Jembatan Gantung
Jembatan Gantung
Disusun oleh :
Andreas Brian V. P. (135060100111011)
Zuhal Azmi (135060101111037)
Yopi Adi Prayoga (135060101111039)
Ivan Agus Hadinata (135060101111043)
Reza Dwipa Sandhi (135060101111059)
Najmi Faradisa (135060101111061)
Mala (135060101111067)
Salwa Saputri (135060107111011)
Ika Widyastuti (135060107111057)
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perencanaan jembatan gantung (suspension bridge).
2. Mengetahui metode pelaksanaan konstruksi pada jembatan gantung
(suspension bridge).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jembatan gantung merupakan pilihan yang efisien dan efektif sebagai sarana
transportasi untuk menyeberangi sungai atau jurang. Keunggulan jembatan gantung
dibandingkan dengan jembatan lainnya, antara lain :
- Memiliki nilai estetika
- Memiliki bentang relatif panjang untuk melewati sungai atau jurang di mana
pemasangan tiang-tiang penyangga secara menerus dengan bentang pendek
tidak dimungkinkan
Jembatan gantung memiliki beberapa elemen struktur dominan, seperti kabel
utama, batang penggantung, gelagar memanjang, dan menara. Di antara elemen struktur
tersebut, perlu diteliti elemen mana yang memberi kontribusi dominan terhadap tingkat
keamanan struktur, dan seberapa besar pengaruh perubahan kuantitas dimensi elemen
struktur terhadap perubahan tingkat keamanan struktur. Dalam merancang jembatan
yang aman namun ekonomis, perlu ditentukan pilihan dimensi yang sesuai.
Pengguna jembatan dan tingkat lalu lintas harus diidentifikasi secara jelas karena
akan menentukan lebar lantai jembatan yang diperlukan dan beban hidup pada jembatan
yang akhirnya akan menentukan biaya konstruksi. Lebar untuk jalan masuk dan lintasan
untuk tipetipe yang berbeda dan tingkat-tingkat lalu lintas terdiri dari dua lebar standar,
yaitu:
a) 1 m sampai dengan 1,4 m untuk pejalan kaki, sepeda, hewan ternak, sekawanan
hewan, gerobak dorong beroda satu dan beroda dua, dan motor (jembatan
pejalan kaki kelas II)
b) 1,4 m sampai dengan 1,8 m untuk kendaraan yang ditarik hewan dan kendaraan
bermotor ringan dengan maksimum roda tiga (jembatan pejalan kaki kelas I).
b) Bangunan bawah
- Menara/pylon berfungsi sebagai tumpuan kabel utama dan gelagar utama,
serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang bekerja melalui struktur pilar
atau langsung ke pondasi
- Blok angker adalah tipe angker untuk semua jenis tanah yang berfungsi
sebagai penahan ujung-ujung kabel utama serta melimpahkan gaya-gaya yang
dipikulnya ke pondasi
- Pondasi menara dan blok angker berfungsi sebagai pemikul menara dan
blok angker serta melimpahkan beban dan gaya-gaya yang bekerja ke lapisan
tanah pendukung
Selain bentang utama, biasanya jembatan gantung mempunyai bentang luar (side
span) yang berfungsi untuk mengikat/mengangkerkan kabel utama pada blok angker.
Walaupun pada kondisi tertentu terdapat keadaan di mana kabel utama dapat langsung
diangkerkan pada ujung jembatan dan tidak memungkinkan adanya bentang luar, bahkan
kadangkala tidak membutuhkan dibangunnya pilar.
2.3 Tipe Jembatan Gantung
Berkaitan dengan bentang luar (side span) terdapat bentuk struktur jembatan
gantung sebagai berikut :
1. Bentuk bentang War Bebas (side span free)
Pada bentang luar, kabel utama tidak menahan/dihubungkan dengan lantai
jembatan oleh hanger, jadi tidak terdapat hanger pada bentang luar. Disebut juga
dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada bentang luar berbentuk
lurus.
b) Beban Samping
Beban samping disebabkan oleh :
- Tekanan Angin
- Gempa
- Pengguna yang bersandar atau membentur pagar pengaman
- Benturan ringan yang diakibatkan oleh batuan-batuan yang terbawa oleh
sungai/arus. Jika benturan keras dari objek yang lebih besar pada aliran
airyang cepat maka jarak bebas lantai jembatan harus ditambah untuk
mengurangi resiko benturan dan kerusakan.
c) Beban Hidup
Ada dua aspek beban hidup yang perlu dipertimbangkan:
a) Beban terpusat pada lantai jembatan jembatan akibat langkah kaki manusia untuk
memeriksa kekuatan lantai jembatan
b) Beban yang dipindahkan dari lantai jembatan ke batang struktur yang kemudian
dipindahkan ke tumpuan jembatan. Aksi beban ini akan terdistribusi pendek atau
menerus sepanjang batang-batang longitudinal yang menahan lantai jembatan.
Beban hidup yang paling kritis yang dipikul karena pengguna jembatan pejalan
kaki ditunjukkan pada Tabel 2.1. Dipertimbangkan bahwa beban terpusat 2000 kgf (20
kN) untuk kendaraan ringan/ternak dan beban merata 5 kPa memberikan batas yang
cukup untuk keselamatan untuk semua pengguna biasa dari jembatan pejalan kaki.
Tabel 2.1 Beban Hidup yang dipikul dan lendutan izin jembatan gantung pejalan kaki
2.5 Sistem Kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung.
Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain :
a) Kabel utama yang digunakan berupa untaian (strand). Jenis kabel dapat dilihat
pada Gambar 2.7
b) Kabel dengan inti yang lunak tidak diizinkan digunakan pada jembatan gantung
c) Kabel harus memiliki tegangan leleh minimal sebesar 1500 MPa
d) Batang penggantung menggunakan baja bundar sesuai spesifikasi baja pada
Tabel 2.2
e) Kabel ikatan angin menggunakan baja bundar sesuai spesifikasi baja pada Tabel
2.2
f) Kabel mempunyai penampang yang seragam/homogen pada seluruh bentang
g) Tidak dapat menahan momen dan gaya desak
h) Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial
i) Bila kabel menerima beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan
lengkung parabola
j) Pada jembatan gantung kabel menderita beberapa beban titik sepanjang beban
mendatar
Jika beban vertikal dikenakan pada kabel gantung yang diikatkan pada 2
tumpuan, maka akan memberikan bentuk segi banyak terbatas yang ditentukan
oleh hubungan antar beban seperti yang terlihat oleh gambar. Jika f adalah
kedalaman lengkungan atau simpangan kabel (sag) atau ordinat dari titik terendah
adalah C dan Mc adalah momen lentur balok sederhana pada titik C, maka H
didapat dari :
Mc
H=
f
T cos φ=H
H
T=
cosφ
T =H secφ
Persasamaan diferensial untuk kurva kabel :
d2 y w
=
dx 2 H
Untuk beban terbagi merata, momen lentur maksimum pada balok sederhana
menjadi :
2
w.l
Mc=
8
Karena pada struktur jembatan gantung terdapat gaya H pada masing-masing pylon maka
rumus momen lentur diatas dapat diubah menjadi :
w. l2
H.f=
8
w .l2
H=
8.f
Adapun besar tegangan maksimum pada kabel yang terjadi pada kedua buah
tumpuan menjadi : T 1= √ H 2 +Q2
√(
2
w . l2 2
T 1=
8.f )( )
+
w.l
2
w .l2
T 1= √ 1+16 n2
Dengan : f 8f
n=
l
Hasil integrasi dari beberapa rumus yang ada pada jembatan gantung diperoleh
panjang kabel parabola diantara dua tumpuan dengan elevasi yang sama :
8
(
L=l 1+ n2
3 )
2.9 Jembatan tanpa Pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur yang sederhana
(bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan beban yang terlalu
beart), karena ridak adanya pendukung lantai jembatan yang kaku atau tidak memenuhi
syarat untuk diperhitungkan sebagai balok menerus. Perubahan panjang kabel diantara
dua tumpuan (∆L) adalah sebagai hasil dari pemanjangan elastis, gelinciran kabel, atau
perubahan suhu, sedangkan akibat dari lendutan pilar dan lendutan kabel perubahan
panjang bentang adalah ∆L dan ∆f adalah perubahan simpangan (sag) kabel. Besar
perubahan panjang kabel setelah pembebanan dapat menggunakan persamaan :
HL 16
ΔL=
Es . A (
1+ n2
3 )
Sedangkan untuk lendutan sag dapat menggunakan persamaan :
ΔL
Δf =
16
n ( 5−24 n2 )
15
Dari beberapa konsep diatas, termasuk juga pertambahan panjang kabel akibat
beban yang terjadi maka pada kabel jembatan gantung tersebut terjadi tambahan
komponen horisontal akhir sebesar :
H
H=− xΔf
f
Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang memiliki
struktur yang kompleks karena kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan,
memiliki bagian struktur dengan kekakuan tertentu. Secara umum fungsi dari bagian
yang mempunyai kekakuan tertentu pada jembatan gantung adalah untuk :
1. Bersama-sama dengan kabel mendukung beban lalulintas pada lantai
jembatan.
2. Mendistribusikan beban titik, dan beban asimetris untuk menjaga kabel tetap
parabolik.
3. Membatasi terjadinya lendutan statis pada kabel
Hubungan antara kabel dengan kekakuan rangka batang dinyatakan dalam bentuk
N yaitu :
8 3 EI
N= + 2 (1+8 n2 )
5 Af Es
Dengan,
f 1.6 1
n= = =
l 12 7. 5
Tegangan kabel awal :
2 1/2
Pl 2 635 x12 2
T = (1+16 n2 )1/2=
8f 8 x 1,6
1+16
( ( ))
1
7.5
=8096 ,25 kg
Lendutan sag :
ΔL 0, 018524
Δf = = =0, 02848 m
16 2
15 15 7,5 ( ( ))
n(5−24 n2 ) 16 x 1 5−24 1
7,5
Tambahan komponen horisontal akhir :
H 7143 , 96
H=− xΔf =− x 0, 02846=−127 , 1609 kg
f 1,6
Komponen horisontal akhir :
H = 7143,96 – 127,1609 = 7016,799 kg
N= +
5 2 x 1,2667 x 10−4 x 2 x 1010 x1,6 2
Komponen horisontal H :
( ( ))
1+8
1
7,5
=2,284
P .l 635 x 12
H= = =5002 , 732
5.N .n 1
5 x 2,284 x( )
7,5
Lendutan pada dek :
5 Pl 4 8
d=
384 EI (1−
5N)
4
5 x 635 x 12 8
d= 9
384 x 1,0 x10 x 2 x 1,296 x 10(
−3
1−
5 x2, 28475 )
=0, 01983 m
Penyelesaian :
RA = RC = 18,47725 kg
RB = 61,575 kg
Beban ambil yang didapat untuk dihitung pada gelagar utama adalah pada
middle beam yakni :
RA = RC = 60,575 kg
RB = 170,95 kg
3. Transversal Beam
Beban yang bekerja seperi yang terlihat pada gambar berikut ini.
Berat profil CNP 65 = 7,043 kg/m.
Gambar Struktur :
Sehingga diperoleh :
RA = RB = 150,5715 kg.
4. Hangers
Menggunakan diameter φ-5. Hangers diupayakan mampu menahan tarik.
fy = 240 MPa
Kuat Tarik Bahan :
Nu≤φ . Nn
1
150 ,5715≤240. π .53
4 !!
.....Ok
150 ,5715≤471,24 kg
5. Main Cable
Pembebanan :
Dead Load
1. Balok Memanjang (3 buah) = 3 x 5,88 = 17,64 kg/m
2. Deck (2,5/20) = 1 x 0,025 x 980 = 24,5 kg/m
3. Balok Melintang (33 buah) = (33x4,9x0,8)/66 = 1,96 kg/m
4. Berat Hanger (asumsi) = 2 kg/m
5. Main Cable (φ-25) = 2 x 3,023 x 66,162 / 66 = 6,06 kg/m
6. Beban lain-lain (asumsi) = 1 kg/m +
Total = 53,722 kg/m
Live Load
1. Live Load = 750 / 66,00 = 11,3636 kg/m
Total Beban = qDL + qLL = 53,722 + 11,3636 = 65,1 kg/m
Setelah beban yang bekerja pada jembatan telah dicari, maka selanjutnya
dihitung beban horisontal yang bekerja pada jembatan.
α = arc.tan(4/33) = 6,9112o
2 2
P.l 65 , 1.66
H= = =17723 , 475 kg
8. f 8. 2
H 17723 , 475
T= = =17853 , 199 kg
cosα cos(6, 9112)
Back stays menggunakan profil φ-25. Maka perhitungan back stays cable :
H 17723 , 475
T 1= = =20465 , 306 kg
cos30 cos 30
6. Pylon
Dari gambar pembebanan pada main cable maka besar beban yang diterima
pylon :
Vtotal = (8926,5995.sin(6,9112) + 10232,653 sin(30)) = 6190,472 kg (tekan ke
arah pylon).
Untuk perencanaan profil pylon, maka perlu dilakukan coba-coba untuk
menemukan profil pylon agar mampu menahan beban yang diterima pylon.
Profil pylon digunakan profil CNP 30 (coba-coba). Data dari profil CNP 30
adalah sebagai berikut :
A = 5880 mm2 b = 100 mm
4
Ix = 80300000 mm h = 300 mm
ix = 117 mm tf = 16 mm
Lk = 3,5 m = 3500 mm tw = 10 mm
Iy = 4950000 mm4
iy = 29 mm
Mutu Baja yang digunakan adalah BJ-37 (fy = 240 MPa)
Karena sumbu lemah merupakan sumbu y maka sumbu x tidak perlu dihitung
kekuatan tekuknya. Perhitungan tekuk seperti perhitungan tekuk pada struktur
baja :
7. Pondasi
Gaya Vertikal dari satu pylon = 6190,472 kg
Karena gaya vertikal pada pondasi diakibatkan oleh 2 pylon maka = 2 x
6190,472 = 12380,944 kg. Tegangan ijin tanah sebesar 0,6 kg/cm2
Ukuran pondasi yang digunakan : 2 m x 2 m x 1 m
γbeton = 2400 kg/m3
Berat Pondasi = Volume Pondasi x γbeton = 2 x 2 x 1 x 2400 = 9600 kg
Q 9600+12380 , 944
σ= = =0, 55≤0,6 kg/cm2
A 40000
8. Block Anchor
Diketahui :
γtanah = 1500 kg/m3
γbeton = 2400 kg/m3
H =3m
Gambar Detail Angkur :
Karena pada angkur terjadi pada tanah yang ditanam, tanpa ada perbedaan muka
tanah maka tekanan tanah dapat diabaikan. Sehingga perhitungan stabilitas
guling dari angkur tersebut :
Karena FS guling kurang dari 1 maka, dimensi blok angkur perlu diubah.
Karena FS guling lebih dari 1 maka dimensi blok angkur diperoleh sebesar 1,5 x
1 x 3.
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
Berikut ini adalah langkah demi langkah yang dianjurkan untuk diikuti dalam
pelaksanaan ereksi di lapangan.
a) Bongkar peti - peti komponen dan sekali lagi isi peti satu persatu dicek terhadap
packing list.
b) Periksa semua bahan yang perlu disediakan setempat.
c) Periksa dan cek semua peralatan bantu yang diperlukan.
d) Baca pedoman secara menyeluruh untuk mendapatkan gambaran umum cara
pemasangan.
e) Cocokan mur dengan baut/pasangannya masing - masing,terutama mur untuk
hanger(penggantung)harus dikerjakan khusus.
Dianjurkan untuk tidak memulai pekerjaan bila masih ada kekurangan
bahan,komponen atau alat tersebut di atas, karena akan sangat mengganggu kelancaran
pelaksanaan.
Apabila segala sesuatunya telah siap, selanjutnya ikutilah prosedur berikut ini:
a) Ikat spanscrew (waltermur) yang telah terpasang pada ujung kabel utama (KU)
dengan tambang/tali dan ditarik ke seberang sungai sesuai dengan sarana
penyeberangan yang ada
c) Masukan baut angkur dan pasang ke angkur yang telah tertanam dibeton kedalam
spanscrew (waltermur utama) di ke dua belah ujungnya.
d) Tarik / angkat dengan katrol sehingga kabel meletak pada kedudukannya diatas
tiang penyangga.
Ukur dari sepatu pilon ke atas setinggi 1,50 m dikedua tiang penyangga
dan diberi mistar,water pass /mendatar garis pandang dari mistar pada
tiang penyangga dengan tiang penyangga di seberang menjadi garis visir
sekaligus garis arah nivo.
4. Langkah 4. Memasang Rangka Lantai Jembatan, Klem dan Hanger pada Kabel
Utama
a) Siapkan batang peluncur,yang kedua ujungnya mengait dengan kabel utama
dan dapat di kendalikan dengan tali atau tambang dengan kerekan yang di
kaitkan dengan tambang atas(melintang) tiang penyangga.
b) Buat tangga gantung dari tali tambang seperti tangga tali pada kapal kapal
laut.
c) Buat tangga gantung dari tali tambang seperti tangga tali pada kapal kapal
laut.
d) Persiapkan rangka lantai pertama Pasang klem dan hanger pada kabel utama
dengan sarana tangga tali tersebut
e) Siapkan rakitan pertama rangka lantai dengan satu ujung depan ( doubel
batang melintang). Sedangkan ujung belakang (satu batang melintang )
rangka lantai pertama diperkirakan masih didarat.
f) Masukan ujung hanger (terlebih dahulu pasang mur & ring) pada lubang plat
penggantung kemudian dipasang mur.
g) Untuk memasang rangka lantai kedua dan seterusnya (sudah diatas sungai)
dengan cara sebagi berikut;
Ulur kedua peluncur yang telah terkait ujung tangga tali sampai
kedudukan yang di kehendaki.
h) Pilih batang melintang yang ada lubang angkur ikatan angin untuk dipasang
pada rakitan dari kedua ujung jembatan.
b) Pasang kabel angin ( K.A )pada angkur yang diambil dari spanscrew
(waltermur angin).
d) Setelah terpasang keempat empatnya , stell kabel angin tersebut dengan cara
memutar spanscrew (waltermur angin) sehingga kedudukan rangka lantai
simetris dan kabel angin telah kencang.
a) Papan lantai sebelum dipasang dibor dahulu untuk lubang baut pengait.
b) Potong papan tersebut dibagian yang terkena gangguan tiang sandaran dan
plat kopel rangka lantai.
Berikut ini adalah langkah demi langkah yang dianjurkan untuk diikuti dalam
melaksanakan pemasangan jembatan di lapangan.
Bongkar peti-peti packing dan cocokan isi peti dengan packing list yang terlampir.
Periksa semua bahan yang perlu disediakan dilapangan.
Siapkan semua alat bantu yang diperlukan
Baca buku pedoman secara menyeluruh untuk mendapatkan gambaran cara
pemasangan
Periksa mur baut sesuai ukurannya masing-masing, dan pisahkan menurut
jenisnya.
Apabila segala sesuatunya telah siap, selanjutnya ikutilah prosedur berikut ini :
Sebelum mendirikan menara atau kolom perlu dipersiapkan alat-alat bantu seperti box
bantu, seling, tacle dan sebagainya, selanjutnya ikuti prosedur sebagai berikut :
Buatlah tangga gantung dari tambang atau bambu dan pasang pengait pada
ujungnya.
Gantungkan tangga pada kabel utama dan tali erat erat
Pasang hanger utama
Pasang angkur ujung jembatan
Stel rangkaian batang bawah
Stel batang vertikal ke batang bawah sekaligus pasangkan plat buhul
Stel batang melintang dan pagar.
Stel rangkaian batang bawah, batang vertikal dan batang melintang tersebut
dengan hanger utama.
Stel batang rangkaian atas ke rangkaian yang sudah tergantung tersebut, sekaligus
batang tegak sandaran.
Pasang batang-batang diagonal dan kencangkan semua baut.
Lanjutkan pada segmen berikutnya dangan langkah awal merangkai batang
bawah terlebih dahulu
Pelaksanaan pemasangan dapat dilakukan dari dua arah atau dari kedua ujung
jembatan
Kencangkan semua baut
Setelah struktur jembatan terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang batang
sandaran (railling), stel kelengkungan dengan menggunakan walfer mur utama.
Sebagai langkah terakhir dari pelaksanaan pemasangan jembatan gantung ini adalah
pemasangan papan lantai jembatan.
C) PROSEDUR PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG TIPE 120 M
1. PERSIAPAN
1. Persiapan Alat
Tambang
Lier tangan, tackle kapasitas 3 ton, tackle 5 ton
Kunci pas/ ring
Kunci sock
Pipa atau box bantu
Roda katrol
Balok kayu atau batang kelapa
2. Pemeriksaan komponen
Periksa komponen sesuai dengan packing list terlampir; jumlahnya,
kodenya, dan jenisnya
Kumpulkan atau pisahkan komponen sesuai dengan jenis dan
ukurannya, agar tidak terjadi pencampuran jenis, sehingga
mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan pemasangan.
Misalhnya :
Komponen portal
Komponen girder
Komponen hanger
Dan lain sebagainya
2. LANGKAH KERJA
1. Persiapan peralatan
1. Persiapan alat
Cangkul
Meteran
Gergaji
Palu
Papan kayu
Kayu kaso
Paku secukupnya
2. Langkah Kerja
Tentukan lokasi yang akan dipergunakan untuk mendirikan pondasi
portal, dengen ketentuan jarak pondasi dari tepi sungai kurang lebih 5
m dari tepi sungai.
Mulailah mengagali sesuai dengan ukuran, bentuk dan struktur
pondasi portal
Siapkan alat alat bantu seperti, kayu, papan kayu, dan lain sebagainya
untuk persiapan pengecoran bagian bawah pondasi portal.
Siapkan juga bahan bahan pengecoran seperti, semen, pasir, kapur,
batu kali, batu kerikil, dan lain sebagainya.
Tentukan perbandingan bahan bahan adukan, sesuai dengan ketentuan
yang benar.
1. Persiapan peralatan
Cangkul
Meteran
Gergaji
Kayu kaso
Papan kayu
Palu
Paku secukupnya
2. Langkah Kerja
Tentukan lokasi atau tempat yang akan dipergunakan untuk
mendirikan blok angkur kabel utama.
Mulailah menggali sesuai dengan ukuran dan bentuk serta struktur
bangunan blok angkur kabel utama.
Siapkan dan pasang alat alat bantu seperti, kayu kaso, papan kayu, dan
lain sebagainya untuk persiapan pengecoran.
Pasang angkur utama pada kedudukannya.
Setelah angkur utama terpasang, pasanglah as waltemur sesuai dengan
ketentuan, agar nantinya bisa memudahkan dalam pemasangan kabel
baja utama.
Jika semua sudah terpasang dengan benar dan siap untuk dicor,
langsung dicor dengan adukan beton.
1. Persiapan peralatan
Cangkul
Meteran
Gergaji
Kayu kaso, papan
Palu
Paku secukupnya
2. langkah kerja
langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan lokasi
yang akan digunakan untuk mendirikan blok angkur kabel angin
sesuai deengan jarak yang diperbolehkan.
Mulailah menggali sesuai dengan ukuran dan bentuk
Kemudian pasanglah alat bantu untuk persiapan pengecoran
Kemudian pasanglah angkur dan as waltemur kabel angin
Bila semua sudah siap maka angkur mulai di cor
1. Persiapan Peralatan
Alat alat pengecoran
2. Langkah Kerja
Siapkan alat angkur kolom dengan jumlah 64 batang
Ukurlah sesuai dengan ketentuan posisi posisi angkur kolom
Pasang angkur kolom dengan posisi arah tekukan berlawanan
Jika semua angkur telah terpasang, maka mulai pengecoran
F. MENDIRIKAN KAKI PORTAL
1. Persiapan Peralatan
Lier
Tackle 3 ton
Pipa(box bantu +/- 12 m)
Tambang
Seling
Mur angkur dia 7/8” dengan jumlah 64 buah
2. Langkah kerja
Siapkan kaki portal dengan jumlah 32 batang dirikanlah pipa (box
bantu yang telah terpasang seling dan tackle 3 ton) yang berguna
untuk mendirikan kaki kaki portal
Periksalah bahwa pipa (box bantu itu benar benar aman, dan mampu
untuk mendirikan kaki portal, sehingga waktu pemasangan tidak
mengalami kecelakaan
Ikatlah seling ( rantai tackle 3 ton) tersebut pada kaki portal.
Mulailah pemasangan, paskan lubang kaki portal (plat yang telah
terpasang) dengan angkur kolom
Jika sudah terpasang, pasanglah mur angkur dia 7/8” lalu kencangkan.
Pasang kaki portal lainya satu persatu, untuk menyingkat waktu
pasanglah kaki portal untuk dua lokasi (dua pondasi) secara
bersamaan.
1. Persiapan peralatan
Tambang
Tackle
Kunci pas
Mur baut dia 5/8”
2. Langkah Kerja
Apabila kaki portal telah terpasang semua, kemudian siapkan batang
diagonal dan batang daftar portal (P.1, P.5, s/d P.16)
Siapkan tambang dan tacle, lalu mulailah melakukan pemasangan,
dimulai dari batang portal (P.1, P.5, P.6, P.7, P.8) dan diteruskan
dengan batang diagonal portal
Setelah semua terpasang, kencangkan mur baut
Untuk mempersingkat waktu, pemasangan batang diagonal portal
kerjakan secara bersamaan untuk dua portal
Dalam melaksanakan pemasangan jangan lupa menggunakan alat
pengaman
1. Persiapan Peralatan
Kunci pas
Mur baut dia ¾”
Tacle
Tambang
2. Langkah Kerja
Naikkan roller dengan menggunakan tacle dan box bantu
Pasang dan paskan kedudukannya
Pasang mur baut dan kencangkan
Dalam pemasangan roller ini, tutupnya harus dibuka terlebih dahulu
Untuk mempersingkat waktu pemasangan roler ini dapat dilakukan
pada dua portal secara bersamaan
Dalam pemasangan jangan lupa menggunakan alat pengaman
1. Persiapan Peralatan
Tacle
Tambang
Drum/perahu
2. Langkah kerja
Setelah roller terpasang di portal, mulailah persiapan untuk
pemasangan kabel utama.
Langka pertama gulungan kabel utama harus dibuka terlebih dahulu,
kemudian kuncikan salah satu ujung kabel utama ke waltemur utama.
Dan untuk ujung yang satu lagi kita sebrangkan dengan menggunakan
alat ppenyebrangan yang ada
1. Persiapan Peralatan
Tambang atau seling
Tacle
Katrol roda
Box bantu
2. Langkah Kerja
Jika ujung salah satu kabel telah terkunci diblok angkur dan ujung
satunya lagi telah disebrangkan maka kita bersiap untuk menaikkan
kabel utama ke roller
Terlebih dahulu kita ukur panjang kabel utama antara blok angkur ke
as portal
Untuk memudahkan dalam menaikkan kabel utama, terlebih dahulu
kabel dilengkungkan dan diikat dengan tambang, kemudian ditarik
keatas dengan menggunakan tacle yang sudah disiapkan sebelumnya
Setelah kabel berada diatas, masukkan kabel ke roller atau dudukan
kabel, kemudian lepaskan ikatan lengkungan kabel tadi dan roller pun
dipasang tutupnya.
1. Persiapan peralatan
Tacle
Balok kayu
Seling atau tambang
2. Langkah Kerja
Putar waltemur
Apabila setelah diputar waltemur kabel utama ternyata masih kurang
juga maka kita kendorkan buldoggrip lalu tekukan kabel agak
dimajukan lebih kedepan
1. Persiapan Peralatan
Tangga yang dibuat dari tambang atau bamboo
Tacle
Kunci pas dan kunci ring
Mur baut secukupnya
2. Langkah Kerja
Setelah kabel utama terpasang dan sesuai dengan aturan layoutnya,
siapkanlah batang batang hanger
Langkah pertama ialah dengan cara memasang hanger yang lebih
panjang atau hanger yang paling ujung dengan menggunakan tangga
yang terbuat dari tambang atau seling
1. Persiapan Peralatan
Kunci kunci
Tambang
Tacle
2. Langkah Kerja
Setelah hanger kita pasang maka kita mulai menyiapkan untuk
pemasangan rangka pengaku girder
Langkah pertama kita rangkai terlebih dahulu rangkaian pengaku
girder bawah, kemudian kita rangkai rangka pengaku girder vertical
lalu kita pasang di hanger
Setelah rangkaian tadi kita pasang di hanger, kemudian rangka
dipasang pengaku girder atas dan rangka pengaku girder diagonal
Pada saat pemasangan pengaku girder atas, sekalian kita pasang
batang tegak sandaran.
1. Persiapan peralatan
Kunci pass
Tambang
Tacle
2. Langkah Kerja
Setelah rangka pengaku girder sudah terangkai siapkan batang batang
girder (L.54, L.55, L.56)
Pasang batang girder diatas rangka pengaku girder, dimulai dari kedua
ujung jembatan yang nantinya akan berakhir ditengah jembatan.
Adapun dalam merangkai batang ketiga lajur atau baris secara
bersamaan
Pada setiap pemasangan batang girder jangan lupa untuk di mur, dan
langsung dikencangkan
Jangan lupa memakai alat pengaman
1. Persiapan Peralatan
Theodolite atau waterpass
2. langkah kerja
pemeriksaan ini dilakukan setelah semua konstruksi atas selain papan
lantai sudah terpasang
pemeriksaan dimulai dari salah satu ujung jembatan dengan
menggunakan theodolite atau waterpass.
1. Persiapan Peralatan
Kunci pass dan kunci ring
Mur baut
2. langkah kerja
apabila batang tegak sandaran sudah terpasang, siapkan batang
sandaran (S.1, S.2, S.3)
pada segmen kesatu, pasang terlebih dahulu batang sandaran ujung
(S.1) sebanyak 6 batang, yaitu untuk lajur kanan sebanyak 3 batang
dan untuk lajur kiri sebanyak 3 batang
pada segmen kedua, mulai memasang batang sandaran terusan (S.2)
pada segmen terakhir pasang batang S.3 seperti pada segmen kesatu
1. Persiapan Peralatan
Kunci pass dan kunci ring
Mur baut
Papan lantai
Plat pengait papan atau klem papan
2. Langkah Kerja
Siapkan papan lantai yang udah diserut atau dihaluskan dengan
standart ukuran tebal = 50 mm, lebar = 250 mm, panjang 1700 mm
Dalam pemasangan papan lantai sebaiknya dilakukan dari kedua belah
ujung jembatan yang nantinya akan bertemu ditengah jembatan. Hal
ini dimaksudkan agar beban jembatan selama pemasangan lantai dapat
seimbang, sehingga memudahkan dalam pemasangan dan menghemat
waktu
1. Persiapan Peralatan
Theodolite atau waterpass
2. Langkah kerja
Setelah sandaran dan papan lantai terpasang maka sebaiknya kita
adakan pemeriksaan terhadap camber kembali dengan cara yang sama
dengan cara pemeriksaan camber yang pertama tadi
1. Persiapan Peralatan
Tambang
Buldoggrip
Kunci pass dan kunci ring
2. Langkah Kerja
Buka gulungan kabel, kemudian bentangka sejajar bentang jembatan
Salah satu ujung kunci pada waltemur kabel angina, lalu pasang ikatan
kabel angina dengan catatan buldoggrip sudah terpasang dengan mur
baut belum dikencangkan
Ujung kabel yg belum terkunci ditarik dan dikuncikan pada waltemur
ujung satunya
Untuk mempercepat waktu pemasangan, stel kedua kabel angin secara
bersamaan, setelah semua kabel angina terpasang periksa kelurusan
dan goyangan jembatan
1. Persiapan Peralatan
Papan atau kayu
Paku secukupnya
Palu
2. Langkah Kerja
Setelah kabel angina dan ikatan kabel terpasang, dan bentangan
jembatan gantung telah lurus maka selanjutnya pengecoran plat injak
di ujung jembatan
1. Persiapan Peralatan
Waterpass atau theodolite
Meteran
2. Langkah Kerja
Setelah segalanya telah terpasang dan bentangan jembatan gantung
telah lurus maka yang harus kita lakukan adalah mengadakan
pemeriksaan menyeluruh atau pemeriksaan akhir
Pertama yang harus selalu diperiksa adalah kekencangan mur baut
Kemudian ketepatan camber
Kemudian kita periksakan kelendutan dan goyangan jembatan serta
kelurusan jembatan
]
BAB V
KESIMPULAN
Jembatan gantung saat ini mulai sering digunakan dalam dunia konstruksi
jembatan, terutama digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang. Selain itu,
jembatan gantung juga biasa digunakan pada medan yang tidak memungkinkan untuk
membangun pilar di bawah jembatan. Konstruksi jembatan gantung bisa menjadi
alternatif yang tepat untuk membangun jembatan pada kondisi-kondisi di atas.