JAMINAN MUTU
PENGELOLAAN HIDROLOGI
Tahun 2007
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
BAB VI PENUTUP
i
BAB I
PENDAHULUAN
Ketersediaan data dan informasi hidrologi yang memadai, akurat, tepat waktu dan
berkesinambungan sudah menjadi tuntutan mendesak untuk dapat segera diwujudkan,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sumber Daya Air No. 7 Tahun 2004.
Namun kenyataannya hingga saat ini kualitas data hidrologi yang ada, dapat dikatakan secara
umum masih rendah. Sehingga untuk mewujudkan cita-cita tersebut harus didukung usaha
pengelolaan hidrologi yang lebih professional mulai dari tingkat Pusat hingga Daerah.
Kegiatan hidrologi di Indonesia saat ini dikelola oleh 13 (tiga belas) lembaga, baik Pemerintah,
swasta dan perguruan tinggi. Lembaga tersebut antara lain adalah Departemen Pekerjaan
Umum, Badan Meteorologi dan Geofisika, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Pemda Propinsi dan Kab./Kota, LIPI, BPPT,
Bakosurtanal, TNI, Batan, Perguruan Tinggi dan Masyarakat Hidrologi Indonesia. Banyak
keterlibatan lembaga tersebut dengan berbagai kepentingan masing-masing menyebabkan
pengelolan hidrologi di Indonesia menjadi tidak efisien dan kurang terkoordinasi secara baik.
Berdasarkan hasil pemantauan, banyak ditemui lokasi pos disuatu tempat yang sangat rapat dan
dimiliki oleh beberapa lembaga. Hal ini menjadi salah satu bukti, bahwa pengelolaan hidrologi
yang dilakukan saat ini belum terkoordinasi dengan baik, yang akan berdampak pada
pengeluaran anggaran Negara untuk pengelolaan hidrologi menjadi tidak efisien, karena
beberapa lembaga melakukan kegiatan yang serupa.
Berdasarkan data yang ada sampai dengan saat ini, kondisi pos / alat hidrologi yang ada/
terpasang sangat memprihatinkan, hampir 60% pos / alat hidrologi yang ada telah mengalami
kerusakan atau hilang serta sangat tergantung pada produksi luar negeri. Selain permasalahan
tersebut, yang tidak kalah penting untuk mendapatkan perhatian adalah kondisi SDM para
pengelola hidrologi, yang relatif sedikit dari sisi jumlah maupun kompetensinya, sarana prasarana
penunjang serta ketersediaan dana Operasi dan Pemeliharaan yang sangat terbatas sehingga
akan berdampak secara langsung pada mutu dan kesinambungan data hidrologi yang dihasilkan.
1
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Terwujudnya pedoman dalam pengelolaan hidrologi yang memenuhi standar mutu sehingga
dapat diperoleh data yang memadai, akurat dan mudah diakses, lebih optimal dalam
pemanfaatan waktu dan sumberdaya, lebih jelas wewenang dan tanggung jawab serta
terjaminnya komunikasi antar pengelola yang lebih jelas dan baik.
1.2.2. Tujuan
Tersedianya data hidrologi yang memadai, akurat, tepat waktu, berkesinambungan dan dikelola
dengan efektif dan efisien serta dapat dipercaya dalam pengelolaan sumber daya air, baik secara
nasional maupun internasional.
2
BAB II
KETENTUAN UMUM
2.2. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
a. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
Presiden beserta para menteri.
c. Komitmen mutu adalah suatu tekad yang diprakarsai dan digalang oleh pimpinan unit kerja
beserta seluruh jajarannya untuk melaksanakan kebijakan mutu secara konsisten dan
berkelanjutan dalam rangka mewujudkan mutu dan kepuasan pelanggan.
3
d. Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi dan terdokumentasi dari pimpinan unit kerja yang
menegaskan komitmen mutu dan menetapkan arah serta tujuan unit kerja tersebut dalam
rangka merealisasikan komitmen mutu dan sasaran yang telah ditetapkan.
f. Pelanggan adalah proses berikutnya yang menerima atau menggunakan jasa atau produk
dari proses sebelumnya.
h. Pengendalian Proses adalah upaya menjaga agar suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan
tetap berada pada tujuan yang telah ditetapkan serta berada dalam batas toleransi
persyaratan atau criteria yang telah ditetapkan dan melakukan tindakan koreksi bila terjadi
penyimpangan.
i. Proses adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang merubah masukan (input)
menjadi keluaran (output).
j. Prosedur Mutu adalah dokumen yang merupakan bagian dari Sistem Manajemen Mutu yang
isinya menjelaskan mekanisme tentang bagaimana suatu proses atau kegiatan yang
melibatkan lebih dari satu bagian, dilaksanakan secara terkendali dan konsisten dalam upaya
mencapai tujuan yang direncanakan.
k. Instruksi Kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci, spesifik dan
bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh petugas sebagai acuan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan yang spesifik untuk dapat mencapai hasil kerja yang sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan.
l. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di
darat.
m. Hidrologi adalah hal-hal yang berhubungan dengan air di bumi, yang terkait dengan
terjadinya, peredarannya, sifat-sifat kimia, fisika dan interaksinya dengan lingkungan.
n. Klimatologi adalah hal-hal yang terkait tentang fenomena iklim pada suatu tempat atau
wilayah.
p. Hidrologi air hujan (hidrometeorologi) adalah semua aspek pengelolaan yang berkaitan
dengan air hujan yang terdapat di atmosfer dan interaksinya dengan air permukaan.
4
q. Hidrologi air permukaan (hidrologi) adalah semua aspek pengelolaan yang berkaitan
dengan air yang terdapat pada dan/atau mengalir dipermukaan tanah dan interaksinya
dengan air hujan dan air tanah.
r. Hidrologi air tanah (hidrogeologi) adalah semua aspek pengelolaan yang berkaitan dengan
air yang berada di bawah permukaan tanah pada lajur / zona jenuh dan interaksinya dengan
air permukaan.
s. Pos pengamatan adalah suatu tempat/lokasi yang ditetapkan melalui tahapan survei dan
perencanaan jaringan hidrologi yang difungsikan sebagai pemantau kareteristik hidrologi.
t. Stasiun pengamatan adalah pos atau kumpulan dari beberapa pos pengamatan yang terdiri
dari peralatan pemantau karakteristik hidrologi yang lebih dari satu jenis.
5
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA
3.1. Kualifikasi
a. Penjaga Pos
Syarat untuk menjadi penjaga adalah sehat jasmani rohani, mempunyai pekerjaan lain,
minimal dapat baca-tulis, tempat tinggal dekat pos serta mempunyai dedikasi tinggi. Usia
berkisar antara 35 – 60 tahun, apabila mungkin dapat dibuktikan dengan surat kelahiran.
b. Kehadiran
Kehadiran penjaga pos dalam melakukan penjagaan pos dan pencatatan akan dievaluasi
berdasarkan hasil analisa rekaman kehadiran melalui alat check clock.
6
3.1.6. Pengirim Data
Berpendidikan minimal setara SLTA / SMK (elektronika), sehat jasmani rohani dan memiliki
keahlian dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi.
b. Pemutusan Kerja
Pemutusan kesepakatan kerja dapat dilakukan secara sepihak oleh pemberi tugas untuk
beberapa kondisi sebagai berikut:
- Petugas tidak melaksanakan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
- Kondisi kesehatan petugas secara fisik dan mental tidak mampu melaksanakan instruksi
kerja.
- Pos dan peralatan sudah tidak difungsikan lagi.
Tata cara pemutusan kesepakatan kerja mengikuti peraturan perundang-undangan.
7
BAB IV
KEGIATAN PENGELOLAAN HIDROLOGI
Perencanaan jaringan pos hidrologi mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan atau
World Meteorological Organization (WMO) dengan memperhatikan kriteria desain jaringan
terpadu (integrated network design) dalam suatu DAS atau WS.
Rasionalisasi jaringan pengamatan pos hidrologi dapat dilakukan setelah melalui tahap evaluasi
agar dicapai jaringan hidrologi yang memadai.
9
b. SNI No. 03-2819 -1992 untuk pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan alat ukur
tipe arus baling-baling.
c. SNI No. 03-2820-1992 untuk pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan
pelampung permukaan.
d. SNI No. 03-3413-1994 untuk pengukuran debit puncak sungai dengan cara tidak langsung
(slope area method).
e. Metode pembuatan lengkung debit (rating curve) mengacu pada SNI 03-2822-1992.
Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui nilai parameter kualitas air untuk berbagai keperluan
(air minum, air irigasi, air industri) mengacu pada pedoman teknis dan petunjuk teknis Puslitbang
Sumber Daya Air No. Pd. T-07-2003 dan No. AB-K/OP/MU/002/98.
10
b. Uji Kesamaan Jenis (Homogeneity Test)
Analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi sumber data yang diukur dari kelompok data
yang sama.
11
4.10. Pengelolaan Basis Data (Data Base) dan Sistem Informasi
a. Publikasi data hujan dan klimatologi mengacu prosedur format publikasi yang dikeluarkan
oleh BMG.
b. Publikasi data muka air dan debit (debit harian dan banjir) mengacu prosedur format publikasi
yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
c. Publikasi peta rawan banjir (pada tahun 2015) mengacu pada format publikasi yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
d. Publikasi data duga muka air tanah mengacu prosedur format publikasi yang dikeluarkan
oleh Departemen Energi Sumber Daya Mineral.
e. Publikasi data kualitas air mengacu pada format publikasi yang dikeluarkan oleh Kementrian
Lingkungan Hidup.
Tujuannya adalah menjaga, melindungi dan mempertahankan fungsi bangunan dan peralatan
hidrologi.
a. Tata cara pemeliharaan bangunan dan peralatan pos hujan dan klimatologi mengacu pada
Kepmen. Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002.
b. Tata cara pemeliharaan bangunan dan peralatan pos duga muka air dan kualitas air
mengacu pada Kepmen. Kimpraswil No. 404/KPTS/M/2002.
c. Tata cara pemeliharaan bangunan dan peralatan pos duga muka air tanah mengacu pada
prosedur yang dikeluarkan oleh Departemen Energi Sumber Daya Mineral.
d. Tata cara pemeliharaan bangunan dan peralatan pos pemantauan kualitas air mengacu SNI
No. 03-7016-2004.
12
4.13. Pembinaan dan Pelatihan
Untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam pengelolaan hidrologi
maka perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan terhadap pengelola hidrologi di daerah secara
berkesinambungan dengan mengacu pada materi / modul yang telah disusun oleh masing-
masing instansi pengelola hidrologi.
a. Kewenangan pembinaan pengelola pos hujan dan klimatologi berada pada instansi yang
membidangi pengelolaan hidrologi air hujan (Badan Meteorologi dan Geofisika dan
Departemen Pekerjaan Umum).
b. Kewenangan pembinaan pengelola pos duga muka air berada pada instansi yang
membidangi pengelolaan hidrologi air permukaan (Departemen Pekerjaan Umum).
c. Kewenangan pembinaan pengelola pos duga muka air tanah berada pada instansi yang
membidangi pengelolaan hidrologi air tanah (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
dan Departemen Pekerjaan Umum).
d. Kewenangan pembinaan dan pelatihan untuk pengelola pos pemantauan kualitas air
dilaksanakan oleh instansi yang membidangi pengelolaan kualitas air (Kemeterian
Lingkungan Hidup dan Departemen Pekerjaan Umum).
Pelatihan khusus untuk penjaga pos dan penjaga pengganti dapat dilakukan dengan
mengikutkan alim ulama / rohaniwan / tokoh masyarakat untuk pendidikan moral serta
penyadaran terhadap arti penting keberadaan peralatan hidrologi dalam menunjang pengelolaan
sumber daya air.
a. Tanggung jawab kalibrasi dan sertifikasi peralatan pencatat hujan dan klimatologi
dilaksanakan oleh instansi yang membidangi pengelolaan hidrologi air hujan (Badan
Meteorologi dan Geofisika dan Departemen Pekerjaan Umum).
b. Tanggung jawab kalibrasi dan sertifikasi peralatan duga muka air permukaan dilaksanakan
oleh instansi yang membidangi pengelolaan hidrologi air permukaan (Departemen Pekerjaan
Umum).
c. Tanggung jawab kalibrasi dan sertifikasi peralatan duga muka air tanah dilaksanakan oleh
instansi yang membidangi pengelolaan hidrologi air tanah (Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral dan Departemen Pekerjaan Umum).
d. Tanggung jawab kalibrasi dan sertifikasi peralatan pemantauan kualitas air dilaksanakan oleh
instansi yang membidangi pengelolaan kualitas air (Departemen Pekerjaan Umum).
13
BAB V
PEMBIAYAAN
Masing-masing pengelola hidrologi diwajibkan mengalokasikan dana untuk kegiatan, sebagai berikut :
BAB VII
PENUTUP
14