Anda di halaman 1dari 9

Laporan Fisioterapi Kesehatan Wanita

“Penanganan Diastasis Recti pada Ibu Pasca Melahirkan”

Disusun Oleh:

Rika Rachmahani

P3.73.26.1.15.079

D-IV Fisioterapi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III

2018
I. Definisi

Diastasis rectus abdominis adalah pemisahan otot rectus abdominis lebih dari 2,5
cm pada tepat setinggi umbilikus sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea
alba serta akibat perenggangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering terjadi pada
multi paritas, bayi besar, polihidramnion, kelemahan otot abdomen dan postur yang salah.
Selain itu, juga disebabka gangguan kolagen (Meredy, 2009). Pemisahan dapat terjadi di
mana saja sepanjang linea. Linea alba adalah yang menghubungkan fasia otot rectus
abdominis. Linea alba adalah struktur yang penting karena merupakan titik penyisipan sentral
dari rektus abdominis serta 3 lainnya otot perut penting di setiap sisi: (1) internal Obliques, (2)
Obliques eksternal, dan (3) transversus abdominis. 4 otot dari setiap sisi bergabung di linea
alba secara tipis, disebut aponeuroses. Koneksi ini menjadi rentan selama kehamilan karena
rahim berkembang dan selanjutnya peregangan otot perut, ditambah dengan perubahan
hormonal yang mencakup peningkatan progesteron, estrogen, dan relaxin (Meredy, 2009).
Selama kehamilan, relaksasi sendi pelvic kemungkinan terjadi akibat perubahan
hormonal, sejalan dengan bertambahnya berat badan secara bertahap selama
kehamilan dan redistribusi pemusatan pada struktur ligamen. Kedua faktor ini merubah
postur tubuh ibu hamil. Pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan dan jika
dikombinasikan dengan peregangan otot abdomen yang lemah ini akan
mengakibatkan lekukan pada bahu serta dagu yang menggantung. Ada kecenderungan
bagi otot untuk memendek jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan otot disekitar pelvis, dan tegangan tambahan dapat dirasakan
diatas ligamen tersebut. Akibatnya nyeri punggung yang biasanya berasal dari sakroiliaka
atau lumbar, dapat menjadi gangguan punggung jangka panjang jika keseimbangan otot
dan stabilitas pelvis tidak dipulihkan setelah melahirkan.
II. Jenis Latihan
A. Pengukuran Diastasis

Langkah-lagkah yang diberikan kepada responden untuk pegukuran diastasis:


1. Responden diposisikan tidur terlentang, tangan lurus disamping, kaki ditekuk dan
direnggangkan selebar bahu atau senyaman mungkin
2. Kemudian instruksikan responden untuk meluruskan tanganya dan raih lutut hingga
kepala terangkat hingga otot perut berkontraksi
3. Kemudian ukur diastasis pada tepat umbilicus, 2cm diatas umbilicus, 2 cm dibawah
umbilicus.

B. Latihan yang Diberikan beserta Dosis

1. Posisikan pasien serileks mungkin , tekuk lutut


dan taruh tagan diatas paha
2. Minta pasien untuk mendorong pinggul
kebawah dengan mempertahankan punggung
tetap lurus
3. Ulangi 10 kali dalam 3 set

1. Posisikan pasien serileks mugkin dengan kaki


ditekuk dan di ganjal bantal pada bagian
tengahnya
2. Minta px mengangkat pinggulnya (tarik nafas)
hitugan lalu turun secara perlahan (buang
nafas)
3. Ulangi 10 kali dalam 3 set

1. Posisi px rileks dengan kaki ditekuk


2. Luruskan kaki berganti dengan perlahan
3. Ulangi……
4. Ulangi 8 kali dalam 3 set
1. Posisikan px rileks dengan kaki ditekuk
2. Luruskan kaki kanan dan angkat tangan kiri
3. Saat kaki lurus dan tangan keatas tarik nafas
4. Tekuk kaki dan tangan turun
5. Saat kaki ditekuk dan tangan turun buang
nafas
(tanpa ada tahanan)
6. Ulangi 10 kali dalam 3 set

Gerakan ini diselingi


1. Pasien olehdengan
berbaring gerakanposisi
yang telentang
diatas
dan serilex mungkin
2. Taruh kedua tangan diatas perut
3. Angkat kedua kaki kemudian tekuk lutut
sehingga membentuk sudut 90o
4. Kemudian gerakan kedua kaki seperti
mengayuh sepeda
5. Ulangi 10 kali dalam 2 set

1. Pasien berbaring dengan posisi telentang


dan serilex mungkin
2. Taruh kedua tangan disamping pinggul
3. Tekuk kedua kaki kemudian putar pinggul
4. Ulangi 10 kali dalam 2 set
1. Pasien berbaring dengan posisi telentang
dan serilex mungkin
2. Rentagkan kedua tangan
3. Angkat kedua kaki kemudian tekuk lutut
sehingga membentuk sudut 90o
4. Kemudian putar pinggang kekanan dan
kekiri
5. Ulangi 10 kali
III. Tujuan dari penelitian

Tujuan dilakukan latihan beban pada tungkai dan latihan isometric pada ibu pasca
melahirkan adalah utnuk mengembalikan otot-otot perut yang telah merenggang akibat dari
kehamilan ke dalam ukuran normal.

IV. Metode perhitungan 1RM

Selain mengukur diastasis, selanjutnya adalah pengukuran 1 RM pada responden.


Selanjutnya yang dijadikan acuan untuk pemakaian beban saat latihan adalah 2kg sebagai
beban acak. Langkah pengukuran yang kami lakukan adalah sebagai berikut :

1. Responden diminta terlentang dan posisi senyaman mungkin


2. Beri beban pada salah satu tungkai kemudian ikat dengan kain
3. Instruksikan klien untuk mengangkat tungkai 450 dan turunkan perlahan tanpa
tungkai menyentuh lantai.
4. Lakukan sampai pasien tidak mampu lagi mengangkat tungkai.

Dari pengukuran yang dilakukan didapati jumlah repetisi yang mampu dilakukan responden.
Selanjutnya hasil pengukuran dihitung dengan menggunakan diagram holten. Sebagai contoh:
Beban : 2 kg
Repetisi : 13 x
Maka % bila menarik garis pada diagram holten : 80%
Perhitungan :

Nilai 1 RM =

Maka Repetisi Maksimum klien adalah 2,5 Kg

V. Hasilnya

a. Biodata Responden
1. Identitas Diri

Nama : Ny. S
Usia : 35 Tahun
Alamat : Jalan Wibawa Mukti 4, gg.H.Jamin Rt 05/Rw017 no. 69a
Jumlah anak : 4
Usia anak terakhir : 1 Tahun 2 Bulan
Proses persalinan : Normal
Berat badan ibu : 57 kg
Berat badan bayi lahir : 3.5 kg
b. Hasil Pengukuran

Kriteria Sebelum Evaluasi akhir

Lebar tepat di
3 cm 2,25 cm
umbilikus

Lebar 2 cm di atas
3 cm 2,5 cm
umbilikus

Setelah dilakukan latihan selama 3 minggu Ny. S mengalami penurunan tingkat


diastasis recti sebanyak 0,5-0,75 cm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa senam
diastasis recti dapat menurunkan tingkat diastasis recti pada ibu pasca melahirkan dengan
usia kelahiran 1- 3 tahun.
VI. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai