Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BANK BANTEN SEBAGAI BANK SYARIAH

Disusun oleh :

Nama : Safitri
NIM : 11140040
Jurusan : Manajemen

1
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINA BANGSA BANTEN

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga
merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun
islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah,dan Penulis sampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada dosen dan semua pihak yang turut membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-
kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan
dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

2
BAB I
LATAR BELAKANG

Provinsi banten adalah pecahan dari provinsi jawa barat, yang terbentuk pada
tanggal 04 Oktober 2000 hasil dari deklarasi rakyat banten pada tanggal 18 tahun 1999
berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2000.

Hasil sensus penduduk tahun 2010 Badan Pusat Statistik jumlah penduduk sebanyak
10.632.166 jiwa , dengan mayoritas penduduknya beragama islam dan terkenal religius.
hal ini dapat dilihat dari terdapat banyaknya pondok pesantren di tanah banten dan latar
belakang sejarah kesultanan banten yang dipimpin oleh para tokoh agama islam secara
turun-temurun.
Saat ini Industri perbankan adalah salah satu industri penting yang menopang
perekonomian dan pembangunan Indonesia,dan juga kemajuan perbankan dijadikan
sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi dan inflasi .

Salah satu industri perbankan yang membangun perekonomian Indonesia adalah Bank
Pembangunan Daerah (BPD) .diseluruh daerah di Indonesia terdapat banyak
perbankan daerah yang diadopsi dari nama daerah tersebut, seperti Bank DKI (provinsi
DKI Jakarta), Bank BJB ( provinsi jawa barat ), Bank Aceh, Bank NTB dan perbankan
daerah lainnya.

Perjalanan panjang pembentukan Bank Banten akhirnya membuahkan hasil dengan


resmi beroprasi melayani nasabah. Beroperasinya Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Banten ditandai dengan grand launching di Alun-alun Banten Lama, Kota Serang, yang
dihadiri Gubernur Banten Rano Karno, Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah,
Komisaris PT Banten Global Development (BGD) Asmudji, dan seluruh direksi Bank
Banten.Direktur Bank Banten Heru Sukanto mengatakan, sesuai dengan persetujuan
dari Menteri Hukum dan HAM RI pada tanggal 27 Juni 2016 lalu, Pemprov Banten
resmi melakukan akuisisi Bank Pundi melalui PT Bank Global Development.

Saat ini (Bank Banten) sudah memiliki 60 ribu nasabah, itu pun UKM seluruhnya.
Bank Banten memiliki 145 kantor cabang di seluruh Indonesia. Di Banten sendiri sudah
mempunyai 10 kantor.

Bank Banten melayani nasabah simpanan, penyaluran kredit serta jasa-jasa lainnya
dan akan menjadi mitra Pemprov Banten dalam melakukan pengelolaan kas daerah

Dengan hadirnya Bank Banten sebagai agent of development sesuai dengan visinya
“menjadi bank yang terbaik dan menjadi mitra terpercaya bagi masyarakat” diharapkan
mampu memajukan dan mendukung program pembangunan untuk pertumbuhan

3
ekonomi dan kemakmuran masyarakat Banten.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................. …………………………………………………………...2

BAB I
Latar Belakang .................. …………………………………………………………...3

Daftar isi…….………...…….…………………………………………………………..4

BAB II
1.Pembahasan……………….…………………………………………………………5
Sejarah Perkembangan Profinsi Banten

3. Demografi Banten…………………………………………………………………...6
a. Penduduk
b. Ekonomi
c. Perhubungan Darat
d. Kota Mandiri
e. Industri Banten
f. Kabupaten dan Kota
g. Daerah-Daerah Penting Lainnya

4. Sumber Daya Manusia Masyarakat Banten…………………………………. 12

5. Keunggulan Bank Syariah atas Bank Konvesional………………………….. 14

KESIMPULAN …………………………………………………………...………...17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...18

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan provinsi Banten

Bank banten adalah pendatang baru didunia perbankan.Bank pembangunan


daerah ini semula adalah Bank pundi. Nama berubah menjadi Bank Banten
sejalan dengan peroses akusisi yanga dilakukan PT Banten Global Developmen
(BGD) dengan kepemilikan saham mencapai 68%.

Bank pembangunan daerah tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal


I/2017.dana yang disiapkan untuk akusisi ini mencapai Rp.800 miliar. Peroses
akusisi terhadap PT Bnak pundi Indonesia tbk saat ini baru dikisarkan 35%.
Menanggapi isu konversi Bnak pembanguna daerah jadi syariah, Otoritas jasa
keuangan (OJK) mengarahkan mereka yang hendak memisahkan unit usaha
syariahnya (spin off) supaia masuk dalam katagori Bank umum kegiatan usaha
(BUKU)II.

Kepala Depertemen perbankan syariah OJK Achmad Buchori mengatakan


apabila setelah spin off Bank syariah itu tersebut masuk dalam buku I kedepanya
lebih sukar berkembang. Tapi hal ini baru bersifat imbauan bukan pewajiban
karena belum ada payung hitam.

OJK bersifat spin off dapat melahirkan Bank syariah yang besar. Sejalan dengan
ini permodalan juga akan bertumbuh. Perkembangan yang pesat dinilai OJK
sukar dicapai apabila entitas syariah ini terus berada dalam perseroan yang
sama.

Otoritas jasa keuangan berencana merangkul para Bank pembangunan daerah


untuk memeriksa kesiapan mereka melakukan pemisahan unit usaha syariah.
OJK mengaku ingin tahu bagaimana strategi para Bank ini menjelang spin off
yang ditargetka paling lambat pada 2023.

Achmad juga mengutarakan saat ini terdapat tiga Bank pembangunan daerah
(BPD)yang berencana alih haluan jadi Bank syariah secara penuh. Dua diantara
BPD yang dimaksud adalah PT Bank NTB dan PT Bank Aceh. Bagi achmad ,
konversi bisnis yang ditempuh Bank Aceh tersebut berpotensi memperlebar
pangsa pasar Bank syariah. Pasalnya data statistik perbakan syariah ke depan
bakal mencakup pula aset Bank Aceh sekitar Rp.22 triliun.

5
2. Demografi Provinsi Banten

A. Penduduk

Pada tahun 2006, penduduk Banten berjumlah 9.351.470 jiwa, dengan


perbandingan 3.370.182 jiwa (36,04%) anak-anak, 240.742 jiwa (2,57%) lanjut
usia, sisanya 5.740.546 jiwa berusia di antara 15 sampai 64 tahun. Suku
Banten adalah penduduk asli di Tatar Pasundan yang mendiami bekas daerah
kekuasaan Kesultanan Banten di luar Parahiyangan, Cirebon dan Jakarta.
Menurut sensus BPS tahun 2000, suku Banten populasinya 2,1% dari penduduk
Indonesia. Selain itu juga ada Suku Baduy yang menempati wilayah Lebak,
Banten

Orang Banten menggunakan bahasa Banten. Bahasa Banten adalah salah satu
dialek bahasa Sunda yang lebih dekat kepada bahasa Sunda kuna yang pada
tingkatan bahasa Sunda modern dikelompokkan sebagai bahasa kasar.
Perbedaan tata bahasa antara Bahasa Banten dan Bahasa Sunda dikarenakan
wilayah Banten tidak pernah menjadi bagian dari Kesultanan Mataram sehingga
tidak mengenal tingkatan halus dan sangat halus yang diperkenalkan oleh
Mataram. Bahasa ini dilestarikan salah satunya melalui program berita Beja ti
Lembur dalam bahasa Banten yang disiarkan oleh siaran televisi lokal di wilayah
Banten.

Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam dengan semangat


religius yang tinggi, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan
dengan damai. Potensi, dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain
seni bela diri Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng,
Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat
peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam
Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya. Di Provinsi Banten
terdapat Suku Baduy. Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda Banten
yang masih menjaga tradisi antimodernisasi, baik cara berpakaian maupun pola
hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya
Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy
umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng.
Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus
dipelihara, dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak.

6
B. Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2005 mayoritas berasal dari
sektor industri pengolahan (49,75%), diikuti sektor perdagangan, hotel, dan
restoran (17,13%), pengangkutan, dan komunikasi (8,58%), serta pertanian yang
hanya 8,53%. Namun berdasarkan jumlah penyerapan tenaga kerja, industri
menyerap 23,11% tenaga kerja, diikuti oleh pertanian (21,14%), perdagangan
(20,84%) dan transportasi/komunikasi yang hanya 9,50%.

C . Transportasi

Provinsi Banten yang berada di wilayah ujung barat Pulau Jawa memiliki posisi
yang sangat strategis, dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar baik
skala lokal, regional, nasional, bahkan skala internasional. Fasilitasi terhadap
pergerakan barang, dan penumpang yang dari, dan ke pusat-pusat kegiatan
nasional, wilayah, maupun lokal yang ada di Provinsi Banten menjadi sangat
penting dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Provinsi
Banten.

Provinsi Banten dibagi menjadi tiga Wilayah Kerja Pembangunan


yangmempunyai ikon atau ciri khas prasarana perhubungan di Provinsi Banten
karena aktivitasnya yang lebih menonjol dibandingkan dengan prasarana
perhubungan lainnya.

Wilayah Kerja I, yaitu Kota Tangerang, dan Kabupaten Tangerang. Di dalamnya


terdapat Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang
masuknya barang, dan penumpang melalui transportasi udara ke Indonesia.

Wilayah Kerja II, yaitu Kota Cilegon, dan Kabupaten Serang. Di dalamnya
terdapat pelabuhan penyeberangan Merak yang menjadi gerbang masuknya
barang, dan penumpang dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa.

Wilayah Kerja III, yaitu Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak. Di


dalamnya terdapat Stasiun Kereta Api yang merupakan gerbang masuk barang,
dan penumpang terutama dari, dan ke Jakarta.

7
 Perhubungan darat

Hingga tahun 2006, kondisi jalan nasional sepanjang 249,246 km berada dalam
kondisi baik, 214,314 km dalam kondisi sedang, dan sepanjang 26,840 dalam
kondisi rusak. Kondisi jalan provinsi hingga akhir tahun 2006 dengan total
panjang jalan sebesar 889,01 km berada dalam kondisi baik sebesar 203,670
km, kondisi sedang 380,020 km, dan kondisi rusak sebesar 305,320 km. Ruas
jalan nasional di wilayah Provinsi Banten pada saat ini mempunyai volume lalu-
lintas rata-rata sebesar 0,7 yang berarti kelancaran arus lalu-lintas terganggu
karena adanya aktivitas perdagangan/pasar, pabrik/industri, pusat-pusat
perbelanjaan di sepanjang jalan serta kapasitas jalan yang terbatas karena lebar
badan jalan rata-rata 7 meter pada ruas jalan nasional di Banten Utara (Merak-
Tangerang) dan ruas Ciputat-Batas DKI. Kinerja pelayanan jalan pada ruas jalan
provinsi pada umumnya cukup baik dengan rasio volume lalu-lintas per kapasitas
rata-rata sebesar 0,4. Kemacetan lalu-lintas pada umumnya bersifat lokal yang
terjadi pada pusat-pusat kegiatan masyarakat.

 Terminal

simpul transportasi, terminal berfungsi sebagai tempat untuk menaikkan, dan


menurunkan penumpang serta perpindahan antarmoda transportasi merupakan
unsur penting dalam pelayanan pergerakan penumpang, dan barang. Terdapat 4
(empat) terminal di Provinsi Banten, yaitu Terminal Pakupatan, Terminal
Porisplawad, Terminal Labuan, dan Terminal Merak.

 Angkutan Umum

Orang Belanda di Muara Binuangeun, sepulang dari memancing di Pulau


Tinjil (tahun 1936). Untuk melayani pergerakan penumpang, dan barang dalam
wilayah Provinsi Banten, terdapat angkutan umum Angkutan Antar Kota Dalam
Provinsi pada saat ini masih dilayani dengan kendaraan ukuran kecil, dan dalam
penyelenggaraannya masih dirasakan belum terpadu secara maksimal. Terdapat
63 trayek dengan jumlah kendaraan sebanyak 3.788 yang melayani Antar Kota
Dalam Provinsi lintas Kab./Kota Tangerang. Sedangkan untuk AKDP
lintas Serang, Cilegon,Pandeglang, dan Lebak dilayani dengan 66 trayek dengan
jumlah kendaraan sebanyak 1.436. Untuk menjangkau kawasan-kawasan yang
masih belum tersedia angkutan umum, terdapat beberapa angkutan perintis
yang melayani jalur Cikeusik-Muara Binuangeun-Sp. Bayah-Cikotok-Pasir Kurai-
Cibareno dengan jarak sepanjang 106 km. Angkutan perintis ini dilayani oleh 2
buah bis DAMRI ukuran sedang.

8
 Kereta api

Sampai dengan tahun 2005, dari total jalur rel kereta api sepanjang 305,9
kilometer, hanya 48% merupakan jalur rel yang masih beroperasi dengan rata–
rata jumlah pergerakan kereta penumpang sekitar 22 kereta/hari, dan kereta
barang sebanyak 16 kereta/hari. Semakin menurunnya pelayanan sarana
tersebut berimplikasi terhadap kecenderungan semakin menurunnya pula pada
jumlah angkutan penumpang, dan barang. Jaringan kereta api di wilayah
Provinsi Banten sepanjang 305,90 km merupakan ‘single track’ yang terdiri dari
lintas operasi Merak-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Cilegon-Cigading sepanjang
141,6 km, dan lintas tidak operasi (jalur mati) Rangkasbitung-Labuan, Saketi-
Bayah, dan Cigading-Anyer Kidul sepanjang 164,3 km. Dan saat ini jalur kereta
mulai dari Stasiun Maja - Citeras - Rangkasbitung akan menjadi bagian
dari Kereta Rel Listrik.

 Perhubungan laut

Selain Pelabuhan Merak, Di Provinsi Banten terdapat 5 (lima) pelabuhan yang


terdiri dari 2 pelabuhan yang diusahakan yaitu Pelabuhan Ciwandan, dan
Pelabuhan Bojonegara serta 3 (tiga) pelabuhan yang tidak diusahakan yang
terdiri dari Pelabuhan Karangantu, Pelabuhan Labuan, dan Pelabuhan
Bojonegara.

 Perhubungan udara

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta secara nasional merupakan bandar udara


utama di Indonesia sebagai pintu gerbang masuknya barang, dan penumpang dari
dalam maupun luar negeri. Di samping itu terdapat juga bandara lainnya seperti Bandar
Udara Pondok Cabe di Tangerang Selatan, Bandara Budiarto di Tangerang, dan
Bandara Gorda yang ada di Kabupaten Serang. Bandar Udara Pondok
Cabe merupakan bandara untuk kegiatan general aviation, Bandara Budiarto
merupakan bandara yang digunakan untuk pelatihan kegiatan penerbangan.
Sementara Bandara Gorda digunakan sebagai bandara militer.

9
D. Kota Mandiri

Banten terutama di kota Tangerang dan Tangerang Selatan tumbuh dan


berkembang sebagai kota industri dan mandiri, layaknya daerah penyangga dari
Jakarta seperti Bekasi, Depok, dan Bogor. Di Banten tumbuh deretan kota
industri dan mandiri seperti :

 Bumi Serpong Damai yang dikelola oleh pengembang SinarMas


 Alam Sutera
 Sumarecon Serpong
 Lippo Village Karawchi yang dikelola oleh pengembang Group Lippo
 Sebagian dari Wilayah Bintaro Jaya dan Puri Indah
 Pamulang dan Villa Dago

Pada umumnya wilayah kota mandiri berada di Kota Tangerang dan Tangerang
Selatan. Di wilayah ini juga tumbuh Mall.
Mall Terbaik yang siap bersaing dengan Mall – Mall lainnya di Indonesia. Sebut
saja AEON Mall. Salah satu Mall Jepang ini membuka cabangnya di Indonesia.
Ada Jug Mall At Alam Sutera, Living World, FX Bintaro, Lippo Supermall, hingga
Sumarecon Serpong semuanya ada di Tangerang yang merupakan wilayah
perbatasan antara Banten dan Jakarta.

E. Industri Banten

Industri Baja, PT. Krakatau merupakan salah satu yang terbesar menyumbang
Pendapatan Daerah bagi Propinsi ini. Industi milik BUMN bukan hanya
berkembang dalam pengelolaan baja tetapi juga mengolah air minum oleh salah
satu anak perusahaannya PT. Krakatau Tirta Sari. Industri di Banten juga
merupakan tempat tampungan bagi Industri yang mendukung arus keluar masuk
barang dari kota Jakarta.

10
F . Kabupaten dan Kota

Provinsi Banten terdiri atas 4 kabupaten dan 4 kotamadya. Berikut adalah daftar
kabupaten, dan kotamadya di Banten, beserta ibu kota.

No. Kabupaten/Kota Pusat pemerintahan


1 Kabupaten Lebak Rangkasbitung
2 Kabupaten Pandeglang Pandeglang
3 Kabupaten Serang Ciruas
4 Kabupaten Tangerang Tigaraksa
5 Kota Cilegon Merak
G. Daerah-
6 Kota Serang Anyer daerah
7 Kota Tangerang - penting lain
8 Kota Tangerang Selatan Pamulang
Terdapat
beberapa
daerah
penting lain di Banten selain yang berstatus tidak sebagai kota otonom:

Anyer, Kabupaten Serang


Balaraja, Kabupaten Tangerang
Bojonegara, Kabupaten Serang
Karawaci Kota Tangerang
Labuan, Kabupaten Pandeglang
Merak, Kota Cilegon
Pamulang Kota Tangerang Selatan
Serpong, Kota Tangerang Selatan

3. Sumber Daya Manusia Masyarakat Banten

11
Masyarakat Provinsi Banten memiliki SDM tidak kalah dengan masyarakat
provinsi lainya,Berikut presentasi pendidikan masyarakat banten menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2014 dari SD sampai Perguruan Tinggi :

PENDIDIKAN Presentase dari total jumlah penduduk


SD 5%
SLTP 10%
SLTA 40%
S1 30%
S2 10%
S3 5%

a. Pendidikan

Provinsi Banten Memiliki Lebih dari 100 Perguruan Tinggi tersebar di


seluruh daerah di Banten yang sangat berperan penting untuk kemajuan SDM
Masyarakat Banten dan Sekitarnya,antara lain sebagai berikut:

 Perguruan Tinggi Negeri


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Universitas Terbuka Pondok Cabe
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya
Tangerang
IAIN Sultan Maulana Hasanuddin

 Perguruan Tinggi Kedinasan


Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Akademi Meteorologi dan Geofisika

 Perguruan Tinggi Swasta


Universitas Serang Raya, Serang, Banten
Institut Teknologi Indonesia, Serpong, Tangerang
Selatan
Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang
Universitas Gunadarma, Kampus Karawaci
Tangerang

 Perguruan Tinggi Swasta


Universitas Bina Nusantara Kampus Alam Sutera

12
Universitas Pembangunan Jaya
Universitas Teknologi Nusantara Cilegon
Universitas Swiss German Serpong
Universitas Pamulang
Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Universitas Muhammadiyah Tangerang
Universitas Pramita Indonesia
Universitas Mathla'ul Anwar Banten
Universitas Banten Jaya Serang, Banten
Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya
Bumi Serpong Damai
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa
Banten (STIE Bina Bangsa Banten)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Yuppentek Tangerang
STIA Maulana Yusuf Banten
STAKAD
STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
Bina Sarana Informatika
Perguruan Tinggi Raharja Tangerang
Politeknik Piksi Input Serang
Politeknik Krakatau,Cilegon
Institut Ilmu Al Qur`an,Serang
Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Qalam
Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
Surya, Gading Serpong
Sekolah Tinggi Agama Cahaya Madani Boarding
School
Universitas Pamulang, Pamulang,Tangerang
Selatan
Universitas Multimedia Nusantara, Summarecon
Serpong, Tangerang
Surya University, Summarecon Serpong, Tangerang

4. Keunggulan Bank Syariah atas Bank Konvesional

13
Dalam beberapa hal, Bank Konvesional dan Bank
Syariah memiliki persamaan terutama dalam sisi teknis penerimaan uang,
mekanisme transfer, teknologi computer, yang digunakan, syarat-syarat umum
untuk memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, Proposal, Laporan
keuangan dan sebagainya. Disamping itu, antara Bank syariah dan Bank
Konvesional memiliki perbedaan yang sanggat prinsipil yakni menyangkut akad-
akad yang ditetapkan, aspek legalitas, struktur organisasi, bidang usaha yang
dibiayai, dan lingkungan kerja. Berikut ini adalah kelebihan Bank Syariah dari
pada Bank Konvesional. :

a. Akad dan aspek legalitas

Didalam Bank Syariah akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan
ukrawi, karenaakad yang dilakukan berdasarkan ketentuan syari’at Islam.
Didalam perbankan Syariah, apabila pihak-pihak yang melakukan adad atau
transaksi melanggar kesepakatan / perjanjian yang telah disepakati dan
ditandatangani maka konsekuensi hokum yang akan diterima tidak hanya ketika
hidup didunia saja tetapi juga kelak dihari akhirat. Semua hal baik pihak-pihak ,
baik barang, jasa maupun pelaku-pelaku yang terlibat dalam setiap akad
transaksi perbankan syariah harus memenuhi ketentuan-ketentuan
syari’ahsebagai berikut:
Rukun: Penjual, Pembeli, Barang, Harga dan akad ( ijab-qabul/transaksi)
Syarat-Syarat yaitu:
 Barang dan Jasa harus Halal, karena itu segala bentuk akad / transaksi
atas barang dan jasa yang haram menjadi batal / haram demi syari’ah
 Harga barang dan jasa harus jelas
 Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan berdampak pada
biaya transportasi
 Barang yang menjadi obyek transaksi harus sepenuhnya dalam
kepemilikan yang sah. Tidak diperbolehkan oleh syari’ah melakukan akad/
transaksi jual beli atas barang atau seseuatu yang belum dimiliki atau
dikuasai, seperti yang terjadi pada transaksi short sale dipasar modal.
 Lembaga penyelesaian sengketa
 Berbeda dengan perbankan konvesional, jika pada perbankan syariah
terjadi perselisihan antara Bank nasabahnya maka kedua belah pihak tida
menyelesaikanya di Pengadilan Negri tetapi di Badan Arbitrase Syariah
Nasional ( BASYARNA ).
Lembaga inilah yang mengatur penyelesaian sengketa yang terjadi antara
perbankan syariah dan nasabahnya. Lebaga ini didirikan atas kerjasama
Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majlis Ulama Indonesia ( MUI).
Karena itu BASYARNAS dalam menyelesaikan sengketa yang menyangkut
perbankan syariah mengacu pada hukum materi syari’ah.
Penyelesaian sengketa melalui BASYARNAS sesuai dengan pasal 55 ayat
(2) UU No.21 Tahun 2008 yang berbunyi :

14
“ Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian
sengketa selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ,
penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi akad”.
Maka jika dalam akad dituangkan bahwa penyelesaian
sengketa melalui arbitrase, hal ini dimungkinkan terjadi
sesuai dengan kesepakatan para pihak yaitu Bank dan Nasabah.
Selain itu dengan amandemen Undang-Undangperadilan Agama,
maka penyelisian sengketa dapat dilaksanakan do Pengadilan
Agama. Hal ini dimungkinkan karena Undang-Undang tersebut secara
eksplisit dalam pasal 49 menyebutkan bahwa Pengadilan Agama
dapat menyelesaikan sengketa ekonomi Islam. Hal ini juga dituangkan
dalam pasal 55 ayat (1) UU No. 21 Tahun 2008 yang berbunyi.”
Penyelesaian sengketa perbankan syariah dilakukan oleh pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Agama”.

b. Struktur Organisasi

Bank Syariah diperkenankan untuk memiliki struktur organisasi yang sama


dengan Bank Konvesional, misalnya adanya dewan komisaris dan direksi namun
disisi lain terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara struktur organisasi
yang dimiliki Bank syariah dan Bank Konvesional. Perbedaan yang mendasar itu
adalah bahwa didalam struktur organisasi perbankan syariah harus ada Dewan
Pengawas Syariah. Dewan Pengawas syariah biasanya diletakan pada posisi
setingkat Dewan Komisaris pada setiap Bank. Hal ini untuk menjamin efektifitas
pendapat atau opini yang dikemukakan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena
itu biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat
Umum pemegang saham, setelah para anggota Dewan pengawas syariah itu
mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional (DSN). Struktur organisasi
tersebut terbagi atas :

c. Dewan Pengawas Syariah(DPS)

Fungsi utama para ulama dalam Dewan Pengawasan Syariah (DPS) adalah
mengawasi jalanya oprasional Bank Suariah sehari-hari agar selalu sesuai
dengan petunjuk dan ketentuan-ketentuan syari’at Islam. Hal ini karena akad/
transaksi yang berlaku didalam system perbankan syariah sangat berbeda
dengan akad / transaksi yang berlaku didalam perbankan Konvesional. Dalam
kaitan ini dalam system perbankan Syariah diperlukan garis-garis panduan
(guidelines) yang berada pula dengan system perbankan Konvesional. Garis
panduan ini disusun dan ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional. Dalam pada
itu Dewan Pengawasan Syariah (DPS) harus membuat pernyataan secara

berkala (biasanya setiap tahun) bahwa Bank Syariah yang diawasi telah berjalan
sesuai atau tidak sesuai dengan syari’at Islam. Pernyataan DPS ini disampaikan
dalam buku laporan tahunan (annual raport) Bank yang bersangkutan. Tugas

15
lain Dewan Perwakilan Syariah (DPS) adalah meneliti dan membuat
rekomendasi atas produk baru Bank Syariah yang diawasinya. Dengan demikian
DPS bertindak sebagai penyaring pertama atas produk yang telah diteliti dan
difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional.

d. Dewan Syariah Nasional (DSN)

Dewan Syariah Nasional (DSN) dibentuk pada tahun 1997 dan merupakan hasil
rekomendasi dari Lokakarya Raksadana Syariah pada bulan juni tahun yang
sama. Lemaga ini merupakan lembaga otonomi dibawah Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan dipimpin oleh ketua umum MUI dan seorang sekertaris (ex-
officio). Kegiatan sehari-hari Dewan Syariah Nasional (DSN) ini dijelaskan oleh
Badan Pelaksanaan Harian dengan seorang ketua dan sekertaris serta beberapa
anggota. Fungsi utama Dewan Syariah Nasional adalah mengawasi produk-
produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syari’at Islam. Dewan ini
bukan hanya mengawasi lembaga-lembaga keuangan syariah lain, seperti
Asuransi, Reksadana, Modal Ventura dan sebagainya. Untuk keperluan
pengawasan tersebut Dewan Syaiah Nasional membuat garis panduan produk
syariah yang diambil dari sumber-sumber hukum islam. Garis panduan ini
menjadi dasar pengawasan bagi Dewan Pengawasan bagi Dewan Pengawas
Syariah yang terdapat disetiap lembaga-lembaga keuangan syariah dan menjadi
dasar acuan dalam pengembangan produk-produknya. Selain itu Dewan Syariah
Nasional bertigas memberikan rekomendasi kepada para ulama yang akan
ditugaskan sebagai Dewan Pengawas Syariah pada suatu lembaga keuangan
syariah tertentu. Dewan Syariah Nasional dapat memberikan teguran kepada
lembaga keuangan syariah yang dipandang telah menyimpang dari garis
panduan perbankan syariah dan petunjuk syari’at Islam. Hal ini dilakukan setelah
menerima dan mendapat laporan dari Dewan Pengawas Syariah lembaga
keuangan atau perbankan syariah yang bersangkutan. Jika lembaga keuangan
atau Perbankan Syariah tersebut tidak mengindahkan teguran yang diberikan,
Dewan Syariah Nasional dapat mengusulkan kepada otoritas yang berwenang,
seperti Bank Indonesia dan Daoertemen Keuangan, untuk memberikan saksi
hokum yang berlaku agar lembaga keuangan atau perbankan syariah tersebut
tidak melakukan tindakan-tindakan yang lebih jauh dari ketentuan dan petunjuk
syari’ah.

e. Bisnis dan Uang yang di Biayai Perbankan Syariah

16
Di dalam bank syariah bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari
ketentuan dan petunjuk syari’ah. Karena itu Bank syariah tidak diperlukan
membiayai bisnis dan usaha yang diharamkan oleh syari’ah. Lembaga keuangan
syariah dan perbankan syariah tidak akan memperhatikan permohonan
pembiayaan dari suatu usaha atau bisnis sebelum mendapatkan kejelasan dan
kepastian akan beberapa hal pokok sebagai berikut:

 Apakah obyek pembiayaan itu halal atau haram?


 Apakah proyek yang akan dibiayai itu menimbulkan madaharat atau tidak?
 Apakah proyek yang akan didanai berkaitan dengan perbuatan zina/asusila
lainya?
 Apakah proyek itu berkaitan dengan perjudian?
 Apakah proyek yang akan dibiayai itu berkaitan dengan pembuatan senjata
ilegal?
 Apakah proyek itu dapat merugikan syi’ar Islam, baik secara langsung atau
tidak?

KESIMPULAN

17
Dari berbagai sumber yang kami dapat untuk menjadi satu dalam bentuk makalah
seperti ini saya telah mencari pada beberapa sumber dan kesimpulannya Bank Banten
sebagai Bank Syariah harus segera di realisasikan, karena sesuai dengan kondisi
masyarakat Banten yang mayoritas penduduknya adalah muslim/beragama islam.
Kita sudah mengenal berbagai Bank Syariah yang terdapat diseluruh Indonesia
khususnya diprovinsi Banten. Bank Syariah Banten harusnya mempunyai visi dan misi
yang selaras dengan budaya, falsafah dan karakter masyarakat Banten, serta bertujuan
untuk membangun provinsi Banten baik dalam bidang pendidikan, perekonomian,
infrastruktur, perindustrian,SDM dan Bidang lainnya.

Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT makalah ini dapat
terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat saya sampaikan dan tuliksan
dalam makalah ini , jika ada kekurangan maka saya selaku penulis memohon maaf
yang sebesar besarnya serta besar harapan serta untuk mendapatkan saran-saran
yang bermanfaat.

Salam Hangat

Safitri

DAFTAR PUSTAKA

18
www.banten.bps.go.id

http://kabartanggerang.com/

http://wikipedia.com/

bantenprov.go.id

moslemwiki.com/propinsi_banten

banksyariahcenter.blogspot.com

www.radarbanten.co.id

19

Anda mungkin juga menyukai