Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS BBLR

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi (Handayani, 2006).
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO (2007) diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 33%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR
didapatkan di negara berkembang. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9% - 30%.(WHO,2007).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 AKB di Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran
hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah perdarahan
28%, eklamsi 24%, dan infeksi 11%. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir
27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat
melahirkan. (Depkes RI, 2008)
Secara umum Indonesia belum mempunyai angka untuk bayi berat lahir rendah (BBLR)
yang diperoleh berdasarkan survai nasional. Proporsi BBLR ditentukan berdasarkan estimasi yang
sifatnya sangat kasar, yaitu berkisar antara 7 – 14% selama periode 1999 – 2000. Jika proporsi ibu
hamil adalah 2,5% dari total penduduk maka setiap tahun diperkirakan 355.000 – 710.000 dari 5
juta bayi lahir dengan kondisi BBLR (Depkes RI, 2001).
Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat
lahir rendah (BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 – 14% yaitu
sekitar 459.200 – 900.000 bayi (Depkes RI, 2005).
Selama bulan september sampai oktober 2012 ada lebih dai 4 bayi lahir dengan BBLR
dalam 125 persalinan(10%) di ruang bayi RS.Sari Mulia Banjarmasin.berdasarkan latar belakang
diatas penulistertarik untuk mengangkat “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Dengan Berat Lahir Rendah” sebagai laporan pendahuluan pada praktik di lahan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada bayi dengan berat badan
lahir rendah.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari berat badan lahir rendah
b. Untuk mengetahui penyebab bayi dengan berat badan lahir rendah.
c. Untuk mengetahui gejala klinis pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
d. Untuk mengetahui patofisiologi pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
e. Untuk mengetahui komplikasi pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada bayi dengan berat badan lahir rendah.

C. MANFAAT

1. Bagi Klien
Memberikan informasi kepada klien tentang bayi dengan berat badan lahir rendah dan cara
perawatannya.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan untuk menambah wawasan tentang bayi dengan berat badan lahir rendah dan
asuhan yang diberikan.
3. Bagi Mahasiswa
Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan asuhan kebidanan pada bayi dengan berat badan
lahir rendah.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram
(sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Untuk keperluan bidan desa berat lahir diterima dalam 24
jam pertama setelah lahir.(Surasmi,2003).
Berat badan lahir rendah (BBLR) terdapat 2 penyebab kelahiran bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih
rendah dari semestinya, sekalipun umur kehamilan cukup atau kombinasi keduanya.
Menurut (Saifuddin dkk, 2000) berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi
berat lahir rendah dibedakan menjadi :
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
3. Bayi berat lahir rendah ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
Menurut Cunnigham dkk, BBLR didefinisikan sebagai bayi lahir kurang dari 2500 gram
dan telah dimodifikasi untuk menguraikan BBLR yang beratnya 1500 gram atau kurang dan bayi
yang luar biasa rendah (BBLBR) dan berat 1000 gram atau kurang. Menurut Mochtar (1998) sejak
tahun 1961 WHO mengganti istilah prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena
didasari tidak semua bayi yang berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bukan bayi
prematur.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat digolongkan menjadi :
1. Premature murni
Bayi lahir pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai.
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai umur kehamilan.
4. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan janin dengan lanjutan
kehamilannya. Atau bayi baru lahir dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan.
5. Large for date
Bayi yang dilahirkan lebih lama dari usia kehamilan.

B. ETIOLOGI
Menurut (Surasmi,2003),Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR, antara lain:
1. Faktor lbu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan antepartum, trauma
fisik dan psikologis, diabetes mellitus, toksemia gravidarum, komplikasi hamil PE/E dan KPD,
dan nefritis akut.
b. Umur ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak
kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 - 35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada
golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik
(khususnya anemia) dan pelaksanaan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas
pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.temyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan
bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
d. Sebab lain
Ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor Janin
Hidramion, kehamilan ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam rahim
3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.

C. GEJALA KLINIS
Menurut(Kosim,dkk.2008).Tanda gejala pada BBLR, antara lain:
1. Berat kurang dari 2500 gram
2. Panjang kurang dari 45 cm
3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm
4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6. Kepala relatif lebih besar
7. Kulit : tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang
8. Otot hipotonik-lemah
9. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)
10. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus
11. Kepala tidak mampu tegak
12. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit
13. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit
14. Kuku panjang belum melewati ujung jari
15. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
16. Tulang rawan dan telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga tidak teraba tulang rawan
daun telinga
17. Rambut lanugo masih banyak
18. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
19. Alat kelamin pada bayi laki-laki rugat skrotum kurang, testis belum turun ke dalam skrotum, untuk
bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora dan labia mayora belum tertutup.
20. Fungi saraf yang belum/kurang matang mengakibatkan reflek hisap, menelan dan batuk yang
masih lemah dan tangisnya lemah.
21. Jaringan kelenjar mammae masih kurang.

D. PATOFISIOLOGIS
Menurut(Prawirohardjo, 2002).Patofisiologis dari BBLR,antara lain :
1. Sindrom gangguan pernafasan
2. Hipoglikemia
3. Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang
4. Hipertermia
E. KOMPLIKASI
Menurut(Kosim,dkk.2008).Komplikasi yang terjadi pada bayi BBLR antara adalah:
1. Kerusakan bernafas : fungsi organ belum sempurna.
2. Pneumonia, aspirasi : refleks menelan dan batuk belurn sempurna.
3. Perdarahan intraventrikuler: perdarahan spontan di ventrikel otak lateral disebabkan anoksia
menyebabkan hipoksia otak yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah
sistemik.
Masalah-masalah yang muncul pada bayi BBLR adalah sebagai berikut:
1. Suhu Tubuh
a. Pusat pengatur panas badan belum sempurna.
b. Luas badan bayi relatifbesar sehingga penguapannya bertambah.
c. Otot bayi masih lemah.
d. Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas badan.
e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan BBLR perlu diperhatikan
agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat diperhatikan sekitar 30˚C sampai 37˚C
2. Pernafasan
a. Pusat pengatur pernafasan belum sempurna.
b. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna.
c. Otot pernafasan dan tulang iga lemah.
d. Dapat disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru, gagal
pernafasan.
3. Alat pencernaan makanan
a. Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan kurang baik.
b. Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga pengosongan lambung
berkurang.
c. Mudah terjadinya regurtasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia.
4. Hepar yang belum matang (immatur)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia
(kuning) sampai kernikterus.
5. Ginjal masih belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga
mudah terjadi edema.
6. Perdarahan dalam otak
a. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
b. Sering mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam otak.
c. Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan dapat menyebabkan kematian.
d. Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga memudahkan terjadi perdarahan dan nekrosis.

F. PENATALAKSANAAN
Menurut (Kosim.dkk,2008) :
1. Mempertahankan suhu tubuh dan lingkungan.
2. Mencegah infeksi.
3. Mempertahankan usaha respirasi.
4. Mencegah kerusakan integritas kulit.
5. Memberikan asuhan kepada keluarga.
Tatalaksana pada bayi dengan berat badan lahir rendah pada saat lahir, antara lain:
1. Tanyakan tanggal perkiraan kelahiran atau umur kehamilan
2. Ukur berat badan bayi saat lahir, lakukan pemeriksaan fisik lengkap
3. Tentukan bayi adalah :BBLR yang boleh dirawat oleh bidan, adalah BBLR dengan berat di atas
2000 gram, tanpa masalah/komplikasi.
4. Untuk semua bayi baru lahir:
a. Keringkan dan stimulasi
b. Jaga bayi baru lahir tetap hangat
c. Periksa pernapasan bayi dan warnanya
d. Lakukan resusitasi jika diperlukan
e. Lakukan kontak kilit dengan kulit bayi dan ibu sesegera mungkin
f. Mulai pemberian ASI sesegera mungkin ( atau perah ASI (kolostrum) dan berikan dengan cangkir
sesegera mungkin).
Untuk semua bayi dengan berat 2000 – 2499 gram:
1) Jaga bayi tetap hangat
2) Jaga bayi selalu “kontak kulit dengan kulit” dengan ibunya
3) Tutupi ibu dan bayi keduanya dengan selimut atau kain yang hangat.
4) Tutup kepala bayi dengan kain atau topi.
5) JANGAN memandikan bayi selama 3 hari atau sampai suhu tubuh stabil.
6) Mendorong ibu meneteki (atau memerah kolostrum dan memberikan dengan cangkir) sesegera
mungkin.
5. Periksa pernapasan, kehangatan, warna dan minum ASI (menghisap) setiap 30-60 menit selama 6
jam.Beri bayi baru lahir dosis tunggal vitamin K 1 mg IM. Ajari ibu dan keluarga menjaga bayi
tetap hangat dengan selalu melakukan “kontak kulit dengan kulit”.
6. Jika suhu aksila turun dibawah 36˚C (96.80F):
a. Hangatkan bayi dengan menghangatkan ruangan, pakai sumber panas, dan tutupi bayi dan ibu
keduanya dengan selimut atau kain yang lebih hangat.
b. Sarankan ibu dan keluarga selalu mencuci tangan sebelum memegang BBLR. Jika masalah
bertambah: Jika BBLR membiru, atau memiliki gangguan pernafasan, stimulasi dan rujuk ke
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi menggunakan Pedoman Rujukan. Jika bayi tidak menghisap
dengan baik, perah dan beri ASI dengan menggunakan cangkir dan segera rujuk ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi.
BBLR
Gagal nafas
Gangguan hepar
Gangguan ginjal
Kesulitanmencerna makanan
Perdarahan di otak

Ketidakmampuan mempertahankan
suhu tubuh
Faktor Janin

 Hidramnion

 Gamelli

 Kelainankromosom

 Cacatbawaan

 Infeksidalam uterus

Faktor Ibu

 Penyakit
 Umuribu

 Keadaansosek

 Sebablain

Faktorlingkungan

 Radiasi

 Zat-zatracun

TATA LAKSANA BAYI BBLR


Di RUANG BAYI RS SARI MULIA BANJARMASIN
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BERAT BADAN LAHIR RENDAH LAHIR DENGAN SECTIO
CAESARIA ATAS INDIKSI GEMELI
DI RS SARI MULIA BANJARMASIN

Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 22 Oktober 012


Tempat Pengkajian : Ruang Bayi RS Sari Mulia Banjarmasin

A. SUBJEKTIVE DATA
1. Identitas
Bayi
Nama Bayi Ny.Y1 Bayi Ny.Y2
Tanggal lahir 27 Sept 2012 27 Sept 2012
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki

Orang Tua
Ibu Ayah
Nama Ny. Y Tn. M
Umur 38 tahun 36 tahun
Agama Islam Islam
Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Jl.Handil Bakti Jl. Handil Bakti
Banjarmasin Banjarmasin

2. Keluhan Utama
Bayi Ny.Y1 Saat lahir Merintih,berat badan bayi sejak lahir sampai usia 27 hari 1700 gram, gerakan
kurang aktif, warna kemerahan, menyusu menggunakan alat bantu minum OGT dan dalam
incubator dan bayi Ny.Y2 meninggal saat usia 14 hari.
3. Riwayat Prenatal
a. Kehamilan ke :3
b. Tempat ANC : Puskesmas
c. Imunisasi TT :-
d. Obat yang pernah diminum selama hamil : Fe, calk
e. Penerimaan ibu/keluarga terhadap kehamilan : Baik
f. Masalah yang pernah dialami selama hamil : Tidak ada

4. Riwayat Intranatal
a. Persalinan ke :3
b. Tempat persalinan : Rumah Sakit
c. Masalah saat persalinan : Gemeli
d. Cara persalinan : SC
e. Lama persalinan
Kala I :-
Kala II :-
f. Keadaan bayi saat lahir : Hidup
Segera menangis/tidak : Merintih
BB lahir/PB lahir : 1700 gram/44 cm
5. Riwayat Kesehatan
a. Bayi
Bayi tidak memiliki kelainan congenital.

b. Keluarga
Dari pihak keluarga tidak memiliki penyakit seperti hipertensi, asma, DM, hepatitis, jantung, dan
penyakit lainnya.

6. Data Kebutuhan Biologis


a. Kebutuhan Nutrisi
Jenis : ASI
Frekuensi : Sesuai kebutuhan
Banyaknya : Sesuai kebutuhan
Keterangan : Menggunakan alat bantu minum OGT
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x
Warna : Hijau kehitaman
Konsistensi : Lembek
Masalah : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 1-2x
Warna : Kuning jernih
Bau : Pesing
Masalah : Tidak ada
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi : Bayi hanya di Seka 1x
Frekuensi ganti pakaian : Sesuai kebutuhan
Penggunaan popok anti tembus : Menggunakan

7. Data Psikososial dan Spiritual Orang Tua/Keluarga


a. Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi : Senang
b. Tanggapan keluarga terhadap keadaan bayi : Cemas
c. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
d. Pengetahuan keluarga tentang perawatab bayi : Cukup
e. Kebiasaan atau ritual dalam keluarga berkaitan dengan kelahiran dan perawatan bayi :
Aqiqah, Tasmiyah
B. OBJEKTIVE DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda vital : T : 37˚C, N : 124x/m, RR : 48x/m
2. Pemeriksaan Antropometri
a. BB : 1700 gram
b. PB : 44 cm
c. Lingkar kepala : 30 cm
d. Lingkar dada : 29 cm

3. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Datar, UUB belum menutup
Muka : Tidak ada paralysis wajah
Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat
Telinga : Recoil cepat kembali
Hidung : Tidak ada sumbatan jalan nafas
Mulut : Tidak tampak sianosis, tidak ada labioskizis
Leher : Tidak tampak pembesaran vena
Dada : Tidak tampak retraksi dada
Mamae: Terdapat putting susu
Abdomen : Supel, tidak tampak infeksi tali pusat
Tungkai : Lengkap, tidak ada sindaktil ataupun polidaktil
Genitalia : Testis sudah turun ke skrotum
Anus : Terdapat lubang anus

4. Pemeriksaan Refleks Primitif


a. Reflex moro : (+)
b. Refleks grasphing : (+)
c. Reflex rooting : (+)
d. Reflex sucking : (+)
e. Reflex baby’n sky : (+)

5. Pemeriksaan Perkembangan Bayi


a. Kemampuan bahasa bayi : Tidak dilakukan
b. Kemampuan motorik halus : Tidak dilakukan
c. Kemampuan motorik kasar : Tidak dilakukan
d. Adaptasi sosial : Tidak dilakukan

6. Pemeriksaan Penunjang
HB :10,4gr/dl

C. ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan : Bayi baru lahir usia 27 hari dengan berat badan
lahir rendah
Masalah : KU lemah
Kebutuhan : Perawatan dan therapy

D. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu tentang keadaan bayinya yang termasuk bayi dengan berat badan
lahir rendah, dengan BB : 1700 gram, dan tanda vital T : 37˚C, N : 124 x/m, RR : 48 x/m.
“ibu mengetahui tentang keadaan bayinya”
2. Memberikan perawatan incubator untuk menjaga kehangatan tubuh bayi dalam seharian penuh.
“perawatan telah dilakukan”

3. Melakukan pemasangan O2 untuk membantu memperlancar pernafasan bayi 2 liter


“O2 telah dipasang”

4. Observasi keadaan umum bayi, tanda hipotermi, serta tanda-tanda vital bayi, meliputi suhu, nadi,
dan respirasi.
“observasi telah dilakukan”
5. Memberikan bayi ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi 12x30cc /2 jam melalui OGT.
“ASI telah diberikan”
6. Observasi eliminasi bayi dari BAB dan BAK setiap hari,mengganti pakaian bayi apabila basah
dan menyeka bayi 1xsehari untuk kebersihan bayi
“Observasi telah dilakukan”
7. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy, yaitu:
a. Infus : D10% + 2amp Cal Gluc 3cc/jam
Benutrion 2cc/jam
b. Injeksi : Neo-k 1x 1 mg
Aminophillin 3 x 3mg
Cortidex 3,o3 mg
Zotam 2 x 100 mg
“Therapy telah diberikan”
CATATAN PERKEMBANGAN

1. Senin , A. Subjektive Data


22 Oktober
Gerak kurang aktif, menangis merintih
2012
B. Objektive Data
BB:1700gram
T : 37˚C, N : 124 x/m, RR : 48 x/m
Kepala : UUB belum menutup
Mata : Tidak ikterik
Hidung : Tidak tampak pernafasan cuping hidung
Mulut : Terpasang OGT
Dada : Tidak ada retraksi dada
Tungkai : Hangat
Kulit : Kemerahan, Terdapat lanugo
C. Assesment
Bayi BBLR usia 27 hari
D. Planning
1. Menjaga kehangatan bayi dengan perawatan incubator
dan mengganti popok jika basah.
“kehangatan bayi sudah terjaga”
2. Mengobservasi KU dan TTV.
“observasi telah dilakukan”
3. Melakukan pemenuhan nutrisi bayi di berikan PASI
12x30cc/ 2 jam via oral.
“ASI telah diberikan”
4. Melanjutkan therapy, dengan infuse D10% + 2 amp cal
gluc 3cc/jam,Benutrion 2cc/jam dan injeksi yaitu injeksi
neo-k 1x1 mg, aminophillin 3x3 mg, zotam 2x100
mg,cortidex 3.03 ml.
“therapy telah diberikan”
2. Selasa , A. Subjektive Data
23 Oktober
Gerak kurang aktif, menangis merintih
2012
B. Objektive Data
BB:1700gram
T : 37˚C, N : 124 x/m, RR : 48 x/m
Kepala : UUB belum menutup
Mata : Tidak ikterik
Hidung : Tidak tampak pernafasan cuping hidung
Mulut : Terpasang OGT
Dada : Tidak ada retraksi dada
Tungkai : Hangat
Kulit : Kemerahan, Terdapat lanugo
C. Assesment
Bayi BBLR usia 28 hari
D. Planning
1. Menjaga kehangatan bayi dengan perawatan incubator
dan mengganti popok jika basah.
“kehangatan bayi sudah terjaga”
2. Mengobservasi KU dan TTV.
“observasi telah dilakukan”
3. Melakukan pemenuhan nutrisi bayi di berikan PASI
12x30cc/ 2 jam via oral.
“ASI telah diberikan”
4. Melanjutkan therapy, dengan infuse D10% + 2 amp cal
gluc 3cc/jam,Benutrion 2cc/jam dan injeksi yaitu injeksi
neo-k 1x1 mg, aminophillin 3x3 mg, zotam 2x100
mg,cortidex 3.03 ml.
“therapy telah diberikan”
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemerikasaan pada kasus bayi Ny. Y di ruang bayi RS
Sari Mulia Banjarmasin, diketahui bahwa kelahiran bayinya dengan berat badan rendah
dipengaruhi dari faktor janin yaitu kehamilan ganda.
Menurut (Saifuddin dkk,2000), Bayi Ny.Y termasuk Bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR), berat lahir 1500-2500 gram
1. Menurut (Surasmi,2003), Faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR pada bayi Ny.Y
dikarenakan dari faktor janin yaitu kehamilan ganda.
2. Gejala klinis
Pada bayi Ny.Y berat kurang dari 2500gram,berat bayi Ny.Y 1700gram dengan panjang badan
kurang dari 45cm yaitu dengan 44cm.
3. Patofisiologi
Pada bayi Ny.Y suhu tubu nya dipertahankan agar tidak terjadi hipotermia maka bayi dimasukan
ke dalam incubator agar terjaga kehangatan tubuh bayi
4. Penatalaksanaan yang dilakukan pada bayi dilakukan tindakan segera, yaitu:
1. Perawatan incubator
2. Pemasangan O2
3. Observasi KU dan TTV
4. Pemenuhan kebutuhan Nutrisi
Diberikan therapy sesuai dengan advis dokter,yaitu:
a. Infus : D10% + 2amp Cal Gluc 3cc/jam
Benutrion 2cc/jam
b. Injeksi : Neo-k 1x 1 mg
Aminophillin 3 x 3mg
Cortidex 3,o3 mg
Zotam 2 x 100 mg
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram
(sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan. Dari hasil pengkajian yang dilakukan,
keadaan bayi yang lemah dikarenakan berat badannya yang rendah yaitu 1700gram sehingga bayi
kesulitan untuk mempertahankan panas di tubuhnya, yang mengakibatkan keadaan bayi menjadi
lebih buruk dibanding saat lahir.
Diagnosa yang dapat ditegakkan:
- Diagnosa Kebidanan : Bayi baru lahir usia 27 hari dengan berat
badan lahir rendah
- Masalah : KU lemah
- Kebutuhan : Perawatan dan therapy
Tindakan yang diberikan sesuai dengan protap dan advis dokter, yaitu: Perawatan
incubator,pemasangan O2,Observasi KU dan TTV,pemenuhan kebutuhan nutrisi,pemasangan
infuse dan Pemberian injeksi antibiotic.Dari tindakan yang telah diberikan, kehangatan bayi
terjaga, pernafasan bayi lancar, secara umum bayi stabil.

B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat praktek
sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.
2. Bagi Instansi Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang yang
telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat memahami sedalam-dalamnya
tentang masalah yang dialami klien agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.

3. Bagi Instansi Pendidikan


Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun keterampilan
secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam memberikan
pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes,2008.Proporsi bayi berat lahir rendah di indonesia

Handayani,Siti.2006.Bayi berat lahir rendah

Kosim, M.Sholeh,dkk.2008.Buku Ajar Neonatologi.Jakarta:Badan Penerbit IDAI.


Llewellyn-Jones, Derek.2002.Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi.Jakarta: Hipokrates.
Prawirohardjo,Sarwono.2002.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rahayu,Sri.2008.KTI Hubungan pendidikan dan paritas terhadap kejadian BBLR di banjarmasin.
Straight, Barbara R.2004.keperawatan ibu-bayi baru lahir.Jakarta:EGC,2004

WHO,2007. Prevalensi bayi berat lahir rendah

Anda mungkin juga menyukai