Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna untuk memperkuat pola pencatatan


dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan tindakan
keperawatan. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan,
dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi
proses asuhan keperawatan diperlukan, dimana dokumentasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai barang bukti di pengadilan. (Berman Snyder, Kozier, B. Erb, 2008)

Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Zaidin, A 2010). Dengan demikian
dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang
mengimformasikan factor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan dilaksakan.

Sebagai suatu informasi yang tertulis, dokumentasi keperawatan merupakan media


komunikasi yang efektif antar profesi dalam suatu tim pelayanan kesehatan pasien.
Disamping itu dokumentasi keperawatan bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien
sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan, sumber data untuk penelitian bagi
pengembangan ilmu keperawatan, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan
pertanggunggugatan pelaksanaan asuhan keperawatan serta sebagai sarana pendidikan bagi
para mahasiswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan dokumentasi keperawatan?
2. Apa sajakah komponen model dari dokumentasi keperawatan?
3. Apakah yang dimaksud dengan dokumentasi efektif?
4. Apakah tujuan umum dari dokumentasi keperawatan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan dokumentasi keperawatan
2. Untuk mengetahui apa saja komponen model dari dokumentasi keperawatan
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan dokumentasi efektif
4. Untuk mengetahui tujuan umum dari dokumentasi keperawatan

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas maka, penulis dapat mengetahui manfaat penelitian dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta dapat
mengaktualisasikannya pada lingkungan sekitar, baik dalam lingkungan keluarga
maupun masyarakat.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai proses
dokumentasi keperawatan berdasarkan teori.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku atau kinerja


perawat pelaksanan dalam memberikan proses asuhan keperawatan kepada pasien selama
pasien dirawat di rumah sakit. Kualitas pendokumentasian keperawatan dapat dilihat dari
kelengkapan dan keakuratan menuliskan proses asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
evaluasi.Perawat memiliki tanggung jawab profesional terhadap segala tindakannya.
Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna untuk memperkuat pola pencatatan dan
sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan tindakan
keperawatan. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan,
dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi
proses asuhan keperawatan diperlukan, dimana dokumentasi tersebut dapat dipergunakan
sebagai barang bukti di pengadilan.Selain itu, dokumentasi keperawatan dapat meningkatkan
kualitas keperawatan serta membantu perawat dalam memberikan perawatan secara optimal
dan berkelanjutan dengan cara memandu perawat untuk dapat menulis dokumentasi dengan
benar. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap meliputi status kesehatan pasien,
kebutuhan pasien, kegiatan asuhan keperawatan serta respon pasien terhadap asuhan yang
diterimanyan (Dalami E, 2011).

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki


perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat
dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang
akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. (Hidayat, A, 2001).

Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Zaidin, A 2010). Dengan demikian
dokumentasi keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang
mengimformasikan factor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan dilaksakan.

2.1 Komponen model dokumentasi keperawatan

2.1.1 SOR (Source – Oriented Record)

Pada saat penerimaan klien,perawat mempunyai lembar sendiri untuk pendataan saat
kliaen datang.Biasanya lembaran ini disebut sebagai lembar isian penerimaan klien.Setelah
klien didokumentasikan dalam lembar penerimaan,perawat mempunyai catatan sendiri
tentang apa riwayat keluhan klien juga sedikit informasi umum tentang riwayat
penyakitnya.Tidak hanya perawat saja,dokter juga mempunyai catatan khusus tentang
klien.Lembaran ini digunakan olek dokter untuk mencatat instruksi, lembar riwayat penyakit
klien dan perkembangan penyakit klien.

Dalam model pendokumentasian ini terdapat 5 komponen diantaranya

adalah :

1. Lembar penerimaan berisi biodata pasien

2. Lembar order / instruksi dokter

3. Lembar riwayat medik / penyakit

4. Catatan perawat

5. Catatan dan laporan khusus

2.1.2 POR (Problem- Oriented Record)

Model Problem Oriented Record ini pendokumentasiannya terpusat pada data


tentang klien yang didokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Dokumentasi jenis
ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat
dan tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada klien.

 Model dokumentasi keperawatan ini terdiri dari empat yaitu:


a. Data Dasar
Data yang berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pertama kali masuk
rumah sakit. Data dasar mencakup pengkajian keperawatan, riwayat penyakit/kesehatan,
pemerikasaan fisik, pengkajian ahli gizi dan hasil laboratorium.Data dasar yang telah
terkumpul selanjutkannya digunakan sebagai sarana mengidentifikasi masalah klien.

b. Daftar Masalah

Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi dari data dasar. Selanjutnya
masalah disusun secara kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah .Daftar masalah
ditulis pertama kali oleh tenaga kesehatan yang pertama bertemu dengan klien atau orang
yang diberi tanggung jawab.Daftar masalah ini dapat mencakup masalah fisiologi,
psikologis, sosiokultural, spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan lingkungan.Daftar ini
berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah diberi tanggal, nomor, dirumuskan
dan dicantumkan nama orang yang menemukan masalah tersebut.

c. Daftar Awal Rencana Asuhan


Rencana asuhan ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar masalah. Dokter menulis
instruksinya, sedang perawat menulis instruksi keperawatan atau rencana asuhan
keperawatan

 Perencanaan awal terdiri dari 3 bagian,yaitu :


a. Diagnostik-dokter
Dalam diagnosis dokter,dokter mengidentifikasikan apa pengkajian diagnostik yang perlu
dilakukan terlebih dahulu. Juga menetapkan prioritas untuk mencegah duplikasi tindakan
dan memindah pemenuhan kebutuhan klien.Koordinasi pemeriksaan untuk menegakkan
diagnostik sangat penting.
b. Usulan terapi-dokter
Dalam usulan terapi dokter,dokter mengintruksikan terapi khusus berdasarkan
masalah.Termasuk pengobatan, kegiatan yang tidak boleh dilakukan, diit penanganan secara
khusus, observasi yang harus dilakukan. Jika masalah awal diagnosa keperawatan, perawat
dapat menyusun urutan usulan tindakan asuhan keperawatan.

c. Pendidikan klien-diidentifikasi
Kebutuhan pendidikan klien bertujuan jangka panjang. Team kesehatan mengidentifikasi
serius informasi atau ketrampilan yang diperlukan oleh klien untuk beradaptasi terhadap
masalah yang berkaitan dengan kesehatan
Keuntungan Kekurangan
1.Menyajikan data secara berurutan dan 1.Potensial terjadinya pengumpulan
mudah diidentifikasi. data yang terpisah karena tidak
berdasarkan urutan waktu
2.Memudahkan perawat untuk secara
bebas mencatat informasi. 2.Kadang-kadang mengalami kesulitan
untuk mencari data sebelumnya tanpa
3.Format dapat menyederhanakan
harus mengulang pada awal pencatatan
proses pencatatan masalah, kejadian,
perubahan, intervensi dan respon klien 3.Superficial pencatatan tanpa data yang
dan juga hasil. jelas

4.Memerlukan pengkajian data dari


beberapa sumber untuk menentukan
masalah dan tindakan kepada klien

5.Waktu pemberian asuhan


memerlukan waktu yang banyak

6.Data yang berurutan mungkin


menyulitkan dalam interpretasi / analisa

7.Perkembangan klien sulit di monitor

2.1.3 Progress Notes

Progress Notes berisikan perkembangan / kemajuan dari tiap-tiap masalah yang telah
dilakukan tindakan, dan disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan menambahkan
catatan perkembangan pada lembar yang sama.
 Acuan progress note dapat digunakan antara lain :

a. SOAP (Subyektif data, Obyektif data, Analisis / assesment dan Plan)

1. Evaluasi respon klien terhadap intervensi dicatat untuk mendukung data.


2. Pergunakan A ( assessment) tidak hanya untuk mencatat analisa dan pengkajian,
tetapi juga evaluasi respon klien terhadap intervensi

b. SOAPIER (SOAP ditambah Intervensi, Evaluasi, Revisi )

Pedoman penulisan :

1. Rujuk pada daftar masalah sebelum menuliskan data SOAP


2. Beri tanda setiap catatan SOAP dengan nomor seara berurutan
3. Pemisahan catatan SOAP harus ditulis untuk setiap masalah
4. Masukan data yang relevan saja terhadap masalah yang spesifik
5. Masalah yang belum pasti harus didaftar dicatatan sementara
6. Tuliskan data subyektif apa adanya.
7. Jika terjadi kebimbangan dalam pengkajian keperawatan, pergunakan diagnosa
keperawatan atau parafrese sebagai kesimpulan keadaan klien
8. Catatan SOAP menyediakan informasi tentang keadaan fisik, status pendidikan klien
dan status penyakit klien
9. Jika tidak ada masalah yang luar biasa, tetapi peraturan mengharuskan memasukan
dalam pencatatan, tuliskan catatan perkembangan tentang masalah klien waktu masuk
10. Istilah ”P” dapat dinyatakan sebagai standar tindakan keperawatan.

c. PIE ( Problem – Intervensi – Evaluasi )

2.1.4 CBE (Charting By Exception)

Charting by exception adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif
dari hasil atau penemuan yang menyimpan dari keadaan normal atau standar.Keuntungan
CBE yaitu mengurangi penggunaan waktu untuk mencatat sehingga banyak waktu yang
digunakan untuk asuhan langsung pada klien.

2.4.1 Pedoman penulisan CBE

a. Data dasar dicatat untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan yang permanen
b. Daftar diagnosa keperawatan disusun dan ditulis pada waktu masuk rumah sakit dan
menyediakan daftar isi untuk semua diagnosa keperawatan
c. Ringkasan pulang ditulis untuk setiap diagnosa keperawatan pada sat klien pulang.
d. SOAPIER digunakan sebagai catatan respon klien tehadap intervensi
e. Data diagnosa keperawatan dan perencanaan dapat dikembangkan

 CBE mengintegrasikan dua komponen kunci yaitu:


a. Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan
indikator pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter/perawat, grafik catatan
pendidikan dan pencatatan pemulangan klien.
b. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik keperawatan, sehingga
mengurangi pencatatan tentang hal rutin secara berulang kali. Oleh karena itu standar
harus cukup spesifik dan menguraikan praktik keperawatan yang sebenarnya serta
harus dilakukan oleh perawat dibangsal, walaupun ada juga standar khusus yang
disusun sesuai unit masing-masing.

2.1.5 PIE (Problems Intervention and Evaluation)

Suatu pendekatan orientasi-proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses


keperawatan dan diagnosa keperawatan.

 Penggunaan PIE :
a. Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan Primer.
b. Pada keadaan klien yang akut, perawat primer dapat melaksanakan dan mencatat
pengkajian waktu klien masuk dan pengkajian sistem tubuh dan diberi tanda PIE
setiap hari.
c. Setelah itu perawat Associate (PA) akan melaksanakan tindakan sesuai yang telah
direncanakan.
d. Karena PIE didasarkan pada proses keperawatan akan membantu menfasilitasi
perbedaan antar pembelajaran dikelas dan keadaan nyata pada tatanan praktik
pendokumentasian yang sesungguhnya.

 .Karakteristik PIE
a. Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diikuti pelaksanaan
pengkajian sistem tubuh setiap pergantian jaga (8 jam)
b. Data masalah hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatan klien jangka waktu
yang lama dengan masalah yang kronis
c. Intervensi yang dilaksanakan dan rutin dicatat dalam “ Flowsheet “
d. Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi keperawatan
yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik.

Keuntungan Kekurangan
1.Memungkinkan penggunaan proses 1.Tidak dapat dipergunakan untuk
keperawatan pencatatan untuk semua disiplin ilmu

2.Rencana tindakan dan catatan 2.Pembatasan rencana tindakan yang tidak


perkembangan dapat dihubungkan aplikatif untuk beberapa situasi
keperawatan
3.Memungkinkan pemberian ashuan
keperawatan yang kontinue karena secara
jelas mengidentifikasi masalah klien dan
intervensi keperawatan
4.Perkembangan klien mulai dari klien
masuk sampai pulang dapat dengan
mudah digambarkan

2.1.6 FOCUS (Process Oriented System )

Pencatatan FOCUS adalah suatu proses orientasi dan klien fokus. Hal ini digunakan
proses keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan. Jika menuliskan catatan
perkembangan.

 Format DAR (Data – Action – Response )


a. Data : Berisi tentang data subyektif dan obyektif yang mendukung dokumentasi
fokus.
b. Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan
berdasarkan pengkajian / evaluasi keadaan klien
c. Response : Menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau
keperawatan

3.1 Dokumentasi Efektif

3.1.1 Kosep Dasar Pendokumentasian


Sebagai suatu informasi yang tertulis, dokumentasi keperawatan merupakan media
komunikasi yang efektif antar profesi dalam suatu tim pelayanan kesehatan pasien.
Disamping itu dokumentasi keperawatan bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien
sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan, sumber data untuk penelitian bagi
pengembangan ilmu keperawatan, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan
pertanggunggugatan pelaksanaan asuhan keperawatan serta sebagai sarana pendidikan bagi
para mahasiswa.
Dokumentasi dan pelaporan merupakan suatu metode untuk mengkomunikasikan
suatu informasi yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan kesehatan. Dalam
beberapa hal kesuksesan dari pelaksanaan proses keperawatan tergantung dari keakuratan
dan komplitnya pelaporan dan ketepatan dalam penulisan pendokumentasian. Beberapa jenis
catatan digunakan sebagai alat komunikasi untuk menginformasikan keadaan klien.
Meskipun setiap perusahaan menggunakan format yang berbeda, seluruh catatan
mengandung informasi yang mendasar, yaitu :
1. Identifikasi klien dan data demografis
2. Informed Consent untuk tindakan
3. Riwayat keperawatan
4. Diagnosa atau masalah keperawatan
5. Rencana keperawatan (Nursing Care Plan)
6. Catatan tindakan keperawatan dan evaluasi
7. Riwayat medis
8. Diagnosa medis
9. Pesanan terapi
10. Catatan perkembangan medis dan kesehatan
11. Laporan pengkajian fisik
12. Laporan diagnostik studi
13. Rangkuman prosedur operasi
14. Rencana pulang dan rangkuman

 Dalam penulisan dokumentasi keperawatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Isi
Informasi yang ditulis harus lengkap , akurat, jelas, mengandung fakta (obyektif) dan
tidak menggunakan istilah atau singkatan yang tidak umum. Benar, dimana informasi
mengenai klien dan tindakan yang diberikan haruslah faktual. Catatan harus berisi
deskripsi, informasi yang objektif dari apa-apa yang perawat lihat, dengar, rasa dan cium
(Begerson, 1988)
2. Waktu
Dokumentasikan waktu setiap melakukan intervensi keperawatan. Up to Date, laporan
yang terlambat merupakan suatu kelalaian yang serius dan menyebab kelambatan untuk
memberikan suatu tindakan. Misalnya kesalahan dalam melaporkan penurunan tekanan
darah dapat memperlambat pemberian obat yang diperlukan. Secara legal, kelambatan
dari pelaporan dapat diinterpretasikan sebagai kelalaian.kegiatan untuk
mengkomunikasikan hal ini mencakup :
a. vital sign
b. penatalaksanaan medis
c. persiapan dilakukan diagnostic test dan pembedahan
d. perubahan status
e. waktu masuk, pindah, pulang atau kematian klien
f. penatalaksanaan untuk perubahan status yang tiba-tiba.
3. Format
Gunakan format yang telah adasesuai dengan kebijaksanaan institusi pelayanan
kesehatan
4. Kerahasiaan
Komunikasi yang rahasia adalah informasi yang diberikan oleh seseorang kepada orang
lain yang dipercaya dan merahasiakan bahwa beberapa informasi itu tidak akan
diungkapkan. Pasien mempunyai hak moral dan legal untuk memastikan bahwa
informasi yang ada dalam catatan kesehatannya terjaga kerahasiaannya.
5. Akontabilitas
Berikan nama dan tanda tangan setiap melakukan intervensi keperawatan. jangan
menggunakan penghapus atau tip-ex bila melakukan kesalahan dalam penulisan.Catatan
adalah sumber data yang bernilai dan digunakan oleh seluruh anggota tim kesehatan.
Maksud dari catatan ini termasuk komunikasi, kemampuan finansial, pendidikan,
pengkajian, riset, auditing dan aspek legal dokumentasi.

4.1 Tujuan Utama Dokumentasi

Menurut Setiadi (2012), tujuan dari dokumentasi keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Sebagai sarana komunikasi : dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat dan
lengkapdapat berguna untuk membantu koordinasi asuhan keperawatan yang
diberikan oleh tim kesehatan, mencegah informasi yang berulang terhadap pasien
atau anggota tim kesehatan atau mencegah tumpang tindih, bahkan sama sekali tidak
dilakukan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan ketelitian dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien, membantu tim perawat dalam
menggunakan waktu sebaik-baiknya.
b. Sebagai Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat : sebagai upaya untuk melindungi
klien terhadap kuallitas pelayanan keperawatan yang diterima dan perlindungan
terhadap keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya maka perawat diharuskan
mencatat segala tindakan yang dilakukan terhadap klien.
c. Sebagai Informasi Statistik : data statistik dari dokumentasi keperawatan dapat
membantu merencanakan kebutuhan di masa mendatang, baik SDM, sarana,
prasarana dan teknis.
d. Sebagai Sarana Pendidikan : dokumentasi asuhan keperawatan yang dilaksanakan
secara baik dan benar akan membantu para siswa keperawatan maupun siswa
kesehatan lainnya dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan
dan membandingkannya, baik teori maupun praktik lapangan.
e. Sebagai Sumber Data Penelitian : informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat
digunakan sebagai sumber data penelitian. Hal ini sarat kaitannya dengan yang
dilakukan terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga melalui penelitian
dapat diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan yang aman, efektif dan etis.
f. Sebagai Jaminan Kualitas Pelayanan Kesehatan : melalui dokumentasi yang
dilakukan dengan baik dan benar, diharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas
dapat dicapai, karena jaminan kualitas merupakan bagian dari program
pengembangan pelayanan kesehatan. Suatu perbaikan tidak dapat diwujudkan tanpa
dokumentasi yang kontinu, akurat, dan rutin baik yang dilakukan oleh perawat
maupun tenaga kesehatan lainnya.
Sebagai Sumber Data Perencanaan Asuhan Keperawatan Berkelanjutan : dengan
dokumentasi akan didapatkan data yang aktual dan konsisten mencakup seluruh
kegiatan keperawatan yang dilakukan melalui tahapan kegiatan proses keperawatan
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang
dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan
keperawatan dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum. Dengan demikian dokumentasi
keperawatan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasien yang mengimformasikan
factor tertentu atau situasi yang terjadi selama asuhan dilaksakan.

Tujuan dari pendokumentasian yaitu Sebagai sarana komunikasi, sebagai tanggung


jawab dan tanggunggugat, sebagai informasi statistic, sebagai sarana pendidikan, sebagai
sumber data penelitian, sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan.

B. Saran

Berdasarkan paper ini, penulis dapat menyampaikan saran sebagai berikut:


Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian keperawatan sehingga dapat dikembangkan dalam layanan keperawatan.
Diharapkan agar perawat bisa menindak lanjuti pendokumentasian tersebut melalui kegiatan
asuhan keperawatan sebagai dasar untuk pengembangan kedisiplinan di Lingkungan Rumah
Sakit dalam ruang lingkup keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Diana,2017. Available (online)


https://firdaindiana.files.wordpress.com/2017/03/konsep-dokumentasi-keperawatan.pdf
(diakses pada tanggal 31 Agustus 2018)
Diah, 2016. Available (online)
https://www.scribd.com/document/327856602/Teknik-Dokumentasi-dan-Pelaporan
(diakses pada tanggal 31 Agustus 2018)
Syaltut. 2012. Available (online)
https://ninersteen.wordpress.com/2012/12/09/dokumentasi-dan-pelaporan-proses-
keperawatan/ (diakses pada tanggal 31 Agustus 2018)
Fatimah.2017. Penerapan Model Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Pada Ruang
Rinra Sayang II Di RSUD Haji Makassar. Skripsi: Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Anda mungkin juga menyukai