Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS TURAP

By DUNIA SIPIL on Tuesday, February 11, 2014

gambar: contoh turap beton

Turap adalah dinding vertical yang relative tipis yang berfungsi untuk menahan tanah juga untuk
menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan yang mudah dan biaya
yang murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti, penahan tebing galian
sementara, penahan longsong, stabilitas lereng, bangunan-bangunan pelabuhan, bendungan serta
bangunan lainnya. Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang tinggi karena
akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu, dinding turap juga tidak
cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan
pemancangan.

A. Tipe pondasi Turap


Menurut bahan yang digunakan dalam hal perancangan pondasi turap, pondasi ini terdiri dari
kayu, beton bertulang, dan baja. Adapun dimakalah ini penulis hanya menjabarkan tentang
pondasi turap beton.

1. Turap Kayu
Turap kayu digunakan untuk penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena tidak kuat menhan
beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena
turap cenderung pecah bila dipancang. Pada penggunaan turap kayu yang difungsikan untuk
bangunan permanen yang berda di atas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar
tidak mudah lapuk. Turap ini biasa digunakan untuk pekerjaan sementara, seperti halnya untuk
menahn tebing galian sementara. Bentuk susunan turap kayu dapat dilihat pada

Gambar 1 turap kayu

2. Turap beton
Turap ini terdiri dari balok-balok beton yang telah dicetak sebelu dipasang dengan bentuk
tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait antara satu balok dengan balok yang lain.
Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahn beban –beban yang bekerja pada turap,
juga terhadap beban-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya, ujung bawah turap
biasanya dibuat runcing karena untuk mempermudah pemancangan.
Gambar 2 Turap Beton
3. Turap Baja
Turap ini sangat banyak digunakan, karena turap ini memiliki banyak kelebihan diantaranya :
a. Mudah dalam penanganan
b. Kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat pemancanagn
c. Bahan ini relative ringan
d. Turap ini dapat digunakan berulang kali
e. Memiliki keawetan yang tinggi.

Gambar 3 turap baja

B. Perancangan Dinding Turap Beton


Secara umum konstruksi turap dilapangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4 konstruksi turap beton yang runtuh / gagal
1. Gaya-gaya yang bekerja pada turap
Pada sebuah konstruksi turap, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
- Tekanan tanah aktif (Pa)
Yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral minimum yang
mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menjauhi tanah dibelakangnya
(Hary Christady, 1996)

- Tekanan tanah pasif (Pp)


Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum yang
mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug (Hary
Christady, 1996)
2. Analisis Gaya yang Bekerja pada Turap
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa turap mengalami gaya-gaya, yaitu tekanan
aktif dan tekanan tanah oasif. Gaya-gaya inilah yang selalu bekerja pada sebuah konstruksi turap.
Koefisien tekanan tanah dapat dilihat pada rumus dibawah ini

Dimana :
Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif
Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif
Θ adalah sudut geser dalam
Sementara itutekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari diagram tekanan
tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya. Contoh :

- Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segiempat

- Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segitiga


Dimana :
γ adalah berat volume tanah
H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif
Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan rumus
tekanan tanah pasif. Berikut adalah gambar contoh diagram tekanan tanah yang terjadi pada
sebuah konstruksi turap.

Gambar 5 distribusi tekanan beban pada tanah

3. Perhitungan Turap
Bangunan perkuatan turap dibuat di Profil 8, dimana di profil tersebut terdapat tikungan yang
kemungkinan besar dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan longsoran,
Menghitung beban P(beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m)
· Sisi Tegak
Volume = 0,3 x 0,3 x 2,83 = 0,254558 m3
Berat = Volume x berat jenis beton = 0,2546 x 2,4 = 0,61094 ton
· Sisi Datar
Volume = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3
Berat = Volume x berat jenis beton = 0,27 x 2,4 = 1,944 ton

Berat total ( P ) = Berat sisi tegak + Berat sisi datar


= 0,61094 T + 1,944 T = 2,555 Ton
P sin α = P sin 45 = 2,555 sin 45 = 1,806616 ton
P cos α = P cos 45 = 2,555 cos 45 = 1,806616 ton

PA2 = 0,5 x gb x Ka x (0,3)2 x 3


=0,5 x (0,3)2 x 1,62 x 0,528 x 3
= 0,115
PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3

= 2,565d + 1,539
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d)2 x 3
=0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+d)2 x 3
= 1,671d2 + 0,601

NO. Pa (Ton) Lengan (m) Momen (Tm')


2
1 2.565 d + 2.309 0.45 +0.5d 1,28d +2,309d+1,039
2 0.115 0.7 +d 0,0805 + 0,115d
3 2.565 d + 1.539 0.3 +0.5d 1,2825d2 + 1,539d + 0,1617
+1/3
4 1.671 d2 + 0.601 0.2 d 0,557d3 + 0,3342d2 + 0,2d + 0,1702
Ema (0.557d3)+(2.8967d2)+(4.163d)+(1.4514)
Tabel 1 Tabel Hasil Perhitungan Momen aktif

Pengaruh beban titik (P)


Ma = P sin α x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
Ma = P cos α x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626

d = 3,7m
Maka kedalaman turap adalah = 0,9 m + d
= 0,9 m + 3,7 m
= 4,6 m
Menghitung angka keamanan turap
PA1 = 11,801 T/m
PA2 = 0,115 = 0,115 T/m
PA3 = q x Ka x (0,6+d) x 3
= 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3 = 11,031 T/m
2
PA4 = 0,5 x gsat x Ka x (0,6+d) x 3
= 0,5 x (2,11)2 x 0,528 x (0,6+3,7)2 x 3 = 30,891 T/m
∑ PA = 53,839 T/m
∑ PP = 5,996 d2
= 5,996.(3,7)2
= 82,08335 T/m
SF = ∑ PP/ ∑ PA ≥1,2
= 1,525≥ 1,2 Aman
SOAL 1

Diketahui suatu struktur dinding penahan dan batu kali ( gravity wall ) dengan pembebanan dan
profil lapisan tanah seperti pada gambar di bawah ini sebagai salah satu solusi untu keadaan
sebenarnya di lapangan di bawah ini.

KETENTUAN :

H1 = 3,00 m B1 = 2,50 m Tanah I ( urug ) Tanah II ( asli)

H2 = 4,00 m B2 = 0,50 m c1 = 0 kN/m c2 = 10 kN/m

H3 = 1,50 m B3 = 0,50 m Ø1 = 30º Ø2 = 30º

H4 = 3,00 m B4 = 1,50 m γ1 = 20 kN/m3 γ2 = 18 kN/m3

q = 10 kN/m2

DIMINTA :

Analisis konstruksi tersebut terhadap :

1. Stabilitas Geser
2. Stabilitas Guling, dan
3. Stabilitas daya dukung tanah
4. Gambarkan konstruksi tersebut ( skala 1 : 50 ) beserta sistem drainase pada dinding.

PENYELESAIAN :
Berat Dinding Penahan Tanah dan Beton di atasnya

Bidang 1

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W1 =½.a.t.γ

= ½ . 0,50 . 7,00 . 25

= 43,75 kN/m

Bidang 2

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W2 =p.l.γ

= 7,00 . 0,50 . 25

= 87,5 kN/m

Bidang 3

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W3 =p.l.γ

= 5,00 . 1,50 . 25

= 187,5 kN/m

Bidang 4
W4 =p.l.γ

= 3,00 . 2,50 . 20

= 150 kN/m

Bidang 5

W5 = p . l . ( γ1 – γw )

= 4,00 . 2,50 . ( 20 – 10 )

= 100 kN/m

Beban Akibat Beban Merata

W =q.L

= 10 kN/m2 x 2,50 m

= 25 KN/m

Jarak Beban Terhadap Ujung Dinding Penahan ( di titik O )

1. x1 = ( ⅔ . 0,50 ) + 1,50 = 1,833 m


2. x2 = ( ½ . 0,50 ) + 0,50 + 1,50 = 2,25 m
3. x3 = ( ½ . 5,00 ) = 2,50 m
4. x4 = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50 = 3,75 m
5. x5 = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50 = 3,75 m
6. x = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50 = 3,75 m

Momen Terhadap Ujung Dinding Penahan ( Titik O )

M1 = W1 . x1

= 43,75 . 1,833

= 80,19375 kN

M2 = W2 . x2

= 87,5 . 2,25

= 196,875 kN

M3 = W3 . x3
= 187,5 . 2,50

= 468,75 kN

M4 = W4 . x4

= 150 . 3,75

= 562,5 kN

M5 = W5 . x5

= 100 . 3,75

= 375 kN

M6 = W6 . x6

= 25 . 3,75

= 93,75 kN

Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Momen Akibat Gaya Vertikal

Koefisien Tekanan Aktif ( Ka )


Koefisien Tekanan Tanah Pasif ( Kp )

Tekanan Tanah Aktif ( Pa )

Pa1 = Ka . q . H

= ⅓ . 10 8,50

= 28,333 kN

Pa2 = Ka . γ1 . H1 . ( H2 + H3 )

= ⅓ . 20 . 3,00 . ( 4,00 + 1,50 )

= 120 kN

Pa3 = ½ . Ka . γ’ . ( H2 + H3 )2

= ½ . ⅓ . ( 20 – 10 ) . ( 4,00 + 1,50 )2

= 50,4167 kN

Pa4 = ½ . γw . ( H2 + H3 )2

= ½ . 10 . ( 4,00 + 1,50 )2

= 151,25 kN

Pa5 = ½ . Ka . γ1 . ( H1 )2

= ½ . ⅓ . 20 . ( 3,00 )2

= 30 kN

Σ Pa = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5

= 28,333 + 120 + 50,4167 + 151,25 + 30

= 379,9997 kN
Tekanan Tanah Pasif ( Pp )

Pp = ½ . Kp . γ . ( H4 )2

= ½ . 3. 20 . ( 3,00 )2

= 270 kN

Jarak l Lengan Terhadap Titik O

l1 =½.H = ½ . 8,50 = 4,25 m

l2 = ½ . ( H2 + H3 ) = ½ . 4,00 . 1,50 = 3,00 m

l3 = ⅓ . (H2 + H3 ) = ⅓ . 4,00 . 1,50 = 2,00 m

l4 = ⅓ . (H2 + H3 ) = ⅓ . 4,00 . 1,50 = 2,00 m

l5 = ( ⅓ . H1 ) + H2 + H3 = ( ⅓ . 3,00 ) + 4,00 + 1,50 = 6,50 m

l6 = ⅓ . H4 = ⅓ . 3,00 = 1,00 m

Tabel 1.2 Gaya – Gaya Horizontal & Perhitungan Momen

Tabel 1.3 Gaya Horizontal Akibat Tekanan Pasif

Jumlah Gaya – Gaya Horizontal

Σ Ph = Σ Pa – Σ Pp

= 379,9997 – 270,0

= 109,9997 kN

Momen yang Mengakibatkan Penggulingan


Σ Mg = Σ Ma – Σ Mp

= 1078,749 – 270,0

= 808,749 kN

Menghitung Stabilitas Terhadap Penggeseran

Tahanan geser pada dinding sepanjang B = 5,00 m, dihitung dengan menganggap dasar dinding
sangat kasar. Sehingga sudut geser δb = ϕ2 dan adhesi cd = c2.

Untuk tanah c – ϕ ( ϕ > 0 , dan c > 0 )

Σ Rh = cd . B + W tan δb

Dengan Σ Rh = tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran

cd = adhesi antara tanah dan dasar dinding

B = lebar pondasi ( m )

W = berat total dinding penahan dan tanah diatas plat pondasi

δb = sudut geser antara tanah dan dasar pondasi

Σ Rh = cd . B + W tan δb

= ( 10 kN/m . 5,00 m ) + 593,75 kN/m . tan 30º

= 50 kN/m + 342,8017 kN/m

= 392,8017 kN/m

= 3,5709 ≥ 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar )

Dimana :

Fgs = faktor aman terhadap penggeseran


Σ Ph = jumlah gaya – gaya horizontal

Menghitung Stabilitas Terhadap Penggulingan

Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah dibelakang dinding penahan, cenderung
menggulingkan dinding, dengan pusat rotasi terletak pada ujung kaki depan dinding penahan
tanah.

= 1,647 ≥ 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar )

Dimana : Fgl = Faktor aman terhadap penggulingan

Σ Mw = Jumlah momen yang melawan penggulingan

Σ Ma = Jumlah momen yang menyebabkan penggulingan

Karena faktor aman konstruksi dinding penahan tanah terhadap geser dan guling lebih dari 1,5

( ≥ 1,5 ), maka dimensi konstruksi sudah aman dan tidak perlu diperbesar.

Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Daya Dukung Tanah

Dalam hal ini akan digunakan persamaan Hansen pada perhitungan, dengan menganggap
pondasi terletak di permukaan.

Eksentrisitas ( e )
Lebar Efektif ( B’ ) = B – 2e

= 5,00 – ( 2 x 1,324 ) m

= 2,352 m

A’ = B’ x 1

= 2,352 x 1

= 2,352 m2

Gaya – Gaya yang ada pada dinding

 Gaya horizontal = 1078,749 kN/m


 Gaya vertikal = 593,75 kN/m

Faktor Kemiringan Beban

= 0,707

Berdasarkan tabel : ( untuk ϕ = 30º )

Nc = 30,14

Nq = 18,40
Nγ = 15,07

= 0,690

= 0,718

Kapasitas Dukung Ultimit untuk Pondasi di permukaan menurut Hansen :

Df =0

dc = dq = dγ

Sc = Sq = Sγ

Didapat :

qu = iq . C . Nc + iy . 0,5 . B’ . γ2 . Nγ

= 0,707 . 10 . 30,14 + 0,718 . 0,5 . 2,352 . 18 . 15,07

= 213,0898 + 229,043

= 442,1328 kN/m2

Bila dihitung berdasarkan lebar pondasi efektif, yaitu tekanan pondasi ke tanah dasar terbagi rata
secara sama, maka

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas daya dukung tanah :


Atau dapat pula dihitung dengan kapasitas berdasar distribusi tekanan kontak antara tanah dasar
pondasi dianggap linear.

TYPE DINDING PENAHAN TANAH


PNPM Mandiri Perkotaan Kalimantan Timur

Pedoman perencanaan dinding penahan tanah sederhana untuk masyarakat dirasa masih sangat k
urang, untuk itu
saya mencoba membuat pedoman penentuan dimensi dinding penahan tanah dengan tujuan agar
tidak terlalu menyimpang dari ketentuan teknik. Mungkin pedoman ini masih sangat sederhana sekali,
mohon kepada semua pihak yang peduli untuk melengkapinya. Untuk dinding penahan tanah pada
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) yang direncanakan sendiri
oleh masyarakat hanya diijinkan pada lereng/tebing dengan ketinggian maksimum 1,50 meter dari
muka tanah dan kedalaman galian dinding penahan tanah minimal 0,50 meter, apabila ketinggian
nya melebihi 1,50
meter dari muka tanah maka harus minta pertimbangan kepada faskel teknik agar dilakukan anal
isa kestabilan terhadap guling dan geser untuk tipe grafitasi dan penentuan jumlah tulangan tarik untuk
dinding penahan tanah tipe cantilever, counterfort retaining wall, dan buttress retaining waII.

1 Dinding Penahan Tanah Type Grafitasi (Konstruksi)


Catatan :

Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib dipasang subdrain
(pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air. Untuk
pemasangan pipa subdrainnya lihat skema pemasangan pipa dibagian No 5

2 Dinding Penahan Tanah Type Cantilever (Konstruksi)


Catatan :

Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib dipasang subdrain
(pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air. Untuk
pemasangan pipa subdrainnya lihat skema pemasangan pipa dibagian No 5

3 Dinding Penahan Tanah Type Counterfort (Konstruksi)

Bahan dinding penahan tanah type counterfort = beton bertulang


A = 20 Cm sampai dengan 30 Cm

B = 0,4H sampai dengan 0,7H

C = H/14 sampai dengan H/12

D = H/14 sampai dengan H/12

E = 0,3H sampai dengan 0,6H

F = Minimum 20 Cm

Catatan :

Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib dipasang subdrain
(pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air. Untuk
pemasangan pipa subdrainnya lihat skema pemasangan pipa dibagian No 5

4 Dinding Penahan Tanah Type Buttress


A = 20 Cm sampai dengan 30 Cm

B = 0,4H sampai dengan 0,7H

C = H/14 sampai dengan H/12

D = 0,3H sampai dengan 0,6H

E = Minimum 20 Cm

Catatan :

1. Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib dipasang subdrain
(pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air. Untuk
pemasangan pipa subdrainnya lihat skema pemasangan pipa dibagian No 5
2. Untuk penulangan dinding penahan tanah type buttress prinsipnya sama dengan dinding
penahan tanah type counterfort

5 Dinding Penahan Tanah Non Konstruksi


Catatan :

 Pipa PVC dipasang tiap 1 M², agar air dapat keluar dari dalam tanah
 Kemiringan minimal talud 3 kerarah vertical dan 1 kearah harisontal, kemiringan maksimal 1
kearah vertical dan 1 kearah horisontal

Acuan Normatif :
1. Gunadarma : Konstruksi Penahan Tanah

2. Gunadarma : Fundasi Dangkal Dan Fundasi Dalam

3. Ir. Gogot Setyo Budi , M.Sc., Ph. D : Pondasi Dangkal

4. Eddy Edwin : Pondasi Tiang Dan Turap

5. Delta Teknik Group Jakarta : Diktat Teori Konstruksi Beton I Jilid 2

6. Ir. Rudy Gunawan : Pengantar Teknik Pondasi

7. PBI-1971

8. Chu-Kia Wang, Charles G. Salmon, Binsar Harianja : Disain Beton Bertulang

9. Istimawan Dipohusodo : Struktur Beton Bertulang

10. Gideon Kusuma, W. C. Vis : Dasar – Dasar Perencanaan Beton Bertulang

11. Pradnya Paramita : Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi

12. Tutu TW. Surowiyono : Dasar Perencanaan Rumah Tinggal

Sumber : TA Infra Abd. Rozak


Home » Civil Engineering » Perhitungan Struktur Dinding Turap

Perhitungan Struktur Dinding Turap


10 Comments Civil Engineering

Dinding turap biasanya digunakan sebagai proteksi terhadap beda tinggi tanah dengan
menahan tekanan tanah yang elevasinya lebih tinggi supaya mencegah terjadinya kelongsoran.

1. Definisi
Dinding turap adalah konstruksi dinding penahan tanah lentur yang dapat menahan tekanan
tanah di sekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran,

Di dalam konstruksi dinding penahan tanah, dikenal konstruksi dinding penahan tanah kaku dan
lentur. Dinding penahan tanah lentur biasa disebut konstruksi dinding turap atau dinding turap
saja.

Dengan tidak memakai jangkar/angkur, dinding turap juga bisa disebut dinding turap kantilever.

Gambar 1. Tahapan Pekerjaan Dinding Turap.

2. Pembebanan
Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum adalah tekanan air,
tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan.

3. Perhitungan Panjang Pemancangan


Untuk mendapatkan panjang turap yang diperlukan dengan memakai perhitungan
Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan dapat diperoleh dengan menyelidiki
keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktif dan akibat tekanan tanah pasif, diukur
dari penopang yang paling bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan diperoleh pada
kedalaman dari dasar penggalian sampai ke kedudukan di mana sama besarnya.
Gambar 2. Tekanan Tanah Pada Dinding Turap.

Konsep Tekanan tanah yaitu:

Gambar 3. Tekanan Tanah Aktif.

Gambar 4. Tekanan Tanah Pasif.

Besarnya tekanan tanah didapat dengan:

 Tekanan tanah aktif : Pa = 0,5  H2 Ka


 Tekanan tanah pasif : Pp = 0,5 H2 Kp
Gambar 5. Tekanan Tanah dan Lengan Momen.

Dimana:

 = Berat jenis tanah (T/m3)

H = Ketinggian lapisan tanah

K = Koefisien tekanan tanah

H/3 = Lengan momen

Untuk tanah dengan permukaan rata atau b = 00

 Ka = tan2 (45 - /2)


 Kp = tan2 (45 + /2)
Gambar 6. Contoh Kasus Tekanan Tanah pada Turap.

Dengan metode penyederhanaan, Analisis disederhanakan dengan mengambil asumsi sebagai


berikut :

 Titik rotasi (inflection point) 00 terletak pada dasar dinding turap.


 Terdapat gaya pasif R pada ujung dasar dinding turap sebagai resultan dari tekanan aktif dan
pasif yang bekerja pada bagian bawah dinding.
Kondisi sekarang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 7. Tekanan Tanah pada Turap dengan Metode Penyederhanaan

4. Perhitungan Penampang
Panjang bentang untuk momen lentur dianggap sebagai jarak antara penopang terbawah. Bila
jarak penopang sangat besar, panjang bentang sebaiknya juga diperiksa. Tiang dianggap
tertumpu biasa pada kedua tumpuannya, dan titik tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik
kerja gaya resultante tekanan tanah pasif. Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan tanah
pasif bekerja bila dalamnya keseimbangan telah diperoleh dari perhitungan stabilitas untuk
menentukan panjang pemancangan tiang.

Perhitungan mencakup Struktur, Penulangan dan Harga Satuan, Adapun perhitungannya bisa
didownload gratis disini

Anda mungkin juga menyukai