Anda di halaman 1dari 11

Sosiohumaniora, Volume 15, No.

1, Maret 2013 : 80 - 90

ANALISIS ORGANISASI PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA


JAKARTA SEBAGAI SEBUAH SISTEM TERBUKA
Heru Nurasa

Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNPAD

Email:heru.nurasa@unpad.ac.id

ABSTRAK. Studi ini mengambil objek Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, serta dikaji dengan
menggunakan pendekatan organisasi sebagai sistem terbuka. Pendekatan ini digunakan untuk memahami
lingkungan organisasi, baik lingkungan internal dan eksternal, sebagai bahan informasi bagi penyusunan
kebijakan (rencana stratejik) ke depan. Studi ini menggunakan metode deskriptif, untuk mengungkap secara
objektif berbagai tantangan yang dihadapi Pemda DKI, dalam posisinya sebagai ibukota dapat diidentifikasi dari
lingkungan internal (skala lokal) dan lingkungan eksternal (skala nasional/internasional). Hasil studi menunjukan
bahwa pada skala lokal persoalan kependudukan, ketenagakerjaan, kemiskinan, transportasi/ perparkiran, dan
lingkungan hidup merupakan masalah inti yang memerlukan penanganan secara tepat dan cepat. Sementara
itu, pada skala nasional/internasional, persoalan liberalisasi perdagangan merupakan masalah paling krusial.
Skenario Pemda DKI Jakarta untuk menangani tantangan yang dihadapi dengan menggunakan kebijakan
REGOM (reinventing government manajemen), yaitu dengan melakukan perubahan dan pembaharuan sistem
manajemen pemerintahan. Kebijakan khusus yang dibangun adalah dengan melakukan reformasi anggaran,
reformasi organisasi, dan kebijakan privatisasi dan kemitraan dengan dunia usaha (swasta) dan masyarakat.
Kata kunci: Organisasi sebagai sistem terbuka, reinventing government, good governance.

ORGANIZATIONAL ANALYSIS OF SPECIAL CAPITAL REGION OF JAKARTA AS OPEN SYSTEM

ABSTRACT . The object of this study is Jakarta capital city which was studied by the organization theory as
open system. This approach was using to have an understanding of organizational environment, those are
internal and also external environment, as an informations based to formulating the future policy (or strategic
plan) of Jakarta capital city. Descriptive methode was used in this study to explored objectively the opportunities
and threats from internal environment (local scale) and external environment (national and international scale)
faced by Jakarta capital city as a central city of Indonesia. The result of study showed that the problems of
Jakarta capital city at local level are related with the isues of demography, manpower, poverty, transportation,
and environment which are needed to solved accurately. Meanwhile, the liberalization of trading become the
crusial problem at national and international level. The scenario policy of Jakarta capital city, to handled the
problems from internal and external environment, was promoting reinventing government management policy,
in order to reinvent the government management systems, including budgeting reform, organizational
revitalization, and privatization and partnership policy between local government and private sector and civil
society.
Key word: Organizations as open system, reinventing government, good governance.

PENDAHULUAN diperhatikan serta diperhitungkan secara matang


dalam rangka merumuskan kebijakan (baca:
Analisis organisasi sebagai sistem terbuka juga strategi) pemerintah. Krisis ekonomi yang
sangat relevan digunakan pada organisasi berkepanjangan, berawal pada pertengahan tahun
manapun, utamanya birokrasi pemerintahan. 1998, merupakan bukti bahwa kebijakan
Dewasa ini, pengaruh perubahan lingkungan - baik pemerintah Indonesia kurang mampu merespons
skala lokal, nasional, maupun internasional - tuntutan perubahan lingkungan. Kondisi moneter
merupakan faktor terpenting yang harus dan sektor riil menjadi sedemikian terpuruk, pajak

80
Analisis Organisasi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Sebuah Sistem Terbuka (Heru Nurasa)

pun sulit untuk ditarik. Sementara pinjaman luar utamanya pada fase perencanaan stratejik, hanya
negeri pun persyaratannya semakin sulit. dapat diterapkan jika mengasumsikan organisasi
Pemerintah Indonesia mengalami kesulitan untuk sebagai sistem terbuka. Analisis SWOT, khususnya
memperoleh dana dalam rangka membiayai analisis tentang opportunity (peluang) dan threat
penyelenggaraan pemerintahan dan (ancaman), adalah analisis terhadap peluang dan
pembangunannya. Terjadi defisit anggaran ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, agar
pemerintah. Bahkan pada masa itu muncul rumor organisasi senantiasa dapat merespons dan
bahwa untuk membayar gaji pegawai negeri sipil, melakukan antisipasi strategis secara cepat dan
polisi dan militer diperkirakan tidak mampu untuk tepat.
membayarnya. Dengan argumentasi di atas, maka kajian terhadap
Ketergantungan pemerintah Indonesia terhadap Pemda DKI sebagai organisasi briokrasi yang sangat
pinjaman luar negeri merupakan bukti bahwa signifikan untuk dikaji dengan pendekatan
lingkungan moneter internasional bagitu kuat organisasi sebagai sistem terbuka. Hal ini
mempengaruhi kebijakan birokrasi pemerintah. mengingat Pemda DKI sebagai pintu gerbang
Bahkan untuk memperoleh dana pinjaman luar Indonesia dalam berinterakasi dengan dunia
negeri, lembaga keuangan internasional internasional, serta dituntut menjadi centre of
menerapkan persyaratan berat, seperti: penciptaan excelence bagi Daerah-Daerah (Propinsi,
iklim demokrasi, penegakan HAM, pemberantasan Kabupaten, dan Kota) di Indonesia.
korupsi, dst. Hal ini juga seringkali dipandang
sebagai ikut campur urusan dalam negeri
Teori Organisasi sebagai Sistem Terbuka
Indonesia. Tetapi jika persyaratan tersebut tidak
diikuti, maka pinjaman luar negeri pun tidak akan
Kajian tentang organisasi sebagai suatu
dikucurkan. Jadi jelaslah bahwa birokrasi
pendekatan terbuka, pada prinsipnya adalah
pemerintah tidak mungkin menjalankan
mengkaji proses adaptasi organisasi terhadap
organisasinya dengan pendekatan organisasi
lingkungannya. Proses adaptasi ini dilakukan mulai
tertutup semata. Faktor lingkungan eksternal
dari hulu (backward linkages) sampai ke hilir
berupa IPOLEKSOSBUD, baik pada tingkat lokal,
(foreward likages), yaitu mulai dari lingkungan input
nasional dan internasional harus diadaptasi ke
dalam upaya untuk memperoleh sumberdaya
dalam kebijakan birokrasi pemerintah.
(resourcess) yang diperlukan, sampai kepada
lingkungan output untuk menawarkan segala
Intinya, strategi adaptasi organisasi terhadap
macam produk yang dihasilkannya. Dengan
perubahan lingkungan eksternal merupakan
demikian, bagi suatu organisasi, bahwa kegiatan
keniscayaan. Pendekatan organisasi sistem terbuka
adaptasi terhadap lingkungannya merupakan suatu
merupakan paradigma terkini yang wajib
keniscayaan, yaitu dengan melakukan tindakan-
diterapkan, baik pada organisasi perusahaan,
tindakan strategis agar organisasi dapat melakukan
birokrasi pemerintahan, dan bahkan pada organisasi
suatu transaksi timbal balik yang saling
sosial sekalipun.1 Manajemen stratejik pun,
menguntungkan dengan lingkungannya.
Pendekatan organisasi sistem terbuka, kemudian
1
Menurut pendekatan organisasi sistem terbuka, bahwa menjadi era baru dalam kajian teori organisasi.
organisasi tidak beroperasi dalam situasi eksklusif (tertutup). Joan Woodward (1965)2, meneliti pengaruh
Tetapi dia beroperasi dalam sistem lingkungan yang lebih
lingkungan teknologi terhadap struktur organisasi.
besar, yang saling mempegaruhi satu sama lain. Dengan
demikian, organisasi bagaikan sub-sistem dari sistem Penelitian serupa dilanjutkan oleh para peneliti
lingkungan yang lebih besar. Artinya, setiap perubahan pada lainnya, diantaranya Charles Perrow (1967) 3 dan
sistem lingkungan organisasi, maka baik langsung maupun James Thompson (1967)4. Burns dan Stalker
tidak langsung akan mempengaruhi keberadaan dan
pertumbuhan organisasi tersebut. Ketergantungan organisasi
2
terhadap lingkungannya terjadi dalam 2 (dua) bentuk Joan Woodward, Indusstrial Organization: Theory and Practice,
keterkaitan, yaitu; keterkaitan ke belakang (backward London: Oxford University Press, 1965.
3
linkages) dan keterkaitan ke depan (forward linkages). Charles Perrow, “A Framework for the Comparative Analysis of
Kekerkaitan ke bekalang dalam upaya mengakses sumberdaya Organizations,” American Sociological Review, April 1967, pg
(dana, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, dsb), sementara 194-208.
4
keterkaitan ke depan dalam upaya mengakses ke pasar James D. Thompson, Organization in Action, New York; Mc
(konsumen atau publik). Graw Hill, 1967.

81
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 80 - 90

(1961)5 serta Lorch and Lawrence (1967)6 juga diterministik10, serta perspektif tindakan rasional 11.
memberikan gambaran bahwa struktur yang dianut Selanjutnya Astley Van de Ven mengemukakan
oleh organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya. bahwa terdapat tiga aspek utama yang perlu
Karena itu setiap lingkungan yang berbeda tidak diperhatikan untuk menjelaskan proses adaptasi
bisa dihadapi oleh struktur yang sama. organisasi berlangsung, yaitu: (1) aspek struktur,
(1) aspek tuntutan perubahan, serta (3) aspek
Konsep “adaptasi’ itu sendiri sesungguhnya perilaku dan peran manajer. Aspek struktur
diadopasi dari ilmu alam, utamanya ilmu biologi, merupakan gambaran tentang rancangan posisi dan
yang menjelaskan reaksi dari suatu organisme peran yang melahirkan hirarkhi dan fungsi
untuk dapat bertahan terhadap tuntutan dan organisasi, sehingga organisasi dapat dibentuk
tekanan perubahan lingkungannya (mekanisme untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi nya
survival strategy). Dengan demikian, pengertian secara efektif dan efesien. Kemudian, perubahan
adaptasi dapat dijelaskan sebagai suatu tindakan struktur seperti downseizing, rightseizing, dan
organisme untuk melakukan perubahan struktur bahkan upseizing akan dilakukan sebagai bentuk
dalam rangka memelihara keadaan setimbang respons organisasi terhadap tuntutan perubahan
terhadap perubahan lingkungan yang dinamis, lingkungan. Sementara itu, perilaku adaptasi pun
sehingga akan membentuk suatu komposisi struktur (seperti perubahan struktur), akan ditentukan oleh
lingkungannya yang saling bersinergis. 7 Cyert dan peran dan perilaku aktor. Pemikiran ini pada
March8 mengemukakan bahwa keadaan setimbang dasarnya menampakan sifat reaktif dari para aktor
ini tidaklah statis, tetapi akan terus mengalami organisasi (pengambil keputusan) dalam merespons
perubahan menuju keadaan kesitimbangan yang tuntutan perubahan lingkungannya.
baru, sebagai bentuk respons terhadap adanya
perubahan tujuan organisasi, serta tuntutan dan Sementara itu, para ahli organisasi lainnya
tekanan perubahan lingkungan yang bergerak yang menganut analisis populasi mengemukakan
dinamis. Sementara itu, para ahli organisasi yang bahwa proses perubahan organisasi berlangsung
menganut pendekatan kontingensi mengemukakan melalui mekanisme seleksi. Pemikiran ini lahir,
bahwa keadaan setimbang tersebut akan antara lain ditandai oleh adanya kritikan dari
dipertahankan melalui penerapan struktur organik Hannan dan Freeman terhadap model adaptasi
atau struktur mekanik.9 Struktur organik digunakan dalam merespons perubahan. Menurutnya terdapat
pada lingkungan yang cepat berubah (turbulent), kendala, baik dari dalam ataupun luar organisasi,
karenanya struktur organik sifatnya lebih fleksibel yang menyebabkan keterbatasan adaptasi
dan tidak formal. Namun, sebaliknya pada organisasi terhadap lingkungan yang dinamis.
lingkungan yang relatif stabil akan menggunakan Kendala organsasi dari dalam adalah dapat berupa
struktur mekanik (umumnya bersifat kaku dan struktur (inertia struktural) dan atau politik internal
formal), karenanya struktur mekanik dapat yang cenderung resisten terhadap perubahan.
menjamin adanya kepastian (certainty) dan Sementara itu kendala dari luar organsasi
keseragaman (uniformity). Pandangan ini dalam dikarenakan adanya ketergantungan terhadap
pemikiran Astley Van de Ven, menganut suatu sumberdaya yang terbatas (resource dependency).
asumsi tentang orientasi pelaku yang bersifat Dalam perspektif ekologi, bahwa keterbatasan
sumberdaya itu disebabkan oleh daya pikul
(carrying capacity) lingkungan yang juga terbatas.
Oleh karena itu, perubahan organisasi
5 sesungguhnya lebih tepat jika dijelaskan melalui
Tom Burns and G.M. Stalker, The Management of Innovation,
Tavistock, 1961, pg 25.
6
Paul R. Lawrence and Jay W. Lorsch, Organization and
Environment, Boston Graduate School of Business
Administration, Harvard University 1967, pg 25-30.
7
Roy A Rapaport, Ritual, Sanctity, and Cybernetics, American
10
Anthropologist, Vol 73, (1971). W. Graham Astley and Andrew Van de Ven, Central
8
Richard M. Cyert and James G. March, A Behavioral Theory of perspectives and Debates in Organization Theory,
the Firms (Englewood Cliffs, N.J. Prentice Hall, 1963. Administrative Science Querterly, 28, 1983, pg 248-250.
9 11
Tom Burn dan G.M. Stalker, The Managament of Innovation, Jeffrey Pfeffer, Organizations and Organization Theory,
Tavistock, 1961. London, Pitman Publishing Inc, 1982.

82
Analisis Organisasi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Sebuah Sistem Terbuka (Heru Nurasa)

mekanisme seleksi alamiah dari lingkungannya.12 yaitu terlepas dari persepsi dan intervensi aktor-
Dalam pemikiran ini perubahan dijelaskan melalui 3 aktor di dalam organisasi. Kondisi dan keberadaan
(tiga) tahapan proses perubahan : (a) Pertama, organisasi justru dibentuk , dipertahankan dan di
terdapat perbedaan keragaman bentuk organisasi rubah berdasarkan persepsi para aktor berdasarkan
yang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat lokal pemahamannya kepada situasi lingkungannya
(seperti visi, misi, tujuan organisasi). Perbedaan (enacted environment). Perspesi aktor organisasi
keragaman (variasi) bentuk ini, kemudian, inilah yang justru menggerakan perilaku
menyebar ke seluruh populasi melalui prosess organisasi13.
dufusi. (b) Selanjutnya, keragaman itu terbentuk
melalui suatu proses alamiah, dimana lingkungan Dalam pandangan ini bahwa hubungan organisasi
akan memilih bentuk yang paling ideal (saling dengan lingkungan dijelaskan melalui konsep
bersinergis). Kemudian, keragaman bentuk yang enactment (Gerloff, 1985). Menurut Gerloff,
sesuai dengan basis resources lingkungan lah yang hubungan antara organisasi dengan lingkungan
akan dipertahankan. Sementara ragam bentuk berlangsung melalui penetapan operasi kegiatan
yang tidak cocok akan hilang (tidak survive). (c) (enacted domain), baik melalui proses perhatian
Akhirnya,variasi bentuk yang ideal inilah yang akan selekstif maupun melalui pilihan bidang kegiatan.
bertahan. Proses mempertahankan ragam bentuk Untuk itu, dalam memahani penyesuaian organisasi
ideal ini dilakukan melalui pembentukan komitmen terhadap lingkungannya dimediasi oleh persepsi
bersama. Pada intinya, bahwa analisis populasi pelaku. Pandangan enactment, dikonstruksikan
melihat proses perubahan atau daur hidup Gerloff (1985) dalam Gambar 1.
organisasi berlangsung dalam suatu siklus ragam
(variasi) bentuk–seleksi – dan retensi (bertahan). Sejalan dengan pemikiran Gerloff, kemudian
Dengan demikian, dalam pemikiran seleksi alamiah Weick dengan menawarkan model enactment –
bahwa proses perubahan dijelaskan dari kesesuaian selection – retention.14 Melalui proses “enactment”,
organisasi terhadap sumberdaya lingkungannya aktor organisasi lah yang melakukan penataan
(resource depence), berbeda dengan pemikiran organisasi dalam rangka mengeliminasi atau bahkan
model adaptasi atau strategi yang lebih melihat menghilangkan kendala lingkungannya. Artinya,
perubahan tersebut dari sudut penataan internal mekanisme seleksi tidak berlangsung secara
organisasi semata. Organisasi yang lolos dari alamiah karena tekanan lingkungannya, akan tetapi
seleksi alamiah, adalah organisasi yang mampu melalui strategi yang ditetapkan berdasarkan
menyesuaikan (fitting) dirinya dengan sumberdaya persepsi aktor terhadap perubahan lingkungannya.
lingkungannya. Sementara itu, proses retensi pun tidak berlangsung
secara otomatis berdasarkan kesesuainnya dengan
Kritikan terhadap pendekatan teori adaptasi lingkungan, tetapi berdasarkan pengalaman dan
ataupun populasi organisasi, melihat hubungan pengetahuan para aktor, dimana proses ini terus
organisasi dengan lingkungan berlangsung secara berlangsung secara berkesinambungan. Dengan
otomatis (pendekatan imperative). Padahal pikiran ini, pengaruh lingkungan akan dimaknai dan
hubungan-hubungan tersebut tidaklah berlangsung disikapi secara “berbeda”, tergantung pada strategi
secara mekanistik, artinya perubahan struktur, yang dirumuskan oleh (aktor-aktor) organisasi.
proses dan perilaku organisasi tidaklah secara Intinya, bahwa bukan lingkungan yang membentuk
otomatis melakukan penyesuaian-penyesuaian atas organisasi, tetapi justru lingkungan itu sendiri dapat
kondisi dan tekanan perubahan lingkungan dirubah melalui tindakan kolektif.
tersebut. Perubahan tersebut terjadi melalui
persepsi dan intervensi aktor dalam menilai dan
memilih tujuan organisasi. Berger dan Luckman,
menolak pendapat bahwa organisasi merupakan
sistem yang impersonal (deterministik dan rasional),

13
Peter Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of
12
Michael T. Hannan and John H. Freeman,The Population Reality, England, Penguin Books Ltd, 1981.
14
Ecology of Organization, American Journal of Sociology,vol 82, Karl E. Weick, The Social Psychology of Organizing, Reading,
p 929-964. Addison Wesley, 1976.

83
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 80 - 90

INTERAKSI ORGANISASI VS LINGKUNGAN


Interpret through
Environmental the perception and
Reality: Interpretasi decision of manager
Ambigious and and coalition in the
Equivocal organization

D
e
Enactment s
i
g
n

Environmental Organization
enacted : Two way interaction enacted:
Unambigious- Unambigious-
unequivocal unequivocal

Gambar 1. persepsi pelaku. Pandangan enactment, Sumber: Gerloff (1985)

METODE pintu gerbang Indonesia dalam berinteraksi


dengan dunia luar. Image tentang Indonesia
Studi ini memfokuskan kajiannya pada pun dapat dikenali pertama kali oleh dunia
analisis organisasi sebagai sistem terbuka, internasional, melalui wajah DKI Jakarta.
utamanya birokrasi pemerintahan pada Pemda Sementara ke dalam sendiri, khususnya bagi
DKI Jakarta. Dalam penelitian ini tentunya tidak Daerah lainnya di Indonesia, DKI Jakarta
sekedar menjelaskan apa dan bagaimana proses diposisikan sebagai center of exelence bagi
adaptasi tersebut berlangsung. Tetapi lebih perkembangan perekonomian, kebudayaan,
jauh lagi mencari tahu mengapa proses adaptasi politik, dsb. Dengan demikian, Pemda DKI
itu berlangsung kearah konstruksi model seperti Jakarta mempunyai tugas yang cukup berat
sekarang. Analisis dititikberatkan pada interkasi untuk melakukan positioning dalam manajemen
organisasi dengan lingkungan strategis pemerintahannya, baik ke dalam maupun ke
disekitarnya, yang secara terus menerus luar.
mengkonstruksikan, mempertahankan, dan
merubah struktur dan sistem organisasi, sebagai Sementara itu, bagi masyarakat yang
tindakan strategis di dalam mengantisipasi bermukin di Daerah, Jakarta seringkali
pengaruh lingkungan eksternal. Untuk itu, dipandang sebagai kota harapan, walaupun
kajian ini menggunakan metode deskriptif, secara bersamaan juga menampakan wajahnya
dengan meneliti berbagai dokumen serta sebagai kota yang penuh dengan berbagai
melakukan observasi dan wawancara dengan permasalahan. Peningkatan populasi penduduk
informan kunci untuk memperoleh informasi (khususnya karena arus urbanisasi); kenaikan
tentang apa, bagaimana, dan mengapa proses harga berbagai komoditas yang terus melonjak,
adaptasi organisasi Pemda DKI mengarah khususnya harga tanah karena ketersediaan
kepada konstruksi model struktur dan sistem lahan yang terbatas; masalah lalu lintas,
yang ada pada saat ini. utamanya kemacetan, dengan berbagai dampak
lainnya yang timbul; tingginya angka
pengaguran dan kriminalitas, merupakan
Gambaran Lingkungan Strategis DKI
gambaran wajah Jakarta saat ini yang tentunya
Jakarta
menuntut kebijakan yang cepat dan tepat untuk
penanganannya. Di lain pihak, Jakarta
Dalam statusnya sebagai ibukota Negara
nenampakan wajah yang megah, yaitu dengan
Republik Indonesia, Jakarta diposisikan sebagai
terkonsentrasinya pusat kegiatan pemerintahan

84
Analisis Organisasi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Sebuah Sistem Terbuka (Heru Nurasa)

tingkat Pusat (Departemen/Lembaga Non lingkungan internal maupun lingkungan


Departemen), berbagai kegiatan bisnis dari eksternal. Tantangan dan hambatan dari
perusahaan swasta besar dan PMA, serta juga lingkungan internal muncul sebagai konsekuensi
sebagai pusat investasi bagi Negara Republik dari kegiatan pembangunan, beserta dampak
Indonesia. Dengan kondisi/keadaan seperti itu, yang ditimbulkan, baik berupa dampak positif
Pemda DKI Jakarta telah menempatkan dirinya maupun dampak negatif. Sementara itu,
sebagai KOTA JASA (SERVICE CITY), sebagai tekanan lingkungan eksternal utamanya
strategi untuk merespons dan menyelesaikan disebabkan oleh perkembangan Ilmu
permasalahan yang dihadapi. Jakarta sebagai Pengetahuan dan Teknologi, seperti; semakin
kota jasa ini juga ditetapkan sebagai MISI mudahnya masyarakat mengakses informasi
Pemerintah DKI Jakarta. Sebagai kota jasa, global dengan teknologi IT yang semakin
Pemda DKI berarti menfokuskan sistem murah, serta liberalisasi dalam kegiatan usaha
manajemen pemerintahannya sebagai (bisnis) dan investasi. Kesemuanya ini
FASILITATOR, yaitu agar dunia usaha dan bermuara menjadi suatu perubahan terhadap
masyarakat dapat mengoptimalkan potensi lingkungan stratejik yang cepat dan tidak
sumberdaya-nya. Hal ini juga sesuai dengan terduga dalam proses pertumbuhan kota
semangat reinventing government sebagai Jakarta. Hal ini tentunya merupakan informasi
paradigma baru dalam manajemen penting sebagai dasar bagi penyusunan
pemerintahan15, yang salah satu prinsipnya yaitu kebijakan (rencana stratjik) Pemda DKI Jakarta.
sebagai catalyc government: steering rather
than rowing. Dalam hal ini, tugas pemerintah
Gambaran Kebijakan Pemda DKI Jakarta
lebih difokuskan pada aspek yang stratejik saja,
sementara tugas yang lebih teknis operasional
Secara normatif Pemda DKI Jakarta telah
diserahkan kepada sektor swasta serta pelibatan
menyusun rencana stratejik lima tahunan untuk
partisipasi masyarakat. Dalam upaya
melakukan berbagai terobosan dalam
merealisasikan misi tersebut, Pemda DKI Jakarta
menyelesaikan berbagai persoalan yang
telah mengeluarkan berbagai kebijakan melalui
dihadapi, dengan menfokuskan pada berbagai
penciptaan iklim usaha yang kondusif (baik
persoalan strategis. Strategi pembangunan
untuk menarik investor ataupun pelaku bisnis),
Propinsi DKI Jakarta disusun dan disesuaikan
membangun infrastruktur jalan, sistem
dengan setiap bidang di dalam Propeda Propinsi
komunikasi berbasis IT, dsb, untuk
DKI Jakarta yang memiliki 8 bidang
mempercepat pencapaian mega kegiatan
pembangunan yaitu: (1) Hukum, Ketentraman
tersebut. Misi ini juga ditunjang oleh VISI
Ketertiban Umum dan Kesatuan Bangsa; (2)
Pemda DKI Jakarta yaitu: Jakarta mensejajarkan
Pemerintahan; (3) Ekonomi; (4) Pendidikan dan
diri dengan kota-kota besar lain di dunia, yang
Kesehatan; (5) Kependudukan dan
dihuni oleh masyarakatnya yang sejahtera. Visi
Ketenagakerjaan; (6) Sosial dan Budaya; (7)
Pemerintah DKI Jakartamengandung makna,
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; dan
bahwa Jakarta: (1) siap memasuki persaingan
(8) Sarana dan Prasarana Kota
global, dengan kota-kota besar lain di dunia;
(http://bappedajakarta.go.id/download/propeda
dan (2) Jakarta akan membangun dirinya
/Propeda_BAB3.pdf)
sebagai kota metropolitan, dan secara simultan
juga secara terus menerus memberikan
Skenario kebijakan yang dikembangkan
perhatiannya yang besar pada peningkatan taraf
Pemda DKI Jakarta dalam rangka
hidup dan kesejahteraan warganya. 16
mengimplementasikan ke 8 (delapan) bidang
Untuk mewujudkan keinginan tersebut,
kegiatan pembangunan dimaksud, dilakukan
berbagai tantangan dan hambatan dihadapi oleh
secara terencana melalui program REGOM
Pemda DKI Jakarta, baik yang datangnya dari
(Reinventing Government), tentunya dengan
tetap memperhatikan visi, misi, tujuan dan
15
Lihat tulisan David Osborne dan Ted Gaebler: Reinveting sasaran yang tertuang dalam renstra Pemda DKI
Government; How the Entrepreneurial Spirit is Jakarta. Program REGOM dimaksud adalah
Transforming the Public Sector, A Plume Book, USA, 1992. suatu kebijakan Pemda DKI Jakarta dalam
16
Lihat
melakukan perubahan dan pembaharuan
http://bappedajakarta.go.id/download/propeda/Propeda_
BAB3.pdf. manajemen pemerintahan. Fokus perubahan

85
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 80 - 90

dan pembarahuan manajemen pemerintahan, Artinya, birokrasi DKI Jakarta saat ini dutuntut
yaitu: juga untuk melakukan income generating untuk
1. Reformasi Anggaran (Perubahan anggaran membiayai kegiatan birokrasi pemerintahannya.
berbasis kinerja) Sehingga kinerja keuangan dilihat sekarang ini
2. Revitalisasi Organisasi selain kemampuan menyerap anggaran ke
3. Kemitraan dan privatisasi. dalam program yang berkualitas, juga dilihat
dari kemampuan Pemda dalam memperoleh
Perubahan anggaranberbasis kinerja(reformasi dana (earning capacity). Untuk itu dilakukan
anggaran) reorientasi penataan fungsi unit-unit kerja dari
perspektif anggaran. Reorientasi fungsi unit-
Efesiensi dan efektivitas penyelengaraan unit kerja di lingkungan Pemda DKI Jakarta
tugas-tugas umum pemerintahan dan tersebut, kemudian dikelompokkan ke dalam 3
pembangunan sangat ditentukan oleh kinerja tipe anggaran:
anggaran (budgeting performance). Karena itu 1. Unit kerja yang tugasnya mengumpulkan
anggaran merupakan salah satu ukuran dalam pendapatan (revenue center);
menentukan kinerja sistem pemerintahan, 2. Unit kerja yang tugasnya lebih banyak
mengingat anggaran merupakan bagian integral memberikan jasa pelayanan publik kepada
dari perencanaan program. masyarakat umum (cost center/public
service);
Dalam reformasi anggaran, paradigma 3. Unit kerja yang tugasnya memberi layanan
masa lalu yaitu spending (menyerap anggaran kepada masyarakat dan memungut retribusi
sehingga tidak terjadi sisa anggaran atas layanan yang diberikan (mix center)
pembangunan/SIAP) dirubah menjadi earning.

Tabel 1. Contoh dari unit kerja pada masing-masing tipe antara lain:
Revenue Centre Cost Centre/Public Service Mix Centre
Dinas Pendapatan Dinas Sosial Dinas LLAJ
Perusahaan Daerah Dinas Kependudukan Dinas Kebersihan
Badan Usaha Milik Daerah Dinas Kebakaran Dinas Tata Kota
Lainnya Dinas Pertamanan
Badan Kepegawaian
Bawasda
Sumber: Hasil analisis terhadap Tupoksi dan renstra OPD di lingkungan DKI

Revitalisasi Organisasi demikian, untuk membangun kepekaan


organisasi dalam merespons dinamika
Tugas umum pemerintah adalah fungsi perubahan lingkungan, dituntut untuk
mengatur, mengarahkan, membina, mendorong, melakukan penataan dan pembangunan
mengawasi, mengendalikan, mengayomi. organisasi pemerintahan secara terus menerus
Merevitalisasi organisasi pemerintahan, dengan dan berkelanjutan. Penataan dan pembangunan
demikian, mutlak diperlukan agar setiap sistem aspek-aspek penting dalam organisasi dimaksud
yang dibangun dapat bekerja secara optimal meliputi, (1) aspek regulasi; (2) aspek budaya
menjawab tantangan yang dihadapi. kerja; (3) aspek sistem dan prosedur kerja
(SOP), serta (4) sistem informasi manajemen
Keberhasilan suatu organisasi yang besar yang berbasis IT dalam rangka mewujudkan e-
dan kompleks (seperti birokrasi Pemda DKI government.
Jakarta) dalam melaksanakan visi dan misinya,
sangat ditentukan oleh kepekaan dan Sementara itu, faktor lainnya yang utama
kemampuan mengidentifikasi perubahan dan terutama dari organisasi pemerintahan
lingkungan strategisnya. Perubahan lingkungan adalah faktor sumberdaya aparatur pemerintah.
begitu cepat dan terkadang tidak terduga Pengembangan SDM aparatur ini pada dasarnya
menuntut kemampuan suatu organisasi ditujukan untuk membentuk sosok aparat
beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan pemerintah yang professional dalam

86
Analisis Organisasi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Sebuah Sistem Terbuka (Heru Nurasa)

melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan 4. Memberikan kesempatan kepada pihak


dan pembangunan. Adapun aspek-aspek swasta untuk tumbuh dan memiliki daya
penting dalam membentuk sosok SDM aparat saing yang tinggi. Melalui kemitraan
yang professional, yaitu: (1) membangun SDM dengan pemerintah diharapkan dapat
aparatur yang inovatif; (2) membangun meningkatkan keahlian dan profesionalisme
kecerdasan intelektual, mental dan spiritual pihak swasta untuk ikut terlibat dalam
(intelectual, emotional dan spiritual quation); (3) sektor publik, dengan mendapatkan
melakukan pembinaan disiplin kerja; (4) penghasilan sesuai dengan manfaat yang
memiliki keterampilan teknis yang sesuai bidang dihasilkan.
tugasnya; (5) memiliki jiwa kepemimpinan 5. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
sebagai pelayan publik; (6) serta kesehatan memelihara lingkungannya, utamanya
jasmani dan rohani yang mendukung memelihara sarana publik agar terjaga dan
pelaksanaan tugas publik yang bebannya berat. berfungsi dengan baik.
Pembangunan terhadap keseluruhan aspek
tersebut diselenggarakan dengan menggunakan
Analisis terhadap Skenario Eksisting
manajemen sumberdaya manusia, mulai dari
perencanaan SDM pegawai, pengembangan
Penerapan kebijakan REGOM (reinventing
fungsi-fungsi SDM, utamanya dalam hal human
gorvernment) dalam manajemen Pemda DKI
resource development, serta sistem imbalan
Jakarta sesungguhnya sudah menerapkan
yang kompetitif, yang kesemuanya itu dilakukan
sistem manajemen pemerintahan modern. Ide
sebagai upaya untuk merespons tuntutan dan
reinventing government muncul sebagai kritik
tekanan perubahan lingkungan stratejik.
terhadap birokrasi model Weber yang dianggap
sudah usang, karena tidak mampu menjawab
Privatisasi dan Kemitraan
persoalan pemerintahan saat ini. Pada akhir
abad ke XIX, model birokrasi memperlihatkan
Upaya mengikutsertakan peran serta
keampuhannya sebagai organisasi yang rasional
swasta dalam pelaksanaan tugas-tugas umum
dan efesien di dalam menggantikan pelaksanaan
pemerintahan, khsusunya pelayanan publik dan
kekuasaan yang sewenang-wenang oleh rejim
pembangunan, sejalan dengan pendapat ahli
otoriter (masa depresi). Model birokrasi
dari berbagai kalangan, akademisi, politikus,
berjalan untuk jangka waktu yang lama, bukan
dan birokrat bahwa swastanisasi secara
karena efesien, tapi karena dapat menciptakan
ideologis adalah salah satu cara terbaik dalam
stabilitas yang sangat diperlukan setelah masa
menunjang ekonomi pasar, dan untuk
depresi. Menjelang akhir abad ke XX, birokrasi
mengurangi defisit anggaran pemerintah.
dirasakan lambat, tidak efesien dan impersonal.
Hal ini dapat dipahami karena tuntutan rakyat
Maksud dan tujuan pelibatan peran serta
terhadap public service semakin meningkat,
swasta dan masyarakat dalam pembangunan
sementara kemampuan pemerintah semakin
serta pelayanan publik adalah :
terbatas. Diperlukan suatu pemerintahan
1. Membantu mengatasi keterbatasan
memberi wewenang lebih banyak kepada warga
pemerintah dalam penyediaan sarana dan
negara ketimbang melayani mereka. Sehingga
prasarana kota (peran pemerintah bersifat
perlu dipikirkan kembali cara untuk menata
steering, sementara peran masyarakat dan
ulang manajemen pemerintahan (reinventing
dunia usaha bersifat rowing);
government).
2. Menyediakan layanan publik bagi
masyarakat DKI secara lebih efesien dan
Diperlukan suatu visi dan framework yang
efektif (faster, better, cheaper, newer);
baru di dalam menata ulang pemerintahan
3. Mencari model-model peran serta
dengan memberi penekanan pada bagaimana
(kemitraan) masyarakat dan dunia usaha,
entrepreneurial government
agar dapat mengatasi persoalan beban
berkerja/beroperasi. Konsep kewirausahaan
biaya dan resiko kepada pihak non
(entrepreneurship) merupakan kata kunci dalam
pemerintah (sektor swasta) melalui prinsip
tulisan Osborne dan Gaebler. Namun
kerjasama yang saling menguntungkan bagi
penerapan konsep kewirausahaan dalam
pemerintah, pihak swasta, dan civil society;
institusi pemerintah seringkali menimbulkan pro

87
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 80 - 90

dan kontra. Kewirausahaan yang berkembang  Customer Driven Government: Meeting


pesat pada perusahaan swasta yang berorientasi the Needs of the Customer, Not the
mencari keuntungan, serta keberanian dalam Bureaucracy.
mengambil resiko, dikhawatirkan dalam merusak  Enterprising Government: Earning
rasa keadilan. Kewirausahaan dalam konteks Rather than Spending.
tulisan ini lebih berkonotasi pada kreativitas,  Anticipatory Government: Prevention
inovasi, berdaya saing tinggi, kemampuan Rhather Than Cure.
mancari peluang. Jadi, kewirausahaan bukan  Decentralized Government: From
hanya milik swasta, karena bisa saja terjadi Hierarchy to Participation and Team
wirausahawan pada perusahaan swasta berubah Work.
menjadi birokrat, apabila organisasinya disusun  Market Oriented Government:
untuk mendorong perilaku birokratis. Leveraging Change Through the Market.

Namun, pemerintahan tidak dapat Pemikiran ini juga sejalan dengan era good
dijalankan seperti halnya perusahaan bisnis, governance. Era ini sebagai koreksi dari
karena adanya prinsip authority dan keterbatasan atas pendekatan government
accountability, sebagai menifestasi dari centris dengan kebijakan sentralistik-nya.
pelakasanaan demokrasi dari rakyat. Artinya Dalam pendekatan good governance pola yang
setiap pengambilan keputusan harus bersifat digunakan adalah bahwa penyelenggaraan
demokratis dan terbuka, karena itu ia bergerak pelayanan publik dan pembangunan akan lebih
lambat ketimbang perusahaan bisnis yang para efektif dan efesien apabila bersifat multi-
manajernya dapat mengambil keputusan dalam stakeholders, yang melibatkan peran secara
ruang yang tertutup. Perbedaan mendasar sinergis antara pemerintah (clean professional
lainnya antara pemerintahan dan bisnis adalah: government), dunia usaha (good corporate
 Pimpinan bisnis didorong oleh motif laba, governance), dan masyarakat madani (civil
pimpinan pemerin-tahan didorong oleh society).
keinginan untuk bisa dipilih kembali.
 Perusahaan bisnis memperoleh sebagian Dengan demikian, reformasi anggaran,
besar uang dari pelanggannya, sedangkan reformasi organisasi, dan privatisasi perlu dilihat
pemerintah dari pembayar pajak. dari perspektif good governance. Dengan
 Perusahaan biasanya didorong oleh demikian ke-3 bentuk reform tersebut
kompetisi, sedangkan pemerintah biasanya sesungguhnya saling terkait dalam satu paket.
menggunakan monopoli. Misalnya, reformasi anggaran, sesungguhnya
juga mengundang peran serta masyarakat dan
Dalam pemeritahan model birokrasi Weber dunia usaha untuk ikut membiayai kegiatan
bahwa umumnya hanya ada dua jalan keluar pelayanan publik.
dari krisis umum yang berulang, yaitu; menaikan
pajak, atau mengurangi pengeluaran. Ide Program Pemberdayaan Masyarakat
reinventing government merupakan pilihan Keluharan (PPMK), misalnya, merupakan sistem
ketiga di dalam menata ulang suatu pembangunan kelurahan di DKI yang melibatkan
pemerintahan yang lebih baik. Osborne dan partisipasi masyarakat dan dunia usaha di dalam
Gaebler (1992) mengusulkan 10 prinsip untuk melaksanakan aspek fisik sarana dan prasarana
melakukan reinventing government, yaitu: dasar (seperti; pembangunan jalan, tempat
 Catalytic Government: Steering Rather ibadah, posko keamanan masyarakat), dan
Than Rowing. bahkan bantuan modal bagi usaha kecil melalui
 Community-Owned Government: bantuan dana bergulir (revolving fund). Artinya,
Empowering Rather than Serving reformasi anggaran juga sesungguhnya sudah
 Competitive Government: Injecting merupakan upaya menuju kearah paritisipasi
Competition into Service Delevery. dan kemitraan antara pemerintah dengan dunia
 Mission Driven Rather Than Rule Driven. usaha dan masyarakat.
 Result Oriented Government: Funding
Outcomes, Not Inputs.

88
Analisis Organisasi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Sebuah Sistem Terbuka (Heru Nurasa)

SIMPULAN David Osborne dan Ted Gaebler. 1992


Reinveting Government; How the
Berdasarkan hasil pembahasan terdahulu, Entrepreneurial Spirit is Transforming the
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Public Sector, A Plume Book, USA.
pendekatan organisasi sebagai sistem terbuka
sangat relevan untuk mengkaji organisasi Edwin Gerloff. 1985. Organizational Theory and
Pemda DKI, dengan mencoba memahami Design; A Strategic Approach for
lingkungan eksternal yang mempengaruhinya, Management, Mc. Graw Hill.
baik berupa tantangan maupun peluang,
sebagai bahan informasi bagi penyusunan James D. Thompson. 1967. Organization in
kebijakan (rencana stratejik) ke depan. Action, New York; Mc Graw Hill, 1967.
Tantangan yang dihadapi Pemda DKI, dalam
posisinya sebagai ibukota dapat diidentifikasi Joan Woodward. 1965. Industrial Organization,
dari lingkungan internal (skala lokal) dan Theory and Practice, London Oxford
lingkungan eksternal (skala University Press.
nasional/internasional). Pada skala lokal
persoalan kependudukan, ketenagakerjaan, Jeffrey Pfeffer. 1982. Organizations and
kemiskinan, transportasi/ perparkiran, dan Organization Theory, London, Pitman
lingkungan hidup merupakan masalah inti yang Publishing Inc.
memerlukan penanganan secara tepat dan
cepat. Pada skala nasional/internasional, Karl E. Weick. 1976. The Social Psychology of
persoalan liberalisasi perdagangan merupakan Organizing, Reading Addison Wesley.
masalah paling krusial.
Michael T. Hannan and John H. Freeman,The
Skenario Pemda DKI Jakarta untuk Population Ecology of Organization,
menangani tantangan yang dihadapi dengan American Journal of Sociology,vol 82, p
menggunakan kebijakan REGOM (reinventing 929-964.
government manajemen), yaitu dengan
melakukan perubahan dan pembaharuan sistem Paul R. Lawrence and Jay W. Lorsch. 1967
manajemen pemerintahan. Kebijakan khusus Organization and Environment, Boston
yang dibangun adalah dengan melakukan Graduate School of Business
reformasi anggaran, reformasi organisasi, dan Administration, Harvard University 1967, p
kebijakan privatisasi dan kemitraan dengan 25-30.
dunia usaha (swasta) dan masyarakat.
Peter Berger and Thomas Luckman. 1981. The
Kebijakan REGOM ini sudah sesuai dengan Social Construction of Reality, England,
paradigna manajemen perintahan baru, yaitu Penguin Books Ltd.
GOOD GOVERNANCE SYSTEM sebagai koreksi
dari keterbatasan model masa lalu yang bersifat Roy A Rapaport. 1971. Ritual, Sanctity, and
gorvenment centris. Pendekatan good Cybernetics, American Anthropologist, Vol
governance, terjadi sinergis peran antara 73.
pemerintah (yang clean and professional Richard M. Cyert and James G. March. 1963. A
government), dunia usaha/swata (good Behavioral Theory of the Firms, Englewood
corporate governance) dan masyarakat madani Cliffs, N.J. Prentice Hall
(civil society).
S.B. Hari Lubis dan Martani Huseini. 1988. Teori
DAFTAR PUSTAKA Organisasi: Suatu Pendekatan Makro, Pusat
Antar Universitas-Ilmu Sosial-Universitas
Charles, Perrow. 1967. A Framework for the Indonesia, 1988.
Comparative Analysis of Organizations,
American Sociological Review, p 194-208. ----------------------------.
1997. Manajemen
Perubahan dan Pembaharuan Memacu
Kinerja Pemerintahan Kota; Study Kasus

89
Sosiohumaniora, Volume 15, No. 1, Maret 2013 : 80 - 90

Pemerintah DKI Jakarta, Tim Perubahan W. Graham Astley and Andrew Van de Ven.
dan Pembaharuan Manajemen Pemerintah 1983. Central perspectives and Debates in
DKI Jakrta, 1997. Organization Theory, Administrative Science
Querterly, 28, 1983, p 248-250.
Tom Burn dan G.M. Stalker. 1961. The
Managament of Innovation, Tavistock, Website:
1961. http://bappedajakarta.go.id/download/propeda/
Propeda_BAB3.pdf

90

Anda mungkin juga menyukai