Laporan KP Antampdf PDF
Laporan KP Antampdf PDF
PENDAHULUAN
TINJAUAN UMUM
2.4.1 Geomorfologi
Daerah kerja praktek pomalaa umumnya merupakan perbukitan yang
memanjang dari timur laut sampai barat daya. Pada setiap perbukitan terlihat
percabangan yang membentuk perbukitan-perbukitan yang lebih kecil.
Perbukitan ini ialah bagian dari Pegunungan Mekongga.
TINJAUAN PUSTAKA
Nikel adalah salah satu logam yang banyak dimanfaatkan di seluruh dunia.
Nikel adalah logam yang keras, namun daoat dibentuk, tahan karat dan sifat
pembawaannya (kimia dan fisika) dapat bertahan pada suhu yang ekstrim. Nikel
banyak digunakan untuk melapisi logam lain sehingga mengkilap dan tahan
karat. Nikel banyak digunakan dari bahan baku mobil, uang logam kebanyakan
produk metal lainnya.
Sumber : http://nadiamugni.wordpress.com
Gambar 3.1
Zonasi Nikel
Secara garis besar zonasi nikel terbagi menjadi lima zona, yaitu :
1. Top Soil pada bagian ini tanah sudah mengandung nikel hanya biasanya
kandungan nikel maupun besinya tidak banyak. Untuk nikel biasanya
hanya sekitar < 1,1 % dan untuk besinya sekitar < 30 %. Pada daerah ini
ketebalan bervariasi di sekitar 1-3 meter. Biasanya tanah yang
mengandung nikel berwarna merah tua dengan tumbuhan yang khas, yaitu
tumbuhan yang tidak tumbuh besar atau kerdil.
Eksplorasi Umum
Belum Layak
Sumber Daya Terunjuk Cadangan terkira
Eksplorasi Rinci
Layak
Cadangan terbukti
Sumber Daya Terukur
Diagram 3.1
Tahap-tahap Penyelidikan dan Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral
Sumber : http://img.diytrade.com/
Foto 3.3
Backhoe
Power Shovel
Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan
alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan
Sumber : http://img.diytrade.com/
Foto 3.3
Backhoe
Wheel Loaders
Wheel loader adalah alat berat mirip dozer shovel, tetapi beroda karet (ban),
sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda. Wheel
Sumber : http://www.engineeringintro.com/
Foto 3.4
Wheel Loaders
B. Alat Angkut
Alat angkut yang digunakan berupa dump truck dan belt conveyor.
Sumber : http://www.engineeringintro.com/
Foto 3.5
Dumptruck
Belt Conveyor
Belt coveyer dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa
unit load atau bulk material secara mendatar ataupun miring, yang dimaksud
dengan unit load adalah benda yang biasanya dapat dihitung jumlahnya
satu-persatu.misalnya balok kantong dan lain sebagainya. Sedangkan bulk
material adalah material yang berupa butir-butir bubuk atau serbuk misalnya
: pasir,semen dan batu bara. Fungsi belt comveyer adalah untuk membawa
Keterangan :
SF = Faktor pengembangan (swell factor) (%)
Vi = Volume keadaan insitu (m3)
Vl = Volume keadaan loose (m3)
ρi = Density insitu (ton/m3)
Berat material (Tabel 3.1) yang akan diangkut oleh alat-angkut dapat
mempengaruhi :
1. Kecepatan kendaraan dengan HP (Horse Power) mesin yang
dimilikinya.
2. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi
tahanan kemiringan dan tahanan gelinding dari jalur jalan yang
dilaluinya.
3. Membatasi volume material yang dapat diangkut.
Tabel 3.1
Bobot Isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material
Bobot isi Sweel faktor
(density (in - bank
Macam lb/cu yd, correction
Bauksit Material 2700 - 4325
insitu) 0.75 (75%)
factor)
Tanah Liat, kering 2300 0.85
Tanah Liat, basah 2800 - 2300 0.82 - 0.80
Antrasit (anthracite) 2200 0.74
Batubara Bituminus (bituminous coal) 1900 0.74
Bijuh Tembaga (cooper ore) 3800 0.74
Tanah Biasa, kering 2800 0.85
Tanah Biasa, basah 3370 0.85
Tanah Biasa, bercampur pasir dan kerikil (gravel) 3100 0.90
Kerikil kering 3250 0.89
Kerikil basah 3600 0.88
Granit, pecah-pecah 4500 0.67 - 0.56
Hematit, pecah-pecah 6500 - 8700 0.45
Bijih besi (iron ore), pecah-pecah 3600 - 5500 -0.45
Batu Kapur, pecah-pecah 2500 - 4200 0.60 - 0.57
Lumpur 2160 - 2970 0.83
Lumpur, sudah ditekan (packed) 2970 - 3510 0.83
Pasir, kering 2200 - 3250 0.89
Pasir, basah 3300 - 3600 0.88
RR = W xr
Keterangan :
RR = Tahanan Gelinding (kg) W = Berat Kendaraan (kg)
r = Koefisien Tahanan Gelinding (Tabel 3.2)
Lt = A + B + C + D
Keterangan :
Lt = Waktu Pemuatan (loading time) (detik)
A = Waktu menggali (digging time) (detik)
B = Waktu putar isi (swing time/loaded) (detik)
C = Waktu menumpahkan material (dumping time ) (detik)
D = Waktu putar kosong (swing time/empty) (detik)
Keterangan :
FFm = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-muat (%)
Keterangan :
Pm = Kemampuan produksi alat-muat, (ton/jam)
Hm = Kapasitas alat-muat (m3)
FFm = Fill Factor alat-muat (%)
Em = Effisiensi kerja alat-muat (%)
rl = Density loose material, (ton/m3)
Keterangan :
FFa = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-angkut (%)
np = Jumlah pengisian dari alat-muat
FFm = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-muat (%)
Hm = Kapasitas alat-muat (m3)
Ha = Kapasitas alat-angkut (m3)
Keterangan :
Pa = Kemampuan produksi alat-angkut, (ton/jam)
Ha = Kapasitas alat-angkut (m3)
FFa = Faktor pengisian (Fill Factor) alat-angkut (%)
Ea = Effisiensi kerja alat-angkut (%)
ρl = Density loose (ton/m3)
Ct = Waktu Edar (cycle time), (menit)
Keterangan:
na = Jumlah alat-angkut (unit)
Lt = Loading time alat-muat (menit)
nm = Jumlah alat-muat (unit)
Ct = Cycle time alat-angkut (menit)
MF = Match Factor
Number of day 6
Numb of Shift 1 @8hrs
A. Development
1 9N1 OB/Waste Stripping; dump to 9N2WD 6,000 ton 1 PC + 1 BD + 3 DT
2 Humvee OB/Waste Stripping; dump to 9N2WD 7,000 ton 1 PC + 1 BD + 3 DT
3 Cherokee OB/Waste Stripping; dump to 6WD 11,500 ton 1 PC + 1 BD + 3 DT
Mine Engineer
Ket. Gambar :
(1) Front kerja
(2) Stockyard
Transito
Sumber : Global Positioning System
Gambar 4.5
Sketsa Perjalanan Siklus Dump Truck Bukit Triton
Penambangan pada setiap titik di bukit ini dibatasi hingga 10 siklus
dumptruck saja untuk menghindari ketidakyakinan sumberdaya yang terdapat
karena acuan penambangan di bukit ini hanya mengandalkan data SM dan Face
Sampling.
Karena tidak adanya sarana timbangan, maka untuk menghindari
ketidaksesuaian data, untuk 1 siklus dumptruck biasa hanya di isi 10 bucket
excavator saja PT. Antam sudah memiliki acuan dan kalibrasi untuk tambang
selatan bahwa 1 bucket excavator = 1,54 ton ore.
Keberadaan excavator HRB sangat penting di bukit ini terkadang Breaker
menyiapkan ore yang akan diangkut oleh excavator backhoe. Karena posisi bukit
yang bersebelahan dengan laut menyebabkan angin yang berada di bukit ini juga
besar dan membuat banyak debu. Maka dari itu penyiraman di bukit ini sering
dilakukan.
( )
( )
( )
Tabel 4.4
Cycle Time Dumptruck Hino FM260Ti di Bukit Humvee.
Start End Cycle
Spotting Loading Travelling
Kode Alat Travelling Travelling Time
(s) (menit) (m)
(Waktu) (Waktu) (m)
DT59 00:10,4 01:55,2 7:33 AM 7:46 AM 0:13:00 0:15:06
DT47 00:18,6 01:59,4 7:35 AM 7:47 AM 0:12:00 0:14:18
DT80 00:42,2 01:52,3 7:37 AM 7:52 AM 0:15:00 0:17:34
DT75 00:44,0 02:08,0 7:40 AM 7:55 AM 0:15:00 0:17:52
DT93 00:48,0 02:20,0 7:43 AM 8:01 AM 0:18:00 0:21:08
DT59 00:11,5 02:06,0 7:49 AM 8:12 AM 0:23:00 0:25:17
DT47 00:39,5 02:01,4 7:59 AM 8:13 AM 0:14:00 0:16:41
DT80 00:42,5 02:05,1 7:54 AM 8:21 AM 0:27:00 0:29:48
DT75 00:25,7 01:46,8 7:58 AM 8:22 AM 0:24:00 0:26:12
DT93 00:26,9 01:52,8 8:04 AM 8:28 AM 0:24:00 0:26:20
DT59 00:08,3 02:04,2 8:14 AM 8:39 AM 0:25:00 0:27:13
DT47 00:31,7 02:06,5 8:17 AM 8:46 AM 0:29:00 0:31:38
DT80 00:10,8 01:58,9 8:23 AM 8:52 AM 0:29:00 0:31:10
DT75 00:49,5 01:52,4 8:36 AM 9:02 AM 0:26:00 0:28:42
DT93 00:15,0 01:57,6 8:31 AM 9:01 AM 0:30:00 0:32:13
( )
( )
( )
( )
( )
Quality control merupakan satuan kerja pada PT Antam Tbk. UBPN Sultra
yang akan menangani dan bertanggung jawab mengenai kualitas ore. Quality
control akan memberikan treatment pada ore hasil produksi tambang. Quality
control juga akan memberikan sasaran mutu kepada satuan kerja material
handling sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pabrik FeNi.
Quality control memiliki beberapa departemen kerja yang bekerjasama dalam
proses pengendalian mutu ore. Departemen tersebut ialah :
4.6.1 Sample Preparation
Dalam proses pengendalian mutu satuan kerja quality control melakukan
pengambilan sample untuk diketahui perubahan kadar dari setiap material
movement-nya. Sample diambil dari beberapa proses kegiatan penambangan
sampai pengolahan. Hal tersebut dilakukan demi memantau kadar ore yang
diinginkan. Perubahan yang terjadi sangat sulit untuk dihindari namun analisa
perubahan kadar tersebut akan membantu menghindari dilusi yang tidak
diinginkan.
A. Mine Production Sampling
Sampling ini ialah kegiatan pengambilan perconto ore pada titik yang
telah ditentukan di block penambangan. Sampling ini dilakukan untuk
memperkuat dan meyakinkan data eksplorasi yang telah ada sebelumnya.
Sampling ini terbagi atas 3 lagi yakni :
2. Recheck Sampling
Sesuai dengan namanya recheck sampling proses pengambilan perconto
ore yang telah di analisa kadarnya pada saat selective mine sampling.
Namun recheck sampling ini dilakukan setelah material ore telah
dipindahkan ke area stockyard. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
perubahan kadar-kadar ore setelah diekstrak. Analisa antara selective
mine sampling dan recheck sampling terkadang mendekati dan juga
menjauh nilai kadarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni :
Pada saat proses produksi terjadi dilusi yang tinggi
Kesalahan analisa SM sampling
Terjadi pencampuran yang tidak diinginkan di area stockyard
Sample recheck diambil berdsarkan titik patok produksi sehingga hasil
analisa SM sampling dan recheck sampling dapat dibandingkan.
Pengambilan sample dilakukan tiap rate pengangkutan produksi. Metode
pengambilan sample yang digunakan ialah increment sampling.
Pengambilan sample saling silang dengan posisi 1/3 dari dasar
tumpukan.
B. Plant Sampling
Dengan tujuan yang sama yakni mengontrol kadar unsur tertentu dalam
material yang diinginkan dilakukan juga sampling pada hasil pengolahan ore di
pabrik. Pengambilan sampling terbagi atas 3 yaitu :
1. Sample Hasil Peleburan
Hasil dari peleburan ore di furnace yang dinamakan crude akan
diambil samplenya per 2 jam produksi. Sample yang di ambil di
bentuk menjadi tabung pejal dengan tinggi 5 cm dan diameter 2,5 cm.
Sample ini akan langsung dikirim menuju laboratorium Instrumen
dipreparasi dan di uji pada lab tersebut.
Diagram 4.1
Diagram Alir Sample Preparation
Proses penyiapan sample diatas dilakukan sepenuhnya di laboratorium
preparasi. Pengerjaan dilakukan 3 shift setiap hari kerjanya. Sample yang telah
diambil tiap harinya akan dibawa dari masing-masing tempat pengambilan
menuju laboratorium preparasi.
b. Mixing
Tahap ini ialah proses pencampuran ore yang sejenis dengan perkiraan
kadar yang sama. Tujuan mixing ini ialah agar sample yang dipersiapkan
dapat merata kadarnya. Agar prinsip sampling keterwakilan dan
kemerataan dapat terpenuhi. Mixing dilakukan 3 kali dengan cara
dicampurkan menggunakan scop sesuai dengan ukuran sample yang
sedang dicampurkan.
Roll Mill
Shieve Shaker
f. Final Mixing
Setelah sample berukuran 100# siap maka dilakukan mixing kembali
dengan menggunakan alat yang disebut mix well blender. Alat ini pada
prinsipnya mencampur sample dan mengaduknya secara horizontal dan
vertical. Mixing dilakukan selama ±10 menit.
B. Sasaran Mutu
Untuk mencapai target dalam suatu proses diperlukannya nilai acuan
yang harus dipenuhi. Hal ini akan berdampak pada tingkat keberhasilan target
yang dicapai. Oleh sebab itu, departemen quality assurance bertanggung jawab
dalam menentukan nilai sasaran mutu yang harus dicapai oleh departemen yang
menangani langsung raw ore. Sasaran mutu ini ditetapkan berdasarkan
kemampuan kesanggupan pabrik dalam mengolah raw ore.
D. Penyelesaian produksi
Unit Penyelesaian Produksi bertugas menangani produk FeNi yang
akan dibungkus dan dikirim ke pelabuhan untuk diekspor. Setelah metal
keluar dari hopper pada pencetakan, selanjutnya ditampung dan
ditimbang beratnya kemudian pencatatan. Lalu metal dibawa menuju
hopper yang berguna untuk pengisian metal untuk bag. Normalnya satu
bag Feni seberat 1,2 ton, namun bisa bervariasi tergantung permintaan
pembeli. Metal juga bisa dijual dalam bentuk curah, namun jumlah metal
yang hilang proses pengangkutan cukup besar. Metal kemudian dikirim ke
pelabuhan untuk shipment sesuai kontrak jual beli.
5.1 Kesimpulan
a. Secara umum PT. Antam Tbk UBPN Sultra menerapkan konsep
pertambangan dengan baik dari kegiatan hulu hingga hilir. Kegiatan-
kegiatan tersebut ialah berikut :
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan mulai dari perencanaan,
eksplorasi umum, eksplorasi rinci hingga pengembangan area
tambang. Kegiatan ini menjadi tanggung jawab departemen mining,
satuan kerja exploration and planning.
Grade control sampling, dilakukan untuk menjaga, memantau dan
mengetahui perubahan kadar Ni dan Fe. Kegiatan berupa
pengambilan sample, persiapan sample hingga uji laboratorium.
Kegiatan development yang dilakukan berupa pembersihan lahan,
pengupasan overburden, serta persiapan area penambangan.
Penambangan atau produksi bijih nikel dilakukan dengan metode
open cast diawal. Seiring berjalannya waktu maka metode beralih
manjadi open pit akibat level endapan yang sudah berkurang.
Pengekstrakan dilakukan dengan menggunakan beberapa alat
mekanis yakni excavator backhoe PC 200, bulldozer sebagai support,
dan dumpt truck FM 260 TI Hino sebagai alat angkut.
Proses pengolahan bijih nikel mulai tahap pencampuran bijih,
pengeringan, tahap kalsinasi, peleburan, pemurnian, tahap granulasi
hingga proses pencetakan.
Tahap rekalmasi dilakukan secara berkelanjutan dengan regarding,
pembuatan jalan drainase, penimbunan top soil, serta revegetasi
lahan.
b. Setalah dilakukan pengamatan dan evaluasi proses produksi didapatkan
hasil seperti berikut :
Tabel 5.2
Produktivitas dan efisiensi alat gali muat dan angkut di bukit Cherokee PT. Antam
Tbk UBPN Sultra
5.2 Saran
Setelah melakukan kerja praktek di PT. Antam Tbk UBPN Sultra kami
melihat beberapa hal yang dapat menjadi saran bagi perusahaan. Beberapa hal
tersebut ialah :
a) Istirahat yang berlebih sehingga mengakibatkan ada waktu kerja yang
terbuang. Hal tersebut secara otomatis akan mengurangi waktu kerja