Disusun Oleh:
IRFAN IBNU FATHONI
1407010126
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
atau pengemudi, itu berarti faktor pengendaralah yang menjadi faktor utama
4%, jalan dan prasarana 3%, pemakai jalan lainnya 3%, faktor lingkungan
5%. Dari 85% tersebut, modus kesalahan yang dilakukan pengemudi yang
pengendara tak mengntrol emosinya, baik dari luar maupun dari dalam
individu. Pada hal ini pada tingkat observasi menunjukan bahwa seberapa
internal perilaku agresi berkendara adalah suasana hati, usia dan jenis
kelamin, kepribadian, gaya hidup, sikap pengendara, dan intensi (niat) dan
seringkali terjadi mengerucut pada emosi seseorang. Dalam hal ini, perilaku
terdapat dalam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan atau ekstrem.
Misal pada jalan raya yang padat, lebih memungkinkan emosi seseorang
meluap secara negative atau marah. Sebaliknya pada jalanan yang santai,
pengemudi cenderung memiliki kestabilan emosi, namun emosi disini juga
seseorang juga dapat mempengaruhi aggressive driving. Ada dua jenis gairah
yang diteliti olehnya, yaitu gairah obsesi dan gairah harmoni. Gairah obsesi
internal yang kuat untuk mengontrol atau mengatur untuk mencapai hal yang
diinginkannya, sehingga orang yang memiliki gairah yang obsesi akan sangan
mudah terpancing amarahnya ketika ada gangguan terhadap apa yang telah
mengontrol dorongan didalam dirinya yang sangat kuat. Orang yang memiliki
gairah harmoni lebih dapat mengontrol dorongan yang ada di dalam dirinya,
dalam mengelola informasi yang tidak penting atau penting dan kemampuan
pengendara merupakan salah satu kunci dalam disiplin berlalu lintas, karena
seorang pengendara motor yang memiliki kontrol diri yang baik akan
memiliki kotrol diri yang baik ketika mengendarai sepeda motor di jalan raya,
maka pengedara tersebut dapat menahan diri dari segala hal yang
king. Seperti sering terlihat perilaku pengendara yang kurang bisa menguasai
mendahlui kendaran lain yang ada di depanya ketika berada di jalan yang
jalur tersebut adalah daerah ramai dengan lalu lalang kendraan dan juga
masyarakat, serta memacu motor nya dengan kecepatan tinggi di jalur yang
ramai.
lanjut yang akan mengji huungan Antara kontol diri dengan perilaku agresif
Kabupaten Banyumas.
B. Perumusan Masalah
antar control diri dengan perilaku agresif dalam berkendara pada komunitas
C. Tujuan Penelitian
control diri dengan perilaku agresif dalam berkendara pada komunitas motor
D. Manfaat Penelitian
yaitu:
1. Secara teoritis
kehidupan nyata.
2. Secara Praktis
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Agresivitas
agresivitas adalah dorongan dasar yang dimiliki oleh manusia dan hewan,
dengan tujuan menyakiti badan atau melukai perasaan orang lain. Lebih
ditujukan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis.
untuk menyakiti seseorang baik fisik maupun mental. Ahli lain Moore
terhadap hak milik atau menyerang daerah orang lain. Lebih lanjut
melukai.
memandang waktu dan tidak peduli siapa yang akan jadi korban. Hal ini
senada dengan apa yang telah diungkapkan oleh Dollard ( Harvey dan
Smith, 1977), bahwa tindakan agresi ditujukan kepada orang lain yang
mental (Brennan, Mednick, & Hodgins, 2000; Hodgins & Grunau, 1988;
Volavka, 2001; Pihl & Peterson, 1993). Agresi dapat diarahkan ke luar
bahwa itu adalah perilaku yang dipelajari (Conger, Neppl, Kim, &
1993), dan beberapa anteseden biologis dan lingkungan dari agresi yang
digunakan dalam banyak konteks yang berbeda. Yang penting, itu telah
baik secara fisik ataupun verbal, dan merusak atau mengambil hak milik
orang lain dengan atau tanpa tujuan dan korban tidak menghendaki
perilaku tersebut.
2. Bentuk-Bentuk Agresivitas
agrsivitas fisik yang dilakukan dengan cara melikai atau menyakiti badan
dan agresivitas verbal yaitu agresi yang dilakukan dengan mengucapkan
agresivitas secara fisik dan verbal, secara aktif maupun pasif, secara
3. Aspek-Aspek Agresivitas
a. Aspek kognitif
oleh apa yang dilihatnya dalam televisi. Efek kognitif dari tayangan
c. Aspek konatif
oleh:
2) Kebutuhan individu
kat.
hidup.
1) Agresi fisik.
2) Agresi verbal
eksternal.
a. Kepribadian
b. Hubungan Interpersinal
individuatau lebih
c. Kemampuan
a. Frustasi
mencapai tujuan
b. Profokasi
a. Faktor keluarga
komunikasi yang kurang baik antara orang tua dan anak, tidak
lain.
b. Faktor media massa
pula.
c. Status sosial ekonomi orang tua yang rendah. Dimana akibat status
sehari- hari
du. Dan dari faktor keluarga, faktor media massa, faktor internal dan
eksternal.
B. Kontrol diri
psikologis, dan perilaku seseorang. Dengan kata lain serangkaian proses yang
yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga
untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan
energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara
sosial.
kriteria emosi:
diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan. Kontrol diri juga
tersebut agar tidak menjadi masalah yang semakin besar dan rumit.
d. Kemampuan menafsirkan peristiwa
diambil tersebut baik untuk diri individu sendiri maupun bagi orang
mempengaruhi kontrol diri ini terdiri dari faktor internal (dari diri
b. Faktor Eksternal
sebab itu bila orang tua menerapkan sikap disiplin kepada anaknya
secara intens sejak dini, dan orang tua tetap konsisten terhadap
baginya.
pengendara tak mengntrol emosinya, baik dari luar maupun dari dalam
individu. Pada hal ini pada tingkat observasi menunjukan bahwa seberapa
besar tingkat kemacetan mempengaruhi emosi individu saat berkendara.
internal perilaku agresi berkendara adalah suasana hati, usia dan jenis
kelamin, kepribadian, gaya hidup, sikap pengendara, dan intensi (niat) dan
seringkali terjadi mengerucut pada emosi seseorang. Dalam hal ini, perilaku
terdapat dalam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan atau ekstrem.
Misal pada jalan raya yang padat, lebih memungkinkan emosi seseorang
meluap secara negative atau marah. Sebaliknya pada jalanan yang santai,
yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri juga
untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan
energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara
sosial.
diri dengan baik akan menunjukan perilaku yang sesuai dengan aturan, yaitu
mengentrol diri nya dengan baik akan menunjukan perilaku yang berlawanan
dengan aturan yang ada. Sehingga berdampak buruk bagi penggun jalan
D. Kerangka Berfikir
Tinggi Rendah
Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas