Anda di halaman 1dari 11

Case Report

Pemeriksaan Subjektif
• Pasien perempuan berusia 62 tahun datang ke
Bagian Prostodonsia RSGM Universitas
Airlangga untuk merawat giginya, pasien
meminta untuk dibuatkan gigi tiruan agar dapat
makan dan mengunyah dengan lebih baik dan
mendapatkan hasil akhir yang estetik.
• Pasien tidak memiliki riwayat medis dan
keadaan umum pasien baik.
• Pasien memiliki riwayat memaki gigi tiruan
sejak 2 tahun yang lalu dan tidak dipakai lama
karena gigi tiruan tersebut pecah dan hilang.
• Gambaran intraoral dan radiografi pasien
sebelum perawatan.
Pemeriksaan Ekstraoral dan Intraoral
• Pada pemeriksaan ekstraoral Temporo Mandibular Joint (TMJ), mata,hidung,
dan bibir normal. Wajah simetris dan oval.
• Pada pemeriksaan intraoral, terdapat gigi hilang pada gigi 18, 27, 28, 38, 37,
36, 35, 34, 44, 45, 46, 47, 48. Terdapat karies pada gigi 24, 25, 26. Terdapat
Porcelen Fused to Metal (PMF) fixed bridge pada gigi 17,16,15,14,13 dengan
adanya atrisi pada gigi-gigi anterior RB. Terdapat kalkulus pada gigi-gigi
anterior RB dan gusi kemerahan. Oklusi tidak normal. Teradapat overjet 2mm
dan overbite 2mm. Pada vestibulum gigi premolar dan molar RB terdapat
pembengkakan, gigi insisiv berbentuk ovoid, frenulum bukal RB dan frenulum
lingual RA tinggi. Bentuk ridge pada RB flat dan relasi ridge dengan bidang
transversal ≥800, torus palatinus dan torus mandibular rendah, tidak terdapat
exostosis dan retromylohyoid dalam.
Pemeriksaan Radiografi dan Rencana
Perawatan
• Terdapat gambaran radiopaque pada akar gigi 26 dan crown pada gigi
13, 14, 15, 16, 17.
• Berdasarkan pemeriksaan yg dilakukan, didapatkan diagnosis klinis;
gigi hilang pad gigi 36, 35, 34, 44, 45, 46, 47; pulpitis reversible pada
gigi 24, 25, 33, 32, 31, 41, 42, 43; terdapat nekrosis pulpa pada gigi
26, dan marginal gingivitis kronis.
• Pada kasus ini, transitional denture RB dan bilateral retained
removable partial denture RB dipilih untuk rencana perawatan
pemulihan oklusi pada posterior edontulus RB.
• Pada transitional denture, clasp Gillet digunakan pada gigi 33 dan 34,
elevasi plat pada gigi 33, 32, 31, 41, 42, 43, menggunakan anasir gigi
dan basis akrilik. Untuk perlekatan, digunakan crown PMF pada gigi
33 dan 43, ball attachment pada gigi 34 dan 44. Indirect komposit
pada gigi 34 dan 44. Plat lingual pada gigi 31, 32, 41, 42. Anasir gigi
akrilik pada gigi 36, 35, 45, 46, 47 dan menggunakan basis metal.
• Pada kasus ini, transitional denture untuk perawatan oklusi yang tidak
stabil/normal.
• Perawatan inisiasi yaitu scaling dan root planing serta direct
restoration pada gigi 24, 25, 26, 33, 32, 31, 41, 42 dan 43.
• Pertama, individual tray atau sendok cetak
perorangan dibuat untuk mencetak edontulous
ridge pada RB. Setelah sendok cetak jadi,
dilakukan border molding dengan teknik open
mouth. Setelah itu dibuatkan model fungsional,
dengan menggunakan dental stone tipe 4 dan
gigi antagonisnya dengan dental stone tipe 3.
Setelah itu preparasi bite rim dilakukan.
• Sebelum penetapan gigit, pasien diinstruksikan
terlebih dahulu untuk menyesuaikan oklusi
dengan membuka dan menutup mulut. Teknik
manipulasi bimanual digunakan untuk mencari
orientasi sentris pada pasien.
• Setelah penetapan gigit, model ditanam pada
artikulator. Gigi posterior dipasang pada model
malam.
• Penilaian dilakukan untuk
menentukan apakah kondisi dan
oklusi sesuai untuk pasien.
Setelah finishing dan polishing,
transitional denture diinsersikan
pada mulut pasien. Penilaian
fungsi, oklusi, stabilitas dan
apakah ada keluhan sakit atau
tidak.
• Setelah 3 bulan, kontrol dilakukan
dan oklusi pasien sudah baik
sehingga pasien sudah siap untuk
dibuatkan bilateral attachment of
the retained removable denture
pada RB.
• Setelah 3 bulan menggunakan
transitional denture, pasien
mengeluhkan estetika yang
kurang karena mengunakan clasp.
• Preparasi pada gigi 33, 43
menggunakan fissure, tapered, dan
football-shaped diamond bur dengan
kedalaman 1,5 mm. Akhiran preparasi
adalah chamfer.
• Melakukan pencetakan pada rahang
atas dan rahang bawah kemudian
dilakukan penetapan gigit
menggunakan transitional denture.
• Mahkota sementara dipasang pada
gigi 33 dan 34, kemudian model kerja
RA RB ditanam pada artikulator.
• Metal coping dibuat dilaboratorium
dan dicobakan untuk mengevaluasi
servikal border dan dikirim kembali ke
laboratorium.
• Mahkota yang sudah jadi
dipasangkan ke pasien untuk
evaluasi servikal bound, anatomi
dan warna.
• Pencetakan fungsional 2 dilakukan
dengan double impression dengan
muscel trimming, pada gigi 33 dan
43 mahkota dipasang pada pasien
sehingga dihasilkan cetakan yang
akurat.
• Model kerja II ditanam pada
altikulator kemudian model dikirim
ke laboratorium untuk dibuatkan
metal frame RB.
• Model malam dicobakan untuk
mengetahui kesesuaian bentuk dan
warna gigi rahang bawah sebelum
proses akrilik.
Setelah kontur dilakukan packing akrilik. Kemudian insersi splint crown pada gigi 31 41 dan removable denture.
Pasien diberitahu cara memasang dan melepas denture.
Pada 24 jam pertama, pasien diinstruksikan untuk memakai gigi tiruan hanya untuk adaptasi dan tidak untuk
makan.
Pasien diintruksikan untuk kontrol 3 kali, kontrol I (1 hari setelah insersi), kontrol II (3 hari setelah insersi) dan
kontol III (7 hari setelah insersi).
Kontrol I: pasien tidak ada keluhan, pada pemeriksaan intra oral tidak ada lesi, pasien merasa puas karena ke
estetikan yang baik.
Kontrol II: pasien tidak ada keluhan, terlihat stabil, tidak ada lesi dan pasien diintruksikan untuk makan
makanan yang lembut dan kontrol berikutnya.
Kontrol III: pasien tidak ada keluhan sakit, tidak ada lesi pada jaringan lunak dibawah gigi tiruan. Estetika,
oklusi, artikulasi dan phonetic bagus. Pasien diintruksikan untuk kontrol setiap 6 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai