Indikasi
- Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
- Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Cara:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Dudukkan pasien
- Berikan sandaran/bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur
untuk posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat)
- Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.
b Posisi Semi Fowler
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
Tujuan
- Mobilisasi
- Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
- Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
Cara / prosedur
- Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90
derajat)
- Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh
bagian atas klien lumpuh
- Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien,
menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di
bawah jarak poplital ( di bawah lutut )
Persiapan pasien
1. Sapa pasien dengan ramah dan perkenalkan diri pada pasien
2. Persilahkan pasien untuk duduk
3. Berikan informasi kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan
minta persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
4. Jelaskan kepada pasien bahwa sputum akan diambil sebanyak 3 kali (SPS),
sesuai dengan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
5. Jelaskan kepada pasien bahwa sputum akan diambil sebanyak 3 kali (SPS),
sesuai dengan jumlah tabung yang disiapkan.
6. Jelaskan kepada pasien untuk tidak makan, minum atau merokok sebelum
sputum besok pagi (P) dibatukkan
7. Jelaskan tentang kemungkinan hasil yang akan diperoleh
Pengumpulan sputum
1. Pakai handscoen dan masker
2. Minta pasien untuk membatukkan sputum di ruang terbuka dan mendapat
sinar matahari langsung atau ruangan dengan ventilasi yang baik, dan
berada jauh dari orang sekitar untuk mencegah penularan kuman TB.
3. Beri petunjuk pada pasien untuk :
Berkumur dengan air (jangan ditelan) sebelum sputum dikumpulkan
untuk meminimalisir kontaminasi spesimen oleh sisa makanan atau
kotoran lain di dalam mulut.
Bila pasien memakai gigi palsu, minta pasien untuk melepaskannya
Menarik napas panjang dan dalam sebanyak 2-3 kali dan setiap kali
hembuskan nafas dengan kuat.
Membuka penutup pot sputum lalu dekatkan pada mulut.
Batuk secara dalam untuk mengeluarkan sputum (bukan air liur) dari
dalam dada ke dalam pot sputum.
Mengulangi sampai mendapatkan sputum yang berkualitas baik dan
volume yang cukup (3-5 ml / 1 sendok teh)
Segera tutup rapat tabung dengan cara memutar tutupnya, kemudian
masukkan ke dalam pembungkus atau kantong plastik.
Jika sputum sulit dikeluarkan, pasien diberi petunjuk untuk :
Melakukan olah raga ringan kemudian menarik napas dalam beberapa
kali. Apabila pasien merasa akan batuk, napas ditahan selama mungkin
lalu meminta pasien untuk batuk
4. Apabila spesimen jelek, pemeriksaan tetap dilakukan dengan :
Mengambil bagian yang paling mukopurulen / kental kuning kehijauan
Memberi catatan bahwa “spesimen tidak memenuhi syarat / air liur”
Mengulang pengumpulan sputum apabila spesimen jelas air liur
5. Ingatkan pasien untuk mengumpulkan sputum ke-2 setelah bangun pagi
keesokan hari dan datang lagi untuk membawa
6. Minta pasien untuk minum air putih secukupnya pada malam hari sebelum
tidur sebagai persiapan untuk pengumpulan sputum ke-2 besok pagi. Jika
dahak sulit dikeluarkan, meminta pasien menelan 1 tablet gliseril guaikolat
200 mg pada malam hari sebelum tidur
Pengiriman sputum
1. Pastikan pot sputum sudah memiliki label nama.
2. Pastikan sputum segera dikirim setelah pengumpulan sputum (sebaiknya
tidak lebih dari 24 jam). Selama pengiriman, sputum disimpan dalam cool
box
3. Beri parafilm (selotip) pada pinggir tutup pot untuk mencegah cairan dahak
keluar dari celah-celah tutup ulir
5. Masukkan ke dalam cool box yang sudah berisi ice gel atau es batu.
Tujuan
a. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen
minimal.
b. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
(Aryani, 2009:54)
Indikasi
Klien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk
memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak). (Suparmi,
2008:67)
Prinsip
a. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
b. Membutuhkan pernapasan hidung
c. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %. (Suparmi,
2008:67)
Persiapan alat
Menyiapkan alat antara lain :
1. Nasal kanul / masker sederhana / masker NRBM, sesuai ukuran pasien
2. Selang oksigen
3. Tabung oksigen dengan manometernya
4. Humidifier
5. Water steril (aquadest) / air matang / air mineral
6. Flowmeter (pengukur aliran)
7. Plester
8. Gunting plester
9. Alat tulis
Persiapan pasien
Pembukaan
a. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
b. Menempatkan pasien / keluarga dalam kondisi nyaman dan kondusif