Buku Petunjuk Praktis Bagi Produsen Dan Eksportir Dari Asia PDF
Buku Petunjuk Praktis Bagi Produsen Dan Eksportir Dari Asia PDF
Penulis Pendamping :
Siobhán Casey, Divisi Infrastruktur Pedesaan dan Agro-Industri, FAO
Jean-Joseph Cadilhon, RAP, FAO
Peter Sousa Hoejskov, RAP, FAO
Nancy Morgan, RAP, FAO
Penyusun Format Teks : Daniela Piergentili, Divisi Perdagangan dan Pasar, FAO
Penterjemah : Diandra Language Services - Jakarta, Indonesia
Tata Letak : Embun Pagi Grafika, Jakarta Indonesia
Koreksi versi Bahasa Indonesia : Suparta Rivai dan Mitra Astari, FAO Project
OSRO/INS/604/USA
Ilustrasi : Earth Net Foundation/Green Net, Thailand
Penghargaan Lain : Departemen Pertanian dan Perikanan Perancis memberikan bantuan
pendanaan bagi proses editing dari buku ini melalui proyek FAO MTF/RAS/212/FRA
© FAO 2007
i
Mengapa Buku Petunjuk ini ada ?
Tujuan
Memberikan informasi kepada para produsen dan eksportir mengenai:
! Peraturan yang terdapat pada negara pengimpor utama
! Program sertifikasi utama sukarela
! Berbagai informasi dimana peraturan impor dan program sertifikasi
dapat ditemukan
Banyak produsen dan eksportir yang merasa bahwa pasar bagi produk pertanian yang
bersertifikat adalah sangat rumit dan bahwa kesempatan serta persyaratan yang
berhubungan dengan program sertifikasi ini tidak semuanya jelas. Selain itu,
produsen tidak selalu mengetahui apakah berbagai persyaratan tersebut bersifat
wajib (yang ditetapkan dalam peraturan resmi negara pengimpor) atau bersifat
sukarela. Sesudah membaca buku petunjuk ini, pembaca diharapkan memiliki
pengetahuan mengenai program sertifikasi sukarela, kegunaan program tersebut,
perbedaan diantara berbagai program yang ada serta berbagai keuntungan dan
pembatasan yang terkait. Guna dapat mengekspor produk mereka, seorang produsen
atau eksportir wajib mematuhi berbagai peraturan yang ada di negara pengimpor.
Oleh karena itu, pembaca akan dapat menemukan berbagai informasi dalam buku
petunjuk ini mengenai peraturan impor utama di Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang
dan berbagai negara terpilih di wilayah Asia-Pasifik. Namun, beberapa praktek
seperti praktek pertanian dan kegiatan paska-panen tidak akan dibahas dalam buku
petunjuk ini.
Buku petunjuk yang memuat berbagai standar, sertifikasi dan peraturan bagi ekspor
pertanian ini merupakan hasil dari kerja keras tim multidisiplin. Buku ini secara resmi
diluncurkan dalam Konsultasi Teknis Regional bagi sertifikasi independen yang
diorganisir oleh FAO pada bulan Oktober 2007 di Nakhonpathom, Thailand, guna
meningkatkan kesadaran bagi para pemangku kepentingan pangan pertanian atas
berbagai perangkat pemasaran yang tersedia bagi mereka guna meningkatkan aspek
kompetitif, kualitas dan keamanan produk mereka.
Proses yang berkelanjutan atas berbagai pengalaman teknis dan pengetahuan mengenai
pengembangan perusahaan pertanian serta kualitas dan keamanan pangan akan
digabungkan menjadi satu dan berbagai kebijakan utama akan dipresentasikan di depan
para Menteri Pertanian dari para negara anggota dalam Konferensi Regional FAO untuk
kawasan Asia Pasifik ke-29 yang akan diselenggarakan di Pakistan pada tahun 2008,
dalam sebuah makalah yang berjudul "Agribisnis dan agro industri yang kompetitif dalam
kaitannya dengan globalisasi dan perdagangan bebas" dan sebuah dokumen informatif
mengenai "Keamanan pangan dan perdagangan di Asia-Pasifik". Kami berharap bahwa
proses ini akan mengarah kepada pembentukan rekomendasi kebijakan di tingkat yang
lebih tinggi dan keputusan serta berbagai langkah tindakan guna membentuk perusahaan
pertanian yang lebih kompetitif serta kegiatan produksi produk pangan yang berkualitas
tinggi dan aman di wilayah ini.
He Changchui
Asisten Direktur Jenderal dan Perwakilan Regional
Kantor Regional FAO Untuk Wilayah Asia dan Pasifik
iii
PENDAHULUAN
Sebuah komponen penting dari mandat kepada Divisi Perdagangan dan Pasar (EST)
FAO adalah untuk melakukan identifikasi berbagai permasalahan yang berdampak
pada perdagangan komoditas serta mengusulkan berbagai jalan keluar untuk
memecahkan masalah tersebut, baik melalui tindakan internasional maupun
nasional. EST memberikan pelatihan teknis kepada berbagai negara berkembang
guna membantu mereka memahami dan mengatasi berbagai hambatan dalam
perdagangan. EST juga turut terlibat dalam berbagai masalah yang berhubungan
dengan berbagai standar swasta dan sertifikasi seiring dengan peningkatan kegiatan
analisis atas berbagai masalah perdagangan dan ekonomi yang berhubungan dengan
pasar komoditas pertanian.
EST telah berhasil menelurkan beberapa studi teknis dan dokumen informatif
mengenai berbagai standar dan sertifikasi yang ada guna membantu para pengambil
keputusan di tingkat pemerintah dan swasta. Pada bulan April 2004, EST
mengorganisir Konferensi mengenai Standar Sukarela dan Sertifikasi yang dihadiri
oleh 120 pemangku kepentingan dari sektor swasta dan pemerintah guna
mendiskusikan berbagai kesempatan dan hambatan yang terkait dengan standar
swasta serta mencari berbagai solusi yang diperlukan. Sejak saat itu, EST juga telah
berhasil menerbitkan sebuah seri buku petunjuk regional yang ditujukan bagi para
organisasi produsen, pelatih, agen penunjang dan eksportir yang menjelaskan
dengan rinci berbagai peraturan impor yang ditetapkan oleh beberapa pasar ekspor
utama dan standar swasta serta program sertifikasi sukarela. Terdapat buku petunjuk
bagi setiap wilayah berikut ini: Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika Barat dan
Afrika Timur. Dengan buku petunjuk yang ada saat ini, pihak EST berusaha
memperluas cakupan dari seri buku ini ke wilayah Asia.
Semua buku petunjuk ini dan juga berbagai laporan serta hasil kajian lain yang
dilakukan oleh EST atas berbagai standar dan sertifikasi swasta dapat didownload dari
situs internet yang terkait dengan produksi dan perdagangan pertanian:
www.fao.org/es/ESC/en/20953/22218/highlight_44152en.html.
Alexander Sarris
Direktur Divisi Perdagangan dan Pasar (EST)
iv
DAFTAR ISI
BAGIAN 1 PERATURAN TEKNIS DAN PENGATURAN 1
IMPOR
1. Kualitas Perdagangan dan Peraturan Pelabelan 3
2. Peraturan Keamanan Pangan 6
3. Peraturan Phytosanitary 11
4. Jasa kepabeanan 13
5. Peraturan Impor di Beberapa Negara Asia Pasifik 16
6. Organisasi Pendukung Ekspor dan Kualitas di Asia 19
3. Sertifikasi Sosial 34
3.1 Perdagangan yang adil 34
3.2 SA8000 37
BAGIAN 1
PERATURAN TEKNIS DAN
PENGATURAN IMPOR
Bagian dari buku petunjuk ini berfokus pada berbagai peraturan teknis utama dan
persyaratan impor dari tiga pasar besar impor: Amerika Serikat, Uni Eropa dan
Jepang. Tetapi, pasar Asia juga memberikan kesempatan pasar yang menarik
bagi para eksportir Asia. Pembaca akan dapat menemukan di bagian akhir dari
bagian ini daftar nomor kontak dimana informasi mengenai berbagai peraturan
impor di beberapa negara Asia dapat ditemukan. Selain itu, buku petunjuk ini
juga menyediakan sebuah penghubung (link) ke sebuah situs internet yang
memuat daftar nama-nama organisasi lokal, yang memberikan dukungan bagi
para eksportir serta dapat memberikan informasi mengenai pasar regional.
3
1. KUALITAS KOMERSIAL
DAN PERATURAN PELABELAN
Kepedulian konsumen semakin tinggi atas kesehatan mereka, negara asal dan
kualitas produk yang mereka konsumsi. Berbagai peraturan yang paling populer
terfokus pada tingkatan mutu, ukuran, berat dan pelabelan paket. Berkenaan
dengan pelabelan, berbagai informasi yang dibutuhkan adalah: negara asal,
nama produk, variasi dan jumlah. Berbagai persyaratan yang terkait dengan
kualitas komersial adalah mengenai variasi, warna, tanggal kadaluwarsa,
kerusakan eksternal dan bentuk.
Rantai dingin, pemeringkatan, dan pemilihan guna memenuhi kualitas utama ekspor.
4
Amerika Serikat
Amerika Serikat mewajibkan bahwa impor produk
pertanian diberikan peringkat sesuai dengan standar
American Marketing Service yang dikeluarkan oleh
Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States
Department of Agriculture atau USDA).
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pemeringkatan produk dan persyaratan kualitas
yang dikeluarkan oleh USDA, silahkan mengunjungi:
USDA : www.ams.usda.gov/standards/stanfrfv.htm
USDA : www.ams.usda.gov/fv/moab-8e.html
FDA : www.cfsan.fda.gov/~dms/lab-ind.html
Uni Eropa
Pihak Uni Eropa mensyaratkan bahwa produk buah-
buahan dan sayuran segar impor memenuhi standar
pemasaran Uni Eropa atas kualitas dan pelabelan.
Pengontrolan dilakukan oleh sebuah badan inspeksi
pada lokasi impor atau bagi beberapa negara ketiga yang
telah disetujui dilakukan di lokasi ekspor. Untuk
mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai standar pemasaran Uni Eropa silahkan
mengunjungi situs internet Departemen Urusan Lingkungan, Pangan dan Pertanian Inggris
(United Kingdom Department of Environment, Food dan Rural Affairs atau DEFRA) :
www.defra.gov.uk/hort/hmi.htm
Jepang
Jepang mensyaratkan bahwa produk yang diimpor
haruslah memenuhi syarat peraturan dari Undang-
Undang Sanitasi Pangan, yaitu Undang-Undang Standar
Pertanian Jepang (Japan Agricultural Standards atau JAS)
dan Undang-Undang Pengukuran/Tera ( The
Measurement Law). Untuk informasi lebih lanjut
mengenai berbagai standar dan prosedur impor atas berbagai produk tertentu, silahkan
mengunjungi :
Japan External Trade Organization: www.jetro.go.jp/en/market/regulations/
Penggunaan pestisida yang berlebihan adalah berbahaya dan dapat berakibat pada
penolakan pengiriman produk oleh negara pengimpor
Berbagai penghubung (link) dibawah ini memuat informasi lengkap mengenai berbagai
peraturan tentang keamanan pangan di tingkat internasional (misalnya: Standar Codex
dan Peraturan WHO) atau di tingkat nasional:
www.ipfsaph.org/En/default.jsp
www.fao.org/ag/agn/agns/index_en.asp
Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, peraturan batas maksimum residu
pestisida disusun oleh Environmental Protection Agency
(EPA) dan diawasi oleh Food and Drug Administration
(FDA) di tempat tujuan impor yang berlaku bagi semua
produk pertanian. Untuk informasi lebih lanjut
mengenai persyaratan dan batas maksimum residu
pestisida yang diijinkan oleh Environmental Protection Agency (EPA), silahkan
mengunjungi :
www.access.gpo.gov/nara/cfr/waisidx_04/40cfr180_04.html
www.epa.gov/pesticides/food/viewtols.htm
www.epa.gov/fedrgstr/EPA-PEST/index.html
Situs internet berikut ini memungkinkan para pengguna mendapatkan batas maksimum
residu yang berlaku di Amerika Serikat dan berbagai negara pengimpor sesuai dengan jenis
tanaman, bahan aktif pestisida, atau jenis pestisida dan negara:
www.fas.usda.gov/htp/MRL.asp
Uni Eropa
Pihak Uni Eropa terus menerus mengurangi limit
maksimum residu pestisida yang dapat terkandung
dalam berbagai produk. Untuk berbagai jenis pestisida,
saat ini terdapat batas umum yang berlaku di semua
negara anggota Uni Eropa. Tetapi, untuk beberapa
pestisida batas residu ini berbeda dari satu negara
lainnya. Tiap negara memberikan verifikasi bahwa berbagai peraturan telah dipatuhi (pada
umumnya melalui departemen pertanian) di lokasi masuknya produk. Apabila terdapat
beberapa negara anggota Uni Eropa yang belum menentukan batas maksimum, para
eksportir diminta untuk mendapatkan ijin toleransi impor.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai batas residu pestisida di negara anggota Uni Eropa
silahkan mengunjungi:
www.europa.eu.int/comm/food/plant/protection/pesticides/index_en.htm
www.europa.eu.int/comm/food/plant/protection/index_en.htm
www.europa.eu.int/scadplus/leg/en/lvb/l21289.htm
Jepang
Di Jepang, Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan
Kesejahteraan Sosial dan Departemen Lingkungan
bertanggung jawab atas penetapan dan pengujian batas
residu. Berbagai ambang batas ini didasarkan pada
Undang-Undang Sanitasi Pangan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai keamanan pangan:
www.mhlw.go.jp/english/topics/foodsafety/index.html
Penelusuran Produk
Untuk menjawab berbagai permasalahan keamanan pangan yang terjadi baru-
baru ini (misalnya: penyakit sapi gila) dan terorisme global, banyak pemerintah
yang meningkatkan pengawasan atas semua aspek produksi makanan, kegiatan
pemrosesan dan distribusi guna melindungi konsumen dari makanan yang telah
terkontaminasi secara kimiawi, biologis dan lingkungan. Penelusuran
(penelusuran atas sebuah produk) adalah kemampuan untuk mengikuti
pergerakan makanan di berbagai tingkatan yang spesifik dalam kegiatan
produksi, pemrosesan dan distribusi. Hal ini juga memberikan kemampuan
untuk menarik kembali produk secara efisien jika terjadi kontaminasi produk.
Selain itu, penelusuran membantu menentukan penyebab dari masalah
keamanan pangan yang terjadi, mematuhi berbagai persyaratan hukum dan
memenuhi harapan konsumen atas keamanan dan kualitas produk yang dibeli.
Dokumentasi pada masa panen dan pemberian kode di paket merupakan komponen sistem
penelusuran
9
Amerika Serikat
Pihak Amerika Serikat telah mengadopsi Undang-
Undang Bioterorisme, yang mensyaratkan bahwa semua
eksportir melakukan pendaftaran kepada Food and Drug
Administration (FDA) dan memberi pemberitahuan
sebelum produk tersebut tiba di Amerika Serikat. Untuk
informasi lebih lanjut mengenai Undang-Undang
Bioterorisme, silahkan mengunjungi :
Food and Drug Administration :
www.cfsan.fda.gov/~dms/ffsbtac5.html
www.access.fda.gov/
Program pemberian Label Negara Asal (Country Of Origin Labeling atau COOL)
mensyaratkan bahwa mulai tanggal 30 September 2008 nama negara asal harus
dicantumkan pada beberapa jenis produk pertanian. COOL akan berdampak pada
persyaratan penelusuran (traceability) yang dikeluarkan oleh pihak Amerika Serikat untuk
negara pemasok. Informasi umum mengenai program ini dapat ditemukan di:
USDA: www.ams.usda.gov/cool/ang
10
Uni Eropa
Peraturan penelusuran dari Uni Eropa mulai
diberlakukan pada bulan Januari 2005. Guna mematuhi
peraturan ini, sangat penting bagi para importir Uni
Eropa untuk menjelaskan asal produk. Akibatnya, para
importir tersebut dapat meminta pihak eksportir untuk
mematuhi persyaratan penelusuran walaupun
pihak eksportir berasal dari negara mitra yang tidak memiliki kewajiban hukum untuk
memenuhi persyaratan penelusuran di Uni Eropa. Informasi umum mengenai kegiatan
penelusuran dapat ditemukan di:
www.europa.eu.int/comm/food/food/foodlaw/guidance/guidance_rev_7_en.pdf
www.europa.eu.int/comm/food/food/foodlaw/traceability/index_en.htm
www.europa.eu.int/scadplus/leg/en/lvb/132041.htm
Jepang
3. PERATURAN PHYTOSANITARY
Produsen wajib mematuhi peraturan phytosanitary untuk mencegah pemasukan
dan penyebaran penyakit tanaman dan serangga ke berbagai wilayah baru.
Berbagai negara pengimpor di dunia melakukan analisa resiko hama (pest) guna
menentukan tingkat resiko dari sebuah produk impor dan memeriksa produk
pada saat kedatangan guna memastikan bahwa tingkat resiko tersebut tidak
terlampaui.
Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, petugas pemeriksa dari Dinas
Inspeksi Kesehatan Satwa dan Tanaman (Animal and
Plant Health Inspection Service) (yang merupakan badan
dari Departemen Pertanian Amerika Serikat) wajib
melakukan pemeriksaan dan memberikan persetujuan
atas semua pengiriman yang masuk sebelum mereka
dikeluarkan dari wilayah pabean. Jika ditemukan tanda adanya serangga atau penyakit,
maka produk tersebut dapat disemprot anti hama (atau dirawat dengan menggunakan cara
lain), dikembalikan ke negara asal, atau dimusnahkan. Untuk keterangan lebih lanjut
mengenai sistem karantina tanaman di Amerika Serikat , silahkan mengunjungi:
USDA: www.aphis.usda.gov/ppq/permits mengenai Undang-Undang
Uni Eropa
Untuk melakukan ekspor ke Uni Eropa, pihak produsen
dan eksportir wajib mematuhi peraturan kesehatan
tanaman yang berlaku di Uni Eropa. Berbagai peraturan
ini diberlakukan di pintu masuk. Untuk informasi lebih
lanjut mengenai peraturan kesehatan tanaman di Uni
Eropa, silahkan mengunjungi situs internet
Phytosanitary internasional di: www.ippc.int/IPP/En/nppo.jsp
Atau untuk dokumen gabungan atas persyaratan phytosanitary di Komisi Eropa (Petunjuk
Council 2000/29/EC dan perubahannya) silahkan mengunjungi:
www.europa.eu.int/eur-lex/en/consleg/pdf/2000/en_2000L0029_do_001.pdf
Jepang
Pemerintah Jepang mensyaratkan para negara pemasok
untuk mematuhi Undang-Undang Perlindungan
Tanaman, Undang-Undang Kesehatan Tanaman dan
Undang-Undang Sanitasi Pangan. Berbagai peraturan
ini berada di bawah pengawasan dari Divisi
Perlindungan Tanaman pada Kementerian Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan (Ministry of Agriculture,
Forestry and Fisheries atau MAFF). Informasi lebih lanjut mengenai peraturan phytosanitary
di Jepang atau sistem karantina Jepang dapat ditemukan di:
Stasiun Perlindungan Tanaman: www.pps.go.jp/english/
Japan External Trade Organization:
www.jetro.go.jp/en/market/regulations/pdf/plant2003apr-e.pdf
Karantina hewan:
www.maff-aqs.go.jp/english/ryoko/index.htm
13
4. JASA KEPABEANAN
Persetujuan akhir bagi masuknya suatu produk tergantung pada petugas bea
cukai di negara pengimpor. Agar dapat lolos dari bea cukai ini, eksportir
diwajibkan mengisi berbagai formulir penting (komersial, pengiriman) dan
membayar semua biaya terkait (bea masuk, pajak). Pemrosesan berbagai formulir
ini biasanya berlangsung lama, dan beberapa negara kini menawarkan program
pre-clearance untuk menghemat waktu. Hal ini berarti produk tersebut dapat
lolos dari pemeriksaan bea cukai di negara asal oleh petugas yang dapat
menjamin bahwa semua peraturan yang berhubungan dengan produk tersebut
telah dipatuhi.
Pelanggaran atas salah satu dari berbagai peraturan di negara pengimpor ini dapat
menyebabkan ditolaknya produk tersebut.
Amerika Serikat
Para petugas bea cukai hanya dapat memberikan ijin atas
masuknya berbagai produk ke Amerika Serikat sesudah
adanya pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak APHIS
dan FDA di pintu masuk. Pihak eksportir juga
diwajibkan untuk membayar bea disana, yang
disesuaikan dengan jumlah, nilai, penjelasan produk
dan negara asal. Guna mempercepat waktu pemrosesan di perbatasan, para eksportir dapat
menyelesaikan beberapa prosedur kepabeanan sebelum pengiriman dilakukan. Sebagai
contoh, melalui Jasa APHIS International Services beberapa negara kini dapat memperoleh
pre-clearance untuk dokumen impor seperti sertifikat phytosanitary.
Uni Eropa
Prosedur untuk Jasa kepabeanan di Uni Eropa bervariasi
sesuai dengan negara yang bersangkutan. Tetapi,
sebagian besar negara-negara tersebut memiliki sistem
pabean elektronik dan program lain yang dapat
mempercepat waktu pemeriksaan (clearance). Guna
mendapatkan informasi spesifik mengenai prosedur
kepabeanan dan tarif biaya (untuk setiap negara), kunjungi :
Perpajakan dan Bea Cukai (Taxation and Customs Union) :
www.europa.eu.int/comm/taxation_customs/common/about/welcome/index_en.htm
Pusat Promosi Impor dari Negara Berkembang (Centre for the Promotion of Imports from
Developing Countries atau CBI): www.cbi.nl
Jepang
Sebelum produk tiba, pihak eksportir wajib
memberitahu kepada stasiun karantina di pintu masuk
melalui sistem elektronis yang dioperasikan oleh
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan. Guna
mengurangi waktu yang dihabiskan di bea cukai, sebuah
contoh produk dapat dibawa ke laboratorium resmi di
Jepang atau di negara pengekspor dan hasilnya diserahkan untuk memperoleh pre-
clearance. Pajak dan bea konsumsi harus sudah dibayarkan sebelum persetujuan akhir
diberikan.
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai prosedur impor, silahkan
mengunjungi:
www.mhlw.go.jp/english/topics/importedfoods/index.html
Bea cukai Jepang: www.customs.go.jp/english/index.htm
Bagaimana Menghadapi
Pengiriman yang Ditolak?
yang ditemukan tidak bersifat serius, maka pihak eksportir dapat memilih untuk
mengalihkan tujuan pengiriman ke pasar yang lain dimana peraturan yang ada
tidak begitu ketat, dan segala biaya akan ditanggung oleh pihak eksportir.
Sebagian besar negara maju kini memiliki peraturan impor yang sama, sehingga
menjadi sangat sulit untuk memindahkan tujuan pengiriman tersebut ke negara
lain, terutama hasil produksi alam yang mudah rusak. Selain itu, pihak Uni Eropa
juga memiliki sistem peringatan keamanan pangan yang secara otomatis akan
menginformasikan kepada para negara anggota atas pengiriman yang ditolak;
dimana hal ini akan mencegah pengiriman yang sama memasuki Uni Eropa
melalui pelabuhan lain. Sama halnya, Patriot Act di Amerika Serikat juga
mencegah adanya pengiriman yang masuk kembali ke negara tersebut terutama
jika sebelumnya telah dicegah masuk di salah satu pelabuhan.
Sesudah berhasil melewati bea cukai, sebuah pengiriman tetap dapat ditolak oleh
pihak importir jika tidak sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan; dan
kemudian pengiriman tersebut akan dihancurkan dengan biaya yang ditanggung
oleh pihak eksportir. Sehingga, penolakan pengiriman sangat merugikan para
eksportir. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan bahwa produk
yang diekspor telah memenuhi semua peraturan yang ada di negara pengimpor
dan telah pula sesuai dengan semua persyaratan yang ditetapkan oleh pihak
importir sebelum produk tersebut meninggalkan negara pengekspor. Hal yang
penting dilakukan juga adalah kegiatan mendokumentasikan prosedur
penolakan untuk digunakan sebagai bahan referensi di masa datang. Terdapat
pula beberapa mekanisme untuk menghadapi keputusan penolakan, tetapi hal
ini tidak berlaku bagi produk makanan yang mudah rusak.
Jika anda mencurigai bahwa salah satu dari pengiriman anda mungkin memiliki
masalah yang dapat mengakibatkan terjadinya penolakan, akan lebih baik bila
produk tersebut segera ditarik atau informasikan kepada pelanggan anda segera.
Hal ini menunjukkan adanya tindakan proaktif dan penelitian mendalam guna
memastikan keamanan pangan tersebut. Harap diingat bahwa berbagai produk
yang ditolak tersebut akan membawa reputasi buruk tidak hanya kepada usaha
anda, tetapi juga kepada seluruh industri, dan pada akhirnya kepada semua
produk yang diproduksi di negara anda!
16
5. PERATURAN IMPOR DI
BEBERAPA NEGARA ASIA PASIFIK
Pemerintah anda adalah sumber informasi utama mengenai peraturan ekspor dan
impor di pasar luar negeri. Silahkan menghubungi Departemen Pertanian atau
Departemen Perdagangan Luar Negeri di negara anda masing-masing. Kantor
ekonomi atau perdagangan di kedutaan besar negara pengimpor juga dapat
memberikan informasi mengenai berbagai peraturan impor.
Selain itu, dibawah ini anda dapat menemukan berbagai sumber informasi di
negara pengimpor. Harap diingat bahwa daftar ini tidaklah lengkap dan tidak
mencerminkan kebijakan apa pun dari pihak FAO terhadap berbagai organisasi
atau situs internet yang telah atau belum dicantumkan.
AUSTRALIA
Peraturan Kebersihan dan phytosanitary:
www.daffa.gov.au/aqis/import
BHUTAN
Badan Pengatur Pertanian dan Pangan Bhutan (Bhutan Agriculture and Food
Regulatory Authority atau BAFRA), Departemen Pertanian (Ministry of
Agriculture), Thimphu, Bhutan
Tel.: +975 2 327 031
Fax: +975 2 327 032
INDIA
Peraturan impor bagi produk pertanian : www.exim.indiamart.com/
MALAYSIA
Informasi dan peraturan impor : www.agrolink.moa.my
SELANDIA BARU
Badan Kesehatan Pangan Selandia Baru (New Zealand Food Safety Authority) :
www.nzfsa.govt.nz/labelling-composition/
PAKISTAN
Informasi mengenai peraturan impor produk pertanian dan perikanan darat
(Information on rules for importing agriculture and aquaculture products) :
www.cbr.gov.pk
18
FILIPINA
Biro Pangan dan Obat-obatan dari Departemen Kesehatan (Bureau of Food and
Drugs from Department of Health) : www.bfad.gov.ph
Tel.: +63 (2) 807 072; 842 56 06; 842 4538
Fax: +63 (2) 842 4603
Hubungi: Direktur Eksekutif (director@bfad.gov.ph)
SINGAPURA
Peraturan Impor :
www.customs.gov.sg/leftNav/info/imp/Import+Requirements.htm
THAILAND
Peraturan Impor bagi produk pertanian :
www.doa.go.th/en/
www.nfi.or.th/nfi/home.php?form[module]=links&form[index]=index&form[la
ng]=eng
VIETNAM
Departemen Bea Cukai Vietnam :
www.itpc.hochiminhcity.gov.vn/english/trade_guide/vn_tariff/vn_index.html
Departemen Pertanian :
www.agroviet.gov.vn/en/default.asp
Departemen Perikanan :
www.mofi.gov.vn
19
Sangat penting bagi para produsen dan eksportir untuk membiasakan diri dengan
berbagai peraturan teknis dan persyaratan impor yang pada mulanya tampak
rumit. Tetapi, terdapat beberapa organisasi nasional maupun internasional yang
berlokasi di tiap negara Asia yang membantu para produsen dalam mematuhi
persyaratan dari berbagai peraturan ini. Jangan ragu-ragu untuk menghubungi
mereka. Mereka dapat menyediakan informasi tambahan atau pelatihan yang
sesuai.
Untuk pengiriman
ke Belgia, anda butuh
dokumen berikut ...
Terima
Kasih
Petani teh mendapat informasi mengenai pembatasan dan peraturan impor di Eropa dari
sebuah LSM yang memberikan dukungan kepada para organisasi petani.
20
Di tingkat internasional
Di tingkat nasional
Selain itu, situs internet berikut ini memberikan daftar beberapa organisasi di Asia
yang dapat membantu memberikan informasi dan bantuan ekspor:
www.fao.org/es/esc/en/20953/21020/highlight_35950en.html
21
BAGIAN 2
SERTIFIKASI SUKARELA
Bagian awal dari buku petunjuk ini memuat berbagai peraturan teknis penting
dan persyaratan impor yang berlaku di Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang dan
berbagai negara di kawasan Asia-Pasifik. Berbagai peraturan ini adalah peraturan
yang wajib dipatuhi oleh para eksportir dan produsen yang bermaksud menjual
produk mereka ke pasar ini.
Bagian ini akan membahas mengenai standar swasta sukarela dan sertifikasi.
Standar yang sukarela bukan merupakan kewajiban. Para petani, eksportir dan
berbagai perusahaan dapat memutuskan apakah akan mematuhi standar ini atau
tidak, serta menerima konsekuensi ekonomis atas tindakan mereka.
Kenapa aku
tidak mengajukan
sertifikasi?
Sebuah pameran produk pangan internasional dimana para pembeli menunjukkan minat
mereka terhadap produk yang telah menerima sertifikasi.
22
1. BERBAGAI PERTANYAAN MENGENAI
SERTIFIKASI
Apa yang dimaksud dengan sertifikasi sukarela?
Terdapat tiga cara untuk melakukan verifikasi bahwa sebuah standar telah
terpenuhi. Dalam kasus pertama, sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk
mengadopsi sebuah standar dan menunjuk beberapa karyawannya untuk
melakukan verifikasi bahwa semua departemen yang ada telah mematuhi
ketentuan tersebut. Hal ini disebut dengan verifikasi pihak pertama. Dalam kasus
kedua, sebuah perusahaan dapat meminta bahwa para pemasoknya telah
mematuhi standar dan melakukan pengawasan sendiri. Hal ini disebut dengan
verifikasi pihak kedua. Yang terakhir, sebuah perusahaan dapat meminta para
pemasoknya untuk mematuhi sebuah standar dan meminta sebuah organisasi
independen yang tidak memiliki hubungan usaha sama sekali untuk mengawasi
tingkat kepatuhan para pemasok. Hal ini disebut dengan verifikasi pihak ketiga,
atau disebut juga dengan sertifikasi. Sehingga, berdasarkan pengertiannya,
kegiatan sertifikasi sebaiknya selalu melibatkan pihak ketiga yang independen.
Idealnya, organisasi yang telah menyusun sebuah standar tidak dapat
melaksanakan kegiatan sertifikasi tersebut. Tetapi, mereka wajib memberikan
kewenangan badan sertifikasi independen yang kompeten untuk melakukan
pekerjaan ini sesudah menjalani proses uji kemampuan.
Sertifikat adalah sebuah jaminan tertulis yang diberikan oleh sebuah badan
sertifikasi independen yang menyatakan bahwa suatu proses produksi telah
mematuhi beberapa standar tertentu. Berbagai standar ini dapat terfokus pada
masalah lingkungan (seperti misalnya konservasi tanah, perlindungan air,
penggunaan pestisida, atau manajemen limbah), atau masalah sosial (seperti
pendapatan produsen, hak-hak para pekerja, kesehatan dan keselamatan kerja)
atau terhadap berbagai aspek produksi seperti keamanan pangan.
Sertifikasi dapat membantu membedakan suatu produk dengan produk yang lain,
yang dapat berguna untuk mempromosikan produk tersebut di pasar. Sertifikasi
dapat juga membantu meningkatkan akses pasar, dan di banyak kasus, membuat
harga produsen menjadi lebih tinggi.
Pada pasar impor yang besar seperti Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa,
terdapat pasar yang luas bagi produk yang telah disertifikasi oleh pihak organisasi
standardisasi swasta. Berbagai produk yang disertifikasi seperti produk organik
atau perdagangan yang adil (fair-trade), misalnya, cenderung untuk mendapatkan
harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk sejenis yang belum
mendapatkan sertifikasi. Berbagai negara ini mengimpor produk organik dalam
jumlah besar dari berbagai negara di Asia, sebagai contoh teh organik dari
Republik Rakyat Cina dan India, kopi organik dari Timor Leste, pisang organik
dan dari pasar bebas dari Filipina dan sayuran organik dari Republik Rakyat Cina
dan Thailand. Tetapi, para eksportir Asia tidak dapat mengabaikan pasar regional.
Tetapi, dengan pembangunan yang terjadi di berbagai kota besar, kemunculan
kaum menengah perkotaan dan pertumbuhan supermarket di berbagai negara
Asia menumbuhkan pasar nasional bagi produk yang berkualitas.
Biaya?
Terdapat dua jenis biaya yang harus dibayarkan: (i) biaya pemenuhan standar dan
untuk mendapatkan sertifikasi, yang tergantung pada jenis perubahan yang harus
dilakukan oleh pihak produsen pada tanah pertaniannya dan atas jenis program
sertifikasi yang dipilih; (ii) biaya sertifikasi, yang tergantung pada waktu yang
dihabiskan oleh pihak inspektur ketika melakukan pemeriksaan di tanah
pertanian (audit lahan) dan bagi biaya perjalanan mereka.
Pihak produsen dapat memilih diantara berbagai jenis sertifikasi yang berbeda.
Keputusan untuk mendapatkan sertifikasi serta jenis sertifikasi yang dipilih
merupakan keputusan penting yang mempengaruhi manajemen pertanian,
investasi dan strategi pemasaran. Tetapi, karena setiap program sertifikasi
memiliki tujuan yang berbeda, maka persyaratan yang ada pun berbeda.
26
2. SERTIFIKASI LINGKUNGAN
Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sebuah metode produksi yang mengatur lahan
pertanian dan lingkungannya sebagai satu sistem. Sistem ini menggunakan
pengetahuan tradisional dan ilmiah untuk meningkatkan kesehatan ekosistem
pertanian dimana lahan tersebut berada. Pertanian organik menggantungkan diri
pada penggunaan sumber daya alami setempat dan manajemen ekosistem
dibandingkan dengan bahan baku pertanian eksternal seperti pupuk mineral dan
bahan kimia pertanian. Sistem pertanian organik menolak penggunaan bahan
kimia buatan dan bahan baku yang telah dimodifikasi secara genetis. Sistem ini
mempromosikan penggunaan praktek pertanian tradisional yang
mempertahankan kesuburan tanah seperti fallow.
Persyaratan Utama?
Terdapat beberapa persyaratan khusus bagi sebagian besar tanaman yang
mendapatkan sertifikasi organik seperti juga dengan peternakan, budidaya ikan,
peternakan lebah, kehutanan dan panen atas tumbuhan liar. Standar organik
mensyaratkan adanya masa konversi (atau suatu periode dimana sebuah lahan
pertanian harus menggunakan metode produksi organik sebelum memperoleh
sertifikasi, biasanya sekitar 2 - 3 tahun).
27
Berbagai standar pertanian organik telah disusun oleh berbagai badan sertifikasi
swasta tetapi terdapat pula beberapa negara Asia juga memiliki peraturan dan
standar organik nasional tersendiri (misalnya: Jepang, Republik Rakyat Cina,
Malaysia, Republik Korea, Thailand). Selain itu, terdapat pula beberapa inisiatif
yang mempromosikan pertanian organik (misalnya: The Green Net/Earth Net
Foundation di Thailand). Negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang
semua memiliki berbagai peraturan nasional mengenai pelabelan produk organik
dan jika para produsen bermaksud untuk mengekspor produk mereka ke
berbagai negara ini, maka mereka harus mematuhi berbagai peraturan ini.
Pemilihan atas sebuah badan sertifikasi adalah sangat penting. Badan sertifikasi
yang dipilih adalah sangat penting. Badan sertifikasi yang dipilih oleh produsen
28
wajib untuk diakui di negara dimana produk tersebut akan dipasarkan. Badan
sertifikasi nasional pada umumnya akan mengenakan biaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan berbagai badan sertifikasi internasional, tetapi mereka
kurang dikenal di beberapa negara asing.
Periode konversi selama 2 - 3 tahun pada umumnya memakan biaya yang tinggi
bagi pihak produsen karena produk yang dihasilkan akan dijual pada harga
normal walaupun menggunakan metode organik yang dapat menyebabkan biaya
produksi yang tinggi dan hasil yang lebih rendah, setidaknya pada permulaan. Di
beberapa negara, terdapat pula permintaan pasar atas berbagai produk dari lahan
pertanian konvensional yang diubah menjadi produksi organik tetapi belum
mendapatkan sertifikasi. Berbagai produk ini terkadang dapat ditemukan
menggunakan label “dalam transisi menuju organik”. Guna mengurangi biaya
dan memiliki sistem pendukung bersama yang akan meningkatkan produksi dan
kepatuhan terhadap berbagai standar yang ada, sekelompok produsen dapat
bergabung bersama-sama dan menciptakan sistem kontrol internal mereka
sendiri. Untuk melakukan hal ini, sangatlah penting bahwa pihak produsen dapat
mempercayai dan bekerja sama satu sama lain, karena mereka akan saling
tergantung satu sama lain.
Perubahan ke sistem pertanian organik akan lebih mudah dilakukan atau lebih
menguntungkan bagi para produsen tergantung pada apakah mereka:
! Menggunakan pupuk organik dan berbagai bahan lain yang diperbolehkan
atau menggunakan produk kimia pertanian secara intensif.
! Memiliki lahan sendiri.
! Memiliki akses terhadap tenaga kerja (karena produksi organik seringkali
membutuhkan banyak tenaga kerja).
Petugas Sertifikasi menanyakan berbagai pertanyaan dan melakukan pemeriksaan atas lahan
pertanian
30
Internasional
! Federasi Internasional Gerakan Pertanian Organik (Federation of Organic
Agriculture Movements atau IFOAM): www.ifoam.org
e-mail: headoffice@ifoam.org Tel.: +49 228 926 5010
Pemasaran
! Pelayanan Perdagangan Organik (Organic Trade Services - United Kingdom)
www.organikts.com
e-mail: info@organicTS.com Tel.: +44 797 410 3109
Pusat Penelitian
! FIBL - Switzerland
www.fibl.org/english/index.php
e-mail: info.suisse@fibl.org Tel.: +41 628 657 272
31
Persyaratan Utama?
peraturan lingkungan yang ditetapkan secara nasional. Tetapi, standar ini tidak
menyebutkan secara spesifik tingkat pencapaian target kinerja yang harus
dicapai.
Sertifikasi ISO 14001 diberikan oleh badan sertifikasi pemerintah atau swasta
sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Di beberapa bagian di dunia,
badan akreditasi nasional memberikan akreditasi kepada badan sertifikasi yang
akan memberikan sertifikasi ISO. Dalam banyak kasus, pihak produsen
diwajibkan membayar seorang konsultan untuk membantu proses persiapan dan
membuat perencanaan manajemen lingkungan.
Internasional :
Organisasi Standarisasi Internasional (International Organization for
Standardization atau ISO) : www.iso.org
Dana perdagangan yang adil membantu pembangunan fasilitas perpustakaan dan arena
bermain bagi anak-anak.
35
Persyaratan utama?
Bagi sektor perkebunan, terdapat beberapa persyaratan yang terkait dengan hak-
hak para pekerja: perlakuan terhadap para pekerja, kebebasan untuk berserikat
dan melakukan kesepakatan kerja bersama, perumahan para karyawan dan
fasilitas sanitasi, kesehatan dan keselamatan para pekerja, serta tidak adanya
buruh anak-anak dan kerja paksa. Selain itu, pihak produsen diwajibkan untuk
mematuhi undang-undang lingkungan dan sosial yang berlaku di negara
produsen dan menunjukkan peningkatan yang berkelanjutan melalui kegiatan
pemeriksaan tahunan (audit).
Sertifikasi perdagangan yang adil dari FLO dapat diperoleh oleh sekelompok
produsen yang tergabung dalam koperasi, kelompok petani, atau oleh pertanian
besar dengan tenaga kerja yang terorganisir. Auditor setempat akan memeriksa
lahan pertanian dan lembaga sertifikasi Flo-Cert Ltd akan memutuskan apakah
akan memberikan sertifikasi kepada asosiasi produsen tersebut atau tidak.
Hambatan utama dalam sebuah sistem perdagangan yang adil adalah bahwa
sekelompok produsen hanya dapat disertifikasi jika pihak FLO menemukan
adanya pasar bagi produk mereka yang diberi label perdagangan yang adil.
Dalam rangka memasuki sistem perdagangan yang adil, langkah pertama yang
penting adalah untuk menanyakan FLO dan berbagai importir mengenai prospek
pasar atas produk mereka. Hambatan yang lain adalah ketika suatu asosiasi
produsen atau suatu perkebunan telah menerima sertifikasi, maka tidak terdapat
jaminan bahwa semua produksi mereka ini akan dijual dan dipasarkan sebagai
“Perdagangan Adil”
Internasional :
! FLO International, Bonn, Germany:
www.fairtrade.net
e-mail : info@fairtrade.net Tel.: +49 228 949 230
SERTIFIKASI SA8000
SA8000 adalah sebuah program sertifikasi swasta sukarela yang telah disusun
oleh organisasi non-pemerintah Social Accountability International (SAI) yang
bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih baik. Standar SA8000
adalah berdasarkan pada berbagai norma internasional yang berlaku di tempat
kerja termasuk yang berhubungan dengan keadilan sosial, hak-hak para pekerja
dan kondisi kerja. Beberapa perusahaan besar yang mengekspor pisang, nenas,
tembakau, minuman anggur, buah kaleng dan bubuk kopi telah mendapatkan
sertifikasi SA8000. Pada bulan Desember 2006 terdapat hampir 500 fasilitas yang
telah mendapatkan sertifikasi SA8000 di Asia (dimana 190 diantaranya terdapat
di India, 140 di Republik Rakyat Cina, dan 58 di Pakistan).
Persyaratan utama?
Sertifikasi SA8000 adalah salah satu dari standar mengenai tempat kerja yang
paling lengkap yang memuat hak-hak para pekerja secara internasional. Standar
ini pada umumnya bermanfaat bagi perusahaan besar yang bergerak di bidang
industri pertanian terutama pada kegiatan hubungan masyarakat mereka. Standar
SA8000 dapat membantu peningkatan produktivitas dan kualitas serta dapat
membantu rekrutmen dan mempertahankan para pekerja. Walaupun standar ini
lebih umum ditemukan pada berbagai industri lain, tetapi standar SA8000 agak
lamban diadopsi oleh industri pertanian karena sangat sulit untuk diterapkan
pada situasi produksi musiman.
39
Demikian juga yang terjadi di pasar Asia, terdapat persyaratan keamanan pangan
minimum yang harus disertifikasi yang disyaratkan oleh jaringan supermarket
lokal atau usaha pemrosesan pertanian setempat. Kelompok pelanggan ini juga
akan meminta adanya persyaratan kualitas tambahan agar mereka bersedia
membeli produk produsen tersebut. Baik di wilayah Asia dan pasar internasional,
para petani dan produsen bahan pangan akan semakin diminta untuk
mendapatkan sertifikasi mengenai standar keamanan pangan.
Bab ini akan membahas mengenai berbagai jenis standar sukarela mengenai
keamanan pangan dan praktek produksi yang baik. Berbagai standar ini dimulai
dengan standar praktek pertanian yang baik (good agricultural practices atau
GAP). Berbagai standar ini adalah relevan bagi para petani karena mencakup
proses produksi pertanian, dari mulai masuknya bibit hingga keluar lahan
pertanian. Hal ini menyebabkan terbentuknya GLOBALGAP, sebuah standar
sukarela yang disyaratkan oleh banyak jaringan supermarket di Eropa, serta
terdapat pula standar GAP baik di tingkat nasional dan regional yang saat ini
beroperasi di Asia. Bab ini selanjutnya akan memberikan penjelasan mengenai
41
standar yang terkait dengan standar produksi yang baik (GMP). Berbagai standar
ini pada umumnya dapat diterapkan pada berbagai perusahaan yang melakukan
proses produksi pertanian guna menghasilkan bahan pangan.
Yang dimaksud dengan Praktek Pertanian yang baik adalah ”berbagai praktek
yang menjawab kesinambungan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial atas
berbagai proses pertanian, dan menghasilkan produk pangan dan non-pangan
yang aman dan berkualitas” (FAO 2003).
Berbagai kode etik, program atau standar GAP dibentuk sebagai jawaban atas
semakin meningkatnya kekhawatiran di seluruh dunia mengenai kualitas dan
keamanan pangan. Tujuan yang diutarakan berbeda satu sama lain, mulai dari
pemenuhan persyaratan peraturan perdagangan dan peraturan pemerintah,
terutama yang berhubungan dengan keamanan dan kualitas pangan, hingga yang
berhubungan dengan ceruk pasar tertentu. Tujuan yang hendak dicapai juga
beraneka ragam mulai dari guna memastikan aspek keamanan dan kualitas
produksi pertanian dalam rantai makanan; mendapatkan keuntungan di pasar
baru dengan jalan melakukan modifikasi terhadap tata kelola rantai pasokan;
meningkatkan penggunaan sumber daya alam, peningkatan kesehatan para
pekerja dan kondisi kerja sampai pada menciptakan kesempatan pasar yang baru
bagi para petani dan eksportir di berbagai negara berkembang.
Berbagai manfaat dapat kita peroleh dari penerapan kode etik, standar dan
peraturan GAP, antara lain peningkatan aspek kualitas dan keamanan produk
pangan; fasilitasi akses pasar dan pengurangan resiko ketidakpatuhan yang
berhubungan dengan penggunaan pestisida yang diijinkan, MRLs dan berbagai
resiko kontaminasi lainnya. Berbagai tantangan utama yang berhubungan
dengan penerapan GAP mencakup peningkatan biaya produksi, praktek
pembukuan, uji residu dan sertifikasi serta ketidaklengkapan akses terhadap
informasi dan layanan pendukung.
GLOBALGAP hingga saat ini telah menyusun standar GAP bagi buah-buahan dan
sayur-sayuran, tanaman silang, bunga dan tanaman hias, kopi hijau, teh, binatang
babi, binatang unggas, sapi dan domba, produk susu dan hasil tambak (salmon).
Cakupan produk yang lain saat ini sedang dikembangkan (silahkan melihat pada
situs Internet mereka).
Persyaratan utama?
fleksibel terkait dengan praktek lapangan seperti misalnya fumigasi tanah dan
penggunaan pupuk. Terdapat peraturan ketat mengenai penyimpanan pestisida
dan ambang batas residu pestisida. Selain itu, sangat penting untuk mencatat dan
membuktikan bagaimana sebuah produk pertanian dihasilkan, sehingga berbagai
catatan praktek pertanian yang lengkap haruslah disimpan.
Baik para produsen individu dan kelompok produsen dapat mendaftar guna
mendapatkan sertifikasi ini, dimana biaya yang dibutuhkan sangat tergantung
pada lembaga sertifikasi yang dipilih dan waktu yang dihabiskan untuk
melakukan proses inspeksi.
Selain dari biaya sertifikasi yang dikenakan oleh lembaga sertifikasi, pihak
produsen juga diwajibkan untuk membayar biaya pendaftaran produsen tahunan
guna tetap dapat mempergunakan sertifikasi tersebut.
Tidak terdapat premi khusus harga atau label produk yang berhubungan dengan
GLOBALGAP, karena standar ini adalah standar minimum yang terfokus pada
hubungan antar badan usaha.
Internasional :
Stakeholder Liaison
GLOBALG.A.P. c/o FoodPLUS GmbH
www.globalgap.org
e-mail: info@foodplus.org Tel.: +49 221 579 9325
4.1.2.2 ASEANGAP
Hambatan utama dari ASEANGAP adalah bahwa standar ini hanya mencakup
buah-buahan dan sayuran segar. Standar ini tidak mencakup berbagai produk
yang memiliki resiko tinggi terhadap keamanan pangan seperti potongan yang
segar. Standar ini masih terhitung sebagai standar baru dalam konteks regional
dan internasional. ASEANGAP bukanlah merupakan standar bagi sertifikasi
terhadap produk organik atau produk yang bebas dari GMO.
Terdapat tiga aspek utama yang akan dievaluasi oleh SALM, yaitu:
! Tata lingkungan dari lahan pertanian
! Verifikasi atas praktek pertanian
! Keamanan berbagai produk pertanian
Dibawah tiga aspek ini terdapat 21 buah elemen yang harus dievaluasi, yang
mana catatan 17 diantaranya harus dapat dipertahankan. Informasi yang tersedia
bagi lahan pertanian yang telah mendapatkan sertifikasi SALM mencakup
penggunaan lahan, jenis tanah, sumber dan kualitas air irigasi, penyiapan lahan
mencakup fumigasi tanah, program pemupukan, teknik panen dan transportasi
lapangan, perawatan paska panen dan pembungkusan serta pembuangan limbah
pertanian.
Seiring dengan manajemen, audit dan sertifikasi yang diberikan oleh Departemen
Pertanian, masih terdapat ketidaktransparan. Skema SALM juga tidak menerima
pengakuan yang setara dengan yang dimiliki oleh berbagai negara lain atau
standar swasta, walaupun pembandingan dengan GLOBALGAP, yang akan
dimulai pada bulan September 2007 akan merubah situasi ini.
Sebagai jawaban atas adanya persyaratan kualitas dan keamanan baik di pasar
ekspor maupun domestik, pihak Pemerintah Thailand telah mengambil berbagai
langkah penting dalam rangka pengembangan, pengenalan dan pelaksanaan
program kualitas dan keamanan yang diberi nama Program Sertifikasi “Q”.
Skema “Q” dibuat guna memberikan sertifikasi atas tiap tahap dari aspek
keamanan produksi pangan dengan adanya logo “Q” yang ditempelkan pada
semua produk pertanian (tumbuhan, hewan ternak dan perikanan). Departemen
Pertanian mengeluarkan beberapa sertifikat, diantaranya, Q GAP, Q Packing
house dan Q Shop. Sebuah sistem manajemen kualitas yang disebut dengan
Praktek Pertanian yang baik atau Good Agricultural Practice (GAP) bagi produksi
di lahan pertanian disusun dengan melakukan modifikasi atas konsep dari
berbagai standar internasional yang memiliki 3 tingkatan sertifikasi. Level 1
adalah aman dari residu pestisida; Level 2 adalah aman dari residu pestisida dan
hama; sedangkan Level 3 adalah aman dari residu pestisida, hama dan memiliki
kualitas yang tinggi
Skema ini bersifat sukarela dan diurus oleh pihak pemerintah. Biro Nasional bagi
Komoditas Pertanian dan Standar Pangan (National Bureau of Agricultural
Commodity and Food Standards atau ACFS) akan bertindak sebagai badan
sertifikasi, sedangkan Departemen Pertanian menjalankan fungsi sertifikasi dan
pelaksanaan. Para petani memasukkan formulir pendaftaran dan berbagai
dokumen yang relevan ke kantor setempat dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pertanian atau Agricultural Research and Development (ARD)
yang akan melaksanakan inspeksi. Pihak petani akan diberitahu mengenai hasil
dari inspeksi ini dan diberi waktu beberapa hari untuk memberikan penjelasan
bagaimana tindakan pencegahan akan diambil.
Saat ini, sertifikasi Q GAP tidak dikenakan biaya apa pun. Skema ini diaudit dan
disertifikasi oleh Departemen Pertanian. Sistem dan lambang sertifikasi tidak
memiliki perbandingan pada skala internasional. Guna menciptakan sebuah
standar yang dapat dibandingkan secara internasional, pihak Kamar Dagang dan
Industri Thailand bekerjasama dengan pihak Pemerintah Thailand telah mulai
mengembangkan ThaiGAP. Pada saat buku petunjuk ini diterbitkan, kerjasama
antara para pemangku kepentingan Thailand dan GLOBALGAP terhadap
ThaiGAP baru saja dimulai. Direncanakan bahwa ThaiGAP akan dapat
dibandingkan dengan GLOBALGAP pada akhir tahun 2008.
52
Prakarsa Pertanian yang Baik di Jepang atau The Japan Good Agricultural
Initiative (JGAI) dibentuk oleh sekelompok produsen Jepang pada bulan April
2005, guna membentuk sebuah sistem yang dapat menjamin aspek keamanan
produk pertanian dengan cara menyusun sebuah standar umum atas praktek
pertanian yang baik di Jepang yang diberi nama JGAP. Pihak Kementerian
Pertanian Jepang mengumumkan di bulan Juni 2006 bahwa JGAP akan menjadi
standar nasional, yang berarti bahwa beberapa pengecer swasta dan skema GAP
yang digunakan oleh pihak kementerian saat ini akan berada dalam satu naungan.
Diputuskan pula untuk dapat membandingkan JGAP terhadap GLOBALGAP
guna meningkatkan pengakuan atas skema ini oleh para pengecer di dalam negeri
dan di luar negeri. Proses pembandingan dengan GLOBALGAP ini berhasil
diselesaikan pada bulan Agustus 2007.
53
JGAP ditangani oleh sebuah komite pengarah yang memiliki kewenangan penuh
untuk memberikan arahan kebijakan dari JGAP. Komite pengarah ini memiliki
komite teknis yang bertugas menyusun standar dan peraturan umum serta sebuah
dewan yang mewakili kelompok pemangku kepentingan yang luas seperti para
pemasok dan pengecer.
Pihak Pemerintah Cina telah membentuk sebuah sistem produk pertanian dan
sertifikasi dalam rantai makanan dan menyusun dua buah program GAP guna
mengenalkan sertifikasi pertanian. Kedua program GAP ini ditujukan guna
merangsang sektor pertanian, mengurangi berbagai resiko yang berhubungan
dengan keamanan pangan, melakukan koordinasi atas berbagai sektor dari rantai
pasokan produk pertanian dan merangsang penyusunan standar internasional
praktek pertanian yang baik dan sertifikasi yang sesuai serta kegiatan akreditasi.
Pihak Kementerian Pertanian telah menyusun standar Produk Pangan Hijau guna
menyusun praktek pertanian yang baik bagi pasar nasional Cina dimana
ChinaGAP tengah disusun bersama oleh Pemerintah Cina dan GLOBALGAP
guna kepentingan pasar internasional. Sebuah nota kesepahaman telah
ditandatangani oleh pihak GLOBALGAP di bulan April 2006 guna memulai
prosedur perbandingan formal.
Persyaratan utama
Pada saat buku petunjuk ini diterbitkan, pihak Otoritas Pengembangan Ekspor
Produk Pangan Olahan dan Pertanian India atau Agricultural and Processed Food
Products Export Development Authority of India telah memulai pengembangan
standar yang diberi nama IndiaGAP. Salah satu tujuan dari standar ini adalah
untuk mendapatkan pengakuan persamaan dari GLOBALGAP guna membantu
membuka pasar Eropa bagi ekspor produk pertanian dari India.
Pada tahun 2002 beberapa perusahaan eceran Jerman membuat sebuah standar
umum yang disebut dengan International Food Standard (IFS) bagi sistem
manajemen keamanan pangan. Pada tahun 2003 perusahaan eceran makanan
(dan pedagang grosir) di Perancis memutuskan untuk bergabung dengan
Kelompok Kerja IFS dan memberikan sumbangan dalam pengembangan versi
masa kini dari dokumen normatif yang ada. Standar IFS ini dirancang sebagai
perangkat yang seragam guna memastikan aspek keamanan pangan dan
memantau tingkat kualitas dari produsen produk pangan yang menggunakan
merek took. Standar ini dapat diterapkan pada semua tahap pemrosesan makanan
setelah produksi pertanian mereka.
Sertifikasi IFS adalah sertifikasi khusus pada lokasi, yang artinya bahwa ruang
lingkup audit terbatas hanya pada lokasi dimana audit berlangsung, tetapi semua
jenis produk yang diproduksi di lokasi ini haruslah turut diperhitungkan.
Frekuensi pemeriksaan ulang adalah sekali dalam satu tahun. Bagi sertifikasi
“pada tingkatan yang lebih tinggi” yang telah mendapatkan konfirmasi dua kali
dan bukan produk musiman, maka frekuensi pemeriksaan ulangnya akan
dikurangi menjadi 18 bulan. Biaya sertifikasi ini bervariasi yang ditentukan oleh
lembaga sertifikasi, tetapi biaya rata-rata adalah US$ 2.000 untuk audit lokasi
selama 1,5 hari.
Hanya terdapat beberapa pemasok yang telah mendapatkan sertifikasi IFS di Asia,
tetapi karena penggunaan standar di Eropa semakin meningkat dan lembaga
sertifikasi IFS yang telah diakreditasi di Asia semakin meningkat, terdapat
kesempatan besar bagi para eksportir untuk meningkatkan daya saing mereka di
58
Kode etik Produk Pangan yang Aman dan Berkualitas atau Safe Quality Food
(SQF) disusun oleh Departemen Pertanian Negara Bagian Australia Barat pada
tahun 1996. Pada tahun 2003 kepemilikan dari standar ini berpindah ke Food
Marketing Institute (FMI) di Amerika Serikat dan saat ini kode etik SQF diatur oleh
SQF Institute yang didirikan dibawah FMI.
Program SQF adalah sebuah protokol terintegrasi sukarela atas keamanan pangan
dan manajemen kualitas yang dirancang bagi industri pangan dan dapat
diterapkan pada semua lini dari rantai pasokan pangan. Kode etik ini didasarkan
pada Codex Alimentarius HACCP Guidelines. Dua buah program sertifikasi telah
dibentuk untuk berbagai jenis pemasok produk pangan, yaitu:
! SQF 1000: Yang khusus ditujukan bagi produsen utama guna menjawab
berbagai permasalahan utama yang mereka rasakan (produksi di lahan
pertanian, panen, persiapan dari produk utama).
! SQF 2000: Yang khusus ditujukan bagi industri pangan guna menjawab
berbagai permasalahan utama yang mereka rasakan (bahan mentah dan
bahan baku, produk pangan yang telah diproses atau disiapkan terlebih
dahulu, minuman atau pelayanan).
Hanya auditor SQF yang telah terdaftar dan bekerja pada lembaga sertifikasi yang
telah memiliki ijin yang sah saja yang dapat melakukan sertifikasi SQF. Sesudah
berhasil mencapai Tingkat 1, seorang pemasok akan dimasukkan ke dalam daftar
SQF yang dapat dilihat di situs internet SQF.
Sertifikasi SQF memberikan banyak manfaat dan nilai tambah bagi para pemasok.
Dengan mengikuti salah satu standar internasional, SQF mengurangi perlunya
dilakukan audit berulang kali guna menyesuaikan dengan berbagai standar yang
berbeda, dan memberikan kesempatan kepada para pemasok untuk mengalihkan
sumber daya yang dimiliki untuk berbagai audit yang dibutuhkan dalam berbagai
skema sertifikasi. SQF adalah sebuah inisiatif antar dunia usaha, dan terutama
dirancang bagi para produsen yang menjual kepada para manufaktur produk
pangan, sehingga tidak terdapat label merek produk.
60
Standar BRC adalah sebuah standar sukarela swasta yang disusun oleh the British
Retail Consortium (BRC). Standar ini disusun guna melindungi kesehatan
konsumen dan membuat para perusahaan pengecer di Inggris untuk dapat
mematuhi Undang-Undang Keamanan Pangan (United Kingdom Food Safety
Act). Sehingga, standar BRC ini dapat dianggap sebagai sebuah perangkat bagi
para pengecer untuk memiliki dasar yang sama bagi proses audit yang dilakukan
terhadap para pemasok produk pangan mereka. Penggunaan dari standar ini
membutuhkan pula adopsi dan pelaksanaan berbagai prinsip HACCP,
pembuatan sistem manajemen kualitas yang terdokumentasi dan efektif serta
pengawasan atas lingkungan kerja, produk, proses dan personil. Standar ini
dapat diterapkan oleh perusahaan pemasok produk pangan apa pun.
Penerapan dari standar BRC ini membutuhkan sertifikasi yang dilakukan oleh
pihak ketiga. Berbagai produk yang telah disertifikasi memiliki perbedaan karena
dilengkapi dengan logo BRC.
www.fao.org/es/esc/en/20953/21020/highlight_ 35950en.html
62
5. SERTIFIKASI BAGI
KUALITAS KANDUNGAN PANGAN
Indikasi geografis adalah sebuah standar swasta yang telah terdaftar oleh
kelompok produsen atau lembaga pemerintah yang berwenang melalui lembaga
nasional yang bertanggung jawab terhadap hak atas kekayaan intelektual. GI
adalah sebuah segel kualitas yang membantu mempromosikan ilmu
pengetahuan, tradisi, keanekaragaman dan kualitas atas bahan mentah dan
produk pangan yang telah diproses. GI membedakan antara produk satu dengan
yang lain sesuai dengan karakteristik kualitas tertentu yang terkait dengan
wilayah asal produk tersebut. Pada umumnya berbagai karakteristik ini telah
dikenal oleh para konsumen di tingkat lokal, nasional atau bahkan di tingkat
internasional. GI memberikan perlindungan hukum terhadap nama sebuah
produk yang berhubungan dengan daerah tertentu dan mencegah penggunaan
tidak sah dari beberapa indikasi geografis pada label produk yang berasal dari
wilayah lain. Hal ini dipandang sebagai perangkat pemasaran yang sesuai bagi
perdagangan atas produk berciri lokal di tingkat regional dan internasional.
Berbagai contoh dari GI yang telah ada di wilayah Asia adalah Buah Binh Thuan
Dragon dan Saus Ikan Phu Quoc dari Vietnam, Kopi Doi Tung dari Thailand, dan
Teh Longjing dari Cina. Banyak negara Asia yang memiliki berbagai produk
pangan dan pertanian yang dapat mengambil manfaat dari perlindungan dan
promosi yang diberikan oleh GI, sebagai contoh Teh Darjeeling dari India atau
Kopi Bali dari Indonesia.
63
www.ecap-project.org/activitiesevents/at_regional_level/eu_asean_seminar_
on_the_ protection_and_promotion_of_geographical_indications_gis.html
Halal berasal dari bahasa Arab yang berarti telah sah. Hal ini berhubungan
dengan berbagai hal atau tindakan yang diperbolehkan oleh hukum Islam. Ketika
dihubungkan dengan makanan, hal ini biasanya digunakan untuk menyebutkan
sesuatu yang boleh dimakan, diminum atau digunakan oleh seorang muslim.
Lawan dari halal adalah haram, yang berasal dari bahasa Arab yang berarti tidak
diperbolehkan oleh hukum atau dilarang. Bagi para produsen dan pedagang, hal
ini berarti memastikan bahwa semua bahan baku, peralatan, mesin dan tenaga
kerja yang digunakan dalam proses produksi, pemrosesan, penyimpanan dan
rantai distribusi dari produk telah dipisahkan dari segala sesuatu yang dianggap
haram. Proses ini mencakup produksi produk pangan dan non-pangan, seperti
obat-obatan dan kosmetik. Sertifikasi halal kini menjadi semakin penting dalam
hal pemasaran produk pertanian di Asia, dimana nilai perdagangan pangan bagi
produk pangan halal diestimasikan mencapai US$150 miliar. Bagi banyak kaum
muslimin yang bepergian ke luar negeri atau tinggal di negara yang tergantung
pada makanan impor, maka logo halal menjadi tanda kualitas yang dapat
dipercaya dalam hal melakukan pembelian produk pangan yang telah
memperoleh sertifikasi sesuai dengan hukum Islam. Terdapat bukti adanya
peningkatan penjualan bagi outlet distribusi dan rumah makan yang telah
memperoleh sertifikat halal. Sehingga logo halal dianggap oleh para pemangku
kepentingan sebagai perangkat pemasaran guna menjangkau para konsumen
Muslim.
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh para peserta dalam pasar jenis ini adalah
berkaitan dengan pihak yang berwenang dan masalah penegakan peraturan.
Persyaratan Halal berbeda dari satu negara dengan negara lainnya, tetapi
sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Malaysia semakin menjadi acuan
internasional bagi penerapan praktek yang Islami. “Sertifikat Halal” diberikan
oleh lembaga Islam yang telah terdaftar kepada berbagai fasilitas yang telah
diperiksa, didaftarkan dan diawasi oleh inspektur resmi. Biaya sertifikasi dapat
65
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh para peserta dalam pasar jenis ini adalah
berkaitan dengan pihak yang berwenang dan masalah penegakan peraturan.
Sektor perikanan darat memiliki banyak fitur umum yang mirip dengan produksi
pertanian dan peternakan (tidak seperti sektor perikanan tangkap) sehingga
menghadapi tantangan yang sama dengan berbagai produk pertanian yang lain
dalam hal pengawasan kualitas dan akses terhadap pasar ekspor. Semakin
meningkatnya permintaan oleh pihak pedagang pengecer dan konsumen akan
aspek keamanan dari produk perikanan darat yang mungkin timbul dari praktek
produksi semakin mendorong sektor ini untuk mencari mekanisme yang sesuai
guna meyakinkan pihak konsumen dan pembeli. Berbagai permasalahan
lingkungan dan sosial dalam berbagai sistem produksi perikanan darat, yang tidak
memiliki kaitan dengan aspek keamanan pangan, juga telah meningkatkan
kepedulian publik yang pada gilirannya membuat pihak pembeli meminta
adanya jaminan yang lebih besar terhadap proses produksi yang lebih
bertanggung jawab. Hal ini mendorong meningkatnya permintaan atas sertifikasi
terhadap beberapa produk perikanan darat, sebuah fenomena yang semakin
meningkat. Dengan semakin banyaknya negara di Asia yang memberikan
perhatian lebih besar terhadap aspek keamanan pangan, terdapat juga
peningkatan jumlah sistem sertifikasi produk, panduan “praktek perikanan darat
yang baik”, kode etik, dan berbagai mekanisme lain atau skema yang bertujuan
untuk memberikan dasar bagi produksi makanan laut yang aman dan
berkesinambungan. Peningkatan jumlah ini dapat menjadi kontra-produktif
karena akan membingungkan pihak pembeli atau konsumen dan
kesalahpahaman publik mengenai apa yang dijamin oleh berbagai skema
67
Sertifikasi atas produk perikanan darat pada dasarnya masih dalam tahap awal.
Pada saat penerbitan buku petunjuk ini, menjawab permintaan yang dibuat oleh
the Committee on Fisheries Sub-Committee on Aquaculture (COFI/AQ), FAO
dan the Network of Aquaculture Centres in Asia-Pacific (NACA) telah memulai
sebuah proses pengembangan sebuah panduan bagi sertifikasi perikanan darat
guna memungkinkan adanya skema sertifikasi guna menunjukkan tingkat
konsistensi yang wajar dan memastikan bahwa sertifikasi perikanan darat dapat
dilakukan dalam kerangka yang dapat dipercaya. Berbagai panduan ini ditujukan
guna memastikan bahwa semua produsen perikanan darat baik dari negara maju
maupun negara berkembang dan perikanan darat skala kecil maupun besar dapat
mengambil manfaat yang sama dari berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh
sertifikasi perikanan darat dan tidak merugikan para produsen skala kecil.