Anda di halaman 1dari 35

Bilangan Kompleks

Zulkifli – JTE 2017


Tentukan akar – akar dari persamaan kuadrat berikut :

x2  2x  5  0
3x  2 x  1  0
2

x2  4x  8  0
x2  x  7  0
x2  2x  3  0
Definisi

Mengapa perlu bilangan kompleks ?

Dengan memiliki sistem bilangan real ℝ saja kita tidak dapat


menyelesaikan persamaan x2 +1=0. Jadi disamping bilangan real kita
perlu bilangan jenis baru. Bilangan jenis baru ini dinamakan bilangan
imajiner atau bilangan kompleks.
Definisi

Apakah Bilangan Kompleks itu ?


 Bilangan Kompleks adalah gabungan dari bilangan
nyata (Riil) dengan bilangan imajiner
Definisi

Apakah Bilangan Imajiner itu ?


 Bilangan yang merupakan akar kuadrat dari suatu
bilangan negatif
 Contoh :
 5,  7, 13
 Definisi 1 : i   1 dan i 2  1

 Jadi  5 dapat ditulis 1 * 5  i 5


Definisi

Dalam buku Erwin Kreyszig kita baca definisi bilangan bilangan kompleks sebagai
berikut

Bilangan kompleks z ialah suatu pasangan terurut (x,y) dari


bilangan nyata x, y, yang kita tuliskan

z  ( x, y)
bagian nyata (real part) bagian khayal (imaginary part) dari
dari z z

kita tuliskan Re z  x Im z  y
Kita akan mencoba memahami definisi ini secara grafis, mulai
dari pengertian tentang bilangan nyata.
Bilangan Nyata

Kita mengenal bilangan nyata bulat seperti 1, 2, 3 dan seterusnya; bilangan


nyata pecahan ¼, ½, ¾ dan seterusnya, serta bilangan nyata yang hanya dapat
di angankan seperti . Walaupun hanya dapat diangankan, bilangan ini tetap
nyata, nilainya adalah 3,14……., dengan angka desimal yang tak diketahui
ujungnya.

Secara grafis, bilangan nyata dapat digambarkan posisinya di suatu sumbu yang
disebut sumbu nyata,

| | | | | | | | m
-2 -1 0 1 2 3 4 5
Tinjaulahsuatu fungsi y x

3.5
y 3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
x
tidak ada nilai y yang nyata untuk x negatif
namun untuk x yang negatif dapat didefinisikan suatu bilangan
imajiner (khayal)
 4   1 4   1  4  j 2
1  j
 9   1 9  j 3
 81  j 9
 100  j10 dst.
Kita dapat memandang j sebagai sebuah operator; artinya jika j beroperasi
pada bilangan nyata 5 misalnya, kita mendapatkan bilangan imajiner j5 dan jika
beroperasi pada bilangan nyata b kita mendapatkan bilangan imajiner jb

Sumbu tegak tegak lurus pada sumbu-nyata untuk memosisikan bilangan


imajiner; sumbu ini disebut sumbu imajiner

bidang sekarang dibatasi oleh sumbu nyata (diberi tanda Re) dan sumbu
imajiner (diberi tanda Im); dan disebut bidang kompleks

setiap titik di bidang kompleks menunjukkan posisi bilangan-kompleks (x,,y)


dengan x adalah komponen nyata dan y adalah komponen imajiner-nya
Pernyataan Bilangan Kompleks
satu bilangan kompleks z merupakan jumlah dari komponen nyata dan
komponen imajiner dan dituliskan
z  a  jb
bilangan kompleks bagian imajiner
bagian nyata

Im
z  a  jb z  (cos   j sin )
disebut modulus jb 
modulus z    a 2  b 2 
b   sin 
 z  a 2  b 2 (cos   j sin )
a Re
disebut argumen
b a   cos 
arg z    tan 1  
a
CONTOH
Suatu bilangan kompleks dinyatakan sebagai
z1  3  j 4

Sudut dengan sumbu nyata adalah

1  tan 1 (4 / 3)  53,1o

Pernyataan z1 dapat kita tuliskan


z1  3 2  4 2 cos 53,1o  j sin 53,1o 

 5 cos 53,1o  j sin 53,1o 
CONTOH
Suatu bilangan kompleks dinyatakan sebagai


z 2  10 cos 20 o  j sin 20 o 
Pernyataan ini dapat kita tuliskan


z 2  10 cos 20 o  j sin 20 o 
 10(0,94  j 0,34)  9,4  j3,4)
Kesamaan Bilangan Kompleks

Modulus   a 2  b 2 merupakan nilai mutlak

Dua atau lebih bilangan kompleks bisa saja memiliki nilai  yang sama
akan tetapi dengan sudut  yang berbeda; atau sebaliknya mempunyai
nilai  sama akan tetapi memiliki  yang berbeda.

Dua bilangan kompleks dikatakan sama besar jika mereka mempunyai


baik  maupun  yang sama besar.

Dengan kata lain, mereka memiliki bagian nyata dan bagian imajiner
yang sama besar..
Negatif dari Bilangan Kompleks

Nilai negatif dari suatu bilangan kompleks adalah nilai


negative dari kedua komponennya

Jika z  a  jb maka  z  a  jb

Im

jb  z  a  jb

  180o 
a Re

 z  a  jb
CONTOH

Jika z1  4  j 6 maka z 2   z1  4  j 6

Sudut dengan sumbu nyata

1  tan 1 (6 / 4)  56,3o

 2  56,3o  180 o  236,3o

z1 dapat dinyatakan sebagai


z1  4 2  6 2 cos 56,3 o  j sin 56,3 o 

 7,2 cos 56,3 o  j sin 56,3 o 
 z1  7,2cos(56,3 o
 180 o )  j sin(56,3 o  180 o ) 
 7,2 0,55  j 0,83  3,96  j 6
Konjugat Bilangan Kompleks

Konjugat dari suatu bilangan kompleks z adalah bilangan kompleks z* yang


memiliki komponen nyata sama dengan z tetapi komponen imajinernya adalah
negatif dari komponen imajiner z.

Jika z  a  jb maka z   a  jb

Im
jb  z  a  jb


Re
 a

 jb  z   a  jb
CONTOH:
Jika z  5  j 6 maka z   5  j 6
Im
Sudut dengan sumbu nyata  z  5  j6

  tan 1 (6 / 5)  50,2 o
 Re
  50,2 o

z dapat dinyatakan sebagai  z*  5  j 6


z  52  6 2 cos 50,2o  j sin 50,2o 

 7,8 cos 50,2o  j sin 50,2o 

z   7,8 cos 50,2 o  j sin 50,2 o 
CONTOH:
Im
z   5  j 6 

Jika z  5  j 6 maka z   5  j 6 Re

z  5  j 6 

Im
 z   5  j6

Jika z  5  j 6 maka z  5  j6
Re

 z  5  j6
Operasi-Operasi Aljabar
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Kompleks

Hasil penjumlahan dua bilangan kompleks merupakan bilangan kompleks yang


komponen nyatanya merupakan jumlah komponen nyata dan komponen
imajinernya juga merupakan jumlah komponen imajiner.

z1  z2  (a1  jb1 )  (a2  jb2 )


 (a1  a2 )  j (b1  b2 )

Hasil selisih dua bilangan kompleks adalah bilangan kompleks yang


komponen nyatanya merupakan selisih komponen nyata dan komponen
imajinernya juga merupakan selisih komponen imajiner.

z1  z2  (a1  jb1 )  (a2  jb2 )


 (a1  a2 )  j (b1  b2 )
CONTOH:
Diketahui s1  2  j3 dan s2  3  j 4

s1  s2  (2  j 3)  (3  j 4)
 5  j7

s1  s2  (2  j 3)  (3  j 4)
 1  j1
Perkalian Bilangan Kompleks

Perkalian dua bilangan kompleks dilaksanakan seperti halnya kita melakukan


perkalian jumlah dua bilangan, yaitu dengan malakukan perkalian komponen
per komponen

( z1 )( z 2 )  (a1  jb1 )( a 2  jb2 )


 a1a 2  jb1 a 2  jb1a 2  b1b2
 a1a 2  2 jb1a 2  b1b2

Jika z 2  z1
z1  z1  (a  jb)( a  jb)
 a 2  jba  jba  b 2
 a2  b2

z1  z1  z1  a  jb
2 2
Perhatikan:

 a 2
b 2
 a
2
2
 b2
CONTOH: z1  2  j3 dan z2  3  j4
( z1 )( z 2 )  (2  j 3)(3  j 4)
 6  j8  j 9  12
 6  j17

CONTOH: z1  2  j3 dan z 2  z1  2  j3

( z1 )( z1 )  (2  j 3)(2  j 3)
 4  j6  j6  9
 4  9  13

z1 z1
2
 z1   2  3   4  9  13
2 2
2
Pembagian Bilangan Kompleks
Hasil bagi suatu pembagian tidak akan berubah jika
pembagian itu dikalikan dengan 1

z1 a  jb1 a2  jb2
 1 
z2 a2  jb2 a2  jb2 a2  jb2
1
(a1a2  b1b2 )  j (b1a2  b2a1) a2  jb2

a22  b22

CONTOH: z1  2  j3 dan z2  3  j4

z1 2  j3 3  j 4 (6  12)  j (8  9) 18 1
    j
z 2 3  j4 3  j4 32  4 2 25 25
Pernyataan Bilangan Kompleks Bentuk Polar
Fungsi Eksponensial Kompleks

Jika x adalah bilangan nyata maka fungsi ekponensial

y  ex
merupakan fungsi ekponensial nyata;
y memiliki nilai nyata

Jika z adalah bilangan kompleks z    j


fungsi eksponensial kompleks didefinisikan

e z  e ( j)  e  (cos   j sin ) ;


dengan e  adalah fungsi eksponensi al riil`

Melalui identitas Euler e j  cos   j sin 


fungsi exponensial kompleks dapat kita tuliskan
e z  e  e j
Bentuk Polar
Representasi bilangan kompleks dalam bentuk polar adalah
z  e j
Im
 z  e j arg z  z  


Re

CONTOH: Misalkan suatu bilangan kompleks z = 10 e j0,5


Modulus bilangan kompleks ini adalah |z| = 10 dan
argumennya z = 0,5 rad
Im
Bentuk sudut sikunya adalah:
z  10 (cos 0,5  j sin 0,5)  z  5e j 0,5
10
 10 (0,88  j 0,48)  8,8  j 4,8 0,5 rad
Re
CONTOH:
Misalkan suatu bilangan kompleks z = 3+ j4

Modulus | z |    32  4 2  5

4
Argumen z    tan 1  0,93 rad
3

Representasi polar z = 5e j0,93

Im

 z  5e j 0,93
5
0,93 rad
Re
CONTOH:
Misalkan z  2  j 0

Modulus | z |   40  2

Argumen   tan 1 0 /  2   tidak bernilai tunggal


Di sini kita harus memilih  =  rad
karena komponen imajiner 0 sedangkan
komponen nyata 2

Im

z  2e j
 Re
2
.
CONTOH:
Misalkan z  0  j2

Modulus | z |    0  4  2

Argumen   tan 1  2 / 0   / 2

komponen imajiner 0
komponen nyata 2

Representasi polar adalah Im


z  2e  j / 2
Re

 j / 2
 j 2  z  2e
Manfaat Bentuk Polar
Perkalian dan Pembagian Bilangan Kompleks

Representasi polar dari bilangan kompleks mempermudah operasi


perkalian dan pembagian.

( z1 )( z2 )  1e j1  2 e j2 z1 1e j1 1 j ( 1 2 )


 j 2
 e
 1 2 e j ( 1 2 ) z2 2e 2

CONTOH:
Misalkan z1 = 10 e j0,5 dan z2 = 5 e j0,4

z1 z 2  10e j 0,5  5e j 0,4  50e j 0,9

z1 10e j 0,5
  2e j 0,1
z2 5e j 0,4
Konjugat Kompleks
argumen konjugat berlawanan dengan argumen
bilangan kompleks asalnya

Im
 z  e j

Re

 z   e  j

Relasi-relasi antara suatu bilangan kompleks dengan konjugat


bilangan kompleks lainnya adalah sebagai berikut

( z )( z*) | z |2 atau |z|  s s *


z1 z 2 *  z1* z *2 
*
 z1  z1*
   *
 z2  z2
CONTOH:
Misalkan z1  10e j 0,5 dan z 2  5e j 0,4

z1 z1  10e j 0,5  10e  j 0,5  100


z 2 z 2  25

z1z2   10e j 0,5  5e j 0,4     50e


   j 0,9
 50e j 0,9
 10e  j 0,5  5e  j 0,4  50e  j 0,9

 
 z1  10e j 0,5
    j 0, 4
 5e

  2e

j 0,1 

 50e  j 0,1
 z2 
10e  j 0,5
  2e  j 0,1
5e  j 0,4
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai