Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN VERTIGO

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.......................... ................................. 1/ 5
PANDUAN
PRAKTIK Tanggal terbit Ditetapkan
KLINIS Direktur Utama

9 November 2016 Dr. Suryo Purhananto, M. Kes


........................... NIP 195810041988031001

PENGERTIAN Vertigo adalah suatu ilusi yang dialami seseorang tentang gerakan yang
berhubungan dengan sekitarnya. Ilusi dapat dalam bentuk : gerak
vertikal atau horizontal, suatu perasaan tidak stabil atau suatu perasaan
berputar.1,2

ANAMNESIS Pasien mengeluhkan adanya rasa pusing berputar, goyang, tidak
stabil atau melayang yang bersifat periodik maupun kontinu1

Derajat serangan dapat ringan sampai berat1

Faktor pencetus antara lain perubahan gerak kepala, situasi ramai,
perubahan emosi, adanya suara1

Gejala penyerta yang sering timbul adalah gejala-gejala otonom
seperti tinnitus maupun gangguan pendengaran, rasa baal pada satu
sisi wajah, rasa baal pada sekeliling mulut, rasa sulit menelan,
kelemahan anggota gerak, pengelihatan ganda1,2

Dapat dijumpai adanya riwayat penyakit diabetes mellitus,
hipertensi, atau kelainan jantung, riwayat mengkonsumsi obat-
obatan yang menimbulkan vertigo seperti stretomisin, gentamisin,
dan obat-obatan kemoterapi, serta tindakan temporal bone surgery
atau trans-tympanal treatment3
PEMERIKSAAN 1. Tanda vital1
FISIK 2. Pemeriksaan fisik umum1
3. Pemeriksaan neurologik1
4. Pemeriksaan khusus neuro-otologi (disesuaikan kondisi pasien): 2
 Tes Romberg
 Tes Romberg dipertajam
 Tes jalan tandem
 Tes Fukuda
 Tes past pointing
 Head thrust test
 Pemeriksaan nistagmus : head shaking test, Dix-hallpike
maneuver, dan tes kalori2
KRITERIA Anamnesis

DIAGNOSIS Pada vertigo vertibuler perifer didapatkan informasi onset yang
paroksismal, intensitas serangan yang nyata dan berat, dapat
dijumpai gejala penyerta berupa mual, muntah, hyperhidrosis,
gangguan pendengaran, serta perubahan posisi dapat mencetuskan
serangan vertigo1

Pada vertigo vestibuler sentral diapatkan informasi onset yang
bersifat incidiousm serangan tidak dicetuskan oleh perubahan
posisi, intensitas serangan jarang berat, terdapat gejala deficit
neurologi tergantung letak lesi2
Riwayat penyakit sebelumnya : 1
penyakit kardiovaskuler/ serebrovaskuler, penyakit psikiatri, minum
obat-obatan ototoksik/ anti diabetik/ antihipertensi/ psikotropik
Riwayatpenyakitkeluarga : 1
hipertensi, DM, arteriosklerosis, penyakit jantung, penyakit
psikiatri, migren, epilepsi, karsinoma, stroke.
Pemeriksaan :1,2
1. Status praesens
2. Status psikikus
Status neurootologi1
 Nistagmus (+)
 Pasien terjatuh saat dilakukan tes jalan tandem
 Tes past-pointing (+)
 Tes Fukuda (+)
DIAGNOSIS Vertigo
KERJA
DIAGNOSIS - Dizziness non vestibuler
BANDING - Disekuilibrium
- Sinkop
- Psychogenic dizziness
PEMERIKSAAN Laboratorium2
PENUNJANG Rutin : darah/urin rutin,
Tambahan sesuai indikasi : hitung darah lengkap, kimia darah, serologi

Radiologi2 (tidak rutin, hanya bila ada indikasi tertentu)


- foto toraks
- X-fotokranium AP/lateral
- CT scan kepala

Pemeriksaan penunjang lain1,2


EKG

TERAPI A. Medikamentosa1
Simtomatik :
- Ca Entry Blocker : Flunarizin 5-10 mg, 2-3 kali sehari
- Anti histamin :
o Sinarisin 25 mg, tiga kali sehari
o Prometasin 25-50 mg, tiga kali sehari
o Dimenhidrinat 50 mg, tiga kali sehari
- Fenotiazin :
o Proklorperasin 3 mg, tiga kali sehari
o Klorpromasin 25 mg, tiga kali sehari
- Benzodiazepin : Diazepam 2-5 mg, tiga kali sehari
- Histaminik : Betahistin 6 atau 8mg, tiga kali sehari

Kausatif : untuk vertigo dengan dasar kelainan struktural

B. Fisioterapi

KOMPETENSI Dokter Spesialis Saraf


EDUKASI Istirahat cukup, latihan brand darrof, jangan korek2 telinga
PROGNOSIS Ad vitam tergantung dari jenis vertigonya, umumnya baik
Ad sanam tergantung dari jenis vertigonya, umumnya baik
Ad functionam tergantung dari jenis vertigonya, umumnya baik

TINGKAT  Prosedur reposisi canalith merupakan metode yang efektif dan


EVIDENS relatif aman untuk dilakukan pada pasien baik usia tua maupun
muda dengan posterior canal BPPV (AAN, Level A)
 Manuver Semont belum terbukti lebih efektif dibandingkan
dengan canalith reposition (AAN, Class II, Level C)
 Tidak ada rekomendasi untuk menggunakan Lempert supine roll
maneuver, metode Gufoni, atau mencegah posisi kepala bergerak
ke posisi tertentu untuk horisontal maupun anterior canal BPPV
(AAN, Class IV, Level U)
 Mastoid oscillation yang diberikan setelah prosedur canalith
reposition tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingan
dengan pemberian prosedur canalith reposition itu sendiri pada
pasien dengan posterior canal BPPV (AAN, Class IV, Level C)
 Latihan Brandt-Daroff maupun latihan yang bertujuan
menimbulkan efek habituasi tidak lebih efektif dibandingkan
canalith reposition pada pasien dengan posterior canal BPPV
(AAN, Class II, Level C)
 Tidak direkomendasikan untuk menggunakan terapi
medikamentosa sebagai terapi rutin pada pasien BPPV (AAN,
Class III, Level U)
 Tidak direkomendasikan untuk melakukan singular neurorektomi
sebagai terapi BPPV (AAN, Class IV, Level U)
INDIKATOR - Keluhan pusing berkurang
MEDIS - Keluhan mual muntah berkurang
BAGAN ALUR

KEPUSTAKAAN 1. Kelompok studi vertigo PERDOSSI. Pedoman tata laksana


vertigo. Jakarta, 2012
2. T. D. Fife, D. J. Iverson, T. Lempert, J. M. Furman, R. W. Baloh,
R. J. Tusa, T. C. Hain, S. Herdman, M.J. Morrow, G.S. Gronseth.
Practice Parameter: Therapies for benign paroxysmal positional
vertigo (an evidence-based review). America, 2012.
3. Samuels MA, Ropper AH. Samuels’s Manual ofNeurologic
Therapeutics, eighth ed. Philadelphia, 2010

Anda mungkin juga menyukai