Anda di halaman 1dari 14

Penyakit metabolik terjadi akibat interaksi mikrobiota usus, diet, dan genetic.

Saat ini, diet dengan makanan sehat merupakan salah satu strategi pencegahan dan
tatalaksana pada penyakit metabolik. Diet mempengaruhi gen yang terlibat pada
fungsi metabolik. Penurunan berat badan hingga 5- 10% melalui diet dan aktivitas
fisik memperbaiki penyakit metabolik.
Menurutcatatan,penyakitterbanyak di puskesmas Biak adalah hipertensi,diikuti
diabetes melitus dan hyperlipidemia. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman
masyarakat terutama lansia terkait penyakit metabolik dan bahaya yang mungkin
muncul akibat komplikasinya

1. Penyuluhan materi penyakit metabolik dan cara penanganannya dilakukan di


Posbindu yang terletak di kelurahan Kilongan. Pemaparan materi dilakukan selama 15
menit agar audience bisa tetap fokus.
2. Kasus hipertensidan diabetes mellitus tipe 2 , diusulkan oleh salah satu lansia
dan dijadikan materi diskusi kasus. Pemecahan masalah berupa : kendalikan penyakit
penyebab dan kontrol rutin.
3. Pertanyaan mayoritas tentang : apakah obat penyakit metabolik bisa dihentikan
4. Salah satu peserta memiliki xanthelasma dan belum pernah berobat sama sekali,
kemudian disarankan ke puskesmas

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan. Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan.
Dalam penerapan di masyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengolaan limbah,
pengolaan sampah, control vektor,
pencegahandanpengontrolanpencemarantanah ,sanitasimakanan, sertapencemaranudara.
Belum optimalnya sanitasi di Indonesia, ditandai dengan masih tingginya angka
kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat.
Masih tingginya kasus diare di daerah Posbindu Kilongan, baik karena virus,
bakteri, maupun parasit masih menjadi pusat perhatian akibat kurangnya edukasi
keterkaitan antara kesling dengan penularan penyakit.

1. Penyuluhan materi Kesling dan diare dilakukan di Posyandu Kilongan. Pemaparan


materi dilakukan selama 20 menit agar audience bisa tetap fokus.
2. Kasus kecacingan, diusulkan oleh salah peserta dan dijadikan diskusi kasus.
Pemecahan masalah berupa : PHBS, pengelolaan sampah, dan sanitasi yang baik dapat
mengatasi masalah kecacingan, serta pencegahan dengan minum obat cacing 6 bulan
sekali bisa menjadi solusi
3. Pertanyaan mayoritas tentang : pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPS
tidak efektif di kelurahan Kilongan

advokasi

Kunjungan Rumah Pada Pasien TB Paru


Keluarga Tn. MA
Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman mikrobakterium
tuberkulosa. Hasil ini ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Di
Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan
teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China
dalam jumlah penderita TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun
di Indonesia terus meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC
paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita TBC paru yang menular. Bahkan
setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Walaupun
penyakit ini telah lama dikenal, obat-obat untuk menyembuhkannya belum lama
ditemukan, dan pengobatan tuberculosis paru saat ini lebih dikenal dengan sistem
pengobatan jangka pendek dalam waktu 6-9 bulan. Prinsip pengobatan jangka pendek
adalah membunuh dan mensterilkan kuman yang berada di dalam tubuh manusia. Obat
yang sering digunakan dalam pengobatan jangka pendek saat ini adalah isoniazid,
rifampisin, pirazinamid, streptomisin dan etambutol.
Kunjungan ke rumah pasien dilakukan pada hari Senin, 24 April 2023. Kunjungan
dilakukan pada 2 rumah pasien yang memiliki gejala tuberculosis, dan sudah
dinyatakan Positif (+) pada hasil Sputumnya.

Skrining Morbus Hansen (Lansia)


Tn. A (26 tahun)
Penyakit kusta atau yang dikenal sebagai penyakit Hansen adalah sebuah infeksi
bakteri yang memengaruhi sistem saraf, kulit, hidung, dan mata. Dengan adanya
perawatan dini pada penderita kusta, maka bisa mencegah terjadinya kerusakan
permanen. Kusta atau lepra disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri
ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan dari
saluran pernapasan (droplet), yaitu ludah atau dahak, yang keluar saat batuk atau
bersin. Untuk memastikan apakah pasien menderita lepra, dokter akan mengambil
sampel kulit dengan cara dikerok (skin smear). Sampel kulit ini kemudian akan
dianalisis di laboratorium untuk mengecek
keberadaan bakteri Mycobacterium leprae. Di daerah endemik lepra, seseorang dapat
didiagnosis menderita lepra meskipun pemeriksaan kerokan kulit menunjukkan hasil
negatif. Metode pengobatan utama penyakit kusta atau lepra adalah dengan obat
antibiotik. Penderita kusta akan diberi kombinasi beberapa jenis antibiotik selama
6 bulan hingga 2 tahun. Jenis, dosis, dan durasi penggunaan antibiotik ditentukan
berdasarkan jenis kusta yang diderita. Contoh antibiotik yang digunakan untuk
pengobatan kusta adalah rifampicin, dapsone, clofazimine, minocycline, dan
ofloxacin. Di Indonesia pengobatan kusta dilakukan dengan metode MDT (multi drug
therapy).
Dokter internship bersama penanggungjawab TB/HIV melakukan home visite ke pasien
yang diduga lepra/morbus hansen, kemudian kami melakukan sampling atau skin slit
smear pada telinga pasien menggunakan bisturi dan mengoleskannya ke object glass
untuk dilakukan pemeriksaan diagnostik. Pasien juga sudah mengalami drop foot pada
kaki kiri dan kemungkinan adanya kerusakan pada N. Peroneal tibialis sinistra.

Melaksanakan Program KB dalam penilaian IKS


KK Tn. BU/ Anggota Keluarga 5 orang/ Penghasilan perbulan 2-3jt/ Rumah Permanen/
RPK : DM (+), PPOK (+)
Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upayakesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diukur denganIndeks Keluarga Sehat
(IKS), yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak indikator yang
dapat dipenuhi olehsuatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah
kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluargayang mencapai status
Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat. Indeks
Keluarga Sehat (IKS) adalah perhitungan kedua belas indikatorkeluarga sehat dari
setiap keluarga yang besarnya berkisar antara 0 sampaidengan 1. Keluarga yang
tergolong dalam keluarga sehat adalah keluargadengan IKS > 0,8
Pelaksanaan intervensi keluarga sehat ini, merupakan salah satu upaya untuk
mengupdate IndeksKeluarga Sehat (IKS) baik di tingkat keluarga sampai tngkat
kecamatan. Dan diharapkan dari kegiatanini, IKS terdapat perubahan ke tingkat yang
lebih baik
1. Kegiatan membina keluarga sehat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Home
Visit PIS-PK di Biak
2. Peserta diberikan dan dibantu dalam pengisian formulir penilaian IKS
3. Dilakukan edukasi dan pembinaan keluarga sehat sesuai faktor yang mengalami
kekurangan
4. Sesi Tanya jawab

Bahaya Rokok dan Hipertensi dalam Penilaian IKS


KK Tn. M/ Anggota Keluarga 3 orang/ Penghasilan perbulan 1-2jt/ Rumah Permanen/ RPK
: DM (+), HT (+), CHF (+)
Program Indonesia Sehat dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upayakesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diukur denganIndeks Keluarga Sehat
(IKS), yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak indikator yang
dapat dipenuhi olehsuatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah
kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluargayang mencapai status
Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat.
Indeks Keluarga Sehat (IKS) adalah perhitungan kedua belas indikatorkeluarga sehat
dari setiap keluarga yang besarnya berkisar antara 0 sampaidengan 1. Keluarga yang
tergolong dalam keluarga sehat adalah keluargadengan IKS > 0,8
Pelaksanaan intervensi keluarga sehat ini, merupakan salah satu upaya untuk
mengupdate IndeksKeluarga Sehat (IKS) baik di tingkat keluarga sampai tngkat
kecamatan. Dan diharapkan dari kegiatanini, IKS terdapat perubahan ke tingkat yang
lebih baik
1. Kegiatan membina keluarga sehat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Home
Visit PIS-PK di Desa Biak
2. Peserta diberikan dan dibantu dalam pengisian formulir penilaian IKS
3. Dilakukan edukasi dan pembinaan keluarga sehat sesuai faktor yang mengalami
kekurangan
4. Sesi Tanya jawab

Kemitraan

Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun bagi Siswa-siswi SDN Inpres Perum BTN Kilongan
Permai
SDN Inpres Perum BTN Kilongan Permai
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih
dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai
salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang
ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang
bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain
(seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan
sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak
sadar bahwa dirinya sedang ditularkan). PBB telah mencanangkan tanggal 15 Oktober
sebagai Hari Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia. Ada 20 negara di dunia yang akan
berpartisipasi aktif dalam hal ini, salah satu di antaranya adalah Indonesia.
Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan komponen
penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya kesadaran, kemampuan,
dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga derajat kesehatan yang
optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat diharapkan mampu
berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri.
Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh
karena itu, PHBS tentang budaya cuci tangan ini perlu diselenggarakan sebaik-
baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan
maupun pembangunan nasional.
Penyuluhan mengenai cuci tangan pakai sabun diadakan di SDN InpresPerum. BTN
KilonganPermai, pada tanggal 7 Maret 2023. Kegiatan tersebut terdiri atas
penyuluhan dan praktek cara mencuci tangan pakai sabun yang benar. Penyuluhan
dilakukan di salahsaturuang kelas. Penyuluhan dihadiri oleh petugas
puskesmas,civitasakademik, dan para siswa SD Inpres Perum. BTN Kilongan Permai.
Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct communication/ face to face
communication) dan penyampaiannya dengan mempraktekkan langsung materi penyuluhan
kepada para peserta.

Penyuluhan Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Pada Posyandu Remaja di SMPN 6 Luwuk
Dari segi kesehatan. Rokok mendatangkan kesan buruk terhadap kesehatan tubuh badan
yang disebabkan oleh bahan kimia zat aditif yang berbahaya dalam asap rokok. Asap
rokok yang dihirup atau diisap oleh perokok atau mereka yang berada di
sekelilingnya akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkong ke paru-
paru. Kandungan asap rokok akan menyebabkan kerusakan disepanjang perjalanan di
ruang didalam tubuh. Antara lain ialah mengurangi fungsi otak yang disebabkan oleh
gas karbondioksida CO2 dan pengurangan oksigen O2 dari asap rokok tersebut. Selain
itu, menghisap rokok dapat mengganggu pendengaran dan penglihatan karena dapat
mengurangi kadar pengaliran darah ke seluruh tubuh. Perokok selalu mempunyai nafas
yang berbau dan mudah mendapat penyakit mulut dan gusi serta gigi menjadi kuning,
serta karang gigi yang menumpuk. Mereka yang merokok juga akan menghadapi kesulitan
untuk bernafas dan mudah merasa letih apabila melakukan sesuatu pekerjaan
terutamanya berolahraga. Merokok dapat membahayakan kesehatan diri karena bahan-
bahan kimia yang terkandung didalam rokok yang dapat mengurangi fungsi sekaligus
merusak organ didalam tubuh kita. Sebagai contoh, nikotin yang ada didalam rokok
dapat menyebabkan kecanduan sekiranya menghisap rokok secara berulang kali. tetapi,
tembakau dapat mengakibatkan penyakit jantung dan darah. Terdapat kurang lebih 63
bahan kimia yang terdapat didalam rokok yang akan menyebabkan kanker paru-paru,
kanker mulut, dan payudara. Penghisap rokok akan menghidap penyakit strok, penyakit
mulut dan gusi, osteoporosis, mandul dan penyakit paru-paru seperti asthmadan
bronkitis ( jangkitan pada paru-paru) berikut penjelasan beberapa penyakit
Penyuluhan ini dilakukan di SMPN 6 Luwuk, pada hari Rabu, 15 Maret 2023. Penyuluhan
ini disampaikan bersamaan dengan skrining kesehatan jiwa remaja berlangsung.
Melihat banyaknya penyakit yang timbul akibat rokok. Selama penyuluhan peserta
tampak antusias dalam mendengarkan materi yang diberikan.

Penyuluhan NAPZA Pada Posyandu Remaja Di Mts dan MA DDI


Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak menetap.
Di samping itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh negative seperti
narkoba, kriminal dan kejahatan seksual.
Remaja dilihat dari proses yang dialaminya dalam menuju kedewasaan dan mempunyai
sifat dinamis dan penuh gejolak. Semua itu terjadi dalam rangka penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan dimana dia berada. Rasa ingin tahu paling besar tanpa dibarengi
dengan informasi dan pengetahuan yang cukup, keinginan-keinginan untuk mencari jati
diri dengan caranya sendiri merupakan kondisi yang kondusif bagi remaja untuk
terperosok dalam hal-hal yan membahayakan dirinya termasuk keterlibatan dalam
penyalahgunaan NAPZA. Sebagian besar yang menggunakan NAPZA adalah remaja, dimana
pada awalnya berasal dari rasa ingin tahu dan sekedar coba-coba. Ada juga yang
menggunakan NAPZA sebagai tempat pelariannya untuk dapat melupakan sejenak
masalah yang dihadapi.
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang NAPZA serta cara pencegahannya adalah
dengan penyuluhan pada remaja. Penyuluhan dengan berbagai sasaran lebih ditekankan
kepada kelompok rentan. Lingkungan sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga
dalam meletakkan dasar perilaku remaja, sehingga upaya penyuluhan kesehatan pada
sasaran remaja sekolah merupakan prioritas utama dan pertama. Jumlah remaja sekolah
yang cukup besar tersebut merupakan kesempatan yang baik, sehingga remaja sekolah
berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan anti NAPZA, baik di
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Kegiatan penyuluhan diawali dengan perkenalan diri dari narasumber diikuti dengan
pembagian leaflet kepada peserta penyuluhan.
Materi yang disampaikan adalah penjelasan tentang NAPZA kepada para remaja. Para
remaja duduk dengan tenang sambil mendengarkan penjelasan dari nara sumber.
Penjelasan yang diberikan mencakup pengertian NAPZA, jenis-jenisnya, bahayanya,
serta cara menghindarinya. Ketika peserta diberikan pertanyaan mengenai NAPZA,
sebagian besar peserta belum mengetahui, utamanya mengenai bentuk dari NAPZA
sendiri. Narasumber memberikan contoh-contoh bentuk dari NAPZA lewat gambar.
Materi berikutnya adalah tentang penjelasan singkat mengenai cara menghindari
NAPZA. Ketika narasumber menanyakan bagaimana cara menghindari NAPZA, sebagian
peserta dapat menjawab dengan baik. Setelah penyampaian materi selesai pukul 17.00
WITA, acara ditutup dengan doa dan senam bersama.
Penyuluhan TB
Penyuluhan mengenai cuci tangan pakai sabun diadakan di Puskesmas Parigi, pada
tanggal 4 Agustus 2021. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan praktek cara
mencuci tangan pakai sabun yang benar. Penyuluhan dilakukan di ruang pemeriksaan
pasien anak. Penyuluhan dihadiri oleh petugas puskesmas, dan orang tua yang membawa
anaknya ke Puskesmas Parigi. Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct
communication/ face to face communication) dan penyampaiannya dengan mempraktekkan
langsung materi penyuluhan kepada para peserta.
Penyuluhan mengenai cuci tangan pakai sabun diadakan di Puskesmas Parigi, pada
tanggal 4 Agustus 2021. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan praktek cara
mencuci tangan pakai sabun yang benar. Penyuluhan dilakukan di ruang pemeriksaan
pasien anak. Penyuluhan dihadiri oleh petugas puskesmas, dan orang tua yang membawa
anaknya ke Puskesmas Parigi. Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct
communication/ face to face communication) dan penyampaiannya dengan mempraktekkan
langsung materi penyuluhan kepada para peserta.

Pentingnya terapi Obat dan CBT bagi ODGJ


Gangguan jiwa merupakan sekumpulan gangguan pada fungsi pikir, emosi, perilaku dan
sosialisasi dengan orang sekitar. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang
gangguan jiwa membuat para penderitanya kesusahan untuk mencari terapi yang tepat.
Cognitive Behavioral Therapy (CBT), adalah salah satu tipe terapi yang menekankan
pada bagaimana individu berkaitan mampu menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi,
sehingga ia mampu kembali berfungsi secara optimal.
Menurut catatan,ada beberapa pasien dalam pengawasan puskesmas Biak yang masih
belum mendapatkan terapi yang tepat dan adekuat, sehingga masih perlu pembinaan
secara intensif
Gangguan jiwa merupakan sekumpulan gangguan pada fungsi pikir, emosi, perilaku dan
sosialisasi dengan orang sekitar. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang
gangguan jiwa membuat para penderitanya kesusahan untuk mencari terapi yang tepat.
Cognitive Behavioral Therapy (CBT), adalah salah satu tipe terapi yang menekankan
pada bagaimana individu berkaitan mampu menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi,
sehingga ia mampu kembali berfungsi secara optimal.
Menurut catatan,ada beberapa pasien dalam pengawasan puskesmas Biak yang masih
belum mendapatkan terapi yang tepat dan adekuat, sehingga masih perlu pembinaan
secara intensif

Cegah Stunting dengan 3A (ASAH,ASIH, dan ASUH)


Kekurangan gizi biasanya terjadi secara tersembunyi dan sering tidak tampak dengan
pengamatan biasa. Gizi buruk dan gizi kurang dapat disebabkan oleh kurangnya
kebutuhan dasar anak. Kebutuhan dasar anak yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak diantaranya kebutuhan asuh, asah, dan asih. Pemenuhan kebutuhan
dasar balita (asuh, asah, dan asih) mempunyai hubungan dengan perkembangan balita
yang berstatus BGM
Banyaknya laporan pasien anak stunting pada program posyandu anak di wilayah kerja
puskesmas temon 1 membuat puskesmas ingin meningkatkan pemahaman orang tua terkait
pentingnya 3A (Asah, Asih, dan Asuh) demi mencegah stunting akibat kekurangan gizi
1. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan bersamaan dengan jadwal posyandu balita Desa
Biak
2. Melakukan pemaparan terkait 3A, gizi, stunting, dan hubungan ketiganya bagi
tumbuh kembang anak
3. Sesi diskusi kasus (cth : kebiasaan makan, perilaku anak, sifat orang tua)
4. Sesi tanya jawab
5. Jika ada penyakit terkait infeksi (TBC, diare, dll) dirujuk ke puskesmas.
6. Jika ada kaitan terkait kualitas dan kuantitas makanan, dirujuk ke bagiam gizi
puskesmas
7. Kegiatan diakhiri dengan pemberian makanan sehat
KESLING
Bina Rumah Sehat
KK Tn. BU/ Anggota Keluarga 5 orang/ Penghasilan perbulan 2-3jt/ Rumah Permanen/
RPK : DM (+), PPOK (+)
Rumah sehat merupakan bangunan tempat berlindung dan beristirahat yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehinggaseluruh anggota keluarga
dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Menurut Depkes RI (2013) rumah
sehat merupakan rumah yangmemenuhi kriteria minimal akses air minum, akses jamban
sehat, lantai, ventilasi,dan pencahayaan. Kriteria rumah sehat yang digunakan
apabila memenuhi tujuhkriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen
(tembok/papan), jenis lantai bukantanah, tersedia jendela, ventilasi cukup,
pencahayaan alami cukup, dan tidak padathuni yaitu lebih besar atau sama dengan 8
m2/orang (Kemenkes RI, 2012). Masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait rumah
sehat baik sayaratnya maupun fungsinya sehingga masih memerlukan pengarahan dan
binaan.
1. Kegiatan membina rumah sehat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Home Visit
PIS-PK di Desa Biak
2. Peserta diberikan dan dibantu dalam pengisian formulir penilaian rumah sehat
sesuai depkes 2002
3. Dilakukan edukasi dan pembinaan rumah sehat
4. Sesi Tanya jawab

Bina Rumah Sehat


KK Tn. Y/ Anggota Keluarga 6 orang/ Penghasilan perbulan 1-2jt/ Rumah Permanen/ RPK
: Diabetes (+), HT (+), PPOK (+), Diare (+)
Rumah sehat merupakan bangunan tempat berlindung dan beristirahat yang menumbuhkan
kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehinggaseluruh anggota keluarga
dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Menurut Depkes RI (2013) rumah
sehat merupakan rumah yangmemenuhi kriteria minimal akses air minum, akses jamban
sehat, lantai, ventilasi,dan pencahayaan. Kriteria rumah sehat yang digunakan
apabila memenuhi tujuhkriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen
(tembok/papan), jenis lantai bukantanah, tersedia jendela, ventilasi cukup,
pencahayaan alami cukup, dan tidak padathuni yaitu lebih besar atau sama dengan 8
m2/orang (Kemenkes RI, 2012). Masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait rumah
sehat baik sayaratnya maupun fungsinya sehingga masih memerlukan pengarahan dan
binaan.
1. Kegiatan membina rumah sehat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Home Visit
PIS-PK Desa Lenyek
2. Peserta diberikan dan dibantu dalam pengisian formulir penilaian rumah sehat
sesuai depkes 2002
3. Dilakukan edukasi dan pembinaan rumah sehat
4. Sesi Tanya jawab

Bina Rumah Sehat


KK Tn. K/ Anggota Keluarga 4 orang/ Penghasilan perbulan 1-2jt/ Rumah Permanen/ RPK
: HT (+)
Rumah sehat merupakan bangunan tempat berlindung dan beristirahat
yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehinggaseluruh
anggota keluarga dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Menurut Depkes RI
(2013) rumah sehat merupakan rumah yangmemenuhi kriteria minimal akses air minum,
akses jamban sehat, lantai, ventilasi,dan pencahayaan. Kriteria rumah sehat yang
digunakan apabila memenuhi tujuhkriteria, yaitu atap berplafon, dinding permanen
(tembok/papan), jenis lantai bukantanah, tersedia jendela, ventilasi cukup,
pencahayaan alami cukup, dan tidak padathuni yaitu lebih besar atau sama dengan 8
m2/orang (Kemenkes RI, 2012). Masih rendahnya kesadaran masyarakat terkait rumah
sehat baik sayaratnya maupun fungsinya sehingga masih memerlukan pengarahan dan
binaan.
1. Kegiatan membina rumah sehat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Home Visit
PIS-PK di dusun Biak
2. Peserta diberikan dan dibantu dalam pengisian formulir penilaian rumah sehat
sesuai Depkes 2002
3. Dilakukan edukasi dan pembinaan rumah sehat
4. Sesi Tanya jawab

Waspada Demam Berdarah


Keluarga Tn. BA
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia
yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi, sering menimbulkan keresahan
masyarakat karena perjalanan penyakitnya yang cepat dan dapat menyebabkan kematian
dalam waktu singkat. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit
penyakit DBD sebab virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di
seluruh Indonesia Penyakit DBD ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang
telah terinfeksi oleh virus dengue pada pasien sebelumnya. Masa inkubasi penyakit
DBD, yaitu periode sejak virus dengue menginfeksi manusia hingga menimbulkan gejala
klinis antara 3-14 hari, rata-ratanya 4-7 hari. Nyamuk Aedes ini terdapat di
seluruh daerah di Indonesia, kecuali pada daerah yang ketinggian lebih dari 1000
meter di atas permukaan air laut. Nyamuk ini, merupakan penyebaran penyakit
( vektor ) DBD yang paling efektif dan karena tinggal didaerah pemukiman penduduk.
Kondisi lingkungan yang buruk, genangan air yang tertampung dalam suatu wadah,
tempat pemukiman yang padat, kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan.
Pada setiap sesi dapat dilakukan tanya jawab secara langsung dengan masyarakat,
sehingga masyarakat dapat lebih memahami tentang tanda dan gejala demam berdarah
serta upaya pencegahan demam berdarah.

Edukasi Enam Langkah Cuci Tangan Pada Lansia


Keluarga Tn. PA
Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah penyebaran
penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit menular
seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan berbagai penyakit
lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah kematian. Tangan merupakan salah
satu media penghantar utama masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia. Kontak dengan
kuman dapat terjadi di mana saja, melalui meja, gagang pintu, sendok, dan
sebagainya. Penelitian bahkan menyebutkan bahwa keyboard komputer di perkantoran
dan gagang telepon mengandung lebih banyak kuman dari pada di toilet. Fakta saat
ini menunjukan masih rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada saat penting
dalam masyarakat yaitu sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah
menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan
hanya 6%. Hal ini membuktikan masih belum adanya kesadaran mencuci tangan guna
mencegah penyebaran penyakit. Berdasarkan penelitian Rabie dan Curtis (2005) Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) dapat menurunkan CTPS menurunkan insiden diare,
menurunkan transmisi ISPA 30% selain itu menurut UNICEF: CTPS menurunkan 50%
insiden Avian. Bersadarkan hal tersebut maka pentingnya perilaku mencuci tangan
pakai sabun dengan baik dan benar. Kaum lansia merupakan usia yang rentan, termasuk
dalam hal penularan beragam penyakit infeksi. Daya imunitas yang semakin berkurang,
aktivitas yang tak lagi banyak, dan banyak hal lainnya membuat kebugaran fisik
mereka menurun dan mudah terjangkit beragam penyakit infeksi. Penyakit infeksi
paling banyak ditularkan melalui tangan yang tidak higienis. Peningkatan kesadaran
mengenai metode cuci tangan dan kebiasaannya diharapkan menjadi langkah sederhana
namun bermanfaat yang dapat menambah kesadaran akan hygiene diri dan akhirnya
meningkatkan derajat kesehatan kaum lanjut usia.
Kegiatan : Para lansia diajak untuk mengikuti prosedur 6 langkah cuci tangan
yang dicontohkan sesuai program yang ada. Sebelum penyuluhan dilaksanakan,
dilakukan pendataan para lansia, pengukuran tekanan darah, berat dan tinggi badan.
Setelah penyuluhan dilaksanakan sesi tanya jawab dan ramah-tamah.

KB SUNTIK
KB Suntik pada Multipara
Ny. YT/ Usia 29th/ Tinggi 155cm/ Berat 70Kg/ P2A0
Suntik KB adalah kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestogen
(progestin). Hormon ini serupa dengan hormon alami wanita, yaitu progesteron, dan
dapat menghentikan ovulasi.
Suntik KB merupakan salah satu metode kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
Berdasarkan jangka waktu, di Indonesia terdapat dua jenis suntik KB yang paling
umum digunakan, yaitu suntik KB 1 bulan dan suntik KB 3 bulan.
1. Kegiatan KB Suntik dilakukan di Poli KIA Puskesmas Biak
2. Mencuci tangan, memberikan informasi tentang KB yang tersedia, anamnesa data
pasien, menjelaskan prosedur dan tujuannya.
3. Dilakukan penapisan :HPHT, paritas, riwayat persalinan, dll. setelah klien
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital serta timbang berat badan, pasien
dipersilahkan naik ketempat tidur. Pasien disiapkan dengan posisi miring.
4. Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet, hapus karet yang ada
dibagian atas vial dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol. Bila
menggunakan jarum atau spoit sekali pakai, segera buka plastiknya . Balikkan vial
dengan mulut vial ke bawah. Masukkan cairan suntik dalam spoit, gunakan jarum yang
sama untuk menghisap kontrasepsi suntik
5. Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara,
keluarkan isinya kemudian desinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol. Sebelum
penyuntikan obat, perlahan tarik sedikit pompa, bila ada darah masuk ke dalam spoit
tarik keluar jarum lakukan kembali aspirasi apabila tidak terdapat darah masukkan
obat perlahan. suntikkan secara intra muskular dalam di daerah pantat (daerah
gluteal).
6. Kompres area tusukkan dengan air hangat (bila perlu). Setelah selesai jarum
dibuang ditempat sampah medis lalu klien dirapikan.
7. Dokumentasikan hasil tindakan lalu Klien diberi kartu Akseptor dan dipesan
kembali sesuai jadwal yang ditentukan.

ANC Resti
Ny. Rismawati/14 tahun/G3P2A0/UK 31-32 minggu/TBJ 1,6-1,7kg
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil
untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi tentang
gaya hidup, kehamilan dan persalinan. Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu
minimal 1 kali pada trimester pertama dan kedua serta minimal 2 kali pada trimester
ketiga.
1. Kegiatan ANC dilakukan di Poli KIA Puskesmas Biak
2. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan obsterik, dilanjutkan pemeriksaan
penunjang
3. Penegakkan diagnosis
4. Edukasi dan pembinaan terkait Resti
5. Diskusi dan tanya jawab terkait masalah yang dialami

ANC Oligohidramnion
Ny. Andi / G3P2A0 / UK 32 minggu / TBJ 2.500 gram
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil
untuk mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi tentang
gaya hidup, kehamilan dan persalinan. Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu
minimal 1 kali pada trimester pertama dan kedua serta minimal 2 kali pada trimester
ketiga.
Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah mempersiapkan wanita dalam
menghadapi persalinan. Kesiapan persalinan adalah perencanaan awal dan persiapan
melahirkan yang bertujuan untuk membantu perempuan, suami dan keluarga agar siap
untuk melahirkan dengan membuat rencana menghadapi komplikasi dan hal tak terduga.
Oligohidramnion adalah masalah kehamilan yang ditandai dengan jumlah cairan ketuban
yang terlalu sedikit. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat meningkatkan
risiko gangguan kehamilan, seperti persalinan prematur.
1. Kegiatan ANC dilakukan di Poli KIA/KB Puskesmas Biak
2. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan obsterik, dilanjutkan pemeriksaan
penunjang
3. Penegakkan diagnosis
4. Edukasi dan pembinaan terkait Oligohidramnion
5. Diskusi dan tanya jawab terkait masalah yang dialami
6. Dokter melakukan penegakkan diagnosis oligohidramnion pada Ny. Ruslin setelah
dilakukan pemeriksaan USG
7. Metode Pembinaan dan Edukasi = Melakukan bimbingan terkait faktor risiko yang
ditimbulkan akibat oligohidramnion

KB Implan
Ny. PF/ Usia 30th/ Tinggi 152cm/ Berat 65Kg/ P1A0
KB implan atau KB susuk adalah kontrasepsi yang mengandung hormon progestogen. KB
yang berbentuk tabung mirip korek api ini digunakan dengan cara dipasang di bawah
jaringan kulit lengan atas. KB implan mencegah kehamilan dengan cara melepaskan
hormon progesteron ke aliran darah.
Hormon ini kemudian dapat mencegah kehamilan dengan cara mencegah pelepasan sel
telur (ovulasi), menebalkan lendir di leher rahim, dan menipiskan lapisan rahim
untuk membuat sperma sulit membuahi sel telur. Jika dipasang secara benar, KB
implan dapat mencegah kehamilan selama 3 tahun.
1. Kegiatan KB Suntik dilakukan di Poli KIA Puskesmas Biak
2. Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan untuk menilai kelayakan KB implant
3. Melakukan Inform Concent
4. Melakukan tindakan pemasangan KB
a Daerah tempat pemasangan implant ditutup dengan kain steril yang berlubang,
lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10cm diatas lipatan siku
b. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel, troika
dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringanbawah kulit
c. Kemudian kapsul dimasukkan kedalam troika dan didorong dengan plungersampai
kapsul terletak dibawah kulit. Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai
kapsul kedua
d. Kedua kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunannyaseperti
huruf V. setelah kedua kapsul berada dibawah kulit,troika ditarik pelanpelan keluar
e. Kontrol luka apakah ada perdarahan. Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan
kasa steril, kemudian diplester,umumnya tidak diperlukan jahitan
f.Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 3 hari dan
datingkembali jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu

KB IUD
Ny. R/ Usia 35th/ Tinggi 152cm/ Berat 58Kg/ P3A0 dengan Hipertensi Grade 2
IUD yang merupakan singkatan dari intrauterine device (alat kontrasepsi dalam
rahim), juga dikenal dengan sebutan kontrasepsi spiral. IUD bekerja dengan cara
menghambat gerakan sperma menuju saluran rahim untuk mencegah pembuahan, sehingga
tidak terjadi kehamilan
Kontrasepsi IUD dapat melindungi selama 3-10 tahun, tergantung pada jenis
kontrasepsi IUD yang digunakan. Perlu diperhatikan, penggunaan IUD harus sesuai
dengan jangka waktu pemakaian yang telah ditentukan demi keamanan dan
efektivitasnya. Selain itu, meski dapat mencegah kehamilan, IUD tidak dapat
mencegah penyakit menular seksual, sehinggatetap disarankan untuk menjalani
aktivitas seksual yang sehat dan aman.
1. Kegiatan Pemasangan IUD dilakukan di Poli KIA Puskesmas Biak
2. Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan untuk menilai kelayakan KB IUD
3. Melakukan Inform Concent
4. Melakukan tindakan pemasangan IUD
a. Toiler Vagina
b. Pasang spekulum vagina, sampai serviks dapat terlihat dengan baikJepit serviks
dengan tenakulum secara hati-hatiUkur kedalaman dan posisi uterus menggunakan
sonde uterus dengan teknik tanpa menyentuh (no touch technique).
c. Sesuaikan penanda biru pada tabung inserter yang masih berada di dalam kemasan
sterilnya dengan kedalaman uteri sesuai hasil sonde, lalu buka seluruh kemasan
steril IUD
d. Angkat tabung IUD secara hati-hati, pegang IUD dengan posisi lengan horizontal.
Tangan kiri menarik tenakulum secara hati-hati, tangan kanan memasukkan tabung
inserter IUD ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai
dirasakan ada tahanan. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan
e. Lepaskan lengan IUD dengan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung
inserter sampai pangkal pendorong, sambil tetap menahan pendorong
f. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke serviks sampai
penanda biru menyentuh serviks atau terdapat tahanan
g. Keluarkan sebagian tabung inserter dan gunting benang 3-4 cm. Keluarkan seluruh
tabung inserter, buang ke tempat sampah medis. Lepaskan tenakulum secara hati-hati
dan rendam di larutan klorin 0,5%
h. Periksa serviks dan bila ada pendarahan tekan serviks dengan menggunakan kassa
yang dijepit tampon tang selama 30-60 detik
i. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan rendam di larutan klorin 0,5%

IMD dan ASI EKSKLUSIF


Ny. SA/ Usia 30th/ Tinggi 158cm/ Berat 65Kg/ G2P1A0/ UK 30 Minggu
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana
bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting
susu).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI
eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi
kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
1. Kegiatan Edukasi IMD dan ASI Eksklusif dilakukan di Poli KIA Puskesmas Biak
2. Dokter melakukan bimbingan dan edukasi pada pasien terkait IMD dan ASI Eksklusif
3. Langkah IMD
a. Bayi di tengkurapkan dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan
mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
b. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting
sendiri.Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
c. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak 1 jam bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan
sampai setidaknya 1 jam
d. Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi
ke puting tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat
pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi.
e. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau
selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi
vit K.
f. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis.
Tidak diberi dot atau empeng.

KB Pil pada Multipara


Ny. NA/ Usia 32th/ Tinggi 158cm/ Berat 67Kg/ P2A0
Pil KB adalah salah satu alat kontrasepsi yang efektif dalam mencegah kehamilan.
Metode ini dipilih oleh banyak wanita, karena pil KB tergolong praktis digunakan,
mudah dibeli, dan memiliki tingkat keberhasilan tinggi hingga 99,7% jika dikonsumsi
dengan benar.
Berdasarkan dari kandungan bahan di dalamnya, pil KB dibagi menjadi 2, yaitu pil KB
kombinasi dan pil KB progestin (pil mini). Kedua jenis pil ini memiliki aturan
minum yang berbeda-beda.
1. Kegiatan KB Suntik dilakukan di Poli KIA Puskesmas Biak
2. Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan untuk menilai kelayakan KB Pil
3. Melakukan Inform Concent terkait tipe Pil KB yang ingin digunakan dan efek
sampingnya
4. Edukasi terkait penggunaan Pil KB Kombinasi Paket 28 hari
a. Paket ini berisi 28 pil untuk diminum setiap hari selama 28 hari atau 4
minggu.
b. Pada hari ke-29, bisa diulangi lagi, begitu seterusnya.
c. Pada paket pil KB kombinasi 28 hari terdapat 4−7 pil palesbo (tidak
mengandung hormon) untuk diminum di hari-hari terakhir sebagai waktu mestruasimu.

MONITORING BAYI
Monitoring Gizi Balita Stunting Dusun Boyou
Seluruh balita yang hadir di Posyandu Boyou
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek.
Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di
bawah normal serta produktivitas rendah. Tingginya prevalensi stunting dalam jangka
panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia.
Monitoring Stunting adalah salah satu tujuan utama posyandu sekaligus meningkatkan
kesadaran orangtua untuk pentingnya memberikan gizi yang cukup dan melihat tumbuh
kembang putra putrinya sehingga terbebas dari stunting.
1. Kegiatan Monitoring Stunting dilakukan bersamaan dengan Posyandu Balita di Dusun
Boyou
2. Anak balita akan di lakukan penimbangan tinggi badan dan berat badan untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhannya apakah sudah sesuai dengan kurva CDC,
dan akan di beri penyuluhan / edukasi tentang makanan gizi yang baik untuk anak.
3. Konsultasi gizi dan penyakit yang di derita anak jika ada.

STUNTING
Screening Stunting Wilayah Puskesmas Biak
Seluruh Anak-anak Desa Bunga yang pada pengukuran posyandu terindikasi stunting
(BB/TB -2,5 SD)
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka
waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Stunting dipengaruhi
oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya,
maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan

1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia
mengalami stunting (Studi Status Gizi Indonesia, 2021).

Bila generasi penerus kerap mengalami stunting, akankah Indonesia melihat generasi
emas-nya di 2045?
Indonesia menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara
angka stunting di tahun 2021 mencapai 24%

23% bayi lahir sudah stunting, maka intervensi harus dimulai sebelum bayi lahir—
bahkan sejak perempuan masih di usia remaja.
Kegiatan di lakukandi posyandu Balita dan Lansia Desa Bunga. Semua bayi dan balita
ditimbang dan diukur berat badan serta panjang badan dan dicatat melalui kurva
pertumbuhan yang ada di buku pink.

Screening Stunting dan TB Anak Masyarakat Wilayah Puskesmas Biak


Seluruh Anak-anak Desa Kamumu yang pada pengukuran posyandu terindikasi stunting
(BB/TB -2,5 SD)
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka
waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Stunting dipengaruhi
oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya,
maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan

1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia
mengalami stunting (Studi Status Gizi Indonesia, 2021).
Bila generasi penerus kerap mengalami stunting, akankah Indonesia melihat generasi
emas-nya di 2045?
Indonesia menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara
angka stunting di tahun 2021 mencapai 24%

23% bayi lahir sudah stunting, maka intervensi harus dimulai sebelum bayi lahir—
bahkan sejak perempuan masih di usia remaja.
Kegiatan di lakukandi posyandu Balita dan Lansia Desa Kamumu. Semua bayi dan balita
ditimbang dan diukur berat badan serta panjang badan dan dicatat melalui kurva
pertumbuhan yang ada di buku pink.

SUPLEMENTASI GIZI
Monitoring Gizi Balita Stunting Dusun Leoknyo
Seluruh balita stunting yang hadir di Posyandu Leoknyo
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek.
Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di
bawah normal serta produktivitas rendah. Tingginya prevalensi stunting dalam jangka
panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia.
Monitoring Stunting adalah salah satu tujuan utama posyandu sekaligus meningkatkan
kesadaran orangtua untuk pentingnya memberikan gizi yang cukup dan melihat tumbuh
kembang putra putrinya sehingga terbebas dari stunting.
1. Kegiatan Monitoring Stunting dilakukan bersamaan dengan Posyandu Balita Desa
Leoknyo
2.Anak balita akan di lakukan penimbangan tinggi badan dan berat badan untuk
mengetahui perkembangan dan pertumbuhannya apakah sudah sesuai dengan kurva CDC,
dan akan di beri penyuluhan / edukasi tentang makanan gizi yang baik untuk anak
3. Konsultasi gizi dan penyakit yang di derita anak jika ada.

Vaksinasi dasar
Imunisasi Dasar di Posyandu Awu
By. Y, perempuan, usia 3 bulan
Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara
lengkap bahkan tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir. Hal itu menyebabkan
mereka mudah tertular penyakit berbahaya karena tidak adanya kekebalan terhadap
penyakit tersebut.
Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum
mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar lengkap menjadi
imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar
dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal.
• Dilakukan imunisasi di Balai Desa Awu dibantu oleh dokter iship dan perawat
puskesmas Biak serta Juru Imunisasi puskesmas Biak
• Dilakukan screening kelayakan imunisasi oleh dokter iship dan dilanjutkan
penyuntikan oleh perawat
• Keluhan : Tidak ada, minum ASI cukup, rewel (-), demam (-), diare (-), batuk
(-), pilek (-). Vaksin sudah sesuai jadwal
• Tanda dehidrasi (-), thoraks dbn, abdomen dbn
• Dikarekan usia 3 bulan imunisasi yang dilakukan
• Pentabio dan Polio 2
• Dilakukan edukasi dan bimbingan dengan metode dua arah terkait fungsi
imunisasi dan efek samping dari imunisasi

Vaksinasi Covid
Vaksinasi COVID-19 Puskesmas Biak
Tn. K/ Usia 49th/ Tinggi 163cm/ Berat 66Kg/ Booster dengan vaksin primer
Astrazeneka/ Riwayat Penyakit Dahulu (-)
Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu langkah terbaik untuk mengatasi pandemi
covid-19, apalagi dengan adanya lonjakan fase 3 covid-19 dengan varian omicron yang
sangat mudah menyebar, masyarakat umum khususnya masyarakat daerah kecamatan Luwuk
Utara sangat membutuhkan vaksinasi covid-19 dosis 1, 2 dan booster / dosis 3.
1. Dilakukan screening pada Tn. K = layak menerima vaksin booster. Tidak ditemukan
adanya komorbid dan kontraindikasi pemberian vaksin booster (TD : 130/85, T = 36.3
C).
2. Dilakukan vaksinasi covid menggunakan vaksin jenis Astrazeneka dengan dosis
penuh.
3. Dilakukan monitoring selama 30 menit, peserta hanya merasakan nyeri di daerah
suntukan. Pusing (-), lemas (-), nyeri dada (-), sesak (-)
4. Peserta dibolehkan meninggalkan Puskesmas Biak

Tracing Penyakit Menular


Tn. S/ Usia 29th/ Tinggi 162cm/ 49Kg/ Hepatitis B Confirm
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh “Virus Hepatitis B”
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis
hati atau kanker hati. Virus ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa,
tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang
terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya.
Juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual, penggunaan berulang jarum suntik, dan
transfusi darah dengan virus di dalamnya.
1. Tn. S dirawat dengan keluhan muntah dan nyeri pada perut, mata tampak ikterik
serta hasil HBsAg positif
2. Tn. S dan Istri dilakukan screening Hepatitis dan HIV
3. Seluruhnya memberikan inform concent untuk dilakukan pemeriksaan
4. Tn. S dan Istri Positif Hepatitis B dan Negatif HIV
5. Dilakukan edukasi dan bimbingan dengan metode dua arah terkait penyakit
Hepatitis

Tracing COVID-19
Ny. FS/ Usia 26th/ Tinggi 149cm/ 59Kg/ G1P0A0 UK 36+3 dengan KPD + COVID-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus
Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini
disebut happy hypoxia.
Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona,
diperlukan rapid test atau PCR.
1. Ny. FS dirawat dengan keluhan keluar cairan ketuban sejak 6 jam yang lalu
disertai perut kenceng-kenceng pada usia kehamilan pada usia kehamilan 36+3 minggu
2. Suami serta orang tua pasien merupakan anggota keluarga yang tinggal serumah
3. Seluruhnya memberikan inform concent untuk dilakukan pemeriksaan dan swab
antigen
4. Suami pasien positif, namun kedua orang tuanya negatif
5. Dilakukan edukasi dan bimbingan dengan metode dua arah terkait penyakit Covid-19

PENAPISAN TB
An. YR/ Usia 17 th/ Tinggi 150cm/ Berat 36Kg/ Bronkitis Kronis + Suspect TB Paru
Masalah tuberkulosis (TBC) adalah masalah kesehatan yang telah lama dihadapi
berbagal negara di dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah
mempunyal komitmen kuat untuk segera mencapal Eliminasi TBC pada tahun 2030.
Berbagal upaya dalam penanggulangan tuberkulosis (TBC) telah dilaksanakan di
Indonesia. Berbagal kemajuan telah kita capal dalam penanggulangan tuberkulosis,
utamanya dalam bentuk ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
tuberkulosis.
Skrining TBC adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
seseorang terinfeksi tuberkulosis (TBC) atau tidak.
1. Semua pasien yang memiliki gejala aktif TB dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik di Poli Umum Puskesmas Biak
2. Dilakukan pemeriksaan dahak
3. Diberikan obat untuk mengatasi gejala sementara sembari menunggu hasil tes dahak

4. Edukasi dan pembinaan terkait penyebaran dan terapi TBC

Anda mungkin juga menyukai