Anda di halaman 1dari 238

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING

DENGAN MEDIA ANIMASI MACROMEDIA FLASH


DAN BERBASIS MOBUL TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA

Skripsi

Oleh

Dewi Nekasari
NPM 09310249

IKIP PGRI SEMARANG


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEMARANG
2013

i
Halaman Persetujuan

Skripsi berjudul

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL SNOWBALL THROWING


DENGAN MEDIA ANIMASI MACROMEDIA FLASH
DAN BERBASIS MOBUL TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA

yang disusun oleh

Dewi Nekasari
NPM 09310249

telah disetujui dan siap untuk diujikan.

Semarang, November 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sunandar, M. Pd Drs. Wijonarko, M. Kom


NIP. 196208151987031002 NIP. 195803031991031001

ii
Halaman Pengesahan

Skripsi berjudul

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING


DENGAN MEDIA ANIMASI MACROMEDIA FLASH DAN BERBASIS
MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR

yang dipersiapkan oleh


Dewi Nekasari
09310249

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


pada hari Jumat, 22 November 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Panitia Ujian

Sekretaris
Ketua

Dr. Rasiman, M.Pd


Drs. Nizaruddin, M.Si
NIP 19560218198031001
NIP 196803251994031004

Anggota Penguji

1. Prof.Dr.Sunandar, M.Pd (.......................................)


NIP. 196208151987031002
2. Drs.Wijonarko, M.Kom (.......................................)
NPP. 195803031991031001
3. Dr.Suyono, M.pd (.......................................)
NIP.093802196

iii
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING
DENGAN MEDIA ANIMASI MACROMEDIA FLASH DAN
BERBASIS MODUL TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA

Dewi Nekasari
Progdi Pendidikan Matematika

ABSTRAK

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya materi
faktorisasi suku aljabar telah menimbulkan keprihatinan tersendiri bagi guru yang
bersangkutan. Oleh karena itu perlu dicari solusinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran
animasi Macromedia flash dan modul dengan menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan faktorisasi
suku aljabar.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Semarang. Pada tanggal 18 sampai
31 Agustus 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester I yang
terdiri dari 4 kelas dan pengambilan sampel secara cluster random sampling.
Dengan VIII-B sebagai kelas eksperimen 1 diberikan model Snowball Throwing
berbantuan animasi Macromedia Flash, dan kelas VIII-C sebagai eksperimen II
diberikan model Snowball Throwing berbasis modul, dan VIII-D sebagai kelas
kontrol diberikan model konvensional. Sedangkan untuk kelas uji coba diambil
kelas VIII-A.
Hasil analisa penelitian dari perhitungan diperoleh, siswa yang mendapatkan
model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan animasi Macromedia Flash
dan berbasis modul lebih baik daripada model Konvensional.
Kesimpulanya adalah hasil belajar antara siswa yang mendapatkan model
pembelajaran Snowball Throwing berbantuan animasi Macromedia Flash dan
berbasis modul lebih efektiv daripada konvensional pada pokok bahasan
faktorisasi suku aljabar.
Kata-kata kunci: Snowball Throwing, Macromedia Flash, modul, faktorisasi suku
aljabar

iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jika kegagalan itu bagaikan hujan dan kesuksesan itu bagaikan matahari
maka kita butuh keduanya
untuk melihat pelangi
(Ust. Yusuf Mansyur)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah segala puji syukur hanya milikNYA yang menciptakan alam


semesta beserta isinya. Dengan penuh rasa syukur atas kenikmatan yang
diberikan olehNYA kepada kita semua, kupersembahakan karya skripsi ini
untuk

Bapak dan ibuku tercinta (Rakimin dan Sri Sumini)

Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
Dewi persembahkan karya kecil ini kepada Bapak dan Ibu yang telah
memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada
terhingga yang tiada mungkin dapat Dewi balas hanya dengan selembar
kertas bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah
awal untuk membuat Bapak dan Ibu bahagia karna Dewi sadar, selama ini
belum bisa berbuat yang lebih untuk Bapak dan Ibu yang selalu mendoa kan,
selalu menasehati Dewi untuk menjadi lebih baik.

Mas ku dan Mbak ku tersayang (Mas inu dan Mbak My) terima kasih
sudah menjadi Mas dan Mbak terbaik dalam hidupku..

Alfian Eko Saputro yang banyak mengajarkanku banyak hal, tentang


keoptimisan dan kesabaran..

Terima kasih buat orang-orang terbaiku karna kalian telah hadir dalam
hidupku...

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat dan
karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran
Snowbwll Throwing Dengan Media Animasi Macromedia Flash Dan Berbasis Modul
Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
terwujud bukan semata-mata hasil kerja penulis sendiri, melainkan atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ucapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Muhdi, S.H., M.Hum selaku Bapak Rektor IKIP PGRI Semarang, yang telah
berkenan memberikan penulis kesempatan menyelesaikan Program Sarjana.
2. Drs. Nizaruddin, M.Si selaku Dekan IKIP PGRI Semarang.
3. Dr. Rasiman, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan IKIP PGRI Semarang.
4. Prof.Dr.Sunandar, M.Pd selaku pembimbing I jurusan Pendidikan Matematika IKIP
PGRI Semarang.
5. Drs.Wijonarko, M.Kom selaku pembimbing II jurusan Pendidikan Matematika IKIP
PGRI Semarang.
6. Hartini, S.Pd selaku guru matematika kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC dan VIIID SMP N 17
Semarang yang membantu serta membimbing selama penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan khususnya G’math, terima kasih atas semua hal yang
menyenangkan selama kurang lebih 4 tahun ini.
8. Sahabat-sahabatku Octarina Maharani, Puspita Dewi Winda Ningrum, Novita Elyana
terima kasih atas kebersamaan ini.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

vi
Harapan penulis mudah-mudahan laporan penelitian yang sederhana ini
bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi calon, guru-guru matematika, dalam upaya
meningkatkan kwalitas dan hasil belajar siswa.

Semarang, November 2013

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

ABSTRAK - .................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
E. Definisi Istilah ....................................................................... 6
BAB II TELAAH PUSTAKA .................................................................... 9

A. Landasan Teori ....................................................................... 9


1. Pengertian Belajar ............................................................ 9
2. Hasil Belajar ..................................................................... 10
3. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................ 11
4. Model Pembelajaran Snowball Throwing .......................... 13
5. Media ............................................................................... 14
6. Animasi Macromedia Flash ............................................... 14
7. Modul ............................................................................... 15
B. Materi ................................................................................... 17

viii
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 19
D. Hipotesis ............. .................................................................. 20
1. Hipotesis Statistik
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 22

A. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 22


1. Populasi ............................................................................ 22
2. Sampel ............................................................................. 22
B. Teknik Sampling ................................................................... 22
1. Probability Sampling ........................................................ 23
2. Nonprobability Sampling .................................................. 23
C. Instrumen Penelitian .............................................................. 23
D. Variabel Penelitian ................................................................. 24
E. Desain Eksperimen ............................................................... 24
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 25
G. Analisis Data ......................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 38

A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 38


B. Analisis Instrumen ..............................................................39
C. Analisis Hasil Penelitian ........................................................ 42
BAB V PEMBAHASAN ........................................................................... 49

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
Daftar Lampiran

1. Lampiran 1 : Surat Izin Observasi

2. Lampiran 2 : Surat Izin Meneliti

3. Lampiran 3 : Daftar Nama Siswa

4. Lampiran 4 : Daftar Nilai Siswa Sebelum Dan Sesudah Eksperimen

5. Lampiran 5 : Silabus

6. Lampiran 6 : Rpp

7. Lampiran 7 : Kisi-Kisi Soal

8. Lampiran 8 : Soal Uji Coba

9. Lampiran 9 : Jawaban Soal Uji Coba

10. Lampiran 10 : Perhitungan Manual Validitas Uji Coba

11. Lampiran 11 : Perhitungan Manual Reliabilitas Uji Coba

12. Lampiran 12 : Perhitungan Manual Taraf Kesukaran Uji Coba

13. Lampiran 13 : Perhitungan Manual Daya Pembeda Uji Coba

14. Lampiran 14 : Excel Uji Coba

15. Lampiran 15 : Perhitungan Manual Normalitas Kelas Eksperimen 1

16. Lampiran 16 : Excel Normalitas Kelas Eksperimen 1

17. Lampiran 17 : Perhitungan Manual Normalitas Kelas Eksperimen 2

18. Lampiran 18 : Excel Normalitas Kelas Eksperimen 2

19. Lampiran 19 : Perhitungan Manual Normalitas Kelas Kontrol

20. Lampiran 20 : Excel Normalitas Kelas Kontrol

21. Lampiran 21 : Perhitungan Manual Homogenitas Awal

22. Lampiran 22 : Excel Homogenitas Awal

23. Lampiran 23 : Perhitungan Manual Normalitas Akhir Ekp 1

24. Lampiran 24 : Excel Normalitas Akhir Eksp 1

x
25. Lampiran 25 : Perhitungan Manual Normalitas Akhir Eksp 2

26. Lampiran 26 : Excel Normalitas Akhir Eksp 2

27. Lampiran 27 : Perhitungan Manual Normalitas Akhr Kntrol

28. Lampiran 28 : Excel Normalitas Akhir Kntrl

29. Lampiran 29 : Perhitungan Manual Anava Akhir

30. Lampiran 30 : Excel Anava Akhir

31. Lampiran 31 :Perhitungan Manual Uji Hipotesis 2

32. Lampiran 32 :Excel Hipotesis 2

33. Lampiran 33 : Perhitungan Manual Uji Hipotesis 3

34. Lampiran 34 : Excel Hipotesis 3

35. Lampiran 35 : Perhitungan Manual Hipotesis 4

36. Lampiran 36 : Excel Hipotesis 4

37. Tabel Z

38. Tabel F

39. Tabel Chi-Kuadrat

40. Tabel R

41. Tabel Liliefors

42. Tabel Distribusi T

43. Rekapitulasi Proses Bimbingan

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Nilai UAS kelas VII Semester II SMP N 17 Semarang

Tabel 2 : Desain Penelitian

Tabel 3 : Tabel harga-harga yang akan diuji Bartlett

Tabel 4 : Analisis Varians

Tabel 5 : Validitas Tiap Butir Soal

Tabel 6 : Kriteria Presentasi Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal

Tabel 7 : Kriteria Hasil Perhitungan Tiap Butir Soal

Tabel 8 : Uji Normalitas Awal

Tabel 9 : Uji Homogenenitas Awal

Tabel 10 : Hasil Perhitungan Uji ANAVA Awal

Tabel 11 : Uji Normalitas Akhir

Tabel 12 : Uji Homogenitas Akhir

Tabel 13 : Hasil Perhitungan Uji Anava Satu Jalur untuk Hipotesis 1

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai
peranan penting dalam dunia pendidikan. Matematika diberikan kepada
siswa untuk membantu mereka agar mampu berpikir logis dan kritis,
terbentuk kepribadiannya serta terampil menggunakan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Anggapan bahwa matematika dipandang sebagai
mata pelajaran yang kaku dan simbolik, kemudian dari anggapan tersebut
timbul asumsi bahwa untuk mempelajari matematika seseorang harus
serius, abstrak, dan selalu menghafal rumus.

Banyak penyebab rendahnya prestasi belajar kita, misalnya kegiatan


pembelajaran yang monoton. Pembelajaran yang monoton dapat mengurangi
motivasi siswa untuk belajar, karena siswa merasa jenuh dan bosan dengan
model pembelajaran yang sama secara terus menerus yang diberikan oleh
guru. Selain itu sebagian guru masih kurang berinovasi dalam
pembelajaranya, mereka hanya menggunakan komunikasi satu arah. Dengan
cara seperti ini, guru bertindak sebagai pemberi ilmu pengetahuan yang pasif.
Dari beberapa alasan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak siswa yang
masih belum bisa memahami konsep matematika sebenarnya dengan mudah
sehingga prestasi yang mereka dapatkan kurang memuaskan.

Rendahnya prestasi belajar siswa mungkin disebabkan kurangnya


penerapan model pembelajaran yang inovatif. Di SMP N 17 Semarang, model
pembelajaran yang digunakan sebatas ceramah atau konvensional yang
kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan


guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran.

1
Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti telah
didapat hasil data rata-rata kelas tidak memenuhi nilai KKM, yaitu 70,00. Hal
ini dapat dilihat dari nilai Ujian Akhir Semester matematika siswa kelas VII
Semester II di SMP N 17 Semarang, yang disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1 Nilai UAS kelas VII Semester II SMP N 17 Semarang

A B C D E F G H
Nilai 80 80 75 80 75 80 95 80
tertinggi
Nilai 30 45 40 40 45 30 45 35
terendah
Rata- 60,45 63,14 62,14 61,45 60,69 60,38 65,5 50,32
rata

Sumber data siswa diperoleh dari nilai rapot siswa SMP N 17


Semarang tahun 2013 semester II kelas VII, yang sudah terpilih sebagai
sampel.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilaksanakan
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kegiatan
siswa dalam meningkatkan pengetahuanya sendiri dan mendorong siswa
saling berinteraksi dengan sesama temanya. Selain itu siswa dapat
mengembangkan kegiatan mereka dalam meningkatkan komunikasi dan
interaksi sesama siswa melalui kegiatan berdiskusi dan bertanya sehingga
siswa dapat mengkomunikasikan gagasanya kepada siswa lain serta
memecahkan masalah matematika untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa.
Salah satu model pembelajaran yang biasa digunakan contohnya
adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif (cooperatif
learning) adalah model pembelajaran dimana siswa dibiarkan belajar dalam
kelompok, saling menguatkan, mendalami, dan bekerjasama untuk semakin
menguasai bahan/ materi pelajaran.

2
Model pembelajaran tipe Snowball Throwing adalah pembelajaran
kelompok yang beranggotakan empat sampai dengan lima orang yang
melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan melatih siswa belajar
sambil beraktivitas. Di dalam kelompok ini ada seorang siswa yang bertugas
sebagai ketua kelompok, dimana ketua kelompok akan diberikan tugas untuk
menjelaskan materi yang akan dipelajari siswa.
Kemudian siswa pada tiap-tiap anggota kelompok, masing-masing
menuliskan satu pertanyaan pada satu lembar kertas yang kemudian dibuat
menyerupai bola, kemudian kertas yang sudah dibentuk menyerupai bola
tersebut dilempar pada satu siswa ke siswa lain, sehingga semua siswa
mendapatkan satu lembar kertas.

Penggunaan Information and Communication Technology (ICT) juga


dapat membantu dalam mengatasi masalah pembelajaran di dalam kelas. Di
era globalisasi ini, penggunaan ICT sudah umum dipakai di kalangan
pendidikan misalnya saja pembelajaran berbantu komputer dan internet.
Sehingga dapat berperan untuk membelajarkan manusia dengan
mengembangkan dan menggunakan aneka sumber belajar. Dengan
banyaknya sumber belajar yang digunakan siswa maka dapat mempengaruhi
prestasi belajar mereka. Salah satu ICT yang efektiv adalah penggunaan
Macromedia Flash yang diterapkan dalam pembuatan CD Interaktif,
Macromedia Flash adalah perangkat lunak aplikasi untuk pembuatan
animasi yang digunakan.

Selain dengan CD Interaktif, untuk melatih keaktifan siswa dapat


pula dengan menggunakan modul. Modul adalah salah satu bentuk media
cetak yang berisi satu unit pembelajaran yang dilengkapi dengan berbagai
komponen sehingga, memungkinkan peserta didik yang menggunakanya
dapat mencapai tujuan secara mandiri, dengan sekecil mungkin bantuan dari
guru, mereka dapat mengontrol, mengevaluasi kemampuan sendiri, yang
selanjutnya dapat menentukan mulai darimana kegiatan selanjutnya harus
dilakukan. Modul Merupakan paket belajar mandiri yang meliputi
serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara

3
sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Modul
atersebut juga sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di
desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu secara
mandiri.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, dapat disusun


rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan efektivitas hasil belajar siswa yang mendapat


model pembelajaran kooperatif Snowball Trhowing dengan media
animasi Macromedia Flash dan berbasis modul dengan model
pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika.

2. Apakah efektivitas hasil belajar siswa yang mendapat model


pembelajaran kooperatif Snowball Trhowing dengan media animasi
Macromedia Flash lebih baik dari siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional dalam pembelajaran matematika.

3. Apakah efektivitas hasil belajar siswa yang mendapat model


pembelajaran kooperatif Snowball Trhowing dengan berbasis modul
lebih baik dari siswa yang mendapat pembelajaran konvensional dalam
pembelajaran matematika.

4. Apakah terdapat perbedaan efektivitas hasil belajar siswa yang mendapat


model pembelajaran Snowball Trhowing dengan media animasi
Macromedia Flash dan dengan berbasis modul dalam pembelajaran
matematika.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai


berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Trhowing dengan

4
media animasi Macromedia Flash, model pembelajaran Snowball
Trhowing dengan berbasis modul, dan model pembelajaran Konvensional
dalam pembelajaran matematika.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas hasil belajar siswa


dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Trhowing dengan
media animasi Macromedia Flash dan model pembelajaran
Konvensional dalam pembelajaran matematika.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas hasil belajar siswa


dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Trhowing dengan
berbasis modul dan model pembelajaran Konvensial dalam pembelajaran
matematika.

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas hasil belajar siswa


dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Trhowing dengan
media animasi animasi Macromedia Flash dan model pembelajaran
Snowball Trhowing dengan berbasis modul dalam pembelajaran
matematika.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat:


1. Bagi Siswa
a. Memberi kesempatan pada siswa untuk menunjukkan kemampuannya
masing-masing.
b. Meningkatkan kemandirian siswa.
c. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi siswa.

d. Memberikan pengalaman baru dalam pembelajaran matematika dan


melatih siswa untuk belajar berani mengemukakan ide-ide dan
gagasannya.
2. Bagi Guru
a. Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas dengan
baik.

5
b. Mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesi guru.
c. Guru dapat mengetahui, memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran di kelas serta meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi peneliti
Dengan melakukan penelitian ini peneliti bisa belajar dan mendapatkan
pengalaman tentang bagaimana menjadi guru yang baik sebelum peneliti
terjun langsung menjadi guru yang sesungguhnya. Selain itu juga peneliti
dapat mengetahui tugas-tugas menjadi seorang guru, sehingga setelah
terjun langsung menjadi guru peneliti benar–benar siap menjalankan
tugas yang diembannya.

4. Bagi Sekolah
a Meningkatkan pelayanan pendidikan khususnya dalam pembelajaran
matematika.
b Memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait dengan manfaat
model pembelajaran Snowball Trhowing.
c Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah disekolah, khususnya
dalam bidang matematika.

E. Definisi Istilah

1. Efektivitas
Efektivitas adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sesuai
dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian adalah keberhasilan dengan


menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dari hasil belajar
dengan menggunakan media animasi Macromedia Flash dan berbasis
modul.

6
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. “Model
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar”, (Suprijono, 2009 : 46).

3. Model Pembelajaran Kooperatif


Salah satu dari model-model pembelajaran adalah model pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerja sama,
berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. “Pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru”, (Suprijono, 2009 : 54).

4. Model pembelajaran Snowball Throwing


Model pembelajaran Snowball Throwing adalah pembelajaran yang
mengacu pada model pembelajaran kooperatif dimana siswa bekarja
bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar, setiap
siswa membuat soal yang ditulis di kertas, kemudian kertas dibentuk
seperti bola dan dilempar ke teman lain, dan yang mendapatkan lemparan
kertas tersebut harus menjawab soal yang tertulis.

5. Media Animasi Macromedia Flash


Flash movie adalah grafik dan animasi untuk situs web yang merupakan
grafik vector dengan ukuran file kecil, sehingga dapat di-load dalam
waktu singkat. Pada dasarnya animasi terdiri dari grafik vector, tetapi
dapat juga dilengkapi dengan bipmap dan suara.

7
Macromedia flash berguna untuk membuat animasi, baik animasi
interaktif maupun animasi non interaktif. Program macromedia flash
sangat bermanfaat bagi para seniman desain untuk menuangkan ide-
idenya ke dalam sebuah animasi gerak atau visual. “Macromedia Flash
dapat digunakan untuk membuat animasi interaktif, dimana pengunjung
dapat memasukkan data, kemudian flash mengevaluasi dan menampilkan
hasilnya”, (Sutopo 2002: 3).

6. Modul
Modul adalah salah satu bentuk media cetak yang berisi satu unit
pembelajaran yang dilengkapi dengan berbagai komponen sehingga,
memungkinkan peserta didik yang menggunakanya dapat mencapai
tujuan secara mandiri, dengan sekecil mungkin bantuan dari guru,
mereka dapat mengontrol, mengevaluasi kemampuan sendiri, yang
selanjutnya dapat menentukan mulai darimana kegiatan selanjutnya
harus dilakukan.

8
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama


belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar.
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi
termasuk ahli psikologi pendidikan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses


perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Pemahaman mengenai pengertian belajar oleh para ahli pendidikan


sangat beragam. Setiap ahli pendidikan mempunyai pandangan
yang berbeda antara ahli yang satu dengan yang lainnya tentang
pengertian belajar. Namun perbedaan tersebut masih dalam satu
alur yang wajar yang justru menjadi khasanah ilmu pengetahuan
yang beragam dan luas tentang belajar.
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan
ketrampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk,
dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu
seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri
orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu
perubahan tingkah laku (Hudoyo, 1990: 1).
Gagne mengartikan, “belajar adalah perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah”, (Suprijono, 2009: 2). Menurut Bruner, “belajar matematika adalah
belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang
terdapat didalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan
antarakonsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu”, (dikutip dari
Hudoyo, 1990: 48).

9
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, pesertadidik secara
bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk
dapatmeningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan
menggunakan tekhnologi informasidan komunikasi seperti komputer, alat
peraga atau media lainnya.

Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa diberi kesempatan untuk


memanipulasi benda-benda dengan menggunakan media pembelajaran
matematika.Melalui penggunaan media pembelajaran matematika yang ada,
siswa akan melihat langsung keteraturan dan pola strukur yang terdapat
dalam penggunaan media pembelajaran matematika yang diperhatikannya.

2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud adalah sebuah proses berpikir yang
bertujuan sebagai penghubung antar bagian-bagian informasi atau
pengetahuan yang telah didapat menjadi sebuah pengertian. “Hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, dan keterampilan”, (Suprijono, 2009: 5). hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sebagian hasil
belajar merupakan dampak tindakan guru, suatu pencapaian tujuan
pembelajaran. Pada bagian lain, hasil belajar merupakan peningkatan
kemampuan mental peserta didik.

Hasil belajar adalah keberhasilan siswa mendapat nilai tuntas sesuai


dengan KKM yang ditetapkan dalam mata pelajaran. “Hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil
belajar merupakan indikator keberhasilan siswa yang dicapai siswa dalam
usahanya belajar”, (Dimyati dan Mudjiono, 2010: 3). Artinya hasil belajar
merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar yang menjadi indikator
keberhasilan siswa.

10
Hasil belajar dapat juga diartikan sebagai perubahan tingkah laku
yang tetap sebagai hasil proses pembelajaran. Proses belajar
mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja.
Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut proses
belajar akan berhenti sementara dan terjadilah penilaian. Dalam
penilaian hasil belajar, penentu keberhasilan belajar tersebut adalah
guru (Dimyati dan Mudjiono, 2010: 250).
Sehingga guru merupakan kunci suksesnya pembelajaran itu sendiri, dimana
guru berperan menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
dan menilai hasil dari pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran
kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan
tugas dna pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan
informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan
masalah yang dimaksud.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam


kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat berinteraksi, saling


memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah, memahami
konsep-konsep yang sulit serta menumbuhkan kemampuan
kerjasama, berpikir kritis dan dapat mengembangkan sikap sosial
siswa. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan
pembelajaran yang bercirikan, “memudahkan siswa belajar”
sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep,
dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, pengetahuan, nilai,
dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai
(Suprijono, 2009: 58).
Model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa untuk belajar
dan saling membantu belajar, berdiskusi, berdebat, dan menggeluti ide-ide,

11
konsep-konsep, keterampilan-keterampilan, memanfaatkan energi sosial
siswa, saling mengambil tanggung jawab dan belajar menghargai satu sama
lain. “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa secara berkolaborasi untuk tujuan
bersama”, (Enggen an Kauchak dalam Trianto, 2007: 42)

Dalam sebuah usaha meningkatkan partisipasi semua siswa agar


dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar,
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-
sama siswa yang berbeda latar belakangnya serta selama belajar kelompok
saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan materi
yang disajikan oleh guru.

Semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas,


struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan
struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan
struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran
yang lain. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran
kooparatif, siswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan
mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar
akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman
dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

Sehingga pembelajaran kooperatif dapat membantu para siswa


meningkatkan sifat positif siswa dalam matematika. Para siswa secara
individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah matematika, sehingga akan mengurangi
bahkan menghilangkan rasa cemas teraadap matematika yang banyak dialami
para siswa. Pembelajaran kooperatif juga telah terbukti sangat bermanfaat
bagi para siswa yang heterogen.

12
4. Model pembelajaran Snowball Throwing
Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti „bola salju
bergulir‟ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan
bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian
dilemparkan secara bergiliran di antara sesama anggota kelompok. Dilihat
dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran, model Snowball
Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan
keterampilan proses.

Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk menjadi


beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok unuk mendapat tugas dari
guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk
seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-
masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih


tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut
kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak
menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi
menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola
kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola
kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.

Langkah-langkah Snowball Throwing :

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.


b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.

13
e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa yang lain selama kurang lebih lima menit.
f. Setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g. Guru memberikan kesimpulan.

Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan


pembelajaran yang dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman
materi yang sulit kepada siswa serta dapat digunakan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut.

5. Media
Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya media. “Media adalah
“alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pengajaran”, (Djamarah, 2006: 121).”

6. Animasi Macromedia Flash


Animasi menggambarkan object yang bergerak agar keliatan hidup.
Membuat animasi berarti menggerakkan gambar seperti kartun, lukisan,
tulisan dan lain-lain. Animasi sangat baik untuk persentasi, pemodelan dan
lain-lain.

Macromedia flash berguna untuk membuat animasi, baik animasi


interaktif maupun animasi non interaktif. Program macromedia
flash sangat bermanfaat bagi para seniman desain untuk
menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah animasi gerak atau
visual. Macromedia Flash merupakan aplikasi yang digunakan
untuk melakukan desain dan membangun perangkat presentasi,
publikasi, atau aplikasi lainya yang membutuhkan ketersediaan
sarana interaksi dengan penggunanya. Proyek yang dibangun
dengan Flash bisa atas teks, gambar, animasi sederhana, video,
atau efek-efek khusus lainya (Wahyono, Teguh 2006: 2).
Multimedia terdiri dari dua kategori, yaitu linier dan non linier
(interaktif). Movie non linier dapat berinteraksi dengan aplikasi web yang lain
melalui penekanan sebuah tombol navigasi, animasi logo, animasi form dan
lain-lain. Desainer Web membuat movie non linier dengan membuat tombol

14
novigasi, animasi logo, animasi form dengan sinkronisasi suara. Flash movie
adalah grafik dan animasi untuk situs web yang merupakan grafik vector
dengan ukuran file kecil, sehingga dapat di-load dalam waktu singkat. Pada
dasarnya animasi terdiri dari grafik vector, tetapi dapat juga dilengkapi
dengan bipmap dan suara. “Flash movie dapat dijalankan dengan Flash Player
melalui browser atau pada aplikasi stand alone. Macromedia Flash dapat
digunakan untuk membuat animasi interaktif, di mana pengunjung dapat
memasukkan data, kemudian flash mengevaluasi dan menampilkan hasilnya”,
(Sutopo, 2002: 3).

Beberapa faktor pendukung macromedia flash sebagai aplikasi untuk


keperluan desain dan animasi adalah memiliki format grafis berbasis vektor,
kapasitas file hasil yang kecil, memiliki kemampuan tinggi dalam mengatur
interaktivitas program, memiliki kelengkapan fasilitas dalam melakukan
desain. Dalam pembelajaran Macromedia Flash ini diharapkan dapat
membantu dalam menarik perhatian dan minat siswa, dengan berbagai
animasi yang ada di dalamnya.

7. Modul
Modul adalah salah satu bentuk media cetak yang berisi satu unit
pembelajaran yang dilengkapi dengan berbagai komponen sehingga,
memungkinkan peserta didik yang menggunakanya dapat mencapai tujuan
secara mandiri, dengan sekecil mungkin bantuan dari guru, mereka dapat
mengontrol, mengevaluasi kemampuan sendiri, yang selanjutnya dapat
menentukan mulai darimana kegiatan selanjutnya harus dilakukan.

Modul Merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian


pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar.

Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan


bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah
untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya
untuk para guru.

15
Menurut Surahman (dalam Prastowo, 2011: 105), “mengatakan bahwa
Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang
terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan
oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional)”.

Modul sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, di


desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul
pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep
daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha
penyelanggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa
menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih kepada unit
berikutnya. “Menurut Russel (1974) modul sebagai suatu paket pembelajaran
yang berisi satu unit konsep tunggal. Sedangkan menurut Walter Dick dan
Lou Cary (1985) modul diartikan sebagai unit pembelajaran berbentuk
cetak”, (Wena, 2011: 230-231)

Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya,


siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan
belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul sangat
menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat
belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka
pembelajaran semakin efektif dan efisien. Modul memiliki
berbagai manfaat, baik ditinjau dari kepentingan siswa
maupun kepentingan guru. Bagi siswa modul bermanfaat,
antara lain:
a. Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara
mandiri;
b. Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari
di luar kelas dan di luar jam pelajaran;
c. Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya;
d. Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri
dengan mengerjakan latihan yang disajikan dalam
modul;
e. Mampu membelajarkan diri sendiri;
f. Mengembangkan kemampuan siswa dalam
berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber
belajar lainya.
Bagi guru, menyusun modul bermanfaat karena:

16
a. Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan
buku teks;
b. Memperluas wawasan karena disusun dengan
menggunakan berbagai referensi;
c. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman
dalam menulis bahan ajar;
d. Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya
dan siswa karena pembelajaran tidak harus berjalan
secara tatap muka;
e. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi
buku dan diterbitkan (Hamdani, 2011: 220-221)

Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas maka dapat


disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar
yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari
secara mandiri.

B. Materi Penelitian
Materi diambil dari buku Matematika Konsep dan Aplikasinya,
Nuharini, Dewi dan wahyuni, Tri. 2008: CV Usaha Makmur

Materi penelitian : Faktorisasi Suku Aljabar

1. Pengertian Koefisien, Variabel, Konstanta, dan Suku


a. Variabel
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum
diketahui nilanya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel
biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, .....z.

b. Konstanta
Suku dari suatu bentuk ajabar yang berupa bilangan dan tidak memuat
variabel disebut konstanta.
c. Koefisien
Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari suatu suku
pada bentuk aljabar.

17
d. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.

1) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi
jumlah atau selisih.
2) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi
jumlah atau selisih.
3) Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi
jumlah atau selisih.
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku
banyak atau polinom.
2. Operasi Hitung Pada Bentuk aljabar
a. Penjumlahan dan Pengurangan
Amatilah bentuk aljabar 3x2-2x+3y+x2+5x+10. Suku-suku 3x2 dan
x2disebut suku-suku sejenis, demikian juga suku-suku -2x dan 5x.
Adapun suku-suku -2x dan 3y merupakan suku-suku tidak sejenis.
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama.
Pemahaman mengenai suku-suku sejenis dan suku-suku tidak sejenis
sangat bermanfaat dalam menyelesaikan operasi penjumlahan dan
pengurangan dari bentuk aljabar.

b. Perkalian
Coba kalian ingat kembali sifat distributif pada bilangan bulat. Jika a, b,
dan c bilangan bulat maka berlaku a(b+c)=ab+ac. Sifat distributif ini
dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan operasi perkalian pada bentuk
aljabar.
Perkalian suku dua (ax+b) dengan skalar/bilangan k dinyatakan sebagai
berikut.
k (ax  b)  kax  kb

18
c. Perpangkatan Bentuk Aljabar
Coba kalian ingat kembali operasi perpangkatan pada bilangan bulat.
Operasi perpangkatan diartikan sebagai operasi perkalian berulang
dengan unsur yang sama. Untuk sembarang bilangan bulat a, berlaku
a n  axaxax
 ...
xa
sebanyak, nkali

d. Pembagian
Jika suatu bilangna a dapat diubah menjadi a=pxq dengan a, p, q
bilangan bulat maka p dan q disebut faktor-faktor dari bentuk aljabar.

C. Kerangka Berpikir
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang berfungsi
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan menggunakan
rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika
sebagai salah satu disiplin ilmu, matematika sebagai pendukung bagi
keberadaan ilmu yang lain. Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki
penguasaan matematika pada tingkat tertentu, sehingga dapat berguna bagi
siswa dalam berkompetensi di masa depan.

Matematika sebagai wahana kehidupan yang tidak hanya digunakan


untuk mencapai satu tujuan tertentu misalnya mencerdaskan siswa tetapi tidak
dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan
ketrampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian kepada pembelajaran
nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika.

Berdasarkan penyajian teoritik dapat disusun kerangka berfikir untuk


memperjelas arah dan maksud penelitian yaitu mengetahui adakah perbedaan
hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif sebagai
variabel. Kerangka berfikir ini disusun berdasarkan variabel yang dipakai
dalam penelitian, yaitu model pembelajaran Snowball Trhowing dengan
media animasi Macromedia Flash dan berbasis modul dengan model
pembelajaran konvensional.

19
D. Hipotesis
1. Berdasarkan landasan teori diperoleh Ha1 : Ada perbedaan efektivitas
hasil belajar siswa yang dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif Snowball Trhowing dengan media animasi Macromedia Flash,
model pembelajaran Snowball Trhowing dengan berbasis modul dan
model pembelajaran konvensional.

Selanjutnya untuk uji hipotesis dimunculkan H01 : Tidak ada perbedaan


efektivitas hasil belajar siswa yang dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Snowball Trhowing dengan media animasi
Macromedia Flash, model pembelajaran Snowball Trhowing dengan
berbasis modul dan model pembelajaran konvensional.

2. Berdasarkan landasan teori diperoleh Ha2 : Efektivitas model


pembelajaran kooperatif Snowball Trhowing dengan media animasi
Macromedia Flash lebih baik daripada model pembelajaran
konvensional.

Selanjutnya untuk uji hipotesis dimunculkan H 02 : Efektivitas model


pembelajaran kooperatif Snowball Trhowing dengan media animasi
Macromedia Flash tidak lebih baik daripada model pembelajaran
konvensional.

3. Berdasarkan landasan teori diperoleh Ha3 : Efektivitas model


pembelajaran kooperatif Snowball Trhowing dengan berbasis modul
lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

Selanjutnya untuk uji hipotesis dimunculkan H 03 : Efektivitas model


pembelajaran kooperatif Snowball Trhowing dengan berbasis modul
tidak lebih baik daripada model pembelajaran konvensional.

4. Berdasarkan landasan teori diperoleh H04 : Tidak ada perbedaan


efektivitas hasil belajar siswa dengan menggunakn model pembelajaran
kooperatif Snowball Trhowing dengan media animasi Macromedia Flash
dan model pembelajaran Snowball Trhowing dengan berbasis modul.

20
Hipotesis Statiktik
1. Untuk uji hipotesis dimunculkan H01 : 1   2   3
Berdasarkan landasan teori diperoleh Ha1 : paling sedikit satu tanda
sama dengan tidak berlaku
2. Berdasarkan landasan teori diperoleh Ha2 : 1   3

Selanjutnya untuk uji hipotesis dimunculkan H02 : 1   3

3. Berdasarkan landasan teori diperoleh Ha3 :  2   3

Selanjutnya untuk uji hipotesis dimunculkan H03 :  2   3

4. Berdasarkan landasan teori diperoleh H04 : 1   2

21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Dalam proses penelitian perlu adanya populasi. “Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian”, (Arikunto, 2010: 173) Sedangkan menurut
Sugiyono (2010: 117), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek itu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP N 17 Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

2. Sampel
Ada beberapa alasan mengapa penulis tidak meneliti keseluruhan
populasi. Alasannya karena populasi terlalu besar, waktu yang singkat dalam
meneliti, tenaga, dan keterbatasan biaya. Oleh karena itu penulis mengambil
beberapa sampel. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”,
(Arikunto, 2010: 174). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
tehnik cluster random sampling, yaitu mengambil tiga kelas. Dari ketiga kelas
tersebut ditentukan secara acak kelas yang diberi perlakuan, terdiri dari dua
kelas eksperimen, satu kelas control dan satu kelas uji coba. Sampel pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 17 semarang tahun
pelajaran 2013/2014.

B. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar

22
diperoleh sampel yang representatif. Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan yaitu:

1. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.tenik meliputi, simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random,
Cluster random sampling.

2. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi, sampling
sistematika, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster


random sampling untuk digunakan dalam penelitian di sekolah SMP N 17
semarang. Untuk mengambil sampel dengan menggunakan Cluster random
sampling, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk
dipilih menjadi sampel atau setiap anggota populasi diberi hak yang sama
untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Artinya dalam hal ini,
bahwa setiap siswa dalam masing-masing kelas diajar oleh guru, materi,
kurikulum, dan fasilitas pembelajaran yang sama serta pembagian kelas yang
yang dilakukan tidak berdasarkan peringkat sehingga memungkinkan setiap
kelas dapat menjadi sampel yang representatif.

C. Intrumen Penelitian
Analisis instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang
dibuat sudah memenuhi kualifikasi tes yang baik atau belum. Analisis yang
digunakan dalam pengujian meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran,
dan daya pembeda. “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik

23
semua fenomena ini disebut variabel penelitian”, (Sugiyono, 2010: 148).
Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian telah teruji validitas dan
realibilitasnya.
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel
penelitian yang sudah ditetapkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini variabel
yang ditetapkan yaitu model pembelajaran Snowball Throwing dengan media
animasi Macromedia Flash, model pembelajaran Snowball Throwing dengan
berbasis Modul, model pembelajaran Konvensional, dan hasil belajar siswa.

D. Variabel Penelitian
Adapun variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari variabel
perlakuan dan variabel respon. Variabel perlakuan adalah yang menjadi sebab
timbulnya berubahnya variabel dependen (variabel respon). Variabel
perlakuan merupakan yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel respon.

Variabel perlakuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran


kooperatif tipe Snowball Trhowing dengan media animasi Macromedi flash,
Snowball Trhowing dengan berbasis modul, pembelajaran konvensional.
Variabel respon dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

E. Desain Eksperimen
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian True
Experimental Design.
True Experimental Design, yaitu jenis-jenis eksperimen yang
dianggap sudah baik karena memenuhi persyaratan. Yang
dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen adalah adanya
kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen dan ikut
mendapatkan pengamatan. Dengan adanya kelompok lain yang
disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol ini akibat
yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena
dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan (Arikunto,
2010: 125).
Desain penelitian yang digunakan adalah Random, Pre-Test, Post-test
Desain. Dalam penelitian ini diambil 3 kelas sebagai subyek penelitian, yaitu
3 kelas eksperimen.

24
Tabel 2 Desain Penelitian

Kelompok Treatment Post test


Eksperimen I X1 Y1
Eksperimen II X2 Y2
Kontrol X3 Y3

Keterangan:
X 1 : Siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing berbantuan media animasi Macromedia Flash.
X2 : Siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing dengan berbasis Modul.
X3: Siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional .
Y1 : Hasil belajar matematika siswa setelah diajar dengan menggunakan

model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi


Macromedia Flash.
Y2: Hasil belajar matematika siswa setelah diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing dengan berbasis Modul.
Y3: Hasil belajar matematika siswa setelah diajar dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional.

F. Teknik Pengumpulan Data


Sumber data penelitian : siswa dan guru
Data yang diamati :
1. Hasil belajar siswa dari nilai evaluasi akhir,
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,
3. Tanggapan siswa dan guru mengenai kegiatan pembelajaran yang
menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dengan media
animasi Macromedia Flash, model pembelajaran Snowball Throwing
dengan berbasis modul.

25
Metode pengumpulan data :
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. “Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2010: 274). Metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip atau buku. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki nilai raport siswa kelas VII semester 2 yang sudah
terpilih menjadi sampel.

2. Metode Tes
Untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan sampel uji coba perlu
diadakanya tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”,
(Arikunto, 2010: 193).

Ada beberapa macam tes bila ditinjau dari sasaran atau obyek yang
akan dievaluasi. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti tes yang digunakan
adalah tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu. Jadi tes ini diberikan diberikan
sesudah siswa diajar materi pokok faktorisasi suku aljabar.

G. Analisis Data
1. Analisis Validitas
Soal dikatakan valid apabila tes tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Jadi, setelah tes
dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui
kesejajaran adalah teknik product moment. Untuk menguji
validitas butir soal penelitian ini, penelitian menggunakan
rumus korelatif product moment dengan angka kasar,
karena dipandang lebih mudah:
N xy  ( x )( y)
rxy 
{N x  ( x ) 2 }{N y 2  ( y 2 )}
2

26
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah subjek atau siswa yang diteliti
∑x : Skor tiap butir soal
∑y : Skor total
∑x2 : Jumlah kuadrat skor butir soal
∑y2 : jumlah kuadrat skor total
2. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.
“Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu intrumen
cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya”, (Arikunto, 2009: 109).

 n    i 2 
. r11    1  2 
 (n  1)    total 
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
n : banyaknya butir soal
σi2 : jumlah varians skor tiap-tiap items
σ2total : varians total
Kriteria
Apabila , maka instrumen tersebut reliabel.
Perhitungan:
1) Varians total
∑ Y)

=

2) Varians butir
∑ x)

=

3) Koefisien reliabilitas

=* +* +

Pada = 5 % dengan n = 40 diperoleh , maka soal reliabel.

27
3. Analisis Taraf Kesukaran
Untuk memperoleh kualitas soal yang baik disamping harus
memenuhi validitas dan reliabilitas perlu diperhatikan juga taraf kesukaran
soal tersebut. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal uraian dapat
menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ad di bawah
batas lulus (pasing grade) untuk tiap-tiap item. Untuk mengintrerprestasikan
nilai tingkat kesukaran itemnya dapat digunakan tolak ukur sebagai berikut:
1) Jika jumlah test yang gagal mencapai 27% termasuk mudah.
2) Jika jumlah test yang gagal antara 28% sampai dengan 72% termasuk
sedang.
3) Jika jumlah test yang gagal mencapai 72% ke atas termasuk sukar.

4. Analisis Daya Pembeda


Analisis pembeda yang digunakan untuk mengetahui kemampuan soal
tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal
berbentuk uraian adalah sebagai berikut:

̅̅̅ ̅̅̅)

∑ ∑
√(
) )

Keterangan:
̅̅̅ : rata-rata dari kelompok atas
̅̅̅ : rata-rata dari kelompok bawah

∑ : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas

∑ : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah

n : 27% × N (baik untuk kelompok atas maupun bawah)

N : jumlahseluruh siswa

28
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui keadaan awal sampel
sebelum penelitian dengan menguji hipotesis dari penelitian dan dari hasil
analisis ditarik kesimpulan.

Analisis dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap awal
yang merupakan tahap pemadanan sampel dan tahap akhir yang merupakan
tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian.

a. Analisis Data Tahap Awal


Analisis awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, hal ini
dilaksanakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki kondisi yang sama.

1) Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui
apakah hasil belajar siswa pada suatu kelas berdistribusi
normal atau tidak.
Hipotesis statistika yang diuji yaitu:
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Untuk menghitung normalitas hasil belajar siswa
menggunakan Uji Liliefors. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:

a) Pengamatan x1, x2, . . . , xn dijadikan bilangan baku z1,


z2, . . . , zn dengan menggunakan rumus:
x x
zi  i
s
Keterangan:
z i  bilangan baku
x i  data hasil pengamatan
x  rata - rata sampel
s  simpangan baku sampel
b) Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤
zi).

29
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . . , zn yang lebih
kecil atau sama dengan zi, jika proporsi ini dinyatakan
oleh S (zi) maka:
banyaknyaz1 , z 2 , z 3 ,..., z n yang  z i
S(z i ) 
n
d) Menghitung selisih F(zi) – S( zi) kemudian tentukan
harga mutlaknya.
e) Mengambil harga yang paling besar diantara harga
mutlak selisih tersebut, sebutlah harga terbesar ini
dengan Lhitung.
f) Kesimpulan: Jika Lhitung < Ltabel maka Ho diterima
sehingga sampel berdistribusi normal. Dan jika Lhitung >
Ltabel maka Ho ditolak (Sudjana, 2005 : 466).
2) Uji Homogenitas Sampel
Uji homogenitas sampel ini bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga
kelas yang menjadi sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika
ketiga kelas tersebut mempunyai varians yang sama maka kelompok
tersebut dikatakan homogen.
Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

H 0 : σ12  σ 22  σ 32

Ha : paling sedikit ada satu tanda sama dengan tidak berlaku.

Untuk menguji kesamaan k buah (k  2) varians populasi yang


berdistribusi normal digunakan uji Bartlett.

Tabel 3 Tabel harga-harga yang akan diuji Bartlett


Sampel Dk 1 s i2 log s i2 (dk) log s i2
dk
1 n1  1 n1  1 s12 log s12 (n1 - 1) log s12

2 n 2 1 n 2 1 s 22 log s 22 (n 2 - 1) log s 22

K n k 1 n k 1 s 2k log s 2k (n k - 1) log s 2k

Jumlah  (n i 1)  1 
  n 1 
- -  (n i  1) log s i2
 i 

30
Dari daftar di atas dihitung harga-harga yang diperlukan, yaitu:
3) Varians gabungan dari semua sampel:
  (n i  1)s i2 
s 
2 
  (n i  1) 
 
4) Harga satuan B dengan rumus:
s 2  (log s 2 )  (n i  1)
Untuk uji Barlett digunakan statistik uji chi-kuadrat.
χ 2  (ln 10){B   (n i  1) log s i2 }
dengan ln 10 = 2, 3026 disebut logaritma asli dari
bilangan 10.
Dengan taraf nyata α = 0,05, tolak Ho jika χ 2  χ (12 α)(k 1) ,
di mana χ 2  χ (12 α)(k 1) didapat dari daftar distribusi chi-
kuadrat dengan peluang (1 α) dan dk = (k – 1), maka
varians antar kelompok berbeda. (Sudjana, 2005: 261 –
263).
6. Analisis Akhir
1) Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar
siswa pada suatu kelas berdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis statistika yang diuji yaitu:
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Untuk menghitung normalitas hasil belajar siswa menggunakan Uji
Lliliefors. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Pengamatan x1, x2, . . . , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, . . . , zn
dengan menggunakan rumus:
x x
zi  i
s
Keterangan:
z i  bilangan baku
x i  data hasil pengamatan
x  rata - rata sampel
s  simpangan baku sampel
b) Untuk bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi).
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . . , zn yang lebih kecil atau
sama dengan zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi) maka:

31
banyaknyaz1 , z 2 , z 3 ,..., z n yang  z i
S(z i ) 
n
d) Menghitung selisih F(zi) – S( zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
e) Mengambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih
tersebut, sebutlah harga terbesar ini dengan Lhitung.
f) Kesimpulan: Jika Lhitung < Ltabel maka Ho diterima sehingga
sampel berdistribusi normal. Dan jika Lhitung > Ltabel maka Ho
ditolak (Sudjana, 2005 : 466).
2) Uji Hipotesis
a) Uji Anava (Uji Hipotesis 1)
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
metematika atau tidak menggunakan ketiga model pembelajaran
tersebut, digunakan analisis varian satu arah dengan uji anava.
Hipotesis statistika yang diuji adalah:
Ho : 1   2   3
H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku.
Dalam menggunakan uji anava menggunakan rumus:

A y /( k  1)
F
D y /  (n i  1)
b) Uji t satu pihak (Uji Hipotesis 2 dan 3)
Hipotesis statistik yang diuji adalah

H 0 : 1   2
H 1 : 1   2
Dengan hipotesis itu maka dapat dibedakan:
(1)Jika  1   2 dan kedua-duanya tidak diketahui, maka rumus yang
digunakan adalah
x1  x 2
t
1 1
s 
n1 n 2
(n1  1) s1  (n 2 1) s 2
2 2
dengan s 2 
n1  n2  2
Keterangan:
x1 : rata-rata nilai kelompok eksperimen
x 2 : rata-rata nilai kelompok kontrol
n1 : jumlah sampel kelas eksperimen
n2 : jumlah sampel kelas kontrol
s : simpangan baku
s2 : varians gabungan

32
s12 : varians kelompok eksperimen
s22 : varians kelompok kontrol
t : perbedaan rata-rata populasi
Kriteria pengujian :
Terima Ho jika t  t (1 ) dengan t (1 ) didapat dari daftar distribusi t,
dengan dk = (n1  n 2  2) dan peluang 1    .

Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak. (Sudjana, 2005 :305-)

(2)Jika 1   2 dan kedua-duanya tidak diketahui, maka rumus yang


digunakan adalah
x1  x 2
t, 
 s1 2   s22 
  
n  n 
 1   2 
Keterangan:
x1 : rata-rata nilai kelompok eksperimen
x 2 : rata-rata nilai kelompok kontrol
n1 : jumlah sampel kelas eksperimen
n2 : jumlah sampel kelas kontrol
s : simpangan baku
s2 : varians gabungan
s12 : varians kelompok eksperimen
s22 : varians kelompok kontrol
t : perbedaan rata-rata populasi
Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika:
w t  w2 t 2
t,  1 1
w1 w2
dan terima H0 jika sebaliknya.
2 2
s s
Dengan: w1  1 , w2  2
n1 n2
t1  t 1 ,n1 1 dan t 2  t 1 ,n2 1

w1t1  w2 t 2
Tolak H0 jika t ,  , dengan t1  t 1 ,n1 1 didapat dari
w1 w2
daftar distribusi t dengan dk nya masing-masing (n1-1) dan (n2-1)
dengan peluang 1    . Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak
(Sudjana, 2005 : 305).
c) Uji t dua pihak (Uji Hipotesis 4)
Hipotesis statistik yang diuji adalah

33
Ho : 1   2
H 1 : 1   2
(1) Jika  1   2 dan kedua-duanya tidak diketahui, maka rumus
yang digunakan adalah
x1  x 2
t
1 1
s 
n1 n 2
(n1  1) s1  (n 2 1) s 2
2 2
dengan s 2 
n1  n2  2
Keterangan:
x1 : rata-rata nilai kelompok eksperimen
x 2 : rata-rata nilai kelompok kontrol
n1 : jumlah sampel kelas eksperimen
n2 : jumlah sampel kelas kontrol
s : simpangan baku
s2 : varians gabungan
s12 : varians kelompok eksperimen
s22 : varians kelompok kontrol
t : perbedaan rata-rata populasi
Kriteria pengujian :
Terima Ho jika  t 1  t  t 1 dimana t 1 didapat dari
1  1  1 
2 2 2

daftar distribusi t, dengan dk = (n1  n 2  2) dan peluang 1  1  


 2 
Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2005 :239).
(2) Jika 1   2 dan kedua-duanya tidak diketahui, maka rumus
yang digunakan adalah
x1  x 2
t, 
 s1 2   s22 
  
n  n 
 1   2 

Keterangan:
x1 : rata-rata nilai kelompok eksperimen
x 2 : rata-rata nilai kelompok kontrol
n1 : jumlah sampel kelas eksperimen
n2 : jumlah sampel kelas kontrol
s : simpangan baku
s2 : varians gabungan
s12 : varians kelompok eksperimen
s22 : varians kelompok kontrol
t : perbedaan rata-rata populasi

34
Kriteria pengujian adalah: terima Ho jika
w t w 2 t 2 w t  w2t2
 11  t,  1 1
w1  w 2 w1  w 2
2 2
Dengan: w1  s1 , w2  s 2
n1 n2
t1  t  1 
dan t 2  t  1 
 1   , n1 1  1   , n2 1
 2   2 

t ,m didapat dari daftar distribusi t dengan peluang β dan dk= m.


Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak. (Sudjana, 2005 : 241).
3) Ketuntasan Belajar
Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran digunakan kriteria ketuntasan
belajar sebagai berikut:

a) Ketuntasan Belajar Individu (Perorangan)


Ketuntasan belajar siswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah nilai yang diperoleh siswa
X100%
Jumlah nilai maksimal seluruhnya
Apabila siswa telah menguasai sekurang-kurangnya 65% terhadap
materi setiap satuan bahasan yang diajukan.

b) Ketuntasan Belajar Klasikal


Di dalam pengukuran tuntas secara klasikal, dikatakan belajar tuntas
dengan rumus:
Jumlah siswa yang tuntas belajar
X 100%
Jumlah siswa yang mengikutites
Apabila sekurang-kurangnya 85% dari siswa berhasil mencapai
tingkat penguatan yang ditetapkan.

35
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VIII Negeri 17


Semarang tahun 2013. Adapun proses pelaksanaannya dilaksanakan dengan
langkah sebagai berikut:

1. Populasi dan sampel


Populasi adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Semarang
tahun 2013. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara
Cluster Random Sampling, dimana semua kelas dalam populasi diberi
kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Dari tiga kelas yang
akan digunakan dalam penelitian, satu kelas dikenai perlakuan dengan model
pembelajaran konvensional yaitu kelas VIII D yang disebut kelompok
kontrol, satu kelas diberi perlakuan dengan model pembelajaran Snowball
Throwing berbantuan media animasi Macromedia Flash yaitu kelas VIII B
yang disebut kelompok eksperimen 1, dan satu kelas diberi perlakuan dengan
model pembelajaran Snowball Throwing dengan berbasis Modul yaitu kelas
VIII C yang disebut kelompok eksperimen 2.

2. Memberi perlakuan pada masing-masing sampel.


Setelah menentukan sampel maka langkah selanjutnya adalah
memberi perlakuan pada sampel dengan menerapkan model pembelajaran
yang telah ditentukan pada masing-masing sampel. Pelaksanaan pemberian
perlakuan ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 31 Agustus 2013.

3. Melakukan tes uji coba instrumen


Untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya
pembeda soal instrumen yang akan diujikan pada kelas eksperimen,

36
maka perlu didiadakan uji coba instrumen. Uji coba instrumen ini
dilaksanakan siswa kelas VIII A SMP Negeri 17 Semarang tahun 2013.

4. Mengadakan tes pada sampel


Soal instrumen yang telah di uji, kemudian diujikan pada masing-
masing sampel yang telah diberi perlakuan sebelumnya. Pelaksanaan
pemberian evaluasi ini masing-masing pada tanggal 31 Agustus 2013 untuk
kelompok kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

B. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengambil data pada


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka terlebih dahulu diuji
cobakan. Adapun tes instrumen ini diuji cobakan pada kelas uji coba yaitu
kelas VIII A, dari hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis untuk dapat
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

1. Validitas item soal


Berdasarkan perhitungan tiap butir soal, didapatkan hasil sebagai
berikut :

Tabel 5 Validitas Tiap Butir Soal


Butir Soal rxy rkriteria Kesimpulan
1 0,645 0,875 Valid
2 0,689 0,875 Valid
3 0,518 0,875 Valid
4 0,639 0,875 Valid
5 0,620 0,875 Valid
6 0,812 0,875 Valid
7 0,827 0,875 Valid
8 0,751 0,875 Valid
9 0,630 0,875 Valid
10 0,446 0,875 Valid

37
Hasil ini sudah sesuai dengan perhitungan menggunakan excel. Untuk
perhitungan validitas contoh soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 10 dan
perhitungan validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.

2. Reliabilitas tes
Untuk mencari reliabilitas butir soal uraian, maka rumus yang
digunakan adalah rumus Alpha, rumus tersebut sebagai berikut :

 n    i 
2

r11    1  
 n  1   t2 

Adapun contoh perhitungan reliabilitas butir soal, adalah sebagai


berikut:

n  10
  90,560
i
2

 t2  355,55844

Data ini di ambil pada lampiran 14

 10   90,560 
r11    1 
10  1  355,55844 
 1,11111  0,2546979
 1,1111 0,7453022
 0,836956

Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus Alpha


terhadap hasil uji coba tes, diperoleh rhitung = 0,836956, sedangkan harga rtabel
= 0,349. Jadi, rhitung > rtabel yaitu 0,836956 > 0,349, sehingga tes yang di uji
cobakan reliable dengan kriteria tinggi.

Hasil ini sudah sesuai dengan perhitungan menggunakan excel. Untuk


perhitungan reliabilitas contoh soal nomor 1 dapat dilihat pada lembar
lampiran 11 dan perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 14.

38
3. Tingkat Kesukaran
Suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah. Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran tiap item soal,
didapatkan hasil analisis tingkat kesukaran, seperti pada tabel berikut:

Tabel 6 Kriteria Presentasi Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal

Butir Soal Presentasi Tingkat Kesukaran Kriteria

1 25% Mudah

2 50% Sedang

3 43,75% Mudah

4 25% Sedang

5 62,50% Sedang

6 50% Sukar

7 87,50% Sukar

8 88% Sukar

9 56,25% Sedang

10 25% Mudah

Hasil ini sudah sesuai dengan perhitungan menggunakan excel. Untuk


perhitungan taraf kesukaran contoh soal nomor 1 dapat dilihat pada lembar
lampiran 12 dan perhitungan taraf kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 14.

39
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal
dalam membedakan siswa yang termasuk kelas atas (pandai) dan siswa yang
termasuk kelas bawah ( kurang pandai).

Adapun hasil perhitungan daya beda tiap butir soal adalah sebagai
berikut :

Tabel 7 Kriteria Hasil Perhitungan Tiap Butir Soal

rituB
thitung ttabel
laoS Kriteria

1. 4,27 2,12 Signifikan

2. 4,23 2,12 Signifikan

3. 2,41 2,12 Signifikan

4. 4.00 2,12 Signifikan

5. 86,2 2,12 Signifikan

6. 11,01 2,12 Signifikan

7. 5,38 2,12 Signifikan

8. 3,56 2,12 Signifikan

9. 8,06 2,12 Signifikan

10. 0,75 2,12 Tidak Signifikan

Hasil ini sudah sesuai dengan perhitungan menggunakan excel. Untuk


perhitungan daya pembeda contoh soal nomor 1 dapat dilihat pada lembar

40
lampiran 13 dan perhitungan daya pembeda selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 14.

C. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Awal
a. Uji Normalitas Sampel

Untuk menguji kenormalan distribusi sampel digunakan uji


Lilliefors dengan kriteria jika L0 < Ltabel maka H0 diterima, artinya
sampel berasal dari data yang berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil perhitungan uji Lilliefors, diperoleh hasil sebagai


berikut:

Tabel 8 Uji Normalitas Awal

Kelas Lo Ltabel Kesimpulan

Kontrol 0,091 0,157 Berdistribusi Normal


Eksperimen 1 0,136 0,157 Berdistribusi Normal
Eksperimen 2 0,085 0,157 Berdistribusi Normal

Hasil ini sudah sesuai dengan perhitungan menggunakan excel.


Untuk perhitungan uji normalitas awal contoh dapat dilihat pada lembar
lampiran 15 untuk kelas eksperimen 1, lampiran 17 untuk kelas
eksperimen 2 dan lampiran 19 untuk kelas kontrol dan perhitungan uji
normalitas awal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16, 18, dan 20.

b. Uji Homogenitas Sampel

Untuk menguji Homogenitas sampel digunakan uji bartlett.


Berdasarkan hasil perhitungan uji bartlett, diperoleh hasil sebagai
berikut:

41
Tabel 9 Uji Homogenitas Awal

Sampel χ2 hitung χ2 tabel Kesimpulan

1 2,694 5,991 Homogen

Karena χ2 hitung < χ2 tabel yaitu 2,694 < 5,991 maka H0 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
sama atau homogen.

Hasil ini sudah sesuai dengan perhitungan menggunakan excel.


Untuk perhitungan uji homogenitas awal contoh dapat dilihat pada
lembar lampiran 21 dan perhitungan homogenitas awal selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 22.

2. Analisis Tahap Akhir


a. Uji Normalitas Data

Untuk menguji kenormalan distribusi sampel digunakan uji Lilliefors


dengan kriteria jika L0 < Ltabel maka H0 diterima, artinya sampel berasal
dari data yang berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil perhitungan uji Lilliefors, diperoleh hasil sebagai


berikut.

Tabel 11 Uji Normalitas Akhir

Kelas Lo Ltabel Kesimpulan


Kontrol 0,077 0,157 Berdistribusi Normal
Eksperimen 1 0,108 0,157 Berdistribusi Normal
Eksperimen 2 0,085 0,157 Berdistribusi Normal

Hasil ini sudah sesuai dengan perhitungan menggunakan excel.


Untuk perhitungan uji normalitas akhir contoh dapat dilihat pada lembar

42
lampiran 23 untuk kelas eksperimen 1, lampiran 25 untuk kelas
ekasperimen 2, lampiran 27 untuk kelas kontrol dan perhitungan uji
normalitas akhir selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24, 26, dan 28.

b. Uji Anava (Hipotesis 1)

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara dua kelas


eksperimen dan satu kelas kontrol menggunakan uji anava satu jalur.
Adapun hasil perhitungan uji anava satu jalur sebagai berikut.

Tabel 13 Hasil Perhitungan Uji Anava Satu Jalur untuk Hipotesis 1

Sumber Variasi Dk JK KT F

Rata-rata 1 542553,01 542553,01

Antar Kelompok 2 2652,27 1326,14


14,285
Dalam Kelompok 93 8633,72 92,84

Total 96 553839,00 -

Dari daftar distribusi F dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 93


dan   0,05 didapat Ftabel = 3,2125. Karena Fhitung > Ftabel, yaitu 14,285 >
3,2125 H0 ditolak maka Ha diterima. Dengan kata lain model pembelajaran
Snowball Throwing berbantuan animasi Macromedia Flash dan berbasis
Modul berbeda.

Hasil ini sudah sesuai dengan perhitungan menggunakan excel.


Untuk perhitungan uji anava satu arah contoh dapat dilihat pada lembar
lampiran 29 dan perhitungan uji anava satu arah selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 30.

43
c. Uji t Satu Pihak (Hipotesis 2 dan 3)

Untuk menguji kesamaan dua rata-rata hasil belajar siswa


menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing
berbantuan media animasi Macromedia Flash dengan model
pembelajaran konvensional dalam hipotesis 2, dan model pembelajaran
model pembelajaran Snowball Throwing berbasis Modul dengan model
pembelajaran konvensional dalam hipotesis 3 digunakan uji t satu pihak.

1) Untuk hipotesis 2

Untuk mengetahui ada dan tidaknya perbedaan hasil belajar


siswa yang diajar dengan model pembelajaran Snowball
Throwing berbantuan media animasi Macromedia Flash dan
model konvensional, maka dilakukan dengan menggunakan uji t
satu pihak.

Dari hasil perhitungan pada lampiran 31 diperoleh nilai


thitung = 4,89. Dan nilai ttabel dari harga kritis diperoleh ttabel = 1,67
dengan  = 5% dan dk = 62. Karena t hitung > ttabel yaitu 4,89 > 1,67
H0 ditolak maka Ha diterima. Jadi hasil belajar matematika siswa
yang mendapat model pembelajaran Snowball Throwing
berbantuan media animasi Macromedia Flash lebih baik dari
siswa yang mendapat model konvensional.

Kemudian dilihat dari hasil rata-rata kelas yaitu untuk


kelompok eksperimen 1 rata-ratanya adalah 81,63 dan untuk
kelompok kontrol rata-ratanya adalah 68,75 maka dapat
kesimpulan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing
berbantuan media animasi Macromedia Flash lebih baik dari
model pembelajaran konvensional.

2) Untuk hipotesis 3

Untuk mengetahui ada dan tidaknya perbedaan hasil belajar


siswa yang diajar dengan model pembelajaran Snowball

44
Throwing berbasis Modul dan model pembelajaran konvensional,
maka dilakukan dengan menggunakan uji t satu pihak.

Dari hasil perhitungan pada lampiran 33 diperoleh nilai


thitung = 2,84. Dan nilai ttabel dari harga kritis diperoleh t tabel =
1,66691 dengan  = 5% dan dk = 62. Karena t hitung > ttabel yaitu
2,84 > 1,66691 H0 ditolak maka Ha diterima. Jadi hasil belajar
matematika siswa yang mendapat model pembelajaran Snowball
Throwing berbasis Modul lebih baik dari siswa yang mendapat
model konvensional.

Kemudian dilihat dari hasil rata-rata kelas yaitu untuk


kelompok eksperimen 2 rata-ratanya adalah 75,16 dan untuk
kelompok kontrol rata-ratanya adalah 68,75 maka dapat
kesimpulan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing
berbasis Modul lebih baik dari siswa yang mendapat model
konvensional.

d. Uji t Dua Pihak (Hipotesis 4)

Untuk mengetahui ada dan tidaknya perbedaan hasil belajar siswa


yang diajar dengan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan
media animasi Macromedia Flash dan model pembelajaran Snowball
Throwing berbasis Modul, maka dilakukan dengan menggunakan uji t dua
pihak.

Dari hasil perhitungan pada lampiran 35 diperoleh nilai t hitung = 2,79.


Dan nilai ttabel dari harga kritis diperoleh t tabel = 1,67 dengan  = 5% dan
dk = 62. Karena nilai t hitung diluar -ttabel < thitung < ttabel yaitu 2,79, H0
ditolak maka Ha diterima. Jadi ada perbedaan hasil belajar matematika
siswa yang mendapat model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan
media animasi Macromedia Flash dan model pembelajaran Snowball
Throwing berbasis Modul. Akan tetapi keduanya memiliki kelebihan

45
masing-masing yang mengakibatkan hasil belajar kedua kelas yang
mendapatkan model pembelajaran tersebut maksimal.

Kemudian dilihat dari hasil rata-rata kelas yaitu untuk kelas


eksperimen 1 rata-ratanya adalah 81,63 dan untuk kelas eksperimen 2 rata-
ratanya adalah 75,16. Maka dapat kesimpulan bahwa siswa yang
mendapat model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media
animasi Macromedia Flash dan model pembelajaran Snowball Throwing
berbasis Modul ada perbedaan hasil belajar. Hal ini disebabkan karena
untuk kelas eksperimen kedua yaitu kelas yang menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing dengan berbasis modul pembelajaran
matematika bertepatan setelah pelajaran Olah Raga jadi hal tersebut
mengurangi konsentrasi siswa dalam pembelajaran, sehingga
mengakibatkan perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan 2.

46
BAB V
PEMBAHASAN

Dari analisis data awal diperoleh data yang berdistribusi normal dan
homogen serta dari hasil uji kesamaan rata-rata atau ANOVA menunjukan
bahwa Fhitung < Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari
keadaan awal yang sama. Kemudian ketiga sampel diberi perlakuan yang
berbeda. Pada kelomnpok eksperimen I diberikan perlakuan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi
Macromedia Flash, pada kelompok eksperimen II diberikan perlakuan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbasis modul,
sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa:

A. Model PembelajaranSnowball Throwing berbantuan animasi


Macromedia Flash, Model Pembelajaran Snowball Throwing
berbasis Modul, danmodel Konvensional

Banyak peneliti yang juga terkait dengan pengaruh motivasi siswa


dalam pembelajaran di kelas terhadap hasil belajar siswa baik dengan model
ataupun tanpa model pembelajaran Snowball Throwingdengan media animasi
Macromedia Flash dan berbasis modulyang sudah berhasil. Namun peneliti
mengambil contoh penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
sebagai acuan dalam penulisan skripsi.

Penelitian yang dilakukan oleh Fidya Satria Aji (07310284) dengan


judul “Keefektivan Model Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted
Individualization) dan Snowball Throwing dengan Media LKS Terhadap
Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus dan Balok Pada Siswa Kelas
VIII Semester II SMP Negeri 5 Rembang Tahun Ajaran 2011/2012” dari hasil
penelitian tersebut ternyata hasil belajar siswa pada kelas yang mendapatkan
model pembelajaran Snowball Throwingtersebut lebih baik dibandingkan
kelas yang mendapatkan model pembelajaran konvensional.

47
Penelitian yang dilakukan oleh Arveani Febriana (08310264) dengan
judul “Keefektivan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS) dan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Student Team Archievment
Division (STAD) Berbantuan Macromedia Flash Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika” dari hasil penelitian tersebut ternyata hasil belajar siswa
pada kelas yang menggunakan media animasi Macromedia Flash lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Agung Fitriyantoro


(08310130) yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran RME (Realistic
Mathematic Education) Berbasis Konstruktivistik Menggunakan Alat Peraga
dan Modul Pada Materi Himpunan Kelas VII Semester II SMP 9 Semarang
Tahun Pelajaran 2011/2012” dari hasil penelitian tersebut ternyata hasil
belajar siswa pada kelas yang mendapat media modul juga lebih baik
dibandingkan kelas yang menggunakanmetode konvensional.

Berdasarkan paparan yang telah diuraikan di atas diketahui bahwa


proses pembelajaran matematika pada materi faktorisasi suku aljabar dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media
animasi Macromedia Flash, model pembelajaran Snowball Throwing berbasis
Modul, dengan model pembelajaran konvensional terdapat perbedaan rata-
rata yang signifikan. Hali ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
dikenai model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi
Macromedia Flash, model pembelajaran Snowball Throwing berbasis Modul,
dengan model pembelajaran konvensional menghasilkan hasil belajar yang
juga cukup berbeda. Model pembelajaran konvensional yang biasanya
digunakan guru dalam mengajar sehari-hari ternyata menjadikan hasil belajar
siswa yang kurang memuaskan atau kurang maksimal. Dalam pembelajaran
konvensional tidak ada interaksi antara siswa yang satu dengan yang lain, dan
sebagian siswa belum paham dan tidak berani bertanya. Model Pembelajaran
ini juga hanya menjadikan guru yang aktif sedangkan siswanya cenderung
pasif dalam proses pembelajaran. Sehingga yang memperoleh hasil belajar

48
yang baik hanya siswa yang cerdas dan mau memperhatikan guru pada saat
guru mengajar. Sedangkan model pembelajaran Snowball Throwing
berbantuan media animasi Macromedia Flash dan model pembelajaran
Snowball Throwing berbasis Modul merupakan inovasi model pembelajaran
yang dapat membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam pembelajaran
matematika sehingga hasil belajar siswa menjadi maksimal. Model
pembelajaran Snowball Throwing yang pembelajarannya dilakukan dengan
berkelompok dengan berbantuan animasi Macromedia Flash, dan model
pembelajaran Snowball Throwing yang pembelajarannya dilakukan dengan
berkelompok dengan berbasis Modul.

B. Model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi


Macromedia Flash dengan model pembelajaran Konvensional

Analisis data tes hasil belajar matematika pada kelas eksperimen 1


atau model dan kelas kontrol atau model konvensional menghasilkan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing
berbantuan media animasi Macromedia Flash lebih baik daripada
menggunakan model pembelajaran konvensional. Ini dikarenakan model
pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi Macromedia
Flash mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki pada model
pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Snowball Throwing
merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara
membentuk kelompok heterogen. Kemudian guru akan menyampaikan materi
yang akan dipelajari kepada setiap ketua kelompok berbantuan dengan media
animasi Macromedi Flash, kemudian dengan berbantuan media animasi
Macromedia Flash ketua kelompok menyampaikan materi yang telah mereka
pelajari kepada setiap anggota kelompoknya, setelah materi disampaikan oleh
masing-masing ketua kelompok seluruh siswa diberi kesempatan untuk
menuliskan pertanyaan ke dalam selembar kertas yang kemudian kertas itu
akan digulung menyerupai bola, setelah itu kertas yang berisikan pertanyaan
dilempar antara siswa satu dan siswa yang lain, setelah semua siswa

49
mendapatkan bola-bola kertas yang berisikan pertanyaan maka siswa
diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam
bola-bola kertas tersebut. Tentu saja hal ini tidak kita jumpai pada kegiatan
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Selain
menjadikan siswa lebih mudah memahami materi, juga membuat siswa lebih
tertarik dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian siswa lebih
memahami apa yang mereka pelajari. Terbukti bahwa rata-rata hasil belajar
siswa yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing
berbantuan media animasi Macromedia Flash lebih baik dari pada siswa yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan model
pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi Macromedia
Flash memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh model pembelajaran
Konvensional. Model pembelajaran konvensional cenderung monoton dan
tidak membuat siswa lebih aktif saat menerima pembelajaran dikelas.

Paparan di atas relevan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan


oleh Lika Marlina (09310261) yang berjudul “Efektivitas Model
Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dan Snowball Throwing
dengan berbantu Macromedia Flash Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa” dari
hasil penelitian tersebut ternyata hasi belajar kelas yang menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing dengan media Macromedia Flash lebih
baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

C. Model pembelajaran Snowball Throwing berbasis Modul dengan


model pembelajaran konvensional

Analisis data tes hasil belajar matematika pada kelas eksperimen 2


dan kelompok kontrol tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbasis
Modul lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional. Ini dikarenakan model pembelajaran Snowball
Throwing berbasis Modul mempunyai kelebihan-kelebihan yang tidak
dimiliki oleh model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran

50
Snowball Throwing merupakan model pembelajaran kooperatif yang
dilakukan dengan cara membentuk kelompok heterogen. Kemudian guru akan
menyampaikan materi yang akan dipelajari kepada setiap ketua kelompok
berbantuan Modul, kemudian dengan berbantuan Modul ketua kelompok
menyampaikan materi yang telah mereka pelajari kepada setiap anggota
kelompoknya, setelah materi disampaikan oleh masing-masing ketua
kelompok seluruh siswa diberi kesempatan untuk menuliskan pertanyaan ke
dalam selembar kertas yang kemudian kertas itu akan digulung menyerupai
bola, setelah itu kertas yang berisikan pertanyaan dilempar antara siswa satu
dan siswa yang lain, setelah semua siswa mendapatkan bola-bola kertas yang
berisikan pertanyaan maka siswa diberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan yang terdapat di dalam bola-bola kertas tersebut. Tentu saja hal ini
tidak kita jumpai pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran konvensional. Selain menjadikan siswa lebih mudah memahami
materi, juga membuat siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti
pelajaran. Dengan demikian siswa lebih memahami apa yang mereka pelajari.
Terbukti bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing berbasis Modul lebih baik dari pada siswa
yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan
model pembelajaran Snowball Throwing berbasis Modul memiliki
keunggulan yang tidak dimiliki oleh model pembelajaran konvensional.
Model pembelajaran konvensional cenderung monoton dan tidak membuat
siswa lebih aktif saat menerima pembelajaran dikelas.

Paparan di atas relevan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan


oleh judul “Keefektivan Model Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted
Individualization) dan Snowball Throwing dengan Media LKS Terhadap
Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Kubus dan Balok Pada Siswa Kelas
VIII Semester II SMP Negeri 5 Rembang Tahun Ajaran 2011/2012” dan
Agung Fitriyantoro (08310130) yang berjudul “Efektivitas Model
Pembelajaran RME (Realistic Mathematic Education) Berbasis
Konstruktivistik Menggunakan Alat Peraga dan Modul Pada Materi

51
Himpunan Kelas VII Semester II SMP 9 Semarang Tahun Pelajaran
2011/2012” dari hasil penelitian tersebut ternyata hasil belajar kelas yang
menggunakan model pembelajaran Snowball throwing dan hasil belajar kelas
yang menggunakan media modul lebih baik dibandingkan kelas yang
menggunakan metode konvensional.

D. Model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi


Macromedia Flash dengan model pembelajaran Snowball Throwing
berbasis Modul

Setelah dilakukan pembuktian antar dua sampel dengan t-test


diperoleh analisis data tes hasil belajar matematika pada kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 tersebut menunjukkan bahwa ada
perbedaan hasil belajar antara yang menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing berbantuan media animasi Macromedia Flash pada
kelompok eksperimen 1 dengan yang menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing berbasis Modul pada kelompok eksperimen 2. Hal ini
disebabkan karena untuk kelas eksperimen kedua yaitu kelas yang
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dengan berbasis
modul pembelajaran matematika bertepatan setelah pelajaran Olah Raga jadi
hal tersebut mengurangi konsentrasi siswa dalam pembelajaran, sehingga
mengakibatkan perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan 2. Akan
tetapi model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi
Macromedia Flash dan model pembelajaran Snowball Throwing berbasis
Modul keduanya sama-sama memiliki kelebihan masing – masing saat proses
pembelajaran sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa yang mendapatkan
kedua model tersebut maksimal. Kelebihan dari model pembelajaran
Snowball Throwing berbantuan media animasi Macromedia Flash adalah
model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara membentuk
kelompok heterogen. Kemudian siswa akan berkelompok untuk memahami
materi dengan bantuan media animasi Macromedia Flash, setelah itu siswa
akan membuat pertanyaan dari materi yang telah mereka pelajari, dan siswa

52
dapat mempelajari materi kembali dari media animasi Macromedia Flash di
rumah masing – masing. Sehingga siswa tidak jenuh dan lebih mudah dalam
memahami pelajaran. Sedangkan kelebihan dari model pembelajaran
Snowball Throwing berbasis Modul adalah model pembelajaran kooperatif
yang dilakukan dengan cara membentuk kelompok heterogen. Kemudian
siswa akan berkelompok untuk memahami materi dengan bantuan Modul,
setelah itu siswa akan membuat pertanyaan dari materi yang telah mereka
pelajari.

Paparan di atasa relevan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan


oleh Lika Marlina (09310261) yang berjudul “Efektivitas Model
Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dan Snowball Throwing
dengan berbantu Macromedia Flash Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa” dan
“Efektivitas Model Pembelajaran RME (Realistic Mathematic Education)
Berbasis Konstruktivistik Menggunakan Alat Peraga dan Modul Pada Materi
Himpunan Kelas VII Semester II SMP 9 Semarang Tahun Pelajaran
2011/2012” dari hasil penelitian tersebut ternyata hasi belajar kelas yang
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dengan media
Macromedia Flash dan kelas yang menggunakan media modul sama-sama
memiliki kelebihan dalam proses pembelajaran.

Dari penelitian hipotesis kedua, ketiga, dan keempat dapat


disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi Macromedia
Flash dan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbasis
Modul lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional pada materi faktorisasi suku aljabar.

53
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing berbantuan media animasi Macromedia Flash, model
pembelajaran Snowball Throwing berbasis modul dan model pembelajaran
konvensional pada materi faktorisasi suku aljabar siswa kelas VIII
semester I SMP Negeri 17 Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014.
Terdapat perbedaan hasil belajar dari ketiga kelas sampel tersebut karena
ketiga kelas sampel diberikan tiga perlakuan atau pemberian model
pembelajaran yang berbeda. Kelas eksperimen 1 diberikan model
pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi Macromedia
Flash, kelas eksperimen 2 diberikan model pembelajaran Snowball
Throwing berbasis modul, sedangkan kelas kontrol diberikan model
pembelajaran konvensional.
2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing berbantuan media animasi Macromedia Flash lebih baik dari
pada yang menggunakan model pembelajaran Konvensional pada materi
faktorisasi suku aljabar siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 17
Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal tersebut terjadi karena rata-rata
nilai kelas yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing
berbantuan animasi Macromedia Flash lebih baik atau lebih tinggi
daripada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional yang
tidak menggunakan media apapun. Siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran jika menggunakan model dan media yang menarik
dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional yang membuat
guru lebih aktif daripada siswanya.
3. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing berbasis modul lebih baik dari pada yang menggunakan model
pembelajaran Konvensional pada materi faktorisasi suku aljabar siswa

54
kelas VIII semester I SMP Negeri 17 Semarang Tahun Pelajaran
2013/2014. Nilai rata-rata siswa yang menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing berbasis modul lebih baik atau lebih tinggi daripada
nilai rata-rata kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional
yang tidak menggunakan media apapun. Siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran jika menggunakan model dan media yang menarik
dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional yang membuat
guru lebih aktif daripada siswanya.
4. Ada perbedaan hasil belajar antara model pembelajan Snowball Throwing
berbantuan animasi Macromedia Flash dengan model pembelajaran
Snowball Throwing berbasis modul pada materi faktorisasi suku aljabar
siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 17 Semarang Tahun Pelajaran
2013/2014. Nilai rata – rata kelas eksperimen memiliki perbedaan yang
terlalu banyak.
Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran
matematika dengan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan
animasi Macromedia Flash dan model pembelajaran Snowball Throwing
berbasis modul, memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan
dengan pengajaran matematika secara konvensional khususnya pada materi
faktorisasi suku aljabar.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian eksperimen ini,
maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas VIII semester I SMP Negeri
17 Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014, maka saran yang dapat diberikan
adalah model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan animasi
Macromedia Flash dan model pembelajaran Snowball Throwing berbasis
modul adalah salah satu model pembelajaran dan media yang mungkin bisa
dicoba atau diterapkan dalam kegiatan pembelajaran karena dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

55
2. Perlu diadakan penelitian lagi mengenai keefektifan model pembelajaran
Snowball Throwing berbantuan animasi Macromedia Flash dan Snowball
Throwing berbasis modul terhadap hasil belajar siswa dengan populasi,
sampel, atau materi pelajaran yang lain untuk menindak lanjuti penelitian ini
agar lebih baik.

56
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi


Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Hudoyo, Herman.1990. Strategi Belajar Matematika. Malang: Universitas Negri
Malang
Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: CV Karya Utama
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Banguntapan Jogjakarta: Diva Press
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sutopo, Hadi. 2002. Animasi Dengan Macromedia Flash Berikut ActionScript.


Jakarta: Salemba Infotek
Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem.

Trianto.2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Wahyono, Teguh. 2006. 36 Jam Belajar Komputer Animasi Dengan
Macromedia Flash 8. Jakarta: Elex Media Komputindo
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT
Bumi Aksara

57
58
DAFTAR NAMA SISWA KELAS 8 B

Kelas eksperimen1

No Nama
1 Alde Ocza Mawardia
2 Aldy Setiawan
3 Aprilia Ike Nurhikmah
4 Apriliana Nur Malita S.
5 Arip Handoyo
6 Aurelio Edward Johannes S
7 Bagus Sugiharto
8 Candra Ega Satria
9 Caterina Jameci
10 Damar Imanjati
11 Dayfine Pasha Pratama Putra
12 Dinda Putri Alfiona
13 Ema Setianingrum
14 Fikih Anjana
15 Fitriani Nur Andini
16 Fynanda Valency Ovisca S. G
17 Gilang Pamungkas
18 Hanan Rachmadhina
19 Hani Dwi Rahmadiani
20 Ivan Sadewo
21 Ivan Yanuar Prakoso
22 Korina Windasari
23 M.Nur Fikri
24 Matius Kurniawan
25 Maulana Abdi Prastiko
26 Pieter Wattimury

59
27 Rastra Sakhsena Alfadani
28 Rico Andi Avito
29 Rio Aji Saputra
30 Warizah
31 Yahya As Farazhi
32 Yosi Adi Manindra

60
DAFTAR NAMA SISWA KELAS 8 C

Kelas eksperimen 2

No Nama
1 Adji Wisanggeni
2 Aldo Heriyawan
3 Alfiandra Mumpuni Purwa
4 Anang Andryansah
5 Andika Bagus Dwi Saputra
6 Angela Rizqi Septyana
7 Ardana Prasetya Aji
8 Borneo Trixie Eviani
9 Dicky Muhamad Sodiq
10 Dimas Yulias Sesar
11 Feby Nur Wulandari
12 Inla Vania Agustien
13 Khofifah Jian Insani
14 Laila Intan Putri Setiawan
15 Meyko Bayu Arifiantoro
16 Mochammad Iqbal Machmud
17 Muhammad Abu Daffa'
18 Muntahir Nurul Huda
19 Nabilah Ulayya
20 Nanang Imam Fadjri
21 Novania Andriani Salsabila
22 Nugroho Bagus Prasetya
23 Nurul Ekasari
24 Oktaviani Putri Pratiwi
25 Pramudya Cahya Pratama
26 Prihatini Ratna Wati

61
27 Rafi Eko Febrianto
28 Rivan Muhammad Lutfi
29 Shani Suciyati Nurvitasari
30 Sugeng Riyadi
31 Virma Reza Medika
32 Wahyu Anggi Prakoso

62
DAFTAR NAMA SISWA KELAS 8 D

Kelas kontrol

No Nama
1 Agung Prasetyo
2 Aisyah Ath Thaariq
3 Alvin Rahmansyah
4 Alya Vena Resta
5 Ani Martanti
6 Annas Eka Saputra
7 Bima Risky Prayogo
8 Budi Anggeriyani
9 Cahaya Ghozaliana
10 Dion Novsha Wiraputra
11 Dodik Saputro
12 Edhi Widiyanto
13 Eren Sukma Wijaya Febru
14 Erza Shafa Salsabila Maula
15 Helga Yullanita Kusuma
16 Ilham Rafi Suryatama
17 Jurdan Murdan Tiijana Duratan A
18 Kanza Mita Cahya T.
19 Kurniawan Arif Susilo
20 Lina Puspita Sari
21 Liya Apriliyanto
22 Mega Mukti
23 Millenio Arga Maulana
24 Nadya Kumalasari
25 Nando Firdiansyah Taofiq
26 Nova Aprilia

63
27 Novanto Wahyu Putra
28 Ripdiansyah Abi Afnan Faisal
29 Rizky Dito Sasangka
30 Satria Wandara Putra
31 Tri Dwi Aprilianto
32 Valentina Sukma Navrida

64
DAFTAR NAMA SISWA KELAS 8 A

Kelas uji coba

no Nama
1 Achmad Bayu Aji
2 Achmad Faizun
3 Adella Anjani Putri
4 Ahmad Fatah Syahrul Adhim
5 Ari Steven Putra Masoka
6 Bagas Mega Saputra
7 Bayu Aji Nugroho
8 Deaneta Anjarsari
9 Desi Mayangsari
10 Dila Nur Aprilita
11 Dimas Rizal Zulfikar
12 Faizal Herdiansyah
13 Faizal Yusuf Ardiansyah
14 Fauzan Adi Nugroho
15 Galang Bryllyan W.
16 Gita Meidavilia
17 Hari Argo Prasetyo
18 Ichwan Arya Mahdyka
19 Indah Lestari
20 Maulana Ghibran Ibnu Afinda
21 Monica Puspita Rani Setyaningrum
22 Monika Dian Utami
23 Nicolas Ronaldo Widyantoro
24 Oktavianur Fachri
25 Revy Dirga Mahendra
26 Satya Indrajid

65
27 Shalsa Anggie Artamevia
28 Tiar Muslim
29 Wulan Septiyani
30 Yuli Kurniawan
31 Yulinar Rizkyani Saputri
32 Ponco Bayu Aji

66
Lampiran 4

Daftar Nilai Siswa Sebelum Dan Sesudah Eksperimen

Kelas VIII B Eksperimen 1

No Nama Siswa Sebelum Sesudah


Eksperimen Eksperimen
1 Alde Ocza Mawardia 78 93
2 Aldy Setiawan 78 70
3 Aprilia Ike Nurhikmah 72 90
4 Apriliana Nur Malita S. 76 92
5 Arip Handoyo 62 77
6 Aurelio Edward Johannes S 64 83
7 Bagus Sugiharto 64 82
8 Candra Ega Satria 60 73
9 Caterina Jameci 62 80
10 Damar Imanjati 66 65
11 Dayfine Pasha Pratama. P 66 55
12 Dinda Putri Alfiona 68 88
13 Ema Setianingrum 72 87
14 Fikih Anjana 66 88
15 Fitriani Nur Andini 74 90
16 Fynanda Valency Ovisca S. G 58 87
17 Gilang Pamungkas 78 90
18 Hanan Rachmadhina 78 93
19 Hani Dwi Rahmadiani 46 92
20 Ivan Sadewo 64 72
21 Ivan Yanuar Prakoso 74 80
22 Korina Windasari 64 90

67
23 M.Nur Fikri 56 80
24 Matius Kurniawan 78 71
25 Maulana Abdi Prastiko 60 95
26 Pieter Wattimury 64 83
27 Rastra Sakhsena Alfadani 80 95
28 Rico Andi Avito 68 67
29 Rio Aji Saputra 58 88
30 Warizah 66 85
31 Yahya As Farazhi 58 58
32 Yosi Adi Manindra 62 73

68
Daftar Nilai Siswa Sebelum Dan Sesudah Eksperimen

Kelas VIII C Eksperimen 2

No Nama Siswa Sebelum Sesudah


Eksperimen Eksperimen
1 Adji Wisanggeni 64 67
2 Aldo Heriyawan 74 70
3 Alfiandra Mumpuni Purwa 70 75
4 Anang Andryansah 62 70
5 Andika Bagus Dwi Saputra 66 65
6 Angela Rizqi Septyana 64 80
7 Ardana Prasetya Aji 62 78
8 Borneo Trixie Eviani 64 74
9 Dicky Muhamad Sodiq 70 83
10 Dimas Yulias Sesar 66 80
11 Feby Nur Wulandari 74 77
12 Inla Vania Agustien 81 77
13 Khofifah Jian Insani 66 87
14 Laila Intan Putri Setiawan 72 85
15 Meyko Bayu Arifiantoro 68 77
16 Mochammad Iqbal Machmud 82 78
17 Muhammad Abu Daffa' 68 57
18 Muntahir Nurul Huda 74 85
19 Nabilah Ulayya 68 73
20 Nanang Imam Fadjri 82 82
21 Novania Andriani Salsabila 72 82
22 Nugroho Bagus Prasetya 76 77
23 Nurul Ekasari 76 80
24 Oktaviani Putri Pratiwi 70 55

69
25 Pramudya Cahya Pratama 72 80
26 Prihatini Ratna Wati 76 68
27 Rafi Eko Febrianto 78 73
28 Rivan Muhammad Lutfi 74 68
29 Shani Suciyati Nurvitasari 64 75
30 Sugeng Riyadi 74 70
31 Virma Reza Medika 55 82
32 Wahyu Anggi Prakoso 62 75

70
Daftar Nilai Siswa Sebelum Dan Sesudah Eksperimen

Kelas VIII D Kelas Kontrol

No Nama Siswa Sebelum Sesudah


Eksperimen Eksperimen
1 Agung Prasetyo 72 68
2 Aisyah Ath Thaariq 76 68
3 Alvin Rahmansyah 78 80
4 Alya Vena Resta 58 70
5 Ani Martanti 72 78
6 Annas Eka Saputra 66 75
7 Bima Risky Prayogo 56 73
8 Budi Anggeriyani 60 44
9 Cahaya Ghozaliana 70 59
10 Dion Novsha Wiraputra 72 63
11 Dodik Saputro 72 73
12 Edhi Widiyanto 66 85
13 Eren Sukma Wijaya Febru 82 61
14 Erza Shafa Salsabila Maula 70 65
15 Helga Yullanita Kusuma 68 85
16 Ilham Rafi Suryatama 58 57
17 Jurdan Murdan Tiijana .D 44 70
18 Kanza Mita Cahya T. 60 68
19 Kurniawan Arif Susilo 60 78
20 Lina Puspita Sari 74 65
21 Liya Apriliyanto 70 70
22 Mega Mukti 56 80
23 Millenio Arga Maulana 62 52
24 Nadya Kumalasari 66 70

71
25 Nando Firdiansyah Taofiq 52 52
26 Nova Aprilia 76 60
27 Novanto Wahyu Putra 57 82
28 Ripdiansyah Abi Afnan Faisal 70 71
29 Rizky Dito Sasangka 53 87
30 Satria Wandara Putra 68 70
31 Tri Dwi Aprilianto 58 61
32 Valentina Sukma Navrida 70 60

72
Daftar Nilai Siswa Kelas Uji Coba

No Nama Siswa Nilai


1 Achmad Bayu Aji 100
2 Achmad Faizun 100
3 Adella Anjani Putri 100
4 Ahmad Fatah Syahrul Adhim 100
5 Ari Steven Putra Masoka 93,33
6 Bagas Mega Saputra 90
7 Bayu Aji Nugroho 88,33
8 Deaneta Anjarsari 80
9 Desi Mayangsari 80
10 Dila Nur Aprilita 80
11 Dimas Rizal Zulfikar 80
12 Faizal Herdiansyah 80
13 Faizal Yusuf Ardiansyah 77,5
14 Fauzan Adi Nugroho 77,5
15 Galang Bryllyan W. 77,5
16 Gita Meidavilia 73,33
17 Hari Argo Prasetyo 70
18 Ichwan Arya Mahdyka 70
19 Indah Lestari 68,33
20 Maulana Ghibran Ibnu Afinda 68,33
21 Monica Puspita Rani .S 65
22 Monika Dian Utami 65
23 Nicolas Ronaldo Widyantoro 65
24 Oktavianur Fachri 63,33
25 Revy Dirga Mahendra 61,67
26 Satya Indrajid 53,33

73
27 Shalsa Anggie Artamevia 53,33
28 Tiar Muslim 53,33
29 Wulan Septiyani 51,67
30 Yuli Kurniawan 51,67
31 Yulinar Rizkyani Saputri 48,33
32 Ponco Bayu Aji 48,33

74
Lampiran 5

SILABUS

SEKOLAH : SMP NEGERI 17 SEMARANG MATA PELAJARAN :


MATEMATIKA

KELAS : VIII SEMESTER : GASAL

STANDAR KOMPETENSI : ALJABAR

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

KOMPETE MATERI PENILAIAN


NSI POKOK
KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR ALOK KARAK
DASAR PEMBELAJ
ASI TER
ARAN Teknik Bentu Contoh Instrumen SUM
WAK
k BER
TU
BEL
AJA
R

75
1.1 Bentuk Mendiskusikan hasil operasi Menyelesaikan Tes Tes 1. Bentuk sederhana dari : 2 x 40 Buku Disiplin
Melaku aljabar tambah, kurang, pada bentuk operasi tambah, tulis uraian mnt teks
(2x + 3) + ( -5x – 4), Rasa
kan aljabar (pengulangan) kurang pada
adalah hormat
operasi bentuk aljabar.
bentuk 2. Kurangkanlah 5a2 – 2a + 7 Perhatia
aljabar dari -4a2 + 6a + 10 n

Tekun

Tanggun
g jawab

Mendiskusikan hasil operasi kali, Menyelesaikan Tes Tes 1. berapakah hasil kali dari ( 3 x 40 Disiplin
bagi dan pangkat pada bentuk operasi kali dan tulis uraian -x + 6) (6x-2). mnt
Rasa
aljabar (pengulangan). bagi serta pngkat
2. Jabarkanlah : (4p – 1)2 hormat
pada bentuk
aljabar. Perhatia
n

Tekun

76
Tanggun
g jawab

1.2 Bentuk Mendata faktor suku aljabar Menentukan Tes Daftar Sebutkan variabel pada 5 x 40 Disiplin
Mengur aljabar berupa konstanta atau variabel. faktor suku lisan pertan bentuk berikut: mnt
Rasa
ai-kan aljabar yaan
1. 4x + 3 hormat
bentuk 2. 2p – 5
aljabar 3. (5a – 6)(4a + 1) Perhatia
ke n
dalam
Tekun
faktor-
faktorny Tanggun
a. g jawab

Menentukan faktor-faktor bentuk Menguraikan Tes Tes Faktorkanlah 6a – 3b + 12 10 x Disiplin


aljabar dengan cara menguraikan bentuk aljabar ke tulis uraian 40 mnt
Rasa
bentuk aljabar tersebut. dalam faktor-
hormat
faktornya.
Perhatia

77
n

Tekun

Tanggun
g jawab

KOMPETE MATERI KEGIATAN INDIKATOR PENILAIAN ALOK SUM


NSI DASAR POKOK PEMBELAJARAN ASI BER
Teknik Bentu Contoh Instrumen KARAKT
PEMBELAJ WAK BEL
k ER
ARAN TU AJA
R

1.3 Relasi dan Menyebutkan hubungan yang Menjelaskan dengan Tes Daftar Berikan contoh dalam 2 x 40 Buku Disiplin
Memaha fungsi merupakan suatu fungsi kata-kata dan lisan pertan kehidupan sehari-hari yang mnt teks,
Rasa
mi relasi melalui masalah sehari-hari, menyatakan masalah yaan berkaitan dengan fungsi. lingk
hormat
dan misal hubungan antara nama sehari-hari yang ungan
kota dengan Negara/propinsi, berkaitan dengan

78
fungsi nama siswa dengan ukuran relasi dan fungsi. Perhatian
sepatu.
Tekun

Tanggung
jawab

Menuliskan suatu fungsi Menyatakan suatu Tes Tes Harga gula 1 kg Rp 5.600,00. 3 x 40 Disiplin
menggunakan notasi fungsi dengan notasi tulis uraian harga a kg gula Rp 5.600,00 mnt
Rasa
a rupiah. Nayatakan dalam
hormat
bentuk fungsi a.
Perhatian

Tekun

Tanggung
jawab

1.4 fungsi Mencermati cata menghitung Menghitung nilai Tes Tes Jika f(x) = 4x – 2, maka nilai 4 x 40 Disiplin
Menentu nilai fungsi dan fungsi tulis isian f(3) = …. mnt
Rasa
-kan nilai menghitungnya.
hormat

79
fungsi Perhatian

Tekun

Tanggung
jawab

Menyusun suatu fungsi jika Menentukan bentuk Tes Tes Jika f(x) = px + q, f(1) = 3 6 x 40 Disiplin
nilai fungsi dan data fungsi fungsi jika nilai dan tulis uraian dan f(2) = 4, tentukan rumus mnt.
Rasa
diketahui. data fungsi fungsi f(x).
hormat
diketahui.
Perhatian

Tekun

Tanggung
jawab

1.5 Membuat fungsi Membuat tabel pasangan Menyusun tabel Tes Tes Diketahui f(x) = 2x + 3, 2 x 40 Disiplin
sketsa antara nilai peubah dengan pasangan nilai tulis isian lengkapilah tabel berikut : mnt
Rasa
grafik nilai fungsi. peubah dengan nilai
x 0 1 2 3 hormat
fungsi fungsi.

80
aljabar f(x) … … … … Perhatian
sederhan
Tekun
a pada
sistem Tanggung
koordinat jawab
Cartesius
.

81
Lampiran 6

(RPP)

KELAS EKSPERIMEN I (CD INTERAKTIF)

PERTEMUAN I

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Melakukan operasi bentuk aljabar

C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menyelesaikan operasi tambah, kurang pada bentuk aljabar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan pengarahan materi oleh guru, siswa mampu :
1. Melalui diskusi siswa dapat menyelesaikan operasi tambah, kurang pada
bentuk aljabar.

E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktorisasi Suku Aljabar

82
F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran

Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

Snowball Trhowing

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru membentuk beberapa kelompok yang
tiap kelompok terdiri dari empat sampai
lima siswa, guru kemudian menjelaskan
materi kepada masing-masing ketua
kelompok dan tiap ketua kelompok
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh guru tentang operasi
tambah kurang pada bentuk aljabar dengan
berbantuan CD Iteraktif. (rasa hormat dan
perhatian). 60 menit
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya
jawab (kritis).
b. Elaborasi
1) Ketua kelompok menjelaskan materi yang
sudah mereka fahami melalui penjelasan
guru.
2) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh ketua kelompok
tentang suku-suku sejenis, koefisien,
variabel, konstanta, suku sejenis,
penjumlahan, pengurangan (melatih siswa

83
untuk dapat menghargai orang yang sedang
menyampaikan sesuatu)
3) Kemudian masing-masing siswa membuat
soal tentang materi yang sudah dijelaskan
oleh ketua kelompok (kerja keras)
4) Setelah itu kertas yang berisi soal digulung
menyerupai bola dan dilempar dari siswa
satu ke siswa lain, setelah satu siswa
mendapat satu kertas soal, siswa diberi
kesempatan untuk menjelaskan pertanyaan
dari soal yang mereka peroleh. (kerja keras,
percaya diri)
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa
apabila siswa mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan
pengamatan dalam bentuk lisan maupun
tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. : CV. Usaha Makmur

 Media Pembelajaran : Laptop/Komputer, LCD, papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
 Faktorisasi Suku Aljabar
1. Menjelaskan Pengertian Koefisien, Variabel, Konstanta dan Suku
Bentuka aljabar sangat penting dalam matematika. Seringkali jika kita
akan menyelesaikan masalah dalam matematika, terlebih dahulu kita
menyatakan permasalahan itu dalam bentuk aljabar.

84
Bonar dan Cut Mimi membeli alat-alat tulis do koperasi sekolah. Mereka
membeli 5 buku tulis, 2 pensil, dan 3 bolpoin. Jika buku tulis dinyatakan
dengan x , pensil dengan y , dab bolpoin dengan z maka Bonar dan Cut
Mimi membeli 5x  2 y  3z .

Selanjutnya, bentuk-bentuk 5x  2 y  3z , 2x 2 , 4xy 2 , 5x 2  1 , dan


( x  1)( x  3) disebut bentuk-bentuk aljabar. Sebelum mempelajari
faktorisasi suku aljabar, marilah ingat kembali istilah-istilah yang terdapat
pada bentuk alajabar.
a. Variabel
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum
diketahui nilainya dengn jelas. Variabel dsebut juga peubah. Variabel
biasanya ditulis dengan huruf kecil a , b , c , . . . z .
Sebagai contoh:
Tulislah setiap kalimat berikut dengan menggunakan variabel sebagai
pengganti bilangan yang belum diketahui nilainya !
1) Jumlah dua bilangan ganjil berurutan adalah 20.
Penyelesaian :
Misalkan bilangan tersebut x dan x  2 , berarti x  x  2  20
2) Suatu bilangan jika dikalikan 5 kemudian dikurang 3, hasilnya
adalah 12
Penyelesaian:
Misalakan bilangan tersebut x , berarti 5x  3  12
b. Konsatanta
Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan
dan tidak memuat variabel.
Contoh:
Tentukan konstanta pada bentuk aljabar berikut
1) 2 x 2  3xy  7 x  y  8
2) 3  4 x 2  x

Penyelesaian:

85
1) Konstanta adalah suku yang tidak memuat variabel, sehingga
konstanta dari 2 x 2  3xy  7 x  y  8 adalah  8
2) Konstanta dari 3  4 x 2  x adalah 3
c. Koefisien
Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari suatu suku
pada bentuk aljabar.
Contoh:
Tentukan koefisien x pada bentuk aljabar berikut
1) 5 x 2 y  3x
2) 2 x 2  6 x  3

Penyelesaian :

1) Koefisien x dari 5 x 2 y  3x adalah 3


2) Koefisien x dari 2 x 2  6 x  3 adalah 6
d. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisienya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Berikut ini macam-macam suku
1) Suku satu yaitu bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh
operasi jumlah atau selisih
Contoh: 3x , 4a 2 ,  2ab , ...
2) Suku dua yaitu bentuk aljabra yang dihubungkan oleh satu operasi
jumlah atau selisih.
Contoh: a 2  2 , x  2 y , 3x 2  5x , ...
3) Suku tiga yaitu bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi
jumlah atau selisih
Conoh: 3x 2  4 x  5 , 2 x  2 y  xy , ...
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku
banyak atau polinom.

Untuk mengetahui seberapa pemahaman kalian tentang pengertian


koefisien, variabel, konstanta dan suku, selesaikanlah soal-soal
dibawah ini !

86
1. Nyatakan kalimat berikut ke dalam bentuk aljabar !
a. Rani membeli 2 buah pensil dan 4 buah buku.
b. Tono membeli 3 buah apel, 2 buah jeruk, dan 5 buah mangga.
2. Tentukan koefisien-koefisien dari setiap variabel pada bentuk
aljabar berikut !
a. 3xy  2 x 2  4 x
3. Tentukan konstanta dari setiap bentuk aljabar brikut
a. 4 xy  2 x 2  8  y 2
4. Manakah dari bentuk-bentuk aljabar berikut yang merupakan suku
satu, suku dua, dan suku tiga.
J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

87
Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

88
(RPP)

KELAS EKSPERIMEN II (MODUL)

PERTEMUAN I

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Melakukan operasi bentuk aljabar
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menyelesaikan operasi tambah, kurang pada bentuk aljabar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan pengarahan materi oleh guru, siswa mampu:
1. Melalui diskusi siswa dapat menyelesaikan operasi tambah, kurang pada
bentuk aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktorisasi Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

89
Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

Snowball Trhowing

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru membentuk beberapa kelompok yang
tiap kelompok terdiri dari empat sampai
lima siswa, guru kemudian menjelaskan
materi kepada masing-masing ketua
kelompok dan tiap ketua kelompok
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh guru tentang operasi
tambah kurang pada bentuk aljabar dengan
berbantuan modul. (rasa hormat dan
perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya
jawab (kritis). 60 menit
b. Elaborasi
1) Ketua kelompok menjelaskan materi yang
sudah mereka fahami melalui penjelasan
guru .
2) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh ketua kelompok
tentang suku-suku sejenis, koefisien,
variabel, konstanta, suku sejenis,
penjumlahan, pengurangan (melatih siswa
untuk dapat menghargai orang yang sedang
menyampaikan sesuatu)
3) Kemudian masing-masing siswa membuat
soal tentang materi yang sudah dijelaskan

90
oleh ketua kelompok (kerja keras)
4) Setelah itu kertas yang berisi soal digulung
menyerupai bola dan dilempar dari siswa
satu ke siswa lain, setelah satu siswa
mendapat satu kertas soal, siswa diberi
kesempatan untuk menjelaskan pertanyaan
dari soal yang mereka peroleh. (kerja keras,
percaya diri)
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa
apabila siswa mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan
pengamatan dalam bentuk lisan maupun
tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. : CV. Usaha Makmur

 Media Pembelajaran : Modul, papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
 Faktorisasi Suku Aljabar
1. Menjelaskan Pengertian Koefisien, Variabel, Konstanta dan Suku
Bentuka aljabar sangat penting dalam matematika. Seringkali jika kita
akan menyelesaikan masalah dalam matematika, terlebih dahulu kita
menyatakan permasalahan itu dalam bentuk aljabar.
Bonar dan Cut Mimi membeli alat-alat tulis do koperasi sekolah. Mereka
membeli 5 buku tulis, 2 pensil, dan 3 bolpoin. Jika buku tulis dinyatakan

91
dengan x , pensil dengan y , dab bolpoin dengan z maka Bonar dan Cut
Mimi membeli 5x  2 y  3z .

Selanjutnya, bentuk-bentuk 5x  2 y  3z , 2x 2 , 4xy 2 , 5x 2  1 , dan


( x  1)( x  3) disebut bentuk-bentuk aljabar. Sebelum mempelajari
faktorisasi suku aljabar, marilah ingat kembali istilah-istilah yang terdapat
pada bentuk alajabar.
a. Variabel
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum
diketahui nilainya dengn jelas. Variabel dsebut juga peubah. Variabel
biasanya ditulis dengan huruf kecil a , b , c , . . . z .
Sebagai contoh:
Tulislah setiap kalimat berikut dengan menggunakan variabel sebagai
pengganti bilangan yang belum diketahui nilainya !
1) Jumlah dua bilangan ganjil berurutan adalah 20.
Penyelesaian :
Misalkan bilangan tersebut x dan x  2 , berarti x  x  2  20
2) Suatu bilangan jika dikalikan 5 kemudian dikurang 3, hasilnya
adalah 12
Penyelesaian:
Misalakan bilangan tersebut x , berarti 5x  3  12
b. Konsatanta
Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan
dan tidak memuat variabel.
Contoh:
Tentukan konstanta pada bentuk aljabar berikut
1) 2 x 2  3xy  7 x  y  8
2) 3  4 x 2  x

Penyelesaian:

1) Konstanta adalah suku yang tidak memuat variabel, sehingga


konstanta dari 2 x 2  3xy  7 x  y  8 adalah  8
2) Konstanta dari 3  4 x 2  x adalah 3

92
c. Koefisien
Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari suatu suku
pada bentuk aljabar.
Contoh:
Tentukan koefisien x pada bentuk aljabar berikut
1) 5 x 2 y  3x
2) 2 x 2  6 x  3

Penyelesaian :

1) Koefisien x dari 5 x 2 y  3x adalah 3


2) Koefisien x dari 2 x 2  6 x  3 adalah 6
d. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisienya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh operasijumlah atau selisih.
Berikut ini macam-macam suku
1) Suku satu yaitu bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh
operasi jumlah atau selisih
Contoh: 3x , 4a 2 ,  2ab , ...
2) Suku dua yaitu bentuk aljabra yang dihubungkan oleh satu operasi
jumlah atau selisih.
Contoh: a 2  2 , x  2 y , 3x 2  5x , ...
3) Suku tiga yaitu bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi
jumlah atau selisih
Conoh: 3x 2  4 x  5 , 2 x  2 y  xy , ...
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku
banyak atau polinom.

Untuk mengetahui seberapa pemahaman kalian tentang pengertian


koefisien, variabel, konstanta dan suku, selesaikanlah soal-soal
dibawah ini !
1. Nyatakan kalimat berikut ke dalam bentuk aljabar !
a. Rani membeli 2 buah pensil dan 4 buah buku.
b. Tono membeli 3 buah apel, 2 buah jeruk, dan 5 buah mangga.

93
2. Tentukan koefisien-koefisien dari setiap variabel pada bentuk
aljabar berikut !
a. 3xy  2 x 2  4 x
3. Tentukan konstanta dari setiap bentuk aljabar brikut
a. 4 xy  2 x 2  8  y 2
4. Manakah dari bentuk-bentuk aljabar berikut yang merupakan suku
satu, suku dua, dan suku tiga
J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

94
Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

95
(RPP)

Kelas Konvensional (Pertemuan 1)

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Melakukan operasi bentuk aljabar
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menyelesaikan operasi tambah, kurang pada bentuk aljabar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan pengarahan materi oleh guru, siswa mampu:
1. Menyelesaikan operasi tambah, kurang pada bentuk aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktorisasi Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

96
Pembelajaran Konvensional

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru menjelaskan materi dan siswa
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh guru tentang operasi
tambah kurang pada bentuk aljabar. (rasa
hormat dan perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya
jawab (kritis).
b. Elaborasi
1) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh guru tentang suku-
suku sejenis, koefisien, variabel, konstanta,
suku sejenis, penjumlahan, pengurangan 60 menit
(melatih siswa untuk dapat menghargai
orang yang sedang menyampaikan sesuatu)
2) Guru membuat beberapa soal tentang
operasi bentuk aljabar (kerja keras)
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan
soal yang dibuat (kerja keras,
kedemokratisan)
4) Guru menunjuk salah satu siswa untuk
menulis jawabannya di papan tulis (percaya
diri)
5) Guru bersama siswa membahas soal yang
telah dikerjakan di papan tulis (berpikir
logis, kritis)

97
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa
apabila siswa mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan
pengamatan dalam bentuk lisan maupun
tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. : CV. Usaha Makmur

 Alat Pembelajaran : papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
 Faktorisasi Suku Aljabar
1. Menjelaskan Pengertian Koefisien, Variabel, Konstanta dan Suku
Bentuka aljabar sangat penting dalam matematika. Seringkali jika kita
akan menyelesaikan masalah dalam matematika, terlebih dahulu kita
menyatakan permasalahan itu dalam bentuk aljabar.
Bonar dan Cut Mimi membeli alat-alat tulis do koperasi sekolah. Mereka
membeli 5 buku tulis, 2 pensil, dan 3 bolpoin. Jika buku tulis dinyatakan
dengan x , pensil dengan y , dab bolpoin dengan z maka Bonar dan Cut
Mimi membeli 5x  2 y  3z .

Selanjutnya, bentuk-bentuk 5x  2 y  3z , 2x 2 , 4xy 2 , 5x 2  1 , dan


( x  1)( x  3) disebut bentuk-bentuk aljabar. Sebelum mempelajari

faktorisasi suku aljabar, marilah ingat kembali istilah-istilah yang terdapat


pada bentuk alajabar.

98
a. Variabel
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum
diketahui nilainya dengn jelas. Variabel dsebut juga peubah. Variabel
biasanya ditulis dengan huruf kecil a , b , c , . . . z .
Sebagai contoh:
Tulislah setiap kalimat berikut dengan menggunakan variabel sebagai
pengganti bilangan yang belum diketahui nilainya !
1) Jumlah dua bilangan ganjil berurutan adalah 20.
Penyelesaian :
Misalkan bilangan tersebut x dan x  2 , berarti x  x  2  20
2) Suatu bilangan jika dikalikan 5 kemudian dikurang 3, hasilnya
adalah 12
Penyelesaian:
Misalakan bilangan tersebut x , berarti 5x  3  12
b. Konsatanta
Konstanta adalah suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan
dan tidak memuat variabel.
Contoh:
Tentukan konstanta pada bentuk aljabar berikut
1) 2 x 2  3xy  7 x  y  8
2) 3  4 x 2  x

Penyelesaian:

1) Konstanta adalah suku yang tidak memuat variabel, sehingga


konstanta dari 2 x 2  3xy  7 x  y  8 adalah  8
2) Konstanta dari 3  4 x 2  x adalah 3
c. Koefisien
Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari suatu suku
pada bentuk aljabar.
Contoh:
Tentukan koefisien x pada bentuk aljabar berikut
1) 5 x 2 y  3x
2) 2 x 2  6 x  3

99
Penyelesaian :

1) Koefisien x dari 5 x 2 y  3x adalah 3


2) Koefisien x dari 2 x 2  6 x  3 adalah 6
d. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisienya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh operasijumlah atau selisih.
Berikut ini macam-macam suku
1) Suku satu yaitu bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh
operasi jumlah atau selisih
Contoh: 3x , 4a 2 ,  2ab , ...
2) Suku dua yaitu bentuk aljabra yang dihubungkan oleh satu operasi
jumlah atau selisih.
Contoh: a 2  2 , x  2 y , 3x 2  5x , ...
3) Suku tiga yaitu bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi
jumlah atau selisih
Conoh: 3x 2  4 x  5 , 2 x  2 y  xy , ...
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku
banyak atau polinom.

Untuk mengetahui seberapa pemahaman kalian tentang pengertian


koefisien, variabel, konstanta dan suku, selesaikanlah soal-soal
dibawah ini !
1. Nyatakan kalimat berikut ke dalam bentuk aljabar !
a. Rani membeli 2 buah pensil dan 4 buah buku.
b. Tono membeli 3 buah apel, 2 buah jeruk, dan 5 buah mangga.
2. Tentukan koefisien-koefisien dari setiap variabel pada bentuk
aljabar berikut !
a. 3xy  2 x 2  4 x
3. Tentukan konstanta dari setiap bentuk aljabar brikut
b. 4 xy  2 x 2  8  y 2
4. Manakah dari bentuk-bentuk aljabar berikut yang merupakan suku
satu, suku dua, dan suku tiga
J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

100
Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

101
(RPP)

KELAS EKSPERIMEN I (CD INTERAKTIF)

PERTEMUAN II

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Melakukan operasi bentuk aljabar
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menyelesaikan operasi kali dan bagi serta pangkat pada bentuk aljabar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan pengarahan materi oleh guru, siswa mampu:
1. Melalui diskusi siswa dapat menyelesaikan operasi kali dan bagi serta
pangkat pada bentuk aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktorisasi Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

102
Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

Snowball Trhowing

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
d. Eksporasi
1) Guru membentuk beberapa kelompok yang
tiap kelompok terdiri dari empat sampai
lima siswa, guru kemudian menjelaskan
materi kepada masing-masing ketua
kelompok dan tiap ketua kelompok
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh guru tentang operasi
tambah kurang pada bentuk aljabar dengan
berbantuan CD Iteraktif. (rasa hormat dan 60 menit
perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya
jawab (kritis).
e. Elaborasi
1) Ketua kelompok menjelaskan materi yang
sudah mereka fahami melalui penjelasan
guru.
2) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh ketua kelompok
tentang operasi perkalian dan pembagian

103
serta pangkat pada bentuk aljabar (melatih
siswa untuk dapat menghargai orang yang
sedang menyampaikan sesuatu)
3) Kemudian masing-masing siswa membuat
soal tentang materi yang sudah dijelaskan
oleh ketua kelompok (kerja keras)
4) Setelah itu kertas yang berisi soal digulung
menyerupai bola dan dilempar dari siswa
satu ke siswa lain, setelah satu siswa
mendapat satu kertas soal, siswa diberi
kesempatan untuk menjelaskan pertanyaan
dari soal yang mereka peroleh. (kerja keras,
percaya diri)
f. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa
apabila siswa mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan
pengamatan dalam bentuk lisan maupun
tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. : CV. Usaha Makmur

 Alat Pembelajaran : Laptop/Komputer, LCD, papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
 Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar
1. Penjumlahan dan Pengurangan

104
Amatilah bentuk aljabar 3x 2  2 x  3 y  x 2  5x  10 . Suku-suku 3x 2 dan

x 2 disebut suku-suku sejenis, demikian juga suku  2 x dan 5 x . Adapun


 2 x dan 3 y merupakan suku-suku tidak sejenis.
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama.
Pemahaman mengenai suku-suku sejenis dan suku-suku tak sejenis sangat
bermanfaat dalam menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan
dari bentuk aljabar.
Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar dapat
diselesaikan dengan memanfaatkan sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif dengan memperhatikan suku-suku yang sejenis.
Sebagai contoh:
a. Tentukanlah hasil penjumlahan 3x 2  2 x  5 dengan x 2  4 x  3 .
b. Tentukanlah hasil pengurangan 4 y 2  3 y  2 dari 2(5 y 2  3)

Penyelesaian:

a. (3x 2  2 x  5) + ( x 2  4 x  3)
Angka-angka kita keluarkan terlebih dahulu,sehingga bentuk aljabar
menjadi
 3x 2  2 x  5  x 2  4 x  3
Kemudian kita kelompokan suku-suku yang sejenis
Sehingga menjadi
 3x 2  x 2  2 x  4 x  5  3
Setelah menjadi bentuk seperti di atas, maka berlakulah sifat
distributif, faktor-faktor yang sama bisa kita keluarkan, sehingga
menjadi
 (3  1) x 2  (2  4) x  (5  3)

Setelah menjadi bentuk aljabar seperti di atas maka hasil sudah dapat
kita tentukan menjadi,

105
 4x 2  2x  2

b. Cermati perintahnya, karena hasil pengurangan 4 y 2  3 y  2 dari


2(5 y 2  3)
Maka operasi alajabarnya menjadi
2(5 y 2  3) - (4 y 2 3 y  2)
Kemudian kita operasikan terlebih dahuulu suku-sukunya
2(5 y 2  3)  (4 y 2  3 y  2)

Sehingga seteleh suku-sukunya kita operasikan bentuk aljabar


menjadi;
 10 y 2  6  4 y 2  3 y  2
Setelah suku-sukunya kita operasikan, maka dapat kita kelompokan
suku-suku sejenisnya, sehingga kita dapatkan:
 10 y 2  6  4 y 2  3 y  2

 (10  4) y 2  3 y  (6  2)

 6 y 2  3y  8
2. Pekalian
a. Perkalian satu bilangan dengan bentuk aljabar
Coba kalian ingat kembali sifat distributif pada bilangan bulat. Jika a ,
b , dan c bilangan bulat maka berlaku a(b  c)  ab  ac . Sifat
distributif ini dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan operasi
perkalian pada bentuk aljabar.
Perkalian suku dua (ax  b) dengan skalar/bilangan k dinyatakan
sebagai berikut.
k (ax  b)  kax  kb
Contoh:
1) Jabarkanlah bentuk perkalian 2(3x  y)
2) Selesaikan bentuk perkalian (4 x)(2 y)

Penyelesaian:

106
1) 2(3x  y)
Dapat kita jabarkan menjadi
2(3x  y)  2  3x  2  ( y)

Sehingga hasil perkalian dari 2(3x  y) adalah:

 6x  2 y
2) (4 x)(2 y) penyelesaianya adalah sebagai berikut:
(4 x)(2 y)  (4)  (2)  xy
Negatif 4 kita kalikan dengan negatif 2, kemudian variabel yang
ada juga kita kalikan, maka hasilnya adalah
 8 xy
b. Perkalian antara bentuk aljabar dengan bentuk aljabar
Telah kalian pelajari bahwa perkalian antara bilangan skalar k dengan
suku dua (ax  b) adalah k (ax  b)  (kax  kb) . Dengn
memanfaatkana sifat distributif pula, perkalian antara bentuk aljabar
suku dua (ax  b) dengan suku dua (cx  d ) diperoleh sebagai berikut.
(ax  b) (cx  d )  ax(cx  d )  b(cx  d )
 ax(cx)  ax(d )  b(cx)  bd

 acx 2  (ad  bc) x  bd

Sifat distributif dapat pula digunakan pada perkalian suku dua dan
suku tiga

(ax  b)(cx 2  dx  e)  ax(cx 2  dx  e)  b(cx 2  dx  e)

Dari perkalian di atas, bisa kita jabarkan menjadi:

 ax(cx 2 )  ax(dx)  ax(e)  b(cx 2 )  b(dx)  be

Setelah kita jabarkan maka kita dapatkan perkalian seperti:

107
 acx 3  adx 2  aex  bcx 2  bdx  be

Setelah kita dapatkan hasil perkalianya,kita dapat mengumpulkan


suku-suku sejenis, sehingga didapatkan:

 acx 3  (ad  bc) x 2  (ae  bd ) x  be

Sebagi contoh:

1) Tenmtukanlah hasil perkalian aljabar sebagai berikut:


a. ( x  2)( x  3)
b. (2 x  3)( x 2  2 x  5)

Penyelesaian:

a. Cara (i) dengan sifat distributif


( x  2)( x  3)  x( x  3)  2( x  3)

 x 2  3x  2 x  6
 x 2  5x  6
Cara (ii) dengan skema
( x  2)( x  3)  x 2  3x  2 x  6

 x 2  5x  6

b. Cara (i) dengan dengan sifat distributif


(2 x  3)( x 2  2 x  5)
Dari perkalian di atas dapat kita jabarkan sebagai berikut:
 2 x( x 2  2 x  5)  3( x 2 2 x  5)
Sehingga kita dapatkan:
 2 x 3  4 x 2  10 x  3x 2  6 x  15
Setelah itu kita kumpulkan suku-suku yang sejenis, maka kita
dapatkan:
 2 x 3  4 x 2  3x 2  10 x  6 x  15

108
Sehingga hasil penjumlahanya adalah
 2 x 3  7 x 2  4 x  15
3. Perpangkatan bentuk aljabar
Coba kalian ingat kembali operasi perpangkatan pada bilangan bulat.
Operasi perpangkatan diartikan sebagai operasi perkalian berulang
dengan unsur yang sama. Untuk sembarang bilangan bulat a , berlaku
a n  axaxax
 ...
xa
sebanyak, nkali

Sekarang kalian akan mempelajari operasi perpangkatan pada bentuk


aljabar.
Pada perpangkatan bentuk aljabar suku satu, perlu diperhatikan antara 3x 2
, (3x) 2 , dan (3x) 2

Jika 3x 2 berarti hanya variabel x nya yang dikuadratkan, seperti berikut:


a. 3x 2  3 x  x
 3x 2

Sedangkan untuk (3x) 2 , maka nilai dari 3x nya yang dikuadratkan, seperti
berikut: 3x

b. (3x) 2  ((3x)  (3x))


 9x 2
Dan untuk  (3x) 2 maka, kita selesaikan terlebih dahulu bentuk
kuadratnya baru kita selesaikan perkalianya.
c.  (3x) 2  ((3x)  (3x))
 9x 2
Dan sedangkan untuk (3x) 2 adalah nilai dari  3x yang kita
kuadratkan
d. (3x) 2  (3x)  (3x)
 9x 2
Untuk menentukan perpangkatan pada bentuk aljabar suku dua,
perhatiakan uraian berikut.

109
(a  b)1  ab
Koefisien a dan b adalah 1 1
( a  b) 2  (a  b)(a  b)

 (a 2  ab  ab  b 2 )

 (a 2  2ab  b 2 )
Koefisien a 2 , ab , dan b 2 adalah 1 2
(a  b) 3  (a  b)(a  b) 2

 (a  b)(a 2  2ab  b 2 )
 a 3  2a 2b  ab 2  a 2b  2ab 2  b3
 a 3  3a 2b  3ab 2  b3
Koefisien a 3 , 3a 2b , 3ab 2 , dan b 3 adalah 1 3 3 1
(a  b) 4  (a  b) 2 (a  b) 2

 (a  2ab  b 2 )(a 2  2ab  b 2 )

 a 4  2a 3b  a 2b 2  2a 3b  4a 2b 2  2ab3  a 2b 2  2ab3  b 4
 a 4  4a 3b  6a 2b 2  4ab 3  b 4
Koefisien a 4 , 4a 3b , 6a 2b 2 , 4ab3 , dan b 4 adalah 1 4 6 4 1
Demikian seterusnya untuk (a  b) n dengan n bilangan asli.
4. Pembagian
Kalian telah mempelajari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
perpangkatan pada bentuk aljabar. Sekarang kalian akan mempelajari
pembagian pada bentuk aljabar.
Telah kalian pelajari bahwa jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi
a  p  q dengan a, p, q bilangan bulat maka p dan q disebut faktor-faktor
dari a . Hal tesebut berlaku pula pada bentuk aljabar.
Perhatikan uraian berikut.
2 x 2 yz 2  2  x 2  y  z 2

x3 y 2 z  x3  y 2  z

110
Pada bentuk aljabar di atas, 2 , x 2 , y , dan z 2 adalah faktor-faktor dari

2 x 2 yz 2 , sedangkan x 3 , y 2 , dan z adalah faktor-faktor dari bentuk aljabar

x3 y 2 z .

faktor-faktor sekutu (faktor yang sama) dari 2 x 2 yz 2 dan x 3 y 2 z adalah x 2 ,


y , dan z sehingga diperoleh:

2 x 3 yz 2

x3 y 2 z
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa jika dua bentuk
aljabar memiliki faktor sekutu yang sama maka hasil bagi kedua bentuk
aljabar tersebut dapat ditulis ke dalam bentuk yang lebih sederhana.
Dengan demikian, pada pembagian operasi bentuk aljabar kalian harus
menentukan faktor sekutu kedua bentuk aljabar tersebut, kemudian baru
dilakukan pembagian.

J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

111
Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

112
(RPP)

KELAS EKSPERIMEN II (MODUL)

PERTEMUAN II

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Melakukan operasi bentuk aljabar
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menyelesaikan operasi kali dan bagi serta pangkat pada bentuk aljabar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan pengarahan materi oleh guru, siswa mampu :
1. Melalui diskusi siswa dapat menyelesaikan operasi kali dan bagi serta
pangkat pada bentuk aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktorisasi Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

113
Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

Snowball Trhowing

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru membentuk beberapa kelompok yang
tiap kelompok terdiri dari empat sampai
lima siswa, guru kemudian menjelaskan
materi kepada masing-masing ketua
kelompok dan tiap ketua kelompok
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh guru tentang operasi
tambah kurang pada bentuk aljabar dengan
berbantuan modul. (rasa hormat dan 60 menit
perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya
jawab (kritis).
b. Elaborasi
1) Ketua kelompok menjelaskan materi yang
sudah mereka fahami melalui penjelasan
guru.
2) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan
yang disampaikan oleh ketua kelompok
tentang operasi perkalian dan pembagian

114
serta pangkat pada bentuk aljabar (melatih
siswa untuk dapat menghargai orang yang
sedang menyampaikan sesuatu)
3) Kemudian masing-masing siswa membuat
soal tentang materi yang sudah dijelaskan
oleh ketua kelompok (kerja keras)
4) Setelah itu kertas yang berisi soal digulung
menyerupai bola dan dilempar dari siswa
satu ke siswa lain, setelah satu siswa
mendapat satu kertas soal, siswa diberi
kesempatan untuk menjelaskan pertanyaan
dari soal yang mereka peroleh. (kerja keras,
percaya diri)
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa
apabila siswa mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan
pengamatan dalam bentuk lisan maupun
tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII
SMP dan MTs. : CV. Usaha Makmur

 Alat Pembelajaran : Modul, papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
 Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar
1. Penjumlahan dan Pengurangan

115
Amatilah bentuk aljabar 3x 2  2 x  3 y  x 2  5x  10 . Suku-suku 3x 2 dan

x 2 disebut suku-suku sejenis, demikian juga suku  2 x dan 5 x . Adapun


 2 x dan 3 y merupakan suku-suku tidak sejenis.
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama.
Pemahaman mengenai suku-suku sejenis dan suku-suku tak sejenis sangat
bermanfaat dalam menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan
dari bentuk aljabar.
Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar dapat
diselesaikan dengan memanfaatkan sifat komutatif, asosiatif, dan
distributif dengan memperhatikan suku-suku yang sejenis.
Sebagai contoh:
a. Tentukanlah hasil penjumlahan 3x 2  2 x  5 dengan x 2  4 x  3 .
b. Tentukanlah hasil pengurangan 4 y 2  3 y  2 dari 2(5 y 2  3)

Penyelesaian:

a. (3x 2  2 x  5) + ( x 2  4 x  3)
Angka-angka kita keluarkan terlebih dahulu,sehingga bentuk aljabar
menjadi
 3x 2  2 x  5  x 2  4 x  3
Kemudian kita kelompokan suku-suku yang sejenis
Sehingga menjadi
 3x 2  x 2  2 x  4 x  5  3
Setelah menjadi bentuk seperti di atas, maka berlakulah sifat
distributif, faktor-faktor yang sama bisa kita keluarkan, sehingga
menjadi
 (3  1) x 2  (2  4) x  (5  3)

Setelah menjadi bentuk aljabar seperti di atas maka hasil sudah dapat
kita tentukan menjadi,

116
 4x 2  2x  2

b. Cermati perintahnya, karena hasil pengurangan 4 y 2  3 y  2 dari


2(5 y 2  3)
Maka operasi alajabarnya menjadi
2(5 y 2  3) - (4 y 2 3 y  2)
Kemudian kita operasikan terlebih dahuulu suku-sukunya
2(5 y 2  3)  (4 y 2  3 y  2)

Sehingga seteleh suku-sukunya kita operasikan bentuk aljabar


menjadi;
 10 y 2  6  4 y 2  3 y  2
Setelah suku-sukunya kita operasikan, maka dapat kita kelompokan
suku-suku sejenisnya, sehingga kita dapatkan:
 10 y 2  6  4 y 2  3 y  2

 (10  4) y 2  3 y  (6  2)

 6 y 2  3y  8
2. Pekalian
a. Perkalian satu bilangan dengan bentuk aljabar
Coba kalian ingat kembali sifat distributif pada bilangan bulat. Jika a ,
b , dan c bilangan bulat maka berlaku a(b  c)  ab  ac . Sifat
distributif ini dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan operasi
perkalian pada bentuk aljabar.
Perkalian suku dua (ax  b) dengan skalar/bilangan k dinyatakan
sebagai berikut.
k (ax  b)  kax  kb
Contoh:
1) Jabarkanlah bentuk perkalian 2(3x  y)
2) Selesaikan bentuk perkalian (4 x)(2 y)

Penyelesaian:

117
1) 2(3x  y)
Dapat kita jabarkan menjadi
2(3x  y)  2  3x  2  ( y)

Sehingga hasil perkalian dari 2(3x  y) adalah:

 6x  2 y
2) (4 x)(2 y) penyelesaianya adalah sebagai berikut:
(4 x)(2 y)  (4)  (2)  xy
Negatif 4 kita kalikan dengan negatif 2, kemudian variabel yang
ada juga kita kalikan, maka hasilnya adalah
 8 xy
b. Perkalian antara bentuk aljabar dengan bentuk aljabar
Telah kalian pelajari bahwa perkalian antara bilangan skalar k dengan
suku dua (ax  b) adalah k (ax  b)  (kax  kb) . Dengn
memanfaatkana sifat distributif pula, perkalian antara bentuk aljabar
suku dua (ax  b) dengan suku dua (cx  d ) diperoleh sebagai berikut.
(ax  b) (cx  d )  ax(cx  d )  b(cx  d )
 ax(cx)  ax(d )  b(cx)  bd

 acx 2  (ad  bc) x  bd

Sifat distributif dapat pula digunakan pada perkalian suku dua dan
suku tiga

(ax  b)(cx 2  dx  e)  ax(cx 2  dx  e)  b(cx 2  dx  e)

Dari perkalian di atas, bisa kita jabarkan menjadi:

 ax(cx 2 )  ax(dx)  ax(e)  b(cx 2 )  b(dx)  be

Setelah kita jabarkan maka kita dapatkan perkalian seperti:

118
 acx 3  adx 2  aex  bcx 2  bdx  be

Setelah kita dapatkan hasil perkalianya,kita dapat mengumpulkan


suku-suku sejenis, sehingga didapatkan:

 acx 3  (ad  bc) x 2  (ae  bd ) x  be

Sebagi contoh:

1) Tenmtukanlah hasil perkalian aljabar sebagai berikut:


a. ( x  2)( x  3)
b. (2 x  3)( x 2  2 x  5)

Penyelesaian:

a. Cara (i) dengan sifat distributif


( x  2)( x  3)  x( x  3)  2( x  3)

 x 2  3x  2 x  6
 x 2  5x  6
Cara (ii) dengan skema
( x  2)( x  3)  x 2  3x  2 x  6

 x 2  5x  6

b. Cara (ii) dengan dengan sifat distributif


(2 x  3)( x 2  2 x  5)
Dari perkalian di atas dapat kita jabarkan sebagai berikut:
 2 x( x 2  2 x  5)  3( x 2 2 x  5)
Sehingga kita dapatkan:
 2 x 3  4 x 2  10 x  3x 2  6 x  15
Setelah itu kita kumpulkan suku-suku yang sejenis, maka kita
dapatkan:
 2 x 3  4 x 2  3x 2  10 x  6 x  15
Sehingga hasil penjumlahanya adalah

119
 2 x 3  7 x 2  4 x  15
3. Perpangkatan bentuk aljabar
Coba kalian ingat kembali operasi perpangkatan pada bilangan bulat. Operasi
perpangkatan diartikan sebagai operasi perkalian berulang dengan unsur yang
sama. Untuk sembarang bilangan bulat a , berlaku

a n  axaxax
 ...
xa
sebanyak, nkali

Sekarang kalian akan mempelajari operasi perpangkatan pada bentuk aljabar.

Pada perpangkatan bentuk aljabar suku satu, perlu diperhatikan antara 3x 2 ,

(3x) 2 , dan (3x) 2


Jika 3x 2 berarti hanya variabel x nya yang dikuadratkan, seperti berikut:

a. 3x 2  3 x  x
 3x 2

Sedangkan untuk (3x) 2 , maka nilai dari 3x nya yang dikuadratkan, seperti
berikut: 3x

b. (3x)
2
 ((3x)  (3x))
 9x 2
Dan untuk  (3x) maka, kita selesaikan terlebih dahulu bentuk kuadratnya
2

baru kita selesaikan perkalianya.

c.  (3x) 2  ((3x)  (3x))


 9x 2
Dan sedangkan untuk (3x) adalah nilai dari  3x yang kita kuadratkan
2

d. (3x)  (3x)  (3x)


2

 9x 2
Untuk menentukan perpangkatan pada bentuk aljabar suku dua,
perhatiakan uraian berikut.

(a  b)1  ab
Koefisien a dan b adalah 1 1

( a  b) 2  (a  b)(a  b)

120
 (a 2  ab  ab  b 2 )

 (a 2  2ab  b 2 )
Koefisien a 2 , ab , dan b 2 adalah 1 2

(a  b) 3  (a  b)(a  b) 2

 (a  b)(a 2  2ab  b 2 )
 a 3  2a 2b  ab 2  a 2b  2ab 2  b3
 a 3  3a 2b  3ab 2  b3
Koefisien a 3 , 3a 2b , 3ab 2 , dan b 3 adalah 1 3 3 1

(a  b) 4  (a  b) 2 (a  b) 2

 (a  2ab  b 2 )(a 2  2ab  b 2 )

 a 4  2a 3b  a 2b 2  2a 3b  4a 2b 2  2ab3  a 2b 2  2ab3  b 4
 a 4  4a 3b  6a 2b 2  4ab 3  b 4
Koefisien a 4 , 4a 3b , 6a 2b 2 , 4ab3 , dan b 4 adalah 1 4 6 4 1

Demikian seterusnya untuk (a  b) dengan n bilangan asli.


n

4. Pembagian
Kalian telah mempelajari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
perpangkatan pada bentuk aljabar. Sekarang kalian akan mempelajari
pembagian pada bentuk aljabar.
Telah kalian pelajari bahwa jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi
a  p  q dengan a, p, q bilangan bulat maka p dan q disebut faktor-faktor dari
a . Hal tesebut berlaku pula pada bentuk aljabar.
Perhatikan uraian berikut.

2 x 2 yz 2  2  x 2  y  z 2

x3 y 2 z  x3  y 2  z
2 2
Pada bentuk aljabar di atas, 2 , x 2 , y , dan z 2 adalah faktor-faktor dari 2 x yz
2 3 2
, sedangkan x 3 , y , dan z adalah faktor-faktor dari bentuk aljabar x y z .

121
2 2 3 2
faktor-faktor sekutu (faktor yang sama) dari 2 x yz dan x y z adalah x 2 , y ,

dan z sehingga diperoleh:

2 x 3 yz 2

x3 y 2 z
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa jika dua bentuk aljabar
memiliki faktor sekutu yang sama maka hasil bagi kedua bentuk aljabar tersebut
dapat ditulis ke dalam bentuk yang lebih sederhana. Dengan demikian, pada
pembagian operasi bentuk aljabar kalian harus menentukan faktor sekutu kedua
bentuk aljabar tersebut, kemudian baru dilakukan pembagian.

J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

122
(RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Kelas Konvensional (Pertemuan II)

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
B. KOMPETENSI DASAR
1.1. Melakukan operasi bentuk aljabar
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menyelesaikan operasi kali dan bagi serta pangkat pada bentuk aljabar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan diskusi bersama guru, siswa mampu :
1. Menyelesaikan operasi kali dan bagi serta pangkat pada bentuk aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Faktorisasi Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

123
Pembelajaran Konvensional

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru menjelaskan materi dan siswa mendengarkan,
serta mengikuti penjelasan yang disampaikan oleh
guru tentang operasi perkalian pembagian serta
pangkat pada bentuk aljabar. (rasa hormat dan
perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya jawab
(kritis).
b. Elaborasi
1) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh guru tentang operasi perkalian,
pembagian serta perpangkatan pada bentuk aljabar
(melatih siswa untuk dapat menghargai orang yang
sedang menyampaikan sesuatu) 60 menit
2) Guru membuat beberapa soal tentang operasi bentuk
aljabar (kerja keras)
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang
dibuat (kerja keras, kedemokratisan)
4) Guru menunjuk salah satu siswa untuk menulis
jawabannya di papan tulis (percaya diri)
5) Guru bersama siswa membahas soal yang telah
dikerjakan di papan tulis (berpikir logis, kritis)
c. Konfirmasi
1) Membantu menjelaskan masalah/ problem yang
dihadapi siswa.
2) Memberikan umpan balik positif dan pengamatan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup 15 menit

124
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar.
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. : CV. Usaha Makmur

 Alat Pembelajaran : papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
1. Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan

Amatilah bentuk aljabar 3x  2 x  3 y  x  5x  10 . Suku-suku 3x 2 dan x 2


2 2

disebut suku-suku sejenis, demikian juga suku  2 x dan 5 x . Adapun  2 x dan


3 y merupakan suku-suku tidak sejenis.
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-
masing variabel yang sama.
Pemahaman mengenai suku-suku sejenis dan suku-suku tak sejenis sangat
bermanfaat dalam menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan dari
bentuk aljabar.
Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk aljabar dapat diselesaikan
dengan memanfaatkan sifat komutatif, asosiatif, dan distributif dengan
memperhatikan suku-suku yang sejenis.
Sebagai contoh:
a. Tentukanlah hasil penjumlahan 3x 2  2 x  5 dengan x 2  4 x  3 .
b. Tentukanlah hasil pengurangan 4 y  3 y  2 dari 2(5 y  3)
2 2

Penyelesaian:

a. (3x 2  2 x  5) + ( x 2  4 x  3)
Angka-angka kita keluarkan terlebih dahulu,sehingga bentuk aljabar menjadi
 3x 2  2 x  5  x 2  4 x  3

125
Kemudian kita kelompokan suku-suku yang sejenis
Sehingga menjadi

 3x 2  x 2  2 x  4 x  5  3
Setelah menjadi bentuk seperti di atas, maka berlakulah sifat distributif,
faktor-faktor yang sama bisa kita keluarkan, sehingga menjadi

 (3  1) x 2  (2  4) x  (5  3)

Setelah menjadi bentuk aljabar seperti di atas maka hasil sudah dapat kita
tentukan menjadi,

 4x 2  2x  2

b. Cermati perintahnya, karena hasil pengurangan 4 y  3 y  2 dari


2

2(5 y 2  3)
Maka operasi alajabarnya menjadi

2(5 y 2  3) - (4 y 2 3 y  2)
Kemudian kita operasikan terlebih dahuulu suku-sukunya

2(5 y 2  3)  (4 y 2  3 y  2)

Sehingga seteleh suku-sukunya kita operasikan bentuk aljabar menjadi;

 10 y 2  6  4 y 2  3 y  2
Setelah suku-sukunya kita operasikan, maka dapat kita kelompokan suku-
suku sejenisnya, sehingga kita dapatkan:

 10 y 2  6  4 y 2  3 y  2

 (10  4) y 2  3 y  (6  2)

 6 y 2  3y  8
2. Pekalian
a. Perkalian satu bilangan dengan bentuk aljabar
Coba kalian ingat kembali sifat distributif pada bilangan bulat. Jika a , b ,
dan c bilangan bulat maka berlaku a(b  c)  ab  ac . Sifat distributif ini

dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan operasi perkalian pada bentuk


aljabar.

126
Perkalian suku dua (ax  b) dengan skalar/bilangan k dinyatakan sebagai

berikut.
k (ax  b)  kax  kb
Contoh:
3) Jabarkanlah bentuk perkalian 2(3x  y)
4) Selesaikan bentuk perkalian (4 x)(2 y)

Penyelesaian:

3) 2(3x  y)
Dapat kita jabarkan menjadi
2(3x  y)  2  3x  2  ( y)

Sehingga hasil perkalian dari 2(3x  y) adalah:

 6x  2 y
4) (4 x)(2 y) penyelesaianya adalah sebagai berikut:
(4 x)(2 y)  (4)  (2)  xy
Negatif 4 kita kalikan dengan negatif 2, kemudian variabel yang ada juga
kita kalikan, maka hasilnya adalah
 8 xy
b. Perkalian antara bentuk aljabar dengan bentuk aljabar
Telah kalian pelajari bahwa perkalian antara bilangan skalar k dengan suku
dua (ax  b) adalah k (ax  b)  (kax  kb) . Dengn memanfaatkana sifat

distributif pula, perkalian antara bentuk aljabar suku dua (ax  b) dengan

suku dua (cx  d ) diperoleh sebagai berikut.

(ax  b) (cx  d )  ax(cx  d )  b(cx  d )


 ax(cx)  ax(d )  b(cx)  bd

 acx 2  (ad  bc) x  bd

Sifat distributif dapat pula digunakan pada perkalian suku dua dan suku tiga

127
(ax  b)(cx 2  dx  e)  ax(cx 2  dx  e)  b(cx 2  dx  e)

Dari perkalian di atas, bisa kita jabarkan menjadi:

 ax(cx 2 )  ax(dx)  ax(e)  b(cx 2 )  b(dx)  be

Setelah kita jabarkan maka kita dapatkan perkalian seperti:

 acx 3  adx 2  aex  bcx 2  bdx  be

Setelah kita dapatkan hasil perkalianya,kita dapat mengumpulkan suku-suku


sejenis, sehingga didapatkan:

 acx 3  (ad  bc) x 2  (ae  bd ) x  be

Sebagi contoh:

2) Tenmtukanlah hasil perkalian aljabar sebagai berikut:


a. ( x  2)( x  3)
b. (2 x  3)( x 2  2 x  5)

Penyelesaian:

a. Cara (i) dengan sifat distributif


( x  2)( x  3)  x( x  3)  2( x  3)

 x 2  3x  2 x  6
 x 2  5x  6
Cara (ii) dengan skema

( x  2)( x  3)  x 2  3x  2 x  6

 x 2  5x  6

b. Cara (ii) dengan dengan sifat distributif


(2 x  3)( x 2  2 x  5)
Dari perkalian di atas dapat kita jabarkan sebagai berikut:

 2 x( x 2  2 x  5)  3( x 2 2 x  5)
Sehingga kita dapatkan:

128
 2 x 3  4 x 2  10 x  3x 2  6 x  15
Setelah itu kita kumpulkan suku-suku yang sejenis, maka kita dapatkan:

 2 x 3  4 x 2  3x 2  10 x  6 x  15
Sehingga hasil penjumlahanya adalah

 2 x 3  7 x 2  4 x  15

3. Perpangkatan bentuk aljabar


Coba kalian ingat kembali operasi perpangkatan pada bilangan bulat. Operasi
perpangkatan diartikan sebagai operasi perkalian berulang dengan unsur yang
sama. Untuk sembarang bilangan bulat a , berlaku

a n  axaxax
 ...
xa
sebanyak, nkali

Sekarang kalian akan mempelajari operasi perpangkatan pada bentuk aljabar.

Pada perpangkatan bentuk aljabar suku satu, perlu diperhatikan antara 3x 2 ,

(3x) 2 , dan (3x) 2

Jika 3x 2 berarti hanya variabel x nya yang dikuadratkan, seperti berikut:

a. 3x 2  3 x  x
 3x 2
2
Sedangkan untuk (3x) , maka nilai dari 3x nya yang dikuadratkan, seperti

berikut: 3x

b. (3x)
2
 ((3x)  (3x))
 9x 2
Dan untuk  (3x) maka, kita selesaikan terlebih dahulu bentuk kuadratnya
2

baru kita selesaikan perkalianya.

c.  (3x) 2  ((3x)  (3x))


 9x 2
Dan sedangkan untuk (3x) adalah nilai dari  3x yang kita kuadratkan
2

d. (3x)  (3x)  (3x)


2

 9x 2

129
Untuk menentukan perpangkatan pada bentuk aljabar suku dua,
perhatiakan uraian berikut.

(a  b)1  ab
Koefisien a dan b adalah 1 1

( a  b) 2  (a  b)(a  b)

 (a 2  ab  ab  b 2 )

 (a 2  2ab  b 2 )
Koefisien a 2 , ab , dan b 2 adalah 1 2

(a  b) 3  (a  b)(a  b) 2

 (a  b)(a 2  2ab  b 2 )
 a 3  2a 2b  ab 2  a 2b  2ab 2  b3
 a 3  3a 2b  3ab 2  b3
Koefisien a 3 , 3a 2b , 3ab 2 , dan b 3 adalah 1 3 3 1

(a  b) 4  (a  b) 2 (a  b) 2

 (a  2ab  b 2 )(a 2  2ab  b 2 )

 a 4  2a 3b  a 2b 2  2a 3b  4a 2b 2  2ab3  a 2b 2  2ab3  b 4
 a 4  4a 3b  6a 2b 2  4ab 3  b 4
Koefisien a 4 , 4a 3b , 6a 2b 2 , 4ab3 , dan b 4 adalah 1 4 6 4 1

Demikian seterusnya untuk (a  b) dengan n bilangan asli.


n

4. Pembagian
Kalian telah mempelajari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
perpangkatan pada bentuk aljabar. Sekarang kalian akan mempelajari
pembagian pada bentuk aljabar.
Telah kalian pelajari bahwa jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi
a  p  q dengan a, p, q bilangan bulat maka p dan q disebut faktor-faktor dari
a . Hal tesebut berlaku pula pada bentuk aljabar.
Perhatikan uraian berikut.

130
2 x 2 yz 2  2  x 2  y  z 2

x3 y 2 z  x3  y 2  z
2 2
Pada bentuk aljabar di atas, 2 , x 2 , y , dan z 2 adalah faktor-faktor dari 2 x yz
2 3 2
, sedangkan x 3 , y , dan z adalah faktor-faktor dari bentuk aljabar x y z .
2 2 3 2
faktor-faktor sekutu (faktor yang sama) dari 2 x yz dan x y z adalah x 2 , y ,

dan z sehingga diperoleh:

2 x 3 yz 2

x3 y 2 z
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa jika dua bentuk aljabar
memiliki faktor sekutu yang sama maka hasil bagi kedua bentuk aljabar tersebut
dapat ditulis ke dalam bentuk yang lebih sederhana. Dengan demikian, pada
pembagian operasi bentuk aljabar kalian harus menentukan faktor sekutu kedua
bentuk aljabar tersebut, kemudian baru dilakukan pembagian.

J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

131
(RPP)

KELAS EKSPERIMEN I (CD INTERAKTIF)

PERTEMUAN III

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus

B. KOMPETENSI DASAR
1.2.Mengurai-kan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menentukan faktor suku aljabar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan penjelasan materi oleh guru, siswa mampu :
1. Melalui diskusi siswa dapat menentukan faktor suku aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Pemfaktoran Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

Ceramah, latihan, penugasan

132
Model Pembelajaran

Snowball Trhowing

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru membentuk beberapa kelompok yang tiap
kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa, guru
kemudian menjelaskan materi kepada masing-
masing ketua kelompok dan tiap ketua kelompok
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh guru tentang pemfaktoran suku
aljabar dengan berbantuan CD Iteraktif. (rasa hormat
dan perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya jawab
(kritis). 60 menit
b. Elaborasi
1) Ketua kelompok menjelaskan materi yang sudah
mereka fahami melalui penjelasan guru.
2) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh ketua kelompok tentang
pemfaktoran suku-suku aljabar (melatih siswa untuk
dapat menghargai orang yang sedang
menyampaikan sesuatu)
3) Kemudian masing-masing siswa membuat soal
tentang materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok (kerja keras)

133
4) Setelah itu kertas yang berisi soal digulung
menyerupai bola dan dilempar dari siswa satu ke
siswa lain, setelah satu siswa mendapat satu kertas
soal, siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan
pertanyaan dari soal yang mereka peroleh. (kerja
keras, percaya diri)
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa apabila siswa
mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan pengamatan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar.
15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. : CV. Usaha Makmur

 Media Pembelajaran : Laptop/Komputer, LCD, papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
1. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Ingat kembali bahwa faktorisasi prima dari suatu bilangan adalah perkalian faktor-
faktor prima dari bilangan tersebut. Di bagian sebelumnya telah kalian pelajari
bahwa sifat distributif a(b  c) dapat dinyatakan sebagai berikut.

ab
 
ac  a(b  c) dengan a , b , dan c adalah bilangan real.

 
 

penjum perkali
lahan an

134
Dari bentuk di atas, tampak bahwa bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai
bentuk perkalian jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan tersebut memiliki faktor
yang sama. Dari bentuk ab  ac  a(b  c) , a dan (b  c) merupakan faktor-

faktor dari ab  ac .
Proses menyatakan bentuk penjumlahan menjadi suatu bentuk perkalian faktor-
faktornya disebut pemfaktoran atau faktorisasi.

Pemfaktoran atau faktorisasi bentuk aljabar adalah menyatak bentuk penjumlahan


menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar tersebut.

Sekarang kalian akan mempelajari faktorisasi dari beberapa bentuk aljabar.


1. Bentuk ax  ay  az  ... dan ax  bx  cx

ax  ay  az  ... = a( x  y  z  ...)

ax  bx  cx = x( a  b  c)

2. Bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2


Bentuk aljabar yang terdiri atas dua suku dan merupakan selisih dua kuadrat
dapat dijabarkan sebagai berikut.

x 2  y 2  x 2  ( xy  xy )  y 2

 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

Dengan demikian,bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2 dapat dinyatakan sebagai

x 2  y 2  ( x  y)( x  y)

3. Bentuk x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2

135
Untuk memfaktorkan bentuk aljabar x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2

perhatikan urauan berikut.

a. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2

b. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y)  y( x  y)
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

4. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1
Misalakan ax 2  bx  c sama dengan ( x  m)( x  n)

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n)

 x 2  mx  nx  mn
 x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n) dengan m  n  c dan

mn  b

5. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0

136
Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 dapat difaktorkan dengan cara
berikut.

ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
Dengan p  q  a  c

pq b
Selain dengan menggunakan sifat distributif, terdapat rumus yang dapat

digunakan untuk memfaktorkan bentuk aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 .


Perhatikan uraian berikut.
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
(ax  m)(ax  n)
ax 2  bx  c 
a

 a(ax 2  bx  c)  a 2 x 2  amx  anx  mn

 a 2 x 2  abx  ac)  a 2 x 2  a(m  n) x  mn

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa m  n  a  c dan m  n  b


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memfaktorkan bentuk

aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 sebagaiberikut


a. Menggunakan sifat distributif
ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
pq  ac
pq b
b. Menggunakn rumus
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
m n  a  c

137
mn  b

J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

138
(RPP)

KELAS EKSPERIMEN II (MODUL)

PERTEMUAN III

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus


B. KOMPETENSI DASAR

1.2. Mengurai-kan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya

C. INDIKATOR

Siswa harus mampu :


1. Menentukan faktor suku aljabar

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mendapatkan penjelasan materi oleh guru, siswa mampu:


1. Melalui diskusi siswa dapat menentukan faktor-faktor suku aljabar

D. MATERI PEMBELAJARAN

Pemfaktoran Suku Aljabar

E. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran

139
Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

Snowball Trhowing

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru membentuk beberapa kelompok yang tiap
kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa, guru
kemudian menjelaskan materi kepada masing-
masing ketua kelompok dan tiap ketua kelompok
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh guru tentang pemfaktoran suku
aljabar dengan berbantuan modul. (rasa hormat dan
perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya jawab
(kritis).
b. Elaborasi
1) Ketua kelompok menjelaskan materi yang sudah
mereka fahami melalui penjelasan guru .
2) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh ketua kelompok tentang 60 menit
pemfaktoran suku-suku aljabar (melatih siswa untuk
dapat menghargai orang yang sedang
menyampaikan sesuatu)
3) Kemudian masing-masing siswa membuat soal
tentang materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok (kerja keras)
4) Setelah itu kertas yang berisi soal digulung
menyerupai bola dan dilempar dari siswa satu ke
siswa lain, setelah satu siswa mendapat satu kertas
soal, siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan
pertanyaan dari soal yang mereka peroleh. (kerja
keras, percaya diri)
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa apabila siswa
mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan pengamatan

140
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

G. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN

 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. : CV. Usaha Makmur

 Media Pembelajaran : Modul, papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

H. URAIAN MATERI

1. Pemfaktoran Bentuk Aljabar


Ingat kembali bahwa faktorisasi prima dari suatu bilangan adalah perkalian faktor-
faktor prima dari bilangan tersebut. Di bagian sebelumnya telah kalian pelajari
bahwa sifat distributif a(b  c) dapat dinyatakan sebagai berikut.

ab
 
ac  a(b  c) dengan a , b , dan c adalah bilangan real.

 
 

penjum perkali
lahan an

Dari bentuk di atas, tampak bahwa bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai
bentuk perkalian jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan tersebut memiliki faktor
yang sama. Dari bentuk ab  ac  a(b  c) , a dan (b  c) merupakan faktor-

faktor dari ab  ac .
Proses menyatakan bentuk penjumlahan menjadi suatu bentuk perkalian faktor-
faktornya disebut pemfaktoran atau faktorisasi.

Pemfaktoran atau faktorisasi bentuk aljabar adalah menyatak bentuk penjumlahan


menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar tersebut.

141
Sekarang kalian akan mempelajari faktorisasi dari beberapa bentuk aljabar.
1. Bentuk ax  ay  az  ... dan ax  bx  cx

ax  ay  az  ... = a( x  y  z  ...)

ax  bx  cx = x( a  b  c)

2. Bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2


Bentuk aljabar yang terdiri atas dua suku dan merupakan selisih dua kuadrat
dapat dijabarkan sebagai berikut.

x 2  y 2  x 2  ( xy  xy )  y 2

 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

Dengan demikian,bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2 dapat dinyatakan sebagai

x 2  y 2  ( x  y)( x  y)

3. Bentuk x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2
Untuk memfaktorkan bentuk aljabar x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2
perhatikan urauan berikut.

a. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2

b. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y)  y( x  y)
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2

142
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

4. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1
Misalakan ax 2  bx  c sama dengan ( x  m)( x  n)

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n)

 x 2  mx  nx  mn
 x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n) dengan m  n  c dan

mn  b

5. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0
Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 dapat difaktorkan dengan cara
berikut.

ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
Dengan p  q  a  c

pq b
Selain dengan menggunakan sifat distributif, terdapat rumus yang dapat

digunakan untuk memfaktorkan bentuk aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 .


Perhatikan uraian berikut.
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
(ax  m)(ax  n)
ax 2  bx  c 
a

 a(ax 2  bx  c)  a 2 x 2  amx  anx  mn

143
 a 2 x 2  abx  ac)  a 2 x 2  a(m  n) x  mn

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa m  n  a  c dan m  n  b


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memfaktorkan bentuk

aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 sebagaiberikut


a. Menggunakan sifat distributif
ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
pq  ac
pq b
b. Menggunakn rumus
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
m n  a  c
mn  b

I . PENILAIAN

Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

144
Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

145
(RPP)

Kelas Konvensional (Pertemuan 1II)

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
B. KOMPETENSI DASAR
1.2. . Mengurai-kan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menentukan faktor suku aljabar

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan penjelasan materi oleh guru, siswa mampu:
1. Menentukan faktor-faktor suku aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Pemfaktoran Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

Pembelajaran Konvensional

146
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru menjelaskan materi dan siswa mendengarkan,
serta mengikuti penjelasan yang disampaikan oleh
guru tentang pemfaktoran suku aljabar. (rasa hormat
dan perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya jawab
(kritis).
b. Elaborasi
1) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh guru tentang pemfaktoran suku-
auku aljabar (melatih siswa untuk dapat menghargai
orang yang sedang menyampaikan sesuatu)
2) Guru membuat beberapa soal tentang pemfaktoran 60 menit
suku aljabar (kerja keras)
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang
dibuat (kerja keras, kedemokratisan)
4) Guru menunjuk salah satu siswa untuk menulis
jawabannya di papan tulis (percaya diri)
5) Guru bersama siswa membahas soal yang telah
dikerjakan di papan tulis (berpikir logis, kritis)
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa apabila siswa
mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan pengamatan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. : CV. Usaha Makmur

 Alat Pembelajaran : papan tulis, spidol

147
 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
1. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Ingat kembali bahwa faktorisasi prima dari suatu bilangan adalah perkalian faktor-
faktor prima dari bilangan tersebut. Di bagian sebelumnya telah kalian pelajari
bahwa sifat distributif a(b  c) dapat dinyatakan sebagai berikut.

ab
 
ac  a(b  c) dengan a , b , dan c adalah bilangan real.

 
 

penjum perkali
lahan an

Dari bentuk di atas, tampak bahwa bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai
bentuk perkalian jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan tersebut memiliki faktor
yang sama. Dari bentuk ab  ac  a(b  c) , a dan (b  c) merupakan faktor-

faktor dari ab  ac .
Proses menyatakan bentuk penjumlahan menjadi suatu bentuk perkalian faktor-
faktornya disebut pemfaktoran atau faktorisasi.

Pemfaktoran atau faktorisasi bentuk aljabar adalah menyatak bentuk penjumlahan


menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar tersebut.

Sekarang kalian akan mempelajari faktorisasi dari beberapa bentuk aljabar.


1. Bentuk ax  ay  az  ... dan ax  bx  cx

ax  ay  az  ... = a( x  y  z  ...)

ax  bx  cx = x( a  b  c)

2. Bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2

148
Bentuk aljabar yang terdiri atas dua suku dan merupakan selisih dua kuadrat
dapat dijabarkan sebagai berikut.

x 2  y 2  x 2  ( xy  xy )  y 2

 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

Dengan demikian,bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2 dapat dinyatakan sebagai

x 2  y 2  ( x  y)( x  y)

3. Bentuk x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2
Untuk memfaktorkan bentuk aljabar x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2

perhatikan urauan berikut.

a. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2

b. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y)  y( x  y)
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

4. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1
Misalakan ax 2  bx  c sama dengan ( x  m)( x  n)

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n)

 x 2  mx  nx  mn

149
 x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n) dengan m  n  c dan

mn  b

5. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0
Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 dapat difaktorkan dengan cara
berikut.

ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
Dengan p  q  a  c

pq b
Selain dengan menggunakan sifat distributif, terdapat rumus yang dapat

digunakan untuk memfaktorkan bentuk aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 .


Perhatikan uraian berikut.
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
(ax  m)(ax  n)
ax 2  bx  c 
a

 a(ax 2  bx  c)  a 2 x 2  amx  anx  mn

 a 2 x 2  abx  ac)  a 2 x 2  a(m  n) x  mn

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa m  n  a  c dan m  n  b

150
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memfaktorkan bentuk

aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 sebagaiberikut


a. Menggunakan sifat distributif
ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
pq  ac
pq b
b. Menggunakn rumus
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
m n  a  c
mn  b

J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

(RPP)

151
KELAS EKSPERIMEN I (CD INTERAKTIF)

PERTEMUAN IV

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus

B. KOMPETENSI DASAR
1.2.Mengurai-kan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan penjelasan materi oleh guru, siswa mampu :
1. Melalui diskusi siswa dapat menentukan faktor suku aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Pemfaktoran Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

152
Snowball Trhowing

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru membentuk beberapa kelompok yang tiap
kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa, guru
kemudian menjelaskan materi kepada masing-
masing ketua kelompok dan tiap ketua kelompok
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh guru tentang pemfaktoran suku
aljabar dengan berbantuan CD Iteraktif. (rasa hormat
dan perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya jawab
(kritis).
b. Elaborasi
60 menit
1) Ketua kelompok menjelaskan materi yang sudah
mereka fahami melalui penjelasan guru.
2) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh ketua kelompok tentang
pemfaktoran suku-suku aljabar (melatih siswa untuk
dapat menghargai orang yang sedang
menyampaikan sesuatu)
3) Kemudian masing-masing siswa membuat soal
tentang materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok (kerja keras)
4) Setelah itu kertas yang berisi soal digulung
menyerupai bola dan dilempar dari siswa satu ke
siswa lain, setelah satu siswa mendapat satu kertas

153
soal, siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan
pertanyaan dari soal yang mereka peroleh. (kerja
keras, percaya diri)
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa apabila siswa
mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan pengamatan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar.
15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. : CV. Usaha Makmur

 Media Pembelajaran : Laptop/Komputer, LCD, papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
1. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Ingat kembali bahwa faktorisasi prima dari suatu bilangan adalah perkalian faktor-
faktor prima dari bilangan tersebut. Di bagian sebelumnya telah kalian pelajari
bahwa sifat distributif a(b  c) dapat dinyatakan sebagai berikut.

ab
 
ac  a(b  c) dengan a , b , dan c adalah bilangan real.

 
 

penjum perkali
lahan an

154
Dari bentuk di atas, tampak bahwa bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai
bentuk perkalian jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan tersebut memiliki faktor
yang sama. Dari bentuk ab  ac  a(b  c) , a dan (b  c) merupakan faktor-

faktor dari ab  ac .
Proses menyatakan bentuk penjumlahan menjadi suatu bentuk perkalian faktor-
faktornya disebut pemfaktoran atau faktorisasi.

Pemfaktoran atau faktorisasi bentuk aljabar adalah menyatak bentuk penjumlahan


menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar tersebut.

Sekarang kalian akan mempelajari faktorisasi dari beberapa bentuk aljabar.


1. Bentuk ax  ay  az  ... dan ax  bx  cx

ax  ay  az  ... = a( x  y  z  ...)

ax  bx  cx = x( a  b  c)

2. Bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2


Bentuk aljabar yang terdiri atas dua suku dan merupakan selisih dua kuadrat
dapat dijabarkan sebagai berikut.

x 2  y 2  x 2  ( xy  xy )  y 2

 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

Dengan demikian,bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2 dapat dinyatakan sebagai

x 2  y 2  ( x  y)( x  y)

3. Bentuk x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2
Untuk memfaktorkan bentuk aljabar x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2
perhatikan urauan berikut.

155
a. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2

b. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y)  y( x  y)
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

4. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1
Misalakan ax 2  bx  c sama dengan ( x  m)( x  n)

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n)

 x 2  mx  nx  mn
 x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n) dengan m  n  c dan

mn  b

5. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0
Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 dapat difaktorkan dengan cara
berikut.

ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c

156
Dengan p  q  a  c

pq b
Selain dengan menggunakan sifat distributif, terdapat rumus yang dapat

digunakan untuk memfaktorkan bentuk aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 .


Perhatikan uraian berikut.
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
(ax  m)(ax  n)
ax 2  bx  c 
a

 a(ax 2  bx  c)  a 2 x 2  amx  anx  mn

 a 2 x 2  abx  ac)  a 2 x 2  a(m  n) x  mn

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa m  n  a  c dan m  n  b


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memfaktorkan bentuk

aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 sebagaiberikut


a. Menggunakan sifat distributif
ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
pq  ac
pq b
b. Menggunakn rumus
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
m n  a  c
mn  b

157
J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

158
(RPP)

KELAS EKSPERIMEN II (MODUL)

PERTEMUAN IV

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
B. KOMPETENSI DASAR
1.2. Mengurai-kan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan penjelasan materi oleh guru, siswa mampu:
1. Melalui diskusi siswa dapat menentukan faktor-faktor suku aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Pemfaktoran Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

Snowball Trhowing

159
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru membentuk beberapa kelompok yang tiap
kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa,
guru kemudian menjelaskan materi kepada masing-
masing ketua kelompok dan tiap ketua kelompok
mendengarkan, serta mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh guru tentang pemfaktoran suku
aljabar dengan berbantuan modul. (rasa hormat
dan perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya jawab
(kritis).
b. Elaborasi
1) Ketua kelompok menjelaskan materi yang sudah
mereka fahami melalui penjelasan guru .
2) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh ketua kelompok tentang
pemfaktoran suku-suku aljabar (melatih siswa untuk 60 menit
dapat menghargai orang yang sedang
menyampaikan sesuatu)
3) Kemudian masing-masing siswa membuat soal
tentang materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok (kerja keras)
4) Setelah itu kertas yang berisi soal digulung
menyerupai bola dan dilempar dari siswa satu ke
siswa lain, setelah satu siswa mendapat satu kertas
soal, siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan
pertanyaan dari soal yang mereka peroleh. (kerja
keras, percaya diri)
c. Konfirmasi
1) Memberikan pengarahan kepada siswa apabila siswa
mengalami kesulitan.
2) Memberikan umpan balik positif dan pengamatan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup 15 menit
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar.

160
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. : CV. Usaha Makmur

 Media Pembelajaran : Modul, papan tulis, spidol


 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
1. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Ingat kembali bahwa faktorisasi prima dari suatu bilangan adalah perkalian faktor-
faktor prima dari bilangan tersebut. Di bagian sebelumnya telah kalian pelajari
bahwa sifat distributif a(b  c) dapat dinyatakan sebagai berikut.

ab
 
ac  a(b  c) dengan a , b , dan c adalah bilangan real.

 
 

penjum perkali
lahan an

Dari bentuk di atas, tampak bahwa bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai
bentuk perkalian jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan tersebut memiliki faktor
yang sama. Dari bentuk ab  ac  a(b  c) , a dan (b  c) merupakan faktor-

faktor dari ab  ac .
Proses menyatakan bentuk penjumlahan menjadi suatu bentuk perkalian faktor-
faktornya disebut pemfaktoran atau faktorisasi.

Pemfaktoran atau faktorisasi bentuk aljabar adalah menyatak bentuk penjumlahan


menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar tersebut.

Sekarang kalian akan mempelajari faktorisasi dari beberapa bentuk aljabar.

161
1. Bentuk ax  ay  az  ... dan ax  bx  cx

ax  ay  az  ... = a( x  y  z  ...)

ax  bx  cx = x( a  b  c)

2. Bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2


Bentuk aljabar yang terdiri atas dua suku dan merupakan selisih dua kuadrat
dapat dijabarkan sebagai berikut.

x 2  y 2  x 2  ( xy  xy )  y 2

 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

Dengan demikian,bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2 dapat dinyatakan sebagai

x 2  y 2  ( x  y)( x  y)

3. Bentuk x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2
Untuk memfaktorkan bentuk aljabar x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2

perhatikan urauan berikut.


a. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2

b. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y)  y( x  y)
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

162
x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

4. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1
Misalakan ax 2  bx  c sama dengan ( x  m)( x  n)

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n)

 x 2  mx  nx  mn
 x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n) dengan m  n  c dan

mn  b

5. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0
Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 dapat difaktorkan dengan cara
berikut.

ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
Dengan p  q  a  c

pq b
Selain dengan menggunakan sifat distributif, terdapat rumus yang dapat

digunakan untuk memfaktorkan bentuk aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 .


Perhatikan uraian berikut.
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
(ax  m)(ax  n)
ax 2  bx  c 
a

 a(ax 2  bx  c)  a 2 x 2  amx  anx  mn

163
 a 2 x 2  abx  ac)  a 2 x 2  a(m  n) x  mn

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa m  n  a  c dan m  n  b


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memfaktorkan bentuk

aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 sebagaiberikut


a. Menggunakan sifat distributif
ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
pq  ac
pq b
b. Menggunakn rumus
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
m n  a  c
mn  b

J. IPENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

164
Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

165
(RPP)

Kelas Konvensional (Pertemuan IV)

Sekolah : SMP Negeri 17 Semarang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ semester : VIII/1

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x Pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
B. KOMPETENSI DASAR
1.2. . Mengurai-kan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
C. INDIKATOR
Siswa harus mampu :
1. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mendapatkan penjelasan materi oleh guru, siswa mampu:
1. Menentukan faktor-faktor suku aljabar

E. MATERI PEMBELAJARAN
Pemfaktoran Suku Aljabar

F. METODE PEMBELAJARAN / MODEL PEMBELAJARAN


Metode Pembelajaran

Ceramah, latihan, penugasan

Model Pembelajaran

166
Pembelajaran Konvensional

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam pembuka (religius).
b. Presensi siswa (disiplin). 10 menit
c. Menyampaikan apersepsi (rasa ingin tahu).
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Eksporasi
1) Guru menjelaskan materi dan siswa mendengarkan,
serta mengikuti penjelasan yang disampaikan oleh
guru tentang pemfaktoran suku aljabar. (rasa hormat
dan perhatian).
2) Melibatkan siswa secara aktif untuk tanya jawab
(kritis).
b. Elaborasi
1) Siswa mendengarkan, mengikuti penjelasan yang
disampaikan oleh guru tentang pemfaktoran suku-
auku aljabar (melatih siswa untuk dapat menghargai
orang yang sedang menyampaikan sesuatu)
2) Guru membuat beberapa soal tentang pemfaktoran 60 menit
suku aljabar (kerja keras)
3) Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang
dibuat (kerja keras, kedemokratisan)
4) Guru menunjuk salah satu siswa untuk menulis
jawabannya di papan tulis (percaya diri)
5) Guru bersama siswa membahas soal yang telah
dikerjakan di papan tulis (berpikir logis, kritis)
c. Konfirmasi
4) Memberikan pengarahan kepada siswa apabila siswa
mengalami kesulitan.
5) Memberikan umpan balik positif dan pengamatan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
6) Memotivasi siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
3 Kegiatan Penutup
a. Refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 15 menit
b. Memberikan pekerjaan rumah sebagai latihan.
c. Mengucapkan salam penutup (religius).

H. SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN


 Nuraini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika 2 untuk Kelas VIII SMP dan
MTs. : CV. Usaha Makmur

167
 Alat Pembelajaran : papan tulis, spidol
 Sumber-sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari

I. URAIAN MATERI
1. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Ingat kembali bahwa faktorisasi prima dari suatu bilangan adalah perkalian faktor-
faktor prima dari bilangan tersebut. Di bagian sebelumnya telah kalian pelajari
bahwa sifat distributif a(b  c) dapat dinyatakan sebagai berikut.

ab
 
ac  a(b  c) dengan a , b , dan c adalah bilangan real.

 
 

penjum perkali
lahan an

Dari bentuk di atas, tampak bahwa bentuk penjumlahan dapat dinyatakan sebagai
bentuk perkalian jika suku-suku dalam bentuk penjumlahan tersebut memiliki faktor
yang sama. Dari bentuk ab  ac  a(b  c) , a dan (b  c) merupakan faktor-

faktor dari ab  ac .
Proses menyatakan bentuk penjumlahan menjadi suatu bentuk perkalian faktor-
faktornya disebut pemfaktoran atau faktorisasi.

Pemfaktoran atau faktorisasi bentuk aljabar adalah menyatak bentuk penjumlahan


menjadi suatu bentuk perkalian dari bentuk aljabar tersebut.

Sekarang kalian akan mempelajari faktorisasi dari beberapa bentuk aljabar.


1. Bentuk ax  ay  az  ... dan ax  bx  cx

ax  ay  az  ... = a( x  y  z  ...)

ax  bx  cx = x( a  b  c)

2. Bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2

168
Bentuk aljabar yang terdiri atas dua suku dan merupakan selisih dua kuadrat
dapat dijabarkan sebagai berikut.

x 2  y 2  x 2  ( xy  xy )  y 2

 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

Dengan demikian,bentuk selisih dua kuadrat x 2  y 2 dapat dinyatakan sebagai

x 2  y 2  ( x  y)( x  y)

3. Bentuk x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2
Untuk memfaktorkan bentuk aljabar x 2  2 xy  y 2 dan x 2  2 xy  y 2

perhatikan urauan berikut.

a. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y )  y ( x  y )
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2

b. x 2  2 xy  y 2  x 2  xy  xy  y 2
 ( x 2  xy )  ( xy  y 2 )
 x( x  y)  y( x  y)
 ( x  y)( x  y)

 ( x  y) 2
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

x 2  2 xy  y 2  ( x  y)( x  y)  ( x  y) 2

4. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1
Misalakan ax 2  bx  c sama dengan ( x  m)( x  n)

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n)

 x 2  mx  nx  mn

169
 x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  x 2  (m  n) x  mn

ax 2  bx  c  ( x  m)( x  n) dengan m  n  c dan

mn  b

5. Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0
Bentuk ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 dapat difaktorkan dengan cara
berikut.

ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
Dengan p  q  a  c

pq b
Selain dengan menggunakan sifat distributif, terdapat rumus yang dapat

digunakan untuk memfaktorkan bentuk aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 .


Perhatikan uraian berikut.
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
(ax  m)(ax  n)
ax 2  bx  c 
a

 a(ax 2  bx  c)  a 2 x 2  amx  anx  mn

 a 2 x 2  abx  ac)  a 2 x 2  a(m  n) x  mn

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa m  n  a  c dan m  n  b

170
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memfaktorkan bentuk

aljabar ax 2  bx  c dengan a  1 , a  0 sebagaiberikut


a. Menggunakan sifat distributif
ax 2  bx  c  ax 2  px  px  c
pq  ac
pq b
b. Menggunakn rumus
1
ax 2  bx  c  (ax  m)(ax  n)
a
m n  a  c
mn  b

J. PENILAIAN
Tehnik : tes tertulis

Bentuk instrumen : uraian

Contoh instrumen : Terlampir

Semarang, Agustus 2013

Guru Matematika Peneliti

Hartini S.Pd Dewi Nekasari

NPM. 09310249

171
Lampiran 7

KISI-KISI SOAL UJI COBA

Standar Kompetensi : Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan


garis lurus.

Kompetensi Banya Kategori


Indikator
Dasar k Soal C1 C2 C3
1.1 Melakukan  Menyelesaikan
operasi operasi tambah,
5 1 2,3 4,5
bentuk kurang pada
aljabar bentuk aljabar
 Menyelesaikan
operasi kali dan
bagi serta pngkat 3 6 7,8
pada bentuk
aljabar
 Menentukan faktor
2 9,10
suku aljabar

C1 = Ingatan

C2 = Pemahaman

C3 = Penerapan

172
Lampiran 8

SOAL UJI COBA

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Faktorisasi Suku Aljabar

Kelas/Semester : VIII/1

Jumlah Soal : 10 Soal

Nama : ...................................................

No. Absen : ...................................................

Kelas : ...................................................

1. Sebutkan beberapa contoh yang disebut suku-suku sejenis !


2. Tentukan koefisien dari setiap variabel pada bentuk aljabar
3a 3  6b  7c 2 d  e  2 f !
3. Bagaimanakah bentuk kalimat “sebuah pecahan jika penyebutnya ditambah
2
empat, dan pembilanganya dikurang dua sama dengan ” jika ditulis ke dalam
6
bentuk aljabar dengan menggunakan variabel x ?
4. Bagaimanakah bentuk kalimat “umur Ani tiga kali umur susi, dan jumlah umur
keduanya adalah dua puluh tahun” jika ditulis ke dalam bentuk aljabar dengan
menggunakan variabel a ?
5. Sederhanakanlah bentuk aljabar (2a  3b)  (4a  b  2)
6. Jabarkanlah bentukperkalian (2 x  3)( x  2 y) !
7. Tentukanlah hasilperpangkatan (q  2 p)
3

8. Tentukanlah hasil pembagian dari 6a 2b 3 : 3ab 2 !


9. Tentukanlah faktor-faktor dari bentuk aljabar 10 x 2  19 x  6 !
10. Faktorkanlah bentuk aljabar 9a 2  10ab  25b 2

173
Lampiran 9

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

No. Jawaban Skor

174
1. Diket :
Ditanya : suku-suku yang dikatakan sejenis?
Penyelesaian :

x 2  2x 2
x  2x

ab  3ab

3x 2 y  2 x 2 y

Dst

Jumlah skor 8

2. Diket : 3a 3  6b  7c 2 d  e  2 f

Ditanya :koefisien pada setiap variabel?

Penyelesaian:
2
a3  3
2
b6
2
c 2 d  7
2
e 1
2
f  2
2
Jadi, koefisien a 3  3, b  6, c 2 d  7, e  1, f  2

Jumlah skor 12

175
3. Diket : sebuah pecahan jika penyebutnya ditambah empat,
dan pembilanganya dikurang dua sama dengan
2
6
Ditanya :bentuk aljabar kalimat tersebut?
Penyelesaian :
Penyebut : x+4 2
Pembilang : x-2 2
x2 2

x4 6
4
x2 2
Jadi, bentuk aljabar dari kalimat tersebut adalah 
x4 6

Jumlah skor 10

4. Diket : umur Ani tiga kali umur susi, dan jumlah umur
keduanya adalah dua puluh tahun

Ditanya : bentuk aljabar dari kalimat tersebut?


Penyelesaian :
Umur Ani = 3x umur susi
2
Jumlah umur Ani+Susi = 20
2
Umur susi = a

176
(3  a)  a  20 2

Jadi, kalimat aljabarnya adalah (3  a)  a  20 2


2

Jumlah skor 10

5. Diketahui : (2a  3b)  (4a  b  2)

Ditanya : bentuk sederhana?


Penyelesaian :
(2a  3b)  (4a  b  2) 2
2
2

 2a  3b  4a  b  2 2

 2a  4a  3b  b  2 2

 2a  2b  2

Jadi, bentuk sederhana dari (2a  3b)  (4a  b  2) adalah


 2a  2b  2

Jumlah skor 10

6. Diket : (2 x  3)( x  2 y)

Ditanya : hasil perkalian?


Penyelesaian :
(2 x  3)( x  2 y) 4

 (2 x.x)  (2 x.2 y)  (3.x)  (3.2 y) 4


4
 2 x 2  4 xy  3x  6 y

Jadi, hasil perkalian dari (2 x  3)( x  2 y) adalah


2 x 2  4 xy  3x  6 y 2

177
Jumlah skor 14

7. Diket : (q  2 p) 3

Ditanya : hasil perpangkatan?


penyelesaian :

(q  2 p) 3
2
 (q  2 p)(q  2 p)(q  2 p)

4
 (q  2 p)(q  2 p)(q  2 p)

 (q 2  4 pq  4 p 2 )(q  2 p)

 q 3  6 pq 2  12 p 2 q  8 p 3 3

Jadi, hasil perpangkatan dari (q  2 p) 3 adalah


 q  6 pq  12 p q  8 p
3 2 2 3

Jumlah skor 16

8. Diketahui : 6a 2b 3 : 3ab 2

Ditanya : hasil pembagian.


Penyelesaian :

6a 2 b 3 2ab  3ab 2 8

3ab 2 3ab 2
 2ab 8
Jadi, hasil pembagian dari 6a 2b 3 : 3ab 2 adalah 2ab

178
Jumlah skor 16

9 Diketahui : 10 x 2  19 x  6

Ditanya : faktor dari 10 x 2  19 x  6 ? 2

Penyelesaian :

10 x 2  19 x  6
2
m x n = 60
m + n = 19
di temukan 15 dan 4
2
sehingga

10 x 2  19 x  6  10 x 2  15x  4 x  6
2
 (10 x 2  15x)  (4 x  6)
2
 5x(2 x  3)  2(2 x  3)
2
 (5x  2)(2 x  3)
2

Jumlah skor 14

10 Diketahui : 9a 2  10ab  25b 2

Ditanya :faktor dari 9a 2  10ab  25b 2 ? 2

Penyelesaian :

9a 2  10ab  25b 2
2
Bentuk kuadrat dari 9a 2 adalah (3a) 2
2
Sedangkan bentuk kuadrat dari 25b 2 adalah (5b) 2
2
Jadi bentuk pemfaktoran dari bentuk aljabar
2
9a  10ab  25b adalah (3a  5b) 2
2 2

Jumlah skor 10

Skor Total 120

179
skor yang diperoleh
Nilai   100
skor total

180
Lampiran 10

ANALISIS VALIDITAS UJI COBA

Perhitungan Validitas Item

1. Item nomor 1

∑ ∑

∑ ∑

∑ N = 32

∑ ∑ ) ∑ )

√, ∑ ) ∑ ) -, ∑ ) ∑ ) -

) ) ) )
√{ ) ) }{ ) ) ) }

√{ )}{ }

√ ) ) √

181
Dari tabel diketahui N = 32, rtabel (95%) = 0,349. Hasil perhitungan rhit> rtabel

yaitu 0,64511> 0,349, maka dikatakan item soal nomor 1 tersebut valid.

Lampiran 11

ANALISIS RELIABILITAS UJI COBA

Perhitungan Reliabilitas

Untuk mencari reliabilitas soal uraian maka digunakan rumus Alpha, yaitu :
∑ )
* +[

] dengan ∑ )

Berikut perhitungannya mencari Varians :

∑ )
∑ )

182
Sehingga :

Untuk Varians Total :

∑ )
∑ )

Dimasukkan ke dalam rumus Alpha :


( )( )

( )( )

( ) )

) )

183
Dari tabel diketahui N =32, rtabel(95%) = 0,349. Hasil perhitungan rhit > rtabel yaitu
0,836956> 0,329; maka dikatakan instrumen reliabel dan tingkat reliabilitas
termasuk kategori sangat tinggi.

Lampiran 12

ANALISIS TARAF KESUKARAN UJI COBA

Untuk menghitung taraf kesukaran digunakan rumus :

1. Item nomor 1

F=8 N=32

Sehingga Taraf Kesukaran dapat dihitung :

Dalam perhitungan tingkat kesukaran pada item nomor 1,3 dan 10 didapat

kurang dari 27%, maka item termasuk mudah, sedangkan pada item soal

nomor 2, 4, 5, 6 dan 9 didapat antara 27% sampai 72%, maka item termasuk

soal sedang,dan pada item soal nomor 7dan 8 didapat lebih dari 72%, maka

item termasuk soal sukar.

184
Lampiran 13

ANALISIS DAYA PEMBEDA UJI COBA

Daya Pembeda Soal

1. Item nomor 1

∑ ∑

)

√ √
)

Dari tabel distribusi t, untuk  = 5% dan dk = ( 10 - 1) + ( 10 - 1) = 18,

diketahui t(0,95%) = 2,12. Karena thit> ttabel yaitu 4,2743>2,12, maka butir soal

nomor 1 dikatakan signifikan.

185
PENENTUAN BUTIR SOAL YANG DIGUNAKAN

No.Item Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan


1 Valid Sedang Signifikan Dipakai
2 Invalid Mudah Signifikan Dipakai
3 Valid Sedang Signifikan Dipakai
4 Valid Sedang Signifikan Dipakai
5 Valid Sedang Signifikan Dipakai
6 Invalid Sukar Signifikan Dipakai
7 Valid Sedang Signifikan Dipakai
8 Valid Mudah Signifikan Dipakai
9 Valid Mudah Signifikan Dipakai
10 Valid Mudah Tidak signifikan Tidak Dipakai

186
Lampiran 14

187
VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN, DAN DAYA PEMBEDA SOAL

BUTIR SOAL
No Kode Y Y^2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 UC-31 8 12 10 10 10 14 16 16 14 10 120 14400
2 UC-16 8 12 10 10 10 14 16 16 14 10 120 14400
3 UC-05 8 12 10 10 10 14 16 16 14 10 120 14400
4 UC-08 8 12 10 10 10 14 16 16 14 10 120 14400
5 UC-18 8 12 10 10 10 14 12 12 14 10 112 12544
6 UC-23 8 12 10 10 10 14 10 12 14 8 108 11664
7 UC-17 8 12 10 10 10 14 10 8 14 10 106 11236
8 UC-19 8 12 10 10 8 14 10 6 8 10 96 9216
9 UC-20 8 10 6 10 6 14 4 14 14 10 96 9216
10 UC-29 8 12 10 10 6 14 6 6 14 10 96 9216
11 UC-25 8 12 10 10 10 14 8 6 8 10 96 9216
12 UC-32 8 10 8 10 8 14 6 8 14 10 96 9216
13 UC-27 8 8 10 10 10 6 8 8 14 10 92 8464
14 UC-11 8 6 10 10 8 14 10 8 8 10 92 8464
15 UC-12 8 12 10 10 8 14 6 6 8 10 92 8464
16 UC-10 8 12 8 10 10 14 2 8 8 8 88 7744
17 UC-07 8 6 8 8 10 14 6 8 6 10 84 7056
18 UC-14 8 12 10 10 8 6 6 6 8 10 84 7056
19 UC-24 8 12 10 10 8 8 2 6 8 10 82 6724
20 UC-09 8 10 10 10 8 6 4 8 8 10 82 6724
21 UC-26 8 6 10 10 8 6 6 6 8 10 78 6084
22 UC-06 8 8 8 10 8 2 2 8 14 10 78 6084
23 UC-22 8 4 8 8 8 4 4 10 14 10 78 6084
24 UC-15 8 12 8 6 8 6 4 8 8 8 76 5776
25 UC-30 6 12 8 10 10 6 6 4 4 8 74 5476
26 UC-02 4 2 10 10 8 2 2 8 8 10 64 4096
27 UC-03 8 2 10 8 8 2 4 6 6 10 64 4096
28 UC-28 2 4 6 6 8 8 4 6 14 6 64 4096
29 UC-21 4 6 8 8 6 8 6 6 6 4 62 3844
30 UC-13 4 6 8 8 8 4 4 4 6 10 62 3844
31 UC-04 6 8 6 4 4 2 6 6 8 8 58 3364
32 UC-01 4 6 8 6 6 2 2 8 8 8 58 3364
jumlah 230 294 288 292 268 302 224 274 328 298 2798 256028
validitas

r xy 0,64511 0,689359 0,518652 0,63954 0,620119 0,812135 0,827861 0,751141 0,63044 0,446534
r tabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
status VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
σi 1,674 3,364 1,344 1,601 1,561 4,905 4,340 3,564 3,473 1,401
σi2 2,802 11,319 1,806 2,565 2,435 24,060 18,839 12,706 12,065 1,964
Σ σi2
reliabilitas

90,560
σt 19,158
σt2 367,0282
reliabilitas 0,836956
r tabel 0,304
kriteria reliabel
Kesukaran

F 8 16 14 8 20 16 28 28 18 8
Taraf

TK 25,00% 50% 43,75% 25% 62,50% 50% 87,50% 88% 56,25% 25%
ket mudah sedang sedang mudah sedang sedang sukar sukar sedang mudah
MH 8 11,77778 9,555556 10 9,333333 14 12,22222 12,88889 13,33333 9,555556
Daya Pembeda

ML 5,111111 6,444444 8 7,333333 7,333333 4,444444 4,222222 6,222222 7,555556 8


Σ X12 0 3,555556 14,22222 0 16 0 139,5556 112,8889 32 14,22222
Σ X22 32,88889 75 16 32 24 54,22222 19,55556 139,1111 62,22222 288
t 4,274374 4,242641 2,40098 4 2,683282 11,01117 5,381533 3,563483 8,066568 0,759257
t tabel 2,12 2,12 2,12 2,12 188 2,12
2,12 2,12 2,12 2,12 2,12
ket signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan tdk sig
Lampiran 15

PERHITUNGAN DATA NORMALITAS AWAL

KELAS EKSPERIMEN 1

Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:

1. Menetapkan Hipotesis
Ho = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2. Menetapkan nilai alfa (α = 5%)


3. Mencari Nilai-nilai

Xi - X  Xi - X2 Z |F(Zi)–


No Kode Xi Zi Tabel F(Zi) S(Zi) S(Zi)|

Berdasarkan lampiran 26 diperoleh:

N = 32

 
__

 X i  2140
2
X  66,875  X i  X  2031,5

S 

 Xi  X
2 2

N 1
2031,5

32  1
 4600,729
s  65,532258
 8,0952

__
Karena X dan S sudah diketahui maka Zi dapat dicari, yaitu:

189
__
X X
Zi  i
S

Contoh: i = 1 , X1 = 46

46  66,875
Zi   2,578
8,0952

Untuk mencari F(Zi) digunakan daftar distribusi normal baku.

Contoh: i = 1

Zi = -2,578 pada tabel distribusi normal baku = 0,4950

F(Zi) = 0,5 - 0,4950 = 0,005

4. Mencari Harga L dari Nilai Kritik Uji Lilliefors


Dengan nilai kritik L tersebut dan taraf nyata α = 5% dengan n = 32 diperoleh
L = 0,157

5. Menentukan Lo
Lo diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari │F(Zi)-S(Zi)│yaitu 0,0263

6. Kriteria
Data berdistribusi normal jika Lo < L
7. Kesimpulan
Diketahui Lo = 0,0263 dan L = 0,157

Berarti Lo < L maka Ho diterima.

Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

190
Lampiran 16

TABEL UJI NORMALITAS HASIL EVALUASI KELOMPOK EKPERIMEN 1


KELAS VIII.B

|f(zi)-
No. Kode Nilai zi ztab f(zi) s(zi) s(zi)|
1 X1-19 46 -2,5787 0,4950 0,0050 0,0313 0,0263
2 X1-23 56 -1,3434 0,4104 0,0896 0,0625 0,0271
3 X1-16 58 -1,0963 0,3635 0,1365 0,1563 0,0198
4 X1-31 58 -1,0963 0,3635 0,1365 0,1563 0,0198
5 X1-29 58 -1,0963 0,3635 0,1365 0,1563 0,0198
6 X1-25 60 -0,8493 0,3021 0,1979 0,2188 0,0209
7 X1-08 60 -0,8493 0,3021 0,1979 0,2188 0,0209
8 X1-32 62 -0,6022 0,2265 0,2735 0,3125 0,0390
9 X1-05 62 -0,6022 0,2265 0,2735 0,3125 0,0390
10 X1-09 62 -0,6022 0,2265 0,2735 0,3125 0,0390
11 X1-20 64 -0,3551 0,1388 0,3612 0,4688 0,1075
12 X1-22 64 -0,3551 0,1388 0,3612 0,4688 0,1075
13 X1-07 64 -0,3551 0,1388 0,3612 0,4688 0,1075
14 X1-06 64 -0,3551 0,1388 0,3612 0,4688 0,1075
15 X1-26 64 -0,3551 0,1388 0,3612 0,4688 0,1075
16 X1-30 66 -0,1081 0,0430 0,4570 0,5938 0,1368
17 X1-11 66 -0,1081 0,0430 0,4570 0,5938 0,1368
18 X1-14 66 -0,1081 0,0430 0,4570 0,5938 0,1368
19 X1-10 66 -0,1081 0,0430 0,4570 0,5938 0,1368
20 X1-12 68 0,1390 0,0553 0,5553 0,6563 0,1010
21 X1-28 68 0,1390 0,0553 0,5553 0,6563 0,1010
22 X1-03 72 0,6331 0,2367 0,7367 0,7188 0,0179
23 X1-13 72 0,6331 0,2367 0,7367 0,7188 0,0179
24 X1-15 74 0,8802 0,3106 0,8106 0,7813 0,0294
25 X1-21 74 0,8802 0,3106 0,8106 0,7813 0,0294
26 X1-04 76 1,1272 0,3702 0,8702 0,8125 0,0577
27 X1-18 78 1,3743 0,4153 0,9153 0,9688 0,0534
28 X1-17 78 1,3743 0,4153 0,9153 0,9688 0,0534
29 X1-01 78 1,3743 0,4153 0,9153 0,9688 0,0534
30 X1-02 78 1,3743 0,4153 0,9153 0,9688 0,0534
31 X1-24 78 1,3743 0,4153 0,9153 0,9688 0,0534
32 X1-27 80 1,6213 0,4475 0,9475 1,0000 0,0525
66,875

191
Lampiran 17

PERHITUNGAN DATA NORMALITAS AWAL

KELAS EKSPERIMEN 2

Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:

1. Menetapkan Hipotesis
Ho = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2. Menetapkan nilai alfa (α = 5%)


3. Mencari Nilai-nilai

Xi - X  Xi - X 2 Z |F(Zi)–


No Kode Xi Zi Tabel F(Zi) S(Zi) S(Zi)|

Berdasarkan lampiran 27 diperoleh:

N = 32

 
__

 X i  2246
2
X  70,1875  X i  X  1292,875

S 

 Xi  X
2 
2

N 1
1292,875

32  1
 41,705
s  41,705
 6,458

__
Karena X dan S sudah diketahui maka Zi dapat dicari, yaitu:

192
__
X X
Zi  i
S

Contoh: i = 1, X1 = 55

55  70,1875
Zi   2,351
6,458

Untuk mencari F(Zi) digunakan daftar distribusi normal baku.

Contoh: i = 1

Zi = -2,351 pada tabel distribusi normal baku = 0,4906

F(Zi) = 0,5 - 0,4906 = 0,0094

4. Mencari Harga L dari Nilai Kritik Uji Lilliefors


Dengan nilai kritik L tersebut dan taraf nyata α = 5% dengan n = 32 diperoleh
L = 0,157

5. Menentukan Lo
Lo diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari │F(Zi)-S(Zi)│yaitu 0,0219

6. Kriteria
Data berdistribusi normal jika Lo < L
7. Kesimpulan
Diketahui Lo = 0,0219 dan L = 0,157

Berarti Lo < L maka Ho diterima.

Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

193
Lampiran 18

TABEL UJI NORMALITAS HASIL EVALUASI KELOMPOK EKPERIMEN 2


KELAS VIII.C
No. Kode Nilai zi ztab f(zi) s(zi) |f(zi)-s(zi)|
1 X2-31 55 -2,35174 0,490657 0,009343 0,03125 0,02190703
2 X2-32 62 -1,26781 0,397567 0,102433 0,125 0,02256695
3 X2-04 62 -1,26781 0,397567 0,102433 0,125 0,02256695
4 X2-07 62 -1,26781 0,397567 0,102433 0,125 0,02256695
5 X2-29 64 -0,95812 0,330998 0,169002 0,25 0,0809977
6 X2-01 64 -0,95812 0,330998 0,169002 0,25 0,0809977
7 X2-06 64 -0,95812 0,330998 0,169002 0,25 0,0809977
8 X2-08 64 -0,95812 0,330998 0,169002 0,25 0,0809977
9 X2-10 66 -0,64842 0,241644 0,258356 0,34375 0,08539381
10 X2-13 66 -0,64842 0,241644 0,258356 0,34375 0,08539381
11 X2-05 66 -0,64842 0,241644 0,258356 0,34375 0,08539381
12 X2-15 68 -0,33873 0,132593 0,367407 0,4375 0,07009254
13 X2-17 68 -0,33873 0,132593 0,367407 0,4375 0,07009254
14 X2-19 68 -0,33873 0,132593 0,367407 0,4375 0,07009254
15 X2-24 70 -0,02903 0,011581 0,488419 0,53125 0,04283118
16 X2-03 70 -0,02903 0,011581 0,488419 0,53125 0,04283118
17 X2-09 70 -0,02903 0,011581 0,488419 0,53125 0,04283118
18 X2-14 72 0,28066 0,110514 0,610514 0,625 0,01448558
19 X2-21 72 0,28066 0,110514 0,610514 0,625 0,01448558
20 X2-25 72 0,28066 0,110514 0,610514 0,625 0,01448558
21 X2-28 74 0,590354 0,222523 0,722523 0,78125 0,05872671
22 X2-30 74 0,590354 0,222523 0,722523 0,78125 0,05872671
23 X2-02 74 0,590354 0,222523 0,722523 0,78125 0,05872671
24 X2-11 74 0,590354 0,222523 0,722523 0,78125 0,05872671
25 X2-18 74 0,590354 0,222523 0,722523 0,78125 0,05872671
26 X2-22 76 0,900048 0,315953 0,815953 0,875 0,05904742
27 X2-23 76 0,900048 0,315953 0,815953 0,875 0,05904742
28 X2-26 76 0,900048 0,315953 0,815953 0,875 0,05904742
29 X2-27 78 1,209742 0,386811 0,886811 0,90625 0,01943903
30 X2-12 81 1,674282 0,452962 0,952962 0,9375 0,01546244
31 X2-16 82 1,829129 0,46631 0,96631 1 0,03369012
32 X2-20 82 1,829129 0,46631 0,96631 1 0,03369012

194
Lampiran 19

PERHITUNGAN DATA NORMALITAS AWAL

KELOMPOK KONTROL (KONVENSIONAL)

Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:

1. Menetapkan Hipotesis
Ho = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal

2. Menetapkan nilai alfa (α = 5%)


3. Mencari Nilai-nilai

Xi - X  Xi - X 2 Z |F(Zi)–


No Kode Xi Zi Tabel F(Zi) S(Zi) S(Zi)|

Berdasarkan lampiran 25 diperoleh:

N = 32

 
__

 X i  2098
2
X  65,5625  X i  X  2299,875

S 

 Xi  X
2 
2

N 1
2299,875

32  1
 74,189
s  74,189
 8,613
195
__
Karena X dan S sudah diketahui maka Zi dapat dicari, yaitu:

__
X X
Zi  i
S

Contoh: i = 1, X1= 44

44  65,5625
Zi   2,503
8,613

Untuk mencari F(Zi) digunakan daftar distribusi normal baku.

Contoh: i = 1

Zi = -2,503 pada tabel distribusi normal baku = 0,4938

F(Zi) = 0,5 - 0,4938 = 0,0062

4. Mencari Harga L dari Nilai Kritik Uji Lilliefors


Dengan nilai kritik L tersebut dan taraf nyata α = 5% dengan n = 32 diperoleh
L = 0,157

5. Menentukan Lo
Lo diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari │F(Zi)-S(Zi)│yaitu 0,0251

6. Kriteria
Data berdistribusi normal jika Lo < L
7. Kesimpulan
Diketahui Lo = 0,0251 dan L = 0,157

Berarti Lo < L maka Ho diterima.

Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

196
Lampiran 20

TABEL UJI NORMALITAS HASIL EVALUASI KELOMPOK KONTROL


KELAS VIII.D
No. Kode Nilai zi ztab f(zi) s(zi) |f(zi)-s(zi)|
1 X3-17 44 -2,5034 0,4938 0,0062 0,0313 0,0251
2 X3-25 52 -1,5746 0,4423 0,0577 0,0625 0,0048
3 X3-29 53 -1,4585 0,4276 0,0724 0,0938 0,0214
4 X3-07 56 -1,1102 0,3665 0,1335 0,1563 0,0228
5 X3-22 56 -1,1102 0,3665 0,1335 0,1563 0,0228
6 X3-27 57 -0,9941 0,3399 0,1601 0,1875 0,0274
7 X3-31 58 -0,8780 0,3100 0,1900 0,2813 0,0913
8 X4-04 58 -0,8780 0,3100 0,1900 0,2813 0,0913
9 X3-16 58 -0,8780 0,3100 0,1900 0,2813 0,0913
10 X3-18 60 -0,6458 0,2408 0,2592 0,3438 0,0845
11 X3-19 60 -0,6458 0,2408 0,2592 0,3438 0,0845
12 X3-23 62 -0,4136 0,1604 0,3396 0,3750 0,0354
13 X3-24 66 0,0508 0,0203 0,5203 0,5000 0,0203
14 X3-06 66 0,0508 0,0203 0,5203 0,5000 0,0203
15 X3-08 66 0,0508 0,0203 0,5203 0,5000 0,0203
16 X3-12 66 0,0508 0,0203 0,5203 0,5000 0,0203
17 X3-15 68 0,2830 0,1114 0,6114 0,5625 0,0489
18 X3-30 68 0,2830 0,1114 0,6114 0,5625 0,0489
19 X3-32 70 0,5152 0,1968 0,6968 0,7188 0,0220
20 X3-09 70 0,5152 0,1968 0,6968 0,7188 0,0220
21 X3-14 70 0,5152 0,1968 0,6968 0,7188 0,0220
22 X3-21 70 0,5152 0,1968 0,6968 0,7188 0,0220
23 X3-28 70 0,5152 0,1968 0,6968 0,7188 0,0220
24 X3-10 72 0,7474 0,2726 0,7726 0,8438 0,0712
25 X3-01 72 0,7474 0,2726 0,7726 0,8438 0,0712
26 X3-05 72 0,7474 0,2726 0,7726 0,8438 0,0712
27 X3-11 72 0,7474 0,2726 0,7726 0,8438 0,0712
28 X3-20 74 0,9796 0,3364 0,8364 0,8750 0,0386
29 X3-02 76 1,2118 0,3872 0,8872 0,9375 0,0503
30 X3-06 76 1,2118 0,3872 0,8872 0,9375 0,0503
31 X3-03 78 1,4440 0,4256 0,9256 0,9688 0,0431
32 X3-13 82 1,9084 0,4718 0,9718 1,0000 0,0282

197
rata 65,5625 Lo 0,0913 alfa 0,050
s 8,613334 Ltab 0,157 lilifors 0,886
Dengan n = 32 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,157 Karena Lhitung < Ltabel,
sehingga sampel kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 21
PERHITUNGAN MANUAL HOMOGENITAS AWAL

Hipotesis :

Ho : Varians antar kelompok homogen (sama)

Ha : Varians antar kelompok tidak homogen (berbeda)

Kriteria :

H0 diterima jika  hitung <  tabel


2 2

KELAS dk 1/dk Si2 Log Si2 dk Si2 dk log Si2

Eksperimen 1 31 0,032258 65,53226 1,816455 2031,5 56,31011

Eksperimen 2 31 0,032258 41,70565 1,620195 1292,875 50,22604

Kontrol 31 0,032258 74,18952 1,870343 2299,875 57,98062

Jumlah 93 0,096774 181,4274 5,306993 5624,25 164,5168

s² 60,47581 B 165,6871 χ² hit 2,694778

log s² 1,781582 ln 10 2,302585 χ² tab 5,99

Kesimpulan HOMOGEN

Kemudian dicari harga-harga yang diperlukan yaitu:

198
 (n  1)S
2


2 i i
S
 (n  1)
i

2031,5  1292,875  2299,875



93

5624,25
 = 60,475806
93

Log S2 = log 60,475806 = 1,781582

B = Log S2 Σ (ni – 1) = 1,781582 x 93 = 165,6871

Untuk Chi-Kuadrat diperoleh:


 2  (ln10) B  (n  1)(log Si 2 ) 
= (1,781582) {165,6871 – 164,5168}

= (1,781582) (1,1703)

= 2,084

Sedangkan nilai Chi-Kuadrat dari distribusi  dengan   0,05 dan k = 3 harga


2
(1 )( k 1)

 2 0,9531 = 5,991. Karena  2 hitung <  2 tabel = 2,084 < 5,991 maka H0 diterima, sehingga
sampel tersebut mempunyai varians yang homogen.

199
Lampiran 22

Tabel homogenitas awal

No. E1 E2 K
1 46 55 44
2 56 62 52
3 58 62 53
4 58 62 56
5 58 64 56
6 60 64 57
7 60 64 58
8 62 64 58
9 62 66 58
10 62 66 60
11 64 66 60
12 64 68 62
13 64 68 66
14 64 68 66
15 64 70 66
16 66 70 66
17 66 70 68
18 66 72 68
19 66 72 70
20 68 72 70
21 68 74 70
22 72 74 70
23 72 74 70
24 74 74 72
25 74 74 72
26 76 76 72
27 78 76 72
28 78 76 74
29 78 78 76
30 78 81 76
31 78 82 78
32 80 82 82
s² 65,53226 41,70565 74,18952
n 32 32 32

200
KELAS dk 1/dk Si2 Log Si2 dk Si2 dk log Si2
Eksperimen 1 31 0,032258 65,53226 1,816455 2031,5 56,31011
Eksperimen 2 31 0,032258 41,70565 1,620195 1292,875 50,22604
Kontrol 31 0,032258 74,18952 1,870343 2299,875 57,98062
Jumlah 93 0,096774 181,4274 5,306993 5624,25 164,5168

s² 60,47581 B 165,6871 χ² hit 2,694778


log s² 1,781582 ln 10 2,302585 χ² tab 5,99
Kesimpulan HOMOGEN

Jika α = 0,05, dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = 2 didapat  20,95 (2) =

5.991. Karena  2 hitung   2 tabel maka Ho diterima, sehingga populasi memiliki


varians homogen.

201
Lampiran 23

PERHITUNGAN DATA NORMALITAS AKHIR

KELAS EKSPERIMEN 1

Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:

1. Menetapkan Hipotesis
Ho = Sampelberasal dari populasiberdistribusi normal

Ha = Sampeltidakberasal dari populasiberdistribusi normal

2. Menetapkan nilai alfa (α = 5%)


3. Mencari Nilai-nilai

Xi - X  Xi - X
2

No Kode Xi Zi Z Tabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi)–S(Zi)|

Berdasarkan lampiran 34diperoleh:

N = 32

X i  2612
__
X  81,63  2
 X i  X  3583,508

S 2 Xi  X 2

N 1
3583,50

32  1
 115,596
s  115,596
 10,751

__
Karena X dan S sudah diketahui maka Zi dapat dicari, yaitu:

202
__
X X
Zi  i
S

Contoh: i = 1, X1 =55

55  81,63
Zi   2,47
10,751

Untuk mencari F(Zi) digunakan daftar distribusi normal baku.

Contoh: i = 1

Zi = -2,47 pada tabel distribusi normal baku = 0,4932

F(Zi) = 0,5 - 0,4932 = 0,0068

8. Mencari Harga L dari Nilai Kritik Uji Lilliefors


Dengan nilai kritik L tersebut dan taraf nyata α = 5% dengan n = 32 diperoleh
L = 0,157

9. Menentukan Lo
Lo diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari │F(Zi)-S(Zi)│yaitu 0,108

10. Kriteria
Data berdistribusi normal jika Lo < L
11. Kesimpulan
Diketahui Lo = 0,108 dan L = 0,157

Berarti Lo < L maka Ho diterima.

Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

203
Lampiran 24

UJI NORMALITAS AKHIR EKSPERIMEN 1 (VIIIB)

No Kode Xi  Xi - X  Xi -X  2
Zi Z Tabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi)–S(Zi)|
1 X1-11 55 -26,63 708,89 -2,48 0,4934 0,0066 0,03 0,025
2 X1-31 58 -23,63 558,14 -2,20 0,4861 0,0139 0,06 0,049
3 X1-10 65 -16,63 276,39 -1,55 0,4394 0,0606 0,09 0,033
4 X1-28 67 -14,63 213,89 -1,36 0,4131 0,0869 0,13 0,038
5 X1-02 70 -11,63 135,14 -1,08 0,3599 0,1401 0,16 0,016
6 X1-24 71 -10,63 112,89 -0,99 0,3389 0,1611 0,19 0,026
7 X1-20 72 -9,63 92,64 -0,90 0,3159 0,1841 0,22 0,035
8 X1-08 73 -8,63 74,39 -0,80 0,2881 0,2119 0,28 0,069
9 X1-32 73 -8,63 74,39 -0,80 0,2881 0,2119 0,28 0,069
10 X1-05 77 -4,63 21,39 -0,43 0,1664 0,3336 0,31 0,021
11 X1-23 80 -1,63 2,64 -0,15 0,060 0,4404 0,41 0,034
12 X1-21 80 -1,63 2,64 -0,15 0,060 0,4404 0,41 0,034
13 X1-09 80 -1,63 2,64 -0,15 0,060 0,4404 0,41 0,034
14 X1-07 82 0,38 0,14 0,03 0,012 0,5120 0,44 0,075
15 X1-26 83 1,38 1,89 0,13 0,0517 0,5517 0,50 0,052
16 X1-06 83 1,38 1,89 0,13 0,0517 0,5517 0,50 0,052
17 X1-30 85 3,38 11,39 0,31 0,1217 0,6217 0,53 0,090
18 X1-16 87 5,38 28,89 0,50 0,1915 0,6915 0,59 0,098
19 X1-13 87 5,38 28,89 0,50 0,1915 0,6915 0,59 0,098
20 X1-12 88 6,38 40,64 0,59 0,2224 0,7224 0,69 0,035
21 X1-14 88 6,38 40,64 0,59 0,2224 0,7224 0,69 0,035
22 X1-29 88 6,38 40,64 0,59 0,2224 0,7224 0,69 0,035
23 X1-22 90 8,38 70,14 0,78 0,2823 0,7823 0,81 0,030
24 X1-17 90 8,38 70,14 0,78 0,2823 0,7823 0,81 0,030
25 X1-15 90 8,38 70,14 0,78 0,2823 0,7823 0,81 0,030
26 X1-03 90 8,38 70,14 0,78 0,2823 0,7823 0,81 0,030
27 X1-04 92 10,38 107,64 0,96 0,3315 0,8315 0,88 0,044
28 X1-19 92 10,38 107,64 0,96 0,3315 0,8315 0,88 0,044
29 X1-18 93 11,38 129,39 1,06 0,3554 0,8554 0,94 0,082
30 X1-01 93 11,38 129,39 1,06 0,3554 0,8554 0,94 0,082
31 X1-25 95 13,38 178,89 1,24 0,3925 0,8925 1,00 0,108
32 X1-27 95 13,38 178,89 1,24 0,3925 0,8925 1,00 0,108
Jumlah 2612 3583,50
Rata-rata 81,63
St Dev 10,75159
Lo 0,108
L 0,157

204Ltabel = 0,157 Karena Lhitung < Ltabel


Dengan n = 32 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh
sehingga sampel kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 25

PERHITUNGAN DATA NORMALITAS AKHIR

KELAS EKSPERIMEN 2

Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:

1. Menetapkan Hipotesis
Ho = Sampelberasal dari populasiberdistribusi normal

Ha = Sampeltidakberasal dari populasiberdistribusi normal

2. Menetapkan nilai alfa (α = 5%)


3. Mencari Nilai-nilai

Xi - X  Xi - X
2

No Kode Xi Zi Z Tabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi)–S(Zi)|

Berdasarkan lampiran 35diperoleh:

N = 32

 X i  2404
__
X  75,13  2
 X i  X  1743,50

S 

 Xi  X
2 2

N 1
1743,50

32  1
 56,241
s  56,241
 7,499

__
Karena X dan S sudah diketahui maka Zi dapat dicari, yaitu:

205
__
X X
Zi  i
S

Contoh: i = 1, X1 = 55

55  75,13
Zi   2,68
7,499

Untuk mencari F(Zi) digunakan daftar distribusi normal baku.

Contoh: i = 1

Zi = -2,68 pada tabel distribusi normal baku = 0,4963

F(Zi) = 0,5 - 0,4963 = 0,0037

4. Mencari Harga L dari Nilai Kritik Uji Lilliefors


Dengan nilai kritik L tersebut dan taraf nyata α = 5% dengan n = 32 diperoleh
L = 0,157

5. Menentukan Lo
Lo diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari │F(Zi)-S(Zi)│yaitu 0,085

6. Kriteria
Data berdistribusi normal jika Lo < L
7. Kesimpulan
Diketahui Lo = 0,085 dan L = 0,157

Berarti Lo < L maka Ho diterima.

Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

206
Lampiran 26

UJI NORMALITAS AKHIR EKSPERIMEN 2 (VIIIC)

No Kode Xi  Xi - X  Xi -X  2
Zi Z Tabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi)–S(Zi)|
1 X2-24 55 -20,13 405,02 -2,68 0,4963 0,0037 0,03 0,028
2 X2-17 57 -18,13 328,52 -2,42 0,4922 0,0078 0,06 0,055
3 X2-05 65 -10,13 102,52 -1,35 0,4115 0,0885 0,09 0,005
4 X2-01 67 -8,13 66,02 -1,08 0,3599 0,1401 0,13 0,015
5 X2-26 68 -7,13 50,77 -0,95 0,3289 0,1711 0,19 0,016
6 X2-28 68 -7,13 50,77 -0,95 0,3289 0,1711 0,19 0,016
7 X2-30 70 -5,13 26,27 -0,68 0,2517 0,2483 0,28 0,033
8 X2-04 70 -5,13 26,27 -0,68 0,2517 0,2483 0,28 0,033
9 X2-02 70 -5,13 26,27 -0,68 0,2517 0,2483 0,28 0,033
10 X2-19 73 -2,13 4,52 -0,28 0,1103 0,3897 0,34 0,046
11 X2-27 73 -2,13 4,52 -0,28 0,1103 0,3897 0,34 0,046
12 X2-08 74 -1,13 1,27 -0,15 0,0596 0,4404 0,38 0,065
13 X2-32 75 -0,13 0,02 -0,02 0,008 0,4920 0,47 0,023
14 X2-03 75 -0,13 0,02 -0,02 0,008 0,4920 0,47 0,023
15 X2-29 75 -0,13 0,02 -0,02 0,008 0,4920 0,47 0,023
16 X2-22 77 1,88 3,52 0,25 0,0987 0,5987 0,59 0,005
17 X2-15 77 1,88 3,52 0,25 0,0987 0,5987 0,59 0,005
18 X2-12 77 1,88 3,52 0,25 0,0987 0,5987 0,59 0,005
19 X2-11 77 1,88 3,52 0,25 0,0987 0,5987 0,59 0,005
20 X2-16 78 2,88 8,27 0,38 0,148 0,6480 0,66 0,008
21 X2-07 78 2,88 8,27 0,38 0,148 0,6480 0,66 0,008
22 X2-25 80 4,88 23,77 0,65 0,2422 0,7422 0,78 0,039
23 X2-23 80 4,88 23,77 0,65 0,2422 0,7422 0,78 0,039
24 X2-10 80 4,88 23,77 0,65 0,2422 0,7422 0,78 0,039
25 X2-06 80 4,88 23,77 0,65 0,2422 0,7422 0,78 0,039
26 X2-09 82 6,88 47,27 0,92 0,3212 0,8212 0,91 0,085
27 X2-20 82 6,88 47,27 0,92 0,3212 0,8212 0,91 0,085
28 X2-21 82 6,88 47,27 0,92 0,3212 0,8212 0,91 0,085
29 X2-31 82 6,88 47,27 0,92 0,3212 0,8212 0,91 0,085
30 X2-18 85 9,88 97,52 1,32 0,4066 0,9066 0,97 0,062
31 X2-14 85 9,88 97,52 1,32 0,4066 0,9066 0,97 0,062
32 X2-13 87 11,88 141,02 1,58 0,4429 0,9429 1,00 0,057
Jumlah 2404 1743,50
Rata-rata 75,13
St Dev 7,499462
Lo 0,085
L 0,157 207

Dengan n = 32 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,157 Karena Lhitung < Ltabel
sehingga sampel kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 27

PERHITUNGAN DATA NORMALITAS AKHIR

KELOMPOK KONTROL(KONVENSIONAL)

Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah:

1. Menetapkan Hipotesis
Ho = Sampelberasal dari populasiberdistribusi normal

Ha = Sampeltidakberasal dari populasiberdistribusi normal

2. Menetapkan nilai alfa (α = 5%)


3. Mencari Nilai-nilai

Xi - X  Xi - X
2

No Kode Xi Zi Z Tabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi)–S(Zi)|

Berdasarkan lampiran 33diperoleh:

N = 32

 X i  2200
__
X  68,75  2
 X i  X  3292,00

S 

 Xi  X
2 2

N 1
3292,00

32  1
 106,193
s  106,193
 10,304

__
Karena X dan S sudah diketahui maka Zi dapat dicari, yaitu:

208
__
X X
Zi  i
S

Contoh: i = 1, X1= 44

44  68,75
Zi   -2,40
10,304

Untuk mencari F(Zi) digunakan daftar distribusi normal baku.

Contoh: i = 1

Zi = -2,40 pada tabel distribusi normal baku = 0,4918

F(Zi) = 0,5 - 0,4918 = 0,0082

4. Mencari Harga L dari Nilai Kritik Uji Lilliefors


Dengan nilai kritik L tersebut dan taraf nyata α = 5% dengan n = 32 diperoleh
L = 0,157

5. Menentukan Lo
Lo diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari │F(Zi)-S(Zi)│yaitu 0,077

6. Kriteria
Data berdistribusi normal jikaLo < L
7. Kesimpulan
Diketahui Lo = 0,077 dan L = 0,157

Berarti Lo < L maka Ho diterima.

Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

209
Lampiran 28

UJI NORMALITAS AKHIR KONTROL (VIIID)

No Kode Xi  Xi - X  Xi -X  2
Zi Z Tabel F(Zi) S(Zi) |F(Zi)–S(Zi)|
1 X3-08 44 -24,75 612,56 -2,40 0,4918 0,0082 0,03 0,023
2 X3-25 52 -16,75 280,56 -1,63 0,4484 0,0516 0,09 0,042
3 X3-23 52 -16,75 280,56 -1,63 0,4484 0,0516 0,09 0,042
4 X3-16 57 -11,75 138,06 -1,14 0,3729 0,1271 0,13 0,002
5 X3-09 59 -9,75 95,06 -0,95 0,3289 0,1711 0,16 0,015
6 X3-26 60 -8,75 76,56 -0,85 0,3023 0,1977 0,22 0,021
7 X3-32 60 -8,75 76,56 -0,85 0,3023 0,1977 0,22 0,021
8 X3-31 61 -7,75 60,06 -0,75 0,2734 0,2266 0,28 0,055
9 X3-13 61 -7,75 60,06 -0,75 0,2734 0,2266 0,28 0,055
10 X3-10 63 -5,75 33,06 -0,56 0,2123 0,2877 0,31 0,025
11 X3-20 65 -3,75 14,06 -0,36 0,1406 0,3594 0,38 0,016
12 X3-14 65 -3,75 14,06 -0,36 0,1406 0,3594 0,38 0,016
13 X3-18 68 -0,75 0,56 -0,07 0,0279 0,4721 0,47 0,003
14 X3-02 68 -0,75 0,56 -0,07 0,0279 0,4721 0,47 0,003
15 X3-01 68 -0,75 0,56 -0,07 0,0279 0,4721 0,47 0,003
16 X3-30 70 1,25 1,56 0,12 0,0478 0,5478 0,63 0,077
17 X3-24 70 1,25 1,56 0,12 0,0478 0,5478 0,63 0,077
18 X3-21 70 1,25 1,56 0,12 0,0478 0,5478 0,63 0,077
19 X3-17 70 1,25 1,56 0,12 0,0478 0,5478 0,63 0,077
20 X3-04 70 1,25 1,56 0,12 0,0478 0,5478 0,63 0,077
21 X3-28 71 2,25 5,06 0,22 0,0871 0,5871 0,66 0,069
22 X3-11 73 4,25 18,06 0,41 0,1591 0,6591 0,72 0,060
23 X3-07 73 4,25 18,06 0,41 0,1591 0,6591 0,72 0,060
24 X3-06 75 6,25 39,06 0,61 0,2291 0,7291 0,75 0,021
25 X3-19 78 9,25 85,56 0,90 0,3159 0,8159 0,81 0,003
26 X3-05 78 9,25 85,56 0,90 0,3159 0,8159 0,81 0,003
27 X3-03 80 11,25 126,56 1,09 0,3621 0,8621 0,88 0,013
28 X3-22 80 11,25 126,56 1,09 0,3621 0,8621 0,88 0,013
29 X3-27 82 13,25 175,56 1,29 0,4015 0,9015 0,91 0,005
30 X3-12 85 16,25 264,06 1,58 0,4429 0,9429 0,97 0,026
31 X3-15 85 16,25 264,06 1,58 0,4429 0,9429 0,97 0,026
32 X3-29 87 18,25 333,06 1,77 0,4616 0,9616 1,00 0,038
Jumlah 2200 3292,00
Rata-rata 68,75
St Dev 10,30503
Lo 0,077
L 0,157
210
Dengan n = 32 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh Ltabel = 0,157 Karena Lhitung < Ltabel
sehingga sampel kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lampiran 29

ANALISIS UJI ANAVA AKHIR

Menghitung jumlah kuadrat rata – rata dengan rumus :

(  1    2    3      4 ) 2
JK R 
n1  n2  n3    nn

(2612  2405  2200) 2



32  32  32
52085089

96
 542553,01

Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus :

           ...    n 
2 2 2 2

    JK R
1 2 3
JK A
n1 n2 n3 ... nn


26122  24052  22002
 542553,01
32 32 32
 545205,28  542553,01  2652,27

Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :

JK D    2  JK R  JK A

 553839  542553,01  2652,27


 8633,72

Menghitung derajat kebebasan rata – rata dengan rumus :

dkrata - rata  1

Menghitung derajat kebebasan antar kelompok dengan rumus:

dk A  k  1

211
 3 1
2

Dimana k = banyak kelompok.

Menghitung derajat kebebasan dalam kelompok dengan rumus:

dkD  N  k

 96  3
 93

Dimana N = jumlah seluruh anggota sampel.

Menghitung rata – rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :

JK R
RK ratarata 
dk R

542553,01

1
 5542553,01

Menghitung rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus:

JK A
RK A 
dk A

2652,27

2
 1326,135

Menghitung rata – rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :

JK D
RK D 
dk D

8633,72

93
 92,8357

Menari Fhitung dengan rumus :

212
RK A
Fhitung 
RK D

1326,135

92,8357
 14,285

Menetapkan taraf signifikansi (α)

Cari Ftabel dengan rumus :

Ftabel  F(1 )( dk A,dk B)

Dengan interpolasi diperoleh :

V F0,95
80 3,44
93 X?
100 3,09

Untuk menentukan nilai X, dengan cara :


3,44  X  / 3,44  3,09  80  93 / 80  100
3,44  X ) / 0,35  13 /  20
3,44  X  0,65(0,35)
3,44  X  0,2275
X  3,2125

Jadi F tabel = 3,2125

Dari daftar distribusi F dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 93 dan peluang


0,95(a = 0,05)
Dengan interpolasi di dapat Ftabel = 3,2125. Ternyata bahwa Fhitung > Ftabel =
14,285 > 3,2125, jadi hipotesis ditolak dalam taraf nyata 0,05
Dengan kata lain jika diberikan perlakuan yang berbeda memberikan hasil yang
secara nyata berbeda pula.

213
Lampiran 30

ANALISIS VARIANS AKHIR


2 2 2
No X 1
X 2 X3 X1 X 2 X 3

1 93 67 68 8649 4489 4624


2 70 70 68 4900 4900 4624
3 90 75 80 8100 5625 6400
4 92 70 70 8464 4900 4900
5 77 65 78 5929 4225 6084
6 83 80 75 6889 6400 5625
7 82 78 73 6724 6084 5329
8 73 74 44 5329 5476 1936
9 80 83 59 6400 6889 3481
10 65 80 63 4225 6400 3969
11 55 77 73 3025 5929 5329
12 88 77 85 7744 5929 7225
13 87 87 61 7569 7569 3721
14 88 85 65 7744 7225 4225
15 90 77 85 8100 5929 7225
16 87 78 57 7569 6084 3249
17 90 57 70 8100 3249 4900
18 93 85 68 8649 7225 4624
19 92 73 78 8464 5329 6084
20 72 82 65 5184 6724 4225
21 80 82 70 6400 6724 4900
22 90 77 80 8100 5929 6400
23 80 80 52 6400 6400 2704
24 71 55 70 5041 3025 4900
25 95 80 52 9025 6400 2704
26 83 68 60 6889 4624 3600
27 95 73 82 9025 5329 6724
28 67 68 71 4489 4624 5041
29 88 75 87 7744 5625 7569
30 85 70 70 7225 4900 4900
31 58 82 61 3364 6724 3721
32 73 75 60 5329 5625 3600
jumlah 2612 2405 2200 216788 182509 154542
rata-rata 81,63 75,16 68,75

214
Lampiran 31

Analisis Uji Hipotesis 2


Kelas Eksperimen 1 dan Kontrol

Hipotesis
Ho 2 : Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media
animasi Macromedia Flash tidak lebih baik dari siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.
Ha 2 : Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media
animasi Macromedia Flash lebih baik dari siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.

Uji statsitik yang digunakan :


Uji satu pihak
Kriteria :
Terima Ho jika
t tabel  t hitung
Perhitungan :
a. Menentukan rata-rata data x 
Berdasarkan lampiran 11a diperoleh :
∑ x1 =2612 ∑ x2 = 2200 n1 = 32 n2 = 32
Sehingga diperoleh :

x1 
x 1

2612
 81,625 x2 
x 2

2200
 68,75
n1 32 n1 32

b. Menentukan variansi kelas (si2)


Berdasarkan lampiran 38, diperoleh :

 x 
 x 1  3583,50  x x   3292,00
2 2
i i 2

n1 – 1 = 32 – 1 = 31 n2 – 1 = 32 – 1 = 31
Sehingga diperoleh :

215
 x  x  x  x
2 2
3583,50 3292,00
   115,59677 ;    106,19355
2 i 2 i
s1 s2
n 1 31 n 1 31

c. Menentukan simpangan baku gabungan (s) :

n 1  1.s1 2  n 2  1.s 2 2
s 2

n 1  1  n 2  1
(31  115,59677)  (31  106,19355)

31  31
3583,4999  3292,0001

62
 110,89516
Maka diperoleh : s  s 2  110,89516  10,5306771
d. Menentukan thitung menggunakan rumus :
x1  x 2
t
1 1
s 
n1 n 2
81,63  68,75

 1 1 
(10,5306771)  

 32 32 
12,88 12,88 12,88
    4,892
 2  (10,5306771)(0,25) 2,6326693
(10,5306771) 

 32 
Analisis :
Diperoleh thitung = 4,892dengan α = 5%, dk = 32 + 32 – 2 = 62, maka ttabel = 1,67,
sehingga thitung > ttabel maka Ho ditolak.
Kesimpulan
Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi
Macromedia Flash lebih baik dari siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional

216
Lampiran 32

UJI HIPOTESIS 2 (Kelas Eksperimen 1 dan Kontrol)

Hipotesis :
Ho : 1   3Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan animasi Macromedia Flash tidak
lebih baik dari siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Ha :  1   3 Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball throwing berbantuan Macromedia Flash lebih baik dari siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

karena 1   2 maka rumus yang digunakan adalah :

t
1  X 2
dengan s 2 
n1 1 s1 2  n2 1 s 2 2
1 1
s  n1  n2  2
t t t
n1 n2
Dengan kriteria pengujian Ho diterima apabila tabel hitung tabell dan tolak Ho jika mempunyai harga lain.
didapat dari distribusi t dengan dk = n1  n2  2 dan   5 %

Nilai Kelas Eksperimen 1 Nilai Kelas Kontrol

NO X
X11 xi x 
2
NO X3 x
i x  2

1 93 129,39 1 68 0,56
2 70 135,14 2 68 0,56
3 90 70,14 3 80 126,56
4 92 107,64 4 70 1,56
5 77 21,39 5 78 85,56
6 83 1,89 6 75 39,06
7 82 0,14 7 73 18,06
8 73 74,39 8 44 612,56
9 80 2,64 9 59 95,06
10 65 276,39 10 63 33,06
11 55 708,89 11 73 18,06
12 88 40,64 12 85 264,06
13 87 28,89 13 61 60,06
14 88 40,64 14 65 14,06
15 90 70,14 15 85 61,00
16 87 28,89 16 57 138,06
17 90 70,14 17 70 1,56
18 93 129,39 18 68 0,56
19 92 107,64 19 78 85,56
20 72 92,64 20 65 14,06
21 80 2,64 21 70 1,56
22 90 70,14 22 80 126,56
23 80 2,64 23 52 280,56
24 71 112,89 24 70 1,56
25 95 178,89 25 52 280,56
26 83 1,89 26 60 76,56
27 95 178,89 27 82 175,56
28 67 213,89 28 71 5,06
29 88 40,64 29 87 333,06
30 85 11,39 30 70 1,56
31 58 558,14 31 61 60,06
32 73 74,39 32 60 76,56
Jumlah 2612 3583,50 Jumlah 2200 3088,94
s 10,75159 217 s 10,30503
s2 115,5968 s2 106,1935
X1 81,63 X2 68,75
Diperoleh n 1  1s 1  n 2  1s 2
2 2
110,8952 dan s = 10,53068

n1  n 2  2
Sehingga 1X2 4,89
t 
1 1
s 
n1 n2

Pada ttabel dengan dk = 62 dan 5% adalah sebesar 1,67


Karena t = 4,89 > 1.67 maka Ho ditolak.
Kesimpulan :
Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media animasi Macromedia Flash lebih baik dari siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

218
Lampiran 33

Analisis Uji Hipotesis 3


Kelas Eksperimen 2 dan Kontrol

Hipotesis
Ho3 : Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dengan berbasis Modul
tidak lebih baik dari siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Ha3 : Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dengan berbasis Modul
lebih baik dari siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Uji statsitik yang digunakan :
Uji satu pihak

Kriteria :
Terima Ho jika t
tabel  t hitung
Perhitungan :
a. Menentukan rata-rata data x 
Berdasarkan lampiran 12a diperoleh :
∑ x1 = 2404 ∑ x2 = 2200 n1 = 32 n2 = 32
Sehingga diperoleh :

x1 
x 1

2405
 75,16 x2 
x 2

2200
 68,75
n1 32 n1 32

b. Menentukan variansi kelas (si2)


Berdasarkan lampiran 12a diperoleh :
n1 – 1 = 32 – 1 = 31 n2 – 1 = 32 – 1 = 31

 x 
 x 1 1743,50  x x   3292,00
2 2
i i 2

Sehingga diperoleh :

219
 x  x  x  x
2 2
1743,50 3292,00
   56,241935 ;    106,19355
2 i 2 i
s1 s2
n 1 31 n 1 31

c. Menentukan simpangan baku gabungan (s) :

n 1  1.s1 2  n 2  1.s 2 2
s2 
n 1  1  n 2  1
(31  56,241935)  (31  106,19355)

31  31
1743,5  3292,0001

62
 81,217744
Maka diperoleh : s  s  82,85269  9,02525
2

d. Menentukan thitung menggunakan rumus :


x1  x 2
t
1 1
s 
n1 n 2
75,16  68,75

 1 1 
(9,102345)  

 32 32 
6,41 6,41 6,41
    2,8409
 2  (9,02525)(0,25) 2,2563125
(9,102345) 

 32 

Analisis :
Diperoleh thitung = 2,8409 dengan α = 5%, dk = 32 + 32 – 2 = 62, maka ttabel = 1,67,

sehingga thitung > ttabel maka Ho ditolak.

Kesimpulan :
Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dengan berbasis Modul
lebih baik dari siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.

220
Lampiran 34

UJI HIPOTESIS 3 (Kelas Eksperimen 2 dan Kontrol)

Hipotesis :
Ho : 1   3Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing berbasis Modul tidak lebih baik dari siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Ha :  1   3 Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing berbasis Modul lebih baik dari siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

karena 1   2 maka rumus yang digunakan adalah :

t
1  X 2
dengan s 2 
n1 1 s1 2  n2 1 s 2 2
1 1
s  n1  n2  2
t t t
n1 n2
Dengan kriteria pengujian Ho diterima apabila tabel hitung tabell dan tolak Ho jika mempunyai harga lain.
didapat dari distribusi t dengan dk = n1  n2  2 dan   5 %

Nilai Kelas Eksperimen 2 Nilai Kelas Kontrol

NO x2 xi x 
2
NO X3 x
i x  2

1 67 66,52 1 68 0,56
2 70 26,59 2 68 0,56
3 75 0,02 3 80 126,56
4 70 26,59 4 70 1,56
5 65 103,15 5 78 85,56
6 80 23,46 6 75 39,06
7 78 8,09 7 73 18,06
8 74 1,34 8 44 612,56
9 83 61,52 9 59 95,06
10 80 23,46 10 63 33,06
11 77 3,40 11 73 18,06
12 77 3,40 12 85 264,06
13 87 140,27 13 61 60,06
14 85 96,90 14 65 14,06
15 77 3,40 15 85 61,00
16 78 8,09 16 57 138,06
17 57 329,65 17 70 1,56
18 85 96,90 18 68 0,56
19 73 4,65 19 78 85,56
20 82 46,84 20 65 14,06
21 82 46,84 21 70 1,56
22 77 3,40 22 80 126,56
23 80 23,46 23 52 280,56
24 55 406,27 24 70 1,56
25 80 23,46 25 52 280,56
26 68 51,21 26 60 76,56
27 73 4,65 27 82 175,56
28 68 51,21 28 71 5,06
29 75 0,02 29 87 333,06
30 70 26,59 30 70 1,56
31 82 46,84 31 61 60,06
32 75 0,02 22132 60 76,56
Jumlah 2405 1758,2 Jumlah 2200 3088,9
s 7,53105 s 10,30503
s2 56,7167 s2 106,1935
X1 75,16 X2 68,75
n 1  1s1 2  n 2  1s 2 2 81,45514 dan s = 9,02525

Diperoleh n1  n 2  2
1X2 2,84
t 
Sehingga 1 1
s 
n1 n2

Pada ttabel dengan dk = 62 dan 5%adalah 1,67


Karena t = 2,84> 1.67 maka Ho ditolak.
Kesimpulan :
Hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Snowball Throwing berbasis Modul lebih baik dari siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

222
Lampiran 35

Analisis Uji Hipotesis 4


Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

Hipotesis
Ho4 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing
berbantuan media animasi Macromedia Flash dengan menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing dengan berbasis Modul.
Uji statsitik yang digunakan :
Uji Dua pihak

Kriteria :
Terima Ho jika -ttabel < thitung < ttabel
Perhitungan :
a. Menentukan rata-rata data x 
Berdasarkan lampiran 13a diperoleh :
∑ x1 = 2612 ∑ x2 = 2404 n1 = 32 n2 = 32
Sehingga diperoleh :

x1 
x 1

2612
 81,63 x2 
x 2

2404
 75,16
n1 32 n1 32
b. Menentukan variansi kelas (si2)
Berdasarkan lampiran 13a, diperoleh :
n1 – 1 = 32 – 1 = 31 n2 – 1 = 32 – 1 = 31

 x 
 x 1  3583,50  x x   1743,50
2 2
i i 2

Sehingga diperoleh :

 x  x  x  x
2 2
3583,50 1743,50
   115,59677 ;    56,241935
2 i 2 i
s1 s2
n 1 31 n 1 31

223
c. Menentukan simpangan baku gabungan (s) :
n 1  1.s1 2  n 2  1.s 2 2
s 2

n 1  1  n 2  1
(31  115,59677)  (31  56,241935)

31  31
3583,4999  1743,5

62
 85,919353

Maka diperoleh : s  s  85,919353  9,26926928


2

d. Menentukan thitung menggunakan rumus :


x1  x 2
t
1 1
s 
n1 n 2
81,63  75,16

 1 1 
(9,26926928)  

 32 32 
6,47 6,47 6,47
    2,792
 2  (9,26926928)(0,25) 2,3173173
(9,26926928) 

 32 

Analisis :
Diperoleh thitung = 2,792 dengan dk = 62 dan peluang 0,95 (jadi  = 0,05) dari
daftar distribusi t diperoleh nilai t tabel = 1,67 sehingga thitung > ttabel maka Ho
ditolak.

Kesimpulan
Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan media
animasi Macromedia Flash dengan menggunakan model pembelajarWan Snowball
Throwing dengan berbasis Modul.

224
Lampiran 36

UJI HIPOTESIS 4 (Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2)

Hipotesis :
Ho : 1   3Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan animasi macromedia flash
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan modul
Ha :  1   3 Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan animasi macromedia flash
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan modul

karena 1   2 maka rumus yang digunakan adalah :

t
1  X 2
dengan s 2 
n1 1 s12  n2 1 s2 2
1 1
s 
n1 n2
n1  n2  2
t t t
Dengan kriteria pengujian Ho diterima apabila tabel hitung tabell jika mempunyai harga lain
didapat dari distribusi t dengan dk = n1  n2  2 dan   5 %

Nilai Kelas Eksperimen 1 Nilai Kelas Eksperimen 2

NO X1 xi x 
2
NO x2 x
i x 
2

1 93 129,39 1 67 66,52
2 70 135,14 2 70 26,59
3 90 70,14 3 75 0,02
4 92 107,64 4 70 26,59
5 77 21,39 5 65 103,15
6 83 1,89 6 80 23,46
7 82 0,14 7 78 8,09
8 73 74,39 8 74 1,34
9 80 2,64 9 83 61,52
10 65 276,39 10 80 23,46
11 55 708,89 11 77 3,40
12 88 40,64 12 77 3,40
13 87 28,89 13 87 140,27
14 88 40,64 14 85 96,90
15 90 70,14 15 77 3,40
16 87 28,89 16 78 8,09
17 90 70,14 17 57 329,65
18 93 129,39 18 85 96,90
19 92 107,64 19 73 4,65
20 72 92,64 20 82 46,84
21 80 2,64 21 82 46,84
22 90 70,14 22 77 3,40
23 80 2,64 23 80 23,46
24 71 112,89 24 55 406,27
25 95 178,89 25 80 23,46
26 83 1,89 26 68 51,21
27 95 178,89 27 73 4,65
28 67 213,89 28 68 51,21
29 88 40,64 29 75 0,02
30 85 11,39 30 70 26,59
31 58 558,14 31 82 46,84
32 73 74,39 32 75 0,02
Jumlah 2612 3583,5 Jumlah 2405 1758,2
s 10,75159 s 225
7,531051
s2 115,5968 s2 56,71673
X1 81,63 X2 75,16
Diperoleh n 1  1s 1  n 2  1s 2
2 2
86,15675 dan s = 9,282066

n1  n 2  2
Sehingga 1  X 2 2,79
t  
1 1
s 
n1 n 2

Pada ttabel dengan dk = 62 dan5% adalah sebesar 1,67


Karena t = 2,79 > 1.67 maka Ho ditolak.
Kesimpulan :
Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan animasi macromedia flash
dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berbantuan modul

226

Anda mungkin juga menyukai