Ciwin
Ciwin
APPENDICITIS AKUT
Di Ruang Bedah “Boegenville” RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Blitar
Di susun oleh :
IVAN KURNIAWAN
201210461011003
LAPORAN PENDAHULUAN
APPENDIKTOMY E.C APPENDICITIS AKUT
I. DEFINISI
Menentukan titik Mc. Burney yaitu dengan menarik garis bayangan dari
umbilicus ke SIAS dan bagi menjadi 3 bagian. Tekan pada sepertiga luar
titik Mc.Burney, bila ada nyeri tekan, nyeri lepas, dan nyeri menjalar
kontralateral berarti ada peradangan pada appendik.
V. PATOFISIOLOGI
Obsrtuksi apendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa
terbendung, makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan
dinding appendiks oedem serta merangsang tunika serosa dan peritonium viseral.
Oleh karena itu persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal X maka
rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit disekitar umblikus.
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah,
kemudian timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu,
peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritomium parietal setempat,
sehingga menimbulkan rasa sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan
appendisitis supuratif akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut
dengan appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks yang telah akut itu pecah,
dinamakan appendisitis perforasi. Bila omentum usus yang berdekatan dapat
mengelilingi apendiks yang meradang atau perforasi akan timbul suatu masa
lokal, keadaan ini disebut sebagai appendisitis abses. Pada anak – anak karena
omentum masih pendek dan tipis, apendiks yang relatif lebih panjang, dinding
apendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang masih kurang, demikian juga
pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh darah, maka perforasi terjadi
lebih cepat. Bila appendisitis infiltrat ini menyembuh dan kemudian gejalanya
hilang timbul dikemudian hari maka terjadi appendisitis kronis (Junaidi ; 1982).
VI. KOMPLIKASI
- Peritonitis
- Pelvic or Lumbar abscess
- Subphrenic abscess (Abscess under diaphragma)
- Ileus Paralytic & Mechanical
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Non Pembedahan
- Analgesik
Posisi appendektomy
PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
Sebelum operasi
Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah
mual, muntah, kembung
Tidak nafsu makan, demam
Tungkai kanan tidak dapat diluruskan
Diare atau konstipasi
Sesudah operasi
Nyeri daerah operasi
Lemas
Haus
Mual, kembung
Pusing
b. Data Obyektif
Sebelum operasi
Nyeri tekan di titik Mc. Berney
Spasme otot
Takhikardi, takipnea
Pucat, gelisah
Bising usus berkurang atau tidak ada
Demam 38 - 38,5 C
Sesudah operasi
Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
Terpasang infus
Terdapat drain/pipa lambung
Bising usus berkurang
Selaput mukosa mulut kering
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d discontinuitas jaringan/syaraf sekunder
dari apendictomy
2. Gangguan pola tidur b/d nyeri luka operasi, tidak adequatnya aktivitas
3. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan b/d intake kurang/puasa
sekunder dari fungsi GI tract menurun
4. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit,
taruma jaringan lunak)
Rencana Tindakan Keperawatan
Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ). 1. Kaji nyeri, catat lokasi, Berguna dalam pengawasan keefektifan obat,
karakteristik, beratnya kemajuan penyembuhan.
Kriteria hasil :
( skala 0-10 )
- Nyeri hilang/terkontrol 2. Dorong ambulasi dini Meningkatkan normalisasi fungsi organ
- Tampak rileks, mampu istirahat ( merangsang peristaltik dan flatus,
dengan tenang menurunkan ketidaknyamanan abdomen
Resiko tinggi kekurangan cairan 1.Awasi tekanan darah dan nadi Tanda yang membantu mengidentifikasi
fluktuasi volume intravaskuler.
Kriteria hasil :
- Membrane mukosa lembab 2. Observasi membrane mukosa, kaji Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan
- Turgor kulit baik turgor kulit dan pengisian kapiler hidrasi seluler.
- Tanda vital stabil
- Urine stabil 3. Auskultasi bising usus, catat Indikator kembalinya peristaltik, kesiapan
kelancaran flatus dan, gerakan usus. untuk pemasukan oral
4. Awasi intake dan output, catat warna Penurunan pengeluaran urine pekat dengan
urine/konsentrasi, berat jenis. peningkatan berat jenis diduga
dehydrasi/kebutuhan cairan meningkat.
5. Berikan sejumlah kecil minuman Menurunkan iritasi gaster/muntah untuk
jernih bila pemasukan peroral meminimalkan kehilangan cairan.
dimulai dan lanjutkan diit sesuai
toleransi.
6. Berikan perawatan mulut dengan Dehydrasi menyebabkan bibir dan mulut kering
perhatian khusus pada dan pecah-pecah.
perlindungan bibir.
Diktat Kuliah Medikal Bedah II. PSIK FK.Unair. TA: 2014. Surabaya.
Sjamsuhidajat. R & Jong,Wim de.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. Revisi. EGC.
Jakarta.