Anda di halaman 1dari 5

PNEUMATOLOGI:

DOKTRIN ROH KUDUS

Membahas Roh Kudus dalam Teologi Sistematika harus didasari pemahaman bahwa,
Ia adalah salah satu pribadi dari Allah Tri-Tunggal. Jadi, membahas Roh Kudus sama penting
nya dengan membahas Allah dan Allah anak (Yesus Kristus), sehingga mempelajari Roh
Kudus sama halnya mempelajari tentang Allah dan Yesus Kristus. Maka dari itu pada
makalah ini akan membahas Roh Kudus sama relevannya dengan pembahasan makalah
Teologi Sistematika yang lain dengan pembahasan Allah dan Kristologi, jika pada
pembahasan Allah dan Kristologi ia adalah Pribadi yang memiliki kuasa, kelihaian, kehendak
yang menyatakan bahwa Ia adalah Allah, maka pada pembahasan makalah ini pun juga
menyatakan dan mengungkapkan teks-teks Alkitab yang menyatakan bahwa Roh Kudus
adalah Allah. Untuk itu makalah ini akan membahas berbagai tema mengenai Roh Kudus
yang pertama mengenai Pribadi-Nya yang menyatakan Ia adalah Allah atau oknum ketiga
dalam Tri-Tunggal, yang kedua akan peranan-Nya (peranan-Nya juga akan dibagi menjadi
peranan-Nya yang sudah terjadi pada tokoh-tokoh di Alkitab, sampai dengan penulisan PL
dan PB, dan yang kedua peranan-Nya terhadap orang percaya yang hidup sekarang ini).

Akibat dari serangan ajaran sesat

Asal mula sejarah sampai terumusnya kita mengenal Allah Bapa, Allah Anak, dan
Allah Roh Kudus. berangkat dari beberapa serangan ajaran sesat dalam tubuh Kristen sendiri
mengenai Tri-Tunggal yang terawali oleh gnostik dengan ajarannya yang menolak realita
badan manusia Kristus dimana kebangkitan Yesus hanya badan ilahi saja dan tidak lagi
memiliki badan manusia yang nyata, dan membedakan antara Yesus dan Kristus, Yesus
menjadi manusia khusus (super) sehingga mereka beranggapan Yesus tidak makan dan
minum smaa seperti orang lainnya, dan mereka menolak kelahiran dan kematian bahkan
penyaliban-Nya.1 Yang sebenarnya adalah Kristus memiliki roh dan kuasa diturunkan saat
baptisan-Nya. Dan Alkitab menyanggah paham ini dalam (1 Yoh 4:3).

Kemudian pada pembahasan makalah ini yang fokus pada Roh Kudus maka, kita akan
membahas serangan ajaran sesat yang kita sebut saja ajaran Arius mengenai Kristologi dan
Sabelius tentang Roh Kudus. Dimana Arius mengajarkan:

1
Ernest William, systematic theology
Christology was the focus of Arius· controversial teaching. Arius taught that God the Son,
incarnate in Christ, is a preexistent personal entity (or hypostasis) created out of nothing by
the will of God the Father for the purposes of creation. As such, the Son does not share the
Father's divine substance, has a lesser rank and glory than the Father, and knows the Father
only imperfectly. Because he is created at a contingent moment prior to the creation of the
world, the Son is not coeternal with the Father. In some passages, Arius suggests that the Son
is not Son by nature, but by adoption, in view of the merits he would gain in hisincarnate
career.2

Sejarah Gereja mencatat dampak dari ajaran Arius membuat goncang gereja mula-mula,
sehingga oleh Kaisar Alexander memerintahkan untuk mengumpulkan seluruh uskup untuk
membuat konsili yang bertujuan menjawab serangan dari Arius, ajaran Arius pun masih
dianut oleh golongan sekte seperti saksi Yehova. Namun selain dari Arius ada beberapa lagi
ajaran yang menyerang keesaan Tritunggal, seperti Triteisme yang tidak menerima keesaan
hakikat Allah dan ia beranggapan ada tiga Allah yang berbeda, akhirnya ia merumuskan
bahwa satu-satunya keesaan yang diakui oleh golongan ini ialah keesaan maksud dan tujuan.
Hampir sama dengan ajaran Sabelius yang dikenal Sabelianisme, ia mengajarakan Tritunggal
hanya sebagai tiga mode, maksudnya sebagai Allah Bapa sebagai pencipta dan pemberi
hukum, namun Allah Bapa yang menjelma sebagai Anak hanya untuk menunaikan tugas
sebagai penebus, kemudian juga dengan Allah Roh Kudus ia adalah Allah bapa juga yang
bertujuan untuk pengudusan dan pembaharuan jadi Sabelianisme mengajarkan hanya ada satu
Allah namun tiga tabiat atau peran, jadi Yesus hanya manusia, dan Roh Kudus hasil dari
pengaruh Allah Bapa. bukan tiga pribadi dan satu Allah. Seperti contoh seorang laki-laki bisa
menjadi guru, namun juga menjadi ayah, dan juga menjadi sahabat. Jadi penekanannya
hanyan peranannya saja, padahal Tritunggal adalah tiga pribadi namun satu hakikat. Oleh
karena itu Bapa-bapa gereja merumuskan pengakuan iman untuk menjawab serangan-
serangan ajaran sesat ini. Salah satu poiny hasil konsili Nicea mengenai Roh Kudus adalah
“Dan aku percaya kepada Roh Kudus, Tuhan dan pemberi kehidupan, yang keluar dari Bapa
dan Anak, yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak disembah dan dimuliakan, yang telah
berfirman dengan perantaraan para nabí”.

Roh Kudus sebagai Pribadi


Dari banyaknya ajaran sesat yang menentang Roh Kudus sebagai Pribadi ketiga dari
Tritunggal, maka para Bapa-bapa Gereja terdahulu sampai pada teolog-teolog sudah

2 Patrick W. Carey and Joseph T. Lienhard, Biographical dictionary of christian theologians.hlm 29.
mensitemastiskan argumen-argumen melalui ayat-ayat Alkitab yang memyatakan bahwa Roh
Kudus adalah Allah dan pribadi.
Menurut Emery H. Bancroft personalitas hanya terdapat dalam diri manusia, karena
personalitas memiliki akal budi, emosi, dan kehendak. Untuk itu Roh Kudus pun juga disebut
sebagai pribadi (pribadi ketiga dari Tritunggal), karena Ia memiliki akal budi, emosi, dan
kehendak. Berikut beberapa argumen yang menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi
yang memiliki akal budi, emosi, dan kehendak. Namun juga karya-Nya yang juga
menyatakan bahwa Ia adalah Allah bukan sebuah pengaruh atau ciptaan.
Akal Budi, Roh Kudus memiliki akal budi karena yang pertama dalam 1 Kor 2:10
kata “menyelidiki” memiliki arti meneliti atau menyelidiki sesuatu. Kedua, Ia memiliki
“pengetahuan” atau memahami pikiran Allah, karena tidak seorang pun manusia dapat
memiliki kesadaran dan pengetahuan dari pikiran Allah (1 Kor 2:11). Ketiga, dalam Roma
8:27. Kata “pikiran” (phronema) memiliki arti cara berpikir, pola pikir, tujuan, aspirasi,
perjuangan maka secara jelas mengindikasikan bahwa Roh Kudus memiliki akal budi .
Emosi, menurut kamus besar bahasa Indonesia emosi memiliki arti “luapan perasaan
yang berkembang dan surut dalam waktu singkat, “keadaan dam reaksi psikologis dan
fisiologis (seperti kegemberiaan, kesedihan, keharuan, kecintaan), marah. Maka jika Roh
Kudus adalah pribadi Ia juga memiliki emosi, dalam Efesus 4:30 diperintahkan untuk,
“jangan mendukakan Roh Kudus Allah” dalam konteks perikop Efesus 4 Roh Kudus
didukakan karena pada ayat (25) merasa marah (26), dengan mencuri dan bermalasan (28),
atau mengatakan kata-kata yang tidak baik (29). Jika didukakan berarti hanya pribadi yang
dapat didukakan, untuk itu mengindikasikan bahwa Roh Kudus adalah pribadi. Roh kudus
juga sensitif terhadap perlakukan pribadi seperti Ia dapat dicobai (Kis 5:9), didustai ( Kis
5:3), didukakan (Efesus 4:30), ditentang (Kisah 7:51), dihina (Ibrani 10:29), dan dihujat (Mat
12:31-32).

Kehendak, dalam hal ini Roh Kudus memiliki kuasan dan kehendak untuk
memberikan karunia-karunia Roh Kudus dengan kehendak-Nya. Analogi yang sama kepada
kehendak Allah Bapa dalam (Yak 1:18). Maka dalam Kis 16:6 Roh Kudus menggunakan
kehendak-Nya dengan melarang Paulus untuk berkhotbah di Asia dan mengarahkan
pelayanan Paulus ke Eropa. Dalam PL Roh Kudus memiliki kehendak itu mengurapi umat
pilihannya untuk pelayanan dan juga meninggalkan umat pilihannya, seperti kisah Saul
mendapatkan urapan Roh kudus tetapi selama ia melayani sebagai raja, namun ketika ia tidak
taat maka Roh kudus berkehendak undur atas dirinya, maka Daud sangat mengerti kisah Saul.
Oleh karena ketika Daud berdosa ia berseru dan takut kalau Roh Kudus undur atas dirinya,
sama seperti yang dirasakan Saul (51:13).

Kemudian lewat karya-karya Roh Kudus dalam Alkitab mengindikasikan bahwa Ia adalah
pribadi dan Ia adalah Allah yang sesungguhnya, karena Roh Kudus menampilkan karya-
karya yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak.
Penciptaan, sama halnya dengan Allah Bapa sebagai pencipta, Roh Kudus pun juga
oknum yang terlibat dalam karya penciptaan. Kej 1:2 menunjukkan bahwa Roh Allah turut
memikirkan tentang penciptaan, dan menjadikannya hidup. Dalam Mazmur 104:24-30 secara
khusus ay 30 mengidikasikan bagaimana Allah menciptakan. “ Apabila Engkau mengirim
roh-Mu, mereka tercipta. Dalam perkataan Elihu kepada Ayub, “Roh Allah telah membuat
aku, dan napas yang mahakuasa membuat aku hidup (Ayub 33:4). Maka Alkitab menjabarkan
bahwa oknum yang melakukan penciptaan adalah Allah Bapa (wahyu 4:11), Allah Anak
(Yohanes 1:3), dan Allah Roh Kudus (Kej 1:2; Ayb 33:4, Mzm 33:6).
Inspirasi, dalam pembuatan kitab Suci PL&PB pun Roh Kudus yang memiliki
peranan dalam mensupervisi penulis Kitab sehingga menjamin tidak terjadi kesalahan, sama
halnya juga Roh Kudus terlibat dalam kelahiran Kristus diman keterlibatannya dalam
kehamilan Maria yang memastikan ketidakberdosaan Kristus (Mat 1:20). Dalam hal ini
Kristus yang adalah Allah memiliki keilahian kekal namun oleh Roh Kudus melahirkan natur
manusia Kristus yang tak berdosa.
Regenerasi, (Tit 3:5) meregenerasi berarti memberikan kehidupan, jika manusia
meregenarikan kehidupan kepada manusia, maka Roh Kudus meregenarikan kelahiran baru
atau Roh Kudus meregenerasikan atau melahirkan spiritual maka setiap orang percaya yang
medapatkan regenerasi dari Roh Kudus maka ia mengalami kelahiran baru (1 Pet 1:23) hal
sama ketika Yesus dalam Yoh 3:6 menunjukkan Roh Kudus mengahsilkan kelahiran baru di
mana Ia meregenerasi orang itu.
Penolong orang-orang Kudus, (Yoh 14:16). Dalam teks ini Yesus berjanji akan
memberikan penolong kepada murid atau “seorang penolong yang lain” dalam bahasa
Yunani penolong adalah “parakleton” yang memiliki arti “berjalan di samping” dan
‘dipanggil” jadi dalam penolong memiliki kepenuhan arti adalah orang yang dipanggil untuk
berjalan disamping untuk menolong. Namun seorang penolong harus memiliki kelihaian yang
sama dengan Kristus, maka Roh Kudus adalah Allah yang sama dengan Kristus yang
mendampingi orang percaya. Ia juga menjadi penghibur (Yoh 14:26) kata ganti “Dia” dalam
istilah Yunani itu Neutral, namun penulis kitab memerikan bentuk kata maskulin, yang sama
dengan bentuk Pribadi Yesus. Maka Roh Kudus sebagai penolong dan juga penghibur
memiliki kuasa dan pribadi keilahian yang sama dengan Kristus dan Allah.
Karya Roh Kudus dalam kehidupan orang yang tidak percaya, dalam hal ini Roh
Kudus juga berkarya dalam menginsafkan dunia, jadi dunia dapat insaf hanya lewat karya
Roh Kuds (Yoh 16:8). Dalam Kis 5:32 Petrus dan para rasul berkata “Dan kami adalah saksi
dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus. maka Roh Kudus berperan menjadi saksi
kepada orang yang tidak percaya. Kemudian Yesus mengatakan dalam Yoh 15:26, Roh
Kebenaran..akan bersaksi tentang Aku itulah peranan Roh Kudus. Namun dalam Yoh 1:9
pekerjaan menerangi orang, kemudian Yoh 6:44 menarik orang adalah pekerjaan Allah Bapa
dan Kristus namun dengan perantaraan Roh Kudus. sehingga Roh Kudus yang berperan
menginsafkan dunia (16:8).
Memiliki sifat-sifat Allah, Roh Kudus juga memiliki sifat yang “kekal (Ibr 19:14)
dimana Roh Kekal Kristus menyerahkan Diri-Nya sendiri tanpa cela pada Allah, mahatahu
(1 Kor 2:10-11) Roh Kudus yang bisa mengetahui pikiran Allah karena Ia sendiri adalah
Allah, Mahakuasa (Ayub 33:4) Dimana kemahakuasaan Roh Kudus terlihat dari penciptaan
(Kej 1:2), Mahahadir (Mzm 139:7-10; Yoh 14:17) Dimana Daud tidak dapat lari dari hadapan
Roh Kudus; apabila ia naik keatas langit, Ia ada disana; apabila ia turun kedalam dunia yang
paling bawah, Roh kudus ada disana juga, kemudia dalam Yoh 14:17 Kristus mengajarkan
bahwa Roh akan tinggal di dalam diri mereka semua, ini adalah bentuk kemahadiran Roh
Kudus.

Kesimpulan
Maka dalam mempelajari doktrin Roh Kudus harus didasari bahwa Roh Kudus adalah pribadi
ketiga dari Tritunggal, Ia bukan ciptaan atau sekedar pengaruh. Melainkan Ia adalah Allah
sejati, dan memiliki pribadi dengan memiliki akal budi, emosi, kehendak. Kemudian lewat
dari karya-karyanya yang sama dilakukan Allah Bapa dan Allah Anak, mengindikasikan
bahwa Ia adalah pribadi ilahi yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak.

Anda mungkin juga menyukai