Anda di halaman 1dari 21

Rahasia Sukses Pendidikan Karakter:

7 Hari Membentuk Karakter Anak


Timothy Wibowo

CERDAS DERMAWAN
TANGGUNG JAWAB SANTUN
UR BAIK
KEMANDIRI
TOLERAN
HORMAT GOTONG-RO
7
TOLERANSI
TIS Hari SANTUN TOLONG MENOL
AS Membentuk JUJUR
NDIRIAN Karakter Anak HOR

MAWAN JUJUR KEDAMAIAN


SANTUN PERCAYA D
LERANSI KEPEMIMPINAN CERDA
teladan dalam karakter
7 Hari Membentuk Karakter Anak
Hak cipta © 2011
Timothy Wibowo

Cetakan 1: Desember 2011

Diterbitkan oleh:
Pendidikan Karakter

Kreatif & Tata letak


Pieter Dwiyanto

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG


Dilarang mereproduksi seluruh maupun sebagaian isi buku ini dalam
bentuk apapun, elektronik, maupun media cetak, termasuk dalam
sistem penyimpanan dan kearsipan, tanpa izin tertulis dari penerbit
dan penulis kecuali untuk kepentingan ilmiah dan ulasan sebagai
kutipan singkat.

Sanksi Pelanggaran Pasal 44


Undang Undang Nomer 7 Tahun 1987 Tentang HAK Cipta:

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan


atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk
itu, dipidana dengan penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan
/ atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)

2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, memamerkan,


mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dana atau denda paling banyak
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
teladan dalam karakter

Daftar Isi

Kata Pengantar 01
Pendahuluan 03
Hari Pertama : Mengapa Anak Tidak Mendengarkan Orangtua? 11
Aspek emosi anak

Cara berkomunikasi berdasarkan mekanisme pikiran manusia

Hari Kedua : Champion Formula: Proses Pembelajaran Yang Super 17


Dimulai dari presepsi

Hal penting yang harus dipelajari anak

Program pikiran dan konsep diri

Hari Ketiga : Lima Rahasia Menciptakan Nilai “A” 34


Hari Keempat : Cara Mendidik Anak Laki-Laki VS Anak Perempuan 41
Hari Kelima : Pendidikan Karakter Untuk Pasangan Anda 59
teladan dalam karakter

Daftar Isi

Hari Keenam : Pendidikan Karakter Adalah Pendidikan Dengan Cinta 68


Mengkomunikasikan Cinta

Tangki Cinta Manusia

Bahasa Cinta 1: Kata-kata Pendukung

Bahasa Cinta 2: Hadiah

Bahasa Cinta 3: Layanan

Bahasa Cinta 4: Sentuhan Fisik

Temukan Bahasa Cinta

Hari Ketujuh : Dream : 89


Cara Memastikan Kesuksesan Anak Di Masa Depan
Apa manfaat yang didapat
dengan memiliki Ebook ini ?

• Memahami perbedaan mendidik anak laki-laki dengan perempuan


• Bagaimana membuat perubahan permanen dalam diri kita dan anak-anak
• Memiliki anak-anak yang tumbuh dengan percaya diri, harga diri sehat,
termotivasi setiap saat dari dalam dirinya, mandiri dan kreatif serta energik
• Rahasia Pendidikan Karakter di rumah
• Solusi masalah pelajaran dan nilai di sekolah
• Membentuk keluarga yang berkarakter
• Menciptakan masa depan sukses bagi anak berkarakter
• Bagaimana menumbuhkan karakter dengan cinta
• Pahami faktor psikologis pendukung Pendidikan Karakter
• Bagaimana membantu anak melepaskan diri dari sikap dan perilaku negatif
( malas belajar, mengompol, suka nonton TV, main video game terlalu banyak,
tidak percaya diri, phobia dan lain-lain )
Mencaci orang dengan kata-kata kotor tidak membuat orang menjadi kotor,
malah sebaliknya mengotori diri sendiri. Sebab kata-kata kotor itu keluar
dari hati dan pikiran kita. Hanya hati dan pikiran yang kotor
mengeluarkan kata-kata yang kotor.

Menghina orang tidak membuat orang terhina melainkan membuat


hina diri sendiri. Sebab hanya hati dan pikiran yang hina
akan mengeluarkan kata-kata dan perilaku menghina.

Menghormati orang dengan kata-kata kasih akan membuat diri Anda


dihormati dan hati Anda berbelas kasih. Sebab hanya hati yang berbelas-asih
akan mengeluarkan kata-kata kasih.

Menguatkan orang dengan kata-kata bijak akan membuat diri Anda


menjadi kuat dan pikiran Anda bijak sebab hanya pikiran yang bijak
akan melahirkan kata-kata bijak.

Membahagiakan orang dengan kata-kata berpengharapan


akan membuat diri Anda bahagia dan jiwa Anda penuh harapan.
Sebab hanya jiwa yang penuh harapan dapat menyampaikan
kata-kata penuh harapan.

Kata-kata dan perbuatan kita akan membentuk siapa diri kita.


You’re What You Think, You’re What You Say.

Semoga kita termasuk insan-insan yang selalu menumbuh kembangkan


dan menjaga pikiran (Otak), perkataan (Lisan), perbuatan (Attitude), perasaan (Hati)
dan iman (Jiwa) kita dimanapaun, kapanpun juga.
teladan dalam karakter

Kata Pengantar

“ Pertempuran dan perang paling besar bukanlah


di dunia nyata, tetapi ada dipikiran manusia,
saat pertentangan antara yang baik dan jahat
sedang berlangsung ”
Pendidikan Karakter

Semuanya diawali dengan keputusan kita. Apakah yang menjadi keputusan kita dalam menjalani
kehidupan kita. Dan dari pola kehidupan yang kita lalui (pola pekerjaan, sosial, keluarga) tidak lepas
dari apa yang disebut Karakter. Karakter manusia menjadi topik yang terus dibicarakan (walau
bahasa yang digunakan bukanlah “karakter”). Sebenarnya saat kita “ngerasani” atau bergosip ria,
kita erat dengan membicarakan karakter seseorang.

Jika ditanya bagaimana membentuk karakter? Maka cara mudahnya adalah sebutkan hal-hal yang
bersifat jelek dari karakter manusia dan diawali dengan kata “hindari / jangan biasakan”, misal:
hindari / jangan biasakan bersikap angkuh dan sombong, hindari bersikap marah berlebihan, jangan
biasakan menyimpan amarah dan dendam dan masih banyak lagi. Capek kan? Kok hidup banyak
aturan? Lalu apakah ada cara yang lebih memberdayakan? Ada, ebook ini dibuat untuk
memberdayakan anak, orangtua dan guru agar memaksimalkan kehidupan yang lebih baik.
Pemahaman yang diberikan sangat mudah dicerna dan 1 yang paling penting, yaitu ”praktekkan”.

Mengenali dan memahami diri sendiri adalah langkah awal dari keberhasilan hidup seseorang,
ebook ini adalah jawaban sekaligus panduan bagi kita yang ingin berkembang mencapai karakter
yang maksimal dan juga membantu sesama (termasuk memberi contoh) agar bertumbuh dalam
karakter yang baik.

1
teladan dalam karakter

Ebook ini bukanlah ebook yang isinya “berat” dan tidak mudah dipahami. Ebook ini tidak
jauh berbeda dengan artikel yang telah di tulis di website www.pendidikankarakter.com.
Nuansa psikologis yang bersahabat dengan pemahaman kita menjadi menu utama di ebook
ini dan juga sangat mudah diaplikasikan. Memang itulah tujuan utama kami. Kami
merangkai kata dari pemahaman yang susah dicerna menjadi rangkaian tulisan yang
mudah dimengerti serta di lakukan.

Setelah membaca ebook ini, maka dengan mudahnya Anda akan memahami tahapan
psikologis manusia dan merancang perubahan sikap bagi manusia. Gunakan kemampuan
ini untuk meningkatkan kualitas hidup Anda terlebih dahulu. Pendidikan Karakter adalah
pendidikan dari kita dan untuk kita. Anda akan dibuat terkagum-kagum dengan
kemampuan Anda yang baru ini, bukankah itu sangat menarik?

Satu hal yang terpenting yang tidak boleh ketinggalan untuk disampaikan, ucapan terima
kasih kepada rekan sekerjaku yang begitu baik hatinya. Tanpa dia kita akan susah
memahami apa itu Pendidikan Karakter. Penataan gambar, design serta pengaturan
website sangat bergantung kepada pribadi hebat yang satu ini, kepada Alex Hadi Prajitno,
saya berterima kasih banyak buat ketulusan dan kerjasamannya. Semoga apa yang kita
kerjakan bersama ini, berarti bagi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Akhir kata, terima kasih buat keluargaku. Istri dan anakku, Hanna dan Joshua. Terima kasih
buat doa dan dukungannya, maaf jika waktu pembuatan ebook ini jadi menyita waktu kita
bersama, tapi percayalah waktu yang kuhabiskan bersama kalian jauh lebih berharga ketika
diriku sedang sibuk menjalankan kewajibanku sebagai kepala keluarga kalian. I love you so
much and thanks a lot.

Timothy Wibowo
Founder www.pendidikankarakter.com

2
teladan dalam karakter

Pendahuluan
(1001 belajar, pembelajaran dan pendidikan)

“ Sama halnya dengan pondasi bangunan,


pondasi hidup juga perlu untuk didesign
dan dibangun dengan kokoh “

Mengajar itu paling mudah, belajar itu yang lebih sulit. Kalau kita gunakan istilah begini,
membelajarkan maka akan lebih bersahabat bagi kemajuan pendidikan, maksudnya? Kita sebagai
guru bukan mengajar, namun membelajarkan murid-murid kita. Kalau sebagai orangtua
membelajarkan anak-anak kita. Yang namanya membelajarkan adalah kita memastikan bahwa
kalau kita mengajar, maka murid atau anak kita juga belajar. Itulah yang namanya membelajarkan
sebenarnya.

Itu kita bicara proses, dan bicara tentang proses itu mencangkup banyak hal. Diantaranya
kurikulum, yang semakin ke bawah semakin non akademik. Dalam artian yang diajarkan bersifat
non akademik yaitu meliputi sikap dan kepribadian.

Maksudnya seperti contoh berikut, bila saya mengajar mahasiswa, maka saya tidak lagi
bilang, “hei sikapmu tidak baik, kamu punya karakter tidak baik”. Tidak ada hal seperti itu,
karena mereka telah dewasa. Yang paling penting saya mengajar materinya dan
mereka harus menguasai ini. Masalah karakter, sikap dan kepribadian menjadi urusan
mereka sendiri.

3
teladan dalam karakter

Namun lain halnya pada saat dia masih kecil hingga remaja. Yang kita tekankan adalah
aspek non akademik. Sikap, kepribadian dan rasa percaya diri harus dibuat bagus.
Bagaimana dengan pelajaran? Tidak menguasai juga tidak masalah. Yang penting pondasi
yang bagus, sikap, semangat juang, rasa senang belajar dulu yang dibangkitkan.

Jadi sekali lagi, janganlah anak kita dibuat stress karena sekolah. Mengapa belajar menjadi
suntuk dan tidak menyenangkan? Pertama karena kita tidak tahu proses belajar yang
benar. Kita tidak pernah mengajari anak bagaimana cara belajar yang benar. Kita tidak tahu
prosesnya, sebab kita tidak pernah belajar dan diajari atau tidak pernah mengajarkan cara
belajar yang benar.

Pondasi yang bagus, sikap, semangat juang,


rasa senang belajar dulu yang dibangkitkan

Baiklah para pembaca sekalian, sekarang kita fokus membahas pendidikan. Sebenarnya
apa tujuan dari pendidikan? Bisa dibilang, tujuan pendidikan adalah proses untuk
memanusiakan manusia. Pendidikan itu sebenarnya memiliki keterkaitan pararel dengan
hidup kita, bukan dengan nilai sekolah kita. Kalau nilai itu bisa dengan mudah didapat,
kita bisa mendapatkan nilai bagus dengan teknik-teknik belajar yang ada. Kita bisa
mendapatkan nilai yang gemilang dengan belajar trik-trik menjawab soal. Namun,
pendidikan yang sesungguhnya tidak sekedar bagaimana kita mendapatkan nilai yang
bagus dengan mempelajari trik-trik yang ada.

Pendidikan tentang kejujuran itu berawal dari rumah

Sebagai orangtua, kita memberikan pendidikan pada anak kita untuk masa depan mereka.
Dan bicara mengenai value atau nilai pendidikan, banyak orangtua yang salah dalam
mendidik anaknya. Selama ini orientasi kita hanyalah untuk mencapai nilai yang tinggi

4
teladan dalam karakter

bahkan sempurna di lingkup akademiknya saja. Namun, faktor non akademik seperti
pendidikan karakter misalnya, yang bisa mengantar kepada kesuksesan justru diabaikan.

Sebelum berbicara mengenai sukses lebih lanjut, ada satu pertanyaan yang perlu kita
cermati bersama. Apa yang harus kita lakukan saat kita ingin membangun rumah? Selain
pondasi, kita juga mendesign rumah kita kan? Sama dengan kehidupan kita, apakah kita
pernah sadar telah mendesign hidup kita? Apakah kita pernah secara sadar mendesign
hidup anak kita lewat pendidikan. Biasanya cara kita mendesign kehidupan anak kita
adalah dengan memasukkan mereka kedalam sekolah yang menurut kita bagus, mungkin
lebih tepatnya bagus bangunan sekolahnya. Ini kita lakukan agar anak kita mendapatkan
kesuksesan dalam hidupnya. Padahal belum tentu demikian.

Sama halnya dengan pondasi bangunan, pondasi hidup juga perlu untuk didesign dan
dibangun dengan kokoh. Selayaknya merancang dan membangun sebuah pondasi rumah,
kita minta seorang arsitek, seorang teknik sipil menghitung pondasi bisa batu kali, pondasi
flat, struk cakar air, cakar bebek, dan segala macam agar terbentuk pondasi yang kuat.
Begitu juga dengan membangun kesuksesan kita dan anak kita. Kita juga butuh sebuah
pondasi yang bagus, kuat dan bertahan selama hidup. Jadi jangan sampai kita salah
mendesign dan membangunnya.

Sekarang ini tidak jarang orangtua yang “mengkarbit” anak-anaknya. Pernah ada seorang
ibu yang bertanya pada saya ”Pak, anak saya umur tiga setengah tahun tapi kok belum bisa
baca seperti anak teman saya?” Saya hanya “mbatin” dan tersenyum “ ya iyalah, anak
segitu belum waktunya belajar membaca, nanti dong ada tahapannya”. Ada waktunya
bermain, belajar dan bekerja. Ada baiknya biarkan anak tumbuh sesuai waktunya dan
menjalani proses sesuai usianya. Ada usia untuk anak bermain, usia dia belajar dan akhirnya
bekerja. Hal seperti itu jangan dilakukan, karena bukan seperti itu pondasi sukses seorang
anak. Ingat sekali lagi, semakin tinggi bangunannya, semakin megah gedungnya, semakin
sukses anak kita, maka pondasinya juga harus semakin kokoh.

5
teladan dalam karakter

Sebuah kata bijak yang saya kutip dari Amsal:

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,


maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.

Yang dimaksud dengan mendidik anak muda menurut jalan yang patut baginya adalah
sesuai jalan karakter, talenta, kepribadian, gaya belajar dan keunikan.

Satu lagi kutipan dari Alibin Amin Tolib:

Didiklah anak-anakmu untuk masa yang bukan masamu.

Berarti kita menyiapkan untuk masa depan mereka. Seorang tokoh spiritual muda bilang :
Education is the greatest a miracle, pendidikan adalah sebuah keajaiban yang paling besar,
paling dahsyat. Karena dengan pendidikan, seseorang itu bisa berubah. It’s better to build
children than repair adult. Jauh lebih baik kita membangun seorang anak daripada kita
memperbaiki orangtua yang sudah “rusak”. Kenapa? Waktu masih kecil sangat mudah
untuk membentuknya, memasukkan nilai-nilai positif dalam dirinya. Berbeda dengan
ketika dia tumbuh dewasa, maka akan lebih sulit. Jadi kalau ada problem pada anak, maka
yang pertama kali harus disalahkan dan diperbaiki adalah orangtuanya. Ketika masa
kanak-kanak adalah masa-masa yang tepat untuk menentukan mental sukses anak.

Lalu bagaimana menentukan mental sukses? Seperti kita memilih bibit tanaman, jadi kita
harus memilih bibit-bibit yang bagus dan positif. Jika pada diri manusia, kita bicara tentang
kebiasaan, kita mulai tanamkan pada diri anak kita bibit-bibit atau nilai-nilai yang positif.
Setelah itu kita pelihara, kita menjaganya agar tidak terserang hama dan penyakit. Dan
pastikan, jika dia sudah besar akarnya harus kuat, agar nilai-nilai positif yang kita
tanamkan tidak tercabut dan hilang dalam dirinya. Ketika saya bicara tentang akar, maka
saya bicara tentang spiritual. Kuncinya disitu, yaitu dasar-dasar spiritual yang bagus.

6
teladan dalam karakter

Penelitian oleh Thomas J. Stanley, Ph.D dalam bukunya The Millionaire Mind menceritakan
tentang tiga orang sukses di Amerika. Ketiganya berasal dari beragam profesi dan latar
belakang. Dari situ dia menemukan 104 poin sukses. Nomor satu adalah bersikap jujur, ini
merupakan pendidikan yang dimulai dari rumah. Disiplin yang baik berasal dari mana?
Disiplin itu tidak sama dengan memberikan hukuman. Disiplin dari rumah, dari pembiasaan
akan menjadi satu kebiasaan. Anak yang dibiasakan bersikap baik, maka hal itu akan
menjadi kebiasaan dia kelak. Di samping sikap jujur dan disiplin yang baik, juga ada sikap
pintar bergaul dan kemampuan komunikasi. Selain itu mempunyai pasangan hidup yang
mendukung, bekerja lebih keras (fighting spirit), mencintai karier dan kepemimpinan. Lalu
bagaimana dengan pendidikan?

Nah, sekarang kita bicara lagi masalah kejujuran. Pendidikan tentang kejujuran itu berawal
dari rumah. Jika anak kita berbuat salah atau berbohong, tanyakan dulu baik-baik. Apa
penyebabnya? Ketika dia sudah mau menjawab jujur, nasehati dia baik-baik. Jangan malah
memarahinya. Sebaliknya, orangtua juga harus konsisten. Kejujuran berawal dari rumah,
jadi orangtua juga memberikan contoh kepada anaknya bagaimana bersikap jujur.
Janganlah, menyuruh anak kita jujur jika sebaliknya kita sebagai orangtua malah seenaknya
bersikap tidak jujur.

Kemudian kita berbicara tentang disiplin. Disiplin itu tidak sama dengan memberikan
hukuman. Banyak orangtua mengartikan kedisiplinan dengan memberikan hukuman pada
anaknya. Sebenarnya bukan sekedar itu bentuk kedisiplinan. Disiplin adalah anak harus
melakukan apa yang harus dia lakukan. Disiplin itu ada yang bersifat positif dan negatif.
Disiplin positif atau yang benar adalah disiplin yang mendukung keberhasilan hidup anak.

Contoh sikap disiplin itu seperti disiplin ketika pulang sekolah, dengan membiasakan
mereka menaruh tas dan sepatu di tempat yang benar, melepas seragam sekolah dan ganti
dengan baju rumah. Kita biasakan itu mulai dari kecil. Bibit-bibit positif yang kita ambil,
kita rawat dan kita jaga.

7
teladan dalam karakter

Anak juga harus tahu apa saja yang menjadi haknya. Hak anak tentu saja mendapat makan,
tempat tinggal, kasih sayang dan pendidikan. Namun selain hak, dia juga punya kewajiban.
Dan ini yang harus dijelaskan orangtua sejak awal. Ini yang mereka boleh lakukan dan mana
yang tidak boleh dilakukan. Kita membuat semacam koridor, jadi anak boleh bermain
dalam koridor itu dan tidak boleh bermain di luar. Bila dia menyimpang sedikit, kita
luruskan, menyimpang lagi kita luruskan lagi dan begitu seterusnya.

Sekarang mengenai disiplin yang negatif. Anak yang nakal itu juga anak yang disiplin lho.
Tidak percaya? Dia disiplin untuk bersikap nakal. Dia tidak mau mandi tepat waktu, bangun
pagi selalu telat. Ini yang kita cari problem pikirannya lebih lanjut. Nah, benarkah jika kita
selalu memanjakan anak? Pasti kita semua sepakat berkata “TIDAK”, pertanyaannya
kenapa tidak baik memanjakan anak? Karena mereka akan berkembang menjadi anak yang
mementingkan diri sendiri. Mengapa? Karena dia terbiasa mendapatkan apa yang dia mau,
sehingga lama-kelamaan dia akan menjadi egois. Mudah marah bila tidak terpenuhi apa
yang dia inginkan dan tidak bisa menghargai orang lain. Selain itu, karena keinginannya
selalu terlayani, maka dia tidak akan punya motivasi, semangat juang alias fighting spirit.
Penguasaan dirinya buruk, tidak tahan menderita, tidak siap mengembangkan diri dan
buruknya lagi tidak tahu tujuan hidup.

Disiplin itu tidak sama dengan memberikan hukuman

Berbicara terntang Pendidikan Karakter, maka kita sebagai pendidik ataupun orangtua
akan sangat dibuat frustasi oleh pendidikan yang satu ini. Kenapa? Menjawabnya
pertanyaan ini pun, sebagai orang awam pun seringkali kita binggung, kenapa? Karena
cukup sulit untuk mendidik karakter manusia? Kini kita semua tidak perlu pusing ataupun
bingung lagi, jaman sudah berkembang dan informasi serta hasil riset terbaru mengenai
manusia juga berkembang sangat pesat, sehingga kebingungan kita untuk menjawab
tantangan Pendidikan Karakter bisa terlewati dengan mudah.

8
teladan dalam karakter

Pendidikan Karakter, lebih memfokuskan kepada perubahan. Sebenarnya tidak Pendidikan


Karakter saja, semua pendidikan (Matematika, Bahasa dan sebagainya) memfokuskan pada
perubahan. Nah, bedanya Pendidikan Karakter sangat membutuhkan upaya lebih dalam
“transfer” ilmunya. Kenapa? Karena hasilnya berorientasi pada perilaku dan sikap. Berbeda
dengan pendidikan yang lain yang mungkin sebagian besar berorientasi pada nilai, angka
di selembar kertas ujian.

Kembali lagi pada “CHANGE” atau perubahan, yang merupakan fokus utama
Pendidikan Karakter. Sebelum manusia berubah maka dia harus mendapatkan input
terlebih dahulu, input ini akan diterima serta diproses oleh pikirannya sehingga
terjadilah keputusan berubah atau tidak berubah. Pertanyaannya, input seperti apa
yang dapat merubah dan membuat perubahan itu permanen pada karakter manusia?
Pertanyaan sederhana dan akan kita bahas dengan cara yang mudah dan
menyenangkan.

Pendidikan Karakter yang akan kita bahas ini akan lebih menekankan pada aspek
Psikologis manusia, sehingga banyak sekali “action” yang harus dilakukan.
Ya, Pendidikan Karakter bukan hanya dibicarakan dan dibahas (masuk telinga kiri,
keluar dari mulut, alias debat terus) tetapi harus dilakukan, ingat fokus Pendidikan
Karakter adalah Perilaku. Berikutnya, berbicara mengenai perilaku maka akan sangat
erat dengan pola pikir dan emosi manusia. Begini, misalnya: Doni memukul Agus,
pertanyaanya apakah sebelum memukul Agus, Doni tidak memproses gejolak emosi di
pikiran dan hatinya? Tentu ada beribu alasan dan pertimbangan sehingga yang muncul
sebagai pemenang adalah keputusan untuk memukul Agus. Jadi perilaku yang muncul
sebelumnya telah diproses di pikiran serta dipengaruhi oleh emosi manusia (emosi
positif dan negatif).

Nah, pada ebook yang Anda baca sekarang, ebook yang kami terbitkan via on-line,
kami memberikan intisari dasar dari Pendidikan Karakter. Kita akan belajar bersama
bagaimana melakukan Pendidikan Karakter yang tepat dan cepat menghasilkanpe-

9
teladan dalam karakter

perubahan perilaku. Satu kunci rahasia dari Pendidikan Karakter adalah Pahami
dan Lakukan!

Fokus Pendidikan Karakter adalah Perilaku

Dari berbagai lokakarya dan workshop yang kami lakukan, peserta yang mampu
memperoleh hasil maksimal mengenai perubahan anak atau pasangannya adalah
peserta yang mau “Action”. Kebanyakan dari peserta sudah paham (karena ini
sangatlah mudah) tetapi mereka lupa kunci yang ke dua, Praktek, Lakukan, Do It,
Action!

Ebook ini akan memberikan pemaham dengan sangat mudah dan sederhana, tidak
perlu di baca habis sekaligus. Baca saja per bagian, resapi dan berkomitmenlah pada
diri Anda untuk melakukannya. Jika Anda konsisten, maka perubahannya akan
berlangsung kurang dari 2 minggu. Mudah bukan? Lakukan!

Perubahan untuk siapa dan kepada siapa? Siapa yang berubah? Itulah kelebihan ebook
ini, ebook ini akan sangat bermanfaat bagi kita yang menghendaki perubahan didalam
keluarga ataupun di sekolah. Bukan kepada anak didik di sekolah atau di rumah, tetapi
dampak perubahan bisa terjadi bagi guru disekolah bahkan pasangan hidup Anda
dirumah, atau diri Anda sendiri. Lha bisa seperti itu? Ingat kunci dari Pendidikan
Karakter adalah “Action” saat kita melakukan apa yang telah kita pahami, maka
perilaku kita berubah terhadap sesama dan terhadap diri sendiri. Satu sendok teh gula
pada secangkir kopi akan membuat rasa manis yang berbeda, perubahan sedikit yang
kita lakukan dengan tulus maka akan terjadi perubahan di lingkungan kita.

10
teladan dalam karakter

Hari Pertama
Kenapa Anak Tidak Mendengarkan Orangtua?

Salah satu pertanyaan yang paling umum yang sering ditanyakan kepada saya adalah
“kenapa anak sewaktu kecil kalau dibilangin nurut tetapi saat ini dia selalu bandel ya, kalau
dibilangin lebih nurut sama teman-temannya?” keluh seorang ibu yang memiliki anak yang
telah remaja dan banyak pertanyaan sejenis yang dilontarkan saat saya selesai
memberikan pelatihan di berbagai tempat.

11
teladan dalam karakter

Alasan saya menulis artikel ini adalah memudahkan orangtua berkomunikasi dengan
anaknya dan dapat berbagi keceriaan dengan sangat mudah serta memudahkan proses
terbentuknya karakter. Lewat komunikasi, proses pembentukan karakter ini akan semakin
cepat. Ya, tentu yang bertanya seperti itu hampir sebagian besar adalah “orangtua yang
haus kasih sayang anak bukan?” Lha nggak kebalik? (hayo yang baca dan merasa silahkan
jujur...) Coba rasakan, apa sih rasanya ngomong tapi dicuekin sama orang terdekat kita
(anak)? Jengkel, marah, sebel? Itu artinya ada yang berbuat tidak adil terhadap kita.
Kenapa? Karena kita mengharapkan timbal balik dari apa yang selama ini kita lakukan,
merasa punya otoritas tapi tidak bisa digunakan dan lain-lain. Nah saat anak
mendengarkan dan menuruti apa yang kita katakan, maka perasaan cinta dan sayang kita
tumbuh bukan? Nah, jadi banyak dong orangtua yang haus akan kasih sayang anak. Kita
akan belajar dari 1 pertanyaan diatas dan aspek apa yang dibutuhkan agar komunikasi
antara orangtua dan anak terjalin dengan baik.

Secara umum ada 2 aspek yang akan saya bahas. Yang pertama adalah :

Aspek emosi anak

Penyebab anak lebih mudah dipengaruhi, nurut dan berkomitmen kuat dengan temannya
adalah adanya perasaan diterima. Ketika bersama dengan teman-temannya mereka merasa
bagian dari kelompok, agar diterima dalam kelompok, mereka akan menuruti apapun yang
dikatakan teman-teman mereka, walaupun tidak masuk akal atau merusak. Termasuk
dengan berani merokok atau menganggu teman mereka yang lain. Dengan cara itu mereka
akan dikagumi dengan cara yang salah, oleh kelompok atau geng mereka sendiri. Menjadi
keren dan terlihat hebat adalah hal yang sangat penting bagi remaja, karena dorongan
terkuat mereka saat itu adalah merasa penting dan adanya pengakuan.

Disisi lain, banyak anak tidak suka mendengar orangtua karena orangtua mereka
cenderung mendikte. Jadi dalam pikiran anak, mereka merasa dengan mendengarkan

12
teladan dalam karakter

orangtua berarti mereka kalah dan orangtua menang. Mereka merasa tidak penting dengan
melakukan apa yang dikatakan oleh orangtua dan dengan membangkang maka mereka
merasa lebih penting karena sudah memenangkan pertarungan.

Setelah saya mempelajari dari kasus-kasus klien saya, maka saya mengetahui bahwa anak
yang berprestasi di sekolah, yang memiliki percaya diri, tidak mudah terpengaruh
” oleh
teman sebaya adalah anak yang diterima, dicintai dan diakui oleh orangtuanya. Saat di
rumah semuanya sudah terpenuhi, maka mereka tidak perlu mencari-cari pengakuan
diluar sana

Nah, bagaimana cara memenuhi kebutuhan emosi anak jika berada di rumah? Model
komunikasi seperti apa yang harus dilakukan? Berikut penjelasannya.

Hal yang perlukan untuk memperbaiki komunikasi kita dengan anak adalah :

1. Gunakan kata “minta” saat kita membutuhkan anak melakukan sesuatu.


Dengan menggunakan kata minta artinya kita menghargai anak, misalnya akan
sangat berbeda saat kita menyuruh pembantu di rumah membuka pintu, dengan
saat kita minta mertua kita untuk membukakan pintu, Anda tentu paham dengan
maksud saya. Anak juga ingin dihargai dan diakui, dan ini sangat penting.

Para pembaca yang bijak dan budiman, masih ada 3 point dan 6 bab lagi yang sangat
sayang jika Anda lewatkan. Tahukah Anda bahwa mendidik berarti mengajarkan kepada
anak-anak kita kemampuan untuk siap dan mampu menghadapi tantangan di masa depan
mereka.

Ebook ini akan membantu Anda untuk menumbuhkan karakter unggul dalam diri anak,
yang akan sangat bermanfaat sekali bagi Anda para orangtua dan guru untuk membantu
terbentuknya generasi yang berkualitas dalam karakter.

13
teladan dalam karakter

Apa komentar mereka yang telah membaca ebook ini?

“Kalau memang keluarga itu penting bagi Anda, inilah buku


yang harus Anda miliki tahun ini. Harus!”
Ippho Santosa
Pakar Otak Kanan
Penulis Mega-Bestseller 7 Keajaiban Rezeki
Pemilik TK Khalifah

“Jadi orangtua adalah berkah luar biasa dari Tuhan pada


kita. Sebuah amanah yang indah sekaligus berat. Tapi
ebook ini bisa banyak membantu untuk memahami
amanah yang indah dan berat itu menjadi sebuah
perjalanan yang menyenangkan untuk semua.”
Sangat saya rekomendasikan!!
Irma Rahayu
Soul Healer & penulis buku “Emotional Healing Therapy”
www.emohealindo.com

Jika Anda berminat mempelajari lebih serius tentang bagaimana cara membentuk karakter
anak, maka Anda bisa klik link dibawah ini dan miliki ebook ini dengan cara yang mudah
dan sederhana.

Harga Special Rp 30.000

www.pendidikankarakter.com/ebook

14

Anda mungkin juga menyukai