Anda di halaman 1dari 34

STANDAR MKE.

BUKU
PEDOMAN PELAYANAN UNIT PKRS

TIM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA (PPK)


RUMAH SAKIT TK III 07.06.01 R.W. MONGISIDI

Jl. 14 Februari 9 Teling Bawah Manado


Telp. (0431) 852450
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

bimbingan dan penyertaan-Nya saja sehingga Buku Pedoman Pelayanan Unit PKRS

Rumah Sakit dapat diselesaikan dengan baik. Buku pedoman ini disusun sebagai

dasar penyelenggaraan pelayanan dalam ruang lingkup aktivitas di Unit PKRS

Rumah Sakit Tk. III 07.06.01 R.W. Mongisidi.

Dalam menjalankan fungsi dan perannya, Unit PKRS senantiasa

berkoordinasi secara aktif baik secara internal maupun lintas sektoral untuk

meningkatkan pelayanan Unit PKRS di Rumah Sakit sehubungan dengan fokus

pelayanan terhadap mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, diperlukan

adanya suatu tata pelayanan sistematis, khususnya di Unit PKRS sebagaimana

termuat dalam Buku Pedoman ini.

Dalam proses penyusunannya, Buku Pedoman ini tentunya masih memiliki

berbagai kekurangan yang membutuhkan banyak masukan dari berbagai pihak

terkait untuk perbaikan kedepannya. Akhirnya, penyusun berharap agar Buku

Pedoman ini dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai dasar pelaksanaan segala

bentuk pelayanan dan aktivitas oleh seluruh pihak yang terlibat dalam Unit PKRS

Rumah Sakit Tk. III 07.06.01 R.W. Mongisidi.

Hormat Kami

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………......... i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iii

SK PEMBERLAKUAN PELAYANAN UNIT PKRS …………………………. iv

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1

B. Tujuan Pedoman ………………………………………………….. 4

C.Ruang Lingkup Pelayanan ………………………………….. 5

D.Batasan Operasional …………………………………………... 6

E.Landasan Hukum ………………………………………………….. 9

BAB II : STANDAR KETENAGAAN ………………………………………….. 13

A.Kualifikasi Sumber Daya Manusia ………………………….. 13

B.Distrubusi Ketenagaan ………………………………………….. 14

BAB III : STANDAR FASILITAS …………………………………………… 15

A.Denah Ruangan …… ……………………………………… 15

B.Standar Fasilitas ……………………………………………......... 15

BAB IV : TATA LAKSANA PELAYANAN .......................................... ……... 17

BAB V : LOGISTIK ........................................................................... …….. 29

BAB VI : PENUTUP .......................................................................... ……… 30

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Tk.III 07.06.01 R.W. Mongisidi merupakan unsur

pelaksana kesehatan, sebagai badan pelaksana dibidang kesehatan

dilingkungan Korem 131/Stg yang mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi prajurit TNI, ASN beserta

keluarganya yang berhak dijajaran Korem 131/Stg.

Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat

menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya

kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

Dalam perkembangannya, pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari

pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin pada

perubahan fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya hanya memberi

pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat

inap dan rawat jalan. Pelayanan rumah sakit kemudian bergeser karena

kemajuan ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran, peningkatan


4
pendapatan dan pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit

saat ini tidak saja bersifat kuratif (penyembuhan) tetapi juga bersifat

pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui

upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Dengan

demikian, sasaran pelayanan kesehatan rumah sakit bukan hanya untuk

individu pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan

masyarakat umum. Fokus perhatiannya memang pasien yang datang atau

yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga. Atas dasar inilah,

pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang

komprehensif.

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya Rumah Sakit

untuk meningkatkan kemampuan pasien, keluarga dan kelompok masyarakat

sehingga pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan

rehabilitasinya, mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah

kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan melalui pembelajaran

sesuai sosial budaya masing-masing. Promosi kesehatan bukan hanya

diperlukan dalam pelayanan preventif dan promotif saja, melainkan juga

diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan rumah

sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumah sakit (RS) adalah

sama dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif dan promotif atau

yang disebut dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Perbedaannya hanya

terletak pada sasarannya saja. Sasaran promosi kesehatan masyarakat adalah

kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran promosi kesehatan di rumah sakit

utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan juga orang yang sehat atau
5
keluarga pasien. Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting)

promosi kesehatan seperti telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah

termasuk tatanan institusi pelayanan kesehatan. Dengan demikian maka

promosi kesehatan ini adalah promosi kesehatan yang dikembangkan di

rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan

keluarganya agar mereka dapat mengatasi masalah kesehatannya, khususnya

mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Dari segi psikososial orang yang

sedang sakit atau keluarga dari orang yang sakit adalah dalam kondisi

ketidakenakan : rasa sakit, kekhawatiran, kecemasan, kebingungan, dan

sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat memerlukan bantuan bukan

saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat, dan petunjuk-

petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan masalah kesehatan

atau penyakit yang mereka alami.

Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah

pengembangan pengertian atau pemahaman pasien dan keluarganya

terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang dideritanya. Pasien dan

keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang

dideritanya seperti:penyebab penyakit tersebut, cara penularan penyakit (bila

penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan

sebagainya. Apabila pasien atau keluarga pasien memahami penyakit yang

dideritanya, diharapkan akan membantu mempercepat proses penyembuhan,

dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.

Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip

pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan. Hal ini


6
dimaksudkan, apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka

mampu melakukan upaya-upaya preventif (pencegahan) dan promotif

(peningkatan) kesehatannya, utamanya terkait dengan penyakit yang telah

dialami. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan

“proses belajar” kesehatan di rumah sakit. Artinya semua pengunjung rumah

sakit,baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau

“pembelajaran” dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi atau nasihat-

nasihat dari para petugas rumah sakit, tetapi juga dari apa yang dialami,

didengar, dan dilihat di rumah sakit. Penampilan rumah sakit yang bersih,

nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para petugas rumah sakit,

terutama dokter dan perawat, yang bersih dan rapi, ramah, murah senyum, dan

sebagainya, rumah sakit yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien

tentang kesehatan.

Promosi Kesehatan Rumah Sakit akan mendorong rumah sakit untuk

lebih berorientasi kepada kliennya, yaitu bukan saja pasien (orang sakit),

melainkan juga mereka yang sehat. Di masa mendatang, rumah sakit

diharapkan untuk menjadi Health Promoting Hospital. Sehubungan dengan

hal tersebut maka di rumah sakit diperlukan tenaga PKRS yang mampu

mengelola PKRS dengan baik.

B. TUJUAN PEDOMAN

a) Tujuan Umum

Tercapainya standarisasi pelayanan Unit PKRS di Rumah Sakit Tk.III

07.06.01 R.W. Mongisidi sehingga mampu meningkatkan mutu serta

pelayanan Unit PKRS di Rumah Sakit Tk.III 07.06.01 R.W. Mongisidi.


7
b) Tujuan Khusus :

1. Sebagai acuan bagi pelayanan Unit PKRS di Rumah Sakit Tk.III

07.06.01 R.W. Mongisidi.

2. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih lanjut yang

arahnya disesuaikan dengan tingkat pelayanan Unit PKRS yang telah

dicapai dan proyeksi kebutuhan pelayanan di masa depan.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Ruang lingkup Unit PKRS meliputi Koordinator Bidang Kemitraan, Koordinator

Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Koordinator Bidang Media dan

Sarana.

1. Falsafah Unit PKRS

Filosofi yang melandasi Promosi Kesehatan di Rumah Sakit ialah

setiap individu atau kelompok mempunyai hak dan potensi untuk

menentukan pilihan mengenai hal – hal yang berhubungan dengan

kesehatannya karena sebagaian besar masalah kesehatan muncul akibat

dari perilaku individu atau kelompok itu sendiri. Hal ini ditambah dengan

insting pada individu atau kelompok untuk mempertahankan diri,

merupakan dasar yang kuat untuk melibatkan individu atau kelompok

dalam memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi.

2. Pengertian Unit PKRS

Promosi Kesehatan di rumah sakit adalah upaya rumah sakit untuk

meningkatkan kemampuan pasien, keluarga dan kelompok-kelompok

masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan

8
dan rehabilitasinya, keluarga dan kelompok-kelompok masyarakat dapat

mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah

kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama

mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik

yang berwawasan kesehatan.

3. Tujuan Unit PKRS

Tujuan Promosi Kesehatan di rumah sakit adalah terciptanya

masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien

rumah sakit serta pemeliharaan lingkungan rumah sakit dan

termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan rumah

sakit.

Kriteria pendukung :

1. Ada pedoman PKRS Rumah Sakit Tk.III 07.06.01 R.W. Mongisidi yang

meliputi tujuan, sasaran, program, kebijakan, struktur organisasi, dan

uraian tugas tim PPK.

2. Terdapat cakupan kegiatan tertulis mengenai program PKRS.

3. Pelaksanaan program PKRS dilakukan evaluasi dan tindak lanjut

secara berkala.

4. Kebijakan dan program PPK dievaluasi tiap 6 bulan untuk

disempurnakan.

9
D. BATASAN OPERASIONAL

Batasan operasional Unit PKRS di Rumah Sakit adalah masyarakat di rumah

sakit yang terdiri dari:

1. Masyarakat yang tinggal / berada di sekitar rumah sakit

2. Pengunjung rumah sakit

3. Petugas rumah sakit

4. Pasien :

a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behaviour) : Promosi

kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, dan perilaku (praktik) tentang kesehatan,

khususnya yang terkait dengan masalah atau penyakit yang diderita oleh

pasien yang bersangkutan. Pengetahuan atau pengertian yang perlu diberikan

atau dikembangkan untuk pasien adalah pengetahuan tentang penyakit

yang diderita pasien, mencakup: jenis penyakit, tanda-tanda atau

gejala penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana proses terjadinya

penyakit, bagaimana cara penularan penyakit (bila penyakit tersebut

menular), dan bagaimana cara mencegah penyakit tersebut. Dari segi

perilaku atau praktik yang harus dilakukan atau dianjurkan kepada

pasien adalah tindakan yang harus dilakukan untuk terhindar

ataumencegah penyakit tersebut. Apabila pengetahuan, sikap, dan

perilaku ini dimiliki oleh pasien, maka pengaruhnya, antara lain :

1) Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.

2) Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah

kekambuhan penyakit.
10
3) Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain,

terutama keluarganya.

4) Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepada

orang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien

tersebut.

b. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan (health

seeking behavior).

Pengetahuan, sikap, dan praktik (perilaku) pemanfaatan secara

tepat oleh pasien akan mempercepat proses penyembuhan. Bagi

pasien yang kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita,

kadang-kadang mencari pengobatan yang tidak tepat misalnya ke

dukun atau para-normal, sehingga dapat memperpanjang proses

penyembuhan. Oleh sebab itu, promosi kesehatan terhadap pasien

dengan memberikan pengetahuan yang benar tentang penyakit,

terutama cara penyembuhannya maka pasien akan mencari

penyembuhan dengan tepat.

5. Keluarga pasien

Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan

pasien. Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan

hanya semata-maka karena faktor rumah sakit, tetapi juga faktor

keluarga. Oleh sebab itu, promosi kesehatan bagi keluarga pasien

penting karena dapat :

a) Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien :

11
Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat

dan terapi lain saja, tetapi juga faktor psikologis dari pasien. Lebih-

lebih penyakit tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi,

diabetes mellitus, penyakit jiwa, dan sebagainya, faktor psikososial

sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan psikososial ini,

keluarga sangat penting peranannya. Oleh karena itu, promosi

kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga pasien.

b) Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit: Dengan melakukan

promosi kesehatan kepada keluarga pasien, merekaakan mengetahui dan

mengenal penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya (pasien),

cara penularan, dan cara pencegahannya. Keluarga pasien

tentunya akan berusaha untuk menghindar agar tidak terkena

penyakit atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota

keluarga yang sakit tersebut.

c) Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain:

Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan tentang

penyakit dan cara-cara penularannya, maka keluarga tersebut

diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk

tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada

tetangga atau teman dekatnya.

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Pasal 7 .

12
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang

kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.

Pasal 8.

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan

dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan

diterimanya dari tenaga kesehatan.

Pasal 10.

Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya

memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.

Pasal 11.

Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,

mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tinginya.

Pasal 17.

Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap

informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pasal 18.

Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran

aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.

Pasal 47.

Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan

pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan

secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan

13
Pasal 55.

Pemerintah wajib menetapkan standar mutu pelayanan kesehatan (2)

Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan peraturan Peraturan Pemerintah.

Pasal 62

1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang

dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat

untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan,

penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang

tercapainya hidup sehat, menghindari atau mengurangi risiko,

masalah dan dampak buruk akibat penyakit.

3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin dan menyediakan

fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit.

4) Ketentuan lebih lanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 115

1) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan

2) Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di

wilayahnya.

Pasal 168

1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien

diperlukan informasi kesehatan.

14
2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor.

3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit

Pasal 1.

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Pasal 10, ayat 2

Bangunan Rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang, butir m) ruang

penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah sakit.

Pasal 29.

Setiap Rumah sakit mempunyai kewajiban; butir a)

memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah sakit

kepada masyarakat.

Pasal 32

Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh layanan kesehatan

yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur

operasional.

3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK/II/2010

tentang Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana

hal ini tidak terpisahkan dengan Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi Kesehatan yang


15
dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Classs

Hospital).

4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 659/Menkes/per/VIII/2009

tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital).

16
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

- Sumber daya utama PKRS adalah semua petugas rumah sakit yang

melayani pasien (dokter spesialis dan dokter umum, perawat, bidan, dan

petugas medis lainnya) .

- Tenaga khusus promosi kesehatan .

1. Ketenagaan PPK

Jumlah Jumlah
No Jabatan Kualifikasi Tenaga Tenaga
Tersedia dibutuhkan
1 Ketua PKRS Sarjana Kesehatan 1 1

2 Sekertaris D3 Kesehatan 1 1

Koordinator bidang
3 Sarjana Kesehatan 1 1
Kemitraan
Koordinator bidang
3 Pemberdayaan D3 dan Ners 1 1

Masyarakat
Koordinator bidang
4 D3 Komputer 1 1
Media dan Sarana
Tenaga khusus
promosi kesehatan
5 yang sudah dilatih S1 Kesehatan 1 1

dalam memberi
penyuluhan

17
B. Distribusi ketenagaan

1. Ketua PKRS

Membuat dan mengevaluasi sistem dan pedoman promosi kesehatan di

Rumah Sakit.

2. Sekertaris

Membantu perencanaan,pencatatan dan pelaporan.

3. Koordinator Bidang Kemitraan

Mengidentifikasi mitra kerja dan melakukan kerjasama terkait promosi

kesehatan di Rumah Sakit.

4. Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Memfasilitasi pesien/klien dalam menyediakan konseling/ penyuluhan terkait

dengan masalah kesehatannya.

5. Koordinator Bidang Media dan Sarana

Mengidentifikasi media dan sarana penunjang yang tersedia dan tepat

dalam melaksanakan promosi kesehatan

6. Tenaga khusus promosi kesehatan yang sudah terlatih

Melakukan penyuluhan/ konseling kepada pasien/ klien rumah sakit

18
BAB III

FASILITAS

A. Denah Ruangan

PINTU MASUK LE
MA
RI

LEMARI

Meja
Ketua PKRS

PKRS

B. Standar Fasilitas

Daftar Inventaris ATK (Alat Tulis Kantor)


No Nama Alat Jumlah Keterangan

1 Amplop berlogo 100 buah -

2 Amplop biasa/coklat 3 buah -

Pulpen, Pensil, Tipe X,


3 4 buah -
Spidol, Stabilo, Penggaris

4 Tinta Printer 2 buah -

5 Map 1 pak -

6 Kertas HVS 5 rim -

7 Kertas Paper Art 1 rim -

19
Daftar Inventaris ART (Alat Rumah Tangga)
No Nama Alat Jumlah Keterangan

1 Meja & Kursi 2 set Admission

Daftar Inventaris Fasilitas Kantor


No Nama Alat Jumlah Keterangan

1 Komputer 1 set HP

2 Printer 1 unit Epson

20
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata cara penerimaan pasien/pengunjung yang datang ke Rumkit Tk.III


07.06.01 R.W. Mongisidi dilakukan sesuai aturan yang berlaku. Penerimaan
pasien/pengunjung dilakukan melalui mekanisme alur pelayanan yang efektif, penuh
keramahan dan sopan santun. Dilihat dari jenis pelayanan yang diberikan, maka
berikut tata pelayanan yang dilakukan Bagian humas dan Marketing Rumkit Tk.III
07.06.01 R.W. Mongisidi.

A. Pemberian informasi Pelayanan Rumah Sakit Tk.III 07.06.01 R.W.

Mongisidi

A. Pelayanan 24 Jam

1. Instalasi Gawat Darurat

2. Laboratorium

3. Instalasi Farmasi

4. Instalasi Radiologi

5. Kamar Operasi

6. UTD

7. Ambulance

B. Rawat Jalan

Poliklinik :

☞ Poli Interna

☞ Poli Paru

☞ Poli Anak

☞ Poli Bedah

21
☞ Poli THT

☞ PKBRS

☞ Poli Mata

☞ Poli Gigi dan Mulut

☞ Poli Fisioterapi

☞ Poli Jantung

☞ Poli VCT

B. Pemberian informasi tentang dokter umum dan dokter spesialis

a. Pelayanan oleh Dokter umum terdiri dari 19 orang

b. Pelayanan oleh Dokter gigi terdiri dari 2 orang

c. Pelayanan perawatan dokter spesialis antara lain :

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 6 orang

2. Dokter Spesialis Anak : 5 orang

3. Dokter Spesialis Bedah Umum : 2 orang

4. Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan : 5 orang

5. Dokter Spesialis Paru : 1 orang

7. Dokter Spesialis Syaraf : 1 orang

8. Dokter Spesialis Mata : 2 orang

9. Dokter Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan : 2 orang

10. Dokter Spesialis Gigi dan Mulut : 2 orang

11. Dokter Spesialis Bedah Ortopedi : 1 orang

12. Dokter Spesialis Radiologi: 2 orang

13. Dokter Spesialis Urologi : 2 orang


22
14. Dokter Spesialis anastesi : 2 orang

15. Dokter Spesialis Penyakit jantung dan pembuluh darah : 1 orang

16. Dokter Spesialis KFR : 1 orang

17. Dokter spesialis bedah onkologi : 1 orang

18. Dokter spesialis bedah urologi : 1 orang

Total Jumlah Dokter Spesialis 37 orang. Jumlah dokter spesialis bisa berubah

karena ada yang pindah dll. RS.Tk.III 07.06.01 R.W. Mongisidi mengusahakan

kelengkapan jenis dan jumlah dokter spesialis sesuai kebutuhan untuk melayani

berbagai masalah medis pasien. Dokter Spesialis yang bertugas di RS.Tk.III

07.06.01 R.W. Mongisidi diharuskan telah mempunyai surat izin praktek yang

masih berlaku.

C. Informasi Rawat Jalan

Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Tk.III 07.06.01 R.W. Mongisidi Manado

memberikan pelayanan kesehatan antara lain:

1. Poliklinik Umum.

2. Poliklinik Spesialis, meliputi :

☞ Poli Interna

☞ Poli Paru

☞ Poli Anak

☞ Poli Bedah

☞ Poli THT

☞ PKBRS

☞ Poli Mata
23
☞ Poli Gigi dan Mulut

☞ Poli Fisioterapi

☞ Poli Jantung

☞ Poli VCT

D. Informasi Rawat Inap

Instalasi rawat inap memberikan pelayanan rawat inap antara lain:

- Rawat Inap biasa : untuk perawatan pasien anak dan dewasa yang stabil

dan tidak memerlukan observasi ketat.

- ICU : untuk perawatan pasien kritis ,yang memerlukan observasi ketat.

- Ruang Perinatal : untuk perawatan ibu hamil, bersalin, nifas & bayi

- Kamar bayi fisiologis : untuk perawatan bayi baru lahir di Rumah Sakit.Tk.III

07.06.01 R.W. Mongisidi secara normal atau tindakan dan sehat.

- Kamar bayi patologis : untuk perawatan bayi baru lahir dan neonatus yang

sakit

Rumah Sakit.Tk.III 07.06.01 R.W. Mongisidi menyediakan berbagai jenis kamar

rawat inap sesuai kelas perawatan, kondisi medis dan ekonomi pasien. Total

jumlah tempat tidur rawat inap adalah 185 TT terdiri dari 180 TT (dewasa dan

anak), dan 5 TT kamar bayi. Jumlah tempat tidur sewaktu-waktu bisa berubah

sesuai dengan situasi dan perkembangan rumah sakit seperti perluasan

bangunan dan penambahan ruangan rawat inap.

Pelayanan Rawat inap berada di lantai 1 dan lantai 2 dengan berbagai macam

tipe dan kasus pelayanan seperti Penyakit Dalam, Anak, Kebidanan dan

24
Kandungan, Bedah, Jantung, Saraf, dll sesuai jenis pelayanan spesialisasi yang

ada.

E. Informasi Jadwal Praktek Dokter dan Dokter Spesialis (terlampir)

F. Informasi tentang Penunjang Medis

Penunjang Medis di Rumah Sakit Tk.III 07.06.01 R.W. Mongisidi antara lain:

a. Instalasi Gizi, Laundry, dan Kamar Jenasah.

b. Radiologi (CT Scan, Xray, MRI)

c. USG

d. Laboratorium autoanalizer (Kimia Klinik, Hematologi, Imunoserologi, Analisa

Gas Darah) dan Mikrobiologi.

G. Informasi tentang Tarif Pelayanan RS (terlampir)

H. Asesmen Kebutuhan Pendidikan Pasien Rawat Inap dan Keluarga

1. Pendahuluan

Dalam upaya meningkatkan taraf kesehatannya, setiap pasien

membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik untuk mereka.

Untuk itu perlu dilakukan pengkajian oleh staf rumah sakit untuk

mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan yang diperlukan masing-masing

pasien dan keluarganya.

2. Tujuan

Asesmen yang dilakukan bertujuan untuk :

a. Mengidentifikasi ketrampilan dan pengetahuan yang merupakan

kekuatan dan kelemahan pasien

b. Sebagai dasar dalam membuat perencanaan pendidikan pasien


25
c. Agar semua petugas yang ada di rumah sakit dapat berpartisipasi dalam

proses pendidikan

3. Pelaksanaan

a. Pasien atau keluarga pasien yang datang berobat ke rumah sakit

mengisi form assesment yang telah disediakan.

b. Perawat melakukan pengkajian pasien sesuai kondisi pasien dan ditulis

pada form assesmen rekam medis yang telah disediakan oleh rumah

sakit.

c. Hasil pengkajian dimasukkan ke status rekam medis masing-masing

pasien.

I. Asesmen Kemampuan dan Kemauan Belajar Pasien Rawat Inap dan

Keluarga.

1. Pendahuluan.

Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pasien dan keluarga

dapat menjadi kelebihan maupun kekurangan dalam melakukan edukasi.

Untuk itu perlu didindentifikasi sehingga dapat digunakan dalam melakukan

proses edukasi terhadap pasien dan keluarganya.

Asesmen yang dilakukan meliputi elemen-elemen :

a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.

b. Tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.

c. Motivasi dan emosional pasien.

d. Keterbatasan fisik dan kognitif.

e. Kesediaan menerima informasi.

26
2. Tujuan.

a. Agar dapat dilakukan perencanaan yang baik dalam pemberian edukasi

bagi pasien dan keluarga.

b. Agar edukasi dapat diterima dan dipahami oleh pasien dan keluarga

sesuai dengan situasi dan kondisinya.

3. Pelaksanaan

a. Rumah sakit melakukan asesmen elemen-elemen diatas terhadap

pasien dan keluarganya.

b. Hasil pengkajian tersebut dicatat dan didokumentasikan di dalam rekam

medis pasien.

c. Hasil pengkajian dipergunakan sebagai bahan dalam melakukan

perencanaan edukasi terhadap pasien dan keluarganya.

d. Setiap edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga

didokumentasikan dalam lembar edukasi pasien di rekam medis pasien

J. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan bagi Pasien Rawat Inap

1. Pendahuluan

Untuk peningkatan taraf kesehatan yang berkelanjutan, pasien

membutuhkan tindakan pelayanan selanjutnya sebagai tindak lanjut

pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit. Perlu dilakukan

identifikasi sumber-sumber pendidikan dan penanganan kesehatan lebih

lanjut yang ada di komunitas. Rumah sakit menyampaikan informasi hasil

identifikasi kepada pasien dan keluarganya tentang praktik pencegahan

dan peningkatan kesehatan yang sesuai dengan kondisi pasien maupun

sasaran kesehatan yang hendak dicapai.


27
2. Tujuan

a. Pasien memperoleh pendidikan kesehatan sesuai kondisinya setelah

keluar dari rumah sakit.

b. Peningkatan kesehatan pasien.

3. Pelaksanaan

a. Melakukan identifikasi sumber-sumber pendidikan dan pelatihan

kesehatan dikomunitas.

b. Menyampaikan kepada pasien dan keluarganya tentang sumber-sumber

pendidikan dan pelatihan kesehatan dikomunitas yang dapat

meningkatkan taraf kesehatan pasien.

c. Merujuk pasien kesumber-sumber komunitas untuk peningkatan taraf

kesehatannya.

K. Pendidikan terhadap pelayanan beresiko tinggi pada pasien rawat inap

1. Pendahuluan

Rumah sakit memberikan pendidikan secara rutin kepada pasien yang

berhubungan dengan keamanan dalam pelayanan kesehatan terhadap

pasien bersangkutan. Pelayanan yang diberikan meliputi :

a. Penggunaan obat yang aman dan efektif

b. Potensi interaksi antara obat dengan makanan

c. Pedoman nutrisi

d. Manajemen nyeri

e. Penggunaan peralatan medis yang aman

f. Teknik rehabilitasi

28
2. Tujuan

a. Agar pasien mengerti proses pelayanan kesehatan yang diberikan.

b. Agar pasien memperoleh pelayanan kesehatan yang aman.

3. Pelaksanaan

a. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang keamanan dan

efektifitas penggunaan peralatan medis.

b. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang penggunaan obat

yang aman.

c. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang interaksi obat

dengan makanan.

d. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.

e. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang diet dan nutrisi.

f. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga tentang teknik rehabilitasi.

L. Verifikasi dan menilai pemahaman pasien rawat inap dan keluarga

1. Pendahuluan

Proses pembelajaran berlangsung dengan baik apabila pasien dan

keluarga dapat memahami dengan baik materi pendidikan yang diberikan.

Untuk itu perlu ada interaksi yang baik antara pendidik dengan yang diberi

didikan, dalam hal ini antara tenaga medis dengan pasien dan keluarga.

Interaksi yang baik memerlukan umpan balik dari pasien dan keluarga

untuk menjamin bahwa informasi yang diberikan dapat dimengerti dan

dipahami sehingga bermanfaat dan dapat digunakan.

29
2. Tujuan

a. Staf pendidik dapat memahami kebutuhan didikan yang diperlukan

pasien dan keluarga.

b. Pasien dan keluarga mengerti dan memahami informasi yang

disampaikan staf medis.

3. Pelaksanaan

a. Staf pendidik memberikan pembelajaran pasien dan keluarga dengan

materi yang mudah dipahami.

b. Staf pendidik memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk

berinteraksi dalam proses pembelajaran sebagai umpan balik untuk

menjamin informasi dipahami.

c. Staf pendidik melakukan verifikasi hasil pembelajaran bahwa materi

yang diberikan telah dipahami pasien dan keluarga.

M. Kolaborasi dalam memberikan Pendidikan

1. Pendahuluan

Dalam memberi pendidikan kepada pasien dan keluarga, diperlukan proses

pembelajaran yang efektif. Apabila dibutuhkan beberapa tenaga kesehatan

dalam memberikan didikan, maka proses pembelajaran dapat dilakukan

beberapa tenaga kesehatan secara berkolaborasi.

2. Tujuan

a. Pasien dan keluarga mendapat didikan yang sesuai dengan yang

dibutuhkan secara efektif.

b. Tim PPK dapat melakukan proses pembelajaran secara kolaboratif.

30
3. Pelaksanaan

a. Tim PPK berkolaborasi dalam memberikan pendidikan pasien dan

keluarga apabila diperlukan.

b. Tim PPK memberikan pendidikan pasien dan keluarga dengan waktu

yang cukup dan cara komunikasi yang mudah dipaham

BAB V
LOGISTIK

Unit PKRS mengajukan kepada pimpinan kebutuhan rutin yang disesuaikan

dengan kebutuhan antara lain ATK, AR, Fasilitas kantor dan lain-lain.

NO JENIS BARANG

I. Alat Tulis Kantor

Papan struktur organisasi Tipe X

Amplop biasa/coklat Lem

Pulpen, Pensil, Tipe X, Gunting

Spidol, Stabilo, Penggaris

31
Tinta Printer Hekter

Map Paper Clip/Binder Clip

Kertas HVS Buku Tulis

Kalkulator Penggaris

NO JENIS BARANG

II. Alat Rumah Tangga

Lemari Kursi kerja

Formulir Edukasi Meja kantor

NO JENIS BARANG

III. Fasilitas

Komputer

Printer

32
BAB VI
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit yang

telah dikembangkan dan dapat menjadi acuan dalam penyusunan instrumen

Akreditasi Rumah Sakit yang berhubungan dengan promosi kesehatan.

Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya

pemberdayaan, baik terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadap

klien sehat. Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil,

jika didukung oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan

terhadap mereka yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan

advokasi dilakukan terhadap mereka yang dapat mendukung/membantu rumah sakit

dari segi kebijakan (peraturan perundang-undangan) dan sumber daya, dalam

rangka memberdayakan klien/pasien.

33
1

Anda mungkin juga menyukai