Petunjuk Membaca Hasil Tes Lab PDF
Petunjuk Membaca Hasil Tes Lab PDF
1.1. Viskositas
Apakah Viskositas Itu?
Viskositas adalah ukuran kekentalan cairan dalam satuan centistokes (cSt). 1 cSt adalah
besarnya viskositas air pada temperatur kamar dan tekanan normal. Untuk tes lab, kita hanya
mempertimbangkan faktor temperatur pada suhu 40°C atau 100°C.
1
Batas Toleransi
Toleransi perubahan viskositas adalah sebesar ± 20% dari viskositas asli. Beberapa OEM juga
menentukan limit toleransi perubahan viskositas yang mungkin berbeda.
Mesin turbin dan mesin-mesin yang terdapat pada steel mill dan paper mill, yang biasanya
memiliki circulation system, pada umumnya memiliki toleransi perubahan viskositas yang
lebih kecil, biasanya ± 5%. Namun, perubahan sifat-sifat anti-corrosion, air release, dan
demulsibility dapat menjadi bukti awal bahwa telah terjadi perubahan viskositas yang cukup
signifikan.
1.2. Air
Kondensasi dapat terjadi pada mesin yang beroperasi “stop-start” pada kondisi lingkungan
yang lembab dan pada mesin yang beroperasi pada temperature mendekati titik didih air.
Dengan demikian, instalasi breather yang memiliki pengering sangat diperlukan.
Penyimpanan drum pelumas yang tidak baik juga dapat mengakibatkan air masuk ke dalam
drum pelumas melalui mekanisme pernapasan (pemuaian dan penyusutan). Penyimpanan
yang benar adalah dengan meletakkan drum pada posisi horizontal dimana kedua tutup
pelumas ada diposisi jarum jam 3 dan 9.
Pada mesin diesel / bensin, kontaminasi air dapat terjadi karena kebocoran sistem pendingin,
dan kerusakan seal. Pada kasus-kasus ini, biasanya terdapat unsur glycol pada sample
pelumas.
Efek yang ditimbulkan oleh kontaminasi air adalah keausan (wear), sehingga dapat
mengurangi usia komponen mesin. Selain menyebabkan keausan, kontaminasi air juga
menyebabkan kenaikan viskositas pelumas, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Batas Toleransi
Batas toleransi kandungan air (water content) dalam pelumas adalah maksimum 0.1%.
Kebocoran sistem pendingin mesin diesel / bensin belum tentu menyebabkan adanya air pada
pelumas. Namun kebocoran tersebut dapat diidentifikasi lewat unsur-unsur boron, silicon,
atau sodium pada pelumas.
Batas Toleransi
Batas toleransi kontaminasi oleh bahan bakar adalah maksimum 3%.
2
1.4. Soot Index (hanya untuk engine oil)
Kondisi engine dan pengoperasiannya dapat mempengaruhi banyaknya soot pada engine oils.
Sebagai contoh, pola penyemprotan pelumas yang buruk, jeda waktu injeksi, ring piston yang
kurang baik, dan intake udara yang terhambat dapat mempercepat pembentukan soot.
Umumnya, pada kondisi operasi konstan (beban dan konsumsi bahan bakar konstan), jumlah
soot dapat diprediksi seiring dengan lamanya waktu operasional pelumas.
Karena jumlah aditif dispersant pelumas semakin lama semakin berkurang, maka semakin
mungkin pula partikel-partikel soot tidak terdispersi dan berkelompok menjadi partikel yang
lebih besar. Hal tersebut mengakibatkan kenaikan viskositas pelumas dan menimbulkan
abrasi pada permukaan logam. Partikel yang besar tersebut juga cenderung akan membentuk
deposit pada engine, sludge (lumpur), dan blocking. Dengan demikian, keberadaan partikel
soot dan kinerja aditif dispersant perlu dimonitor.
Batas Toleransi
Batas toleransi jumlah soot dalam pelumas tergantung kepada kapasitas pelumas dalam
menangani soot. Bila hasil tes lab menunjukkan bahwa jumlah soot tinggi, sebaiknya cek
kenaikan viskositas pelumas dan wear metal (logam-logam keausan) didalam sample.
1.5. Alkalinity
Apakah alkalinity itu?
Alkalinity adalah indicator banyaknya aditif yang tersisa dalam sample pelumas, dengan
demikian juga akan dapat menunjukkan kinerja pelumas tersebut selanjutnya.
Batas Toleransi
Penilaiannya bersifat kualitatif.
3
TBN pelumas mengindikasikan sisa aditif anti-oksidan yang tersisa dalam engine oil,
sehingga dengan demikian memberikan gambaran mengenai kinerja pelumas yang tersisa.
TBN yang rendah juga dapat disebabkan oleh pembakaran yang buruk, blow-by yang
berlebihan, ataupun pelumas tersebut tercampur dengan pelumas lain dengan TBN yang
rendah.
Batas Toleransi
Batas toleransi TBN adalah minimum 5 mgKOH/g. Beberapa OEM juga merekomendasikan
batas minimum TBN yang lain.
1.7. Total Acid Number (TAN), Oksidasi, Nitrasi - untuk non engine oil
Apakah TAN itu?
TAN adalah ukuran banyaknya produk-produk bersifat asam hasil oksidasi yang terkandung
didalam sample pelumas. Keasaman sample pelumas diukur dari banyaknya senyawa
potassium hydroxide (mgKOH/g) yang dibutuhkan untuk menetralkan asam. Pengukuran
dilakukan dengan proses titrasi.
Proses oksidasi dan nitrasi melibatkan unsur oksigen dan nitrogen dalam udara. Produk
oksidasi dan nitrasi kompleks, namun efeknya dapat dikenali dari naiknya viskositas dan
TAN.
Peningkatan keasaman akan berdampak pada munculnya keausan akibat korosi yang
ditimbulkan oleh asam tersebut. Pelumas yang baru, pada dasarnya memiliki keasaman yang
tinggi akibat adanya aditif anti-rust. Namun, segera setelah pelumas baru tersebut difungsikan
didalam mesin, maka keasamannya akan turun, dan cenderung stabil untuk sekian lama,
selanjutnya akan naik kembali akibat semakin berkurangnya aditif anti-oksidan, seperti yang
telah dijelaskan diatas.
Temperatur operasi yang tinggi dan adanya oksigen akan mempercepat oksidasi. Untuk
temperature operasi diatas 75ºC, setiap kenaikan 10ºC akan mempercepat oksidasi sebanyak
dua kali lipat, dan dapat lebih tinggi lagi pada natural gas engine.
Kecepatan oksidasi juga dipengaruhi oleh kontaminan dan logam-logam keausan, yang
merupakan katalis (pemercepat proses) oksidasi itu sendiri. Misal, logam-logam keausan
seperti tembaga dan baja dapat mempercepat proses oksidasi, seperti halnya air.
4
1.8. Dispercancy
5
2. PETUNJUK DIAGNOSA HASIL TES LAB
Bagian ini merupakan petunjuk diagnosa wear metal level (banyak & jenis logam keausan)
dan kondisi pelumas, termasuk mengidentifikasi sumber kontaminasi dan keausan. Perlu
diingat bahwa batas maksimum banyaknya logam kausan berbeda-beda tergantung pada tipe
peralatan, kondisi operasi, beban, Oil Drain Intervals (interval penggantian pelumas), dan Oil
Top-Up Rates (frekuensi top-up pelumas).
6
Test Batas Toleransi Penyebab
Viskositas Tinggi:
Banyaknya kontaminan, pelumas yang teroksidasi,
banyaknya soot (karbon), blow-by, penambahan
pelumas dengan viskositas lebih tinggi, adanya glycol
Viskositas pada ± 20% dari viskositas
suhu 100ºC tipikal
Viskositas Rendah:
Fuel dilution, penambahan pelumas dengan viskositas
lebih rendah
Light
Pembakaran yang kurang baik, blow-by yang
Soot (karbon) Medium
berlebihan
High
Dispercancy yang buruk merupakan indikasi bahwa
Good > 80% aditif tidak mampu lagi menangani soot (karbon). Hal
Dispercancy Moderate 75-80% ini tergantung kepada kesehatan mesin, blow-by,
Poor < 75% kecepatan injeksi bahan bakar, dll
7
2.2. Petunjuk Diagnosa Sample Hydraulic Oils
8
2.3. Petunjuk Diagnosa Sample Gear Oils