Anda di halaman 1dari 8

Tugas Biofarmasetika Terapan

Nama : Meisi Suwantika


NIM : I4041172016
Dosen : Andhi Fahrurroji, M.Sc., Apt

No. Parameter Uraian


1.
Kelas Terapi Sistem Kardiosvaskuler
2.
Golongan Obat Angiotensin II receptor blocker
3.
Obat generik/zat aktif Irbesartan
Avapro®, Avalide® (kombinasi), Aprovel, Coaprovel,
4.
Nama Dagang Fritens, Irbedox Iretensa, Irtan, Irtan plus, Irvask, Irvell,
Norten
5. Sifat Fisikomia

Struktur
Kimia

2-Butyl-3 - [[2'(1H-tetrazol-5-il) [1,1'-


Nama Kimia bifenil] -4-il] metil] -1,3-diazaspiro
[4.4] non-1- en-4-one

Rumus C25H28N6O
Molekul

Berat 428,53 g/mol


Molekul

Serbuk atau butiran, putih atau putih


Pemerian kuning gading, tidak berbau atau
hampir tidak berbau, higroskopik.

Titik Lebur 180-181℃

Baik disimpan pada suhu ruangan,


Wadah dan
jauhkan dari cahaya langsung dan
Penyimpanan
tempat yang lembab.

(Depkes RI, 1995).


Irbesartan menghambat terbentuknya ikatan antara
senyawa angiotensin II dengan reseptor angiotensin yang
6. Aspek Biofarmasetika
berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Dengan
Sediaan
terhambatnya reseptor angiotensin tersebut, maka
tekanan darah dapat berkurang. (Mohamed AA,2013)
7.
Bentuk Sediaan Tablet
No Nama Bahan Fungsi Konsentrasi
1. Irbesartan Zat aktif 150 mg
2. Poloxamer 188 Surfaktan
3. Polacrilin Resin 8 mg
potassium penukar ion
8.
Desain Formula 4. Manitol Pengisi 26 mg
5. PVP K30 Pengikat 10 mg
6. Magnesium Lubrikan 4 mg
stearate
7. Talc Lubrikan 2mg
(Pharmar K dkk,2017)
9.
Alasan Pemilihan Desain
1. Magnesium Stearat : Untuk mengurangi gesekan
atau friksi yang terjadi antara permukaan tablet
dengan dinding die selama proses pengempaan
10.
Alasan Pemilihan Bahan tablet. Untuk mengurangi sticking dan caping.
2. Talkum : Untuk mengurangi gesekan atau friksi yang
terjadi antara permukaan tablet dengan dinding die
selama proses pengempaan tablet.
Penggunaan Irbesartan harus dikonsultasikan terlebih
3.
Cara Penggunaan dahulu dengan Dokter sebelum digunakan. Irbesartan
dapat diminum sebelum maupun sesudah makan.
4. Simpan pada suhu kamar, terlindungi dari cahaya dan
Penyimpanan kelembaban. (Depkes RI, 1995).

5. Aspek farmakodinamik 1. Hipertensi


a. Indikasi Dosis awal 150 mg sehari sekali, jika perlu dapat
ditingkatkan hingga 300 mg sehari sekali.
2. Pertimbangan Dosis
Pada pasien hemodialisis atau usia lanjut lebih dari 75
tahun, dosis awal 75 mg/hari dapat digunakan. Hipertensi
pada pasien diabetes mellitus tipe II, dosis awal 150 mg
sehari sekali dan dapat ditingkatkan hingga 300 mg sehari
sekali sebagai dosis penunjang untuk pengobatan
penyakit ginjal, pada pasien hemodialisis atau lansia di
atas 75 tahun, dosis awal 75 mg sehari sekali.
3. Penyesuaian Dosis
Sesuaikan dosis dengan interval sekitar setiap bulan
(lebih agresif pada pasien berisiko tinggi) untuk
mencapai control BP. Pada orang dewasa dengan
penurunan volume intravaskular, dosis awal yang biasa
adalah 75 mg sekali sehari.
(Goodman,2011)
Mual, muntah, lelah, nyeri pada otot; tidak terlalu sering:
diare, dispepsia, kemerahan, takikardia, batuk, disfungsi
seksual. Jarang: ruam, urtikaria; sangat jarang: sakit
b. Efek Samping
kepala, mialgia, arthalgia, telinga berdenging, gangguan
pencecap, hepatitis, disfungsi ginjal.
(Goodman,2011)
Deplesi volume intravaskular, hipertensi renovaskular,
gangguan fungsi ginjal dan transplantasi ginjal,
c. Perhatian hipertensi pada pasien diabetes mellitus tipe II dengan
gangguan ginjal, hiperkalemia.
(Goodman,2011)
- Hipersensitif terhadap Irbesartan
- Kehamilan trimester ke 2 dan ke 3.
d. Kontraindikasi
- Ibu menyusui.
(Goodman,2011)
e. Pencegahan Terhadap
Keracunan/Penanganan Hubungi dokter dan segera berhenti minum obatnya.
Keracunan

6. Farmakokinetika 1.ABSORPSI
Bioavailabilitas
Konsentrasi plasma puncak umumnya dicapai 1,5-2 jam
setelah dosis oral. Absolute bioavailabilitas sekitar 60-80%.
Onset
Efek antihipertensi terbukti dalam waktu 2 minggu, dengan
maksimum pengurangan BP setelah 2-4 minggu.
Makanan
Makanan tidak mempengaruhi bioavailabilitas
2.DISTRIBUSI
Melewati plasenta dan didistribusikan janin pada hewan.
Melintasi sawar darah-otak dengan buruk, jika sama sekali
pada hewan.
Didistribusikan ke dalam susu pada tikus; Tidak diketahui
apakah didistribusikan ke susu manusia,
Protein Plasma Binding
90% (terutama albumin dan α1-acid glycoprotein)
3.METABOLISME
Mengalami metabolisme hepatik dengan glukuronida
konjugasi dan oksidasi (terutama oleh CYP2C9) untuk
metabolites tidak aktif.
4.ELIMINASI
Rute Eliminasi
Dieliminasi dalam urin dan feses (melalui empedu) .
Half life (Waktu paruh)
Eliminasi terminal paruh: 11-15 jam.
Populasi Khusus
Tidak eliminasi oleh hemodialysis. Farmakokinetik tidak
substansial diubah oleh hemodialisis atau gangguan ginjal.
(Drug Bank, 2013)
Irbesartan merupakan antagonis reseptor AT1 yang
kompetitif dan selektif, yang memiliki afinitas lebih besar (>
8500 kali ) terhadap reseptor AT1 dibandingkan dengan
reseptor AT2. Irbesartan diperkirakan bekerja dengan
menghambat semua aksi angiotensi-II yang diperantarai
melalui reseptor AT1, tanpa memperhatikan sumber dan
mekanisme pembentukan angiotensi-II. Antagonisme
selektif terhadap reseptor angiotensi-II (AT1) ini
7. menghasilkan peningkatan renin plasma dan angiotensi-II
Mekanisme Terapi
serta penurunan konsentrasi aldosteron plasma. Kadar
potasium serum tidak dipengaruhi oleh Irbesartan secara
bermakna pada dosis yang direkomendasikan. Irbesartan
tidak menghambat ACE (Khinase-II), enzim yang berperan
dalam pembentukan angiotensi-II dan juga mengubah
bradikinin menjadi metabolit tidak aktif. Aktifitas Irbesartan
tidak memerlukan aktifitas metabolik.
(Drug Bank, 2013)

Makanan Interaksi
Asupan kalium Meningkatkan risiko hiperkalemia
pada beberapa pasien yang
menggunakan angiotensin II
8.
Interaksi Obat-Makanan receptor blocker (ARB)
(Drugs, 2011)

9.
Interaksi Obat-Obat
Obat Interaksi
Pada pasien dengan diabetes tipe 2
dan gangguan ginjal, pemberian
bantuan aliskiren dengan ACE
inhibitor atau angiotensin receptor
Aliskiren
blocker (ARB) telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko efek
samping termasuk komplikasi
ginjal, hiperkalemia, dan hipotensi
Pemberian bersama dari ACE
inhibitor dalam kombinasi dengan
antagonis reseptor angiotensin II
dapat meningkatkan risiko
Kaptopril
hiperkalemia, hipotensi, sinkop,
dan disfungsi ginjal karena efek
aditif atau sinergis pada sistem
renin-angiotensin.
Menurunkan metabolisme in vitro
irbesartan, perubahan
Nifedipine farmakokinetik irbesartan tidak
dipelajari in vivo.

Mungkin menurunkan
Tolbutamide metabolisme irbesartan

Penggunaan bersama angiotensin


II receptor blocker (ARB) dan
garam kalium dapat meningkatkan
risiko hiperkalemia.
Efedrin Penghambatan angiotensin II
menghasilkan penurunan sekresi
aldosteron, yang pada gilirannya
menyebabkan retensi kalium.

(Drugs, 2011)
10.
Interaksi obat- bahan lain -
11. Penyerahan Hanya dapat diperoleh di apotek dengan menggunakan resep
a. Dapatkan dokter karena merupakan golongan obat keras.
12.b. Gunakan Gunakan sesuai dengan petunjuk dokter.

1.Dosis Dewasa untuk Nefropati Diabetik

Dosis awal: 150 mg secara oral sekali sehari dengan atau


tanpa makanan. Dosis rumatan: 150-300 mg secara oral
sekali sehari.
2.Dosis Dewasa untuk Hipertensi

Dosis awal: 150 mg secara oral sekali sehari dengan atau


tanpa makanan. Dosis rumatan: 150-300 mg secara oral
sekali sehari

3.Dosis Anak untuk Hipertensi

6-12 tahun:Dosi awal: 75 mg sekali sehari.Dosis rumatan:


75 mg-150 mg sekali sehari.13-18 tahun:Dosis awal: 150
mg sekali sehari.Dosis rumatan: 150-300 mg sekali sehari.

(Anonim,2010)

Simpan pada suhu kamar, terlindungi dari cahaya dan


13.
1. Simpan kelembaban.
(Depkes RI, 1995).
Obat dibuka dari kemasannya dan isinya dihancurkan
14. terlebih dahulu kemudian dibakar atau dengan
2. Buang
melarutkannya dengan air dan kemudian dibuang
melalui proses pengolahan limbah.
1. Mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau
gemuk

2. Mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to


Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium

3. Diet rendah natrium


15. Terapi Non-Farmakologi
4. Aktifitas fisik

5. Menghindari konsumsi alkohol

6. Mengurangi konsumsi garam

(Depkes RI,2006)
Monitoring tekanan darah, kerusakan target organ:
16. jantung, ginjal, mata, otak , interaksi obat dan efek
Monev
samping obat, kepatuhan/Medication Adherence dan
konseling ke pasien. (Corwin,2005)
17.
Resipien Neonatus Tidak digunakan untuk neonatus.
18. Resipien Dewasa 1.Dosis Dewasa untuk Nefropati Diabetik

Dosis awal: 150 mg secara oral sekali sehari dengan atau


tanpa makanan. Dosis rumatan: 150-300 mg secara oral
sekali sehari.

2.Dosis Dewasa untuk Hipertensi

Dosis awal: 150 mg secara oral sekali sehari dengan atau


tanpa makanan. Dosis rumatan: 150-300 mg secara oral
sekali sehari

(Anonim,2010)

Pada pasien usia lanjut lebih dari 75 tahun, dosis awal 75


mg/hari dapat digunakan.
Tidak ada perbedaan besar dalam keselamatan atau
19. kemanjuran monoterapi irbesartan atau kombinasi tetap
Resipien Lanjut Usia
yang mengandung irbesartan dan hidroklorotiazid relatif
terhadap orang dewasa muda, tetapi meningkatkan
sensitivitas tidak dapat dikesampingkan keluar.
(Schull,2009)
Tidak digunakan untuk ibu hamil dan menyusui.
20. Resipien Ibu Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D
Hamil/Menyusui menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
(Schull,2009)
Tidak dibutuhkan penyesuaian dosis awal.
29. Irbesartan / hydrochlorothiazide kombinasi tetap tidak
Resipien Gagal Ginjal
dianjurkan pada pasien dengan gangguan ginjal berat.
(Schull,2009)
Cek kebenaran deplesi (penipisan) Volume dan / atau garam
sebelum memulai terapi atau memulai terapi dengan
menggunakan dosis awal yang lebih rendah (75 mg sekali
30. Resipien deplesi volume
sehari).Tablet Fixed-kombinasi yang mengandung irbesartan
dan / atau garam
dan hydrochlorothiazide tidak dianjurkan sebagai terapi
awal pada pasien dengan deplesi volume intravascular.
(Schull,2009)
31.
Resipien Masyarakat -
32.
Off Label Drug -
Tidak lebih dari 25% dari waktu kadaluarsa masing-
33.
Beyond Used Date masing bahan atau tidak lebih dari 6 bulan
(Anonim,2000).
34. Precaution Irbesartan harus digunakan dengan hati-hati pada pasien
dengan kondisi yang berikut ini : (Schull,2009)
1. Diabetes (gula darah tinggi)
2. Gagal jantung

3. Penyakit ginjal

4. Ibu menyusui

5. Kardiomiopati hipertrofik obstruktif

6. Stenosis arteri ginjal unilateral atau bilateral

Anonim. 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi


9, 2009/2010. Jakarta: Penerbit Asli (MIMS Pharmacy
Guide).
Anonim, 2000, Pharmaceutical Compounding-Nonsteril
Preparations, USP Cahpter 795 cit. Allen , L.V., 2008, vol
13, No. 4, Secundum Artem, USA.
Corwin, E. 2005. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope
Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia; 1995.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006,
Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Jakarta.
Drugs, 2011, Drug Interaction, (online),
(http://www.drugs.com/ International.html, diakses pada
35. tanggal 18 Mei 2018)
Pustaka
Drug Bank, 2013, Open Data Drug & Drug Target Database,
www.drugbank.ca (diakses pada 10 Mei 2018)
Goodman, Louis S., Laurence L. Brunton, Bruce Chabner,
dan Björn C. Knollmann. Goodman & Gilman's
pharmacological basis of therapeutics. 15th ed. New
York: McGraw-Hill; 2011. 812-20
Mohamed AA. Biopharmaceutical Study On The
Formulation And Stability Of Irbesartan In Different
Dosage Forms. Kairo: Department of Pharmaceutics,
Cairo University.2013.
Pharmar K, Shaikh A, Dalvadi H. Chronomodulated drug
delivery system of Irbesartan: Formulation and
development using Desing of Experiment (DoE). Kairo:
Bulletin of Faculty of Pharmacy, Cairo University.2017.
Schull PD. Drug Handbook. New York: McGraw-Hill
Companies; 2009

Anda mungkin juga menyukai