Antidepresan
Antidepresan
Disusun oleh :
KELOMPOK :4
KELAS PRAKTIKUM : FARMASI B
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui gejala
depresi pada mencit dalam air dan mengamati respon immobilitas atau
aktivitas motorik mencit terhadap obat-obat antidepresan pada alat water
wheel.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, diharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa mendatang.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
PRAKTIKUM VII
UJI ANTIDEPRESAN METODE RODA PUTAR CELUP
(WATER WHEEL)
II. Pendahuluan
Obat-obat depresan atau antidepresan memiliki efek mempengaruhi otak
dan sulit untuk didefinisikan serta diukur kualitas dan kuantitas kerjanya.
Gangguan depresi menyebabkan perubahan perilaku, penurunan energi,
perubahan nafsu makan, gangguan makan, gangguan tidur, dan perubahan
bobot badan. Pada gejala yang ekstrim antara lain mania atau elasi (rangsangan
kuat). Depresi merupakan gangguan neurobiology pada otak dengan gejala
atau fenomena yang kompleks serta etiologi yang hingga sekarang masih
belum jelas. Penyebab depresi pada umumnya adalah faktor tekanan psikologis
(stressor psikososial) yang berat yang menyebabkan rasa putus asa dan tidak
lagi mampu untuk mengatasinya. Stressor dapat berupa penyakit gangguan
fisik seperti stroke, pada kondisi kecemasan atau ketakutan yang luar biasa
maka hewan secara normal akan memberikan respon berupa:
Perilaku yang defensif
Reflek otonomik berupa gigitan
Stamina meningkat dan waspada
Terjadi sekresi kortikosteroid
Emosi negative
Golongan obat yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan
kecemasan adalah obat antidepresan dan antipsikotik, seperti SSRI,
antidepresan trisiklik, inhibitor MAO, preparat lithinium atau obat-obat
antikonvulsi serta terapi keang listrik atau neuro elektrik syok. Obat
antidepresan terdiri dari:
Antidepresan golongan trisiklik. Golongan ini termasuk obat-obat
antidepresan lama dengan efikasi yang sudah terbukti, bersifat sedative
dan menimbulkan efek samping otonomik, sehingga penggunaannya
terbatas. Trisiklik adalah obat yang paling berbahaya pada overdosis
karena efek kardiotoksisitasnya, konvulsi sering terjadi.
Inhibitor MAO.
Antidepresi generasi baru seperti fluoxetine yang merupakan inhibitor
ambilan serotonin relektif.
V. Dosis
Masing-masing mencit diberikan Aquades, Imipramin HCl, dan Amitriptilin
0,5 ml
TABEL PENGAMATAN
PERHITUNGAN
Rata-rata putaran kontrol negatif – Rata-rata putaran bahan uji
X 100%
Rata-rata putaran kontrol negatif
Perlakuan % Hambatan
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Pada penyakit psikis terjadi gangguan neurotransmitter, terutama pada
monoamin aromatik yaitu dopamine, noradrenalin, dan serotonin. Psikofarmaka
akan berinteraksi dengan penghantar rangsang fisiologik dan akan bekerja pada
pengaturan saraf sehingga kesetimbangan neurotransmitter yang terganggu
akan diperbaiki, tidak mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan penyakit
psikis, hanya mempengaruhi gejala tujuan tertentu seperti halusinasi
(Mutcler,1991).
Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu
keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan
terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu
Gangguan Depresi. Beberapa gejala gangguan depresi adalah perasaan sedih,
rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan
semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Gejalanya tidak
disebabkan oleh kondisi medis, efek samping obat, atau aktivitas kehidupan.
Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau
perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidang- bidang penting
lainnya (Yustinus, 2006). Antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada
pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit
psikis yang dibawa sejak lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis
dalam sejumlah indikasi termasuk:
1. Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stress.
2. Meringankan insomnia
3. Untuk mengurangi kejang/ serangan dalam perawatan epilepsi
4. Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot
5. Untuk menurunkan tekanan darah dan atau denyut jantung.
6. Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan
(Mutchler, 1991).
B. Imipramin
Imipramin adalah antidepresan dari golongan trisiksik pertama yang
dikembangkan pada tahun 1950 dan mulai tahun 1957 secara klinik mulai
digunakan dalam terapi . Merupakan suatu senyawa derivat dari dibenzazepin
yang karena struktur kimianya disebut sebagai antidepresi trisiklik. Bersama
Amitriptilin obat ini obat ini paling banyak digunakan untuk terapi depresi dan
dianggap sebagai pengganti penghambat MAO (Monoamin Oksidase) yang
tidak banyak digunakan lagi. Obat ini telah dibuktikan dapat mengurangi
keadaan depresi, terutama depresi endogenik dan psikogenik. Perbaikan
berwujud sebagai perbaikan suasana (mood), bertambahnya aktivitas fisik,
kewaspadaan mental, perbaikan nafsu makan, dan pola tidur yang lebih baik,
serta berkurangnya pikiran morbid. Obat ini tidak menimbulkan euphoria pada
orang normal.
Farmakodinamika Imipramin
Mekanisme kerja Imipramin sebagai antidepresan belum sepenuhnya
diketahui. Namun kemungkinannya Imipramin bekerja dengan cara
menghambat ambilan kembali (reuptake) neuron transmitter seperti
norepinefrin dan serotonin di ujung saraf pada sistem saraf pusat.
Berdasarkan struktur kimianya, obat antidepresi golongan trisiklik pada
gugus metilnya terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan
kembali berbagai neurotransmitter. Amin sekunder yang menghambat ambilan
kembali norepinefrin dan amin tertier menghambat ambilan kembali serotonin
pada sinap neuron.
Farmakokinetika Imipramin
Metabolisme Imipramin
C. Amitriptilin
Amitriptyline adalah antidepresan trisiklik dibenzocycloheptene-derivatif
(TCA). TCA secara struktural mirip dengan fenotiazin. Mereka berisi sistem
cincin trisiklik dengan substituen alkil amina pada cincin pusat. Pada individu
non-depresi, amitriptyline tidak mempengaruhi mood atau gairah, tetapi dapat
menyebabkan sedasi. Pada individu tertekan, amitriptyline memberikan efek
positif pada suasana hati. TCA berpotensi menghambat serotonin dan
norepinefrin reuptake.
Farmakodinamika Amitriptilin
Tersier TCA amina, seperti amitriptyline, adalah inhibitor lebih kuat dari
serotonin reuptake dari TCA amina sekunder, seperti nortriptyline. TCA juga
turun-mengatur otak kortikal reseptor β-adrenergik dan reseptor serotonergik
peka pasca-sinaptik dengan penggunaan kronis. Efek antidepresan TCA
dianggap karena adanya peningkatan secara keseluruhan dalam neurotransmisi
serotonergik.
TCA juga memblokir reseptor histamin-H1, reseptor α1-adrenergik dan
reseptor muscarinic, yang menyumbang obat penenang mereka, hipotensi dan
efek antikolinergik (misalnya penglihatan kabur, mulut kering, konstipasi,
retensi urin), masing-masing. Amitriptyline dapat digunakan untuk mengobati
depresi, nyeri kronis, sindrom iritasi usus, neuropati diabetes, gangguan stres
pasca-trauma, dan untuk migrain profilaksis.
Amitriptyline, tersier amina trisiklik antidepresan, secara struktural terkait
dengan kedua relaksan otot rangka cyclobenzaprine dan antipsikotik
thioxanthene seperti thiothixene. Hal ini sangat sedatif, dan dengan demikian
peningkatan pola tidur dapat menjadi manfaat pertama pengobatan.
Amitriptyline menunjukkan aktivitas antikolinergik yang kuat, efek
kardiovaskular termasuk hipotensi ortostatik, perubahan irama jantung dan
konduksi, dan penurunan ambang kejang. Seperti antidepresan lain, beberapa
minggu terapi mungkin diperlukan dalam rangka mewujudkan manfaat klinis
penuh amitriptyline. Meskipun tidak indikasi berlabel, amitriptyline banyak
digunakan dalam manajemen nyeri nonmalignant kronis (misalnya, pasca-
herpes neuralgia, fibromyalgia).
Farmakokinetika Imipramin
Metabolisme Amitriptilin
KESIMPULAN
Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu
keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya
aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan
Depresi. Pada penyakit psikis terjadi gangguan neurotransmitter, terutama pada
monoamin aromatik yaitu dopamine, noradrenalin, dan serotonin.
Untuk metode uji renang dan uji water wheel, mencit uji dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu mencit 1 diberikan kontrol negative (Aquades) 0,5 ml, mencit 2
diberikan Imipramin HCl 0,5 ml, dan mencit 3 diberikan amitriptilin 0,5 ml.
Dari pengamatan pada praktikum kali ini dapat dilihat bahwa aktivitas
motorik awal pada mencit yang diberikan aquadest (kontrol negatif) memiliki rata-
rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan mencit 2 dan mencit 3, yang artinya
bahwa mencit 1 mengalami depresi. Sedangkan mencit 2 memiliki rata-rata yang
lebih kecil yang artinya mencit 2 tingkat depresinya rendah jika dibandingkan
dengan mencil 1 dan mencit 3. Pada praktikum kali ini juga dapat dilihat bahwa
durasi renang untuk sampai ke roda putar pada mencit 1 yang diberikan aquadest
(kontrol negatif) memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan mencit
2 dan mencit 3, yang artinya bahwa mencit 1 mengalami depresi. Sedangkan
mencit 2 memiliki rata-rata yang lebih kecil yang artinya mencit 2 tingkat
depresinya rendah jika dibandingkan dengan mencil 1 dan mencit 3. Untuk jumlah
putaran roda selama 2 menit pada mencit yang diberikan aquadest memiliki jumlah
putaran yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan mencit 2 dan mencit 3 yang
artinya bahwa mencit 1 mengalami depresi. Sedangkan mencit 2 yang diberikan
Imipramin HCl memiliki jumlah putaran yang lebih banyak yang artinya mencit 2
tingkat depresinya lebih rendah dari pada mencit yang lain. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa semakin aktif mencit maka semakin rendah depresinya, dilihat
dari hasil jumlah putaran maka disimpulkan bahwa Imimpramin HCl lebih efektif.
Dari data perhitungan % Hambatan, didapatkan hasil bahwa Imipramin HCl
dapat mengurangi depresi sebesar 42,86% dan Amitriptilin dapat mengurangi
depresi sebesar 41,76%. Jadi dapat disimpulkan bahwa Obat Imipramin HCl lebih
efektif dalam mengurangi depresi dibandingkan dengan obat Amitriptilin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2009b), Drug Monograph: Imipramine, http://www.mentalhealth.com/
drug/p30-t03.html.
Burchell, B., (1999), Tranformation Reaction: Glucoronidation, In: Woolf, TF.,
(1999), Handbook of Drug Metabolism, Wiley, Singapura, p. 153-168.
Ebuehi, OAT., Ikanone, CEO., Balogun, AA., (2008), Chronic Administration of
Sertraline, Clozapine, Amitriptyline and Imipramine Affects Brain
Serotonin, Liver Enzymes and Blood Chemistry of Rabbit. Advances in
Medical and Dental Sciences, Vol. 2 (3). Page 66-73.
Foye, W., (1989), Principle of Medicinal Chemistry, Third Edition, Lea & Febiger,
Philadelphia, p. 294.
Ganiswara, S., (1995), Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, UI Press, Jakarta,
Hlm. 158-159.
Gringauz, A., (1997), Introduction Medicinal Chemistry: How Drug Act and Why.
Wiley. Singapur, p. 611
Lemoine, A., Gautier, JC., Azoulay, D., Kiffel, L., Belloc, C., Guengerich, FP.,
Maurel, P., Beaune, P., Leroux, JP., (1993), Major pathway of imipramine
metabolism is catalyzed by cytochromes P- 450 1A2 and P-450 3A4 in
human liver, Mol Pharmacol., May, Vol. 43 (5), p. 827-832.
Siswandono, Sukarjo, B., (1995), Kimia Medisinal, Airlangga University Press,
Surabaya, Hlm. 518, 521-523
http://www.scribd.com/doc/221838972/Laporan-Praktikum-Antidepresan-
Farmakologi, diakses 2 desember 2014.
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/op.html, diakses 2 desember
2014.
https://andansari94.wordpress.com/2014/01/03/praktikum-uji-antidepresan-metode-
water-wheel-farmakologi/, diakses 2 desember 2014.