Tentir Farmakologi Bronkodilator
Tentir Farmakologi Bronkodilator
BISMILLAHIRAHMANIRAHIM
Note penting
Sebelum ke obatnya mari kita bahas terlebih dulu tentang Apa bedanya Bronkodilator & Controllers?
Asthma. Bronkodilator : membesarkan caliber paru. Pemberiannya saat
terjadi serangan Asma untuk buka jalan nafas
Asma berarti “sukar bernapas” . Penyakit asma dikenal karena Controller diberikan pada saat tenang.
adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang disebabkan Kenapa diberikan controller.Orang asma serangannya terjadi
oleh penyempitan saluran napas. mendadak dan tidak diketahui kapan serangan terjadi. Oleh
karena itu dibutuhkan pemberian kortikosteroid sebagai anti
Asma : Penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon inflamasi awal.
dari trachea dan bronkus terhadap bermacam – macam
stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus/ OBAT BRONKODILATOR
bronkhiolus dan sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar –
kelenjar di mukosa bronchus. Bagaimana mekanisme kerja obat asma?
Antagonis Ach -> Antagonis muskarinik
1. OBAT ADRENERGIK
Epinefrin
Adrenergik isoproterenol
Agonis selektif
reseptor β2
Farmakokinetik
Bagaimana cara pemberian ephinephrine yang tepat?
Oral ? Dia tidak dapat mencapai dosis terapi karena dia
akan dirusak oleh enzim COMT & MAO.
Subkutan ? bisa tapi absorpsi lambat karena ada
vasokontriksi local
Intramuskular & Intravena? bisa lebih cepat
Intacardiac ? bisa bila pasien mengalami henti jantung
Indikasi
Syok anafilatik
Asma berat/ status asmatikus -> bronkodilatasi 15
menit (cepat) namun jarang dipakai
Kontraindikasi
Hipertensi -> ada stimulasi reseptor β1 -> ↑TD
DM -> stimulasi glikogenolisis -> ↑Gula darah
Hipertrofi Prostat -> relaksasi detrusor kandung kemih
Efek Samping
Meningkatkan aktivitas β1 sehingga akan terdapat ↑TD dan B. Isoproterenol
palpitasi
Farmakodinamik
Dosis Dia menstimulasi 2 reseptor adrenergic, β1 & β2. Sering
Dewasa : 0,2-0,5 mg -> cara pemberiannya gimana? Kan juga disebut dengan Agonis β non selektif. Ini berarti dia
sediannya 1 ml. karena dalam satu ampul isinya 1ml/mg. yang mengaktivasi efek simpatis yang bekerja pada 2 reseptor
dibutuhkan 0,2-0,5mg. Ambil 0,2-0,5 ml sehingga dosis ini. Efek utamanya berupa relaksasi bronkus, ↑curah
terapinya sama. jantung, hambat pelepasan histamine & mediator
inflamasi lain.
Sediaan
Ampul : 1mg/ml dengan pengenceran 1:1000 Jangan Kebalik
Farmakokinetik
Inhalasi : pengenceran 1:100 Tidak dianjurkan pemberian oral
Epipen (Epinephrin injector) : dosis pemberian dapat diatur.
Mirip dengan insulin injector. Secara subcutan Dosis
(tidak ada dalam slide dr.flori, di GINA juga ga ada, setelah
di searching di google ada tapi gak tau Evidence Based
Medicine/ gak)
Diberikan pada bronkospasme secara IV dosis 0,01-0,02
mg. untuk kondisi yang kurang mendesak dapat diberikan
secara IM/ subcutan dengan dosis awal 0,2mg/ml
Efek Samping
Stimulasi kuat reseptor β : palpitasi, takikardi, aritmia
ventrikel (pada pasien dengan gangguan koroner), angina
(serangan jantung mendadak yang menyebabkan
kematian akibat iskemik otot jantung)
Sediaan
Ampul & Infus
Efek Samping
Takifilaksis / toleransi pada reseptor β2 (dosis bertambah
tapi terapi tetap sama)
Stimulasi β1 minimal : tremor, gugup, khawatir, takikardi,
nyeri kepala. Terutama pada pemberia sistemik
Karena dapat mengaktifkan juga β1 meski minimal tetap
harus hati-hati pada pasien hipertensi, PJK, gagal jantung
kongestif, hipertiroid & Diabetes
Ini berbagai gambar sediaan. Dosis biasanya : 3ddpuff 1 atau 3xsemprot 1 hari
Nebulizer : menebulasi (membuat Microdose Dry powder inhaler : obat bentuk bubuk (karna
uap) dapat diatur dosisnya bila dalam bentuk aerosol dia akan rusak). Lever : tombol
agar dry powdernya masuk ke mulut
Metered Dosis Inhaler :
dapat mengatur dosis
aerosol yang masuk ke
mulut
Agonis reseptor β2 selektif
Farmakokinetik
Turbuhaler : diputar bawahnya baru kemungkinan dihirup
Jendela terapinya sempit -> rentang angka terapi
Dosis : 0,5mg/dose dalam 1 turbuhaler terdapat 200 dosis
sempit. Kekurangan : dosis tidak tercapai.
Isi : Terbutaline
Kelebihan : toksisitas. Oleh karena itu harus diukur
teofilin plasmanya secara teratur.
Rotahaler
Metabolism di hepar
Efek Samping
2. OBAT THEOPHYLLINE
Gangguan saluran cerna : anoreksia, muntah,
nausea
Teophylline Dulunya
Kejang
merupakan 1st
Aritmia
line namun
Dosis : 3-4 mg/kgBB/ 6 jam
Methylxantines Teobromin sudah
Sediaan : Short acting ; Ampul 250mg, Tablet
tergantikan
dengan adanya
Kafein
Waktu paruhnya 4 jam sehingga ia dapat bertahan dalam 8
jam.
Sediaan Obat
Atropin -> nasal spray
Long acting : Ipratropium Bromida -> inhaler aerosol & drypowder
sulit dimodifikasi -> Extended release ; Tiotropium -> inhaler dapat bertahan 24 jam (masih
micronized tablet diuji tapi sudah dijual dipasaran)
(obatnya keluar secara sedikit2 sehingga
efek dapat berlangsung lebih lama)
Contoh yang dijual dipasaran :
Neonapasin -> mengandung aminofilin/
teofilin
3. OBAT ANTIMUSKARINIK
Farmakodinamik
Kita tahu bahwa Nervus vagus berperan penting pada
respon bronkospasme. Yang berarti terdapat peran
parasimpatik juga kan ^^
Obat Anti-muskarinik bekerja menginhibisi kompetitif
asetilkolin pada reseptor muskarinik.. obat ini dapat
digunakan pada pasien yg intoleransi dengan agonis β2
selektif. Efeknya adalah penurunan frekuensi jantung,
bronkodilator lemah, relaksasi otot detrusor vesika urinari
dan penurunan sekresi liur.
FARMAKOKINETIK
Kromolin sangat sukar diabsorpsi dari saluran
pencernaan dan harus diinhalasi sebagai bubuk yang
sangat halus (microfine) atau larutan teraerosolisasi
begitu juga dengan Nedokromil yang mempunyai
bioavailabilitas yang sangat rendah dan hanya tersedia
dalam bentuk aerosol dosis terukurdiberikan dalam
bentuk inhalasi aerosol.
PEMBERIAN
Cromolyn sodium
Aerosol paru: 800 mcg/semprot dalam tabung EFEK SAMPING
berisi 200 dosis; 20 mg/2 ml untuk nebulisasi Karena sukar diabsorpsi efek samping yang
Nedocromil sodium ditimbulkan hanya terjadi pada lokasi penumpukan sehingga
Aerosol paru: 1,75 mg/semprot dalam tempat hanya menimbulkan gejala-gejala ringan seperti:
berisi 104 dosis-terukur. Iritasi tenggorokan
Batuk
Mulut kering
Sesak dadajarang terjadi
Mengijarang terjadi
Beberapa gejala-gejala ini dapat dicegah dengan inhalasi
agonis adrenoseptor-β2 sebelum terapi kromolin atau
nedokromil.
3. Dekongestan
B. Fenilefrin
• Agonis selektif reseptor α1, haya sedikit menstimulasi
reseptor β
• Vasokonstriksi perifer digunakan sebagai
dekongestan
Referensi:
Slide kuliah dr.Flori
Buku Ajar Farmakologi Katzung