Koreksi 1 Sub Kimite Etik Disiplin
Koreksi 1 Sub Kimite Etik Disiplin
PENDAHULUAN
Menurut who (world health organization), rumah sakit adalah bagian integral
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
1.2 Tujuan
sakit.
Komite tenaga kesehatan lain meliputi Tenaga Bidan. Ahli Gizi, Tenaga
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sub Komite Etik dan Disiplin Tenaga Kesehatan Lain
Etik berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti ”yang baik, yang layak”. Etik
Etika Rumah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk
Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang hampir bersamaan
dengan kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional
masalah-masalah atau dilema etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau
akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi di
rumah sakit.
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini
dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar
Subkomite Tenaga Kesehatan Lain adalah tentang: Tenaga Rekam medis, Tenaga
laboratorium, Tenaga radiologi, Ahli Gizi, Perawat Gigi, Penata Anastesi, Tenaga
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
dan teknologi.
Kesehatan Keluarga.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
keluarga
Ahli radiographer adalah salah satu profesi yang baik langsung maupun
materil dan mental spiritual bagi masyarakat Indonesia. oleh karena itu,
kesehatan masyarakat.
paragraf
B. Kewajiban Umum
profesinya, selalu berpegang teguh pada sumpah jabatan dank ode etik
memakai angka/huruf
profesinya.
Radioterapi.
ahi lainnya.
kesehatan.
sama dengan ahli lain yang terkait dan melaksanakan tugas secara
profesinya.
terhadap masyarakat.
terhadap masyarakat.
A. Mukadimah
satu wujud dari kesejahteraan nasional dan mempunyai andil yang besar
UUD 1945.
maka Perekam Medis merasa perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan
B. Pengertian
kesehatan.
tertinggi.
4. Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta
atas informasi pasien yang terkait dengan identitas individu atau sosial.
3. Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun atas tindakan no.1 dan 2.
E. Peningkatan Pengetahuan Dan Kemampuan
kesehtan.
organisasi profesi.
dengan baik.
H. Penutup
penemuan teknik atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan
masyarakat.
hak-hak teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus
11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang
menghormati.
tersebut.
2. Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara bertanggung
jawab.
pemberian pelayanan.
yang ada.
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang
Pasal 5
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain.
Pasal 7
profesinya.
Pasal 8
Pasal 9
SEJAWAT
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
BAB V - PENUTUP
Pasal 15
sehari-hari.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar
atau tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib
A. Kewajiban Umum
pendidik masyarakat.
dan kuratif.
masyarakat.
kecuali pada waktu itu ada orang lain yang lebih mampu memberikan
pertolongan.
5. Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib memberikan pelayanan kepada
dan aman.
individu
E. Penutup
kebersamaan.
Pasal 1
1. Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan bidang
peraturan perundang-undangan.
6. Majelis Kode Etik adalah lembaga atau badan yang dibentuk oleh
(IPAI).
Pasal 2
1. Setiap Penata Anestesi harus menjunjung tinggi, menghayati dan
kepercayaan klien.
Pasal 3
pasien.
berakhirnya hubungan
Pasal 4
Lain
Pasal 5
maupun tertulis.
(IPAI) harus diajukan kepada Majelis Kode Etik untuk diperiksa dan
tidak dibenarkan untuk disiarkan melalui media social atau cara lain.
Pasal 6
1. Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib menjaga
Pasal 7
dengan baik.
Air
Pasal 8
1. Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) dalam
Kepenataan Anestesi.
Anestesi.
A. Mukadimah
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam upaya
pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi
1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli
bila diperlukan.
masyaarakat yang dilayaninya baik pada saat klien masih atau sudah
hal suku, agama, ras, status sosial, jenis kelamin, usaha dan tidak
yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
makan dan aktifitas fisik yang seimbang sesuai dengan nilai praktek
kerendahan hati dan mau menerima pendapat orang lain yang benar.
dipekerjakan).
A. Mukadimah
Kode etik PAFI ini sebagai landasan moral profesi yang harus diamalkan
dapat dipercaya.
berhak
sejawat atau teman sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil yang
tengah masyarakat
2. Seorang Asisten Farmasi Indonesia dalam pengabdian profesinya
yang dimiliki
Lainnya
kesehatan lainnya.
lainnya.
2.2.10 Kode Etik Analisis Kesehatan
A. BAB I KEWAJIBAN U M U M
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
serta dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli terhadap tugas dan
lingkungan.
Pasal 5
Pasal 7
Pasal 9
Pasal 10
Setiap ATLM harus membina hubungan kerjasama yang baik dan saling
sosial.
Pasal 12
profesional.
Pasal 13
dipercayakannya kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berhak dan jika
Pasal 14
Pasal 16
Setiap ATLM harus memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan
Pasal 17
Pasal 18
sesuai dengan standar prosedur operasional dan norma yang berlaku pada
masyarakat.
Setiap ATLM senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
Pasal 20
teknologi.
Pasal 21
Setiap ATLMberkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan
Pasal 22
Pasal 23
Setiap ATLM harus memelihara kesehatan dirinya supaya dapat bekerja dan
Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 49 ayat 1-4,
sebagai berikut :
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), konsil masing-
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi disiplin
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik
antara lain tingginya beban kerja tenaga kesehatan, ketidak jelasan Kewenangan
pelayanan yang sudah mulai berorientasi pada bisnis. Kemampuan praktik yang
sesuai dengan standar hanya merupakan kemampuan yang dipelajari pada saat di
tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan
secara terencana, terarah dan dengan kemauan yang tinggi sehingga pelayanan
kesehatan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan mendapat
kepuasan.
3.2 Saran
3.2.1 Sebagai