Anda di halaman 1dari 4

1.

Profil Perusahaan :
 Nama Perusahaan : UD SGK
 Alamat :
Jl. Raya Kesamben Dusun Sembung Desa Pager Gunung Kecamatan Kesamben
Kabupaten Blitar.
 Sejarah :
UD SGK adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu
veneer, perusahaan ini pertama didirikan pada tahun 2001 di Trenggalek yang
bekerja di bidang penggergajian kayu (saw mill) untuk memenuhi permintaan
pabrik. Pada tahun 2015 seiring bertambah luasnya jaringan dan permintaan pasar
maka UD SGK mengembangkan usahanya ke pengolahan kayu veneer yag
diguakan untuk bahan membuat triplek yang didirikan di Kabupaten Blitar
tepatnya di Jl. Raya Kesamben Dusun Sembung Desa Pager Gunung Kecamatan
Kesamben Kabupaten Blitar, karena salah satu pertimbangannya adalah jumlah
bahan baku yang tersedia lebih banyak dan lebih mudah diperoleh. Pendirian
pabrik veneer selanjutnya diikuti dengan mengembangkan produksi longcore
yang notabene bahan baku diperoleh dari sisa produksi veener.

Veneer adalah lembaran kayu tipis dari 0,24 mm sampai 0,6 mm yang
diperoleh dari penyayatan (pengupasan) dolok kayu jenis-jenis tertentu.dengan
ketebalan sama dan lebih kecil dari 6 mm. Ketebalan diatas batas ini digolongkan
ke dalam jenis papan. Penggunaan utama dari venneer adalah untuk pembuatan
triplek (kayu lapis), di mana beberapa lembar veneer direkat menjadi satu dengan
arah serat yang saling tegak lurus dalam jumlah yang ganjil. Veneer dapat juga
dibuat menjadi papan lamina (laminated wood) di mana lembaran-lembaran
veneer direkat menjadi satu dengan arah serat yang sama. Veneer juga digunakan
dalam pembuatan papan balok (block board) di mana lapisan muka dan belakang
adalah veneer (lapisan luar) dan lapisan tengah adalah potongan kayu memanjang
disusun berdampingan. Selain untuk pembuatan kayu lapis, papan lamina dan
papan balok, finir juga diproduksi untuk pembuatan kotak dan batang korek api,
tusuk gigi dan lain-lain. Maksud dan tujuan pembuatan finir dan kayu lapis untuk
mendapatkan papan yang berukuran lebar. Selain itu juga untuk :

1. menghemat penggunaan kayu


2. memanfaatkan jenis-jenis kayu bernilai rendah
3. menambah kekuatan serta meningkatkan mutu kayu dengan memperindah segi
dekoratif kayu.
 Jumlah Karyawan : 82 orang

No Bagian Jabatan Jumlah


1 Produksi Veener 40
2 Produksi Balok 7
3 Pengadaan 4
4 Grader 4
5 Admin 4
6 Mekanik 2
7 Kepala Produksi Veener 1
8 Produksi Longcore 20
Total 82
 Produk yang dihasilkan :
1. Veneer
2. Longcore
 Bahan Baku :
1. Kayu yang dibuat veneer adalah jenis-jenis kayu yang lunak, ringan, dan kuat
agar apabila dikupas tidak mudah pecah. Jenis kayu yang digunakan adalah :
a. Sengon laut (Albasia)
b. Meranti (Shorea)
c. Keruing (Dipterocarpus)
d. Kempas (Koompasia)
e. Merawan (Hopea)
2. MK (sampah atau sisa dari pembuatan veneer yang diolah kembali menjadi
longcore.
 Peralatan Produksi :
1. Barker
2. Spidless
3. Autocliper
 Proses Produksi :
2. Identifikasi dan buat daftar risiko yang ada :
 Kurangnya quality control dari bagian produksi yang mengakibatkan kualitas atau
ketebalan veener yang bergelombang (tidak sama)
 Kurangnya tingkat kinerja karyawan produksi yang mengakibatkan tidak
tercapainya kuantitas sesuai target yang ditetapkan
 Keadaan pasar yang tidak menentu membuat perusahaan sulit menjual produknya
ke pasaran.
 Terdapatnya afkir (barang yang tidak sesuai kualitas yang ditentukan perusahaan)
yang menyebabkan tidak semua barang akan laku jika dijual ke pasaran.
 Risiko perusahaan selanjutnya yaitu jauhnya lokasi pabrik yang membeli produk
perusahaan yang meyebabkan biaya pedistribusian semakin tinggi.
 Harga produk dipasaran yang tidak tidak menentu.

3. Analisis dan buat daftar kerugian potensiil :


 Ketebalan veener yang tidak sesuai standar akibat kesalahan produksi
menyebabkan barang sulit atau tidak laku dijual.
 Tidak tercapainya kuantitas produksi menyebabkan biaya produksi membengkak.
 Kerugian yang diterima perusahaan jika keadaan pasar yang tidak menentu yaitu
sulitnya mejual produk yang ditawarkan perusahaan.
 Terdapatnya afkir atau kualitas barang yang tidak sesuai membuat tidak semua
produk yang ditawarkan perusahaan laku dijual di pasaran yang membuat
perusaaan merugi.
 Semakin besarnya biaya untuk pendistribusian atau pengiriman barang dari
perusahaan kepada pabrik karena lokasi pabrik yang jauh.

4. Teknik, pengendalian, dan pemindahan risiko yang diterapkan :


 Harus menempatkan SDM sesuai skill agar hasil produksi sesuai dengan standar
kualitas yang ditetapkan.
 Agar kapasitas terpenuhi diberikan kompensasi berupa insentif kepada karyawan
jika produksi terpenuhi atau melebihi target kapasitas produksi.
 Upaya perusahaan untuk mengatasi keberadaan pasar yang tidak menentu yaitu
dengan membuka atau mencari alternatif pasar seluas-luasnya, dengan cara tidak
hanya mengandalkan kepada satu atau dua pabrik saja.
 Langkah pengendalian resiko yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan
keberadaan pasar yaitu dengan tetap menjaga hubungan yang baik dengan mitra-
mitranya.
 Pengedalian resiko yang perlu dilakukan lagi oleh perusahaan agar produknya
tetap laku untuk dijual kepada pabrik yaitu dengan cara melakukan negoisasi
harga, apabila harga yang ditawarkan tidak sesuai permitaan perusaaan.

5. Penerapan K3 :
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) adalah bidang yang berkaitan dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupu lokasi
proyek. Tujuan penerapan progam K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja. Adapun penerapan progam K3 yang diterapkan UD SGK
adalah :
 Karyawan diwajibkan memakai properti keselamatan berupa helm, kaos tangan,
masker, dan sepatu.
 Karyawan diikutsertakan asuransi keselamatan kerja BPJS sesuai progam
pemeritah.
 Perusahaan melakukan pemeliharan terhadap peralatan-peralatan produksi agar
selalu dalam kondisi yang baik. Karena apabila ada peralatan-peralatan yang salah
ataupun rusak bisa memberikan dampak yang buruk terhadap karyawan tersebut.
 Untuk menerapkan K3 perusahaan meghimbau para karyawan untuk selalu
mejaga kebersihan lingkungan perusahaan.

6. Solusi kelompok dalam manajemen risiko perusahaan :


7. Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai