Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS AKUNTANSI MANAJEMEN PADA PT CAKRA MINERAL Tbk.

untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen

Disusun oleh:

1. Fatimatuzzahro (7211415055)
2. Ayu Puspitasari (7211415059)
3. Woro Sri Hesti Tulus .P (7211415120)
4. Ika Budi Kusuma (7211415125)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017
A. PROFIL PT CAKRA MINERAL Tbk.

PT Cakra Mineral didirikan pada tanggal 19 September 1990 dengan nama PT


Ciptojaya Kontrindoreksa dan memulai kegiatan operasi komersialnya dalam bidang
pengembangan properti yaitu pembangunan perumahan bagi masyarakat berpendapatan
menengah ke bawah. Perusahaan memutuskan untuk mengubah inti bisnis ke bidang
perkebunan dan pertanian pada tahun 1998 dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sejak tahun 1999. Dengan perubahan strategi bisnis, maka perusahaan melakukan
perubahan nama menjadi PT Citra Kebun Raya Agri pada tanggal 31 Oktober 2007.

Pada akhir tahun 2011, perusahaan melakukan peningkatan lini bisnis demi
meningkatkan kinerja perusahaan yang semula hanya bergerak dalam bidang perkebunan
dan pertanian menjadi perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa,
pertanian, dan kehutanan.

PT Cakra Mineral Tbk merupakan produsen dan eksportir logam bijih besi dan pasir
zircon. Perusahaan memiliki segmen usaha penambangan yang terintegrasi mulai dari
kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan terdiri dari bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan,
pengangkutan dan jasa.

Kegiatan utama perusahaan adalah sebagai perusahaan induk yang melakukan


kegiatan operasi penambangan bijih besi, pasir zircon dan melakukan jasa pemasaran
kepada kelompok usaha mereka. Perusahaan memiliki beberapa anak perusahaan yang
bergerak dibidang pertambangan bijih besi dan perdagangan komoditas mineral.

Perusahaan berdomisili di Jakarta Pusat, DKI Jakarta dan memiliki wilayah operasi di
Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah.

Visi

Menjadi perusahaan investasi terkemuka di Indonesia berfokus pada pertambangan


khususnya mineral pada tingkat nasional dan internasional, dengan pertumbuhan yang
berkesinabungan melalui keunggulan kerja, profesionalisme, kepedulian terhadap
karyawan, masyarakat dan lingkungan.
Misi

 Meningkatkan nilai perusahaan dari sisi keuangan dan sumber daya manusia.
 Berinvestasi dalam bisnis pertambangan khususnya mineral yang secara
berkesinabungan memperkuat posisi perusahaan.
 Mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar di setiap lini usaha yang dijalankan.

Anak Perusahaan PT Cakra Mineral, yaitu:

1. PT Persada Indo Tambang

PT Persada Indo Tambang merupakan salah satu anak perusahaan PT Cakra


Mineral Tbk yang bergerak dalam bidang pertambangan bijih besi. PT Persada Indo
Tambang merupakan produsen bijih besi pertama untuk perusahaan yang berlokasi di
Solok Selatan, Sumatera Barat. Total produksi bijih besi di tahun 2013 adalah
sebanyak 113.000 MT menurun dari tahun 2012 yaitu sebanyak 122.000 MT atau
menurun sekitar 8%. Sedangkan total kapasitas produksi tambang per tahun adalah
sekitar 200.000 MT, Perusahaan belum dapat meningkatkan produksi secara maksimal
atas akibat batasan kuota ekspor dan antisipasi atas kelebihan produksi yang tidak
dapat dijual atau diekspor di tahun mendatang.

2. Dunestone Development S.A.

Development S.A adalah salah satu anak perusahaan PT Cakra Mineral Tbk yang
bergerak di bidang perdagangan komoditas mineral khususnya pasir zirkon.
Perusahaan ini merupakan perusahaan trading komoditas mineral yang berkedudukan
di British Virgin Island.

3. PT Takaras Inti Lestari

PT Takaras Inti Lestari adalah salah satu anak perusahaan PT Cakra Mineral Tbk
yang bergerak dalam bidang pertambangan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Selain itu, PT Takaras Inti Lestari juga melakukan pengolahan dan pemurnian pasir
zircon. Produk yang dihasilkan oleh PT Takaras Inti Lestari adalah pasir zircon
dengan kadar minimum 65,5%, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan
ekspor.
PT Cakra Mineral Tbk. berkomitmen untuk selalu menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance) dan ingin menjadi benchmark penerapan GCG
bagi industri. Perusahaan juga percaya bahwa pengabaian atau relatif rendahnya kualitas
GCG pada suatu perusahaan sangat mungkin menciptakan risiko - risiko tertentu yang
dapat merugikan operasional dan kinerja keuangan perusahaan.

Perusahaan memiliki lima prinsip dalam tata kelola perusahaan yang baik yaitu
transparansi, independensi, kewajaran, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban. Dimana
bagi perusahaan, pelaksanaan tata kelola yang baik adalah untuk tujuan-tujuan berikut ini:

1. Meningkatkan nilai Perusahaan bagi pemegang saham dengan memperhatikan


kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
2. Meningkatkan daya saing Perusahaan di pasar nasional maupun internasional.
3. Mendorong tercapainya kesinambungan Perusahaan melalui tata kelola yang
didasarkan pada prinsip transparansi, independensi, kewajaran, akuntabilitas, dan
pertanggungjawaban.
4. Mendorong adanya kesadaran akan tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap semua
pemangku kepentingan.
5. Meningkatkan kepercayaan pasar untuk meningkatkan arus investasi dan pertumbuhan
ekonomi nasional.

Transparansi
Perusahaan memberikan dan menyampaikan informasi yang seluas-luasnya kepada publik
dan pemegang saham melalui paparan publik, mediacetak, media elektronik, dan forum
hubungan investor. Laporan Perusahaan diterbitkan secara tepat waktu dan berkala, yaitu
Laporan Keuangan Triwulan, Laporan Keuangan Semesteran, Laporan Keuangan
Tahunan yang telah diaudit, Laporan Tahunan.

Independensi
Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan memiliki pendapat yang independen dalam
setiap pengambilan keputusan serta memperoleh saran dari konsultan independen, atau
dari komite-komite lainnya.

Kewajaran
Perusahaan menerapkan prinsip keadilan kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas
pasar modal, dan pemangku kepentingan lainnya serta menjaga hubungan baik dengan
karyawan dengan memperhatikan hak dan kewajiban karyawan secara adil dan wajar.
Akuntabilitas
Perusahaan menerapkan langkah-langkah yang menegakkan prinsip akuntabilitas yaitu
pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai Rencana Anggaran Tahunan dan
evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada
RUPS Tahunan, pembentukan Komite Audit Internal, serta penunjukan Auditor Eksternal.

Pertanggungjawaban
Perusahaan berusaha menaati perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi
yang sehat. Perusahaan sebagai warga korporat yang bertanggung jawab juga peduli
terhadap lingkungan dan melaksanakan kewajiban sosialnya secara wajar.

B. KRONOLOGI KASUS PT CAKRA MINERAL Tbk.

Direksi PT Cakra Mineral Tbk (CKRA) telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikarenakan kasus penggelapan, manipulasi
akuntansi serta masalah terkait pengungkapan palsu yang diarahkan oleh Boelio Muliadi
selaku Presiden Direktur pada perusahaan tersebut.

Pihak yang melaporkan kasus ini adalah berasal dari pihak investor asing, Cedrus
Investments Limited dan Interzircon. Melalui pengacaranya Jefferson pada tanggal 8
November 2016 melalui rilis di Jakarta, Direktur Utama CKRA, Boelio Muliadi telah
digugat juga di Pengadilan Negeri Palangkaraya, terkait dengan dua perusahaan tambang
zirconium, PT Tarakas dan PT Murui.

PT Cakra Mineral Tbk telah membuat laporan kepada otoritas bursa tahun 2014,
bahwa perusahaan ini telah mengakuisisi PT Tarakas dan PT Murui atas 55% sahamnya
dalam laporan tahunan tahun 2014 dan 2015. Dari 330 juta lembar saham CKRA, 165 juta
lembar untuk pemegang saham PT Tarakas dan PT Murui, sedangkan 165 juta lembar
untuk Harun Abidin. Sesuai perjanjian Harun Abidin tentu harus membayar 165 juta
lembar saham CKRA kepada pemegang saham TIL-MJP berupa lima perusahaan
tambang. Namun, Boelio belum melaksanakan kewajiban, dan kelima perusahaan yang
digunakan Harun Abidin untuk membayar TIL-MJP, ternyata bukan miliknya.

Menurut Jefferson dikutip dari laman Beritalima.com, mereka berkolusi untuk


mendorong PT Tarakas dan PT Murui agar menandatangani perjanjian pembelian saham
dengan pernyataan palsu, namun gagal menjalankan kewajiban yang ditetapkan dalam
perjanjian.
CKRA kemudian membuat rekayasa akuntansi dengan mengelembungkan nilai aset
CKRA dengan secara palsu mengkonsolidasikan laporan keuangan serta meningkatkan
nilai modal yang telah disetor dari dua perusahaan tambang tersebut. Sehingga
menyebabkan para investor mengalami kerugian yang signifikan dari pengungkapan yang
palsu, menyesatkan dan tidak tepat tersebut yang telah disampaikan melalui platform BEI
dan OJK.

Maka Jefferson juga melaporkan kasus ini ke Polda Kalimantan Tengah dan juga
Kapolri terkait praktik kecurangan yang dilakukan Boelio Muliadi dan Harun Abidin, juga
dibantu oleh dua Direktur CKRA Argo Trinandityo dan Dexter Sjarif Putra. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) kini sedang menyelidiki manipulasi akuntansi yang dilakukan oleh PT
Cakra Mineral Tbk ini.

C. ANALISIS KEPUTUSAN TAKTIS PT CAKRA MINERAL Tbk.

PT Cakra Mineral merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.


Pada tahun 2014, PT Cakra Mineral untuk mendukung serta mengembangkan usahanya
melakukan penipuan serta pemanipulasian melalui penggelembungan yang dilakukan pada
laporan keuangan perusahaan terutama pada akun aset serta modal. Hal ini dilakukan
dengan pengakuan atas 55% saham pada PT. Murui Jaya Perdana dan PT. Takaras Inti
Lestari.

Dalam kurun waktu dua tahun PT Cakra Mineral cukup dapat menjalankan
pemanipulasian terhadap laporan keuangan perusahaannya. PT Cakra Mineral mengakui
PT. Murui Jaya Perdana dan PT. Takaras Inti Lestari yang bergerak dibidang
pertambangan zirconium telah di akuisisi olehnya.

Hal ini merupakan keputusan taktis yang di ambil oleh PT Cakra Mineral Tbk. untuk
lebih cepat dalam mengembangkan usahanya guna mengelabui calon investor maupun para
investor PT Cakra Mineral Tbk., selain itu hal ini dilakukan oleh PT Cakra Mineral karena
untuk menutupi kegiatan pertambangan ilegal yang dilakukannya sehingga tidak ketahuan
oleh publik.

Dampak Jangka Pendek Atas Keputusan Taktis Yang Diambil PT Cakra Mineral
Tbk., yaitu:

Dalam kurun waktu 2014-2015, dengan adanya keputusan yang di ambil oleh PT Cakra
Mineral Tbk. dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya ke PT
Cakra Mineral, karena melihat kondisi perusahaan yang cukup baik, serta dengan
mempertimbangkan potensi kemajuan yang akan datang pada PT Cakra Mineral Tbk.
Selain itu pendapat yang diperoleh oleh PT Cakra Mineral Tbk. cukup mengalami
peningkatan.

Dampak Jangka Panjang Atas Keputusan Taktis Yang Diambil Pt Cakra Mineral
Tbk, yaitu:

Dengan adanya pemanipulasian yang dilakukan oleh PT Cakra Mineral Tbk., pada tahun
2016 hal tersebut terdeteksi oleh PT. Murui Jaya Perdana dan PT. Takaras Inti Lestari,
walaupun sebelumnya PT Cakra Mineral telah berhasil melakukan penandatangan
perjanjian dengan melakukan akuisisi terhadap dua perusahaan tersebut. Namun sampai
dengan tahun 2016, PT Cakra Minerak belum memenuhi kewajibannya dengan membayar
sebesar 55% saham pada masing-masing perusahaan tersebut, akan tetapi PT Cakra
Mineral sudah mengakui PT. Murui Jaya Perdana dan PT. Takaras Inti Lestari sebagai
anak dari perusahaanya sejak tahun 2014.

Dengan adanya hal tersebut, PT Cakra Mineral di laporkan kepada OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) serta Polda Kalimantan Tengah dengan dugaan penggelapan, manipulasi
akuntansi dan penyesatan investor. Pihak OJK segera menindaklanjuti hal tersebut karena
tindakan yang dilakukan oleh PT Cakra Mineral telah membahayakan kondisi pasar saham
mendatang. Selain itu, para investor PT Cakra Mineral Tbk. merasa dirugikan karena
dengan adanya pemanipulasian yang dilakukan membuat para investor membayar pajak
lebih tinggi dari pada seharusnya, serta mengeluarkan biya yang lebih tinggi pula.

D. KODE ETIK AKUNTAN MANAJEMEN

Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki kewajiban kepada


publik , profesi mereka , organisasi yang mereka layani , dan diri mereka sendiri , untuk
mempertahankan standar tertinggi kode etik . Dalam pengakuan kewajiban ini , Institut
Akuntan Manajemen telah diundangkan standar berikut etika untuk praktisi manajemen
akuntansi dan manajemen keuangan . Kepatuhan terhadap standar ini secara internasional
tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan akuntansi manajemen.
Kompetensi :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
1. Mempertahankan tingkat yang sesuai kompetensi profesional oleh pembangunan
berkelanjutan pengetahuan dan keterampilan mereka.
2. Melaksanakan tugas profesional mereka sesuai dengan hukum, peraturan dan standar
teknis.
3. Siapkan laporan dan rekomendasi yang komprehensif dan jelas setelah analisis yang
tepat informasi yang relevan dan dapat diandalkan

Privasi :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
1. Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam perjalanan pekerjaan
mereka kecuali bila diizinkan , kecuali hukum diharuskan untuk melakukannya.
2. Bawahan menginformasikan tepat mengenai kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama pekerjaan mereka dan memantau kegiatan mereka untuk menjamin
pemeliharaan kerahasiaan.
3. Menahan diri dari menggunakan atau muncul untuk menggunakan informasi rahasia
yang diperoleh dalam perjalanan pekerjaan mereka untuk keuntungan bertentangan
dengan pihak ketiga tidak etis atau ilegal secara pribadi.

Integritas :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
1. Menghindari konflik kepentingan yang nyata atau jelas dan menyarankan semua pihak
dari setiap potensi konflik.
2. Menahan diri dari aktivitas apapun cenderung mengganggu kemampuan mereka untuk
melakukan tugas mereka secara etis.
3. Menolak hadiah , bantuan , atau perhotelan yang dapat mempengaruhi atau tampaknya
mempengaruhi tindakan mereka.
4. Menahan diri dari baik kegiatan atau pasif menumbangkan pencapaian tujuan yang sah
dan etis dari organisasi.
5. Dan mengenali dan berkomunikasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang
akan menghalangi penilaian bertanggung jawab atau kinerja yang sukses dari suatu
kegiatan.
6. Berkomunikasi tidak menguntungkan serta informasi yang menguntungkan dan
penilaian profesional atau pendapat.
7. Menahan diri dari setiap tindakan atau mendukung aktivitas apapun yang akan
mendiskreditkan profesi .

Obyektivitas :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
1. Mengkomunikasikan informasi yang akurat dan obyektif.
2. Sepenuhnya mengungkapkan semua informasi yang relevan yang cukup dapat
diharapkan mempengaruhi pemahaman yang dimaksudkan laporan pengguna,
pengamatan dan rekomendasi .

Resolusi konflik etika :


Dalam menerapkan standar etika , praktisi manajemen akuntansi dan manajemen
keuangan mungkin mengalami masalah dalam mengidentifikasi etis atau menyelesaikan
suatu konflik perilaku etis . Ketika dihadapkan dengan praktisi etis yang signifikan dari
manajemen akuntansi dan manajemen keuangan harus mengikuti kebijakan yang
ditetapkan dari bantalan organisasi pada resolusi konflik ini . Jika kebijakan ini tidak
menyelesaikan konflik etis , harus mempertimbangkan keputusan berikut .
Diskusikan masalah ini dengan atasan langsung , kecuali tampak bahwa superior
terlibat , dalam hal ini , masalah harus dipresentasikan pada tingkat berikutnya yang lebih
tinggi dari manajemen . Jika solusi yang memuaskan tidak dapat dicapai setelah masalah
ini pertama kali disajikan , merujuk hal tersebut ke tingkat berikutnya dari manajemen
senior.
Jika atasan langsung adalah CEO atau otoritas setara kontrol diterima dapat menjadi
kelompok seperti komite audit , komite eksekutif , dewan direksi , dewan direksi atau
pemilik. Kontak dengan tingkat di atas atasan langsung harus dimulai hanya dengan
pengetahuan atas. dengan asumsi bahwa atas tidak terlibat. Kecuali jika ditentukan secara
hukum , komunikasi masalah tersebut kepada pihak berwenang atau individu yang tidak
dipekerjakan atau dilibatkan oleh organisasi dianggap tidak tepat .
Memperjelas diskusi rahasia yang relevan dengan penasihat tujuan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik dari kemungkinan evolusi aksi masalah etika. Konsultasikan
pengacara Anda untuk kewajiban hukum dan hak konflik etis . Jika konflik etika masih
ada setelah melelahkan semua tingkat evaluasi internal , mungkin tidak ada jalan pada
isu-isu penting untuk mengundurkan diri dari organisasi dan mengirimkan memorandum
informasi kepada perwakilan yang tepat organisasi . Setelah pengunduran diri ,
tergantung pada sifat dari konflik etis , hal itu juga mungkin tepat untuk memberitahu
pihak lain .
Dalam kasus ini PT Cakra Mineral telah melanggar standar Akuntansi Manajemen
“Kompetensi dan Obyektifitas serta Integritas” dengan melakukan tindakan manipulasi
akuntansi serta masalah terkait pengungkapan palsu yang tidak menunjukkan tugas
profesional mereka sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis. Serta tindakan
tersebut tidak sesuai dengan standar pembangunan berkelanjutan. PT Cakra Mineral tidak
memberikan laporan dan rekomendasi yang komprehensif dan jelas setelah analisis yang
tepat informasi yang relevan.

Analisis 5 Question Approach:

a) Profitable
Pihak yang diuntungkan:
1. Boelio Muliadi (Presiden Direktur PT Cakra Mineral Tbk)
2. Argo Trinandityo (Direktur PT Cakra Mineral Tbk)
3. Dexler sjarif putra (Pemegang Saham Pinjaman)

b) Legal
Para pelaku mungkin dalam hal ini melakukan pelanggaran hukum sebagai berikut:

1. Pasal 378 sampai 394 KUHP


2. UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
3. Peraturan Perundangan oleh SIPF
4. PP No.45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan dibidang pasar modal

c) Fair
Perbuatan para tersangka telah berkolusi untuk mendorong mereka agar
menandatangani perjanjian pembelian saham dengan pernyataan palsu, serta gagal
menjalankan kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian dan gagal menjalankan
kewajiban sebagaimana diatur dalam perjanjian. direksi PT Cakra Mineral Tbk telah
sengaja menggelembungkan nilai aset PT Cakra Mineral Tbk dengan secara palsu
mengkonsolidasikan laporan keuangan serta melebih-lebihkan nilai modal yang telah
disetor dan ini merugikan bagi:

 PT Tarakas Inti Lestari

CKRA telah mengumumkan Takaras dan Murni sebagai anak perusahaan


dengan menguasai 55 persen saham, namun hingga kini akuisisi saham sama
sekali belum dibayar.

 PT Murni Jaya Perdana

Direksi PT Cakra Mineral Tbk telah dengan secara tidak benar mengklaim
bahwa PT Cakra Mineral Tbk memiliki 55% saham di Murui sejak bulan
Agustus 2014, namun ternyata PT Cakra Mineral Tbk tidak pernah terdaftar
sebagai pemegang saham Murui

 Investor Domestik dan Asing

Salah satu investor internasional, yaitu Cedrus Investment Ltd, yang memiliki
sejumlah besar saham PT Cakra Mineral Tbk, mengaku mengalami kerugian
signifikan akibat informasi palsu, menyesatkan dan tidak akurat yang diberikan
oleh PT Cakra Mineral Tbk dalam laporan tahunan kepada publik.

 Bursa Efek Indonesia

Berdampak merugikan terhadap reputasi dan citra pasar modal Indonesia,


sehingga membuat pasar kita kehilangan daya tariknya di mata para investor
asing

 Otoritas Jasa Keuangan

Pasar saham Indonesia akan menjadi platform yang dipenuhi oleh pelaku usaha
yang dengan curang mengeruk keuntungan dari investor publik, dan sistem
keuangan di Indonesia akan kacau

 Pemerintah

PT CAKRA Cakra Mineral Tbk melakukan illegal mining dengan menampung


bahan baku zirconium (Zr) secara tidak resmi, bukan menambang secara resmi
dari lokasi yang memiliki ijin dan clear and clean.

d) Right

Hak-hak yang dilanggar dengan adanya kasus ini, antara lain:

1. PT Tarakas Inti Lestari

Dalam kasus ini, hak PT Tarakas Inti Lestari untuk memperoleh pembayaran atas
Akuisisi 55% sahamnya sebesar 165 Juta bersama PT Murni Jaya Perdana.

2. PT Murni Jaya Perdana

Dalam kasus ini, hak PT Murni Jaya Perdana untuk memperoleh pembayaran atas
Akuisisi 55% sahamnya sebesar 165 Juta bersama PT Tarakas Inti Lestari.

3. Investor Domestik dan Asing


Dalam kasus ini, hak Investor Asing dan Domestik untuk memperoleh informasi
yang sebenarnya telah dilanggar.

e) Sustainable Development

Kasus penggelapan, manipulasi akuntansi serta masalah terkait pengungkapan palsu


yang diarahkan oleh Direksi PT Cakra Mineral Tbk bersifat jangka panjang bagi
beberapa pihak karena menurut sumber yang ada, yang dirugikan adalah pihak
investor dan Bursa Efek indonesia, kasus ini mulai terdeteksi pada pertengahan tahun
2016 namun dampaknya dalam pergerakan serta pertumbuhan perusahaan juga masih
diselidiki hingga sekarang dan masih berdampak pada pertengahan tahun 2017.
Apabila tidak diselesaikan dengan segera, akan berdampak pada kepercayaan terhadap
perusahaan juga berdampak pada Bursa secara berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA

Beritalima. 2016. Direksi PT Cakra Mineral Tbk Dilaporkan ke BEI dan OJK.
https://www.beritalima.com/2016/12/16/direksi-pt-cakra-mineral-tbk-dilaporkan-bei-
dan-ojk-2/ (Diakses pada 15 November 2017)

Financial News. 2016. OJK Selidiki Manipulasi Akuntansi dan Tambang Ilegal PT CKRA
Tbk.
http://financial.id/newsreader/OJK_Selidiki_Manipulasi_Akuntasi_dan_Tambang_Ilega
l_PT_CKRA_Tbk (Diakses pada 18 November 2017)

JPNN. 2016. Direksi CKRA Dilaporkan ke OJK dan Polisi.


https://www.jpnn.com/news/direksi-ckra-dilaporkan-ke-ojk-dan-polisi (Diakses 18
November 2017)

Nusantaranews. 2016. Tangani Kaus PT CKRA, DPR Minta OJK Bekerja Sesuai Tupoksinya.
https://nusantaranews.co/tangani-kasus-pt-ckra-dpr-minta-ojk-bekerja-sesuai-
tupoksinya/ (Diakses pada 18 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai