KATA PENGANTAR
PRODI Puji dan syukur
DIII kami panjatkan kehadirat Tuhan
KEBIDANAN
Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
POLTEKKES
dapat menyelesaikan Modul Asuhan Kebidanan Nifas ini.
KEMENKES
Modul MEDAN
ini disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai
bahan ajar untuk Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas bagi
mahasiswa yang mengikuti pendidikan
KEGIATAN BELAJAR DIII Kebidanan.
1
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan
KONSEP
terima kasih kepada DASAR MASA
semua pihak yang telah membantu
NIFAS
dalam penyusunan modul ini. Kami menyadari keterbatasan
kami selaku penulis, oleh karena itu demi pengembangan
kreatifitas dan penyempurnaan modul ini, kami
mengharapkan saran dan masukan dari pembaca maupun
para ahli, baik dari segi isi, istilah serta pemaparannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua
pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan
bantuan dalam menyelesaikan modul ini. Akhir kata, semoga
modul ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Amin.
Penulis
PENDAHULUAN
Salam sejahtera untuk anda semua. Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Modul ini adalah modul yang harus anda pelajari dan kuasai. Pada modul 1 ini,
kita akan mempelajari konsep dasar masa nifas.
Proses pembelajaran untuk materi Asuhan Kebidanan Nifas dapat berjalan dengan
lebih lancar apabila anda mengikuti langkah - langkah belajar sebagai berikut :
1. Mampu berprilaku profesional
2. Mampu membeikan asuhan kebidanan secara efektif
3. Mampu memberikan penangan kegawat daruratan sesuai dengan
kewenangannya.
Akhirnya saya ucapkan selamat belajar, semoga sukses dalam mempelajari materi
dalam modul ini dan selamat untuk mengikuti modul berikutnya.
Kegiatan
KONSEP DASAR MASA NIFAS
belajar 1
Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas, yaitu sebagai
berikut :
Pengecilan Rahim atau involusi
c. Periode Letting Go
- Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh
dukungan serta perhatian keluarga
- Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan social
Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi)
Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
Berwarna kekuningan.
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Secara garis besar terdapat tiga proses
penting dimasa nifas, yaitu sebagai berikut :
a. Pengecilan Rahim atau involusi
b. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
c. Proses laktasi atau menyusui
3. Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik
a. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
c. Periode immediate postpartum
d. Masa puerperium.
4. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya, termasuk dalam
fase :
a. Taking in
b. Taking hold
c. Letting go
d. Depresi
10. Dibawah ini merupakan syarat bagi bidan dalam memberikan kebutuhan
ibu dan bayi selama periode nifas, kecuali
a. Bidan memiliki kemampuan untuk memberikan asuhan ibu nifas
secara professional.
b. Tersedianya alat dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan.
c. Lingkungan yang mendukung keamanan dan kenyamanan ibu selama
dilakukan pemeriksaan dan pemberian asuhan.
d. Tidak melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik setiap waktu
kunjungan yang dilakukan.
Saleha, siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta. Salemba Medika
Sulistyawati, ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta. Penerbit Andi
Pitriani, risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III).
Yogyakarta. CV Budi Utama
1. C 6. B
2. A 7. C
3. B 8. B
4. C 9. A
5. B 10. D
KEGIATAN BELAJAR 2
Perubahan
Fisiologis Pada
Masa Nifas
PRODI DIII JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MEDAN
TA 2015/2016
Penulis
Penulis
PERUBAHAN
SISTEM
REPRODUKSI
Uterus
a. Pengertian
Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar
karena telah mengalami perubahan besar selama masa kehamilan dan
persalinan. Pembesaran uterus tidak akan terjadi secara terus menerus,
sehingga adanya janin dalam uterus tidak akan terlalu lama. Bila
adanya janin tersebut melebihi waktu yang seharusnya, maka akan
terjadi kerusakan serabut otot jika tidak dikehendaki. Proses
katabolisme akan bermanfaat untuk mencegah terjadinya masalah
tersebut.
e. Lochea
Cerviks
Perineum
Jalan lahir mengalami penekanan serta pereganan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan
mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan,
namun akan pulh setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau seberapa
sering melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum
melahirkan. Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi
Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas)
untuk mendapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan,
kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu. Berangsur-
angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah
melahirkan normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusat, 2
pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih
seperti semula. Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan
bergaris-garis putih atau coklat berkelok, hal ini dikarenakan peregangan
kulit perut yang berlebihan selama hamil, sehingga perlu waktu untuk
memulihkannya, senam nifas akan sangat membantu mengencangkan
kembali otot perut.
Komponen Urine
Diuresis Postpartum
Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemig selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema, seringkali disertai di
daerah-daerah kecil hemoragi. Kandung kemih yang oedema, terisi penuh
dan hipotonik dapat mengakibatkan overdistensi, pengosongan yang tak
sempurna dan urine residual kecuali jika dilakukan auhan untuk
mendorong terjadinya pengosongan kandung kemih bahkan saat tidak
merasa untuk berkemih.
PERUBAHAN SISTEM
MUSCULOSKETAL
Kebutuhannya ialah:
3) Sendi tulang pada pinggang menjadi lentur (batas normal 6-8 minggu)
Kebutuhannya ialah:
Kebutuhannya ialah:
Kebutuhannya ialah:
Kebutuhannya ialah:
PERUBAHAN ENDOKRIN
b. Prolaktin
Menurunnya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar
pituitari bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini
berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi
susu. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi
dan pada permulaan ada rangsangan folikel dalam ovarium yang
ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui tingkat sirkulasi prolaktin
menurun dalam 14 sampai 21 hari setelah persalinan, sehingga
merangsang kelenjar bawah depan otak yang mengontrol ovarium
kearah permulan pola produksi estrogen dan progesteron yang normal,
pertumbuhan folikel ovulasi dan menstruasi.
d. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human
chorionic gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke 7 postpartum dan sebagai
omset pemenuhan mammae pada hari ke 3 postpatum. Penurunan
hormone human plecenta lactogen (Hpl), estrogen dan kortiosol, serta
Uterus
Rahim
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk
mendapatkan dinding rahim sehingga tidak terjadi perdarahan,
kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada perut ibu.
Berangsur-angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat
setelah melahirkan normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari
dibawah pusat, 2 pekan setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6
pekan akan pulih seperti semula.
a. Relaxin
b. Estrogen dan progesteron
c. Hormon plasenta
d. Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
17. Faktor yag menyebabkan hasil rendah palsu pada pemeriksaan HB sahli
adalah ...
a) Membandingka warna pada cahaya gelap
b) Waktu pembacaan lebih dari 5
c) Standart warna agak memucat
d) Gelembung udara pada larutan pengeceran
18. Pemeriksaan kadar hb metode sianmethemoglobin yang tidak bisa
terukur ....
a) Oksihemoglobin
19. Setelah persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relative akan bertambah. Keadaan iniakan menimbulkan
a. beban pada hati.
b. beban pada jantung,
c. beban pada paru-paru
d. beban pada lambung
Cuningham, Gant, Leveno dkk.2004. Obstetri Williams edisi 21. Jakarta : EGC
Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
http://nandheastri-fine.blogspot.com/2011/11/makalah-perubahan-fisiologi-
sistem.html
http://delvita-pratiwi.blogspot.com/2012/06/perubahan-fisiologis-masa-nifas.html
http://dwieriznia.blogspot.com/2011/04/perubahan-fisiologis-masa-nifas-
pada.html
http://catatanduniabaru.blogspot.com/2012/03/perubahan-muskuluskeletal-pada-
post.html
1. D 11.C
2. A 12. D
3. C 13.A
4. B 14. C
5. A 15. A
6. C 16. A
7. A 17. A
MODUL 1
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU PADA
MASA NIFAS
Medan
Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas 61
Penulis
PENDAHULUAN
Sekarang kita masuki kegiatan belajar 2. Masa nifas (Puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu, atau masa nifas adalah masa
yang dimulai dari beberapa jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu berikutnya.
Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah
melahirkan. Menurut Clydde Regina dkk (2001), bentui gangguan postpartum yang
umum adalah depresi,mudah marah dan terutama mudah frustasi, serta emosional.
Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi pada wanita, baik primipara maupun multipara. Gangguan
pascasalin diklasifikasikan dalam gangguan mood dan gejalanya adalah dalam empat
minggu persalinan.
Pengalaman menjadi orang tua khususnya menjadi seorang ibu tidaklah selalu
merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi setiap wanita atau pasangan suami istri.
Realisasi tanggung jawab sebagai seorang ibu setelah melahirkan bayi sering kali
menimbulkan konflik dalam diri seorang wanita dan merupakan factor pemicu
munculnya gangguan emosi,intelektual, dan tingkah laku pada seorang wanita. Beberapa
penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya
sebagai seorang ibu. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dan mengalami
3. Letting go
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah
meningkat. Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase sebelumnya akan
sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan
bayinya.
Dukungan dari suami dan keluarga masih sangat diperlukan ibu. Suami dan
keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga
sehingga ibu tidak terlalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup
sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat bayinya.
1. Persiapan diri yang baik selama kehamilan untuk menghadapi masa nifas.
2. Komunikasikan segala permasalahan atau hal yang ingin disampaikan.
3. Selalu membicarakan rasa cemas yang dialami.
4. Bersikap tulus serta ikhlas terhadap apa yang dialami dan berusaha
melakukan peran barunya sebagai seorang ibu dengan baik.
5. Cukup istirahat
6. Menghindari perubahan hidup yang drastis.
7. Berolahraga ringan
8. Berikan dukungan dari semua keluarga,suami atau saudara.
9. Konsultasikan pada tenaga kesehatan atau orang professional agar dapat
memfasilitasi factor resiko lainnya selama masa nifas dan membantu dalam
melakukan upaya pengawasan
Depresi berat akan terjadi biasanya pada wanita/ keluarga yang pernah
mempunyai riwayat kelainan psikiatrik. Selain itu, kemungkinan dapat terjadi pada
kehamilan selanjutnya.
Post partum blues ( kemurungan masa nifas ) : Kemurungan masa nifas umumnya
terjadi pada ibu baru. Hal ini disebabkan oleh perubahan dalam tubuh seorang
wanita selama kehamilannya serta perubahan-perubahan irama atau cara hidupnya
sesudah bayinya terlahir. Post partum blues dialami hingga 50-80% ibu yang baru
melahirkan.
SUMBER BUKU
Sunarsih Tri.Dewi Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Jakarta : Salemba Medica
Dengan berakhirnya kegiatan belajar 3 ini maka berakhir pula modul 2 tentang
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Selamat anda telah menyelesaikan modul 4.
Diharapkan dengan berakhirnya modul ini anda dapat menguasai kompetensi yang
diharapkan pada awal kegiatan belajar.
2.B
3.D
4.A
5.C
Sunarsih Tri.Dewi Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medica
Sulistyawati,A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : ANDI
https://sikkabola.wordpress.com/2012/12/08/respon-orang-tua-terhadap-bayi-baru-
lahir-bbl/
http://miauwe.blogspot.co.id/2013/08/askeb-iii-respon-orang-tua-terhadap.html
http://abnusclassb.blogspot.co.id/2014/12/kelompok-11-Bounding-attachment.html
http://www.lusa.web.id/sibling-rivalry/
KEGIATAN BELAJAR 1
Medan
Penulis
PENDAHULUAN
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu
dan bayinya. Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi
seorang ibu ketika ia dapat melihat, memegang, dan memberikan ASI pada bayinya
untuk pertama kali. Pada satu sisi lain,seorang ayah benar-benar merasakan
kebersamaaan dengan bayi saat bayi tersebut telah lahir. Seperti halnya ikatan ibu
dengan bayi, kedekatan ayah dengan bayi penting bagi tumbuh kembang bayi. Ketika
bayi lahir,sang ayah mungkin merasa lega dan juga gembira,serta gugup.
Respon dari setiap ibu dan ayah kepada bayi mereka dan cara mereka mengasuh
anak berbeda-beda dan meliputi keseluruhan bagian dari reaksi dan emosi, mulai dari
tingkatan-tingkatan kebahagian sampai pada kesedihan. Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat
berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-
lain. Sehingga bidan harus memahami dan menunjukkan respon psikologis terhadap
masalah yang timbul agar dapat membantu orang tua melalui masa postpartum yang
wajar dan sehat serta memberikan asuhan kebidanan yang dibutuhkan.
Sekarang kita masuki kegiatan belajar 1. Bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan
pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek
pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa
saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Dalam hadapi tugas
bidan tersebut maka Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Bidan dalam rangka memberikan pelayanan
secara komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya
setempat.
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan anda mampu menjelaskan respon
orang tua kepada bayi baru lahir .
e. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin).
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan
anak sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
b. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjadi proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya.
d. Suara (voice)
Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.
Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat
mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir,
g. Bioritme (biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
(bioritme) ataupun menyesuaikan irama dirinya sendiri.
1. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam
pertama pasca kelahiran.
2. Memberikan dorongan kepada ibu dan keluarga untuk memberikan respon
positif tentang bayi nya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.
3. Sewaktu pemeriksaan ANC, bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh
dan meraba perutnya yang semakin membesar
4. Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi
5. Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan
ketrampilannya dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran, nanti tidak
merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya sendiri dan tidak memiliki
waktu yang seperti ibu inginkan
6. Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu
cara Bounding Attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran, hendaknya
bidan tidak benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan bidan mampu
untuk mengundang rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayi nya dan
ingin segera memeluk bayi nya. Pada kasus bayi atau ibu dengan resiko, ibu
dapat tetap melakukan Bounding attachment ketika ibu memberi ASI bayinya
atau ketika megunjungi bayi di ruang perinatal.
Reaksi orang tua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda.Hal
ini dapat di sebabkan oleh oleh berbagai hal, di antaranya reaksi emosi maupun
pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak,
keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir,
ada yang positif dan ada juga yang negatif.
1. Respon positif
Dapat di tunjukan dengan :
1. Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia
2. Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik
3. Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi
2. Respon Negatif
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan :
1. Kelahiran bayi tidak diinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai
keinginan
2. Kurang bahagia karena kegagalan KB
3. Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa
kurang mendapat perhatian
4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran
dalam membina keluarga karna kecemasan dalam biaya hidupnya
5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karna anak lahir cacat
6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan
rasa malu dan aib bagi keluarga.
Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua
terhadap bayi baru lahir, terbagi menjadi perilaku memfasilitasi dan perilaku
penghambat.
Perilaku Memfasilitasi :
1. Menatap, mencari ciri khas anak.
2. Kontak mata.
3. Memberikan perhatian.
4. Menganggap anak sebagai individu yang unik.
5. Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
6. Memberikan senyuman.
7. Berbicara/bernyanyi.
8. Menunjukkan kebanggaan pada anak.
9. Mengajak anak pada acara keluarga.
10. Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.
11. Bereaksi positif terhadap perilaku anak.
Perilaku Penghambat :
1. Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak
untuk menyentuh anak.
2. Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan
nama pada anak.
3. Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.
4. Tidak menggenggam jarinya.
5. Terburu-buru dalam menyusui.
6. Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
1. Faktor internal.
2. Faktor eksternal
Yaitu perhatian yang diterima selama hamil, melahirkan dan postpartum, sikap
dan perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari orang tua selama satu
jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya.
2. SIBLING RIVALRI
Menurut Kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008), ”sibling”
adalah anak dari orang tua yang sama, seorang saudara laki-laki atau perempuan.
Rivalry adalah keadaan kompetisi atau antagonisme. Sibling rivalry adalah
kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan
perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan
atau suatu yang lebih.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara
saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang
mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah
hal yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun
pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi hubungan
antar anak-anak seusia seperti itu bersifat ambivalent dengan love hate
relationship.
3. Remaja
Bounding Attachment adalah sentuhan awal/ kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi.
Tahap-tahap Bounding attachment : Perkenalan,Keterikatan,Attachment
Factor- factor yang mempengaruhi bounding attachment : Kesehatan emosional
orang tua,tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat
anak,dukungan sosial seperti keluaraga teman dan pasangan,kedekatan orang
tua dan anak,kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis
kelamin).
Dengan berakhirnya kegiatan belajar 1 ini maka berakhir pula modul 1 tentang
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Selamat anda telah menyelesaikan modul 1.
Diharapkan dengan berakhirnya modul ini anda dapat menguasai kompetensi yang
diharapkan pada awal kegiatan belajar.
Setelah menyelesaikan Modul 1, selanjutnya Anda akan melanjutkan ke Modul 2
yang membahas tentang Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas. Berikut merupakan
cara perhitungan nilai untuk mengetahui ketuntasan belajar Anda :
1. A
2. B
3. A
4. C
5. C
Sunarsih Tri.Dewi Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Jakarta : Salemba Medica
https://sikkabola.wordpress.com/2012/12/08/respon-orang-tua-terhadap-bayi-
baru-lahir-bbl/
http://miauwe.blogspot.co.id/2013/08/askeb-iii-respon-orang-tua-terhadap.html
http://abnusclassb.blogspot.co.id/2014/12/kelompok-11-Bounding-
attachment.html
Medan
Penulis
Modul Ajar Asuhan Kebidanan Nifas 92
PENDAHULUAN
Masa nifas adalah masa setelah ibu melahirkan. Dalam kalangan medis,
masa nifas dimulai setelah plasenta (bahasa jawa : ari-ari) lahir, sampai 6 minggu
(42 hari) pasca kelahiran. Pada masa ini, seorang wanita yang telah melahirkan
merasakan kelegaan karena keberhasilannya dalam bersalin, sekaligus perasaan
was-was akan perubahan pada tubuh atau bayinya. Namun demikian, secara
Pada masa nifas dapat terjadi rasa sakit yang disebut after pain, (meriang atau
mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan.Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu
mengganggu dapat diberikan obat-obat anti sakit.Kaki bengkak (ankle edema)
adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang disebabkan oleh penumpukan
cairan pada kaki tersebut.
Perdarahan Pervaginam
1. Pengertian
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefenisikan
sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai
defenisi ini :
a) Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya,
kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur
dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon,
handuk dan kain di dalam ember dan di lantai.
b) Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada
Tindakan Segera
1. Memaantau keadaan ibu dan tanda- tanda vital ibu untuk mencegah
terjadinya tanda dan gejala syok
2. Melakukan masase fundus uteri dan merangsang puting susu
Pemberian oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan secara IM,IV,atau
SC
3. Memberikan drivat prostaglandin F2a ( carboprost tromethamine) yang
kadang memberikan efek samping berupa diare, hipertensi, mual muntah,
febris, dan taki kardia. Pemberian misoprostol 800-1000ug per rectal
4. Melakukan kompresi bimanual internal
b) Retensio Plasenta
Retensio Plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama
setenga h jam setelah kelahiran bayi.
Jenis-jenis Retensio Plasenta
1. Plasenta Adhesiva
Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisiologis.
2. Plasenta Akreta
Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasetita hingga
memasuki sebagian lapisan miornetrium.
3. Plasenta Inkreta
Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai / memasuki miornetnum.
4. Plasenta Perlireta
(1) Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa
mengenai kulit perineum
(2) Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinea
transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani
(3) Tingkat III : Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani
(4) Tingkat IV : Robekan sampai mukosa rectum
Sikap Bidan
Bidan hanya diberi kesempatan utk melakukan pelepasan sisa plasenta
dengan manual atau digital dalam keadaan darurat dengan indikasi
perdarahan.Bila dengan cara tersebut tidak bisa teratasi, pasien segera
dirujuk.
e) Inversio Uteri
Inversion uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian
atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri.
Pembagian inversio uteri :
1. Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menunjol ke dalam kavum uteri namun
belum keluar dari rongga rahim.
2. Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk ke dalam vagina
3. Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar
vagina
a) Vulvitis
Pada luka infeksi bekas sayatan episiotomy atau luka perineum, jaringan
sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak, jahitan mudah
terlepas, luka yang terbuka menjadi ulkus dan mengeluarkan pus.
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui
perineum. Permukaan inukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus,
serta getah mengandung nanah dan keluar dari daerah ulkus. Penyebaran dapat
terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas.
c) Servisitis
· Bila luka infeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar,
demam naik sampai 39° - 40° disertai mengigil.
Penanganan
· Pemberian antibiotik
· Roborantia
Jenis infeksi ini biasanya yang paling sering terjadi. Kuman-kuman yang
memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas implantasi plasenta dan
dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi
dengan kuman yang tidak seberapa pathogen, infeksi hanya terbatas pada
endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi
nekrotis dan mengeluarkan getah berbau, yang terdiri atas keping-keping
nekrotis dan cairan.pada batas-batas antara daerah yang beradang dan daerah
sehat, terdapat lapisan yang terdiri atas leukosit.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita pada hari pertama merasa
kurang sehat dan perut nyeri, mulai hari ketiga suhunya meningkat, nadi cepat,
namun dalam kurun waktu 1 minggu keadaan akan menjadi normal. Pada
infeksi yang lebih berat, batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah
penjalaran.
a. Uterus membesar
c. Uterus lembek
d. Suhu meningkat
e. Nadi menurun
Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat
phatogen, biasanya sterptococcus haemolyticus golongan A. Infeksi ini sangat
berbahaya dan tergolong 50 % penyebab kematian karena infeksi nifas.
a) Septikemia
b) Pyemia
a. Perut nyeri.
a) Peritonitis
Penanganan:
Banyak istirahat
Diet TKTP
Diet rendah garam, lemak, dan KH
Konsumsi multi vitamineral sayuran dan buah
Pemberian sedatif ringan (Diazepam 3 x 2 mg) atau luminal 3 x 30 mg
selama seminggu
Cek lab (HB, AL, Ct, Bt, Gold a, AT), darah kimia (alb, globulin, gula
darah sewaktu, ureum creatinin, got, gpt)
Cek lab urine (uji faal hati, faal ginjal, estriol)
Kontrol tiap minggu
Rawat Inap
Dalam 2 minggu rawat jalan tidak menunjukkan perubahan
BB bertambah
Timbul salah satu pre eklampsi berat
Deteksi melalui
a) Data subjektif
b) Data objektif
Vital sign: nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu normal, dan
pernapasan meningkat.
Terdapat oedem pada wajah sampai berwarna biru
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan EKG
Penanganan :
Perbanyak istirahat
Diet TKTP rendah garam
Pemantauan melekat vital sign
Rujuk ke alhi penyakit dalam (bagi seorang bidan) jika dalam RS lakukan
kolaborasi dengan ahli lain (ahli penyakit dalam, ahli gizi)
b) Data objektif
c) Pemeriksaan laboratorium
Penanganan :
Periode pasca persalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi,
dan keluarganya secara fisiologis, emosional, dan sosial. Macam-macam
komplikasi pada masa nifas antara lain Perdarahan pervagina; Infeksi pada
masa nifas; Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur; Pembengkakan
di wajah dan ekstremitas; Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih; Rasa
sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan di kaki; Cara penanganan untuk
masing-masing komplikasi disesuaikan dengan kondisi ibu dan tingkat
kegawatan dari maisng-masing komplikasi yang terjadi.Petugas kesehatan
wajib berperan dalam upaya pencegahan komplikasi yang terjadi pada masa
nifas, karena masa nifas merupakan fase yang sangat rawan terjadi
komplikasi yang berakibat pada kematian.
Kasus II
a. Plasenta previa
b. Plasenta rest
c. Pendaran post partum
d. Pendarahan
6. Penagana aktif kala III sebaiknya dilakukan dengan baik & hati-hati. Hal
tersebut bertujuan untuk...
a. 6 cm
b. 5 cm
c. 4 cm
d. 3 cm
8. Serviks yang mengalami perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva,
vagina, dan perineum akibat kuman yang masuk. Kuman tersebut yaitu...
a. Ektogen
b. Escherica coli
c. Clostridium wechii
d. Patogen
9. Infeksi nifas dapat berbentuk...
Kasus 2
Kasus III
Ny. T, seorang ibu rumah tangga, datang ke poli kandungan dengan keluhan ada
bengkak di daerah kemaluan bagian bawah, ada leukore, panas dan nyeri
waktu kencing. Dari hasil anamnesa, suami bekerja sebagai driver bus antar-
propinsi dan pulangnya 1 minggu sekali.
a. Vulvitis
b. Vaginitis
c. Cervixitis
d. Bartholinitis
e. Endometriosis
a. Sifilis
b. Gonore
c. Tuberkolose
d. Candidiasis
a. Bartholinitis
b. Vaginitis
c. Cervixitis
d. Endometriosis
e. Miometritis
14. Tindakan yang sesuai dengan kewenangan bidan dalam menangani kasus
yang dialami Ny. T adalah …
a. Bilas vagina
b. Memberikan antibiotik
c. Kompres betadin
d. Memberika AgNO3 10 %
e. Memberikan albothyl
1. A 8. D
2. D 9. A
3. B 10. D
4. D 11. A
5. C 12. E
6. A 13. A
7. C 14. B
Purwanti, Eni. 2012. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat Rahmat dan KaruniaNyalah kami dapat
menyelesaikan modul ini. Penyusunan modul ini bertujuan
untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Selain itu, penyusunan modul ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai asuhan nifas dan menyusui
dengan tindak lanjut asuhan masa nifas di rumah dalam bentuk
laporan asuhan kebidanan masa nifas. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Wildan, SST, M.Kes selaku dosen
pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan
KEGIATAN
Menyusui yangBELAJAR 3
telah membimbing kami dalam penyelesaian
modul
TINDAKini. LANJUT MASA NIFAS DI
RUMAH
Akhirnya kami menyadari bahwa modul ini sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan modul
selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan
banyak terima kasih dan semoga modul ini bermanfaat untuk
kami dan untuk pembaca.
1
2
PENDAHULUAN
T I N D A K L A N J U T M A S A N I FA S D I R U M A H
Angka kematian ibu pada masa nifas di Indonesia masih tinggi sekitar
60% sehingga pencetusan pembuatan program dan kebijakan teknis mengenai
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai
6 jam sampai 42 hari pascapersalinanoleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas
diperlukan pada priode ini karena merupakan masa krisis baik ibu dan bayinya.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan yang tejadi setelah
persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa
neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi
terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir
terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.
- Keuntungan :
Kunjungan rumah postpartum memilki keuntungan yang sangat jelas
karena :
- Kerugian :
Kunjungan rumah pospartum juga memiliki keterbatasan yang masih
sering dijumpai, yaitu sebagai berikut.
1) Gizi
Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air minum.
Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1 liter setiap 8 jam)
Ferrum 5 mg 5 mg
Niacin 2 mg 5 mg
Vit C 30 mg 30 mg
6) Pemberian ASI
Keluarga Berencana
1. Idealnya pasangan harus menunggu sekuang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan
sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencakan tentang
keluarganya, namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka
tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan sel telur atau ovulasi
sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui (amenorhoe
laktasi). Oleh karena itu metode amenore laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan
baru, resiko cara ini ialah 2% kehamilan.
3. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko penggunaan
kontrasepsi tetap lebih aman terutama bila ibu sudah haid lagi.
4. Sebelum menggunakan metode JB hal-hal berikut sebaiknya
dijelaskan dahulu pada ibu:
Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efektivitasnya.
Kelebihan atau keuntungannya.
Kekurangannya.
Efek samping.
Bagaimana menggunakan metode ini.
Kapan metode itu dapat dimulai untuk wanita pascasalin yang
menyusui.
9) Tanda-tanda Bahaya
Sebagian besar kematian ibu terjadi selam masa pascasalin. Oleh karena
itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai
tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan
medis. Ibu juga perlu mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut.
Beritahukanlah kepda ibu jika ia melihat sesuatu yang tidak beres atau jika
mengetahui adanya masalh-masalah berikut, maka ia perlu segera menemui bidan,
yaitu:
Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba yang bertambah banyak
(lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian
pembalut 2 kali dalm setengah jam).
Pengeluaran vaginam yang berbau busuk.
Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.
Pembengkakan diwajah atau ditangan.
Demam, muntah, rasa sakit sewaktu berkemih atau jika tidak merasa tidak
enak badan.
Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
Rasa sakit, merah, lunak dan atau pembengkakan dikaki.
Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri
sendiri.
Merasa sangat letih atau napas terengah-engah.
Keadaan Abnormal Pada Payudara
Beberapa keadaan normal yang mungkin terjadi adalah :
a) Bendungan ASI
Disebakan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae
bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
- Pada 0-3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak
kegelisahannya, karena rasa sakit pada saat ibu melahirkan sangat terasa
yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan
istirahat pada siang hari dan sulit tidur di malam hari.
- Pada 3-10 hari setelah melahirkan, “Postanatal blues” atau biasa disebut
juga “3th day blues” yang biasanya muncul pada hari ke lima. Postnatal
blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang
berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu panik
dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
- Pada 1-12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan
menuju pada tahap normal yang sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat.
b) Depresi Pada Masa Nifas
Riset ini menunjukkan 10% ibu mengalai depresi setelah
melahirkan. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada
beberapa kasus selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang
muncul saat melahirkan dan faktor-faktor yang lainnya seperti hambatnya
karir ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang
terdekat terutam suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya
bayi, terutama ibu primipara.
Depresi pascapartum berbeda dengan ‘baby blues’ yang ringan dan
sementara, depresi pascapartum sejati dan dapat terjadi pada setiap titik
dalam bulan pertama pascapartum dan mempunyai andil dalam
karekteristik diagnostik depresi mayor atau minor.
Jika ada kelainan atau penyimpangan baik bayi maupun ibunya anjurkan segera ke
Rumah sakit, misalnya, perdarahan postpartum, gangguan mental kejang, bayi
hipotermia, bila mungkin ibu dan bayi dalam satu ruangan.
1) Gizi
3) Protein
5) Pemberin ASI
8) Tanda-tanda bahaya
Suatu keadaan setelah plasenta lahir sampai kembalinya alat kandungan seperti
semula disebut …
a. Konsepsi
b. nidasi
c. Puerperium
d. Kontrasepsi
5. Kandungan ASI yang kaya akan lemak dan nutrisi, sehingga membuat
bayi lebih cepat kenyang adalah...
a. Foremilk
b. Hindmilk
c. Kolostrum
d. ASI Transisi
7. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-
tanda kesulitan menyusui diberikan pada ...
8. Asuhan pada 6 hari post partum dapat diberikan juga pada saat kunjungan
nifas ...
10. Kontak awal antara ibu dan bayi setelah kelahiran, untuk memberikan kasih
sayang yang merupakan dasar interaksi antara keduanya secara terus menerus
merupakan pengertian dari…
a. Kasih sayang
b. Bounding Attachment
d. Kontak Dini
http://www.lusa.web.id/program-tindak-lanjut-asuhan-nifas-di-rumah/
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta.
Heryani, Reni.2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Dan Menyusui. Jakarta :
Trans Info Media.
2. D
3. A
4. B
5. D
6. C
7. B
8. C
9. C
10. B