0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan6 halaman
Tugas mata kuliah psikologi sosial membahas mekanisme pertahanan individu dari pengaruh sosial berupa konformitas, compliance, dan kepatuhan. Mekanisme pertahanan dari konformitas negatif adalah memperkuat konsep diri dan individuasi. Untuk mencegah compliance, perlu mempertanyakan kredibilitas sumber. Mengidentifikasi motif di balik perintah dapat mencegah kepatuhan merusak.
Tugas mata kuliah psikologi sosial membahas mekanisme pertahanan individu dari pengaruh sosial berupa konformitas, compliance, dan kepatuhan. Mekanisme pertahanan dari konformitas negatif adalah memperkuat konsep diri dan individuasi. Untuk mencegah compliance, perlu mempertanyakan kredibilitas sumber. Mengidentifikasi motif di balik perintah dapat mencegah kepatuhan merusak.
Tugas mata kuliah psikologi sosial membahas mekanisme pertahanan individu dari pengaruh sosial berupa konformitas, compliance, dan kepatuhan. Mekanisme pertahanan dari konformitas negatif adalah memperkuat konsep diri dan individuasi. Untuk mencegah compliance, perlu mempertanyakan kredibilitas sumber. Mengidentifikasi motif di balik perintah dapat mencegah kepatuhan merusak.
Emeraldiandra Dwiyadiputra/ I34190089/KPM 234 KELOMPOK 6
TOPIK : Pengaruh Sosial, Konformitas,
dan Kepatuhan Judul: Mekanisme Pertahanan Individu dari pengaruh sosial
PENDAHULUAN
Di era modern seperti sekarang, pertukaran pesan berlangsung dengan
sangat cepat dan mudah didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan dan bertukar pesan. Pesan yang diterima individu dapat memberi pengaruh terhadap aspek kognitif seperti menambah pengetahuan, afektif seperti menimbulkan perasaan iba dan sedih, dan behavioral yang dapat membuat individu tersebut membentuk pola – pola tindakan sesuai pesan yang disampaikan. Pengaruh menyebabkan perubahan di dalam diri individu dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang sesuai dengan intensitas dan keinginan individu untuk menerima pengaruh tersebut. Menurut KBBI, definisi pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Pengaruh yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari interaksi sosial adalah pengaruh sosial dimana menurut KBBI, pengaruh sosial adalah dampak dari hubungan sosial secara indivual, berkelompok, dan bermasyarakat yang terjadi antara satu dengan yang lain, sedangkan menurut Cialdini (2000,2006) dalam Branscombe dan Baron (2017), pengaruh sosial adalah upaya yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengubah perilaku, sikap, atau perasaan satu atau lebih orang lain.
Menurut Branscombe dan Baron (2017), pengaruh sosial tidak bersifat
baik atau buruk. Namun pengaruh sosial dapat digunakan untuk memanipulasi orang lain demi tujuan yang egois seperti dalam artikel berjudul “Ala influencer” oleh Zubi Mahrofi. Dalam artikel tersebut, banyak masyarakat yang terpengaruh oleh influencer yang merekomendasikan saham tidak berdasarkan analisis teknikal maupun fundamental ataupun yang berniat untuk mendapatkan keuntungan dengan menggiring masyarakat untuk membeli saham tertentu agar harganya naik. Pengaruh tersebut dapat menyebabkan kerugian yang dialami oleh investor pemula yang ikut membeli saham sesuai arahan influencer. Atas masalah diatas, tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk menganalisis mekanisme pertahanan yang dapat dilakukan oleh individu agar tercegah dari pengaruh sosial yang merugikan dirinya maupun orang lain. ISI TULISAN
Menurut Branscombe dan Baron (2017), Bentuk pengaruh sosial yang
utama terdiri dari 3 jenis, yaitu conformity (konformitas), compliance (kerelaan), dan obedience (kepatuhan). Konformitas melibatkan upaya untuk mengubah perilaku orang lain melalui norma-norma tentang bagaimana berperilaku dalam situasi tertentu, kerelaan (compliance) merupakan upaya untuk mengubah perilaku orang lain melalui permintaan langsung, dan kepatuhan yaitu proses mengikuti perintah langsung atau perintah dari orang lain.
Konformitas merupakan fakta kehidupan sosial yang ada di masyarakat,
seperti cenderung memakai gaya pakaian yang sama, mendengarkan musik yang sama, dan menonton film yang sama. Hal tersebut disebabkan karena secara keseluruhan, manusia sebagai makluk sosial merasa jauh lebih nyaman jika serupa dengan orang lain (Branscombe dan Baron, 2017). Selain dari keinginan untuk serupa dengan orang lain, konformitas dapat muncul karena ada desakan baik secara nyata maupun bayangan untuk mengadopsi sikap atau perilaku orang lain (Santrock 2007 dalam Andriani et. al 2013) seperti yang terjadi pada milenial Indonesia saat ini yang mengutang demi mengadopsi gaya hidup mewah sebagai desakan dari komunitas tertentu sebagai syarat diterima di komunitas atau lingkar pertemanan tersebut (Deil 2018). Mekanisme pertahanan individu dari pengaruh sosial berupa konformitas negatif yang dijabarkan diatas dapat dilakukan dengan memperkuat konsep diri dan menerapkan individuasi.
Menurut Rakhmat (2008) dalam Andriani et. al (2013), Konsep diri
merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan sikap dan perilaku individu. Individu yang memiliki konsep diri kuat dapat menentukan mana perilaku yang baik dan mana yang buruk. Dengan konsep diri yang kuat maka seseorang akan memikirkan lagi alternatif perilaku yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupun tidak. Penekanan pada konsep diri yang kuat ini juga akan memengaruhi keputusan dan tindakan yang ingin dilakukan. Dengan konsep diri yang kuat, konformitas memiliki tekanan yang sedikit dalam membuat keputusan karena individu membuat keputusan yang bertanggung jawab berdasarkan keinginannya dan tidak menuruti perilaku orang lain.
Individuasi adalah situasi psikologi saat manusia memiliki kapasitas
dalam kehidupan psikisnya untuk memungkinkan realisasi suatu bentuk kesadaran eksistensial yang lebih penuh dan lebih terintegrasi (Jung 1953 dalam Weismann 2009). Singkatnya, individuasi adalah proses integrasi psikologi untuk pengembangan kepribadian individu dan merupakan kebutuhan individu untuk menjadi beda dengan orang lain dalam berbagai hal. Individuasi dapat mencegah konformitas negatif yang mengharuskan seseorang mempunyai pola perilaku yang sama dengan orang lain. Dengan individuasi, seseorang mencapai kedewasaan sehingga dapat menentukan keputusan etis dan bertanggung jawab yang berasal dari pemikiran nya sendiri. Melalui individuasi, keunikan individu biasanya menjadi solusi untuk mencegah pengaruh negatif dari konfomitas. Hal ini sejalan dengan mekanisme pertahanan menurut Branscombe dan Baron (2017) dalam bukunya dengan subjudul “Asserting Uniqueness One Way of Resisting Pressures to Conform” yaitu untuk menahan tekanan konformitas yang datang dari kehidupan sosial, individu cenderung menekankan keunikan yang dimilikinya. Hal tersebut membuat tekanan konformitas kalah dari penekanan keunikan yang timbul dari diri individu.
Compliance merupakan upaya untuk mengubah perilaku orang lain
melalui permintaan langsung. Contoh pengaruh sosial compliance adalah kasus influencer yang memberi rekomendasi tentang saham tidak berdasarkan analisis teknikal maupun fundamental ataupun yang berniat untuk mendapatkan keuntungan dengan menggiring investor pemula untuk membeli saham tertentu agar harganya naik. Tentu banyak investor pemula yang akhirnya mengikuti dan membeli rekomendasi saham dari influencer tersebut karena sejalan dengan prinsip dasar compliance menurut Cialdini (1994,2008) dalam Branscombe dan Baron (2017) yaitu prinsip friendship/liking dimana seseorang cenderung menuruti permintaan orang yang disukainya dalam kasus ini yaitu influencer dan akhirnya mengalami kerugian (Mahrofi 2021). Mekanisme pertahanan individu dari pengaruh sosial berupa compliance dapat dicegah dengan selalu mempertanyakan kredibilitas tokoh. Dalam kasus influencer yang memberi rekomendasi saham kepada investor pemula, sudah sebaiknya investor pemula mencari latar belakang influencer dan mempertanyakan kredibilitas influencer tersebut di bidang investasi saham agar dapat mempertimbangkan kembali rekomendasi saham yang disampaikan.
Dalam artikel berjudul “Polisi Amankan 20 Anak Dieksploitasi jadi
Pengemis di Medan” yang ditulis oleh CNN indonesia terdapat pengaruh sosial berupa compliance dan kepatuhan yang merusak. Pengaruh sosial compliance dalam artikel tersebut terlihat dari anak – anak yang mengemis dan meminta uang kepada pengendara. Pengendara memberi uang kepada anak tersebut karena mereka merasa iba dan menurut Cialdini (1994,2008) dalam Branscombe dan Baron (2017) salah satu prinsip dasar compliance yang terwujud dalam kasus tersebut adalah validasi sosial. Dalam prinsip validasi sosial, ditunjukan bahwa biasanya seseorang lebih bersedia untuk memenuhi permintaan jika tindakan ini sesuai dengan apa yang kita yakini mirip dengan pemikiran orang lain. Seseorang ingin menjadi benar, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan bertindak dan berpikir seperti orang lain. Jika ada pengendara yang memberikan uang kepada anak yang mengemis tersebut dan dianggap sebagai tindakan yang benar, maka tindakan tersebut dapat dilakukan oleh pengendara lainnya. Kepatuhan yang merusak dalam artikel tersebut ditunjukan dengan kepatuhan anak – anak yang diminta mengemis oleh orang dewasa karena orang dewasa tersebut memiliki kekuasaan. Mekanisme pertahanan individu yang bisa dilakukan untuk mencegah kepatuhan yang merusak menurut Branscombe dan Baron (2017) yaitu dengan mengidentifikasi motif di balik perintah mereka — tujuan yang bermanfaat secara sosial atau keuntungan egois semata.
KESIMPULAN
Untuk mencegah pengaruh sosial negatif diperlukan sebuah mekanisme
pertahanan individu. Contoh mekanisme pertahanan individu dari pengaruh sosial berupa konformitas negatif adalah memperkuat konsep diri dan menerapkan individuasi. Mekanisme pertahanan yang dapat diterapkan untuk mencegah compliance dalam kasus diatas adalah dengan mempertanyakan kredibilitas influencer dan mekanisme pertahanan individu yang dapat diterapkan untuk mencegah kepatuhan yang merusak adalah dengan mengidentifikasi motif di balik perintah pemegang kekuasaan — tujuan yang bermanfaat secara sosial atau keuntungan egois semata. SUMBER DATA/PUBLIKASI: Andriani M, Ni’matuzahroh. 2013. Konsep diri dengan konformitas pada komunitas hijabers. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan [internet]. [dinduh 2021 Apr 19]. Vol 1(1): 110-126. Tersedia pada: https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/1362 [BPPB]. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. [diakses 2021 Apr 18]. https://kbbi.kemdikbud.go.id/ Branscombe NR dan Baron RA. 2017. Social Psychology. United States: Pearson. CNN. 2019. Polisi Amankan 20 Anak Dieksploitasi Jadi Pengemis di Medan. CNN Indonesia. [diakses 2021 Apr 18]. Tersedia pada: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190919191959-12-432088/polisi- amankan-20-anak-dieksploitasi-jadi-pengemis-di-medan Deil SAF. 2018. Riset: Milenial Rela Terlilit Hutang Demi Gaya Hidup dan Pergaulan. Liputan 6. [diakses 2021 Apr 18]. Tersedia pada: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3469682/riset- milenial-rela-terlilit-utang- demi-gaya-hidup-dan-pergaulan Mahrofi Z. 2021. Waspada, Jangan Tergiur “pompom” Saham ala Influencer. Antaranews. [diakses 2021 Apr 18]. Tersedia pada: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3469682/riset-milenial-rela-terlilit-utang- demi-gaya- hidup-dan-pergaulan Weismann ITJ. 2009. Teori Individuasi Carl Gustav Jung. Jurnal Jaffray [internet]. [dinduh 2021 Apr 19]. Vol 7(2): 23-49. Tersedia pada: https://www.neliti.com/publications/104768/teori- individuasi-carl-gustav-jung SUMBER DATA/PUBLIKASI: Andriani M, Ni’matuzahroh. 2013. Konsep diri dengan konformitas pada komunitas hijabers. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan [internet]. [dinduh 2021 Apr 19]. Vol 1(1): 110-126. Tersedia pada: https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/view/1362 [BPPB]. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. [diakses 2021 Apr 18]. https://kbbi.kemdikbud.go.id/ Branscombe NR dan Baron RA. 2017. Social Psychology. United States: Pearson. Deil SAF. 2018. Riset: Milenial Rela Terlilit Hutang Demi Gaya Hidup dan Pergaulan. Liputan 6. [diakses 2021 Apr 18]. Tersedia pada: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3469682/riset- milenial-rela-terlilit-utang-demi-gaya-hidup-dan-pergaulan Mahrofi Z. 2021. Waspada, Jangan Tergiur “pompom” Saham ala Influencer. Antaranews. [diakses 2021 Apr 18]. Tersedia pada: [diakses 2021 Apr 18]. Tersedia pada: https://www.liputan6.com/bisnis/read/3469682/riset-milenial-rela-terlilit-utang-demi-gaya- hidup-dan-pergaulan Weismann ITJ. 2009. Teori Individuasi Carl Gustav Jung. Jurnal Jaffray [internet]. [dinduh 2021 Apr 19]. Vol 7(2): 23-49. Tersedia pada: https://www.neliti.com/publications/104768/teori- individuasi-carl-gustav-jung
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu