Anda di halaman 1dari 9

ETIKA PENELITIAN

A. Definisi Etika Penelitian


Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek
etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam
masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004), etika dalam konteks
filsafat merupakan refleksi filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika
disebut pula sebagai filsafat moral. Etika mencakup norma untuk berperilaku,
memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh
dilakukan. Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang
dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis
yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya
perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Sedangkan etika dalam
ranah penelitian lebih menunjuk pada

prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.


Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh
sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika
penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki
risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek penelitian, namun
peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2004).

Perawat peneliti sebagai tenaga perawat professional wajib dan mempunyai


tanggung jawab moral untuk bekerja sesuai dengan standard kode etik profesi.
Kode etik memberikan panduan kepada peneliti untuk :
1. Memilih tujuan, desain, metode pengukuran, dan subjek penelitian
2. Mengumpulkan dan menganalisis data
3. Menginterpretasikan hasil
4. Mempublikasikan laporan penelitian
B. Prinsip-prinsip etika penelitian
3 prinsip utama etika riset atau penelitian yang perlu dipahami dan diterapkan oleh
peneliti adalah :
1. Beneficence
Yang pada dasarnya adalah di atas segalanya tidak boleh
membahayakan. Prinsip ini mengandung 4 dimensi:
a. Bebas dari bahaya
Yaitu peneliti harus berusaha melindungi subjek yang
diteliti, terhindar dari bahaya atau ketidaknyamanan fisik
atau mental.
b. Bebas dari eksploitasi
Keterlibatan peserta dalam penelitian tidak seharusnya
merugikan mereka atau memaparkan mereka pada situasi
yang mereka tidak disiapkan.
c. Manfaat dari penelitian
Manfaat penelitian yang paling penting adalah
meningkatnya pengetahuan atau penghalusan pengetahuan
yang akan berdampak pada subjek individu, namun lebih
penting lagi apabila pengetahuan tersebut dapat
mempengaruhi suatu disiplin dan anggota masyarakat.
d. Rasio antara resiko dan manfaat
Peneliti dan penilai (reviewer) harus menelaah
keseimbangan antara manfaat dan resiko dalam penelitian.

2. Menghargai Martabat Manusia


Menghormati martabat subjek meliputi :
a. Hak untuk self determination (menetapkan sendiri)
Prinsip self determination ini mengandung arti bahwa subjek
mempunyai hak untuk memutuskan secara sukarela apakah dia
ingin berpatisipasi dalam suatu penelitian, tanpa beresiko untuk
dihukum, dipaksa, atau diperlakukan tidak adil.
b. Hak untuk mendapatkan pebjelasan lengkap (full disclosure)
Penjelasan lengkap berarti bahwa peneliti telah secara penuh
menjelaskan tentang sifat penelitian,hak subjek untuk menolak
berperan serta, tanggung jawab peneliti, serta kemungkinan
resiko dan manfaat yang bisa terjadi.
Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan
martabat manusia, adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek
(informed consent) yang terdiri dari:
1) penjelasan manfaat penelitian;
2) penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat
ditimbulkan;
3) penjelasan manfaat yang akan didapatkan;
4) persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
subyek berkaitan dengan prosedur penelitian;
5) persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja;
6) jaminan anonimitas dan kerahasiaan. Namun kadangkala, formulir
persetujuan subyek tidak cukup memberikan proteksi bagi subyek itu
sendiri terutama untuk penelitian-penelitian klinik karena terdapat
perbedaan pengetahuan dan otoritas antara peneliti dengan subyek

3. Mendapatkan Keadilan
Prinsip ini mengandung hak subjek untuk mendapatkan perlakuan yang
adil dan hak mereka untuk mendapatkan keleluasaan pribadi.
Hak mendapatkan perlakuan yang adil berarti subjek mempunyai
hak yang sama, sebelum, selama, dan setelah partisipasi mereka dalam
penelitian. Perlakuan yang adil mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
a. Seleksi subjek yang adil dan tidak diskriminatif.
b. Perlakuan yang tidak menghukum bagi mereka yang menolak atau
mengundurkan diri dari kesertaannya dalam penelitian, walaupun
dia pernah menyetujui untuk berpartisipasi.
c. Penghargaan terhadap semua persetujuan yang telah dibuat antara
peneliti atau subjek, termasuk prosedur dan pembayaran atau
tunjangan yang telah dijanjikan.
d. Subjek dapat mengakses penelitian setiap saat diperlukan untuk
mengklarifikasi informasi.
e. Subjek dapat mengakses bantuan professional yang sesuai apabila
terjadi gangguan fisik atau psikologis.
f. Mendapatkan penjelasan, jika diperlukan yang tidak diberikan
sebelum penelitian dilakukan atau mengklarifikasi isu yang timbul
selama penelitian.
g. Perlakuan yang penuh rasa hormat selama penelitian

Hak untuk mendapatkan keleluasaan pribadi (privacy)


Peneliti perlu memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tidak menginvasi
melebihi batas yang diperlukan dan privasi subjek tetap dijaga selama penelitian.
Invasi terhadap privasi dapat terjadi bila informasi yang bersifat pribadi dibagikan
kepada orang lain tanpa sepengetahuan subjek atau bertentangan dengan
keinginannya. Informasi tersebut meliputi sikap, keyakinan, prilaku, pendapat, dan
catatan. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai
identitas baik nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukuran
apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat
menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti
identitas responden.

C. Prinsip Etik dalam Penelitian Keperawatan Ethical


1. Menghormati otonomi partisipan, penjelasan kepada partisipan
tentang derajat dan lama keterlibatan tanpa konsekuensi negatif dari
penelitian
2. Mencegah, meminimalkan kerugian dan atau meningkatkan manfaat
bagi semua partisipan.
3. Menghormati kepribadian partisipan, keluarga dan nilai yang berati
bagi partisipan.
4. Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari penelitian
terdistribusi secara seimbang
Tujuan:
1. Menjaga privasi partisipan
2. Memastikan integritas etik selama penelitian
3. Melaporkan semua kemungkinan yang terjadi dalam penelitian
4. Mempertahankan metodologi dan profesionalitas untuk peningkatan
pelayanan keperawatan
5. Pada penelitian yang melibatkan binatang harus mendapatkan
keuntungan yang maksimum dengan sedikit menyebabkan kerugian
dan penderitaan bagi binatang.

D. Pelanggaran Etik
Dalam masa modern ini pelanggaran terhadap moral tidak boleh terjadi.
Pengalaman kedokteran NAZI pada tahun 1930an – 1940an merupakan contoh
pelanggaran etik yang sangat terkenal. Program penelitian Nazi melibatkan
tawanan perang dan ras tertentu dalam mengetes daya tahan manusia dan reaksi
manusia terhadap penyakit dan obat yang tidak di test. Penelitian ini tida beretika
bukan hanya mereka mendapatkan penyiksaan secara fisik akan tetapi mereka juga
tidak memiliki kesempatan untuk menolak berpartisipasi.

Beberapa penelitian yag melanggar etik diantaranya penelitian yang


dilakukan tahun 1932 dan 1972 yang dikenal sebagai The Tuskegee Syphilis
Study, yang disponsori oleh Departemen Kesehatan yang mengidentifikasi efek
syphilis pada 400 laki-laki dari komunitas Afrika-Amerika. Contoh lain adalah
menginjeksi sel kanker hidup pada pasien orang tua di Rumah Sakit Penyakit
Kronis Yahudi di Brooklyn, yang tidak menjelaskan dahulu kepada pasien.
Kode etik penelitan internasional yang dinamakan sebagai Nuremberg Code,
dibuat setelah kejadian yang dilakukan oleh NAZI. Pada tahun 1964 Declaration
Helsinki, diadopsi oleh World Medical Association dan direvisi pada tahun 2000.

Tujuan suatu penelitian adalah menghasilkan pengetahuan ilmiah yang


hanya bisa diperoleh melalui penelitian, pelaporan, dan publikasi yang dilakukan
secara jujur. Walaupun demikian, masih tetap banyak publikasi penelitian di
berbagai jurnal ilmiah terkenal ternyata melibatkan prilaku curang. Beberapa isu
yang relevan dengan masalah pelanggaran ilmiah berhubungan kecurangan dalam
mempublikasikan penelitian, adalah:
1. Definisi kecurangan ilmiah
2. Perkembangan kebijakan
3. Identifikasi mekanisme untuk menyampaikan kebijakan kepada ilmuwan
4. Penetapan kenggotaan dari komite etik penelitian
5. Pengembangan proses pemberitahuan tentang bantuan donor dan jurnal
6. Pencegahan dan peran telaah sejawat
Contoh ketidakjujuran dalam penelitian:
a. Pemalsuan
Penyampaian suatu temuan tentang informasi yang tidak pernah ada
b. Manipulasi desain atau metode
Secara sengaja merencanakan desain studi atau metode pengumpulan
data, sehingga hasil menjadi bias terhadap hipotesis penelitian
c. Menahan atau memanipulasi data secara selektif
Memilih hanya data yang konsisten dengan hipotesis penelitian dan
membuang yang lainnya
d. Plagiat
Secara sengaja menggunakan hasil atau ide orang lain sebagai miliknya
e. Kolaborasi yang tidak bertanggung jawab
Gagal berperan serta dalam suatu tim penelitian atau melaksanakan
tanggung jawab sebagai co-author.
E. Rangkuman Etika Penelitian meliputi butir-butir berikut:
1. Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil.
Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan.
Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang
bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
2. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan
percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan
peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor
penelitian.
3. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan
tulus, upayakan
selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
4. Ketelitian Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian
secara teratur catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda
kerjakan, misalnya kapan dan di mana pengumpulan data
dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal
atau agen publikasi lainnya.
5. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber
daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
6. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual
lainnya. Jangan gunakan data, metode, atau hasil yang belum
dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Tuliskan narasumber semua
yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan pernah
melakukan plagiasi.
7. Penghargaan terhadap kerahsiaan (Responden)
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan
kriminal, atau data lain yang dianggap responden sebagai data
rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data
tersebut.
8. Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama secara
berulang-ulang ke berbagai media (seminar,jurnal).
9. Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberi masukan dan arahan bagi
mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka
mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang
berkualitas.
10. Penghargaan terhadap rekan kerja / kolega
Bargai dan lakukan rekan penelitian anda sebagaimana
semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan
dipublikasikan, maka peneliti dengan konstribusi terbesar
ditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan
yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan
menunjukkan besarnya konstribusi dalam penelitian.
11. Tanggung jawab sosial
Upayakan penelitian Anda beguna demi kemaslahan
masyarakat, meningkat taraf hidup, memudahkan kehidupan
dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga
bertanggung jawab melakukan pendampingan bagi
masyarakat yang ingin menghasilkan penelitian Anda.
12. Tidak melakukan Diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja
atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin,ras,suku,agama
dan faktor-faktor yang lain yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
13. Kompetensi
Tingkat kemampuan dan keahlian melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan
kompetensi anda sampai tahap pakar.
14. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan
pemerintah yang terkait dengan penelitian anda.
15. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka
percobaan harus dirancang sebaik mungkin, tidak gegabah
melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.
16. Mengutamakan keselamatan manusia
Bila harus menggunakan manusia sebagai penguji penelitian,
maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek negatif
harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat
kemanusiaan, privasi dan hak objek penelitian anda tersebut,
siapkan pengobatan dan pencegahan bila sampel anda
menderita efek negatif dari penelitian.

Anda mungkin juga menyukai