Anda di halaman 1dari 2

Proses Bessemer dan Perapian Terbuka

Proses Pembuatan Baja Melalui Proses Bessemer dan Perapian Terbuka, Tahapan, Kimia - Baja merupakan
paduan (alloi) yang digolongkan sebagai baja karbon (kandungan karbon di atas 1,5 %) yang mengandung
logam lain, seperti Cr, Co, Mn, dan Mo. Sifat-sifat mekanik baja ditentukan oleh komposisi kimianya.
Pengolahan besi dari bijihnya merupakan proses reduksi. Akan tetapi, pengubahan besi menjadi baja merupakan
proses oksidasi untuk mengeluarkan pengotor.

Oksidasi besi dilakukan dengan berbagai cara, tetapi dua cara umum yang biasa digunakan pada pembuatan
baja adalah proses perapian terbuka (open hearth) dan proses Bessemer (basic oxygen).

1) Proses Bessemer

Pada proses ini, besi cair hasil dari tanur sembur dimasukkan ke dalam reaktor silinder. Udara panas
disemburkan dari lubang-lubang pipa untuk mengoksidasi karbon dan zat pengotor yang masih tersisa.

Persamaannya :


C(s) + O2(g) → CO2(g)

Si(l) + O2(g) → SiO2(l)

2Fe(l) + O2(g) → 2FeO(l)

Untuk mereduksi kembali FeO yang turut teroksidasi, ditambahkan logam mangan. Reaksi yang terjadi:


Mn(l) + FeO(l) → (Fe–MnO)(l)
feromangan
Baja jenis feromangan mutunya kurang baik dan harganya relatif murah. Baja feromanga n biasanya dipakai untuk
membuat kerangka beton bangunan, pipa ledeng, dan kawat pagar.

Gambar 1. Reaktor Bessemer.


2) Proses Perapian Terbuka

Pada proses perapian terbuka digunakan reaktor serupa mangkuk yang memuat sekitar 100–200 ton besi cair.
Untuk menjaga besi tetap cair maka atap wadah dibentuk cembung agar dapat memantulkan kalor ke arah
permukaan besi cair.

Semburan udara panas mengandung oksigen dilewatkan melalui permukaan besi dan bereaksi dengan pengotor.
Si dan Mn dioksidasi pertama kali menjadi terak, diikuti oleh oksidasi karbon menjadi CO yang menimbulkan
agitasi dan busa di atas mangkuk.

Oksidasi termal karbon meningkatkan suhu dalam mangkuk yang menyebabkan fluks batu kapur terkalsinasi
menghasilkan kapur tohor yang mengambang di atas lelehan. Kapur ini bergabung dengan fosfat, sulfat, silikat,
dan pengotor lain. Kalsinasi adalah proses pemanasan di bawah titik leleh zat untuk menghilangkan pengotor.

3. Tahap Penghalusan Baja Karbon

Tahap penghalusan melibatkan oksidasi karbon dan pengotor secara terus-menerus. Pengotor seperti Mn, P, dan
Si bereaksi dengan oksigen membentuk oksida, dan direaksikan kembali dengan suatu fluks. Jenis fluks
bergantung pada pengotor. Jika pengotor adalah mangan (basa) maka fluks yang bersifat asam ditambahkan
(silika).


MnO(s) + SiO2(s) → MnSiO3(l)

Jika pengotor silikon atau fosfor (asam) maka fluks yang bersifat basa ditambahkan (CaO atau MgO):


SiO2(s) + MgO(s) → MgSiO3(l)

P4O10(s) + 6CaO(s) → 2Ca3(PO4)2(l)

Sebelum dikeluarkan dari tanur, logam lain, seperti Co, Cr, Ni, V, atau W dapat ditambahkan pada baja agar
menghasilkan paduan yang memiliki sifat-sifat tertentu.

Henry Bessemer (1813–1898)

Dia berperan besar dalam usaha mempercepat proses pembuatan baja pada pertengahan abad 19 dengan
konverternya yang terkenal. Udara ditiupkan ke seluruh lelehan besi glubal (bijih besi yang telah dipanaskan
dalam tanur dengan batu bara atau kayu). Besi murni yang masih meleleh, dituang dari konverter dan
ditambahkan sejumlah tertentu karbon dan logam, seperti nikel, mangan, atau kromium. Zat tambahan ini
mengubah lelehan besi menjadi baja, yaitu alloi yang sangat terkenal karena kekuatannya. (Sumber: Jendela
IPTEK: Kimia, 1997)

Anda sekarang sudah mengetahui Proses Bessemer dan Perapian Terbuka. Terima kasih anda sudah
berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 3

Anda mungkin juga menyukai