Anda di halaman 1dari 6

OBAT ANALGESIK

1. Pengertian

Analgetika adalah obat yang menghilangkan rasa nyeri dengan cara


meningkatkan nilai ambang nyeri di SSP tanpa menekan kesadaran. Analgesik
memiliki sifat seperti narkotik, yaitu menekan sistem saraf pusat dan
mengubah presepsi terhadap rasa sakit yang diderita.

2. Macam-macam obat analgesik


a.) Analgesik opioid/analgesik narkotika
 Metadon
Metadon merupakan suatu agonis opioid sintetik dengan
aksi majemuk secara kuantitatif serupa dengan aksi morfin,
terutama mempengaruhi susunan saraf pusat dan organ-organ
yang terdiri dari otot polos. Sebagai suatu anestetik, metadon 3
kali lebih poten dari morfin, berbeda karena awitannya lebih
lambat, perjalanaya lebih lama, dan gejala lebih ringan. Efek
kumulatif terjadi pada penggunaan berulang, menimbulkan
lama aksi yang memanjang. Metadon oral sekitar separuh poten
dibandingkan metadon parental.Cara kerjanya mirip morifin
lengkap. Sedatif lebih lemah.Indikasidetoksifitas
ketergantungan morifin. Nyeri hebat pada pasien yang dirumah
sakit.
Dosis awal metadon dimulai pada 20-30 miligram. Dosis
dinaikkan secara bertahap sampai terjadi kesesuaian dengan
kebutuhan individu.Efek yang tidak di inginkan seperti depresi
pernapasan, konstipasi, gangguan SSP, hipotensi ortostatik,
mual dan muntah pada dosis awal.
 Fentanil
Fentanil adalah analgesik opioid yang berkaitan dengan
reseptor opiate di SSP, merubah respons dan persepsi nyeri.
Efek terapeutik gabungan berupa neuroleptoanalgesia (tenang,
berkurangnya aktivitas motoric, dan analgesia tanpa
kesadaran).Cara kerjanya lebih poten dari pada morfin. Depresi
pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Indikasi medikasi
praoperasi yang digunakan dalan anastesi.nyeri tiba-tiba pada
pasien yang sudah dalam terapi opioid untuk nyeri kanker
kronik, nyeri kronik yang sukar ditangani.
Dosis analgesik 1 – 3 µg/kgBB. Efek samping seperti
depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya, rigiditas otot,
bradikardi ringan.
 Kodein
Kodein merupakan analgesik agonis opioid. Efek kodein
terjadi apabila kodein berikatan secara agonis dengan reseptor
opioid di berbagai tempat di susunan saraf pusat. Efek
analgesik kodein tergantung afinitas kodein terhadap reseptor
opioid tersebut.Kodein dapat meningkatkan ambang rasa nyeri
dan mengubah reaksi yang timbul di korteks serebri pada waktu
persepsi nyeri diterima dari thalamus.Kodein juga merupakan
antitusif yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan
menekan pusat batuk. Kodein diserap baik pada pemberian oral
dan puncak efeknya ditemukan 1 atau 2 jam dan berlangsung
selama 4-6 jam. Metabolisme terutama di hepar, dan diekskresi
ke dalam urine dalam bentuk tidak berubah, diekskresi komplet
setelah 24 jam. Dalam jumlah kecil ditemukan dalam air susu
ibu.Cara kerja kodein ialah merangsang reseptor susunan saraf
pusat (SSP) yang dapat menyebabkan depresi pernafasan,
vasodilatasi perifer, inhibisi gerak perilistatik usus, stimulasi
kremoreseptor dan penekanan reflek batuk. Indikasi meredakan
nyeri hebat, antitusif, diare. Kontraindikasi depresi saluran
nafas, penyakit obstruksi paru-paru, juga pada kondisi dimana
hambatan perilistatik harus dihindari, pada kejang perut.
Dosis yang digunakan untuk dewasa : 30 - 60 mg, tiap 4 - 6
jam sesuai kebutuhan. Untuk anak-anak : 0,5 mg/kg BB, 4-6
kali sehari. Efek sampingnya dapat menimbulkan
ketergantungan, mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, sembelit,
dan depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi
jantung dan syok.

b.) Analgesik non-narkotik


 Ibuprofen
Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim yang
berperan dalam produksi prostaglandin. Prostaglandin adalah
senyawa yang dilepaskan tubuh yang menyebabkan inflamasi
dan rasa sakit. Dengan menghalangi produksi prostaglandin,
ibuprofen mengurangi inflamasi dan rasa sakit. Indikasi
ibuprofen ialah meringankan gejala arthritis rematoid,
osteoarthritis, nyeri yang sedang sampai berat, dismenorhea
primer, dan menurunkan demam. Tidak digunakan untuk
pengobatan arthritis rematoid pada anak-anak, terbakar sinar
matahari, resisten agne vulgaris. Kontra indikasipada ibuprofen
adalah ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil
dan menyusui. Dengan alasan bahawa ibuprofen lebih relatif
lama dikenal dan tidak menimbulkan eek samping serius pada
dosis analgesik ,sehingga ibuprofen dijual sebagai obat generik
bebeas di beberapa negara antara lain Amerika Serikat dan
Inggris sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun
setelah menjalani operasi bypass jantung, karena obat ini dapat
mengancam jantung seperti terjadinya serangan jantung atau
stroke. Bagi penderita yang memiliki sejarah penyakit jantung,
stroke, gagal jantung, hipertensi, maag, asma, gangguan hati,
ginjal, polip, maupun gangguan perdarahan sebaiknya
menghubungi dokter sebelum mengkonsumsi obat ini, karena
dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus,
termasuk perdarahan. Bagi wanita hamil dan menyusui,
penggunaan ibuprofen selama 3 bulan dapat membahayakan
janin.
Dosis penggunaan obat ini adalah 200 - 400 mg setiap 4
hingga 6 jam. Efek samping yang paling sering timbul adalah
mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri perut atau rasa terbakar
pada perut bagian atas, ruam kulit, penurunan kadar trombosit,
penurunan kadar limfosit darah, dan gangguan penglihatan.
Efek samping yang lebih jarang adalah luka pada
kerongkongan, gagal jantung, penyempitan saluran napas,
gangguan ginjal, reaksi alergi kulit berat, dan peningkatan
kadar kalium darah. Ibuprofen dapat mencetuskan serangan
asma yang pada sebagian kecil orang dapat berakibat fatal.
Penggunaan ibuprofren jangka panjang dan dalam dosis tinggi
dapat menyebabkan kematian jaringan ginjal, tekanan darah
tinggi, dan serangan jantung. Penderita yang berisiko besar
mengalami hal tersebut adalah penderita lanjut usia,
kekurangan cairan, mengalami gagal jantung atau gangguan
hati.
 Paracetamol
Paracetamol bekerja sebagai inhibitor untuk prostaglandin.
Prostaglandin adalah bahan kimia dalam tubuh yang membawa
pesan rasa nyeri ke otak. Indikasi utama paracetamol yaitu
digunakan sebagai obat penurun panas (analgesik) dan dapat
digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala jenis
seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri
sehubungan dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, dll. Kontra
indikasi alergi parasetamol atau acetaminophen, gangguan
fungsi hati dan penyakit hati, gangguan fungsi ginjal serius,
shock overdosis acetaminophen gizi buruk.
Dosis umum 325-650 mg diminum setiap 4 sampai 6 jam
atau 1000 mg setiap 6 sampai 8 jam.Efek samping dapat berupa
gejala ringan seperti pusing sampai efek samping berat seperti
gangguan ginjal, gangguan hati, reaksi alergi dan gangguan
darah. Reaksi alergi dapat berupa bintik – bintik merah pada
kulit, biduran, sampai reaksi alergi berat yang mengancam
nyawa.
 Asam mefenamat
Cara kerja asam mefenamat adalah seperti obat anti-
inflamasi non-steroid atau NSAID lain yaitu menghambat
sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja enzim
cyclooxygenase. Asam mefenamat mempunyai efek
antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan antipiretik. Indikasi
asam mefenamat adalah untuk menghilangkan nyeri akut dan
kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala,
sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma,
nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, dan nyeri pada
persalinan. Kontra indikasipada penderita tukak lambung,
radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap
asam mefenamat, pemakaian secara hati-hati pada penderita
penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna.
Dosis untuk orang dewasa dan anak di atas 14 tahun
dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
Untuk dismenore, Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari,
diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan
dilanjutkan selama 2-3 hari. Efek sampingnya yaitu gangguan
saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual,
muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala,
penglihatan kabur, vertigo, dyspepsia. Dan pada penggunaan
terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari, asam
mefenamat dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia
hemolitik.
Karena toksiknya maka di Amerika Serikat obat ini tidak
dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawah 14 tahun dan
wanita hamil, dan pemberian tidak melebihi 7 hari.

http://www.rskojakarta.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1
48&Itemid=98

digilib.unimus.ac.id/files/.../jtptunimus-gdl-danangariw-6712-2-babii.pdf

http://halosehat.com/farmasi/obat/jenis-obat-analgesik-fungsi-efek-samping-
dosisnya

http://www.klikdokter.com/tanyadokter/saraf/macam-obat-analgesik

http://fitria-budiarti-fkp13.web.unair.ac.id/artikel_detail-99549-april-
obatobatan%20analgesik%20narkotik.html

Sulistia, G.2001.Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta:Gaya Baru

Anda mungkin juga menyukai