Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM VII FARMAKOLOGI

UJI ANTIDEPRESAN METODE RODA PUTAR CELUP


(WATER WHEEL)

Disusun oleh :

KELOMPOK :4
KELAS PRAKTIKUM : FARMASI B

Winda Hayati (201310410311018)


Andri Apriandi Rachman (201310410311025)
Dwi Fuji Lestari (201310410311039)
Cynthia Anggi Pradita (201310410311040)
Novia Rizky Nurlaily (201310410311049)
Rahma Rosalina Widyasari (201310410311050)
Amelia Wulandari (201310410311060)
Chairul Isa (201310410311064)
Nurika Murbarani (201310410311070)
Chicy Anita H. (201310410311078)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2014 – 2015

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui gejala
depresi pada mencit dalam air dan mengamati respon immobilitas atau
aktivitas motorik mencit terhadap obat-obat antidepresan pada alat water
wheel.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, diharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa mendatang.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, Desember 2014

Penulis

PRAKTIKUM VII
UJI ANTIDEPRESAN METODE RODA PUTAR CELUP
(WATER WHEEL)

I. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mengetahui gejala depresi pada mencit dalam air.
2. Mengamati respon immobilitas atau aktivitas motorik mencit terhadap obat-
obat antidepresan pada alat water wheel.

II. Pendahuluan
Obat-obat depresan atau antidepresan memiliki efek mempengaruhi otak
dan sulit untuk didefinisikan serta diukur kualitas dan kuantitas kerjanya.
Gangguan depresi menyebabkan perubahan perilaku, penurunan energi,
perubahan nafsu makan, gangguan makan, gangguan tidur, dan perubahan
bobot badan. Pada gejala yang ekstrim antara lain mania atau elasi (rangsangan
kuat). Depresi merupakan gangguan neurobiology pada otak dengan gejala
atau fenomena yang kompleks serta etiologi yang hingga sekarang masih
belum jelas. Penyebab depresi pada umumnya adalah faktor tekanan psikologis
(stressor psikososial) yang berat yang menyebabkan rasa putus asa dan tidak
lagi mampu untuk mengatasinya. Stressor dapat berupa penyakit gangguan
fisik seperti stroke, pada kondisi kecemasan atau ketakutan yang luar biasa
maka hewan secara normal akan memberikan respon berupa:
 Perilaku yang defensif
 Reflek otonomik berupa gigitan
 Stamina meningkat dan waspada
 Terjadi sekresi kortikosteroid
 Emosi negative
Golongan obat yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan
kecemasan adalah obat antidepresan dan antipsikotik, seperti SSRI,
antidepresan trisiklik, inhibitor MAO, preparat lithinium atau obat-obat
antikonvulsi serta terapi keang listrik atau neuro elektrik syok. Obat
antidepresan terdiri dari:
 Antidepresan golongan trisiklik. Golongan ini termasuk obat-obat
antidepresan lama dengan efikasi yang sudah terbukti, bersifat sedative
dan menimbulkan efek samping otonomik, sehingga penggunaannya
terbatas. Trisiklik adalah obat yang paling berbahaya pada overdosis
karena efek kardiotoksisitasnya, konvulsi sering terjadi.
 Inhibitor MAO.
 Antidepresi generasi baru seperti fluoxetine yang merupakan inhibitor
ambilan serotonin relektif.

III. Alat dan Bahan


 Imipramin HCL
 Amitriptilin
 Mencit umur 2-3 bulan dengan bobot badan 25-30 gram
 Water wheel
 Stopwatch
 Timbangan
 Spuit injeksi
 Sonde
Mencit dipuasakan 6-8 jam
IV. Prosedur Kerja
Masing-masing mencit diberikan bahan uji (per sonde)

Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3


Imipramin HCL Amitriptilin Air suling

Mencit dimasukkan ke dalam alat roda putar (water wheel)


yang berisi air

catat durasi mobilitas (dengan stopwatch)


Durasi mobilitas adalah periode waktu yang diperlukan mencit untuk
melakukan aktivitas motorik. Durasi mobilitas dapat ditentukan dengan
beberapa cara sebagai berikut:
a. Pada saat mencit dimasukkan ke dalam air hingga terjadi awal gerak
motorik. Hewan dianggap normal bila durasi mobilitasnya tidak lebih
dari 60 detik.
b. Durasi yang diperlukan hewan untuk bergerak mencapai roda putar
c. Jumlah putaran roda dalam waktu tertentu yang ditetapkan. Setelah
hewan bergerak dalam air menuju roda putar, maka jumlah putaran roda
umumnya dicatat pada interval waktu 15 menit, 30 menit, 1 jam dan
seterusnya, hingga diperoleh data putaran maksimum.

V. Dosis
Masing-masing mencit diberikan Aquades, Imipramin HCl, dan Amitriptilin
0,5 ml

TABEL PENGAMATAN

Pengamatan aktivitas motorik awal


Aktivitas motorik awal (dalam detik)
Pelakuan Rata-rata
0’ 15’ 30’ 45’ 60’
Kontrol negatif
2 1 2 1 1 1,4
(aquadest)
Imipramin HCl 1 1 1 1 1 1
Amitriptilin 1 2 1 1 1 1,2

Pengamatan durasi renang


Durasi renang (dalam detik)
Pelakuan Rata-rata
0’ 15’ 30’ 45’ 60’
Kontrol negatif
11 2 6 5 7 6,2
(aquadest)
Imipramin HCl 11 3 3 3 4 4,8
Amitriptilin 10 6 5 4 5 6

Pengamatan jumlah putaran roda selama 2 menit


Pelakuan Jumlah putaran roda (dalam jumlah putaran) Rata-rata
0’ 15’ 30’ 45’ 60’
Kontrol negatif
21 22 24 14 10 18,2
(aquadest)
Imipramin HCl 20 28 30 30 22 26
Amitriptilin 24 25 26 27 27 25,8

PERHITUNGAN
Rata-rata putaran kontrol negatif – Rata-rata putaran bahan uji
X 100%
Rata-rata putaran kontrol negatif

Perlakuan % Hambatan

Kontrol negatif (aquadest) (18,2 – 18,2)/18,2 X 100% = 0%

Imipramin HCl (18,2 – 26)/18,2 X 100% = - 42,86%

Amitriptilin (18,2 – 25,8)/18,2 X 100% = - 41,76%

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
Pada penyakit psikis terjadi gangguan neurotransmitter, terutama pada
monoamin aromatik yaitu dopamine, noradrenalin, dan serotonin. Psikofarmaka
akan berinteraksi dengan penghantar rangsang fisiologik dan akan bekerja pada
pengaturan saraf sehingga kesetimbangan neurotransmitter yang terganggu
akan diperbaiki, tidak mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan penyakit
psikis, hanya mempengaruhi gejala tujuan tertentu seperti halusinasi
(Mutcler,1991).
Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu
keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan
terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu
Gangguan Depresi. Beberapa gejala gangguan depresi adalah perasaan sedih,
rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan
semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Gejalanya tidak
disebabkan oleh kondisi medis, efek samping obat, atau aktivitas kehidupan.
Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau
perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidang- bidang penting
lainnya (Yustinus, 2006). Antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada
pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit
psikis yang dibawa sejak lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis
dalam sejumlah indikasi termasuk:
1. Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stress.
2. Meringankan insomnia
3. Untuk mengurangi kejang/ serangan dalam perawatan epilepsi
4. Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot
5. Untuk menurunkan tekanan darah dan atau denyut jantung.
6. Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan
(Mutchler, 1991).

 JENIS ANTI DEPRESAN


1. Anti depresan trisiklik
2. Inhibitor monoamine oksidase
3. Inhibitor reuptake serotonin selektif
Indikasi klinis utama untuk penggunaan antidepresan adalah penyakit depresif
mayor. Obat ini juga berguna dalam pengobatan gangguan panik, gangguan
ansietas (cemas) lainnya dan enuresis pada anak-anak. Berbagai riset terdahulu
menunjukkan bahwa obat ini berguna untuk mengatasi gangguan deficit
perhatian pada anak-anak dan bulimia serta narkolepsi. Anti deprasan seperti
amitriptilin juga memiliki efek anti kejang. Golongan ini digunakan pada
pasien yang depresi dan juga mengalami kecemasan, atau untuk penggunaan
jangka lama dimana dikhawatirkan timbul ketergantungan bila menggunakan
benzodiazepine. Inhibitor MAO seperti meclobemid sangat berguna pada
pasien depresi dengan fobia. Selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
seperti citaloram bisa digunakan untuk serangan panic. Antidepresan Trisiklik
adalah sejenis obat yang digunakan sebagai antidepresan sejak tahun 1950an.
Dinamakan trisiklik karena struktur molekulnya mengandung 3 cincin atom.
Mekanisme kerja ATS tampaknya mengatur penggunaan neurotransmiter
norepinefrin dan serotonin pada otak. Manfaat Klinis dengan riwayat jantung
yang dapat diterima dan gambaran EKG dalam batas normal, terutama bagi
individu di atas usia 40 tahun, ATS aman dan efektif dalam pengobatan
penyakit depresif akut dan jangka panjang. Reaksi yang merugikan dan
pertimbangan keperawatan, perawat harus mampu mengetahui efek samping
umum dari anti depresan dan mewaspadai efek toksik serta pengobatannya.
Obat ini menyebabkan sedasi dan efek samping antikolinergik, seperti mulut
kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urine, hipotensi ortostatik,
kebingungan sementara, takikardia, dan fotosensitivitas. Kebanyakan kondisi
ini adalah efek samping jangka pendek dan biasa terjadi serta dapat
diminimalkan dengan menurunkan dosis obat. Efek samping toksik termasuk
kebingungan, konsentrai buruk, halusinasi, delirium, kejang, depresi
pernafasan, takikardia, bradikardia dan koma. Contoh obat-obatan yang
tergolong antidepresan trisiklik diantaranya adalah amitriptyline, amoxapine,
imipramine, lofepramine, iprindole, protriptyline dan trimipramine.
(Mutchler,1991).
Selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Diduga SSRI
meningkatkan 5-HT di celah sinaps, pada awalnya akan meningkatkan
aktivitas autoreseptor yang justru menghambat pelepasan 5-HT sehingga
kadarnya turun dibanding sebelumnya. Tetapi pada pemberian terus menerus
autoreseptor akan mengalami desensitisasi sehingga hasilnya 5-HT akan
meningkat dicelah sinaps di area forebrain yang menimbulkan efek terapetik.
Contoh obat-obat yang tergolong SSRI diantaranya
adalah fluoxetine, paroxetine, dan sertraline (Andri,2012).
Monoamine oxidase inhibitor (MAO inhibitor). MAOIs secara
nonselektif mengeblok MAO A dan B isoenzym dan memiliki efek
antidepresan yang mirip dengan antidepresan trisiklik. Namun, MAOIs bukan
obat pertama terapi antidepresan karena pasien yang menerima harus disertai
dengan diet rendah tiramin untuk mencegah krisis hipertensi karena MAOIs
membawa resiko interaksi obat dengan obat lain. MAOI tidak bersifat spesifik
dan akan menurunkan metabolisme barbiturate, analgesic opioid dan alkohol.
Meclobamid menghambat MAO A secara selektif dan reversible, relative aman
dengan efek samping utama pusing, insomnia, dan mual. Contoh obat-obat
MAOIs diantaranya phenelzine, dan tranylcypromine (Mutchler, 1991). Yang
harus diperhatikan saat Anda mengkonsumsi antidepresan:
1. Pastikan dokter tahu tentang masalah kesehatan pasien yang lainnya agar ia
tahu apakah obat yang akan dipengaruhinya bisa mempengaruhi penyakit
yang lain atau tidak.
2. Jangan mengkonsumsi obat lain tanpa berbicara dengan dokter terlebih
dahulu.
3. Jangan minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang (Sondang,
2012).

B. Imipramin
Imipramin adalah antidepresan dari golongan trisiksik pertama yang
dikembangkan pada tahun 1950 dan mulai tahun 1957 secara klinik mulai
digunakan dalam terapi . Merupakan suatu senyawa derivat dari dibenzazepin
yang karena struktur kimianya disebut sebagai antidepresi trisiklik. Bersama
Amitriptilin obat ini obat ini paling banyak digunakan untuk terapi depresi dan
dianggap sebagai pengganti penghambat MAO (Monoamin Oksidase) yang
tidak banyak digunakan lagi. Obat ini telah dibuktikan dapat mengurangi
keadaan depresi, terutama depresi endogenik dan psikogenik. Perbaikan
berwujud sebagai perbaikan suasana (mood), bertambahnya aktivitas fisik,
kewaspadaan mental, perbaikan nafsu makan, dan pola tidur yang lebih baik,
serta berkurangnya pikiran morbid. Obat ini tidak menimbulkan euphoria pada
orang normal.

Farmakodinamika Imipramin
Mekanisme kerja Imipramin sebagai antidepresan belum sepenuhnya
diketahui. Namun kemungkinannya Imipramin bekerja dengan cara
menghambat ambilan kembali (reuptake) neuron transmitter seperti
norepinefrin dan serotonin di ujung saraf pada sistem saraf pusat.
Berdasarkan struktur kimianya, obat antidepresi golongan trisiklik pada
gugus metilnya terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan
kembali berbagai neurotransmitter. Amin sekunder yang menghambat ambilan
kembali norepinefrin dan amin tertier menghambat ambilan kembali serotonin
pada sinap neuron.

Farmakokinetika Imipramin

Imipramin diabsorpsi secara cepat di saluran cerna walau tidak


sempurna (50%). Kadar plasma puncak terjadi pada 0,5 – 1 jam setelah
pemberian per oral. Dengan waktu paruh 16 jam. Pemberian dosis adalah 100 –
200 mg/hari.

Metabolisme Imipramin

Imipramin dimetabolisme di mikrosom hati menjadi metabolit N-


desmetil-imipramin (84%), 2-hidroksiimipramin (10%), dan 10-
hidroksiimipramin (6%). Laju demetilasi dari imipramin berhubungan dengan
sitokrom P-450 1A2 and 3A4 sedangkan laju hidroksilasi berbuhungan dengan
sitokrom P-450 2D6 dan sitokrom P-450 1A4.

C. Amitriptilin
Amitriptyline adalah antidepresan trisiklik dibenzocycloheptene-derivatif
(TCA). TCA secara struktural mirip dengan fenotiazin. Mereka berisi sistem
cincin trisiklik dengan substituen alkil amina pada cincin pusat. Pada individu
non-depresi, amitriptyline tidak mempengaruhi mood atau gairah, tetapi dapat
menyebabkan sedasi. Pada individu tertekan, amitriptyline memberikan efek
positif pada suasana hati. TCA berpotensi menghambat serotonin dan
norepinefrin reuptake.

Farmakodinamika Amitriptilin

Tersier TCA amina, seperti amitriptyline, adalah inhibitor lebih kuat dari
serotonin reuptake dari TCA amina sekunder, seperti nortriptyline. TCA juga
turun-mengatur otak kortikal reseptor β-adrenergik dan reseptor serotonergik
peka pasca-sinaptik dengan penggunaan kronis. Efek antidepresan TCA
dianggap karena adanya peningkatan secara keseluruhan dalam neurotransmisi
serotonergik.
TCA juga memblokir reseptor histamin-H1, reseptor α1-adrenergik dan
reseptor muscarinic, yang menyumbang obat penenang mereka, hipotensi dan
efek antikolinergik (misalnya penglihatan kabur, mulut kering, konstipasi,
retensi urin), masing-masing. Amitriptyline dapat digunakan untuk mengobati
depresi, nyeri kronis, sindrom iritasi usus, neuropati diabetes, gangguan stres
pasca-trauma, dan untuk migrain profilaksis.
Amitriptyline, tersier amina trisiklik antidepresan, secara struktural terkait
dengan kedua relaksan otot rangka cyclobenzaprine dan antipsikotik
thioxanthene seperti thiothixene. Hal ini sangat sedatif, dan dengan demikian
peningkatan pola tidur dapat menjadi manfaat pertama pengobatan.
Amitriptyline menunjukkan aktivitas antikolinergik yang kuat, efek
kardiovaskular termasuk hipotensi ortostatik, perubahan irama jantung dan
konduksi, dan penurunan ambang kejang. Seperti antidepresan lain, beberapa
minggu terapi mungkin diperlukan dalam rangka mewujudkan manfaat klinis
penuh amitriptyline. Meskipun tidak indikasi berlabel, amitriptyline banyak
digunakan dalam manajemen nyeri nonmalignant kronis (misalnya, pasca-
herpes neuralgia, fibromyalgia).

Farmakokinetika Imipramin

Amitriptilin dengan cepat diserap dan diserap dengan baik setelah


pemberian oral (bioavailabilitas adalah 30-60% karena mengalami first pass
metabolism). Konsentrasi plasma puncak terjadi 2-12 jam setelah pemberian
oral atau intramuskular.

Metabolisme Amitriptilin

Amitriptilin khusus dimetabolisme di hati, dengan efek first pass


metabolisme. Amitriptyline didemetilasi dalam hati menjadi metabolit primer
yang aktif , nortriptyline.

 BAGAN MEKANISME KERJA TRICYCLIC ANTIDEPRESSANT


(TCA)
D. Pengamatan
Praktikum farmakologi kali ini berjudul Pengujian Antidepresi.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas antidepresi
pada hewan percobaan. Hewan percobaan yang digunakan yaitu mencit karena
mencit merupakan hewan yang mudah untuk ditangani dan memberikan efek
yang cepat.
Obat-obat antidepresan berkemampuan untuk menurunkan perasaan
tertekan secara psikis yang dimanifestaskan meningkatnya aktivitas motorik
dan perbaikan mood. Terdapat beberapa percobaan yang bisa dilakukan untuk
melihat aktivitas obat-obat antidepresan, antara lain uji renang, uji water wheel
dan uji rotary road. Namun, dalam praktikum ini uji yang dilakukan yaitu uji
renang dan uji water wheel.
Untuk metode uji renang dan uji water wheel, mencit uji dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu mencit 1 diberikan kontrol negatif 0,5 ml, mencit 2
diberikan Imipramin HCl 0,5 ml, dan mencit 3 diberikan amitriptilin 0,5 ml.
Kontrol negatif artinya hewan uji tidak diberikan obat antidepresan, yang
kemudian digunakan sebagai pembanding dengan hewan uji yang diberikan
obat.
Setelah diberikan bahan uji, mencit uji dimasukkan kedalam jalur
menuju roda putar yang ada dalam kotak yang berisi air. Pada saat tubuh
mencit terendam air, secara spontan mencit akan menggerakkan kaki dan
tangannya untuk berenang dan berusaha keluar dari air. Namun saat-saat
tertentu mencit akan menghentikkan gerakkan kaki dan tangannya,
menunjukkan sikap yang pasif. Pada saat itulah mencit dianggap mengalami
depresi.
Dari pengamatan pada praktikum kali ini dapat dilihat bahwa aktivitas
motorik awal pada mencit yang diberikan aquadest (kontrol negatif) memiliki
rata-rata aktivitas motorik awal lebih tinggi yaitu 1,4 detik. Mencit 2 yang
diberikan Imipramin HCl 1 memiliki rata-rata 1 detik, dan mencit 3 yang
diberikan Amitriptilin memiliki rata-rata 1,2 detik. Dari data tersebut bisa
dilihat bahwa mencit yang diberikan aquades memiliki rata-rata yang lebih
tinggi dibandingkan dengan mencit 2 dan mencit 3, yang artinya bahwa mencit
1 mengalami depresi. Sedangkan mencit 2 memiliki rata-rata yang lebih kecil
yang artinya mencit 2 tingkat depresinya rendah jika dibandingkan dengan
mencil 1 dan mencit 3.
Dari pengamatan pada praktikum kali ini juga dapat dilihat bahwa durasi
renang untuk sampai ke roda putar pada mencit 1 yang diberikan aquadest
(kontrol negatif) memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mencit 2 dan mencit 3, yang artinya bahwa mencit 1 mengalami depresi.
Sedangkan mencit 2 memiliki rata-rata yang lebih kecil yang artinya mencit 2
tingkat depresinya rendah jika dibandingkan dengan mencil 1 dan mencit 3.
Untuk jumlah putaran roda selama 2 menit pada mencit yang diberikan
aquadest memiliki jumlah putaran yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
mencit 2 dan mencit 3 yang artinya bahwa mencit 1 mengalami depresi.
Sedangkan mencit 2 yang diberikan Imipramin HCl memiliki jumlah putaran
yang lebih banyak yang artinya mencit 2 tingkat depresinya lebih rendah dari
pada mencit yang lain. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin aktif mencit
maka semakin rendah depresinya, dilihat dari hasil jumlah putaran maka
disimpulkan bahwa Imimpramin HCl lebih efektif.

KESIMPULAN
Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu
keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya
aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan
Depresi. Pada penyakit psikis terjadi gangguan neurotransmitter, terutama pada
monoamin aromatik yaitu dopamine, noradrenalin, dan serotonin.
Untuk metode uji renang dan uji water wheel, mencit uji dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu mencit 1 diberikan kontrol negative (Aquades) 0,5 ml, mencit 2
diberikan Imipramin HCl 0,5 ml, dan mencit 3 diberikan amitriptilin 0,5 ml.
Dari pengamatan pada praktikum kali ini dapat dilihat bahwa aktivitas
motorik awal pada mencit yang diberikan aquadest (kontrol negatif) memiliki rata-
rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan mencit 2 dan mencit 3, yang artinya
bahwa mencit 1 mengalami depresi. Sedangkan mencit 2 memiliki rata-rata yang
lebih kecil yang artinya mencit 2 tingkat depresinya rendah jika dibandingkan
dengan mencil 1 dan mencit 3. Pada praktikum kali ini juga dapat dilihat bahwa
durasi renang untuk sampai ke roda putar pada mencit 1 yang diberikan aquadest
(kontrol negatif) memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan mencit
2 dan mencit 3, yang artinya bahwa mencit 1 mengalami depresi. Sedangkan
mencit 2 memiliki rata-rata yang lebih kecil yang artinya mencit 2 tingkat
depresinya rendah jika dibandingkan dengan mencil 1 dan mencit 3. Untuk jumlah
putaran roda selama 2 menit pada mencit yang diberikan aquadest memiliki jumlah
putaran yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan mencit 2 dan mencit 3 yang
artinya bahwa mencit 1 mengalami depresi. Sedangkan mencit 2 yang diberikan
Imipramin HCl memiliki jumlah putaran yang lebih banyak yang artinya mencit 2
tingkat depresinya lebih rendah dari pada mencit yang lain. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa semakin aktif mencit maka semakin rendah depresinya, dilihat
dari hasil jumlah putaran maka disimpulkan bahwa Imimpramin HCl lebih efektif.
Dari data perhitungan % Hambatan, didapatkan hasil bahwa Imipramin HCl
dapat mengurangi depresi sebesar 42,86% dan Amitriptilin dapat mengurangi
depresi sebesar 41,76%. Jadi dapat disimpulkan bahwa Obat Imipramin HCl lebih
efektif dalam mengurangi depresi dibandingkan dengan obat Amitriptilin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2009b), Drug Monograph: Imipramine, http://www.mentalhealth.com/
drug/p30-t03.html.
Burchell, B., (1999), Tranformation Reaction: Glucoronidation, In: Woolf, TF.,
(1999), Handbook of Drug Metabolism, Wiley, Singapura, p. 153-168.
Ebuehi, OAT., Ikanone, CEO., Balogun, AA., (2008), Chronic Administration of
Sertraline, Clozapine, Amitriptyline and Imipramine Affects Brain
Serotonin, Liver Enzymes and Blood Chemistry of Rabbit. Advances in
Medical and Dental Sciences, Vol. 2 (3). Page 66-73.
Foye, W., (1989), Principle of Medicinal Chemistry, Third Edition, Lea & Febiger,
Philadelphia, p. 294.
Ganiswara, S., (1995), Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, UI Press, Jakarta,
Hlm. 158-159.
Gringauz, A., (1997), Introduction Medicinal Chemistry: How Drug Act and Why.
Wiley. Singapur, p. 611
Lemoine, A., Gautier, JC., Azoulay, D., Kiffel, L., Belloc, C., Guengerich, FP.,
Maurel, P., Beaune, P., Leroux, JP., (1993), Major pathway of imipramine
metabolism is catalyzed by cytochromes P- 450 1A2 and P-450 3A4 in
human liver, Mol Pharmacol., May, Vol. 43 (5), p. 827-832.
Siswandono, Sukarjo, B., (1995), Kimia Medisinal, Airlangga University Press,
Surabaya, Hlm. 518, 521-523
http://www.scribd.com/doc/221838972/Laporan-Praktikum-Antidepresan-
Farmakologi, diakses 2 desember 2014.
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/07/op.html, diakses 2 desember
2014.
https://andansari94.wordpress.com/2014/01/03/praktikum-uji-antidepresan-metode-
water-wheel-farmakologi/, diakses 2 desember 2014.

Anda mungkin juga menyukai