Anda di halaman 1dari 18

PENCABUTAN KB IMPLANT

No. Dokumen : 02/SOP/KB/LPS/2018


SOP No. Revisi :0 UPTD
TangalTerbit : 16/01/2018
Halaman : 1-2 Puskesmas
Lampisang
Puskesmas Dr. Enny satriana
Lampisang NIP 197510222005042002
1. Pengertian Melakukan pencabutan alat kontrasepsi yang di letakkan di bawah kulit lengan atas
dengan jumlah kapsul yang beebeda yang bekerja untuk menekan ovulasi dan
mengentalkan lendir serviks.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah2 penatalaksanaan KB implant dalam rangka
peningkatan mutu dan kinerja di puskesmas.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No....../ tentang pelayanan klinis

4. Referensi 1. Buklet BKKBN 2006


2. Lembar balik alat bantu pengambilan keputusan ber KB dan pedoman
bagi klien dan Bidan di perbanyak oleh Dinas Kesehatan Propinsi
Tahun 2006.

5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :

a) Tempat tidur gynecology


b) Bantal tidur
c) Meja troli ,berisikan bak intrumen
d) handscun/Sarung Tangan
e) Tensi Meter
f) Spuit 3cc
g) Kapas alkohol
h) Sefety box
i) Tong Sampah kering
j) Tong Sampah Basah
k) Nerbeken
l) Bethadin
m) Lidocain
n) Kasa steril
o) Plaster.

2. Petugas yang melakukan :

a) Bidan

3. Langkah-langkah :

a) Petugas mempersilahkan pasien naik ke tempat tidur


b) Petugas mencuci tangan
c) Petugas mengeringkan tangan
d) Petugas memakai APD
e) Petugas menentukan lokasi insisi
f) Petugas mengusap dengan kasa steril tempat pemasangan dengan
larutan anti septic
g) Petugas memasukkan obat lidocain ke dalam spuit dan melakukan
aspirasi udara
h) Petugas memberitahu pasien bahwa lengannya akan di suntik di area
pemasangan implant, tepatnya di bawah kulit sepanjang jalur
pemasangan.
i) Petugas membuang spuit bekas penyuntikan ke dalam safety box
j) Petugas melakukan insisi secara melintang yang kecil lebih
kurang 4 mm dengan menggunakan skapel
k) Petugas memulai mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar
atau yang terdekat dengan tempat insisi
l) Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem
lengkung kemudian jepit ujung kapsul, petugas menarik ujung
kapsul dari jaringan ikat menggunakan bisturi.
m) Petugas menjepit ujung kapsul yang terbebas dari jaringan ikat
dengan menggunakanpinset anatomis sambil melepaskan jepitan
klem lengkung,kemudian tarik kapsul hingga lepas
n) Petugas meletakkan kapsul ke dalam nerbeken
o) Petugas menghitung untuk memudahkan bahwa semua kapsul
telah tercabut
p) Petugas merapatkan luka bekas insisi, kemudian tutp dengan
kasa steril dan plester
q) Petugas merendam semua alat ke dalam klorin
r) Petugas membereskan semua alat
s) Petugas mencuci tangan

6. Bagan Alir
Pasien di Petugas
persilahkan naik mencuci tangan Petugas
ke tempat tidur dan memakai menentukan lokasi
handscund insisi

Petugas Petugas menarik lidocain Petugas mengusap


melakukan dengan spuit dan tempat insisi dengan
injeksi di area melakukan aspirasi udara larutan anti septik
insisi sampai
ujung implant

Petugas Mendorong ujung


melakukan insisi Mulai mencabut kapsul dengan jari
dengan kapsul yang dekat di kea rah luka insisi
melintang 4 mm daerah insisi supaya kapsul
di daerah pangkal mudah di tarik
implant keluar.

Saat ujung kapsul


kelihatan keluar llu
Lalu luka di rapatkan Kapsul yang telah masukkan klem
dan di tutup dengan keluar di letakkan ke bengkok untuk
handiplas dan kasa dalam neerbeken menarik kapsul
steril.
keluar dengan
membersihkan
jaringan ikat
Semua alat di rendam dalam
dengan
klorin dan petugas mencuci
menggunakan
tangan dengan air mengalir lalu
bisturi.
menulis data pasien dibuku
register KB.

7. Hal – hal Memastikan semua kapsul implant tidak ada yang terputus atau tertinggal .
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1.Pendaftaran
2.klinik KB
9. Dokumen 1.Buku Register Pencatatan KB
terkait 2. Rekam medik
10. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan .
PERESEPAN OBAT

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman : 1-2 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
1. Pengertian Resep adalah permintaan tertulis dari dokteratau dokter gigi,kepada asisten
apoteker baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku

2. Tujuan Sebagai pedoman kerja pedoman farmasi dalam melakuakn


skrining,compounding dan dispensing resep kepada pasien

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 00…../2016 tentang peresepan,pemesanan dan


pengelola obat
4. Referens Buku Pedoman peraturan Mentri Kesehatan No.30 tahun 2014 tentang
standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
5. Prosedur 1. bahan dan alat :
5.1. ATK

6. Langkah- langkah 1.Dokter Umum,Dokter Gigi mencocokkan tanggal resep,nomor rekam


medis pasien,nama pasien,jenis kelamin pasien,alamat pasien,
umur/berat badan pasien dikertas resep dengan rekam medis pasien
2. Dokter Umum,Dokter Gigi menulis terapi obat yang diperlukan pasien
meliputi nama obat,aturan pakai,dosis dan jumlah obat
3. Dokter Umum,Dokter Gigi memberikan paraf pada resep
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1.Poli Umum
2.Poli Gigi
3.KIA
10. Dokumen terkait
11. Rekaman Historis
Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PEMESANAN OBAT
Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01
No.Revisi : 00 UPTD
Tgl.Diberlaku : …/…../2016
Halaman :1 Puskesmas
Lampisang
Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda
NIP 198203042009042005
1. Pengertian Pemesanan obat adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengelola obat
dipuskesmas dalam rangka memenuhi kebutuhan obat di puskesmas,sesuai
dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat
Permintaan diajukan kepada UPT Farmasi dan alat kesehatan Dinas
Kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan pemerintah daerah sempat
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas farmasi dalam melakuakan pemesanan
obat

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 00…../2016 tentang peresepan,pemesanan dan


pengelola obat
4. Referens Buku Pedoman peraturan Mentri Kesehatan No.30 tahun 2014 tentang
standar pelayanan kefarmasian di puskesmas
5. Prosedur 1. bahan dan alat :
5.1. ATK

6. Langkah- langkah A.PEMESANAN OBAT RUTIN BULANAN


1.Petugas pengelola melakukan stock opname
2.Petugas menghitung pemakaian obat periode sebelumnya,termasuk
pemakaian obat dan perbekalan kesehatan masing –masing unit
3. Menghitung jumlah kunjungan resep
4. Menghitung jumlah oba dan perbekalan kesehatan yang dibutuhkan
dengan form LPLPO
5.LPLPO ditanda tangani oleh kepala puskesmas
6.LPLPO(Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat) dikirim UPT
Farmasi dan alat kesehatan
B.PEMESANAN OBAT INSIDENTAL
1.Setiap hari senin petugas mengecek buku obat habis/stok menipis
2.Bila sisa stok lebih kecil petugas mengajukan permintaan obat dengan
surat permintaan BON
3.Pada saat permintaan BON,petugas menulis nama obat,kekuatan
sediaan,satuan, penerimaan bulan lalu,sisa stok pada saat BON,Jumlah
permintaan obat dan keteranagn
4.Surat BON ditanda tanganin kepala puskesmas/kepala sub bagian tata
usaha dicap basah
5.Surat permintaan BON keUPT farmasi dan alat kesehatan
6.Petugas mengambil obat di UPT farmasi dan alat kesehatan setelah ada
konfirmasi obat sudah disiapkan dari UPT farmasi dan alat kesehatan
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1.Farmasi
10. Dokumen terkait
11. Rekaman Historis
Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PROSEDUR PENANGANAN PERSISTENSI GIGI

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman :1 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
1. Pengertian 1.1. Persistensi gigi adalah gigi sulung yang belum tanggal, sedangkan gigi
tetap penggantinya telah tumbuh
2. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi persistensi gigi

3. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis

4. Referens

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.4. Kriteria Persiapan:
1.4.1. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
1.4.2. Pasien dipanggil sesuai antrian dan dipersilahkan duduk di
dental chair dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien dan
operator
1.5. Penatalaksanaan:
1.5.1. Anamnesa
1.5.2. Pemeriksan fisik
1.5.2.1. Ekstra Oral : tidak ada kelainan
1.5.2.2. Intra Oral :
a. Terlihat gigi sulung yang belum tanggal, sedangkan
gigi tetap penggantinya telah tumbuh
b. Gigi sulung tersebut goyang atau tidak.
1.5.3. Pemeriksaan penunjang
1.5.4. Perawatan
1.5.4.1. Pencabutan gigi sulung menggunakan chlor ethyl
1.5.4.2. Pencabutan gigi sulung menggunakan anstesi infiltrasi
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PROSEDUR PENCABUTAN GIGI PERMANEN

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman :1 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
1. Pengertian 1.1. Pencabutan gigi permanen adalah tindakan pencabutan satu atau
beberapa gigi permanen

2. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi pencabutan gigi
permanen

3. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis


4. Referens

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.3. Kriteria Persiapan:
1.3.1. Persiapan alat-alat untuk pencabutan gigi
1.3.2. Persiapan pasien:
a. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
b. Pasien dipanggil sesuai antrian dan dipersilahkan duduk di
dental chair dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien
dan operator
1.4. Penatalaksanaan:
1.4.1. Tindakan asepsis intra oral dengan povidone iodine 10%
1.4.2. Dilakukan anastesi lokal dengan menggunakan pehacain
dengan Teknik blok anastesi atau infiltrasi
1.4.3. Setelah teranastesi dilakukan pelepasan perlekatan gingival
dengan menggunakan bein, selanjutnya gigi dielevasi/diungkit
dengan bein di daerah mesial gigi
1.4.4. Dilakukan luksasi ke arah buko-lingual atau buko-palatal
dengan menggunakan tang cabut. Pada pencabutan gigi
anterior ditambahkan gerakan rotasi
1.4.5. Setelah terasa goyang barulah dilakukan pencabutan
1.4.6. Bekas luka ditutup dengan tampon atau kasa steril yang
diberikan povidone iodine
1.4.7. Instruksi pasien setelah pencabutan dan pemberian resep
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PROSEDUR PENANGANAN HIPEREMI PULPA

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman :1 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
1. Pengertian 1.1. Hiperemi pulpa adalah gangguan rasa sakit pada gigi sehubungan
dengan adanya proses kerusakan jaringan keras gigi dan diikuti
terjadinya tahap awal inflamasi pulpa, yaitu vasodilatasi pembuluh
darah pada pulpa
2. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi hiperemi pulpa

3. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis

4. Referens

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.4. Kriteria Persiapan:
1.4.1. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
1.4.2. Pasien dipanggil sesuai antrian dan dipersilahkan duduk di
dental chair dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien dan
operator
1.5. Penatalaksanaan:
1.5.1. Anamnesa
1.5.2. Pemeriksan fisik
1.5.2.1. Ekstra Oral : tidak ada kelainan
1.5.2.2. Intra Oral :
a. Dapat berupa karies dentin, fraktur mahkota
mencapai dentin, abrasi
b. Sondasi (+), perkusi (-), palpasi (_), tes vitalitas (+)
1.5.3. Pemeriksaan penunjang: dental roentgen foto (bila perlu)
1.5.4. Perawatan
1.5.4.1. Preparasi kavitas, dibersihkan dan desinfeksi
1.5.4.2. Isolasi gigi tersebut
1.5.4.3. Kavitas ditumpat sementara dengan eugenol dan cavit
1.5.4.4. Satu minggu kemudian pasien diistruksikan kembali
untuk tumpatan tetap
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PROSEDUR PENUMPATAN GLASSIONOMER CEMENT (GIC)

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman :1 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
1. Pengertian 1.1. Penumpatan GIC adalah tindakan penumpatan menggunakan bahan
glassionomer cement (GIC)

2. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penanganan penumpatan menggunakan GIC

3. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis

4. Referens

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.4. Kriteria Persiapan:
1.4.1. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
1.4.2. Pasien dipanggil sesuai antrian dan dipersilahkan duduk di
dental chair dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien dan
operator
1.5. Penatalaksanaan:
1.5.1. Anamnesa
1.5.2. Pemeriksan fisik
1.5.2.1. Ekstra Oral : tidak ada kelainan
1.5.2.2. Intra Oral :
a. Dapat berupa karies email, karies dentin dan abrasi
b. Sondasi (+), perkusi (-), palpasi (_), tes vitalitas (+)
1.5.3. Pemeriksaan penunjang: dental roentgen foto (bila perlu)
1.5.4. Perawatan
1.5.4.1. Ekskavasi jaringan karies
1.5.4.2. Preparasi kavitas
1.5.4.3. Pembersihan kavitas
1.5.4.4. Perlindungan dentin
1.5.4.5. Manipulasi GIC (liquid+powder)
1.5.4.6. Penumpatan
1.5.4.7. Pemolesan pada kunjungan berikutnya
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PROSEDUR PENUMPATAN RESIN KOMPOSIT

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman :1 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
1. Pengertian 1.1. Penumpatan resin komposit adalah penambalan dengan bahan tambal
sewarna gigi yang proses pengerasannya menggunakan cahaya ultra
violet/ light curing
2. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penanganan penumpatan menggunakan resin
komposit
3. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis

4. Referens

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.4. Kriteria Persiapan:
1.4.1. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
1.4.2. Pasien dipanggil sesuai antrian dan dipersilahkan duduk di
dental chair dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien dan
operator
1.5. Penatalaksanaan:
1.5.1. Anamnesa
1.5.2. Pemeriksan fisik
1.5.2.1. Ekstra Oral : tidak ada kelainan
1.5.2.2. Intra Oral :
c. Dapat berupa karies email, karies dentin, fraktur
dan abrasi
d. Sondasi (+), perkusi (-), palpasi (_), tes vitalitas (+)
1.5.3. Pemeriksaan penunjang: dental roentgen foto (bila perlu)
1.5.4. Perawatan
1.5.4.1. Ekskavasi jaringan karies
1.5.4.2. Preparasi kavitas
1.5.4.3. Pembersihan kavitas
1.5.4.4. Perlindungan dentin, etsa dan bonding
1.5.4.5. Penumpatan
1.5.4.6. Penyinaran
1.5.4.7. Pemolesan
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PROSEDUR PENANGANAN PEMBERSIHAN KARANG GIGI

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman :1 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
1. Pengertian 1.1. Pembersihan karang gigi adalah tindakan pembuangan stain dan
karang gigi (scalling)

2. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penanganan pembersihan karang gigi (scalling)

3. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis

4. Referens

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.4. Kriteria Persiapan:
1.4.1. Persiapan alat untuk pembersihan karang gigi
1.4.2. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
1.4.3. Pasien dipanggil sesuai antrian dan dipersilahkan duduk di
dental chair dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien dan
operator
1.5. Penatalaksanaan:
1.5.1. Tindakan aspsis intra oral dengan menggunakan povidone
iodine 10%
1.5.2. Pembersihan karang gigi menggunakan scaller
1.5.3. Pembersihan stain
1.5.4. Pengolesan bahan aseptic povidone iodine 10%

7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
PROSEDUR PENANGANAN GINGIVITIS

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman :1 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
1. Pengertian 1.1. Gingivitis adalah gangguan yang terjadi pada gingiva akibat adanya
peradangan kronis pada gingiva yang dapat memberikan gejala akut
dan kronis.
2. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi gingivitis

3. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis

4. Referensi

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.4. Kriteria Persiapan:
1.4.1. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
1.4.2. Pasien dipanggil sesuai antrian dan dipersilahkan duduk di
dental chair dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien dan
operator
1.5. Penatalaksanaan:
1.5.1. Anamnesa
1.5.2. Pemeriksan fisik
1.5.2.1. Ekstra Oral : tidak ada kelainan
1.5.2.2. Intra Oral :
a. Akut: rasa sakit pada gingiva, mudah berdarah,
gingiva membengkak, berwarna merah dengan
permukaan halus dan mengkilap
b. Kronis: tidak terasa sakit, gingiva merah kebiruan
1.5.3. Pemeriksaan penunjang
1.5.4. Perawatan
1.5.4.1. Scalling
1.5.4.2. Kuretase
1.5.4.3. Pemberian obat kumur
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PROSEDUR PENANGANAN PERIODONTITIS

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016
Halaman :1 Puskesmas
Lampisang
Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda
NIP 198203042009042005
1. Pengertian 1.1. Periodontitis adalah gangguan rasa sakit pada gigi sehubungan dengan
adanya radang jaringan periodontal dan tulang alveolar.

2. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi periodontitis

3. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis

4. Referensi

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.4. Kriteria Persiapan:
1.4.1. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
1.4.2. Pasien dipanggil sesuai antrian dan dipersilahkan duduk di
dental chair dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien dan
operator
1.5. Penatalaksanaan:
1.5.1. Anamnesa
1.5.2. Pemeriksan fisik
1.5.2.1. Ekstra Oral : tidak ada kelainan
1.5.2.2. Intra Oral :
a. Gusi kemerahan dan tidak mengkilap, terdapat
poket yang dalam, dan dapat disertai dengan
kegoyangan gigi.
b. Sondasi (+), perkusi (+), palpasi (+), dan gigi non
vital
1.5.3. Pemeriksaan penunjang: dental roentgen foto
1.5.4. Perawatan
1.5.4.1. Antibioik
1.5.4.2. Analgesik
1.5.4.3. Anti inflamasi
1.5.4.4. Scalling
1.5.4.5. Kuretase
1.5.4.6. Pencabutan gigi
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PROSEDUR STERILISASI ALATPOLI GIGI

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016
Halaman :1 Puskesmas
Lampisang
Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda
NIP 198203042009042005
5. Pengertian Sterilisasi alat adalah suatu usaha mensterilkan alat-alat yang dipakai dalam
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut

6. Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi baik dari pasien yang datang ke poli
gigi puskesmas ataupun dari petugas kesehatan
2. Untuk memutus mata rantai penyebaran infeksi

7. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 00…../2016 tentang pelayanan Klinis

8. Referens Buku Pedoman ……………………………………….

5. Prosedur 1. Alat:
a. Sterilisator
b. Masker
c. Handscun
d. Kacamata pelindung
e. Sandal tertutup
f. Celemek
g. Wadah/ baskom
h. Sikat tabung
i. Handuk bersih
2. Bahan :
a. Larutan Chlorine
b. Larutan Deterjen

6. Langkah- langkah 1. Petugas menggunakan APD (alat pelindung diri)


2. Siapkan larutan chlorine 1:9 (1 larutan chlorine + 9 air)
3. Siapkan larutan deterjen
4. Cuci tangan dengan metode cuci tangan 10 langkah
5. Pakai sarung tangan/ handscun
6. Masukkan/ rendam alat ke dalam larutan chlorine selama 10 menit
7. Kemudian angkat/ pindahkan alat tersebut ke wadah yang berisi
larutan deterjen
8. Sikat dan bersihkan, kemudian bilas di air yang mengalir
9. Keringkan alat tersebut menggunakan handuk bersih
10. Masukkan alat ke dalam wadah steril/baki instrument, lalu bungkus
dengan kain
11. Masukkan ke dalam sterilisator dan atur waktu lamanya proses
steril sesuia kebutuhan alat (+ 20 s.d 30 menit)
12. Keluarkan alat yang sudah disterilkan dan berikan tanggal Simpan di
tempat yang kering dan aman.

7. Bagan Alir
Petugas menggunakan APD Larutan Chlorin 1:9 Siapkan larutan
deterjen

Pakai sarung tangan Cuci tangan

Rendam alat dengan larutan Angkat kewadah Sikat,bersihkan dan


chlorine 10 menit larutan deterjen
bilas air mengalir
Masukkan ke sterilisator Masukkan alat kebaki Keringkan alat dengan
instrument dan handuk bersih
bungkus dgn kain

Keluarkan alat, Berikan tanggal, simpan


ditempat yang kering dan aman

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1 Poli Gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

10. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

PROSEDUR PENANGANAN ANAMNESIS

Nomor : SPO/UKP/RJ/0…
SOP Terbit ke : 01 UPTD
No.Revisi : 00
Tgl.Diberlaku : …/…../2016 Puskesmas
Halaman : 1-2 Lampisang

Puskesmas Lampisang Dr. Emar Yolanda


NIP 198203042009042005
5. Pengertian 1.1. Anamnesis adalah suatu proses penggalian segala informasi/data
tentang pasien yang kemudian dicatat pada rekam medis
6. Tujuan 1.2. Sebagai acuan dalam penegakan diagnosa dan terapi pada pasien

7. Kebijakan 1.3. Standar Pelayanan Medis

8. Referens

5. Prosedur
6. Langkah- langkah 1.4. Persiapan Anamnesis
1.4.1. Pasien yang datang ke poli gigi dan mulut membawa kartu
status yang telah teregistrasi di bagian rekam medis
1.4.2. Menanyakan dan mencatat identitas penderita meliputi:
a. Nama :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Pekerjaan :
e. Telp./HP :
1.4.3. Menanyakan dan mencatat riwayat medis (penyakit jantung,
kencing manis, darah tinggi, DM, kehamilan, alergi, asma, TBC,
HIV/AIDS, dan komplikasi yang pernah dialami pada riwayat
pengobatan yang lalu)
1.4.4. Menanyakan dan mencatat keluhan utama (sejak kapan, nyeri
akut/ kronis, terlokalisir/ menyebar, pernah diobati/belum)
1.5. Pemeriksaan:
1.5.1. Ekstra Oral:
a. Wajah (simetris/asimetris)
b. Kelenjar Getah Bening (diraba sakit/tidak, keras/lunak)
1.5.2. Intra Oral:
a. Gigi geligi (karies, kegoyangan, post restorasi, malposisi,
jumlah dan ukurannya)
b. Gingiva (warna, peradangan, pembesaran dan resesi)
c. Lidah (ukuran, warna dan kelainan lainnya)
d. Palatum (bentuk dan kedalamannya)
e. Temuan klinis lainnya (fistula, ulcus, kista, tumor, dan
abses)
1.6. Penegakan diagnosa
1.7. Rencana Perawatan
7. Bagan Alir

8. Hal – hal yang perlu


diperhatikan
9. Unit terkait 1. Poli gigi
10. Dokumen terkait 1. Rekam medis
2. Catatan tindakan

11. Rekaman Historis


Perubahan . No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai