Akuntansi Manajemen - PT Cakra Mineral
Akuntansi Manajemen - PT Cakra Mineral
Disusun oleh:
1. Fatimatuzzahro (7211415055)
2. Ayu Puspitasari (7211415059)
3. Woro Sri Hesti Tulus .P (7211415120)
4. Ika Budi Kusuma (7211415125)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2017
A. PROFIL PT CAKRA MINERAL Tbk.
Pada akhir tahun 2011, perusahaan melakukan peningkatan lini bisnis demi
meningkatkan kinerja perusahaan yang semula hanya bergerak dalam bidang perkebunan
dan pertanian menjadi perdagangan, pengangkutan, pembangunan, perindustrian, jasa,
pertanian, dan kehutanan.
PT Cakra Mineral Tbk merupakan produsen dan eksportir logam bijih besi dan pasir
zircon. Perusahaan memiliki segmen usaha penambangan yang terintegrasi mulai dari
kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan terdiri dari bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan,
pengangkutan dan jasa.
Perusahaan berdomisili di Jakarta Pusat, DKI Jakarta dan memiliki wilayah operasi di
Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Visi
Meningkatkan nilai perusahaan dari sisi keuangan dan sumber daya manusia.
Berinvestasi dalam bisnis pertambangan khususnya mineral yang secara
berkesinabungan memperkuat posisi perusahaan.
Mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar di setiap lini usaha yang dijalankan.
Development S.A adalah salah satu anak perusahaan PT Cakra Mineral Tbk yang
bergerak di bidang perdagangan komoditas mineral khususnya pasir zirkon.
Perusahaan ini merupakan perusahaan trading komoditas mineral yang berkedudukan
di British Virgin Island.
PT Takaras Inti Lestari adalah salah satu anak perusahaan PT Cakra Mineral Tbk
yang bergerak dalam bidang pertambangan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Selain itu, PT Takaras Inti Lestari juga melakukan pengolahan dan pemurnian pasir
zircon. Produk yang dihasilkan oleh PT Takaras Inti Lestari adalah pasir zircon
dengan kadar minimum 65,5%, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan
ekspor.
PT Cakra Mineral Tbk. berkomitmen untuk selalu menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance) dan ingin menjadi benchmark penerapan GCG
bagi industri. Perusahaan juga percaya bahwa pengabaian atau relatif rendahnya kualitas
GCG pada suatu perusahaan sangat mungkin menciptakan risiko - risiko tertentu yang
dapat merugikan operasional dan kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan memiliki lima prinsip dalam tata kelola perusahaan yang baik yaitu
transparansi, independensi, kewajaran, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban. Dimana
bagi perusahaan, pelaksanaan tata kelola yang baik adalah untuk tujuan-tujuan berikut ini:
Transparansi
Perusahaan memberikan dan menyampaikan informasi yang seluas-luasnya kepada publik
dan pemegang saham melalui paparan publik, mediacetak, media elektronik, dan forum
hubungan investor. Laporan Perusahaan diterbitkan secara tepat waktu dan berkala, yaitu
Laporan Keuangan Triwulan, Laporan Keuangan Semesteran, Laporan Keuangan
Tahunan yang telah diaudit, Laporan Tahunan.
Independensi
Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan memiliki pendapat yang independen dalam
setiap pengambilan keputusan serta memperoleh saran dari konsultan independen, atau
dari komite-komite lainnya.
Kewajaran
Perusahaan menerapkan prinsip keadilan kepada publik, otoritas pasar modal, komunitas
pasar modal, dan pemangku kepentingan lainnya serta menjaga hubungan baik dengan
karyawan dengan memperhatikan hak dan kewajiban karyawan secara adil dan wajar.
Akuntabilitas
Perusahaan menerapkan langkah-langkah yang menegakkan prinsip akuntabilitas yaitu
pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai Rencana Anggaran Tahunan dan
evaluasi bersama atas kinerja keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada
RUPS Tahunan, pembentukan Komite Audit Internal, serta penunjukan Auditor Eksternal.
Pertanggungjawaban
Perusahaan berusaha menaati perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi
yang sehat. Perusahaan sebagai warga korporat yang bertanggung jawab juga peduli
terhadap lingkungan dan melaksanakan kewajiban sosialnya secara wajar.
Direksi PT Cakra Mineral Tbk (CKRA) telah dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikarenakan kasus penggelapan, manipulasi
akuntansi serta masalah terkait pengungkapan palsu yang diarahkan oleh Boelio Muliadi
selaku Presiden Direktur pada perusahaan tersebut.
Pihak yang melaporkan kasus ini adalah berasal dari pihak investor asing, Cedrus
Investments Limited dan Interzircon. Melalui pengacaranya Jefferson pada tanggal 8
November 2016 melalui rilis di Jakarta, Direktur Utama CKRA, Boelio Muliadi telah
digugat juga di Pengadilan Negeri Palangkaraya, terkait dengan dua perusahaan tambang
zirconium, PT Tarakas dan PT Murui.
PT Cakra Mineral Tbk telah membuat laporan kepada otoritas bursa tahun 2014,
bahwa perusahaan ini telah mengakuisisi PT Tarakas dan PT Murui atas 55% sahamnya
dalam laporan tahunan tahun 2014 dan 2015. Dari 330 juta lembar saham CKRA, 165 juta
lembar untuk pemegang saham PT Tarakas dan PT Murui, sedangkan 165 juta lembar
untuk Harun Abidin. Sesuai perjanjian Harun Abidin tentu harus membayar 165 juta
lembar saham CKRA kepada pemegang saham TIL-MJP berupa lima perusahaan
tambang. Namun, Boelio belum melaksanakan kewajiban, dan kelima perusahaan yang
digunakan Harun Abidin untuk membayar TIL-MJP, ternyata bukan miliknya.
Maka Jefferson juga melaporkan kasus ini ke Polda Kalimantan Tengah dan juga
Kapolri terkait praktik kecurangan yang dilakukan Boelio Muliadi dan Harun Abidin, juga
dibantu oleh dua Direktur CKRA Argo Trinandityo dan Dexter Sjarif Putra. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) kini sedang menyelidiki manipulasi akuntansi yang dilakukan oleh PT
Cakra Mineral Tbk ini.
Dalam kurun waktu dua tahun PT Cakra Mineral cukup dapat menjalankan
pemanipulasian terhadap laporan keuangan perusahaannya. PT Cakra Mineral mengakui
PT. Murui Jaya Perdana dan PT. Takaras Inti Lestari yang bergerak dibidang
pertambangan zirconium telah di akuisisi olehnya.
Hal ini merupakan keputusan taktis yang di ambil oleh PT Cakra Mineral Tbk. untuk
lebih cepat dalam mengembangkan usahanya guna mengelabui calon investor maupun para
investor PT Cakra Mineral Tbk., selain itu hal ini dilakukan oleh PT Cakra Mineral karena
untuk menutupi kegiatan pertambangan ilegal yang dilakukannya sehingga tidak ketahuan
oleh publik.
Dampak Jangka Pendek Atas Keputusan Taktis Yang Diambil PT Cakra Mineral
Tbk., yaitu:
Dalam kurun waktu 2014-2015, dengan adanya keputusan yang di ambil oleh PT Cakra
Mineral Tbk. dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya ke PT
Cakra Mineral, karena melihat kondisi perusahaan yang cukup baik, serta dengan
mempertimbangkan potensi kemajuan yang akan datang pada PT Cakra Mineral Tbk.
Selain itu pendapat yang diperoleh oleh PT Cakra Mineral Tbk. cukup mengalami
peningkatan.
Dampak Jangka Panjang Atas Keputusan Taktis Yang Diambil Pt Cakra Mineral
Tbk, yaitu:
Dengan adanya pemanipulasian yang dilakukan oleh PT Cakra Mineral Tbk., pada tahun
2016 hal tersebut terdeteksi oleh PT. Murui Jaya Perdana dan PT. Takaras Inti Lestari,
walaupun sebelumnya PT Cakra Mineral telah berhasil melakukan penandatangan
perjanjian dengan melakukan akuisisi terhadap dua perusahaan tersebut. Namun sampai
dengan tahun 2016, PT Cakra Minerak belum memenuhi kewajibannya dengan membayar
sebesar 55% saham pada masing-masing perusahaan tersebut, akan tetapi PT Cakra
Mineral sudah mengakui PT. Murui Jaya Perdana dan PT. Takaras Inti Lestari sebagai
anak dari perusahaanya sejak tahun 2014.
Dengan adanya hal tersebut, PT Cakra Mineral di laporkan kepada OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) serta Polda Kalimantan Tengah dengan dugaan penggelapan, manipulasi
akuntansi dan penyesatan investor. Pihak OJK segera menindaklanjuti hal tersebut karena
tindakan yang dilakukan oleh PT Cakra Mineral telah membahayakan kondisi pasar saham
mendatang. Selain itu, para investor PT Cakra Mineral Tbk. merasa dirugikan karena
dengan adanya pemanipulasian yang dilakukan membuat para investor membayar pajak
lebih tinggi dari pada seharusnya, serta mengeluarkan biya yang lebih tinggi pula.
Privasi :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
1. Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam perjalanan pekerjaan
mereka kecuali bila diizinkan , kecuali hukum diharuskan untuk melakukannya.
2. Bawahan menginformasikan tepat mengenai kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama pekerjaan mereka dan memantau kegiatan mereka untuk menjamin
pemeliharaan kerahasiaan.
3. Menahan diri dari menggunakan atau muncul untuk menggunakan informasi rahasia
yang diperoleh dalam perjalanan pekerjaan mereka untuk keuntungan bertentangan
dengan pihak ketiga tidak etis atau ilegal secara pribadi.
Integritas :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
1. Menghindari konflik kepentingan yang nyata atau jelas dan menyarankan semua pihak
dari setiap potensi konflik.
2. Menahan diri dari aktivitas apapun cenderung mengganggu kemampuan mereka untuk
melakukan tugas mereka secara etis.
3. Menolak hadiah , bantuan , atau perhotelan yang dapat mempengaruhi atau tampaknya
mempengaruhi tindakan mereka.
4. Menahan diri dari baik kegiatan atau pasif menumbangkan pencapaian tujuan yang sah
dan etis dari organisasi.
5. Dan mengenali dan berkomunikasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang
akan menghalangi penilaian bertanggung jawab atau kinerja yang sukses dari suatu
kegiatan.
6. Berkomunikasi tidak menguntungkan serta informasi yang menguntungkan dan
penilaian profesional atau pendapat.
7. Menahan diri dari setiap tindakan atau mendukung aktivitas apapun yang akan
mendiskreditkan profesi .
Obyektivitas :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
1. Mengkomunikasikan informasi yang akurat dan obyektif.
2. Sepenuhnya mengungkapkan semua informasi yang relevan yang cukup dapat
diharapkan mempengaruhi pemahaman yang dimaksudkan laporan pengguna,
pengamatan dan rekomendasi .
a) Profitable
Pihak yang diuntungkan:
1. Boelio Muliadi (Presiden Direktur PT Cakra Mineral Tbk)
2. Argo Trinandityo (Direktur PT Cakra Mineral Tbk)
3. Dexler sjarif putra (Pemegang Saham Pinjaman)
b) Legal
Para pelaku mungkin dalam hal ini melakukan pelanggaran hukum sebagai berikut:
c) Fair
Perbuatan para tersangka telah berkolusi untuk mendorong mereka agar
menandatangani perjanjian pembelian saham dengan pernyataan palsu, serta gagal
menjalankan kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian dan gagal menjalankan
kewajiban sebagaimana diatur dalam perjanjian. direksi PT Cakra Mineral Tbk telah
sengaja menggelembungkan nilai aset PT Cakra Mineral Tbk dengan secara palsu
mengkonsolidasikan laporan keuangan serta melebih-lebihkan nilai modal yang telah
disetor dan ini merugikan bagi:
Direksi PT Cakra Mineral Tbk telah dengan secara tidak benar mengklaim
bahwa PT Cakra Mineral Tbk memiliki 55% saham di Murui sejak bulan
Agustus 2014, namun ternyata PT Cakra Mineral Tbk tidak pernah terdaftar
sebagai pemegang saham Murui
Salah satu investor internasional, yaitu Cedrus Investment Ltd, yang memiliki
sejumlah besar saham PT Cakra Mineral Tbk, mengaku mengalami kerugian
signifikan akibat informasi palsu, menyesatkan dan tidak akurat yang diberikan
oleh PT Cakra Mineral Tbk dalam laporan tahunan kepada publik.
Pasar saham Indonesia akan menjadi platform yang dipenuhi oleh pelaku usaha
yang dengan curang mengeruk keuntungan dari investor publik, dan sistem
keuangan di Indonesia akan kacau
Pemerintah
d) Right
Dalam kasus ini, hak PT Tarakas Inti Lestari untuk memperoleh pembayaran atas
Akuisisi 55% sahamnya sebesar 165 Juta bersama PT Murni Jaya Perdana.
Dalam kasus ini, hak PT Murni Jaya Perdana untuk memperoleh pembayaran atas
Akuisisi 55% sahamnya sebesar 165 Juta bersama PT Tarakas Inti Lestari.
e) Sustainable Development
Beritalima. 2016. Direksi PT Cakra Mineral Tbk Dilaporkan ke BEI dan OJK.
https://www.beritalima.com/2016/12/16/direksi-pt-cakra-mineral-tbk-dilaporkan-bei-
dan-ojk-2/ (Diakses pada 15 November 2017)
Financial News. 2016. OJK Selidiki Manipulasi Akuntansi dan Tambang Ilegal PT CKRA
Tbk.
http://financial.id/newsreader/OJK_Selidiki_Manipulasi_Akuntasi_dan_Tambang_Ilega
l_PT_CKRA_Tbk (Diakses pada 18 November 2017)
Nusantaranews. 2016. Tangani Kaus PT CKRA, DPR Minta OJK Bekerja Sesuai Tupoksinya.
https://nusantaranews.co/tangani-kasus-pt-ckra-dpr-minta-ojk-bekerja-sesuai-
tupoksinya/ (Diakses pada 18 November 2017)