Anda di halaman 1dari 4

TENTANG BPJS KESEHATAN

1. Peraturan Pemerintah tentang BPJS Kesehatan


UU RI No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS Pasal 14
“Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia,
wajib menjadi peserta program Jaminan Sosial.”

BPJS Kesehatan bersifat wajib untuk semua penduduk Indonesia, meskipun yang bersangkutan
telah menjadi pengguna asuransi kesehatan lain.

Lebih lanjut, jaminan kesehatan untuk karyawan dijelaskan dalam


Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (JAMKES).
Pasal 4 disebutkan bahwa “Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya ditanggung oleh
perusahaan untuk membayar iuran BPJS Kesehatan.”
Pasal 5 menyatakan bahwa :
(1) anggota keluarga yang tertanggung dalam pembayaran BPJS Pekerja Penerima Upah yaitu,
sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang yang meliputi: istri/suami yang sah, anak kandung, anak
tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah.
(2) Anak kandung atau anak tiri yang dimaksud yaitu yang belum menikah atau belum
bekerja/belum 21 tahun atau belum 25 tahun dan masih melanjutkan pendidikan formal.
(3) Anggota keluarga tambahan yang dapat diikutsertakan pada JKN adalah anak ke-4 dan
seterusnya, orang tua, dan mertua.

2. Cara Menghitung BPJS Kesehatan Karyawan


Dalam Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Pasal 16C telah diatur bahwa “tarif iuran bagi PPU Badan Usaha Swasta adalah sebesar 5% (lima
persen) dari gaji/upah dan tunjangan tetap per bulan”. Ketentuannya dijabarkan sebagai berikut:

– 4% dibayar oleh Pemberi Kerja


– 1% dibayar oleh Peserta

Pasal 16H “Iuran bagi anggota keluarga tambahan (anak ke 4, ibu, ayah, dan mertua) per orang
sebesar 1% dari gaji/upah”
Karyawan diperbolehkan memberikan kuasa kepada perusahaan tempat ia bekerja, untuk
menambahkan iuran anggota keluarga tersebut pada pemotongan gajinya.

Dasar perhitungan yang digunakan untuk menentukan iuran BPJS Kesehatan adalah:

Gaji/Upah Pokok + Tunjangan Tetap ( 2 x Nilai PTKP/K1)

Pasal 16D “Batasan paling tinggi gaji atau upah per bulan yang digunakan maksimal Rp.
8.000.000,-(delapan juta rupiah).”
Jika ada pekerja yang menerima gaji/upah dan tunjangan tetap lebih besar daripada nilai ini, maka
dasar perhitungannya tetap menggunakan standar tersebut sebagai batas atas potongan iuran.
Sebaliknya, batas bawah iuran BPJS Kesehatan adalah UMK, terutama jika ada pekerja yang
menerima gaji/upah dan tunjangan tetap lebih kecil dari UMK/UMR/UMP.

3. Hak Keanggotaan BPJS Kesehatan untuk Karyawan


Perusahaan memiliki ketentuan kelas perawatan sesuai dengan PTKP, yaitu:

a. Perawatan kelas I untuk pekerja dengan gaji/upah+ tunjangan tetap dan status kawin dengan 1
(satu) anak
( gaji > (1,5 s/d 2 x Nilai PTKP K/1)),
kira-kira sebesar Rp 4.000.000,- sampai dengan Rp 8.000.000,-
b. Perawatan kelas II untuk pekerja dengan gaji/upah+tunjangan tetap dan status kawin dengan
1 (satu) anak
( gaji <= (1,5 x nilai PTKP K/1))
kira-kira sebesar Rp 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah).
Minimal gaji/upah dan tunjangan tetap adalah UMK.

Dengan aturan ini, maka menjadi jelas bahwa peserta BPJS Kesehatan Karyawan tidak dapat
memilih kelas perawatannya saat menggunakan fasilitas kesehatan. Bahkan tidak ada perawatan
kelas III sebagaimana peserta BPJS Kesehatan yang mendaftar secara mandiri. Akan tetapi, saat
ini kerjasama antara instansi BPJS dengan rumah sakit sudah semakin luas. Karyawan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan akan tetap mendapatkan penanganan terbaik, sesuai rujukan
yang telah ditetapkan oleh dokter pada faskes pertama.

4. Cara Mendaftarkan Karyawan pada BPJS Kesehatan


Agar karyawan dapat menerima manfaat BPJS Kesehatan, perwakilan perusahaan dapat
mengunjungi kantor BPJS terdekat untuk mendaftarkan para karyawan. P
erusahaan cukup melampirkan :
a. Formulir registrasi badan usaha/badan hukum lainnya;
b. Data migrasi karyawan dan anggota keluarganya sesuai format yang telah ditentukan oleh BPJS
Kesehatan. (Fotocopy KTP, Fotocopy KK / Fotocopy buku nikah/akte kelahiran anak)
Setelah itu, perusahaan akan menerima nomor Virtual Account (VA) yang digunakan untuk
pembayaran premi. Kantor BPJS akan memberikan kartu JKN, atau perusahaan bisa mencetak e-
ID secara mandiri, untuk kemudian digunakan oleh para karyawan
5. Dampak Pemutusan Hubungan Kerja terhadap BPJS Kesehatan Karyawan
BPJS Kesehatan ini tetap akan berjalan jika pekerja di PHK oleh perusahaan, yaitu selama 6 (enam)
bulan kedepan, dan pekerja tidak perlu membayar premi bagiannya. Setelahnya, keanggotaan
tersebut akan dinonaktifkan, dan tidak ada hutang-piutang yang harus dibayarkan oleh BPJS
Kesehatan kepada mantan pekerja.
#CONTOH KASUS

Perusahaan X yang berlokasi di Jakarta memiliki 3 orang karyawan dengan data sebagai berikut:

Berapakah iuran BPJS Perusahaan Swasta PT. Angin ribut berlokasi di Jakarta dengan UMP: Rp.
2.441.400, dengan data karyawan sebagai berikut:

a. Badru sebagai manager Gaji Rp. 10.000.000, tanggungan (istri dan 3 orang anak)
b. Iwan sebagai staff gaji Rp. 2.500.000, tanggungan (istri dan 5 orang anak)
c. Budi sebagai Satpam dengan gaji Rp. 1.900.000, Tanggungan (istri dan 1 orang anak)

#Jawab:
Untuk Komponen perhitungan:
Data Nilai PTKP/K1 diketahui Rp. 2.362.500

Maka:
1,5 x PTKP/ K1 adalah sebesar (1,5 x 2.362.500) = Rp 3.543.750,-
2 x PTKP/K1 adalah sebesar (2 x 2.362.500) = Rp 4.725.000,-
dan
Besarnya UMP Jakarta diketahui RP 2.441.400

a. Badru (gaji Rp. 10.000.000)


Karena Badru adalah karyawan Swasta, maka kelas perawatan untuk badru dan Perhitungan Iuran
BPJS yang harus dibayar perusahaan sesuai dengan peraturan di atas adalah sebagai berikut:

Kelas Perawatan yang diperoleh badru adalah kelas I,


karena gaji Badru lebih besar dari 2 x PTKP/K1 (4.725.000)

Jumlah Iuran BPJS: Berdasarkan peraturan pemerintah sesuai dasar perhitungan di atas untuk
pegawai swasta, Karena gaji badru di atas 2 x PTKP/K1 maka yang jadi faktor pengali adalah (2 x
PTKP/K1) = Rp. 4.725.000
Berdasarkan aturan baru yang harus dibayarkan adalah 5% dari gaji pokok, (4% dari perusahaan
dan 1% dari gaji badru), dengan rincian sebagai berikut:

Yang dibayarkan perusahaan untuk badru adalah 4% x 4.725.000 = 189.000


Yang dipotong dari gaji badru sendiri adalah 1% x 4.725.000 = 47.250

Total Iuran BPJS untuk Badru Adalah (189.000 + 47.250) = 236.250.


Badru memiliki 4 tanggungan (1 istri + 3 anak) total 5 dengan bardu, untuk 5 orang, perusahaan
hanya membayar iuran BPJS untuk badru sebesar 236.250 saja...

b. Iwan (Gaji Rp.2.500.000)


Kelas Perawatan dan Perhitungan Iuran BPJS untuk Iwan adalah sebagai berikut:

Kelas Perawatan untuk Iwan adalah kelas II, karena gaji iwan lebih kecil dari 3.543.750 (1,5 x
PTKP/K1)
Jumlah Iuran BPJS: Karena Gaji Iwan Diatas UMP, maka faktor pengali adalah Gaji Iwan (Rp
2.500.000).

Berdasarkan aturan baru yang harus dibayarkan adalah 5% dari gaji pokok, (4% dari perusahaan
dan 1% dari gaji badru), dengan rincian sebagai berikut:

Yang dibayarkan perusahaan untuk Iwan adalah 4% x 2.500.000 = 100.000


Yang dipotong dari gaji Iwan sendiri adalah 1% x 2.500.000 = 25.000

Total Iuran BPJS untuk Iwan Adalah (100.000 + 25.000) = 125.000. (untuk 5 anggota keluarga)

Karena anggota keluarga Iwan yang ditanggung perusahaan total 7 orang dengan Iwan, maka ada
lebih 2 orang yang harus bayar masing-masing sebesar 1% x 2500.000 = 25.000. Maka tambahan
yang harus di bayar dari gaji iwan untuk 2 orang itu adalah (2 x 25.000)= 50.000

Total Iuran BPJS perusahaan untuk iwan adalah (125.000 + 50.000) = 175.000

Untuk beberapa perusahaan hanya mengizinkan sampai 5 anggota keluarga saja yang ditanggung
perusahaan, jika peraturan seperti itu maka keluarga lainnya tetap harus mendaftar dan membayar
sendiri sebagai peserta BPJS mandiri.

c. Budi (Gaji Rp, 1.900.000)


Kelas BPJS Untuk budi adalah Kelas II, karena Gaji budi lebih kecil dari lebih kecil dari 3.543.750
(1,5 x PTKP/K1)

Jumlah Iuran BPJS Budi : Karena Gaji Budi Dibawah UMP, maka faktor pengali Tetap adalah nilai
UMP (Rp 2.441.400).

Berdasarkan aturan baru yang harus dibayarkan adalah 5% dari gaji pokok, (4% dari perusahaan
dan 1% dari gaji Budi), dengan rincian sebagai berikut:

Yang dibayarkan perusahaan untuk Budi adalah 4% x 2.441.400 = 97.656


Yang dipotong dari gaji Iwan sendiri adalah 1% x 2.441.400 = 24.414

Total Iuran BPJS untuk Budi Adalah (97.656 + 24.414) = 122.070. (untuk 5 anggota keluarga) nilai
tetap karena budi hanya ada 3 anggota keluarga istri +1 anak dan budi sendiri.

Jadi Total Iuran BPJS yang harus dibayarkan oleh perusahaan tersebut adalah:

Badru Rp. 236.250


Iwan Rp. 175.000
Budi Rp. 122.070 +
Total Rp. 533.320

Total yang harus dibayarkan setiap bulan oleh perusahaan tersebut untuk iuran bpjs yang
ditanggung perusahaan adalah 533.320.

Anda mungkin juga menyukai