PEMBENTUKAN ENAMEL
Zara, seorang dokter gigi PTT (Pegawai Tidak Tetap) di daerah sangat
terpencil di pegunungan heran melihat di wilayahnya banyak terdapat kasus
seperti yang pernah di jumpainya saat co-ass dulu. Saat itu zara menangani
seorang ibu yang mengeluhkan giginya serta gigi anaknya yang berbentuk tidak
normal, berekstur kasar, berwarna kuning kecoklatan serta mudah karies. Ibu
tersebut menyatakan bahwa kelainan ini merupakan kelainan bawaan di
keluarganya. Bedanya, di tempatnya bertugas sekarang Zara mengamati bahwa
kondisi tersebut tidak selalu melibatkan semua gigi, melainkan hanya satu atau
beberapa gigi saja. Di daerah tersebut juga banyak terdapat kasus malnutrisi.
1
STEP 1
ANALYZING UNFAMILIAR WORDS
Enamel
Karies
Karies merupakan pada struktur jaringan keras gigi email dan dentin yang
diakibatkan oleh asam oleh aktivitas mikroba.
Malnutrisi
Malnutrisi merupakan kondisi dimana kurangnya gizi yang belum tercukupi untuk
mempertahankan kesehatan.
2
STEP 2
ANALYZING PROBLEM
3
STEP 3
BRAINSTORMING
1. Pembentukan enamel
Pada pembentukan enamel, ameloblas akan berdiferensiasi menjadi
tome’s procesus yang kemudian akan merangsang pembentukan matriks
enamel. Setelah itu terjadi maturasi dan mineralisasi. Proses mineralisasi ada 3
tingkatan. Segmen pertama terjadi pengapuran listapatisi lapisan kutikula
enamel ditemukan 1mm ameloblas yang berdeferensi menjadi reduce enamel.
Epitel kulikula primer reduce membentuk sekunder setelah melapisi enamel
dan akan menghilang pada saat mengunyah. Outer enamel setelah diferensiasi
menjadi ameloblas seperti saluran untuk membawa nutrisi ke dentin reticulum
stelata seperti garis didaerah stratum sebelahan inner epithelium.
Setelah selapis dentin terbentuk, ameloblas mengeluarkan cairan
disepanjang dentin sehingga terbentuk enamel matriks yang pertama (Dentino
enamel membran) . Kemudian ameloblas mengeluarkan tonjolan sitoplasma
yang disebut tome’s processus yang mengandung banyak granula. Tonjolan ini
berubah bentuk menjadi enamel matriks dari perifer ke arah dalam. Tiap
enamel rod berasal dari satu ameloblas. Hasil akhir ameloblas adalah enamel
cuticula/ membrane dari Nasmyth yang merupakan selaput organic yang
meliputi seluruh permukaan enamel.
Mineralisasi sebagian terjadi segera setelah deposisi matrik anamel yang
pertama dan membesar membentuk hexagonal. Kemudian diikutin mineralisasi
akhir sekunder, yang dimulai di amelodentinal junction. Sejumlah besar bahan
organic terdeposit dalam matriks, ameloblasmengalami beberapa perubahan.
Lisosom pada prosesus tome’s meningkat dan terjadi pengurangan komponen
organic pada matriks. Matrik organic terdiri protein-protein dan matrik
anorganik hidroksiapatit. Proteinnon kolagen keluarnya air bersamaan
masuknya bahan anorganik sehingga menjadi kers. Pembentukan enamel juga
oleh sel intermediet yang mengandung alkalin. Lapisan enamel terbentuk proc
tomes merupakan sekretori dari ameloblas. Pada Matrik enamel terdapat 2
komponen yaitu, amelogenin dan enamelin. Amelogenin terdiri banyak leusin,
asam glutamate dan sedikit histidin sedangkan enamelin banyak mengandung
histidin sedikit asam gutamat.
4
kelainan enamel penyebab defisiensi magnesium sehingg terjadi gangguan
matrik enamel sehingga gigi menjadi kuning dan kecoklatan enamel menjadi
tipis. Malnutrisi berpengaruh aktivitas ameloblas kurangnya vitamin D dapat
menyebabkan hipoplasia dan hipokalsifikasi. Bila kekurangan fosfat nutrisi
yang memperburuk enamel.
Factor genetic yaitu enamel yang kelainan menyebabkan gejala tersebut terjadi
pada satu gigi / beberapa gigi. X linked mempengaruhi bentuk dan struktur gigi
STEP 4
MAPPING
5
ODONTOGENESIS
DENTINOGENESIS
AMELOGENESIS
NORMAL ABNORMAL
STRUKTUR
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
6
1. Memahami dan menjelaskan enamel beserta struktur dan komponen.
2. Memahami dan menjelaskan proses pembentukan enamel
3. Memahami dan menjelaskan faktor pembentukan enamel
4. Memahami dan menjelaskan gangguan pada pembentukan enamel
5. Memahami dan menjelaskan perubahan seluler dan morfologis pada
pembentukan enamel
STEP 7
(GENERAL ACTION)
7
1. Enamel Beserta Struktur Dan Komponen Enamel
Definisi Enamel
Sifat Enamel
Enamel merupakan jaringan yang tidak mempunyai kemampuan untuk
mengantikan bagian-bagiannya yang rusak, oleh karena begitu erupsi
maka terlepaslah ia dari jaringan-jaringan lainnya yang ada dalam gusi. Tetapi
ada hal-hal yang memperkuat enamel, yaitu terjadinya perubahan-
perubahan susunan kimia sehingga enamel akan lebih kuat menghadapi
rangsangan-rangsangan yang diterimanya seperti pemberian fluor, saliva yang
jenuh akan kalsium dan fosfat yang akan mengurangi kelarutan permukaan
enamel. Email gigi adalah jaringan paling stabil dalam tubuh manusia. Jaringan
ini tidak mengandung persyarafan, sehingga bila terjadi kerusakan yang
terbatas hanya pada email, tidak akan terasa sakit. Bahan kimia dan faktor
lingkungan lainnya dapat merubah struktur email. Faktor yang berpengaruh
pada kerusakan email salah satunya adalah keasaman makanan dan minuman
yang akan menyebabkan keausan email yang disebut erosi gigi. Akan tetapi,
email tidak mempunyai kemampuan untuk menggantikan bagian - bagiannya
yang rusak. Email merupakan suatu unsur bradytrophes yaitu jaringan yang
paling sedikit sekali mendapat makanan. Dalam penyelidikan yang
dilakukan dengan menggunakan mikroskop elektron, juga tidak dijumpai
adanya saluran makanan pada email.
8
Sifat fisik email yang berupa kekerasan dan ketahanan kimia sangat
berbeda dari dentin, tulang dan sementum. Walaupun empat jaringan ini
termineralisasi dengan hidroksiapatit, akan tetapi terdapat dua perbedaan
penting antara email dan jaringan lain. Pertama, tulang, dentin dan sementum
terdiri dari 20% kolagen sedang email hanya 0.6%. Kedua, kristal apatit di
email adalah kira-kira sepuluh kali lebih besar dan lebih tebal daripada yang
dikalsifikasi kolagen sehingga volume kristal di email setidaknya 1000 kali
lebih besar. Meskipun email merupakan struktur yang sangat keras dan padat,
namun email dapat larut ketika berkontak dengan asam, sehingga larutnya
sebagian atau keseluruhan mineral email akan menurunkan kekerasannya.
Warna Enamel
Warna gigi setiap orang sangat bervariasi tergantung pada translusensi,
ketebalan email, warna dentin dibawahnya dan pulpa. Warna gigi yang normal
bagi gigi sulung adalah putih kebiruan dan warna gigi permanen putih
kekuningan. Bertambahnya umur seseorang secara fisiologis, maka emailnya
juga akan menjadi lebih tipis karena abrasi atau erosi dan dentin menjadi
lebih tebal karena deposisi dentin sekunder. Namun karena berbagai faktor baik
ekstrinsik maupun intrinsik, gigi dapat mengalami perubahan warna akibat
penumpukan stain atau pigmen yang sering disebut juga diskolorisasi gigi.
Keparahan disko lorisasi yang terjadi tergantung jumlah pigmen yang
menimbun di gigi. Semakin banyak pigmen di gigi yang mengabsorpsi
cahaya maka warna gigi akan menjadi semakin gelap. Semakin sedikit
jumlah pigmen maka semakin sedikit cahaya diabsorpsi dan semakin banyak
cahaya yang direfleksikan menjadikan warna gigi tampak semakin terang.
Komposisi Enamel
9
gigi mirip seperti keramik. Ion fluorida amat esensial pada pembentukan dan
perkembangan enamel, sebab dapat menggantikan gugus hidroksil sehingga
membentuk fluorapatit (Ca10(PO4)6(F)2). Fluorida tersebut berasal dari
lingkungan mulut misalnya saliva sehingga fluorisasi paling banyak terjadi di
enamel bagian luar, hal ini amat penting untuk mempertahankan keutuhan
enamel sebab fluorapatit lebih sukar larut dibandingkan dengan hidroksiapatit.
Kandungan mineral yang tinggi membuat enamel mempunyai sifat
yang keras, bahkan merupakan jaringan yang paling keras pada tubuh manusia.
Kekerasan permukaan luar gigi berbeda-beda tergantung pada lokasinya, dan
kekerasannya akan berkurang menuju ke arah dalam, seperti menurut Baud
dan Lobjoie (1965) kekerasan enamel makin ke arah dentin makin berkurang.
Hal ini disebabkan kandungan mineral anorganik pada dentin dan sementum
lebih rendah dari enamel.
Garam-garam mineral organik tersusun dalam bentuk jaringan-jaringan kecil,
terdiri dari :
10
DEJ) sampai ke permukaan gigi dengan interrod substance di antaranya Kristal-
kristal pada batang email dan interrod enamel dipisahkan oleh sarung batang (Rod
Sheath). Pembatas atau sarung ini mengandung lebih banyak protein email. Setiap
batang dibentuk oleh satu ameloblas. Ameloblas berbentuk silindris tinggi,
puncaknya (ke arah dentin) memanjang sebagai prosesus Tomes.
Gambar 2.1 Batang email dari permukaan email dengan etsa asam.
11
A, GarisRetzius / inkremental;
B, Dentino-enamel junction
4. Enamel Cuticula
5. Enamel Lamellae
6. Enamel Tuft
12
Enamel tufts merupakan prisma enamel yang hipokalsifikasi dan ditemukan
pada bagian sepertiga atau seperlima dalam enamel serta merupakan jaringan
yang kurang termineralisasi dengan bentuk menyerupai rumput yang pendek.
Dasar dari enamel tufts terletak kira-kira 100 μm sepanjang perbatasan dentino
enamel junction (DEJ) dan memanjang pendek ke enamel. Enamel tufts ini dapat
terlihat jelas dalam arah potongan transversal dari enamel. Enamel
tuftsmerupakan struktur hipokalsifikasi yang berbentuk pita dan memiliki
konsentrasi protein enamel atau matriks organik yang tinggi yang hampir mirip
dengan enamelin.
Biasanya enamel tuftstidak memiliki peran yang berarti tetapi ada yang
menyatakan bahwa walaupun enamel tufts merupakan daerah awal terjadinya
keretakan namun, enamel tufts dapat mencegah terjadinya fraktur pada enamel.
Hal ini disebabkan enamel tufts berperan dalam menyatukan enamel dan dentin,
mendistribusikan gaya mastikasi sehingga dapat menstabilkan keretakan yang
terjadi pada daerah dentino enamel junction (DEJ) serta memilki kemampuan
untuk menutupi keretakan yang terjadi akibat tingginya matriks organik yang
terkandung pada enamel tufts.
Gambar 2.3.
A, Stria of Retzius;
B, Enamel tuft;
C, Enamel lamella;
D, Dentino-enamel junction
7. Enamel Spindles
13
tubulus dentin pendek yang dijumpai dekat dentino enamel junction (DEJ) dan
terbentuk pada saat tahap diferensiasi amelogenesis dimana prosesus odontoblast
memanjang dengan jarak pendek menembus diantara sel ameloblast pada saat
sebelum pembentukan enamel. Hal ini menyebabkan tubulus dentin menjadi
terperangkap pada saat pembentukan matriks enamel dan enamel spindlemenjadi
termineralisasi disekitar enamel tersebut.
14
remineralisasi dan demineralisasi maupun faktor – faktor lain yang ikut
mempengaruhi proses pembentukan enamel.
1. Bud Stage
Pada minggu ke 7 IU mulai tepi primery epithelial band mengalami
invaginasi ke dasar jaringan mesenkim membentuk 2 pita pada masing – masing
rahang yaitu pita verstibulum dan pital lamina dentis. (042) Lamina dentis yang
berentuk tapal kuda ini akan meluas mengikuti bentuk lengkung rahang yang
sedang berkembang. Lamina dentis berperan dalam pembentukan benih gigi
dengan cara beberapa sel – sel ektodermal lamina dentis membelah lebih ceoat
daripada sel – sel disekitarnya dan akhirnya membentuk sepuluh tonjolan –
tonjolan kecil (organ enamel) pada minggu ke 10 intra uterin (Gultom, 2002).
Papila dental yang dikelilingi oleh organ enamel akan berdiferensiasi menjadi
pulpa. Jaringan mesenkim di bawah papila dental membentuk lapisan yang
bertambah padat dan berkembang menjadi lapisan fibrosa yaitu kantong gigi
(dental sakus) primitif (Gultom, 2002).
15
perifer papila dental menjadi odontoblas (sel-sel pembentuk dentin). Ada empat
lapisan sel yang dapat dilihat pada tahap bell, yaitu Outer Enamel Epithelium,
Retikulum Stelata, Stratum Intermedium, dan Inner Enamel Epithelium (Gultom,
2002).
Gambar 2. Odontogenesis
16
pembentuk dentin. Adanya penebalan dari lapisan odontoblas, odontoblas mundur
ke papila dentin meninggalkan processus sitoplasma. Lapisan odontoblas
melanjutkan dalam pembentukan pre dentin. Sisa – sisa sel dari dental papila
membentuk pulpa gigi (Sadler, T.W. 2010).
Pada pembentukan dentin, odontoblas mensekresi prokolagen yang
kemudian bergabung menjadi serabut kolagen dari pre dentin. Sel odontoblas ini
juga menjadi perantarapada proses mineralisasi serabut kolagen yang kemudian
membentuk dentin. Setelah odontoblas berdiferensiasi dari sel terluar dental
papilla dan proses pembentukan dari pre dentin, membran dasar antara pre
ameloblas dan odontoblas menjadi hancur. Penghancuran membran dasar ini
menyebabkan pre ameloblas berkontak dengan pre dentin yang baru terbentuk, hal
ini merangsang pre ameloblas untuk berdiferensiasi menjadi ameloblas. Dengan
adanya matriks yang kontak dengan pre dentin, terjadi proses mineralisasi dari
membran dasar yang hancur, serta membentuk dentino enamel junction, batas
antara dentin dan enamel (Kristianis, 2015).
Perpanjangan odontoblas memperoleh protein untuk memproduksi sel.
Proses perkembangan batas proksimal pada sel, berdekatan dengan dentinoenamel
junction. Secara berangsur-angsur sel bergerak ke ruang pulpa, dan sel berproses,
dikenal dengan proses odontoblas. Odontoblas dalam pembentukan matriks
dentinal sama pada osteoblas sewaktu bergerak ke arah lain dari spikula pada
tulang. Pertambahan pada dentin dibentuk sepanjang dentinoenamel junction.
Dentinal matriks adalah jalinan pertama serabut kolagen, dalam 24 jam akan
terkalsifikasi, disebut predentin sebelum kalsifikasi dan dentin setelah
terkalsifikasi (Kristianis, 2015).
17
complexes dikenal dengan istilah desmosomes, dengan sintesa pada enamel
terjadi pada kedua sel. Substansi ini dibutuhkan untuk produksi enamel tiba
melalui pembuluh darah dan sampai pada retikulum stelata lalu ke stratum
intermedium dan ameloblas. Pada tahap ini, protein amelogenin diproduksi.
Hanya sedikit ameloblas pada ujung dari mulai puncak ke fungsi awal. Proses
diteruskan, banyak ameloblas menjadi aktif, dan penambahan dari enamel matriks
menjadi lebih menonjol (Kristianis, 2015). Enamel terletak di bagian apeks dari
gigi dan menyebar di leher gigi. Ketika enamel menebal, ameloblas mundur
membentuk stellate retikulum (Sadler, T.W. 2010).
2. Nutrisi
18
biasa disebut defisiensi protein juga dapat mempengaruhi dimensi panjang
mandibula. Vitamin dan mineral yang berperan dalam proses pertumbuhan,
perkembangan dan pemeliharaan tulang dan gigi adalah vitamin D. Selain
mengendalikan keseimbangan mineral, vitamin D juga membantu absorbsi
kalsium dari usus dan pemanfaatan kalsium dan posphor untuk pertumbuhan
tulang dan gigi. Bisa didapatkan ada ikan, susu, kuning telur, margarin, hati.
Kalsium bersama dengan posphor berfungsi dalam membentuk matrik tulang dan
gigi. Bisa didapatkan pada makanan dengan sumber hewani yaitu seafood, susu
dan produk olahannya. Sumber nabati yaitu bayam, daun melinjo, sawi, lobak,
daun katuk, kacang-kacangan (Kristiyanasari, 2010).
Penambahan asupan fluoride lebih dari 1 ppm dalm air minum dapat
menyebabkan fluorosis, akan tetapi perubahan ini dapat terjadi juga tergantung
banyaknya air yang dikonsumsi. Hipomaturasi enamel gigi terjadi karena
banyaknya asupan fluoride yang dikonsumsi dengan kadar fluoride yang cukup
tinggi selama per embangan gigi, biasanya antara 2-3 tahun (Sciubba et al., 2002)
3. Sosial Ekonomi
4. Hormon
19
stage. Membedakan ameloblasts , odontoblasts dan ameloblasts sekretori dan
odontoblasts sekretori terus berekspresi pada GHR / BP dan IGF -I di gigi
insisivus. Temuan ini mendukung premis bahwa hormon pertumbuhan dan IGF -I
mungkin memainkan peran dalam perkembangan gigi embrio dengan mengatur
interaksi epitel - mesenchymal yang mempengaruhi peristiwa dalam pertumbuhan
dan cytodifferentiation .
Hipoplasia enamel
20
sama sekali tidak terbentuk, tetapi bila terjadi gangguan pada saat diferensiasi,
akan ada daerah hipoplasia. Demikian pula dengan adanya infeksi baik akut
maupun kronik pada awal kehamilan dapat mengganggu embriogenesis. Infeksi
dapat menyebabkan perfusi plasenta buruk serta asupan nutrisi yang tidak
optimal, sehingga tumbuh kembang gigi terganggu. Infeksi pada penelitian ini
hanya sebanyak 6%; diantaranya infeksi TBC berat pada trimester I dan Tifoid
pada trimester II. Penyakit infeksi kronik pada ibu juga merupakan faktor
penyebab penting yang berdampak nyata pada sirkulasi uteroplasenta dan
fetoplasenta sehingga mengganggu asupan nutrisi, dan menyebabkan IUGR serta
defek organ. Pada penelitian ini anak KMK dengan karak-teristik ibu saat hamil
TBC berat pada trimester I memperlihatkan hipoplasia dengan skor defek berat
sedangkan yang mengalami tifoid pada pertengahan trimester 2 menunjukkan
hipokalsifikasi.
Gambaran klinis :
• Terdapatnya groove, pit dan fisur yang kecil pada permukaan enamel
• Pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya guratan guratan pit yang
dalam,tersusun secara horizontal pada permukaan gigi.
Etiologi
Faktor Lokal
• trauma (misal Turner Teeth)
• infeksi
• radiasi
• idiopatik
Faktor Umum
• Lingkungan,Prenatal : Sifilis kongenital (Hutchinson’s Teeth/Mulberry
Molar)Neonatal : HipokalsemiaPostnatal : Defisiensi vitamin atau fluor yang
berlebihan (Mottlet enamel).
• Herediter
Amelogenesis imperfecta
21
Penyakit turunan yang terjadi pada saat pembentukan enamel pada gigi susu
dan tetap. Kekurangan jaringan enamel sebagian atau seluruhnya mengak
ibatkan mahkota kasar, berwarna kuning sampai cokiat yang cenderung rusak.
Fluorosis
Secara klinis terlihat semua gigi tetap warnanya berubah dari putih ke
kuningan coklat bintik-bintik dan atau perubahan morfologis enamel berubah
menjadi enamel berlubang-lubang. Fluor yang terdapat pada air mineral
menyebabkan keadaan ini jauh lebih besar (berlipat kali) daripada fluor 11 juta
yang ditambahkan di air minum untuk menurunkan kerusakan gigi.
22
5. perubahan seluler dan morfologis pada pembentukan enamel
Amelogenesis Imperfecta
a. Tipe Hipoplastik
Secara klinis, gigi-gigi tidak terlihat saling berkontak akibat tipisnya email.
gigi terlihatsangat tipis atau tidak ada email. Gigi mirip preparasi mahkota dengan
b. Tipe Hipokalsifikasi
patah. Email hipokalsifikasi lembut dan mudah patah, khususnya pada region
insisal, dan mudah terlepas, terbukanya lapisan dibawah dentin, dan akan
Email pada gigi yang baru erupsi, yang tidak erupsi dan gigi yang
23
adanya daerah yang hipoplastikpada sepertiga tengah permukaan labial. Gigi yang
baru erupsi biasanya dilapisi dengan email yang tumpul, berkilauan, putih
sangat lunak dan segera hilang setelah gigi erupsi, sehingga mahkota hanya terdiri
dari dentin.
c. Tipe Hipomaturasi
Email yang normal, tetapi emailnya lunak dan kurang mineral. Karena itu
bila gigi ditekan menggunakan sonde akan melubangi permukaan email. Pada tipe
kasar, beralur dan ada perubahan warna. Dan patahnya email adalah hal yang
biasa
Hipoplasia
defek sempurna pada email yang menghasilkan cacat menyeluruh atau perubahan
dalam bentuk. Kelainan ini terlihat berupa kerusakan atau tidak utuhnya bentuk
email, bahkan kadang-kadang ceruk (pit) dan fisura email tidak terbentuk sama
sekali. Hipoplasia email dapat disebabkan oleh: (a) Sistemik, misalnya karena
penyakit-penyakit berat yang terjadi pada saat pembentukan email, (b) Lokal,
misalnya karena infeksi periapeks gigi susu pada masa aposisi, (c) Genetik, terjadi
gangguan pada ameloblas, email sangat tipis sehingga gigi berwarna coklat, licin,
dan mengkilat.
24
Hipokalsifikasi
maturasi, kelainannya disebut mottled enamel, (b) Lokal, karena infeksi periapeks
gigi susu pada maturasi, dan (c) Genetik, tempat pembentukkan matriks email
25
KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu. 2012. Kedokteran gigi klinis. Jogjakarta: Quantum Sinergis Media.
P..98-100.
Johari, N. F. 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21936/3/Chapter%20II.pdf.
Akses: 23 Februari 2016
27