Organisasi massa atau disingkat ormas adalah suatu istilah yang digunakan di Indonesia
untuk bentuk organisasi berbasis massa yang tidak bertujuan politis. Bentuk organisasi ini
digunakan sebagai lawan dari istilah partai politik. Ormas dapat dibentuk berdasarkan
beberapa kesamaan atau tujuan, misalnya: agama, pendidikan, sosial.
Pasca reformasi tampak muncul banyak organiasi kemasyarakatan, "bak jamur dimusim
hujan", dalam hal ini penulis mengkaian dengan konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yaitu Undang-undang Dasar 1945 amandemen keempat. Pasal mengenai Hak
Asasi Manusia menjiwai ketetapan-ketepan Pasal 28 C tentang hak memajukan diri dan
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Pasal 28 E
(2) tentang kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan bersikap seusai hati
nurani, (2) hak berserikat, berkumpul dan berpendapat. Pasal 28 F tentang hak berkomunikasi
untuk mengembangkan pribadi & lingkungan. Sebelum UUD '45 diamandemen bolak-balik,
kita telah memiliki aturan tentang organisasi yang didirikan masyarakat atau yang dewasa ini
dikenal dengan NGO (Non Goverment Organization), yaitu Undang-undang R.I Nomor 8
tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan
Mari kita menelaah lebih dalam organisasi kemasyarakat dengan dasar Undang-undang R.I
Nomor 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan
Yang dimaksud dengan Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh
anggota masyarakat Warganegara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk
berperanserta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Dijelaskan bahwa Organisasi Kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih dari satu
sifat kekhususan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, yaitu kesamaan kegiatan, profesi,
fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
sarana penyalur aspirasi anggota, dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antar
anggota dan/atau antar Organisasi Kemasyarakatan, dan antara Organisasi Kemasyarakatan
dengan organisasi kekuatan sosial politik, Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, dan
Pemerintah.