dimaintain dengan baik sekaligus harus dibarengi dengan pengelolaan
yangsuper efisien. Maklum saja, margin obat generik memang sangat tipis. Kejelian dalam
mencari sumber dan timing pembelian bahan baku termasuk kunci penting dalam upaya untuk
menekan HPP. Maklum sebagian besar masih harus diimpor sehingga sangat rentan terhadap
fluktuasi nilai kurs.
Di pasar rutin khususnya untuk obat ethical dan OTC, ke depan PT Phapros harus lebih agresif
mengembangkan produk-produk barunya, terutama produk dengan margin tinggi. Tim produksi
harus makin intensif melakukan riset dan bekerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi
ternama sementara tim marketing harus lebih agresif melakukan penetrasi pasar. Saya tidak
perlu mengajari ikan berenang, selebihnya manajemen PT Phapros lebih paham dalam
menjabarkan keinginan saya tersebut.
Untuk kebutuhan pengembangannya tersebut, PT Phapros memerlukan dana besar. Dana
tersebut bisa diperoleh jika PT Phapros melakukan IPO (Initial Public Offering), yaitu menjual
sahamnya di pasar bursa. RNI harus ikut membeli saham itu secara proporsional sesuai
kepemilikan sekarang jika tidak ingin terdilusi. Direktur Keuangan RNI, Pak Yana Aditya yang
sudah teruji kepiawaiannya dalam men-generate pendanaan dengan berbagai instrumen yang
ada di pasar uang akan menghadapi tugas yang berat sekaligus menantang. Tentu saja sudah
ada kiatnya tapi tidak akan saya beberkan semua disini. Itu merupakan bagian dari strategi
bisnis yang masih rapat ada di kantong Direksi, bagaimana caranya untuk tetap bisa
mempertahankan dan mengembangkan bisnis PT Phapros di lokasi barunya nanti. Yang paling
penting saat ini adalah bagaimana membenahi bisnis PT Phapros, terutama terkait dengan
hubungan dagang dengan PT Rajawali Nusindo sebagai distributor tunggalnya.
Saat diskusi tentang rencana PT Phapros kedepan dikaitkan dengan PT Rajawali Nusindo,
masalahnya masih tetap klasik yang terjadi semenjak saya masih menjadi Komisaris dulu.
Tidak perlu saya beberkan detilnya lebih jauh. Intinya, kedua pihak – Direksi PT Phapros dan
Direksi PT Rajawali Nusindo harus duduk bersama, memperbaharui niat untuk menyelesaikan
masalah, tidak saling menyalahkan, bahkan masing-masing harus introspeksi dan melakukan
pembenahan ke dalam sehingga satu demi satu benang yang kusut ini bisa diurai dan dua
perusahaan besar RNI group ini bisa benar-benar diandalkan sebagai tulang punggung
Holding. Apalagi sejak awal saya ditugaskan sebagai Direksi RNI, saya berkeinginan agar PT

170
RNI kembali ke khittahnya yakni menjadi investment holding dan PT Rajawali Nusindo sebagai
perusahaan distributor bisa menjadi motor penggerak bagi kebangkitan RNI menuju era
kejayaannya.
Maju mundurnya PT Phapros juga tergantung kepada PT Rajawali Nusindo. Sebagai distributor
tunggalnya yang bertugas menjual, menjaga agar produk selalu siap di jalur distribusi,
mengantarkan barang sampai ke customer, PT Rajawali Nusindo harus menyiapkan
infrastrukturnya agar bisa memberikan layanan terbaik bagi PT Phapros seperti tertib
memenuhi SLA-nya (Service Level Agreement), baik kepada customer maupun principal. Rajin
menagih pembayaran dari customer dan rajin membayar kewajiban kepada principal. Kira-kira
itulah masalahnya kalau disederhanakan. Di dalam praktek, masalahnya sangat rumit apalagi
kalau dibiarkan berlarut-larut tanpa ada upaya penyelesaian yang memadai dari kedua belah
pihak. Saya berharap dalam evaluasi kinerja semester I 2015 yang akan saya laksanakan
minggu depan, masalah pokoknya bisa dibedah dan dicarikan solusinya. Peran Group
Head yang baru saya angkat sebelum Lebaran kemarin sangat saya harapkan untuk ikut
membantu meningkatkan kinerja kedua perusahaan besar RNI ini.
Setelah berlebaran dan berliburan di kampung halaman masing-masing dalam waktu yang
cukup panjang, setelah saling bermaafan dengan kerabat, sanak saudara dan rekan kerja,
setelah semua kembali fitri; rasanya tidak berlebihan kalau saya berharap agar semua bekerja
dengan semangat baru, dengan harapan baru sehingga tidak ada lagi yang saling
menyalahkan, semuanya bersinergi untuk maju bersama-sama meraih kejayaan PT RNI.
Selamat kembali dari mudik dan selamat bekerja semuanya.
Wassalam.
Jakarta, 30 Juli 2015.
Didik Prasetyo

#5 – Safari Ramadhan : Menumbuhkan Asa Baru Lewat Sinergi BUMN


Ramadhan memang sudah berlalu, tetapi berkahnya yang melimpah sangat saya rasakan
sampai sekarang. Berawal dari Safari Ramadhan ke Rajawali II Cirebon tanggal 30 Juni 2015.
Ini merupa-kan safari pertama saya sejak masuk RNI.
Cirebon menjadi pilihan pertama karena anak perusahaan gula RNI ini sedang terhuyung-
huyung langkahnya, didera hutang yang sangat besar dan masih ditimpa dengan defisit cash
flow yang luar biasa berat juga. Beroperasinya tol Cipali yang membuat perjalanan Cikampek-
Cirebon hanya 1 jam semakin mendorong saya untuk cepat-cepat merapat kesana.

171
Laporan kinerja giling 2015 yang dipaparkan pak Agus Siswanto – Dirut PT Rajawali II cukup
memberikan harapan. Prognosa laba usaha perusahaan plus Rp.65,6 milyar, tetapi tergerus
oleh bunga bank yang besarnya mencapai Rp. 96 milyar sehingga ujungnya defisit Rp. 30
milyar lebih. Ini jauh membaik dibandingkan tahun 2014 dimana laba usaha sudah negatif Rp.
187 milyar lebih.
Kinerja operasional juga membaik. Di hari giling yang sama dengan tahun lalu, gula bagian PG
su-dah 123% di atas tahun lalu. Giling lebih lancar dan penggunaan BBM sangat rendah
dibanding ta-hun lalu. Saya bahkan meminta agar penggunaan BBM sampai akhir tahun tidak
perlu ditambah karena menurut laporan jumlah bagas yang dihasilkan dari PG-PG di PT
Rajawali II lebih dari cukup. Alhamdulillah para GM bersedia menyanggupi untuk tidak
menambah jumlah BBM. Ada penghematan biaya kurang lebih Rp 2 milyar, cukup lumayan
bagi PT Rajawali II yang memang se-dang limbung saat ini.
Namun demikian ada masalah mendesak yang saat ini dihadapi Rajawali II, yaitu kebutuhan
dana untuk modal kerja penanaman tebu. Dana ini biasanya berasal dari kredit KKPE dari Bank
(BRI atau Bukopin) yang disalurkan melalui Rajawali II sebagai penjamin (afvalis). Untuk tahun
ini, persetujuan afvalisnya hanya disetujui sebesar Rp. 80 Milyar dari yang diajukan Rp. 150
Milyar, se-hingga pencairannya dari bank kurang lancar. Pemegang saham mengarahkan agar
sisa kebutuhan dananya bisa diambil dari dana kemitraan PKBL BUMN sebesar Rp. 150 Milyar.
Hari itu juga saya coba menghubungi Direksi BUMN dan pejabat PKBL yang saya kenal
memiliki dana PKBL berjumlah besar, antara lain: Pertamina, Antam, PGN dan Bukit Asam.
Syukur alhamdulilah saya mendapat komitmen dari BUMN-BUMN tersebut untuk dibantu dana
PKBL mereka yang ditotal jenderal bisa mencapai Rp. 150 Milyar. Beberapa Direksi bahkan
meminta saya segera menugaskan Staf untuk menemui mereka langsung keesokan harinya. Ini
sungguh suatu awal yang baik untuk sinergi di masa mendatang.
Tentu saja sekarang tinggal para Staf di PKBL RNI dan Rajawali II menindaklanjuti dengan me-
nyiapkan administrasi dan formulir-formulir yang diperlukan. Apabila semua cepat dipenuhi,
Insya Allah dana akan bisa segera cair.
Saya sungguh berharap agar rekan-rekan di bagian tanaman PG-PG Rajawali II bisa keroyokan
un-tuk menyelesaikan RDK/RDKK ini siang malam. Tradisi yang sudah biasa dilakukan konon
kalau menjelang tutup giling, yaitu tebang keroyokan untuk berkejaran dengan tutupnya pabrik
karena ka-lau pabrik harus menunggu tebu akan mahal sekali ongkosnya, terutama di BBM.
Keroyokan juga sudah biasa dilakukan oleh bagian TUK atau akuntansi-keuangan untuk
mengejar dead line pada saat harus tutup buku bulanan.
Jadi mempercepat penyelesaian RDK/RDKK bukan masalah berat asal ada niat yang kuat.

172
Apalagi, bukti sukses sinergi antar BUMN lewat pemanfaatan dana PKBL ini sudah terlihat di
PG Sindanglaut. Tanggal 11 Juli, saya bersama Direktur Umum dan CSR PT Antam diundang
untuk acara pagas (baca: tebang bibit) perdana di KBD (Kebun Bibit Datar) Kebun Pasaleman
seluas 2 ha.
KBD Pasaleman ini milik H.Dono, seorang petani maju yang tekun dari PG Sindanglaut.
Pengala-mannya puluhan tahun mengelola tanaman tebu dipadukan dengan pembiayaan yang
mengalir lancar dari dana PKBL PT Antam menghasilkan kebun bibit yang prima dan layak
dibanggakan!. Saya sempet bertanya ke pak Agus Siswanto “kalau bibit tebunya seperti ini,
dengan asumsi tahun depan kondisi iklim mendukung berapa produktivitas tebu giling bisa
dihasilkan?” “Bisa 100 ton per hektar pak” jawab pak Agus. Wah suatu angka yang menurut
saya masih mimpi .. Tapi kalau itu bisa diwujudkan kenapa tidak?! Tinggal kita kawal dg kerja
keras dan kerja ikhlas… Insya Allah…
Penangkaran yang dicapai 1:10. Sangat tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata penangkaran
KBD yang biasanya hanya di bilangan 1 : 5 atau 1 : 6.
Bagi yang masih awam dengan terminologi pertebuan, penangkaran adalah ratio antara luas
tanaman tebu giling yang tertanam dari setiap ha kebun bibit yang dipagas.
Saya coba menghitung revenue pak Haji secara kasar dari tiap ha kebun bibitnya ini. Dengan
harga Rp. 700.000 per ton bibit (bersertifikat) dan tiap ha tanaman tebu gilingnya membutuhkan
8 ton bibit, maka diperoleh pendapatan = 10 x 8 x Rp. 700.000 = Rp. 56 juta. Sementara itu,
estimasi biaya yang dikeluarkan dan 100% diperoleh dari PKBL adalah Rp.35 juta. Masih
ditambah “bo-nus”, dana pinjaman itu 30% dihibahkan kepada petani. Silakan anda hitung
sendiri berapa SHU pak Haji ini dari kebun bibitnya !
Pola seperti ini diberikan oleh PT Antam kepada 3 KBD di Rajawali II, yaitu di PG Sindanglaut,
PG Tersana Baru dan eks PG Karangsuwung yang masing-masing luasnya 5 Ha.
Melihat success story pak Haji Dono ini, rasanya wajar jika saya berharap banyak dari buah
sinergi BUMN ini terhadap Rajawali II.
Saya berharap PG akan memperoleh bibit yang sehat, segar, murni dan potensi produksinya
tinggi.
Saya berharap secara bertahap PG, termasuk PG HGU dapat mengalihkan penyelenggaraan
KBD ini kepada petani dengan dukungan dana PKBL BUMN.
Saya berharap akan muncul H.Dono – H.Dono baru di seluruh PG yang dapat menjadi partner
PG dalam satu sistem budidaya tebu dengan pola kemitraan yang sehat.
Di ujungnya, saya bermimpi bahwa semua pembibitan di lahan HGU ditanam di luar sehingga
lahan HGU 100% untuk KTG.

173
Di akhir mimpi, saya berharap bisa bangun dengan kenyataan Rajawali II bisa kembali bangkit.
Bahan baku tebu terpenuhi, giling minimal 150 hari tercapai.
Itulah asa baru yang sudah di depan mata melalui sinergi BUMN di bidang PKBL. Inilah wujud
nyata dari program utama Kementerian BUMN yang sudah menjadi tag line di logo baru
Kemen-terian BUMN yakni “SINERGI MEMBANGUN NEGERI” . Disini saya sangat berharap
banyak bahwa dengan sinergi BUMN tersebut RNI mulai bisa berbicara dan diperhitungkan
dalam men-dukung Program Ketahanan Pangan Pemerintah khususnya utk produksi gula
nasional. Namun, kita tidak cukup dengan menyambut asa baru itu dengan bicara dan berita di
media. Kita harus berlari menjemput, bahkan memburu asa baru itu.
Kita belum bisa tidur nyenyak, apalagi bermimpi dan bangun dengan kenyataan yang manis.
Semua masih harus direbut, pekerjaan masih harus dikebut.
Selamat bekerja. Selamat keroyokan menyelesaikan pekerjaan yag tersisa. Saya yakin dengan
kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas… Mimpi ini bisa kita wujudkan…
Teriring ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H.
Taqoballahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum.
Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Wassalam.
Jakarta, 22 Juli 2015.
Didik Prasetyo

#4 : Bersaing Melalui Lelang Jabatan


Pada waktu CEO Notes #4 ini sampai ke gadget anda, Insya Allah “komandan-komandan”
pasukan saya yang berada 1 level di bawah Direksi sudah terisi. Para komandan ini yang
sekarang bernama Group Head, sudah harus siap bekerja dengan speed di gigi 5 untuk
mengejar ketertinggalan selama masa transisi sejak 23 Juni sampai hari ini.
Nama Group Head saya pilih untuk menekankan fungsi RNI sebagai Investment Holding yang
tidak operasional, ramping, tidak terlalu banyak orang dan compact. Group Head akan
membawahi para Head yang dibantu para Staf.
Saya sangat menyadari bahwa di RNI Group banyak sekali SDM dengan kualitas prima yang
saat ini belum mendapat kesempatan berkiprah di level pimpinan. Perubahan organisasi
menjadi Investment Holding menyebabkan job specification berubah. Tuntutan tugas juga
berubah. Pejabat yang ada saat ini belum tentu semuanya match dengan tugas yang baru.
Oleh karena itu saya bersama Direksi yang lain sepakat untuk mengocok ulang pengisian ini

174
agar mendapatkan the right man, in the right place, at the right time. Sekaligus, kami juga akan
membuka kesempatan kepada Staf Senior yang potensial tapi selama ini tidak diberdayakan.
Saya bertekad untuk melakukan proses pengisian jabatan ini dengan mengedepankan prinsip-
prinsip transparency, accountability, equality, fairness dan semaksimal mungkin menghindari
too much shaking the boat. Jangan terlalu banyak menggoyang perahu yang akan mengganggu
kelajuan dalam berlayar !
Untuk memenuhi prinsip-prinsip di atas saya putuskan pengisiannya melalui lelang jabatan.
Metoda lelang jabatan ini sebenarnya merupakan hal yang lumrah. Pemerintah sudah
melakukannya dan bahkan sudah disahkan menjadi Undang-Undang ASN (Aparatur Sipil
Negara). Di dalamnya termasuk sudah diatur berapa jumlah jabatan yang dilelang dan berapa
yang menjadi hak prerogatif Menteri untuk ditetapkan oleh beliau sendiri.
RNI sendiri ternyata juga sudah menerapkan metoda pengisian jabatan dengan cara mendaftar
ini ketika pertama kali akan dilakukan pengisian jabatan Direksi Anak-anak Perusahaan Pabrik
Gula di tahun 2003! Hanya saja saat itu istilahnya bukan lelang, meskipun pada dasarnya
caranya sama.
Saya juga menetapkan jabatan Sekretaris Korporasi dan Kepala SPI tidak dilelang. Kedua
jabatan tersebut sangat strategis, terbukti di aturan Permen BUMN, untuk pengisian 2 jabatan
itu harus memperoleh persetujuan Dewan Komisaris. Itulah sebabnya, pejabatnya akan saya
tetapkan langsung tanpa lelang.
Dewan Pertimbangan Jabatan Pimpinan (Watimjab) segera saya tugasi untuk merancang
sistem seleksinya, mulai dari merumuskan mekanisme dan prosedurnya, sosialisasi,
penjaringan calon sampai ke pemilihan juri independen dan sistem penilaiannya. Selama
proses berjalan saya minta informasi yang relevan di upload di web RNI. Silakan diakses di
kanal “Watimjab”.
Sebagaimana sudah saya tekankan pada berbagai kesempatan bahwa saya tidak akan
menjadikan RNI ini sebagai medan perang, ajang balas dendam antar kelompok atau faksi-faksi
(kalau ada, mudah-mudahan tidak ada); tetapi saya akan manfaatkan RNI sebagai ladang
ibadah untuk semua karyawan. Mari tumpahkan segala ilmu dan kemampuan anda untuk
memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi kemajuan RNI. Jika sekarang belum
mendapat giliran untuk memimpin, saya yakin dengan kinerja yang konsisten, pada saatnya
pasti giliran tersebut akan datang.
Dalam waktu yang sangat sempit saya sempatkan untuk melakukan sosialisasi langsung
tentang organisasi baru dan sistem lelang jabatan ini. Di PT RNI Jakarta, saya sampaikan di
depan seluruh Kadiv/Kabag dan seluruh Staf. Di PT Rajawali II Cirebon dibarengkan dengan

175
paparan evaluasi giling seluruh PG yang diikuti oleh pejabat Kantor Direksi, GM dan para
Kabag. PG. Di Surabaya, selain dengan Direksi dan pejabat PT Rajawali I, hadir pula Direktur
PT Candi Baru, PT Rajawali Tanjungsari, PT Rajawali Citramas dan PT GIEB Indonesia yang
khusus terbang dari Bali ke Surabaya.
Saya sangat gembira ketika yang mendaftar untuk ikut dalam lelang jabatan ini mencapai 51
orang dengan berbagai latar belakang; Direktur Anak Perusahaan, Kadiv-Kabag RNI, pejabat di
anak perusahaan, Staf Senior di RNI Group dan 3 orang kandidat dari eksternal. Lebih-lebih
lagi, peserta dari Palembang (Mitra Ogan dan Laskar) juga cukup banyak, meskipun belum
saya kunjungi kesana. Kalau dilihat per daerah, penyebarannya adalah sbb.:
• Jakarta (RNI,Nusindo, eksternal) = 24 orang;
• Palembang (Mitra Ogan, Laskar) = 11 orang;
• Cirebon (PT Rajawali II) = 6 orang;
• Semarang (PT Phapros) = 2 orang;
• Sidoarjo (PT RTS) = 2 orang
• Surabaya (Rajawali I) = 1 orang.
Untuk menjaga obyektivitas dan independensi, saya mengundang penguji dari luar tetapi sudah
sangat paham dengan RNI yaitu Pak BES dari LPP Medan !
Seleksi tahap pertama, peserta diminta membuat essay tulis tangan dalam waktu 90 menit.
Setiap peserta diminta menuangkan pemahaman dan ide-idenya di bidang tugas yang
diminatinya. Mereka boleh memilih 2 jabatan tapi konsekuensinya dalam waktu yang sama
mereka juga harus menulis tentang 2 topik jabatannya.
Tahap berikutnya adalah pendalaman dengan Tim Penguji selama 30 menit tentang ide-ide
yang tadi ditulisnya.
Selanjutnya, tugas Watimjab adalah menyiapkan short list dari hasil seleksi untuk disajikan
kepada Direksi untuk dilakukan pendalaman lebih lanjut dengan Direksi. Supaya peserta tidak
terlalu lama meninggalkan pekerjaannya, saya minta dalam 2 hari itu seluruh proses, termasuk
wawancara short list dengan Direksi, harus dapat diselesaikan. Alhasil, hari kedua ada Direksi
yang pulang jam 11 malam karena Pak Dwi PP (Ketua Watimjab) baru bisa menyelesaikan
short list setelah maghrib.
Dalam perjalanannya, untuk memilih satu diantara 3 terbaik juga bukan hal yang mudah karena
tiap calon punya kekuatan dan kelemahan masing-masing. Akhirnya, setelah dua kali rapat
BOD dan mempertimbangkan banyak aspek : kompetensi (bisnis, manajerial, teknis), track
record, dll; akhirnya kami bisa memilih 8 orang untuk duduk sebagai Group Head dengan peta

176
sbb.:
• 3 GH diisi dari promosi
• 3 GH diisi dari eks Kadiv
2 GH diisi dari luar
Kami menyadari bahwa keputusan yag diambil BOD RNI masih belum memuaskan semua
pihak; namun kami meyakini bahwa kami telah memilih orang-orang terbaik yang paling sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan bisnis saat ini.
Selanjutnya kami mohon dukungan dari seluruh karyawan RNI Group untuk bersama-sama
bekerja keras dibawah tim Direksi dengan para Group Headnya yang baru ini.
Marilah kita jadikan RNI benar-benar menjadi ladang ibadah kita bersama, tidak ada lagi
perseteruan, tidak ada lagi anak emas, tidak ada lagi anak tiri….….. Semua bersinergi untuk
mencapai cita-cita kita bersama : RNI Bangkit………. RNI Jaya…….!!!!
Jakarta, 14 Juli 2015.
Didik Prasetyo

#3 – RTSE : Senyum Merekah di Bulan Penuh Berkah


Keputusan berat pertama yg harus diambil setelah saya duduk di kursi CEO RNI adalah
menyelesaikan rencana PHK Massal di RTSE atau RTE.
Semua kajian sudah lengkap. Semua perijinan, baik dari aspek legal maupun mekanisme
korporasi juga sudah terpenuhi. Demikian menurut teman-teman dari bagian yang terkait.
Secara profesional keputusan harus diambil. Mungkin kalau CEO RNI dari Amerika atau Eropa,
keputusan sudah jatuh.
Dari sisi bisnis, RTSE (Rajawali Tanjungsari Enjinering) yang dulunya hanya RTS tanpa
Enjinering memang sudah sangat meredup bisnisnya. Anak perusahaan RNI ini bergerak di
bisnis kulit yaitu memproduksi kulit setengah jadi dari bahan kulit mentah (sapi, kambing dan
domba). Produknya kemudian dijual ke produsen barang jadi untuk dibentuk menjadi end
product terutama tas dan sepatu. Diekspor ke Eropa, dikasih label merk kelas dunia dan masuk
lagi ke Indonesia dengan harga yang berlipat-lipat. Coba anda ke Tunjungan Plaza beli sepatu
merk Rottelli, harganya bisa jutaan, padahal komponen kulitnya hanya 1 – 2 square feet yang
dibeli dari RTSE kurang dari 2 US$ per sqftnya.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyehatkan bisnisnya. Masalah terbesarnya adalah
pada tingginya tingkat reject akibat kualitas produk yang rendah sehingga tidak lolos seleksi
buyer. RTSE konon pernah menyiasati dengan mengimpor kulit dari Mesir. Boleh dikatakan

177
waktu itu RTSE seperti buka kantor perwakilan di Mesir karena harus ada selector yang tinggal
disana untuk melakukan seleksi bahan baku.
Itu di sisi hulunya. Di hilirnya, kelemahan RTSE adalah ketergantungannya hanya pada satu
buyer. Sisi positipnya, dengan buyer utamanya ini sudah terjalin kemitraan yang baik karena
mereka memberikan pinjaman dana talangan terlebih dahulu sehingga RTSE tidak perlu pinjam
modal kerja.
Masalahnya muncul ketika terjadi mismatch antara pinjaman dengan setorannya akibat
membengkaknya HPP. Hal seperti ini terakumulasi terus sampai RTSE merugi dan makin tahun
makin besar. Persediaan barang jadi juga membengkak tapi tidak laku dijual kecuali diobral
dengan harga di bawah HPP.
Apalagi pasar ekspor juga lesu akibat krisis ekonomi melanda Eropa sehingga permintaan
produk fashion menurun drastis, termasuk produk-produk dari kulit. Makin lengkaplah
penderitaan RTSE yang berujung pada membengkaknya hutang.
Kondisi ini memberatkan RNI Holding karena harus menutup defisit yang terjadi di RTSE setiap
bulan dalam jumlah yang signifikan. Tentu saja hal ini membuat RNI juga “tidak tahan” sehingga
dilakukanlah kajian komprehensif yang berujung pada kesimpulan : tutup.
Di dunia bisnis, resiko seperti ini adalah masalah biasa. Pilihan yang tersedia di buku dan teori
atau praktek manapun juga sama. Tinggal pilih, turn around atau tutup.
Masalahnya…. Ini Ramadhan. Ini menjelang Lebaran. Saya harus menimbang masak-masak
dengan teman-teman Direksi. Apalagi, kami sebagai Direksi baru tentu saja tidak terlibat pada
waktu kajiannya dibuat. Bukan berarti kami tidak percaya dengan kajian sebelumnya. Tetapi
masalahnya……Apakah harus dilakukan penutupan sekarang? Di bulan suci yang penuh
berkah ini? Apakah tidak ada cara lain?
Tanpa terasa, saya membahas hal ini sampai jam 1 dini hari dengan beberapa teman di kala
week end. Jam 1 malam saya WA semua Direksi supaya besoknya (hari Minggu) semua
kumpul di kantor untuk membahas terakhir kalinya mengenai keputusan ini. Semua Staf yang
terkait harus hadir. Pengembangan, Legal, SDM, Keuangan….. saya tidak mau ada hal yang
terlewat sekecil apapun.
Akhirnya, kami – Direksi , bersepakat untuk menunda penutupan RTSE yang berujung PHK
massal ini.
Kami akan berikan kesempatan kepada RTSE untuk melakukan pembenahan. Turn around
kalau perlu.

178
Salah satu penyebabnya, saya juga banyak sekali mendapatkan masukan yang menyiratkan
tekad baru di kalangan karyawan RTSE. Masih ada peluang untuk pembenahan. Sistem
pengadaan bahan baku perlu dirombak agar diperoleh kulit mentah lebih bermutu untuk
mengurangi reject. Penggunaan energi dan listrik untuk pabrik masih bisa dihemat. Peluang
untuk menerima maklon dari luar perlu digarap dengan lebih serius.
Bahkan… entah ini serius atau tidak, karyawan juga siap untuk beralih status menjadi borongan
untuk meringankan biaya tetap yang sangat tinggi.
Semua ahli-ahli RNI di bidangnya masing-masing perlu turun untuk mengkaji dan
mengkonfirmasi sekali lagi masukan-masukan tersebut.
Saya melihat respon di medsos sangat positip. Foto-foto pabrik yang sekarang bersih kemilau
diupload di FB. Mudah-mudahan ini menyiratkan semangat untuk bersih-bersih di semua lini.
Tidak ada lagi main-main di bahan baku. Tidak ada lagi main-main di listrik, bahan kimia,
lembur, semuanya.
Pak Agung sebagai Direktur Pengembangan Usaha dengan gesit segera menemui buyer untuk
menguatkan komitmen bahwa RTSE masih bisa move on. Berbagai opsi harus dicari. Worse
come to worst, kalau sudah tidak bisa bertahan, mungkin RTSE ditawarkan untuk disewakan
saja. Karyawan biar diseleksi sesuai kompetensi dan kebutuhan. Model ikatan kerja dan upah
bisa dibicarakan. Yang penting RTSE tetap eksis dan tidak membebani RNI Holding.
Harapan baru juga muncul. Partner baru, alhamdulilah sudah mulai ada dan bahkan sudah
place order. Kegiatan produksi sudah mulai lagi.
RTSE sudah menggeliat lagi. Mudah-mudahan, di bulan penuh berkah ini, senyum sudah mulai
merekah. Kita tunggu sama-sama bagaimana RTSE berkiprah, menyambut masa depan yang
lebih cerah.
Wassalam,
Didik Prasetyo
Direktur Utama

#2 – “Membawa RNI kembali ke Khittah”


Assalamualaikum wr wb
Setiap kali terjadi pergantian pucuk pimpinan di RNI (baca : Direksi) selalu timbul discourse
mengenai bentuk pilihan organisasi perusahaan khususnya terkait dengan status PT RNI
sebagai perusahaan holding.
Istilah holding, investment holding ataupun operating holdingsebenarnya tidak ada atau tidak
diatur didalam Undang-undang Perseroan Terbatas (UU No 40 tahun 2007), yang diatur adalah

179
hubungan antara induk dan anak perusahaan, dimana induk adalah pemegang saham anak-
anak perusahaan.
Jadi sebenarnya pilihan mau menjadi holding seperti apa semata-mata adalah pilihan
manajemen. Artinya apapun yang dipilih tidak akan melanggar hukum apakah itu hukum
perdata apalagi pidana.
Sebagai Direktur Utama, saya memilih untuk melakukan pendekatan gabungan antara historis
dengan teoritis untuk menetapkan jenis holding yang akan dipilih. Namun faktor penentunya
adalah kenyataan yang dihadapi di lapangan yaitu tantangan dan peluang bisnis yang dihadapi
oleh RNI Group serta kemampuan SDM dan infrastruktur yang dimiliki RNI. Sebenarnya mimpi
besar saya adalah membawa RNI menjadi perusahaanholding company yang besar dan handal
dengan tugas utama sebagai perusahaan investasi. Perusahaan investasi yang besar dan
handal karena mampu melipat gandakan nilai perusahaan yang dikelolanya. Tentu saja untuk
mewujudkan mimpi tersebut saya perlu menyiapkan fungsi-fungsi organisasi yang lengkap serta
SDM yang handal. Alhamdulillah RNI sebenarnya memiliki SDM yang handal hanya belum
dioptimalkan dengan baik. Hal ini saya sadari setelah saya melihat berbagai permasalahan
yang membelit perusahaan mulai dari kondisi keuangannya, budaya perusahaan, infrastruktur
yang dimiliki…yang membuat saya berpikir untuk segera melakukan perubahan yang struktural.
Sebagai langkah awal perubahan adalah melakukan lelang jabatan terhadap pejabat-pejabat
puncak di RNI yang dilakukan secara obyektif, fair dan tidak ada seting-setingan untuk
membangun kepercayaan karyawan kepada manajemen (Saya akan bahas dalam CEO
Notes berikutnya). Saya yakin setelah kepercayaan karyawan kepada manajemen terbentuk,
RNI dapat langsung melesat meninggalkan perusahaan-perusahaan sejenisnya karena potensi
SDM maupun bisnisnya sangat besar.
Dari berbagai masukan yang saya dapatkan mulai dari membaca dokumen historis, ngobrol
dengan teman-teman RNI termasuk dengan para senior RNI, saya memperoleh kesan bahwa
sejak RNI didirikan dengan berbagai ragam jenis usahanya RNI pada dasarnya adalah
perusahaan investasi. Bahkan RNI merupakan salah satu cikal bakal konglomerat Asia saat
jaman kemerdekaan dulu. Jadi Khittah RNI adalah perusahaan investasi (investment holding),
RNI telah mengalami pasang surut dalam pencarian bentuk holding yang paling tepat sejak
awal berdirinya sampai dengan saat ini mulai dari non operating holding, menjadi operating
holding dengan ditariknya PT Rajawali Nusindo sebagai unit RNI Holding dan kembali menjadi
non operating holding setelah dirasa holding terlalu dibebani oleh pekerjaan-pekerjaan kecil
yang akhirnya melepaskan kembali PT Rajawali Nusindo dari unit RNI Holding. Sejarah ini akan
terlalu panjang bila saya ceritakan disini.

180
Baiklah! Apapun namanya, intinya adalah belajar dari pengalaman masa lalu pada dasarnya
peran RNI akan tepat hanya sebagai pemegang saham dari anak-anak perusahaannya yang
menentukan arah strategis bagi pengembangan RNI secara group sehingga bentuknya adalah
non operating holding atau investement holding sebagaimana Khittah-nya saat RNI didirikan.
Pertanyaannya adalah, sejauh mana peran RNI sebagai induk perusahaan dalam kaitannya
terhadap “kedalaman” hubungan kerja dengan anak perusahaan miliknya? Apakah hanya
sebagai pemegang saham as it is atau harus masuk ke dalam operasional anak perusahaan?
Bagaimana mekanisme pengendaliannya, kalau RNI hanya bertindak sebagai pemegang
saham yang ketemu setahun sekali dengan Direksi anak perusahaan.
Sungguh ini merupakan PR yang harus segera diselesaikan oleh manajemen sekarang,
sebetulnya tata kerja hubungan induk dengan anak dalam bentuk subsidiary governance saat
itu sudah saya minta untuk dirumuskan oleh Direksi RNI pada saat saya masih menjabat
sebagai Komisaris PT RNI (2008 – 2012). Namun entah mengapa sampai saat ini masih belum
selesai juga, oleh karena itu sudah menjadi tekad saya segera menyelesaikan subsidiary
governance tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sambil menunggu, saya kira
mekanisme kerja induk dengan anak sementara ini tetap mengikuti apa yang sudah berjalan
saat ini seperti :
1. Untuk memperoleh informasi terbaru dari anak perusahaan melalui penempatan pejabat
RNI baik Direksi maupun karyawan pimpinan RNI sebagai Komisaris anak perusahaan
dan Direksi anak perusahaan;
2. Sentralisasi kebijakan manajemen atas hal-hal yang sangat strategis yang dapat
mempengaaruhi bisnis RNI secara group;
3. Memberikan advice kepada direksi anak perusahaan baik secara teknis maupun
managerial;
4. Pertemuan rutin antara direksi RNI dengan komisaris dan direksi anak perusahaan.
Saya meyakini setelah terbentuk susbsidiary governance pengelolaan bisnis RNI secara group
akan jauh lebih Governance dan dapat membawa RNI meraih kejayaannya di masa yang akan
datang. Sekali lagi saya yakin dengan kekompakan Direksi RNI saat ini, dukungan karyawan
aktif maupun purna karya, pemerintah dan stake holder lainnya…kejayaan itu akan menjadi
kenyataan bukan sekedar PHP istilah yang populer saat ini.
Wassalam
Jakarta, 4 Juli 2015, pk. 04.15
Didik Prasetyo

181
#1 – “RNI Bangkit, RNI Jaya”
Assalamualaikum wr wb
Seminggu ini sungguh merupakan hari-hari yang penuh dengan kesibukan dan kerja keras
setelah diberikan amanah untuk memikul tanggung jawab sebagai Direksi di PT RNI sejak
tanggal 23 Juni 2015. Namun semua kesibukan dan kerja keras tersebut terasa menyenangkan
karena saya merasakan aura kekompakan dalam Tim manajemen PT RNI yang baru. Terima
kasih teman-teman Pak Agung, Pak Elka, Pak Joko, Pak Adit, Pak Dwi PP dkk dari Dewan
Pertimbangan Jabatan Pimpinan PT RNI dan para karyawan PT RNI holding atas dukungan
dan keikhlasannya untuk bekerja keras. Harapan saya semoga seluruh jajaran RNI Group
bersedia menerima kami dan mendukung kebijakan, program maupun upaya kami untuk
membawa PT RNI menjadi lebih baik.
Kedatangan kami membawa niat baik untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi
kebangkitan PT RNI agar PT RNI kembali Berjaya seperti harapan para stakeholders. Beberapa
keputusan strategis telah diambil oleh Direksi tentunya dengan dukungan Dewan Komisaris
dengan harapan Keputusan tersebut benar adanya dan akan membawa RNI menjadi lebih baik
salah satunya mengembalikan RNI ke khittahnya yakni sebagai perusahaan holding non
operasional (investment holding). Namun saya menyadari bahwa banyak juga kelemahan yang
mungkin ada disana sini dan pasti tidak akan menyenangkan semua orang, karena perubahan
arah PT RNI tersebut membawa konsekuensi pada perubahan struktur organisasi PT RNI
secara radikal. Dukungan para pihak terutama dari seluruh karyawan di RNI Group agar
kepercayaan kepada manajemen dapat diraih menjadi salah satu tugas berat yang harus dipikul
oleh manajemen sekarang. Kebijakan yang diambil Direksi untuk melakukan lelang jabatan di
beberapa jabatan pimpinan di RNI dilandasi oleh niat yang tulus agar semua karyawan RNI
yang sudah memenuhi syarat memperoleh hak yang sama untuk menduduki jabatan tersebut
secara obyektif dan fair. Biarkan Dewan Pertimbangan Jabatan Pimpinan RNI yang
dikomandani bapak Dwi Purnomo Putranto salah satu kader terbaik RNI yang sudah purna
karya bekerja secara professional dan objektif sehingga menghasilkan kandidat-kandidat
pimpinan terbaik untuk membantu Direksi mencapai sasaran yang sudah ditentukan. Saya
meyakini dengan dukungan seluruh karyawan secara professional PT RNI akan bangkit dan
kembali Berjaya sekali lagi “RNI Bangkit, RNI Jaya”
Wassalam
Jakarta , Kamis 2 Juli 2015, pk 23.35
Didik Prasetyo

182

Anda mungkin juga menyukai