Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MIKROBIOLOGI ( MEDIA KULTIVASI )

Oleh:
Kelompok

Anggun Lestari (1315041011 )


Gracelia Irmalinda (1315041025 )
Rini Martina (1315041046 )
Fransiska Pratiwi (1345041001 )
Hilda Lestari (1345041003 )

Mata Kuliah : Mikrobiologi


Dosen : Panca Nugrahini F. N., S.T., M. T.,

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Lampung
Bandarlampung
2014

Page | 1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmatnya lah penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi
yang berisikan banyak informasi tentang Media Kultivasi dalam bentuk makalah dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan sebagai bahan
pertimbangan nilai bertujuan untuk dapat lebih memahami dan mendalami mengenai Media
Kultivasi.
Dalam proses pembuatan dan penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan dan juga bimbingan. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini,
khususnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Ibu Panca Nugrahini F. N., S.T., M. T., selaku Dosen Mikrobiologi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan,
pengarahan, dan dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada
penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan
makalah ini.
4. Rekan-rekan dan teman-teman di Teknik Kimia Universitas Lampung terima
kasih atas bantuan, dorongan, dan kebersamaan kalian.

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, penulis juga menyadari bahwa
dalam pembuatan dan penyusunan, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun demi adanya perbaikan di masa yang akan datang.
Tentunya banyak hal-hal yang ingin penulis berikan kepada masyarakat dari hasil
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang luas bagi
para pembaca.

Bandar Lampung, 2 Desember


2014

Penulis

Page | 2
DAFTAR ISI

Judul .................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................... iii

Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 5


1.3 Tujuan .................................................................. 5

1.4 Manfaat .................................................................. 5

Bab 2 : Pembahasan dan Isi


2.1 Pengertian .......................................... 6
2.2 Bahan-bahan media kultivasi .......................................... 7
2.3 Macam-macam media kultivasi ......................................... 8
2.4 Sterilisasi .......................................... 10

Bab 3 : Metode Penelitian


3.1 Bahan dan alat ........................................................... 11
3.2 Metode ........................................................... 11
3.3 Proses pembuatan media kultivasi ................................. 12
3.4 Pembuatan media umum ........................................................... 12

Bab 4 : Hasil dan pembahasan


4.1 Hasil .................................................................................. 13
4.2 Analisis ............................................................................ 13
4.3 Pembahasan ................................................................ 14

Bab 5 : Penutup
5.1 Kesimpulan ................................................................ . 16
5.2 Saran .............................................................................. 16

Daftar Pustaka ....................................................... 17

BAB 1
Page | 3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat
dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad
renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil
(Kusnadi,dkk,2003). Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi
kehidupan manusia.
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya
melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik
yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Nutrien dan vitamin dalam media kultivasi berfungsi untuk membentuk substansi
yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan vitamin berbeda-beda
pada masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang
berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun semua mikroorganisme membutuhkan
vitamin dalam proses metabolismenya, namun beberapa jenis mikroorganisme mampu
mensintesis kebutuhan vitaminnya sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium
(Hadioetomo, 1986).
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media kultivasi untuk menjadi tempat
tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam organik,
sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan media ini dapat
pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya
(Soeryowinoto, 1985).
Media berfungsi untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,
menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada media itu sendiri (Fuad, 2011).
Media juga berperan sebagai wadah atau tempat zat hara yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Umumnya, media pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai
sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur
lainnya. Variasi dalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media yang
banyak macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu dalam laporan ini akan membahas lebih
lanjut kebutuhan dasar mikroorganisme, macam-macam media pertumbuhan, dan prosedur
umum pembuatan media pertumbuhan guna menunjang kegiatan pembelajaran mikrobiologi.

1.2 Rumusan Masalah


Page | 4
- Apakah yang dimaksud media kultivasi?
- Apa sajakah macam-macam media kultivasi itu?
- Bagaimana cara pembuatan media kultivasi itu?

1.3 Tujuan

- Mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam


media pertumbuhan
- Mengetahui macam-macam media pertumbuhan
- Mempelajari prosedur umum pembuatan media pertumbuhan

1.4 Manfaat

- Dapat mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi


dalam media kultivasi
- Dapat mengetahui macam-macam media kultivasi
- Dapat mempelajari dan melakukan prosedur umum pembuatan media
kultivasi

BAB 2
Page | 5
PEMBAHASAN DAN ISI

2.1 Pengertian dan Fungsi Media Kultivasi

Media kultivasi mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolat mikroorganisme
menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat
dkk: 2006). Menurut Unus Surawiria (1986) media adalah susunan bahan baik bahn alami
(seperti tauge, kentang, daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan
(berbentuk senyawa kimia, organik ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.
Medium penumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang selanjutnya
digunakan untuk membiakkan mikrobia. Nutrient dapat diartikan sebagai bahan-bahan
organik dan atau bahan anorganik yang berfungsi sebagai sumber energi atau penerima
elektron bagi organisme (Suriawiria: 1986)

Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media diperlukan
persyaratan tertentu yakni bahwa:
a. Di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
b. Media harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba
c. Media harus dalam keadaan steril.

Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :

1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat nutrisi
2. Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang
menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3. Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan
selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang
atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001).

2.2 Bahan-Bahan Media Kultivasi

Page | 6
Medium yang paling banyak digunakan dalam pembiakan mikroba adalah kaldu cair
dan kaldu agar. Menurut Kusnadi dkk (2003) bahan-bahan media pertumbuhan mikrobia
meliputi:
A. Bahan dasar

1. Air (H2O) sebagai pelarut


2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh
mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer
asam amino yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis
mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga
sebagai pemadat media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat.

B. Nutrisi atau zat makanan

Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu
berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Phospor
(P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon
organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.

C. Bahan tambahan

Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan


tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan
pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.

Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:

1. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali
digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air
dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar,
terutama pada pH yang asam.
2. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah,
susu, casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya
dan bagaimana cara memperolehnya.
3. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan
daging sapi.
4. Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol. Yeast
extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B kompleks).

Page | 7
5. Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan
gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa,
fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol, dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan untuk
analisis fermentasi adalah 0,5-1%.

2.3 Macam-Macam Media Kultivasi

Menurut Jawet dkk (1996) media kultivasi mikrobia meliputi:


A. Medium berdasarkan sifat fisiknya dibagi menjadi :

1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
media menjadi padat.
2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan
tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media, tetapi
tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang
tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk
cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini
dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi
anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat, tetapi bakteri ini juga
diharuskan tumbuh merata di seluruh media.
3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), dan LB (Lactose Broth).

B. Medium berdasarkan komposisi

1. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
2. Medium semisintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara
pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan
ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, secara detail tidak dapat mengetahui
tentang komposisi senyawa penyusunnya.
3. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract.

C. Medium berdasarkan tujuan

1. Media untuk isolasi


Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba,
misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.

2. Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga
media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria
Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten
antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang
Page | 8
ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap
garam.

3. Media diperkaya (enrichment)


Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, dan
kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri
yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk
berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood
Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dan lain-lain.

4. Media untuk peremajaan kultur


Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.

5. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik


Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu
mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji
kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.

6. Media untuk karakterisasi bakteri


Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba.
Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya
perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.

7. Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar
karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA
(Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk,
warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.

D. Medium TA dan TC

Medium (Taoge Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi


alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa
kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar yang
memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat
ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan
jamur serta memiliki warna cream. Medium TA terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai
sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar
sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan
medium dan sumber O2. Medium TA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan
kapang). Medium TA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid
medium). Berdasarkan fungsinya, TA termasuk medium penguji (assay medium), karena
dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino, dan lain-lain. Melalui medium
ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.
Medium TC (Taoge Cair) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi
alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa
kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium cair karena mengandung agar
konsistensi cair; berdasarkan kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi
Page | 9
oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur
serta memiliki warna cream. Medium TC terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber
energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai
bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan
sumber O2. Medium TC digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme dalam
jumlah besar.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium TA dan TC, antara lain:

1. Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi
vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
2. Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi
bagi mikroba.
3. Agar, sebagai bahan pemadat medium. (TC tidak memakai agar)
4. Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Pada akhir percobaan sebelum digunakan untuk menumbuhkan mikroba medium
harus disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 2 atmosfer dengan
tujuan agar medium tersebut bebas dari pengaruh mikroba yang ada di udara luar.

2.4 Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada sehingga
jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang
biak. (Fardiaz,1992). Steril akan didapatkan melalui sterilisasi, dilakukan dengan:
a. Sterilisasi fisik, yakni senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai
akibat perubahan temperatur tinggi. Cara sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan udara
panas (oven) dengan temperatur 170-1800C selama 2 jam. Cara ini digunakan untuk
mensterilkan peralatan gelas. Cara sterilisasi dengan uap air panas dan tekanan tinggi dengan
autoklaf yang memiliki temperatur uap 1210C dengan tekanan 15 psi.
b. Sterilisasi kimia, yakni sterilisai dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol, larutan
formalin, larutan AMC (campuran asam klorida dengan garam Hg). Dengan larutan-larutan
dan desinfektan tersebut mikroba dapat dimatikan karena tekanan osmotik dan dehidrasi
protein pada substrat.
c. Sterilisasi mekanik, yakni sterilisasi dengan melakukan penyaringan mikroba dengan cara
filter khusus, misalnya filter Berkefeld, filter Chamberland, dan filter Seitz. Jenis filter yang
diguankan bergantung pada tujuan penyaringandan benda yang akan disaring. (Surawiria:
1986)

Page | 10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan:
· Agar batangan 15 g
· Gula 240 g
· Taoge 1 kg
· Aquades 4 L

2. Alat :
· Cawan Petri 115 buah
· Tabung Reaksi 158 buah
· Gelas ukur 2 buah
· Erlenmeyer volume 100 ml 9 buah
· Erlenmeyer volume 250 ml 18 buah
· Oven 1 buah
· Autoklaf 1 buah
· Tali kasur Sesuai kebutuhan

3.2 Metode

Proses Sterilisasi Alat dan Bahan

a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


b. Dalam satu kelas yang mengikuti praktikum dibagi dalam beberapa kelompok untuk
mempercepat dalam proses praktikum. Tugas tersebut diantaranya :

· Kelompok yang bertugas mencuci dan mengeringkan alat-alat gelas seperti tabung reaksi,
labu Erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker dan cawan petri
· Kelompok yang bertugas membungkus alat (cawan petri) yang akan disterilisasi,
cawan petri yang selesai dibungkus kemudian dijadikan satu dengan cara diikat
menggunakan tali kasur.
· Kelompok yang bertugas membuat kapas penyumbat dengan ketentuan kapas penyumbat
tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar. Setelah itu kapas penyumbat disumbatkan
ke dalam mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer.
· Kelompok yang bertugas membuat media baik media taoge cair maupun taoge agar.
· Kelompok yang bertugas menuangkan media baik taoge cair maupun taoge agar ke dalam
tabung reaksi dan labu Erlenmeyer, serta menuangkan akuades ke dalam tabung reaksi,
setelah itu menutupnya kembali dengan kapas penyumbat.
· Kelompok yang bertugas menutup mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer dengan
alumunium foil sebelum disterilisasi.
· Kelompok yang bertugas membungkus tabung reaksi yang berisi media, tabung reaksi
dijadikan satu kemudian diikat dan dibungkus. Dalam membungkus tabung reaksi yang berisi
media harus berhati-hati, media tidak boleh menyentuh kapas penyumbat supaya tidak terjadi
kontaminasi.

Page | 11
· Kelompok yang bertugas mensterilisasi alat dan media, yaitu dengan cara memasukkan alat
gelas (cawan Petri) ke dalam oven dan memasukkan alat gelas (tabung reaksi dan labu
Erlenmeyer) yang berisi media ke dalam autoklaf.
Dengan ketentuan kelompok-kelompok tersebut dapat saling membantu dengan
kelompok yang lain.

c. Setelah proses sterilisasi selesai, semua kelompok menata dan menyimpan alat
alat dan media dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi.

d. Membersihkan meja-meja laboratorium.

Proses Pembuatan Media kultivasi

Pembuatan media pertumbuhan diawali dengan mensterilisasi semua peralatan yang


akan digunakan sebagai wadah media. Hal yang harus dilakukan adalah membersihkan
semua alat-alat dengan sabun hingga bersih, kemudian membilas dengan
menggunakan akuades. Selanjutnya, kita harus mensterilkan semua peralatan tersebut dengan
cara memasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 1600C.

Pembuatan Media Umum ( Taoge Agar dan Tauge Cair )

a. Membersihkan dan menimbang taoge sebanyak 1 kg.


b. Memasak taoge dengan menambahkan 4 liter akuades. Kemudian setelah
mendidih, membiarkannya selama 20 menit.
c. Menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan kain
dan menutup dengan kapas pada bagian atas sehingga diperoleh filtrat sebesar 4 liter.
d. Menambahkan 240 gram gula ke dalam filtrat dan melakukan pemanasan sampai gula
larut sempurna.
e. Kemudian membagi hasil filtrat menjadi dua bagian yaitu bagian yang pertama sebanyak 3,9
liter untuk media tauge agar (TA) dan bagian yang kedua sebanyak 100 ml media tauge cair
(TC).
f. Untuk pembuatan media Tauge Cair (TC), kita harus memasak 100 ml filtrat + 240 g gula
hingga mendidih dengan mempertahankan volume hasil filtrat tersebut hingga 100 ml.
g. Untuk pembuatan media Tauge Agar (TA), kita harus memasak 3,9 liter filtrat + 240 g gula
hingga mendidih dan menambahkan 52,5 g agar dengan mempertahankan volume hasil
filtrat tersebut hingga 3,9 liter.
h. Memasukkan media tersebut ke dalam 9 tabung reaksi dan mengisi setiap tabung dengan 9
ml media tauge cair (TC)
i. Memasukkan media yang telah siap ke dalam tiap tabung reaksi 5 ml dengan jumlah total 86
buah , 150 ml erlenmeyer vol 250 ml dengan jumlah total 9 buah, 100 ml erlenmeyer vol 250
ml dengan jumlah total 9 buah dan 40 ml erlenmeyer vol 100 ml.
j. Menyumbat mulut tabung reaksi dan Erlenmeyer dengan sumbat kapas, kemudian
menutupnya dengan aluminium foil lalu membungkus dengan kertas, memasukkan ke dalam
plastik tahan panas dan mengikat dengan tali kasur.
k. Mensterilisasi media tersebut dengn autoklaf selama 15 menit pada suhu 1210C dengan
tekanan 1 ATP.

Page | 12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
· Tabel Pengamatan Pembuatan Media
MEDIA CARA MEMBUAT KEGUNAAN
Medium Tauge · 3,9 liter filtrat dari ekstrak Media Tauge Cair 4.
Cair (TC) tauge yang ditambahkan 750 gr digunakan untuk
gula pasir pertumbuhan bakteri, ragi,
· Filtrat dimasukkan ke dalam dan mikroalga, serta
tabung reaksi atau erlenmeyer digunakan untuk seperti
kemudian disumbat dengan kapas isolasi dan enumerasi
dan dibungkus dengan
alumunium foil dan diikat
· Media disterilisasi dengan
autoklaf selama 15 menit pada
suhu 121ᵒ C dengan tekanan 1
atm.
Media Tauge · 0,1 liter filtrat dari ekstrak Media Tauge Agar
Agar (TA) tauge yang ditambahkan 750 gr digunakan untuk
gula pasir dimasak kemudian
ditambahkan agar sebanyak gram
· Filtrat dimasukkan ke dalam
tabung reaksi atau Erlenmeyer,
kemudian media dimiringkan
dengan volume 56 ml, kemudian
disumbat dengan kapas dan
dibungkus dengan alumunium foil
dan diikat
· Media disterilisasi dengan
autoklaf selama 15 menit pada
suhu 121ᵒ C dengan tekanan 1
atm.

4.2 Analisis

Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Bahan-


bahan yang akan disterilisasi seperti erlenmayer, tabung reaksi, cawan petri, dan botol saos
harus dicuci bersih, kemudian dikeringkan dengan lap. Cawan petri kemudian dibungkus
dengan kertas, untuk disterilisasi kering menggunakan oven selama 2 jam dengan suhu 160
˚C, sedangkan erlenmayer, tabung reaksi, dan botol saos akan disterilisasi menggunakan
autoklaf. Tahapan selanjutnya yaitu mengisi 28 botol tabung reaksi dengan @ 9 ml, 8 botol
saos diisi dengan akuades sampai batas pangkal leher botol. Alat-alat yang telah diisi aqudes,
disumbat menggunakan kapas, ditutup dengan almunium foil, lalu diikat dengan tali kasur.
Pada tahapan selanjutnya yaitu membuat media, yang terdiri dari taoge cair (TC)dan
taoge agar (TA) yaitu dengan menyiapkan taoge sebanyak 750 gram, yang dimasak dalam 4
liter air, setelah mendidih ekstrak yang diperoleh kemudian disaring dan menambahkan gula
ke dalam filtrat sebanyak 180 gram dan dimasak sampai mendidih. Terjadinya proses
pemanasan maka akan menyebabkan air menguap, sehingga volume taoge tidak lagi menjadi
4 liter, oleh karena itu perlu ditambahkan akuades agar volumenya tetap 4 liter. Taoge yang
Page | 13
telah bercampur dengan gula diambil sekitar 3,9 liter dan diletakan ke dalam 4 tabung reaksi
yang masing-masing volumenya 9 ml. TC yang masih sisa ditempatkan pada botol kosong.
Sisa filtrat taoge (0,1 liter ) ditambahkan agar sebanyak 45 gram serta akuades hingga
volumenya menjadi 3 liter. Taoge agar yang telah siap selanjutnya dimasukan kedalam 40
buah tabung reaksi (@ 5ml), 4 buah erlenmeyer volume 250 (@ 150 ml), 4 buah erlenmayer
volume 250 (@ 100 ml), dan 4 buah erlenmeyer volume100 (@ 40 ml), sisa TA dapat
diletakan pada botol-botol kosong. Erlenmayer dan tabung reaksi ditutup dengan sumbat,
dilapisi almunium dan diikat dengan tali kasir, baru kemudian dibungkus dengan kertas
Alat-alat yang telah diisi dengan TA, TC, dan akuades sekarang siap untuk
disterilisasi dnegan autoklaf. Terlebih dahulu mengisi air sampai batas sarangan, kemudian
bagian atas sarangan ditutup dengan kain. Alat –alat ditata sedemikian rupa. Tahap
selanjutnya menutup autoklaf secara diagonal, menghubungkannya dengan sumber listrik,
membuka sedikit klep uap, mengatur timer dan menekan tombol on. Sekitar 1,5-2 jam
tekanan akan naik menjadi 1 atm, pada saat itulah klep uap ditutup dan menunggu hingga
terdengar bunyi alarm, pertanda sterilisasi telah selesai.
Media yang telah disterilisasi dipisahkan antara TA dan TC, media TA dilepaskan
dari pembungkusnya kemudian meletakkan papan kayu untuk membuat media menjadi
miring, dimana terlebih dahulu disemprotkan alkohol pada sekeliling tempat yang akan
ditempati untuk membuat media agar miring. Setelah semua media dingin / suhu pada media
tidak lagi panas, semua media baik yang diletakan di erlenmayer, botol, maupun tabung
reaksi dibungkus dengan plastik. Media TC disimpan dalam kulkas listrik, sedangkan media
lainnya (erlemnmayer, botol saos, tabung reaksi berisi TA) disimpan di dalam kulkas surya.
Dalam pratikum pembuatan media, media yang dibuat adalah taoge cair (TC) dan
taoge agar (TA). Dalam pembuatan taoge cair tidak ditambahkan zat padat seperti agar,
karena media cair digunakan untuk pertumbuhan bakteri, ragi, dan mikroalga. Penggunaan
media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba tetapi juga dapat
digunakan untuk tujuan lain seperti isolasi dan enumerasi. Semua senyawa dan indikator
yang ditambahkan ke dalam susunan media, meampunyai fungsi tertentu sesuai dengan sifat
pertumbuhan mikroba. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini
karena dalam taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang
dibutuhkan oleh bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan pospat. Unsur Nitrogen diperlukan
untuk mensisntesis asam amino, nukleotida, dan vitamin.

4.3 Pembahasan
Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang
terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan
memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Pada dasarnya sesuatu larutan biak sekurang-
kurangnya harus memenuhi syarat-syarat berikut. Di dalamnya harus tersedia semua unsur
yang ikut serta pada pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa yang dapat
dioloah (Schlegel, 1994).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan sifat fisik yaitu medium padat,
medium setengah padat dan cair. Media padat yaitu media yang mengandung agar 15 %
sehingga setengah dingin media menjadi pada. Medium setengah padat adalah media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair.
Medium cair adalah media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah Nutrient Broth
dan Lactose Broth. Digunakan sterilisasi kering menggunakan oven untuk mensterilisasi alat
seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri. Dan sterilisasi basah menggunakan
autoclaf untuk sterilisasi bahan yang sudah ada isinya. Pada pembuatan media taoge agar
digunakan agar media dari taoge cair yang dibuat menjadi padat.

Page | 14
Media yang digunakan untuk keperluan mikrobiologi harus dalam keadaan steril,
artinya di dalam bahan tersebut tidak didapatkan pertumbuhan mikroba yang tidak
diharapkan baik di dalam bentuk spora atu bentuk lainnya. Keadaan ini mempunyai maksud
dan tujuan agar jika bahan tersebut dipergunakan, maka hanya mikroba yang dimaksud yang
akan tumbuh berkembang. Tujuan kedua ialah untuk meminimalkan kemungkinan besar
pertumbuhan mikroba yang lain, yang akan menghambat atau mematikan mikroba yang kita
tumbuhkan. Susunan media pada mikroba harus memiliki kandungan air, nitrogen, sumber
energi atau unsur C, dan faktor pertumbuhan, agar bakteri dapat tumbuh dengan baik.
Susunan bahan baik bahan alami atau bahan buatan yang digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan mikroba haruslah terkandung semua unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba, harus mempunyai tekanan
osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba.
Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat
untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada pembuatan media
untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak
protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri (Stanier,
2001). Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai
sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk
media pertumbuhan mikroba.
Dalam pratikum pembuatan media kali ini, media yang dibuat adalah taoge cair (TC)
dan taoge agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge cair tidak
ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri, ragi, dan
mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini karena dalam
taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang dibutuhkan oleh
bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan phospat.

Page | 15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mikroorganisme hidup dan berkembang memerlukan kebutuhan dasar seperti air,


senyawa-senyawa sumber energi (karbon dan nitrogen), mineral, faktor tumbuh, dan kondisi
lingkungan yang sesuai (pH, suhu, dan tekanan osmose). Nutrien dan vitamin
dalam pembiakan berfungsi membentuk substansi yang mengaktivasi enzim khususnya pada
media. Kebutuhan akan nutrisi dan vitamin masing-masing mikroorganisme berbeda-beda,
oleh sebab itulah memerlukan media yang berbeda pula sebagai tempat biak atau tempat
tumbuhnya. Pada dasarnya media pertumbuhan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok
besar yaitu berdasarkan komposisi bahan media, berdasarkan konsistensinya dan berdasarkan
fungsinya dan didalam ketiganya terdapat karakteristik yang berbeda-beda.
Praktikum pembuatan media kali ini menggunakan media Taoge Cair (TC) dan
Taoge Agar (TA). Perbedaan antara kedua media ini adalah pada media taoge cair tidak
ditambahkan agar karena media ini digunakan sebagai pertumbuhan bakteri, ragi, dan
mikroalga. Pemilihan taoge sebagai bahan pembuat media dalam pratikum ini karena dalam
taoge tersimpan nutrisi protein yang mengandung beberapa senyawa yang dibutuhkan oleh
bakteri, seperti nitrogen, karbon, dan pospat. Pembuatan TA pun memiliki kekhasan
tersendiri yaitu harus terlebih dahulu dimiringkan untuk mendapatkan media pertumbuhan
yang miring sehingga memudahkan ketika penanaman mikroba (mikroba dapat menempel
secara sempurna).

B. Saran
Pembuatan media pertumbuhan ini memerlukan waktu yang lama, dibutuhkan
kesabaran ketika menunggu pensterilisasian dan juga ketelitian penuh agar tidak terdapat
mikroba yang tidak diinginkan menempel pada alat maupun media pertumbuhan. Bahan
Pembuatan media ini sebaiknya dilakukan di luar jam praktikum karena proses yang lama itu
tadi, sehingga dapat menghemat waktu. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang telah tertulis dalam panduan, jika akan mambuat lebih harus dikalikan
kelipatannya untuk semua bahan. Pada saat penambahan akuades ke dalam filtrat yang telah
ditambahkan gula, penambahannya harus diperhatikan (tidak boleh kurang dari ketentuan).

Page | 16
DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.


Soeryowinoto, M. 1985. Budidaya Kepalasari dan Aspek-aspek yang Menyangkutnya. Pusat
Antar-Universitas (PAU), Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Fuad, fathir.201. MediaPertumbuhan
Mikroba. (online) http://fuadfathir.multiply.com/journal/item/2 diakses pada 22 Februari
2013.
Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.
Jawet, Melnik dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Kusnadi, Peristiwati dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA: Universitas Pendidikan Indonesia.
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi,
3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
dalam http://anyleite.wordpress.com/2013/02/12/medium-dan-cara-pembuatan-
medium/ diakses tanggal 21 Februari 2013
Suriawiria, Unus. 1986. Mikrobiologi. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka
Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press
http://bebebiologi.blogspot.com/2013/05/laporan-pembuatan-media-mikrobiologi.html

Page | 17

Anda mungkin juga menyukai