Penetapan Tekstur Tanah Metode Pipet
Penetapan Tekstur Tanah Metode Pipet
FISIKA TANAH
Oleh :
Annastasia Leony D P
A1H011039
A. Latar Belakang
Tanah adalah lapisan yang menyelimuti bumi anatara litosfer (batuan yang
membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah merupakan tempat tumbuh
kembangnya tanaman. Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan
dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi,
palawija, sayuran, buah-buahan maupun kehutanan, meskipun saat ini telah
banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik,
Airponik, dan lain-lain, tetapi apabila usaha budidaya dalam skala luas masih
lebih ekonomis dan efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya
peranan tanah dalam usaha tani, maka haruslah dilakukan perawatan sebaik
mungkin untuk menjaga kesuburan tanahnya.
Kesuburan tanah merupakan faktor vital yang turut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanah mempunyai beberapa
karakteristik yang terbagi dalam tiga kelompok diantaranya adalah sifat fisik, sifat
kimia, dan sifat biologi. Sifat fisik tanah antara lain adalah tekstur, permeabilitas,
infiltrasi, dan lain-lain. Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik tanah yang berbeda.
Usaha untuk memperbaiki kesuburan tanah tidak hanya terhadap perbaikan sifat
kimia dan biologi tanah tetapi juga perbaikan sifat fisik tanah. Perbaikan keadaan
fisik tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, perbaikan struktur tanah,
dan meningkatkan kandungan bahan organic tanah. Selain itu sifat fisik tanah
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah
menentukan penetrasi akar dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi
tanaman. Sifat fisik juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.
Salah satu sifat fisik tanah adalah tekstur tanah, tekstur tanah merupakan
salah satu karakteristik penting yang perlu diteliti karena berkaitan dengan
pemilihan tanaman untuk ditanam pada lahan tertentu, karena setiap jenis tanaman
cenderung menghendaki tekstur tanah tertentu sebagai tempat tumbuhnya. Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif (dalam bentuk persentase) fraksi-fraksi pasir,
debu, dan liat. Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara teliti harus dilakukan
analisa tekstur di laboratorium yang disebut analisa mekanik tanah. Dalam
menetapkan tekstur tanah, ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang,
hydrometer, dan pipet. Sedangkan metode yang digunakan untuk praktikum fisika
tanha kali ini adalah metode pipet.
B. Tujuan
1. Cawan porselen
2. Gelas beker
3. Gelas ukur
4. Kertas lakmus biru
5. Kompor
6. Pipet
7. Thermometer
8. Tanah kering udara
9. Larutan H2O2
10. Larutan HCl
11. Larutan NaOH
12. Aquades
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
Lama Menunggu
Suhu Pemipetan II (silt and clay) Pemipetan III (clay)
20cm 5 cm
20 1’30” 30 54
21 1’28” 30 48
22 1’26” 30 43
23 1’24” 30 38
24 1’22” 30 33
25 1’20” 30 28
26 1’18” 30 23
27 1’16” 30 20
28 1’14” 30 14
29 1’13” 30 10
30 1’11” 30 05
31 1’10” 30 01
32 1’08” 20 50
33 1’06” 20 53
Tabel 1. Hubungan antara suhu dan cairan dengan kecepatan jatuh partikel
Catatan : ‘ = menit , “ = detik, 0 = jam
Penetapan Tekstur :
1. Gram pasir (P) = (b – a) gram
= 69.15 – 67.95
= 1.2 gram
2. Gram debu+liat (D+L) = (b – a) gram
= 72.60 – 72.25
= 0.35 gram
3. Gram liat (L) = (b – a) gram
= 75.19 – 74.85
= 0.34 gram
4. Gram debu = (D+L) – L
= 0.35 – 0.34
= 0.01 gram
= 1.55 gram
gram pasir
1. Persen pasir = X 100 %
∑PDL
1.2
= 1.55 X 100 %
= 77.42 %
gram debu
2. Persen debu = X 100 %
∑PDL
0.01
= 1.55 X 100 %
= 0.64 %
gram liat
3. Persen liat = X 100 %
∑PDL
0.34
= 1.55 X 100 %
= 21.94 %
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
Anonim. http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2182/7/bab30001.PDF
diakses pada tanggal 17 Mei 2013.
Buckman, Harry O. 1982. Ilmu Tanah. PT Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Djunaedi, M. Sodiq. 2008. Teknik Penetapan Berat Isi Tanah di Laboratorium
Fisika Tanah Balai Penelitian Tanah.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/bt132087.pdf. Diakses
tanggal 19 Maret 2011.
Foth, Henry D. 1986. Fundamental of Soil Science. Gajah Mada University.
Yogyakarta.
Hakim, N, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Hanafiah, Kemas. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Lugito. 2012. Teknik Pengambilan Contoh Tanah Utuh dan Agregat Terganggu
(Bongkah) Laporan Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Bandar Lampung. http://lugito-center.blogspot.com/2012/12/teknik-
pengambilan-contoh-tanah.html. diakses tanggal 17 Mei 2013.
Nugroho, Agung Wahyu. 2006. Karakteristik Tanah.
http://www.dephut.go.id/files/Agung.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2013.
Poerwowidodo.1991. Ganesha Tanah. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Suganda,Husein, Achmad Rachman, dan Sutono . Petunjuk Pengambilan Contoh
Tanah.
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/lainnya/NOMOR%2002
.pdf diakses pada tanggal 17 Mei 2013.
Sutedjo, M.M. 2002. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah
Pertanian. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Tim penyusun. 2013. Modul Praktikum Fisika Tanah. Fakultas Pertanian.
UNSOED
Utomo, Wani Hadi. 1985. Dasar-dasar Fisika Tanah. Universitas Brawijaya,
Malang.